Anda di halaman 1dari 10

Vol.2 | No.

1 | April 2016 Tunas Siliwangi Halaman 20 – 29

APLIKASI TEORI UMPAN BALIK (FEEDBACK) DALAM


PEMBELAJARAN MOTORIK PADA ANAK USIA DINI

Chandra Asri Windarsih

PGPAUD STKIP Siliwangi Bandung

E-mail: chandraasriwd@yahoo.com

Abstract

Children every day grow by magic, physically and mentally. Children in the process of learning motor
movement skills need serious attention, it is because this is the forerunner of further development, for the
future, for the motor development of children in the future until he becomes an adult. Motor development if
honed and directed would be optimal. Motor development means development that involves the physical
movement of a person related to muscles and senses. Physical development of the child's motor will be able
to develop properly if given stimulation and good nutrition factor. The development of a child would be
maximized if there are aspects of his supporters, one aspect of the supporters was the feedback (feedback)
either intrinsic (from within the child himself / private) or by extrinsic (external factors as support). Motor
development of children if given feedback (feedback) ektrinsik itself intrinsic feedback will arise and have a
relationship that is not unexpected. Children will learn to correct itself with the help of mentors so that the
achievement of motor learning will be optimal.

Keywords: motor learning, application, feedback, early childhood

Pendahuluan sudah mulai harus dioptimalkan. Masa

Sejak seorang bayi dilahirkan yang peka adalah masa terjadinya pematangan

merupakan manusia mungil yang lucu dan fungsi-fungsi fisik dan psikis yang siap

menggemaskan, bayi mulai belajar menerima merespon stimulus yang

motorik secara nyata diluar rahim yang diberikan dari lingkungan, baik

selama ini melindunginya, bayi lingkungan luar ataupun ingkungan dalam

menggerakkan tangan dan kakinya, mulai keluarga itu sendiri. Dalam masa ini

menangis, bayi mulai inisiasi yang merupakan masa yang fundamental unuk

pertama mencari puting susu ibunya untuk meletakkan dasar pertama dalam

mendapaatkan air susu ibunya ,dengan mengembangkan kemampuan fisik,

kekuasaan allah bayi bergerak secara kognitif, bahasa, sosial emosional , konsep

alami, mulai dari sanalah perkembangaan diri, disiplin,seni, kemandirian , moral

motorik berjalan. serta nilai-nilai agama. Maka dari itu

Usia 4-6 tahun merupakan masa dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang

peka untuk anak, seluruh potensi anak sesuai dengan kebutuhan anak agar

20
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

pertumbuhan dan perkembangan anak Penanaman motorik yang benar dan


dapat maksimal dan optimal. pengembangan secara optimal merupakan
Dalam tahap perkembangan salah satu tugas dan fungsi utama
anakkita seakan-akan takjub dengan pendidikan jasmani dalam perkembangan
tumbuh kembang anak –anak yang begitu motorik dalam masa kanak-kanak
pesat. Perkembangan anak berdasarkan menunjukkan pada perubahan kualitatif
usia harus terus dipantau sesuai dengan berbagai proporsi dan ukuran tubuh yang
perkembangan normal. Pengalaman – dapat diukur dan berkembang.
pengalaman anak diusia emas (golden Prinsip-prinsip Perkembangan
age) ini akan memperkaya anak, Fisiologis Anak Usia Taman Kanak-kanak
mengembangkan kemampuan gerak yang Prinsip utama perkembangan fisiologis
terus meningkat. anak usia dini adalah koordinasi gerakan
Sebagai orang tua dan seorang guru motorik, baik motorik kasar maupun
diharapkan dapat memberikan stimulus halus. Pada awal perkembangannya,
terhadap anak didiknya agar kemampuan gerakan motorik anak tidak terkoordinasi
motorik kasar ataupun motorik halusnya dengan baik. Seiring dengan kematangan
berkembang secara optimal dan pesat. dan pengalaman anak kemampuan
Kemampuan guru memberikan umpan motorik tersebut berkembang dari tidak
balik (feedback ) terhadap anak-anak usia terkoordinasi dengan baik menjadi
dini sangat mempengaruhi hasil terkoordinasi secara baik. Prinsip utama
pembelajaran motoriknya. perkembangan motorik adalah
Gerak merupakan salah satu dari kematangan, urutan, motivasi,
unsur pokok dalam gerak terjadi pengalaman dan latihan atau praktek.
pergeseran makna sewaktu anak kecil Ketika anak mampu melakkan suatu
gerakan-gerakan yang timbul sangat gerakan motorik, maka akan termotivasi
sederhana makin lama gerakan akan untuk bergerak kepada motorik yang lebih
menjadi berfariasi dari tidak beraturan luas lagi. Aktivitas fisiologis meningkat
menjadi beraturan serta semakin beragam dengan tajam. Anak seakan-akan tidak
macam gerakan yang perlu dipelajari, mau berhenti melakukan aktivitas fisik,
dibina, dibimbing, serta diarahkan sesuai baik yang melibatkan motorik kasar
dengan kebutuhan diri, perkembangan maupun motorik halus. Pada saatmencapai
juga norma –norma sosial di masyarakat. kematangan untuk terlibat secara aktif
dalam aktivitas fisik yang ditandai dengan

