untuk-.-.nr#H;t t* persyaratan
mencapaiderajatSarjanaS-2
ProgramStudi MagisterManajemen
Jurusan Ilmu-ilmu Sosial
diajukanoleh
Guntur NovaroRistantaS.
18416/PS/MM/06
Kepada
FAKULTAS BKONOMIKA DAN BISNIS
UNIVBRSITAS GADJAH MADA
2009
M.AGIS'IIER M.ANAIEA/ffiI
UNTVERSITASGAD'AH TvfADA
DosenPengujiI DosenPenguji II
/too'?r^b
SlametSugiri, Prof.,Dr., MBA. Zaki Baridwan, Prof.,Dr., M.Sc.
DosenPembimbing
!tu^'W
Zaki Baridwan,Prof.,Dr., M.Sc.
danBisnis
Ekonomika
Fakuttas
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan
Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yesus Kristus atas kasih dan
karunia-Nya sehingga tesis ini dapat diselesaikan. Adapun maksud dari penulisan tesis
ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada sekolah
Penulis menyadari bahwa banyak pihak yang turut berperan serta dalam
penyusunan tesis ini, khususnya Bapak Zaki Baridwan selaku dosen pembimbing
tesis. Atas dukungan, pengarahan, dan bimbingan dari beliau sehingga penulis dapat
1. Bapak dan Ibu staf pengajar sekolah Pascasarjana, Program Studi Magister
2. Kedua orang tua, Setianus Sinulingga dan Debby Mega Rosalind Bangun,
serta kakak-kakak, Hengky dan Icha, serta adik-adik, Agnes dan Fritz, yang
4. Angling Kinanti Ayuning Prasasti, yang tidak pernah lelah berdoa dan
memotivasi penulis, serta Atut dan Alit yang selalu memberikan dukungan
kepada penulis.
khususnya kelas Akhir Pekan 7B, atas bantuan dan dukungannya kepada
iv
6. Rekan-rekan kerja di Ernst & Young dan semua pihak yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tesis ini masih jauh dari
sempurna. Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan semoga
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman.
vi
Halaman.
2.4.3 Biaya Modal Saham Biasa .......................................... 17
2.4.4 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang ............................ 21
2.5 Kerangka Pemikiran ............................................................... 22
2.6 Profil Perusahaan .................................................................... 23
2.6.1 Sejarah Singkat Perusahaan ......................................... 23
2.6.2 Bidang Usaha Perusahaan ........................................... 24
2.6.3 Struktur Organisasi Perusahaan ................................... 25
2.6.4 Struktur Bisnis Perusahaan .......................................... 27
2.6.5 Visi Misi dan Strategi Perusahaan ............................... 28
2.6.5.1 Visi dan Misi Perusahaan ................................ 28
2.6.5.2 Strategi Perusahaan .......................................... 29
vii
Halaman.
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 46
LAMPIRAN ............................................................................................... xi
1.A Neraca konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
tahun 2005 dan 2004 .............................................................. i
1.B Laporan laba rugi konsolidasian PT Adhi Karya (Persero)
Tbk tahun 2005 dan 2004 ....................................................... iii
2.A Neraca konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
tahun 2006 dan 2005 .............................................................. iv
2.B Laporan laba rugi konsolidasian PT Adhi Karya (Persero)
Tbk tahun 2006 dan 2005 ....................................................... vi
3.A Neraca konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
tahun 2008 dan 2007 .............................................................. vii
3.B Laporan laba rugi konsolidasian PT Adhi Karya (Persero)
Tbk tahun 2008 dan 2007 ........................................................ ix
4.A Tabel biaya utang jangka panjang yang dikenakan
bunga ..................................................................................... x
4.B Tabel beban bunga, beban pajak, laba sebelum pajak
dan laba bersih ........................................................................ x
4.C Tabel modal saham, harga saham per lembar, laba
x
per lembar saham dan dividen per lembar saham ...................
