Disusun Oleh :
KELOMPOK I
FAKULTAS KEPERAWATAN
PROGRAM STUDI PENDIIKAN PROFESI NERS
INSTITUT KESEHATAN RAJAWALI
BANDUNG
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nyalah sehingga kami dapat
menjalankan kegiatan pembelajaran di stase manajemen serta penulis dapat
menyelesaikan Laporan Aplikasi Proses Management Keperawatan di Ruang IGD
RSU AVISENA Cimahi.
Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada Tuhan yang
Maha Esa, Bapak Moch. Sandi Haryannto S.Kep.,Ners.M.Kep Pembimbing Stase
Manajemen Keperawatan yang telah membimbing selama proses pembelajaran,
seluruh dosen Tim pengajar Manajemen Keperawatani Institut Kesehatan
Rajawali Bandung, Bapak Yusuf selaku narasumber di Ruang IGD RSU Avisena,
serta teman-teman yang telah membantu dalam penyusunan laporan kajian situasi
ini.
Penyusun Kelompok 1
BAB I
PENDAHAULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Setelah melakukan praktek manajemen selama 2 minggu,
mahasiswa program profesi ners mampu mengetahui, memahami, dan
menerapkan konsep dan prinsip manajemen keperawatan pada unit
pelayanan kesehatan secara nyata dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan praktek manajemen keperawatan selama 3
minggu, mahasiswa program profesi ners mampu :
a. Menerapkan konsep, teori, dan prinsip manajemen keperawatan
dalam pengelolaan pelayanan keperawatan pada tingkat unit.
b. Berperan sebagai agen pembaharu dan model peran dalam
kepemimpinan dan pengelolaan pelayanan keperawatan
professional tingkat dasar.
c. Melakukan kajian unit pelayanan keperawatan tertentu sebagai
dasar untuk menyusun rencana strategi dan operasional.
d. Mengidentifikasi masalah yang terjadi.
e. Merencanakan beberapa alternatif dalam menyelesaikan masalah.
f. Mengusulkan dan menerapkan alternatif tersebut kepada manajer
keperawatan.
g. Mengevaluasi hasil penerapan alternatif pemecahan masalah.
C. Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan menggunakan beberapa metode
pendekatan, diantaranya adalah : observasi aktif, mengisi kuesioner, dan
wawancara dengan kepala ruangan beserta staf di ruang UGD RSU
Avisena Cimahi, selain itu penulis juga menggunakan metode studi
dokumentasi serta studi literature.
D. Sistematika Penulsan
Sistematika penulisan dalam makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu
a. BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan, metode
penulisan, dan sistematika penulisan
b. BAB II Konsep Dasar Manajemen Ruangan, terdiri dari tinajuan
umum tentang manajemen keperawatan, tinjauan umum tentang
ruangan perawatan denngan pendekatan MPKP.
c. BAB III Manajemen Ruangan, terdiri dari gambaran umum rumah
sakit, tinjauan ruangan, indentifikasi masalah, analisis SWOT,
prioritas masalah, dan alternative pemecahan masalah.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2. Tujuan MPKP
Perawat Primer
evening night
Bagan 1. Sistem Pemberian Asuhan Keperawatan Primary Nursing
2. Metode TIM
Metode ini menggunakan tim yang terdiri atas anggota yang
berbeda-beda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/grup yang
terdiri atas tenaga profesional, teknikal, dan pembantu dalam satu
kelompok kecil yang saling membantu. Metode ini memungkinkan
pemberian pelayanan keperawatan yang menyeluruh, mendukung
pelaksanaan proses keperawatan, dan memungkinkan komunikasi
antartim, sehingga konflik mudah diatasi dan memberi kepuasan
kepada anggota tim. Namun, komunikasi antaranggota tim terbentuk
terutama dalam bentuk konferensi tim, yang biasanya membutuhkan
waktu, yang sulit untuk dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
Hal pokok dalam metode tim adalah ketua tim sebagai perawat
profesonal harus mampu menggunakan berbagai teknik
kepemimpinan, pentingnya komunikasi yang efektif agar kontinuitas
rencana keperawatan terjamin, anggota tim harus menghargai
kepemimpinan ketua tim, model tim akan berhasil bila didukung oleh
kepala ruang.
