Anda di halaman 1dari 8

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU) UAS

TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2021/22.1 (2021.2)

Nama Mahasiswa : Siti Fatimah

Nomor Induk : 858294967


Mahasiswa/NIM
: 14 Mei 1996
Tanggal Lahir
: PDGK4303/ Perspektif Global
Kode/Nama Mata Kuliah
: 118/PGSD- S1
Kode/Nama Program Studi
: 49 / Banjarmasin
Kode/Nama UPBJJ
: Kamis / 23 Desember 2021
Hari/Tanggal UAS THE

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halamanini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuranakademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulistangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuranakademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN


TEKNOLOGI UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Siti Fatimah


NIM : 858294967

Kode/Nama Mata : PDGK4303/ Perspektif Global


Kuliah
: FKIP (Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan)
Fakultas
: 118/ PGSD – S1
Program Studi
: 49 / Banjarmasin
UPBJJ-UT

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE
pada laman https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepadasiapapun.

3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam
pengerjaan soal ujian UASTHE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya
sebagai pekerjaan saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai
dengan aturan akademik yang berlaku di UniversitasTerbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan
tidak melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui
media apapun, serta tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan
akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari
terdapat pelanggaran atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan
menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh Universitas Terbuka.

Banjarmasin, 19 Desember 2021


Yang Membuat Pernyataan,
Siti Fatimah
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1) Globalisasi membawa pengaruh dalam berbagai lini kehidupan baik yang negatif maupun positif, di
dalamnya adalah dunia pendidikan. Untuk menunjang dan menghadang globalisasi, maka perlu adanya
strategi dalam pendidikan. Pendidikan sebagai sebuah sistem untuk proses perubahan individu memiliki
nilai penting di dalam kehidupan setiap manusia. Untuk mewujudkan perubahan yang mampu
menjangkau semua aspek dalam diri manusia dibutuhkan kurikulum yang mampu rnenunjangnya.
Kurikulum perlu didesain agar proses kehidupan yang ada mendapat porsi yang imbang, antara aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pertanyaan :
Berdasarkan keadaan tersebut, maka bagaimanakah sebaiknya desain kurikulum yang sesuai dengan
keadaan di Indonesia? Buatlah analisis mengenai metode pembelajaran yang dapat digunakan sebagai
alternatif pembelajaran dalam menghadapi era globalisasi!

Jawab : - Kurikulum yang bersifat holistik dan integral mutlak diperlukan dalam sistem pendidikan di
Indonesia. Hal ini sebagai sebuah konsekuensi untuk pengembangan SDM Indonesia yang
memiliki kcerdasan yang menyeluruh. Kurikulum yang diterapkan saat ini adalah kurikulum 2013 disini
lebih menempatkan peserta didik sebagai subyek dalam belajar, bukan obyek. Tugas guru lebih bersifat
sebagai penyedia pengalaman belajar (fasilitator). Terutama dengan dianjurkannya penggunaan
pendekatan saintifik, memungkinkan dikembangkannya rasa ingin tahu peserta didik dan
mengarahkannya kepada kegiatan yang menggali informasi (baik dengan melakukan eksperimen,
bertanya kepada pakar ataumengkaji dokumen) serta menggunakan penalaran dan kemampuan
berpikirnya untuk mengambil kesimpulan.

Dari uraian diatas, tampak bahwa penerapan kurikulum 2013 sangat sesuai dengan perspektif global.
Penerapan kurikulum 2013 memungkinkan sumber daya manusia indonesia tumbuh berkembang dan
bergaul dalam dlam peraturan global secara produktif dan damai.