21
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

kesiapan danmotivasi yang tinggi dan Secara sederhana pembelajaraan


seiring dengan hal tersebut, orang tua dan motorik merupakan suatu proses belajar
guru perlu memberikan berbagai gerak yang didukung oleh beberapa faktor
kesempatan dan pengalaman yang dapat dari mulai otot, syaraf juga otak yang
meningkatkan keterampilan motorik anak terkoordinasi secara bersamaan. Dalam
secara optimal. Peluang- peluang ini tidak pembelajaran motorik anak akan semakin
saja berbentuk membiarkan anak terampil karena ada pengulangan yang
melakukan kegiatan fisik akan tetapi peru terus menerus sehingga anak terlatih
di dukungdengan berbagai fasilitas yang untuk dapat melakukan gerakaan motorik
berguna bagi pengembangan keterampilan dengan benar. Sebagai proses belajar
motorik kasar dan motorik halus. keahlian gerakan dan penghalusan
Pertumbuhan dan perkembangan kemampuan gerak dengan berbaai faktor
motorik anak pra sekolah dapat yang mendukung keahlian anak untuk
dikelompokkan menjadi tiga, dalam hal dapat menguasai geraakaan motorik.
ini meliputi: Diungkapkan oleh Schmidt bahwa,
a. Perkembangan anatomis yaitu adanya pembelajaraan motorik adalah
perubahan kuantitas pada struktur tulang “serangkaiaan (internal) proses
belulang, proporsi tinggi, kepala dan pembelajaran yang berhubungan dengan
badan secara keseluruhan. praktik atau pengalaman yang mengaraah
b. Perkembangan fisiologis, adanya kepada perubahan yang relatif permanen
perubahan kuantitatif dan kualitatif serta dalam kemampuan menanggapi sesuatu.”
fungsional serta sistem kerja seperti otot, (Schmidt, 1988:346).
pernafasan, peredaran darah, syaraf, Pembelajaran motorik terbagi dua
kelenjar dan pencernaan. yaitu motorik kasar dan motorik halus .
c. Perkembangan perilaku motorik, motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
memerlukan koordinasi fungsional antara menggunakan sebagian besar otot yang
persyarafan dan otot serta fungsi kognitif, ada di dalam tubuh manusia ataaupun
sikap motorik. Dua perilaku motorik yang hanya sebagian anggota tubuh.
harus dikuasai pada anak yaitu berjalan Ketrampilan yang dihasilkan oleh
dan bermain. perkembangan motorik kasar adalah
gerakan-gerakaan seperti berjalan,
1. Pembelajaran Motorik memukul, menendang, berlari, melompat,
berjongkok, memegang, menarik dan