Tujuan metode keperawatan tim adalah untuk memberikan
perawatan yang berpusat pada klien. Perawatan ini memberikan
pengawasan efektif dari memperkenalkan semua personel adalah
media untuk memenuhi upaya kooperatif antara pemimpin dan anggota
tim. Melalui pengawasan ketua tim nantinya dapat mengidentifikasi
tujuan asuhan keperawatan, mengindentifikasi kebutuhan anggota tim,
memfokuskan pada pemenuhan tujuan dan kebutuhan, membimbing
anggota tim untuk membantu menyusun dan memenuhi standard
asuhan keperawatan.
Walaupun metode tim keperawatan telah berjalan secara efektif,
mungkin pasien masih menerima fragmentasi pemberian asuhan
keperawatan jika ketua tim tidak dapat menjalin hubungan yang lebih
baik dengan pasien, keterbatasan tenaga dan keahlian dapat
menyebabkan kebutuhan pasien tidak terpenuhi.
Kepala Ruangan
D. Konsep Kepemimpinan
1. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sesuatu yang berkaitan dengan
kemampuan mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan
organisasi. Kepemimpinan dapat diartikan juga sebagai sebagai seni
atau proses untuk memengaruhi orang lain sehingga orang lain dengan
senang hati melakukan tugas yang diberikan dalam upaya mencapai
tujuan organisasi (Simamora, 2012).
Martinis Yamin dan Maisah (2010: 74) kepemimpinan adalah
suatu proses mempengaruhi yang dilakukan oleh seseorang dalam
mengelola anggota kelompoknya untuk mencapai tujuan organisasi.
Kepemimpinan merupakan bentuk strategi atau teori memimpin yang
tentunya dilakukan oleh orang yang biasa kita sebut sebagai pemimpin.
Pemimpin adalah seseorang dengan wewenang kepemimpinannya
mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan sebagian dari
pekerjaannya dalam mencapai tujuan
Berdasarkan definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses untuk mempengaruhi individu-
individu lain di dalam kelompok untuk mencapai tujuan bersama pada
suatu situasi tertentu. Dengan demikian, proses kepemimpinan
meliputi faktor pemimpin, bawahan, dan situasi. Oleh karena itu
seorang pemimpin harus memperhatikan bawahan dan situasi yang
dihadapi dalam menjalankan kepemimpinannya
2. Teori Kepemimpinan
Menurut Marquis dan Hutson (2016) dikemukakan beberapa teori
kepemimpinan, yaitu :
a. Teori Sifat
Teori ini memandang bahwa kepemimpinan berasal dari
sifat-sifat yang muncul dari pemimpin. Hal yang mendasari dari
teori ini adalah keberhasilan pemimpin yang disebabkan karena
kerakteristik atau sifat dan kemampuan tertentu yang membuat
mereka layak untuk memimpin lebih baik daripada yang lainnya.
Adapun sifat atau karekteristik dan kemampuan yang dimiliki oleh
pemimpin, yaitu :
1) Intelegensi Seorang pemimpin memiliki kecerdasan dan
pengetahuan lebih luas dari para bawahannya. Dengan
pengetahuan dan kecerdasan yang dimiliki pemimpin dapat
mengatasi masalah yang terdapat dalam suatu organisasi,
menganalisis permasalahan tersebut, dan memberikan solusi
yang efektif untuk menyelesaikan masalah, serta dapat
diterima semua pihak.