- Metode pembelajaran yang dapat digunakan sebagai alternatif pembelajaran dalam menghadapi era
globalisasi yaitu :

 Metode cermah sebagai metode penyajian dasar dalam memberikan informasi pokok
 Metode tanya jawab untuk menggali berapa jauh para siswa telah memiliki pengetahuan yang
menjadi pembahasan

 Metode diskusi untuk memantapkan dan memperluas pengetahuan siswa terhadap materi yang
disajikan serta menjadi pembahasan
 Metode tugas untuk memperkaya pengertian materi pembahasan berdasarkan apa yang
diperoleh para siswa dalam kehidupan sehari-hari
 Metode karyawisata untuk mengamati fakta dan fenomena yang memperjelas konsep yang
sedang dibina.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
2) Pandemi corona virus disease (covid-19) mengakibatkan terjadinya perubahan kebijakan secara
mendasar dalam dunia pendidikan di tanah air. Surat edaran Mendikbud No 04 Tahun 2020
menyatakan bahwa pada masa pandemic covid-19, siswa belajar dari rumah melalui
pembelajaran daring/jarak jauh. Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan melalui Learning
Management System, E-Learning, Google Classroom, E-mail, sampai dengan Whattshapp Group.
Untuk dapat bertemu wajah di dunia maya, maka guru dan siswa dapat menggunakan aplikasi
zoom meeting, google meet dan aplikasi lainnya sebagai media pembantu dalam menyampaikan
materi pembelajaran. Namun demikian, tidak adanya kuota dan inftrastruktur yang memadai
membuat seluruh stakeholders pendidikan harus berfikir keras untuk menyampaikan materi
pelajaran pada masa pandemi covid-19.
Pertanyaan :
Berdasarkan keadaan tersebut, maka:
a. Analisis bagaimana pemerataan perkembangan alat komunikasi yang dapat digunakan
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran di Indonesia!
b. Analisis dampak positif dan negatif dari perbedaan perkembangan komunikasi tersebut
bagi pembelajaran di era covid-19 pandemi!
Jawab : a) Pandemi Covid-19 menyebabkan adanya perubahan-perubahan besar hampir diseluruh aspek
kehidupan salah satunya pada sistem pendidikan. Perubahan sistem pendidikan menyebabkan para siswa
menjadi sulit untuk menerima materi, terlebih para siswa di jenjang Sekolah Dasar dan Taman Kanak-
kanak, dikarenakan pembelajaran yang biasanya dilakukan secara konvensional berubah menjadi
pembelajaran jarak jauh atau dilakukan secara daring, yang pelaksanaannya tidak dapat terlepas dari
pemanfaatan teknologi informasi. Teknologi dapat mempermudah segala kebutuhan dalam proses belajar
mengajar. Sejalan dengan pendapat Tounder et al (dalam Selwyn, 2011) yang mengatakan bahwa
teknologi digital dalam lembaga pendidikan sebagai sarana pendukung dalam pembelajaran, baik sebagai
sarana dalam mengakses informasi sumber belajar ataupun sebagai sarana penunjang kegiatan belajar
dan berkaitan dengan tugas. Seiring dengan perkembangan zaman teknologi yang semakin berkembang,
saat ini banyak platform yang dapat membantu pelaksaan pembelajaran daring seprti e-learing,
Google Clasroom, Edmodo, Moodle, Rumah belajar, dan bahkan platform dalam bentuk video conference
sudah semakin banyak diantaranya seperti Google meet, Zoom, dan Visco Webex. Selain memanfaatkan
aplikasi-aplikasi tersebut tidak jarang Whatsapp Group menjadi alternatif dalam pelaksanaan
pembelajaran daring. Dalam pelaksanaan pembelajaran daring di masa pandemi saat ini tentu
menghadirkan berbagai hambatan. Salah satu hambatan yang terjadi di indonesia adalah kurangnya
pemerataan perkembangan alat komunikasi untu pembelajaran daring.