22
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

lainnya. Sedangkan pembelajaraan penampilan atlet sebagai dasar


motorik halus adalah suatu tindakan yang pengembangan penampilan atlet. Umpan
berhubungan dengan otot halus/kecil yang balik merupakan penguatan terhadap
terkoordinasi dengan alat peninderaan. keaktifan hingga mampu mempertahankan
Dalam motorik halus anak dituntut untuk dan memberikan respon pada aktivitas
lebih teliti dapaat mensinkronkan berikutnya sehingga lebih dapat
gerakaannya, misalnnya meremas kertas, ditingkatkan hasilnya.
membuat garis, meronce, menjahit, “Feedback is not just about
memasukkan benda ke dalam lubang dan weaknesses. Student will respond if
masih banyak lagi. teachers are encouraging as well as
allowing mistakes, emerging capabilities,
2. Pengertian Teori Umpan Balik and give ideas for directing further
(Feedback) learning” Roger (2011: 143). Sementara
Umpan balik yaitu suatu tindakan Arikunto (2008: 5) mengartikan umpan
yang diberikan oleh pendidik dalam hal balik (feedback) adalah segala informasi
ini guru untuk membantu anak didik/ baik yang menyangkut output maupun
murid dalam memahi suatu pembelajaran transformasi. Umpan balik (feedback) ini
dengan cara menanggapi hasil suatu diperlukan sekali untuk memperbaiki
pembelajaran atau pekerjaan yang input maupun transformasi. Input disini
dilakukan sampai anak didik/murid diartikan sebagai siswa yang baru
menguasai materi yang disampaikan oleh memasuki pembelajaran. Output adalah
gurunya. Umpan balik merupakan suatu siswa setelah melalui proses
koreksi yang bersifat netral. pembelajaran, sedangkan transformasi
Menurut Apruebo (2005:99) adalah pengolah itu sendiri atau dalam hal
”Feedback is information that athletes ini pembelajaran tersebut. Umpan balik
would receive from coach/trainer or (feedback) dalam kegiatan pembelajaran
environment regarding the level of their merupakan peristiwa yang memberikan
motor skill or performance. It serves as a kepastian kepada peserta didik bahwa
groundwork for the athletes learning kegiatan belajar telah atau belum
development”. Feedback menurutnya lebih mencapai tujuan. Menurut Suke (1991:
menekankan pada aktifitas latihan dengan 148) bahwa umpan balik (feedback)
informasi dari pelatih yang berkaitan adalah pemberian informasi yang
dengan tingkat motor skill atau diperoleh dari tes atau alat ukur lainnya

23
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

kepada peserta didik untuk memperbaiki memacu anak untuk berbuat lebih banyak,
pencapaian hasil belajar. lebih baik dari yang telah dilakukannya.
Dari pendapat yang dikemukakan di Manfaat umpan balik bagi guru,
atas, maka dapat disimpulkan bahwa dapat dipergunakan dalam mengambil
umpan balik (feedback) adalah suatu keputusan, apakah mata pelajaran yang
teknik atau cara pengembalian hasil telah dilaksanakan perlu diperbaiki atau
pekerjaan atau tes soal peserta didik yang dilanjutkan (Cooper, 1982:8) dan bagi
diharapkan dapat memberikan motivasi siswa akan meningkatkan prestasi belajar
kepada peserta didik ke arah perbaikan secara konsisten (Blocks, J.H., 1971:36)
dan peningkatan prestasi belajar peserta Beberapa keuntungan penggunaan umpan
didik. Umpan balik (feedback) akan balik menurut Adang Suherman
bermanfaat apabila guru bersama peserta (1998:124) antara lain sebagai berikut:
didik menelaah kembali jawaban-jawaban a. Mendorong siswa untuk terus
tes soal, baik yang dijawab benar ataupun berlatih. Proses pemberian umpan balik
yang dijawab salah dan peserta didik kepada siswa secara tidak langsung
diberikan kesempatan untuk memperbaiki akan memberi tahu siswa bahwa
jawaban yang salah. latihannya selalu dilihat dan
Manfaat dari teori ini pembimbing diperhatikan oleh gurunya.
dapat terus mendorong anak untuk terus b. Mencerminkan perilaku guru yang
berlatih, memberikan nilai lebih sebagai efektif. Dalam prosesnya, umpan
pembimbing yang aktif dan efektif, balik hanya akan diperoleh apabila
membantu anak untuk dapat guru aktif selama kegiatan
meningkatkan kemampuan yang tidak pembelajaran. Guru harus selalu
dapat dilihat daan dinilai sendiri, melihat memperhatikan siswa, bergerak untuk
relevansi aspek-aspek pembelajaran dan memantau dan mengamati aktivitas
kemampuan anak, memotivasi anak untuk belajar yang dilakukan oleh setiap
lebih meningkatkan ketrampilan serta siswa di sekitar tempat belajar
kemampuannya. Selain itu fungsi (berlatih).
feedback juga dapat menilai mana c. Membantu siswa untuk menilai
kelebihan dan kekurangan sehingga anak penampilan (kemampuan) yang tidak
lebih termotivasi dan dapat memperbaiki bisa dilihat dan dirasakannya sendiri.
kesalahan yang dilakukan . hal ini dapat d. Mendorong guru untuk menilai
seberapa relevansi antara aspek-aspek