2) Kepribadian 13 Seorang pemimpin memiliki kepribadian yang
menonjol yang dapat dilihat dan dirasakan serta dapat
dijadikan teladan bagi setiap bawahannya, seperti :
a) Mampu beradaptasi
b) Kreatif
c) Kooperatif
d) Cepat tanggap
e) Percaya diri
f) Memiliki integrase tinggi
g) Emosi seimbang dan terkontrol
h) Mandiri
i) Tenang
3) Kemampuan
Seorang pemimpin dikatakan layak menjadi pemimpin
dapat dilihat dari segi kemampuan dalam bekerjasama,
keterampilan interpersonal, bijaksana mampu berdiploma,
terhormat, berpartisipasi dalam sosial.
b. Teori perilaku
Teori ini lebih menekankan pada tindakan yang dilakukan
pemimpin dan bagaimana seorang pemimpin menjalankan tugas
serta fungsinya. Seseorang yang dilatih dengan kepemimpinan
yang tepat akan menjadikan seorang pemimpin yang efektif dalam
memimpin suatu organisasi.
c. Teori situasional
Dalam memimpin suatu organisasi, pemimpin perlu
melakukan pendekatanpendekatan tertentu pada bawahannya
dimana diperlukan informasi mengenai perilaku dan situasi yang
terjadi dalam organisasi tersebut. Dalam teori ini menyatakan
bahwa pemimpin perlu memahami perilakunya, sifat-sifat
bawahannya, dan situasi yang ada sebelum menggunakan gaya
kepemimpinan tertentu. Teori ini juga menyatakan bahwa
pemimpin perlu memiliki kemampuan untuk menganalisis perilaku
manusia.
3. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan (menurut Tannenbau dan Warrant H. Smitdh
dalam Nursalam, 2013) dapat dijelaskan melalui dua fokus yaitu
kepemimpinan yang berfokus pada atasan dan kepemimpinan yang
berfokus pada bawahan. Gaya kepemimpinan tersebut dipengaruhi
oleh faktor manajer, karyawan dan situasi. Apabila pemimpin
memandang suatu kepentingan yang menyangkut orang banyak harus
didahulukan ketimbang kepentingan individu maka pemimpin dapat
menggunakan gaya otoriter, namun apabila bawahan memiliki
pendapat atau pengalaman yang lebih baik dan mengingatkan untuk
ikut serta dalam kepentingan itu maka pemimpin dapat menerapkan
gaya partisipasinya.
Menurut White and Lippits (1960 dalam Nursalam 2013)
terdapat tiga gaya kepemimpinan, yaitu :
a. Otoriter
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain :
1) Wewenang mutlak berada pada pimpinan
2) Keputusan selalu dibuat oleh pimpinan
3) Kebijaksanaan selalu dibuat oleh pimpinan
4) Komunikasi berlangsung satu arah dari pimpinan kepada
bawahan
5) Pengawasan terhadap sikap, tingkah laku, perbuatan atau
kegiatan para bawahan dilakukan secara ketat
6) Prakarsa harus selalu berasal dari pimpinan
7) Tidak ada kesempatan bagi bawahan untuk memberikan
saran, pertimbangan atau pendapat
8) Tugas-tugas bawahan diberikan secara instruktif
9) Lebih banyak kritik daripada pujian
10) Pimpinan menuntut prestasi sempurna dari bawahan tanpa
syarat
11) Pimpinan menuntut kesetiaan tanpa syarat
12) Cenderung adanya paksaan, ancaman, dan hukuman
13) Kasar dalam bersikap
14) Tanggung jawab keberhasilan organisasi hanya dipikul oleh
pimpinan.
b. Demokratis
Kepemimpinan gaya demokratis adalah kemampuan dalam
mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Berbagai kegiatan yang
akan dilakukan ditentukan bersama antara pimpinan dan bawahan.