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Hambatan itulah yang menjadi tantangan tersendiri bagi pelaku dalam dunia pendidikan, khususnya bagi
pendidik dan peserta didik, mengingat pelaksanaan pembelajaran daring harus tetap
diselenggarakan ditengah wabah Covid-19. Pembelajaran daring sendiri dalam pelaksanaannya tidak
dapat terlepas dari dari jaringan internet, maka sudah menjadi hal yang lumrah bahwa hambatan dalam
pelaksanaan pembelajaran daring ini adalah akses jaringan internet yang belum merata . Pembelajaran
sekolah jarak jauh ini memaksa anak-anak dengan dibantu dengan orang tua untuk akrab dengan
internet. Selain itu, ketersediaan kuota yang membutuhkan biaya cukup tinggi harganya bagi siswa dan guru
guna memfasilitasi kebutuhan pembelajaran juga menjadi permasalahan dalam pembelajaran daring ini. Kuota
yang dibeli untuk kebutuhan internet menjadi melonjak dan banyak diantara orang tua siswa yang tidak siap
untuk menambah anggaran dalam menyediakan jaringan internet. Hal ini pun menjadi permasalahan yang
sangat penting bagi siswa, jam berapa mereka harus belajar dan bagaimana data (kuota) yang mereka miliki,
sedangkan orang tua mereka yang berpenghasilan rendah atau dari kalangan menengah kebawah (kurang
mampu). Hingga akhirnya hal seperti ini dibebankan kepada orangtua siswa yang ingin anaknya tetap
mengikuti pembelajaran daring. Koneksi jaringan internet juga menjadi salah satu kendala yang dihadapi siswa
yang tempat tinggalnya sulit untuk mengakses internet, apalagi siswa tersebut tempat tinggalnya di daerah
pedesaan, terpencil dan tertinggal. Kalaupun ada yang menggunakan jaringan seluler terkadang jaringan yang
tidak stabil, karena letak geografis yang masih jauh dari jangkauan sinyal seluler. Hal ini juga menjadi
permasalahan yang banyak terjadi pada siswa yang mengikuti pembelajaran daring sehingga kurang optimal
pelaksanaannya. Permasalahan ini muncul dan membuat pemaksaan terhadap pemerintah untuk
melakukan pemerataan akses internet ke seluruh wilayah. Apabila anak-anak yang sama sekali tidak bisa
melakukan akses internet maka dengan terpaksa mengumpulkan tugas sekolah secara offline. Penyebaran
virus Corona yang belum berhenti ini menjadikan acuan agar akses internet dan teknologi dapat lebih
merata ke seluruh penjuru Indonesia.
b) - Dampak positif dari perbedaan perkembangan komunikasi tersebut bagi pembelajaran di
era covid-19 pandemi yaitu :
 Munculnya aplikasi-aplikasi belajar online yang menunjang kegiatan belajar daring dan
membuat belajar di rumah tetap dapat dilakukan dengan efektif
 Munculnya kreativitas tanpa batas
 Terjadinya kolaborasi antara guru da orang tua dalam membantu/mengawasi anak dalam
belajar
 Memicu Percepatan Transformasi Pendidikan

- Dampak negatif dari perbedaan perkembangan komunikasi tersebut bagi pembelajaran di


era covid-19 pandemi yaitu :

BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

 Kurang meratanya pembagian kouta dari pemerintah ke seluruh wilayah di indonesia


 Susahnya penjelasan/pemahapan materi dari pendidik ke peserta didik
 Susahnya sinyal untuk mengakses internet
3) Panduan penyelenggaraan pembelajaran pada semester genap tahun ajaran dan tahun akademik
2020/2021 di masa pandemi covid-19 memberikan prinsip kebijakan pendidikan akademik 2020/2021
di masa pandemi covid-19 memberikan prinsip kebijakan pendidikan dengan mengutamakan:
1. kesehatan dan keselamatan peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, keluarga dan masyarakat,
2. tumbuh kembang peserta didik dan kondisi psikososial dalam rangka pemenuhan layanan
pendidikan selama masa pandemi covid-19.
Berdasarkan hal tersebut, maka kebijakan pembelajaran tatap muka dimulai dengan pemberian izin oleh
pemerintah daerah/kanwil/kantor kemenag, dan tetap dilanjukan dengan izin berjenjang satuan
pendidikan dan orang tua. Pembelajaran tatap muka di satuan pendidikan tetap hanya diperbolehkan
untuk satuan pendidikan yang telah memenuhi daftar periksa dan mengikuti protokol kesehatan yang
ketat. Dengan demikian, perlu partisipasi aktif dari seluruh pemangku kepentingan dalam
mempersiapkan transisi pembelajaran tatap muka pada persekolahan. Karena realitas dilapangan,
banyak satuan pendidikan yang tidak memenuhi kriteria protokol kesehatan tetap ingin melakukan
kegiatan pembelajaran tatap muka dengan berbagai asumsi. Ketidak sesuaian kondisi tersebut, membuat
dilema orang tua murid untuk memutuskan akan mengizinkan anaknya untuk sekolah dengan tatap muka
atau tetap menggunakan pembelajaran daring sampai dengan covid-19 ini selesai.
Pertanyaan :
Berdasarkan fenomena yang terjadi, maka:
a. Evaluasi isu tentang pembelajaran tatap muka bagi satuan pendidikan yang tidak memenuhi
standar protokol kesehatan covid-19!
b. Evaluasi masalah global tentang kesiapan infrastruktur dan SDM tenaga medis di Indonesia
sebagai garda terdepan dalam menangani masalah covid-19!
Jawab :
a) Banyaknya isu-isu yang beredar tentang dialaksanakannya pembelajaran tatap muka di sekolah
membuat banyak orang tua senang tetapi banyak juga isu-isu tentang sekolah/ satuan pendidikan
yang belum siap atau tidak memenuhi standar protokol kesehatan covid-19. hal itu membuat beberapa
orang tua murid bimbang apakah mereka harus memberikan izin/tidak kepada anak meraka di satu
sisi mereka ingin anak mereka kembali lagi aktif belajar di sekolah karena pembelajaran di rumah
dinilai kurang efektif dan ketika belajar di rumah anak-anak mengalami penurunan dalam hal belajar
karena meraka sibuk bermain, di satu sisi para orang tua takut memberi izin kepada anak mereka
karena virus corona belum sepenuhnya hilang mereka takut apabila mereka memberikan izin tetapi
pihak sekolah belum memenuhi standar protokol kesehatan anak mereka akan terkena virus covid 19.