24
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

pembelajaran dengan tingkat diperkuat untuk tetap dipelihara.


kemampuan siswa dalam menguasai Sebaliknya jika perilaku itu tidak
tugas gerak (bahan ajar) seperti yang sesuai dengan harapan guru maka harus
diinginkan oleh gurunya. ada hukuman (funishment) agar
Beberapa ahli juga telah perilaku itu tidak terjadi dan terulang
mengungkapkan berbagai fungsi umpan kembali, dan perilaku itu mengarah
balik sesuai dengan konsep dan pada tindakan yang sesuai dengan
konteksnya masing-masing diantaranya harapan guru.
adalah sebagai berikut:
1. Fungsi feedback adalah memberikan 2. Menurut Apruebo (2005:100)
motivasi, reinforcement (Harsono, umpan balik juga merupakan
1988:89) atau punishment (Rusli penguatan (reinforcement). Ia
Lutan, 1988; Apruebo, 2005). Dengan mengatakan bahwa “Reinforcement
diperolehnya gambaran yang kongkrit means any event that increase the
perihal kemampuan yang dimiliki oleh probability that a particular
seorang siswa, baik keunggulan response will reoccur under similar
maupun kelemahannya apalagi kalau consequences”. Reinforcement
dibandingkan dengan siswa yang maksudnya adalah pemberian
lainnya, maka hal itu akan dapat penguatan atas kejadian atau aktivitas
memacunya lagi untuk berbuat yang yang telah dilaksanakan sehingga
lebih baik dari yang sudah aktivitas tersebut tetap mampu
dilakukannya. Dengan kata lain, dipertahankan atau memberikan
gambaran kemampuan yang dimiliki respons yang serupa dan pada
seorang siswa akan menjadi daya aktivitas berikutnya dapat meningkat
dorong apabila guru penjas mampu lagi.
menyampaikannya dengan tepat Menurut Roper (dalam Slameto
melalui pemberian stimulus agar siswa 2001: 193) umpan balik (feedback) dapat
semakin rajin berlatih. Dalam konteks dibedakan menjadi empat tingkat:
pembelajaran penjas, umpan balik juga
sebagai penguat atas tindakan atau Tingkat 1: umpan balik (feedback) berupa
perilaku yang sudah dilakukan siswa. keterangan salah atau benar.
Jika perilaku siswa itu sesuai dengan
harapan guru maka hal itu harus