Gaya kepemimpinan ini memiliki ciri-ciri antara lain :
1) Wewenang pimpinan tidak mutlak
2) Pimpinan bersedia melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan
3) Keputusan dibuat bersama antara pimpinan dan bawahan
4) Komunikasi berlangsung timbal balik
5) Pengawasan dilakukan secara wajar
6) Prakarsa dapat datang dari bawahan
7) Banyak kesempatan dari bawahan untuk menyampaikan
saran dan pertimbangan
8) Tugas-tugas yang kepada bawahan lebih bersifat permintaan
daripada instruktif
9) Pujian dan kritik seimbang
10) Pimpinan mendorong prestasi sempurna para bawahan dalam
batas masing-masing
11) Pimpinan meminta kesetiaan bawahan secara wajar
12) Pimpinan memperhatikan perasaan dalam bersikap dan
bertindak
13) Terdapat suasana saling percaya, saling menghormati, dan
saling menghargai
14) Tanggung jawab keberhasilan organisasi ditanggung
bersama-sama.
c. Liberal atau Laissez Faire
Kepemimpinan gaya liberal atau Laissez Faire adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama
untuk mencapai tujuan dengan cara lebih banyak menyerahkan
pelaksanaan berbagai kegiatan kepada bawahan. Ciri gaya
kepemimpinan ini antara lain :
1) Pemimpin melimpahkan wewenang sepenuhnya kepada
bawahan
2) Keputusan lebih banyak dibuat oleh bawahan
3) Kebijaksanaan lebih banyak dibuat oleh bawahan
4) Pimpinan hanya berkomunikasi apabila diperlukan oleh
bawahan
5) Hampir tidak ada pengawasan terhadap tingkah laku bawahan
6) Prakarsa selalu dari bawahan
7) Hampir tidak ada pengarahan dari pimpinan
8) Peranan pimpinan sangat sedikit dalam kegiatan
kelompokKepentingan pribadi lebih penting dari kepentingan
kelompok
9) Tanggung jawab keberhasilan organisasi dipikul oleh
perorangan.
E. Manajemen Ruang IGD dengan Pendekatan Metode MPKP
BAB III
MANAGEMEN RUANGAN
VISI
Menjadi Rumah Sakit Swasta tipe C terbaik di cimahi dalam hal pelayanandan
kunjungan pasien
MISI
RAJAL
ER KEBIDANAN OK/CSSD FARMASI KEUANGAN RUMGA HC
HD
Tabel 3.3
Jumlah Perawat IGD Menurut Jenjang Pendidikan
∑Perawat
Rata−rata jam perawatan per hari x ( BOR x Jumlah TT ) x 365 Hari
¿
( 35 Hari−Jumlah Hari Libur ) x jam kerjaefekif per hari
Tabel 3.6
Rata-Rata Jam Perawatan Pasien Per Hari Berdasarkan Tingkat
Ketergantungan
36400
∑Perawat =
1640
∑Perawat = 22,19
22 orang
Jadi jumlah perawat yang diperlukan diruang UGD RSU
Avisena menurut perhitungan lokakarya PPNI yaitu sebanyak
22 orang.
Jadi berdasarkan data pengkajian dan analisa data diatas,
dapat kita analisa sebagai berikut :
c. Pasien
1) Berdasarkan data yang di peroleh pada tanggal 10 januari 2022,
jumlah pasien di ruang IGD 2 bulan terakhir (November-
Desember 2021) adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Distribusi Frekuensi Jumlah Pasien Bulan November-Desember
2021
Pasien Datang
Pendaftaran Rujuk
Pemeriksaan
IGD
Billing/Kasir
1) Tipe kepemimpinan
Tabel. 14
Distribusi frekuensi hasill observasi pengedan kelengkapan
universal precation pada perawat di ruang IGD
No Komponen Ya Tidak
1 Sarung tangan tersedia/mudah didapat √
2 Masker tersedia/mudah didapat √
3 Baju pelindung/baju kerja tersedia √
4 Tempat sampah medis tersedia √
5 Tempat sampah non medis tersedia √
6 Tempat sampah benda tajam √
7 Tempat plabot infuse √
8 Protap pembuangan sampah medis, non medis √
tersedia (mudah dibaca oleh setiap petugas)
9 Wadah tempat merendam instrument bekas √
pakai tersedia
10 Protap pencucian alat/instrument bekas pakai √
tersedia (mudah dibaca oleh setiap petugas)
11 Larutan klorin/desinfektan /sabun cuci tangan √
tersedia.