5.A Tabel perhitungan return on equity ......................................... xi
5.B Tabel perhitungan rasio pembayaran dividen .........................
xi
viii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Perbedaan Karakteristik Antara Utang dan Ekuitas ................ 6
Tabel 2.2 Wilayah Kerja dan Anak Perusahaan ........................................ 27
Tabel 4.1 Perhitungan Biaya Utang Jangka Panjang Sebelum Pajak ........ 34
Tabel 4.2 Perhitungan Tarif Pajak ............................................................. 35
Tabel 4.3 Perhitungan Biaya Utang Jangka Panjang Setelah Pajak ......... 36
Tabel 4.4 Perhitungan Tingkat Pertumbuhan Tetap Dividen ................... 39
Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Modal Saham Biasa ................................... 40
Tabel 4.6 Proporsi Utang Jangka Panjang dan Modal Saham Biasa ........ 41
Tabel 4.7 Perhitungan Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang ..................... 41
Tabel 4.8 Perhitungan Nilai Perusahaan ................................................... 42
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ........................................................... 6
Perusahaan ........................................................................... 43
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1.A Neraca konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
tahun 2005 dan 2004 ............................................................ i
Lampiran 1.B Laporan laba rugi konsolidasian PT Adhi Karya
(Persero) Tbk tahun 2005 dan 2004 ...................................... iii
Lampiran 2.A Neraca konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
tahun 2006 dan 2005 ............................................................ iv
Lampiran 2.B Laporan laba rugi konsolidasian PT Adhi Karya
(Persero) Tbk tahun 2006 dan 2005 ...................................... vi
Lampiran 3.A Neraca konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
tahun 2008 dan 2007 ............................................................ vii
Lampiran 3.B Laporan laba rugi konsolidasian PT Adhi Karya
(Persero) Tbk tahun 2008 dan 2007 ...................................... ix
Lampiran 4.A Tabel biaya utang jangka panjang yang dikenakan
bunga ...................................................................................... x
Lampiran 4.B Tabel beban bunga, beban pajak, laba sebelum pajak
dan laba bersih ............................................................................ x
Lampiran 4.C Tabel modal saham, harga saham per lembar, laba
per lembar saham dan dividen per lembar saham .......................... x
Lampiran 5.A Tabel perhitungan return on equity ................................................ xi
Lampiran 5.B Tabel perhitungan rasio pembayaran dividen ................................ xi
xi
INTISARI
Kata kunci: Struktur modal optimal, biaya modal rata-rata tertimbang, biaya utang
jangka panjang, biaya modal saham.
xii
ABSTRACT
This is a replication of prior research from William Niti in 2008 which title
was “Analisis Pemilihan Struktur Modal Optimal Pada Industri Telekomunikasi di
Indonesia”.
The main objective of this research is to know optimal capital structure of
PT Adhi Karya (Persero) Tbk by analyze the weighted average cost of capital
analysing and cost of capital using secondary data of PT Adhi Karya (Persero) Tbk’s
Financial Statement from year 2004 untill 2008.
PT Adhi Karya (Persero) Tbk chosen as a sample because it is a listed
construction company in Bursa Efek Indonesia which submits their Financial
Statement periodically and a Company with highest average revenue for the research
period. The data analyzed by calculating the weighted average cost of capital, after
tax cost of debt, cost of common equity, debt proportion and equity proportion.
Based on the analysis, the conclusion can be drawn of optimal capital
structure election at PT Adhi Karya (Persero) Tbk reached in year 2008 with:
(1) Value of weighted average cost of capital, k a , is 11,97%. (2) Value of cost of
common equity, k s , is 14,72%. (3) Value of after tax cost of debt, k i , is 9,03%.
(4) Debt proportion, w i , is 48,39% dan equity proportion, w s , is 51,61%.
Keywords: Optimal capital structure, Weighted average cost of capital, Cost of debt,
Cost of common equity.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
persaingan dengan penggunaan sumber daya yang ada. Persaingan bagi kelangsungan
hidup maupun persaingan untuk menjadi perusahaan besar dalam dunia usaha
mempunyai keunggulan bersaing baik itu dalam teknologi, produk yang dihasilkan
sumber permodalan yang dapat menyediakan dana dalam jumlah besar untuk
membiayai investasi baru yang dilakukan perusahaan yang juga semakin besar,
secara efektif dan efisien. Salah satu faktor produksi yang paling penting bagi
perusahaan adalah modal. Modal dapat berupa uang maupun barang yang tersedia
Oleh karena itu modal tersebut harus dikelola secara efisien dan efektif.