Untuk itu pihak pemerintah mengeluarkan peraturan bagi sekolah yang ingin melaksanakan
pembelajaran tatap muka sekolah itu harus memenuhi standarisati protokol kesehatan covid 19
seperti :
 melakukan pembagian kelompok belajar dalam rombongan belajar yang sama dan pengaturan
jadwal pelajaran untuk setiap kelompok sesuai dengan ketentuan (50% siswa yang belajar di
kelas)
 memakai masker ketika di sekolah (saat belajar – pulang)
 melakukan pembagian jam masuk, istirahat, dan keluar untuk semua kelompok belajar dari
masing-masing rombongan belajar untuk meminimalisir kerumunan pada waktu yang
bersamaan
 melakukan pengaturan tata letak ruangan untuk mengatur jarak antar orang, tanda jaga jarak,
kecukupan ruang terbuka dan saluran udara
 melakukan pengaturan lalu lintas 1 (satu) arah di lorong/koridor dan tangga atau memberikan
batas pemisah dan penanda arah jalur di lorong/ koridor dan tangga
 melakukan pembersihan dan disinfeksi di satuan pendidikan paling lambat satu hari sebelum
penyelenggaraan PTM dimulai dan dilanjutkan setiap hari selama satuan pendidikan
menyelenggarakan PTM, antara lain pada lantai, pegangan tangga, meja dan kursi, pegangan
pintu, toilet, sarana CTPS dengan air mengalir, alat peraga/edukasi, komputer dan papan tik, alat
pendukung pembelajaran, tombol lift, ventilasi buatan atau AC, dan fasilitas lainnya.
 Seluruh guru dan staf di sekolah harus sudah di vaksinisai
b) Kesiapan infrastruktur dan SDM tenaga medis di Indonesia sebagai garda terdepan dalam menangani
masalah covid-19 hal ini bisa di lihat dari ketika ada pasien covid tenaga medis dengan cepat
menanganinya tetapi karena cepatnya penyebaran virus covid dan membludaknya orang yang
terpapar virus covid dalam satu waktu membuat para tenaga medis menjadi keteteran/kesusahan
dalam menanganinya karena kurangnya SDM tenaga medis di Indonesia. Selain itu kurang lengkapnya
fasilitas dan peralatan di dalam rumah sakit (APD, tabung oksigen dan ruangan) membuat tenaga
medis menjadi lambat dalam menanganinya sehingga para pasien terkadang harus menunggu atau
melakukan isolasi mandiri sendiri di rumah akibat kurangnya ruangan.
4) Nina adalah siswa kelas lima yang berasal dari keluarga dengan kemampuan ekonomi lemah. Karena
ketidak mampuan orang tuanya dalam memberikan fasilitas pendidikan, akhirnya Nina jarang mengganti
seragam sekolah dalam setiap tahunnya, pada saat teman kelas yang lainnya mengganti seragam sekolah.
Nina pun selalu menggunakan tas yang sudah tidak layak pakai karena tidak ada lagi tas yang bisa dia
gunakan. Setiap jam istirahat datang, Nina selalu duduk di kelas karena tidak memiliki uang untuk jajan
ke kantin dan tidak membawa bekal dari rumah.
Melihat keadaan yang demikian, Pak Budi yang merupakan wali kelas enam berinisiatif untuk membantu
Nina memberikan makanan dan membelikan tas serta seragam untuk digunakan Nina setiap hari nya
dengan menggalang dana dari teman-teman kelas enam secara sukarela sesuai keikhlasan masing-
masing.
Dalam rangka menilai aspek keterampilan sosial siswa kelas enam, Pak Budi juga membuatkan lembar
penilaian observasi siswa sebagai acuan dalam memberikan skor nilai dan pollow up atau pembinaan
terkait aspek sosial siswa. Selanjutnya, setelah siswa kelas enam memberikan makanan, tas dan seragam
untuk Nina, Pak Budi meminta seluruh siswa untuk mempresentasikan kegiatan yang sudah dilakukan
bersama di depan kelas.
Pertanyaan :
Dari kasus tersebut, buatlah instrumen evaluasi untuk menilai dan mengukur aspek keterampilan sosial
siswa pada saat melakukan observasi dan diskusi di depan kelas tentang tugas yang sudah diberikan
oleh Pak Budi tersebut disertai kategori nilai dan perhitungan hasil evaluasi nya dengan
menggunakan rumus!
Jawab :
Instrumen penilaan observasi dan diskusi
Nama :
Kelas :

N Aspek yang diamati skor


o 1 2 3 4
1. Kecepatan dalam mengerjakan
2. Kelancaran berbicara dalam persentasi
3. Kemampuan siswa mengemukakan pendapat
4. Memberikan gagasan yang cemerlang

Petunjuk penskoran :
Skor akhir menggunakan skala 1 – 4
Perhitungan skor akhir menggunakan rumus:

skor diperoleh
× 4 skor ak h ir
skor makimal

Contoh :
Skor diperoleh 14, skor maksimal 4x5 pernyataan = 20, maka kor akhir :
14
× 3=2,8
20

Sesuai pemendikbud No 81A Tahun 2013 peserta didik memperoleh nilai adalah : sangat baik

Apabila memperoleh kor: 3,33 < skor ≤ 4,00


Apabila memperoleh skor: 2,33<skor3,33 : Baik
Apabila memperoleh skor: 1,33<skor≤2,33 : Cukup Baik
Apabila memperoleh skor: skor ≤1,33 : Kurang

Anda mungkin juga menyukai