12 Tempat cuci tangan dengan air mengalir √
tersedia
13 Protap mencuci tangan tersedia (mudah dibaca √
oleh setiap petugas)
14 Protap dari tindakan –tindakan keperawatan √
telah menggambarkan prinsip universal
precaution
Jumlah 13
Persentase Total 92%
Ket :
Tinggi : Jika > 60
Rendah : Jika < 60
Kesimpulan : pengedan kelengkapan universal precation pada
perawat di ruang IGD memiliki kategori tinggi dimana nilai
presentase 92%.
9) Efektifitas patient dan staff safety
a) Angka kejadian infeksi nosokolomial
Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah
sakit atau dalam system pelayanan kesehatan yang berasal dari
proses penyebaran di sumber pelayaanan kesehatan, baik
melalui pasien, petugas kesehatan, pengunjung, maupun
sumber lainnya (Aziz.Dkk, 2008).
Dari hasil wawancara dengan kepala ruangan yang juga
bertanggung jawab terhadap mutu pelayanan pada tanggal 13
januari 2022, Perawat Primer mengatakan bahwa tidak ada
angka kejadian infeksi nosokolomial di ruang IGD untuk 5
bulan terakhir ini.
b) Angka infeksi karena jarum infus
Flebitis atau infeksi karena jarum infus didefinisikan
sebagai peradangan akut lapisan internal vena, yang ditandai
oleh rasa sakit dan nyeri disepanjang vena, kemerahan,
bengkak dan hangat, serta dapat dirasakan disekitar daerah
penusukan (PPNI 2009 dalam Nursalam 2011).
IV Line Nampak 0 Tidak ada Observasi
Sehat tanda flebitis kanul
Terdapat salah 1 Mungkin Observasi
satu tanda- tanda tanda-tanda kanul
berikut yang pertama
jelas : flebitis
Sedikit nyeri
dekat IV line
Sedikit
kemerahan dekat
IV line
Dua dari tanda- 2 Tahap awal Pindahkan
tanda berikut : flebitis kanul
Nyeri pada IV
line
Kemerahan
Pembengkakan
Semua tanda- 3 Tahap Pindahkan
tanda berikut menengah kanul,
adalah nyata: flebitis pertimbangkan
Nyeri sepanjang perawatan
kanul infeksi
Kemerahan
Pembengkakan
Semua tanda- 4 Tahap lanjut Pindahkan
tanda berikut flebitis atau kanul,
adalah nyata: awal pertimbangkan
Nyeri sepanjang tromboflebiti perawatan
kanul s infeksi
Kemerahan
Pembengkakan
Vena teraba
keras
Semua tanda- 5 Stadium Memulai
tanda berikut lanjut perawatan
adalah nyata: tromboflebiti infeksi.