yang umumnya terdiri dari utang jangka panjang, saham biasa, dan saldo laba. Selain
1
itu sumber dana perusahaan juga sering diklasifikasikan menjadi modal sendiri dan
modal pinjaman. Modal sendiri merupakan modal yang diinvestasikan oleh pemilik
perusahaan yang dapat berupa saham biasa (Common Stock), saham preferen
(Preferred Stock) dan laba ditahan (Retained Earnings). Sedangkan modal luar
biaya yang disebut biaya modal. Biaya modal mempunyai arti penting bagi
dalam modal jangka panjang yang optimal dapat menentukan sumber-sumber modal
yang selanjutnya akan membentuk struktur modal yang optimal, yaitu struktur modal
yang memaksimumkan nilai perusahaan atau harga saham, dan meminimumkan biaya
modal.
Formatted: Finnish
Memaksimalkan nilai perusahaan merupakan salah satu tujuan manajemen.
1. Berapakah biaya modal dari masing-masing sumber modal yang dimiliki oleh
2. Apakah PT Adhi Karya (Persero) Tbk sudah mempunyai struktur modal yang
optimal?
2
I.3 Tujuan Penelitian
Tujuan atas penelitian analisis struktur modal optimal pada PT Adhi Karya
1. Akademisi
2. Perusahaan
pengembangan usaha.
Di dalam penyusunan ini dibagi ke dalam 5 bab. Setiap bab diuraikan lagi
Bab I : Pendahuluan
3
sistematika penyusunan.
berbagai literatur.
menganalisis data.
Bab IV : Analisis Struktur Modal Optimal PT Adhi Karya (Persero) Tbk Tahun
Bab V : Penutup
4
BAB II
jangka panjang dan ekuitas yang dikelola oleh perusahaan. Menurut Van Horne dan
jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh utang, saham preferen dan ekuitas.
Formatted: Swedish (Sweden)
Sedangkan Keown (2005:552) menyatakan bahwa struktur keuangan berbeda
dengan struktur modal. Struktur keuangan adalah bauran dari seluruh sumber dana
yang muncul pada sisi kanan neraca. Struktur modal adalah bauran sumber- sumber
dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan. Pada dasarnya konsep ini
pendanaan yang permanen yang digunakan oleh perusahaan dengan suatu cara untuk
efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal.
Perbedaan karakteristik antara kedua tipe pendanaan yaitu utang dan ekuitas
terletak pada keragaman hak suara relative manajemen, klaim pada income dan aset,
maturitas dan perlakuan pajak. Keempat karakteristik ini diringkas pada tabel 2.1 dan
dapat dijelaskan mengapa ekuitas mempunyai risiko lebih besar dari pada utang,
sehingga ekuitas mendapat kompensasi dengan tingkat pengembalian yang lebih besar
5
Tabel 2.1 Perbedaaan Karakteristik Antara Utang dan Ekuitas
Klaim pada income dan aset Senior dari ekuitas Subordinat pada utang
keuangan (financial leverage) yang berpengaruh terhadap rasio utang (debt ratio)
1. Pada industri yang sama mempunyai pola struktur modal yang sama
sehingga perbedaan strukur modal dalam waktu yang panjang menjadi kecil.
Teori struktur modal diawali dengan pemikiran dua orang ekonom pemenang
hadiah Nobel Ekonomi, Modigliani dan Miller (1958), yang dikenal sebagai teori MM
tidak ada struktur modal yang optimal. Nilai perusahaan bergantung pada arus kas
6
yang akan dihasilkan dan bukan pada rasio utang dan ekuitas. Teori MM (1958) ini
hanya berlaku dengan menggunakan asumsi pasar yang sempurna seperti tidak ada
pajak, tidak ada biaya transaksi terpenuhi, tidak ada konflik antar pihak dalam
karena bunga utang mengurangi penghasilan kena pajak. Dengan kata lain apabila ada
dua perusahaan yang memperoleh laba operasi yang sama, tetapi yang satu
menggunakan utang sedangkan yang satunya tidak, maka perusahaan yang membayar
bunga akan membayar pajak yang lebih kecil. Penghematan membayar pajak
merupakan manfaat bagi pemilik perusahaan, maka sudah tentu nilai perusahaan yang
menggunakan utang akan lebih besar daripada perusahaan yang tidak menggunakan
utang.