25
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

Tingkat 2: umpan balik (feedback) pada berhati-hati karena tujuan pembelajaran


tingkat 2 ditambah pemberian jawaban belum tercapai berarti ia harus belajar
yang benar. lebih giat lagi.
Tingkat 3: umpan balik (feedback) pada b. Fungsi perbaikan strategi
tingkat 3 ditambah penjelasan. Bagi siswa yang melakukan kesalahan
Tingkat 4: umpan balik (feedback) pada dalam menjawab soal, umpan balik
tingkat 4 diberi pengajaran atau konsep (feedback) dapat bermanfaat untuk
tambahan untuk menguatkan. memperbaiki strategi belajarnya
3. Aplikasi Feedback Dalam Motorik sehingga pada tes berikutnya ia akan
Kemampuan seorang pembimbing dalam memperoleh hasil yang lebih baik.
pengaplikasian feedback atau timbal balik c. Fungsi informasional
dalam pengembangan motorik untuk anak Umpan balik (feedback) merupakan
,mempunyai peran yang cukup besar informasi dari guru kepada siswa
dalam menunjang ketrampilannya mengenai hasil ulangan dan
menguasai suatu gerakan motorik pada pemberitahuan mengenai jawaban yang
anak usia dini. Hal ini diikarenakan benar.
kehadirannya dapat memberikan d. Fungsi komunikasi
bimbingan serta memberitahukan mana Pemberian umpan balik (feedback)
yang telah dilakukan dengan benar dan merupakan proses sosial yang
mana yang harus tidak dilakukan jika hal melibatkan komunikator yang saling
itu merupakan suatu kesalahaan. Sehingga mengirim berita sehingga satu pihak
dapat segera mengubah sikap sebagai dapat belajar dari pihak lain. Guru
upaya pembenaran untuk melakukan sebagai pengirim berita harus
pembelajaran motorik. memberikan keterangan yang jelas
Menurut Buis (dalam Slameto 2001: mengenai jawaban yang benar dari
191) menyatakan bahwa umpan balik hasil ulangan siswa, sehingga siswa
(feedback) memiliki fungsi sebagai dapat menangkap pesan tersebut.
berikut: Sebaliknya, siswa seagai penerima
a. Fungsi peringatan berita setelah mengetahui maksud dari
Umpan balik (feedback) dapat pesan maka ia harus melaksanakan
dijadikan peringatan bagi siswa yang pesan tersebut sehingga komunikasi
memperoleh nilai dibawah standar dapat berlangsung.
ketuntasan belajar bahwa ia harus e. Fungsi motivasi

26
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

Umpan balik (feedback) dapat salah ataukah benar, anak akan merasakan
mendorong siswa untuk berusaha keadaannya secara langsung. Hal inilah
mencari jawaban yang benar atas yang dinamakan umpan balik dalam diri
kesalahan sebelumnya sesuai dengan seseorang. Anak belajar peka, dapat
petunjuk dari guru. Dengan demikian mengontrol, menilai, dan kritis terhadap
pada tes berikutnya siswa akan lebih dirinya, belajar menganalisa dan
bersemangat untuk memperoleh hasil mengidentifikasikan gerakannya.
yang lebih baik. Aspek motivasi Umpan balik intrinsik ini dapat
mempunyai peran yang cukup besar, berhasil dengan baik jika diberikan
memperkenalkan ketrampilan, kesempataan yang luas untuk anak terus
menetapkan tujuan belajar, mencoba praktek sendiri,latihan yang
pengetahuan ketrampilan, adanya terus menerus, ada progres pembimbing
target, latihan bersama-sama, karena harus memberikan contoh yang
latihan sendiri tidak akan membuat benar,memberikan model ataupun
sempurna karena tidak ada pembanding demonstrasi , memotivasi anak untuk
dalam hasil yang dicapai. bersungguh-sungguh tidak mudah putus
asa, dan tak kalah penting memberikan
a. Umpan Balik (feedback) Intrinsik. apresiasi/reward yang dampaknya akan
Umpan balik intrinsik merupakan signifikan untuk anak dapat
informasi yang diberikan dari menumbuhkan rasa percaya diri yang
pembimbing untuk anak sebagai akibat besar. Pembimbing memberikan intruksi
dari melakukan gerakan-gerakan tertentu. dengan kalimat /kataa yang santun
Aksi dari anak dalam melakukan geraakan sehingga anak tidak merasa tertekaan dan
motorik anak akan merasakan sendiri dibuat senyaman mungkin.
misalnya anak melakukan tendangan
terhadap bola, anak akan merasakan bola b. Umpan Balik (Feedback)
bergerak menggelinding dan gerakan Ekstrinsik
panggul, kakinya bergerak serta Umpan balik ektrinsik merupakan
mendengar suara secara langsung ketika umpan balik dari faktor luar berupa
bola ditendang kakinya . kaki kontak masukan tambahan yang mempunyai
langsung dengan bola yang ditendang tadi. peranan yang penting. Pembimbing
Setelah bola ditendang anak akan ataupun guru memberikan informasi yang
merasakan melihat apakah tendangan tadi ersifat khusus dalam pembelajaran secara