Nyeri sepanjang s
kanul
Kemerahan
Pembengkakan
Vena teraba
keras
Pireksia
3. MATERIAL
a. Sarana dan Prasarana
Tabel 3.16
Sarana dan Prasarna yang tersedia di IGD RSU AVISENA
Sarana dan Prasarana yang ada di Ruangan IGD
No Jenis Sarana dan Ada Tidak Jumlah
Prasarana Ada
1. Nurse Station √ 1
2. Meja dan Kursi √ 9
3. Alat Tulis Kerja √ 2
4. Tempat Istrahat Perawat √ 1
5. Tempat Istrahat Dokter √ 1
6. Tempat Untuk Sholat √
7. Kamar Mandi √ 3
8. Tempat Cuci tangan √ 2
9. Ruang Ganti Perawat √ 1
10. Telpon Ruangan √ 1
11. Bad pasien √ 11
12. Tabung Oksigen √ 12
13. Alat EKG √ 1
14. Bedside Monitor √ 1
15. Dispensing Obat √ 3
16. Tempat sampah √
- Medis 2
- Non Medis 3
- Infeksius
>3
17. Alat Tenun √ >5
18. Pace maker √ 1
19. Suction pam √ 1
20. Led film viewer √ 1
21. Komputer √ 1
22. Standar Infus √ 12
23. Alat Nebu √ 1
24. Meja Instrumen √ 2
25. Alat Fetal Dopler √ 1
4) Dokumentasi Keperawatan
Tabel 3.21
Hasil Observasi Kelengkapan Format Pendokumentasian
Asuhan Keperawatan
No Tahapan Proses Ketersediaan Keterangan
Keperawatan Ada Tidak
1. Format √ Mencukupi
Pengkajian
2. Diagnosa √ Mencukupi
Keperawatan
3. Perencanaan √ Mencukupi
4. Implementasi √ Mencukupi
5. Evaluasi √ Mencukupi
3. a. Jumlah tempat tidur a. Setiap tempat tidur tidak a. Menjadi salah satu a. Rumah sakit bersaing
sebanyak 11 tempat tidur terpasang oksigen sentral rumah sakit sebagai dengan rumah sakit lain
diantaranya 5 tempat b. Set GV dalam keadaan lahan praktik yang memiliki alat-alat
tidur triase hijau, 2 kurang baik dan protap mahasiswa kesehatan yang lebih
tempat tidur triase Protap pencucian b. Adanya peluang dari canggih.
tindakan, 2 tempat tidur alat/instrument bekas pihak RS untuk b. Terdapat klinik-klinik
triase merah resusitasi, 2 pakai tidak diterlihat menjadikan RSU disekitar wilayah RS
tempat tidur iso oleh petugas AVISENA sebagai RS
b. Pengadaan kelengkapan pendidikan
Material
universal precation pada
perawat di ruang IGD
memiliki kategori tinggi
c. Terdapat 2 pesawat
telepon, tempat sampah
infeksius dan non
infeksius di nurse stasion
d. Terdapat ruang
dispensing obat
4. Money a. Keuangan dikelola a. Ruangan tidak a. Adanya jaminan a. Perawat merasa tidak
sendiri oleh keuangan melaksanakan kesehatan dibayar puas dengan memilih
pribadi perusahaan manajemen keuangan, sebagian oleh rumah resign
b. Gaji karyawan karena untuk alat dan sakit untuk karyawan
dibayarkan setiap pendanaan dilakukan dan keluarga
bulannya oleh pihak RS
c. Terdapat tunjangan yaitu b. Tidak adanya biaya
hari raya pendidikan bagi
d. Terdapat jaminan karyawan untuk
kesehatan yaitu BPJS meneruskan jenjang
sekolah
5. a. Memiliki sarana a. Belum adanya leaflet a. Adanya kerjasama a. Persaingan rumah sakit
informasi dan iklan di kasus-kasus terbanyak dengan institusi maupun klinik terdekat
beberapa media sosial pendidikan seperti
b. Adanya visi dan misi RS IKES Rajawali, SMK
c. Tingkat BOR tinggi Bandung Selatan dan
Market d. Tingkat kepuasan kerja SMK Bhakti Kencana
perawat sebagian besar b. Banyak masyarayat
berada pada kategori terdekat yang datang
cukup puas utuk berobat
e. Terdapat mahasiswa yang
praktik
Prioritas Masalah
Dari evaluasi kegiatan masih ada beberapa kegiatan yang belum optimal
pencapaian targetnya. Untuk optimalisasi pelayan kesehatan perlu digali masalah
di RSU AVISENA diantaranya:
1. Man: Kurang termotivasi untuk melanjutkan jenjang pendidikan dan
pelatihan-pelatihan
2. Method: Struktur organisasi ruangan belum diperbaharui sesuai dengan
MPKP
3. Material: Protap pencucian alat/instrument bekas pakai tidak diterlihat oleh
petugas
4. Money: Tidak adanya biaya pendidikan bagi karyawan untuk meneruskan
jenjang sekolah
5. Market: Belum adanya leaflet kasus-kasus terbanyak
Selanjutnya dari masalah tersebut dilakukan pemilihan masalah aktual
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Urgency (Mendesak), isu perlu dibahas dikaitkan waktu yang tersedia.
