Kecamatan kedaton berencana membangun Instalasi Pengolahan Lunpur Tinja (IPLT)
berdasarkan instruksi dari dinas pekerjaan umum pusat dengan payung hukum Undang-Undang No.23 Tahun 1007 Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Selain itu pembangunan IPLT bertujuan untuk menampung dan mengelola hasil pengurasan lumpur tinja tersebut sebelum dibuang kelingkungan agar tidak menimbulkan masalah kesehatan dan kenyamanan lingkungan kota, sehingga masyarakat yang ingin melakukan pengurasan tangki septik tidak perlu menggunakan jasa angkutan truk tinja.
Pengolahan lumpur tinja pada negara-negara bekembang harus mempertimbangkan hal-
hal sebagai berikut: efektif, murah dan simple dalam konstruksi dan pengoperasiannya. Hanya sedikit membutuhkan perawatan khusus pada prinsipnya, pengolahan septage ini adalah untuk menurunkan kandungan BOD (Biological Oxygen Demand), COD (Chemical Oxygen Demand) dan bakteri e-coli serta zat tersuspensi (suspended solid – ss) agar tidak membahayakan lingkungan.
B. Tujuan
Menganalisis metode pelaksanaan pekerjaan perencanaan instalasi pengelolaan lumpur
tinja di kecamatan Kedaton serta mengevaluasi biaya pembangunan instalasi pengelolaan lumpur tinja.
C. Waktu dan Pelaksaan Tempat Praktikum
Waktu : 15.02 WIB
Tempat : Lab TTA, Politeknik Negeri Lampung BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kolam Stabilisasi Kolam stabilisasi didefinisikan sebagai kolam dangkal buatan manusia yang menggunakan proses fisis dan biologis untuk mengurangi kandungan bahan pencemar yang terdapat pada air limbah. Proses tersebut meliputi pengendapan partikel padat, penguraian zat organic, pengurangan nutrient (P dan N) serta pengurangan organisme patogenik seperti bakteri, telur cacing dan virus.
2.1.1 Prinsip Dasar Kolam Stabilisasi
- Menyeimbangkan dan menjaga fluktuasi beban organic dan beban hidrolis limbah air - Mengendapkan partikel padatan dari air limbah dikolam utama - Memanfaatkan proses fotosintesis yang dilakukan oleh algae (lumut) sebagai oksigen - Proses penguraian zat organic secara biologis yang dilakukan oleh mikroorganisme - Pengurangan organisme patogenik melalui beberapa proses interaktif antara alga-bakteri
2.1.2 Klasifikasi Kolam Stabilisasi
Kolam stabilisasi dapat digolongkan menjadi: kolam anaerobic, kolam fakultatif dan kolam pematangan. - Kolam Anaerobic (anaerobic ponds). Kolam anaerobic didesain agar partikel padat yang dapat terurai secara biologis dapat mengendap dan diuraikan melalui proses anaerobic. Kolam ini memiliki kedalaman 3 sampai 5 meter dengan masa tinggal hidrolis antara 1 sampai 20 hari - Kolam Fakultatif (facultative ponds). Kolam fakultatif biasanya mempunyai kedalaman 1 sampai 2 meter dengan proses penguraian secara aerobic dibagian atas dan anaerobic dibagian bawahnya, mempunyai masa tinggal hidrolis anatar 5 sampai 30 hari. Penggunaan kolam fakultatif bertujuan untuk menyeimbangkan oksigen dari proses fotosintesis alga dengan pemakaian oksigen yang digunakan untuk penguraian zat organic. - Kolam Pematangan (maturation ponds). Kolam pematangan adalah kolam dangkal dengan kedalaman 1 sampai 1,5 meter. Kolam ini digunakan untuk memperbaiki kualitas air yang dihasilkan oleh pengolahan di kolam fakultatif dan untuk mengurangi jumlah organisme patogenik.
2.2 Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) adalah seperangkat struktur, teknik, dan peralatan yang dibuat untuk memproses serta mengelola limbah sehingga sampah tersebut bisa dibuang ke lingkungan tanpa dampak merugikan. Limbah tersebut biasanya berasal dari limbah domestic (rumah tangga), sisa operasional pabrik, industri, bahkan pertanian.
2.2.1 Jenis Jenis IPAL
- IPAL Komunal dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembuangan limbah komunitas yang berisi banyak orang. - IPAL Mandiri dibuat untuk memenuhi kebutuhan pembuangan limbah perorangan atau perkepala keluarga.
2.2.2 Manfaat IPAL
- Mengelola limbah terutama yang mengandung zat kimia atau racun berbahaya agar ketika dibuang tidak mencemari sekitarnya - Mengelola cairan limbah baik industri maupun domestic agar dapat digunakan kembali - Melindungi ekosistem dan makhluk hidup yang tinggal di sungai atau saluran pembuangan lainnya.
2.3 Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT)
Instalasi Pengelolaan Lumpur Tinja (IPLT) merupakan pengolahan air limbah yang dirancang hanya menerima dan mengolah lumpur tinja yang berasal dari system setempat (On Site) yang diangkut melalui sarana pengangkat lumpur tinja. IPLT merupakan sub-sistem pengolahan dalam Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik Setempat (SPALD-S). Keberadaan suatu IPLT dinilai sangat penting mengingat lumpur tinja tidak boleh langsung dibuang ke badan air, dikarenakan mengandung pencemar organic yang tinggi. Selain itu kandungan nitrogen dan fosfor pada lumpur tinja ini jauh lebih tinggi dibandingkan pada air limbah domestik.