27
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

praktik. Misalnya alat-alat bantu, audio 2. Setelah diberikan umpan balik


ataupun visual, koreksi, nilai, serta contoh (feedback) ekstrinsik pada anak maka
nyata dari pembimbing, sehingga anak dengaan sendirinya umpan balik instrinsik
dapat secara langsung melihat gerakan akan muncul dengan sendirinya.
motorik yang benar dan dapat 3. Umpan balik ekstrinsik dalam
dipraktekkan langsung. Tujuannya agar bentuk pengetahuan hasil dapat
anak tidak kehilangan arah karena anak mempercepat dan memantapkan
merasa dibimbing dan dididik langsung. ketrampilan motorik. Informasi dari
Pembimbing tidak hanya boleh puas pembimbing/guru tentang kesalahan baik
melihat umpan balik intrinsik anak akan ekstrinsik maupun intrinsik dalam
tetapi harus dimunculkan dengan pembelajaran motorik sangat berpengaruh
dipancing, ditambahkan, dikoreksi, pada hasil kemampuan motorik anak.
disempurnakan dengan masukan umpan
balik ektrinsik. Saran
Umpan balik yang diberikan 1. Penerapan umpan balik (feedback)
pembimbing sangatlah menentukan ketrampilan motorik diperlukan persiapan
kualitas pembelajaraan motorik serta hasil yang cukup matang agar hasilnya optimal.
yang dicapai oleh anak. Pengetahuan 2. Sebagai pembimbing/guru/orang
hasil dan performa juga mempunyai tua agar dapat lebih mengoptimalkan
peran penting, karena berkaitan dengan pemberian umpan balik (feedback)motorik
ekspresi fisik atau gerakan tubuh, kasar ataupun halus terhadap anak
misalnya perkataan “ tendangan bolanya didiknya. Karena hal ini memberikan
terlalu lemah kurang kuat, tambahkan dampak yang sangat positif dan
power” . sehingga anak akan daapat signifikan.
segera mengkoreksi kesalahannya dalam
pembelajaran motorik. Daftar Pustaka

Abdurahman Akhi. (2009). Cara Praktis


Kesimpulan
Mengatasi Perkembangan Anak.
1. Pembelajaran motorik untuk anak Jakarta. Three Publishing
akan semakin maksimal ketrampilan Ardy, Novan. (2014). Psikologi
motorik yang akan diperolehnya jika Perkembangan Anak Usia Dini
diberikan umpan balik (feedback) baik Paandan Bagi Orang Tua dan
intrinsik ataupun ekstrinsik.

28
Tunas Siliwangi Vol.2, No.1, April 2016: 20-29

Pendidik PAUD Dalam Memahami Sugiyanto dan Sudjarwo. (1992). Materi


Serta Mendidik Anak Usia Dini. Pokok Perkembangan dan Belajar
Yogykarta. Gava Media. Gerak Buku I Modul 1-6. Jakarta:
Decaprio Richard. (2013). Aplikasi Teori Depdikbud Proyek Penataran Guru
Pembelajaran Motorik Di Sekolah. SD Setara D-II
Yogyakarta. Diva Press Wahyudin, Uyu dan Agustin Mubiar.
Lutan, Rusli (1988). Belajar Keterampilan (2012). Penilaian Perkembangan
Motorik, Pengantar Teori dan Anak Usia Dini Panduan Untuk
Metode. Jakarta: Depdikbud Dirjen Guru, Tutor, Fasilitator dan
Dikti Proyek Pengembangan Pengelola Pendidikan Anak Usia
Lembaga Dini. Bandung. Refika Aditama.
Makmun, Abin S. (2004). Psikologi
Kependidikan Perangkat Sistem
Pengajaran. Bandung: PT Remaja
Rosadakarya.
Rink, Judith E. (1985). Teaching Physical
Education for Learning. ST.
Louis:Times Mirror/Mosby.
Soesilowindradini. (ttn). Psikologi
Perkembangan (Masa Remaja).
Surabaya:Usaha Nasional.
Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Mahendra, Agus dan Ma’mun Amung.
(1988). Teori Belajar dan
Pembelajaran Motorik. Bandung.
Andira.
Samsudin. (2008). Pembelajaran Motorik
Di Taman Kanak-Kanak. Jakarta.
Litera Prenada Media Group.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. (2001).
Penelitian dan Penilaian
Pendidikan.Bandung: Sinar Baru
Algesindo.

29

Anda mungkin juga menyukai