2. Seriousnesses (tingkat keseriusan), isu tersebut perlu dibahas berdasarkan
akibat yang timbul dari penundaan pemecahan masalah yang mengakibatkan
isu tersebut semakin berkembang
3. Growth (Kecenderungan Berkembang), masalah menjadi berkembang makin
memburuk kalau dibiarkan.
Keterangan:
Nilai 5 : Sangat Mendesak/Gawat/Berdampak
Nilai 4 : Mendesak/Gawat/Berdampak
Nilai 3 : Cukup Mendesak/Cukup Gawat/Cukup Berdampak
Nilai 2 : Kurang Mendesak/Kurang Gawat/Kurang Berdampak
Nilai 1 : Sangat Kurang Mendesak/Kurang Gawat/Kurang Berdampak
Penetapan Prioritas Masalah dengan Teknis Analisis USG
Prioritas masalah:
Penanggung
No Masalah Tujuan Kegiatan Tanggal Sasaran
Jawab
1 Method: Struktur
Untuk Mendiskusikan dan Selasa, 17 Karu, Endang,
organisasi ruanganmengaplikasikan membuat struktur Januari Katim, Rosma,
belum diperbaharui
struktur organisasi organisasi keanggotan 2022 Perawat Anisa
sesuai dengan MPKP sesuai dengan Metode yang terbaru
Praktik Keperawatan
Profesional
2 Material: Protap Untuk mengaplikan Mendiskusikan dan Rabu, 18 Karu, Isyeu, Tessa,
pencucian prosedur yang sesuai memberi referensi protap Januari Katim, Felianti
alat/instrument bekas dan mudah terlihat dan sehingga dapat dijadikan 2022 Perawat
pakai tidak diterlihat dipahami sehingga protap ruangan
oleh petugas tidak ada kontaminasi
3 Man: Kurang
Untuk menambah Memberikan motivasi dan Rabu, 18 Karu, Kelompok 1
termotivasi untuk
pengetahuan dan berdiskusi mengenai Januari Katim,
melanjutkan jenjang
motivasi terhadap para jenjang pendidikan 2022 Perawat
pendidikan dan
perawat untuk selanjutnya dan pelatihan-
pelatihan-pelatihan melanjutkan kejenjang pelatihan
pendidikan
selanjutnya dan
mengikuti pelatihan-
pelatihan
4 Market: Belum adanya Untuk menarik Mendiskusikan dan Kamis, 19 Karu, Indri,
leaflet kasus-kasus perhatian klien dengan memberikan referensi Januari Katim, Deudeu,
terbanyak informasi yang terkait leaflet untuk 2022 Perawat Mayang
bermanfaat bagi dijadikan leaflet ruangan
kesehatan masyarakat untuk para klien
5 Money: Tidak adanya Untuk menambah Memberikan motivasi Kamis, 19 Karu, Kelompok 1
biaya pendidikan bagi pengetahuan dan untuk melanjutkan jenjang Januari Katim,
karyawan untuk motivasi terhadap para pendidikan selanjutnya 2022 Perawat
meneruskan jenjang pekerja untuk
sekolah melanjutkan kejenjang
pendidikan
selanjutnya
DAFTAR PUSTAKA