Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA DI

KECAMATAN KEDATON BANDAR LAMPUNG


(Laporan Teknik Penanganan Limbah)

Oleh :

Febby Vionita 20731012

Selo Anggito A 20731029


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kecamatan kedaton berencana membangun Instalasi Pengolahan Lunpur Tinja (IPLT)


berdasarkan instruksi dari dinas pekerjaan umum pusat dengan payung hukum Undang-Undang
No.23 Tahun 1007 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu pembangunan IPLT
bertujuan untuk menampung dan mengelola hasil pengurasan lumpur tinja tersebut sebelum
dibuang kelingkungan agar tidak menimbulkan masalah kesehatan dan kenyamanan lingkungan
kota, sehingga masyarakat yang ingin melakukan pengurasan tangki septik tidak perlu
menggunakan jasa angkutan truk tinja.

Pengolahan lumpur tinja pada negara-negara bekembang harus mempertimbangkan hal-


hal sebagai berikut: efektif, murah dan simple dalam konstruksi dan pengoperasiannya. Hanya
sedikit membutuhkan perawatan khusus pada prinsipnya, pengolahan septage ini adalah untuk
menurunkan kandungan BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand)
dan bakteri e-coli serta zat tersuspensi (suspended solid – ss) agar tidak membahayakan
lingkungan.

B. Tujuan

Menganalisis metode pelaksanaan pekerjaan perencanaan instalasi pengelolaan lumpur


tinja di kecamatan Kedaton serta mengevaluasi biaya pembangunan instalasi pengelolaan lumpur
tinja.

C. Waktu dan Pelaksaan Tempat Praktikum

Waktu : 15.02 WIB


Tempat : Lab TTA, Politeknik Negeri Lampung
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kolam Stabilisasi
Kolam stabilisasi didefinisikan sebagai kolam dangkal buatan manusia yang
menggunakan proses fisis dan biologis untuk mengurangi kandungan bahan pencemar yang
terdapat pada air limbah. Proses tersebut meliputi pengendapan partikel padat, penguraian zat
organic, pengurangan nutrient (P dan N) serta pengurangan organisme patogenik seperti bakteri,
telur cacing dan virus.

2.1.1 Prinsip Dasar Kolam Stabilisasi


- Menyeimbangkan dan menjaga fluktuasi beban organic dan beban hidrolis limbah air
- Mengendapkan partikel padatan dari air limbah dikolam utama
- Memanfaatkan proses fotosintesis yang dilakukan oleh algae (lumut) sebagai oksigen
- Proses penguraian zat organic secara biologis yang dilakukan oleh mikroorganisme
- Pengurangan organisme patogenik melalui beberapa proses interaktif antara alga-bakteri

2.1.2 Klasifikasi Kolam Stabilisasi


Kolam stabilisasi dapat digolongkan menjadi: kolam anaerobic, kolam fakultatif dan
kolam pematangan.
- Kolam Anaerobic (anaerobic ponds). Kolam anaerobic didesain agar partikel padat yang
dapat terurai secara biologis dapat mengendap dan diuraikan melalui proses anaerobic. Kolam ini
memiliki kedalaman 3 sampai 5 meter dengan masa tinggal hidrolis antara 1 sampai 20 hari
- Kolam Fakultatif (facultative ponds). Kolam fakultatif biasanya mempunyai kedalaman
1 sampai 2 meter dengan proses penguraian secara aerobic dibagian atas dan anaerobic dibagian
bawahnya, mempunyai masa tinggal hidrolis anatar 5 sampai 30 hari. Penggunaan kolam
fakultatif bertujuan untuk menyeimbangkan oksigen dari proses fotosintesis alga dengan
pemakaian oksigen yang digunakan untuk penguraian zat organic.
- Kolam Pematangan (maturation ponds). Kolam pematangan adalah kolam dangkal
dengan kedalaman 1 sampai 1,5 meter. Kolam ini digunakan untuk memperbaiki kualitas air
yang dihasilkan oleh pengolahan di kolam fakultatif dan untuk mengurangi jumlah organisme
patogenik.

2.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)


Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah seperangkat struktur, teknik, dan
peralatan yang dibuat untuk memproses serta mengelola limbah sehingga sampah tersebut bisa
dibuang ke lingkungan tanpa dampak merugikan. Limbah tersebut biasanya berasal dari limbah
domestic (rumah tangga), sisa operasional pabrik, industri, bahkan pertanian.

2.2.1 Jenis Jenis IPAL


- IPAL Komunal dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembuangan limbah komunitas yang
berisi banyak orang.
- IPAL Mandiri dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembuangan limbah perorangan atau
perkepala keluarga.

2.2.2 Manfaat IPAL


- Mengelola limbah terutama yang mengandung zat kimia atau racun berbahaya agar
ketika dibuang tidak mencemari sekitarnya
- Mengelola cairan limbah baik industri maupun domestic agar dapat digunakan kembali
- Melindungi ekosistem dan makhluk hidup yang tinggal di sungai atau saluran
pembuangan lainnya.

2.3 Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT)


Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) merupakan pengolahan air limbah yang
dirancang hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang berasal dari system setempat (On
Site) yang diangkut melalui sarana pengangkat lumpur tinja.
IPLT merupakan sub-sistem pengolahan dalam Sistem Pengelolaan Air Limbah
Domestik Setempat (SPALD-S). Keberadaan suatu IPLT dinilai sangat penting mengingat
lumpur tinja tidak boleh langsung dibuang ke badan air, dikarenakan mengandung pencemar
organic yang tinggi. Selain itu kandungan nitrogen dan fosfor pada lumpur tinja ini jauh lebih
tinggi dibandingkan pada air limbah domestik.

Anda mungkin juga menyukai