Dalam praktiknya, ada penyimpangan dari asumsi teori MM, seperti adanya
perlakuan pajak terhadap bunga dan dividen serta adanya kesenjangan informasi. Jadi,
modal perusahaan lainnya, misalnya static trade off theory dan pecking order theory.
Teori tersebut menunjukkan bahwa struktur modal sebagai wujud dari kebijakan
theory) yang dikemukakan oleh Miller (1977). Bayless dan Diltz (1994) menjelaskan
bahwa dalam static trade off theory, struktur modal optimal terjadi karena proses
trade off antara manfaat penghematan pajak (tax shield of leverage) dengan biaya
7
penggunaan utang (cost of financial distress and agency cost of leverage). Dalam
static trade off theory terdapat dua implikasi penting yaitu perusahaan dengan risiko
bisnis tinggi lebih baik menggunakan sedikit utang. Hal ini akan memperbesar biaya
Utang mempunyai dua sisi, yaitu sisi positif dan sisi negatif. Sisi positif dari
jumlah pajak yang dibayar perusahaan berkurang. Penghematan pajak ini akan lebih
Pengawasan oleh kreditur jauh lebih ketat dan efektif daripada pengawasan pemegang
saham di luar perusahaan dengan informasi yang relatif terbatas. Karena itu,
dengan segala konsekuensinya. Semakin besar laba sebelum bunga dan pajak
(Earnings Before Interest Tax/EBIT) yang dihasilkan perusahaan, semakin besar pula
tingkat utangnya agar pajak yang dibayar berkurang. Apabila utang terlalu besar,
peluang tidak mampu membayar bunga dan cicilan utang menjadi lebih besar, ini
Utang yang berlebihan juga akan meningkatkan biaya keagenan utang atau
8
manfaat pajak dan menurunnya biaya keagenan ekuitas di satu sisi dan biaya tekanan
Model lainnya adalah pecking order theory yang dikembangkan oleh Myers
(1984). Berdasarkan dari kesenjangan informasi antara manajer dan investor, model
ini menjelaskan hierarki dari pendanaan yang bersumber pada laba, utang, sampai
pada saham (dimulai dari sumber dana dengan biaya termurah). Kesenjangan
akses pada sumber pendanaan dari luar. Myers dan Majluf (1984) menunjukkan
berdasarkan pecking order theory yang dikemukan oleh Donaldson (1961) mengikuti
(internal funds)
investasi
investasi berdampak pada aliran kas internal dapat lebih besar atau lebih kecil
9
4) Bila dana eksternal dibutuhkan, perusahaan memilih sumber dana dari utang
karena dipandang lebih aman dari ekuitas. Ekuitas adalah pilihan terakhir dari
Myers dan Majluf (1984) memiliki pandangan bahwa ada informasi asimetrik
yang terjadi antara manajer perusahaan dan investor. Biaya akibat informasi asimetrik
memaksimalkan nilai yang sesungghnya dari klaim pemegang saham saat ini.
Menurut Myers (1984) terdapat ketidaksesuaian antara static trade off theory
dan pecking order theory. Konsep pecking order theory membedakan ekuitas yang
diperoleh dari laba ditahan dan penerbitan saham baru karena urutan atau prioritas
sumber pendanaan menempatkan laba ditahan pada posisi paling atas, sedangkan
penerbitan saham baru berada pada urutan paling bawah. Menurut teori ini,
sumber pendanaan. Myers mengkritik asumsi yang dipakai static trade off theory,
bahwa pelaku pasar memiliki informasi serta ekspektasi yang sama dengan pihak
Teori pecking order ini didukung bukti empiris bahwa perusahaan yang
menghasilkan laba besar cenderung memiliki rasio utang yang relatif lebih kecil.
10
teori peking order dianggap layak sebagai sinyal dari manajemen bahwa perusahaan
yang biaya modal rata-rata tertimbangnya minimal sehingga nilai perusahaan menjadi
maksimal. Menurut Keown et al. (2005:553), struktur modal optimal adalah struktur
modal yang akan meminimalkan biaya modal jangka panjang komposit perusahaan.
Menurut Brigham dan Houston (2006:24), struktur modal optimal adalah struktur
modal yang memaksimalkan harga dari saham perusahaan dan hal ini biasanya
memerlukan rasio utang yang lebih rendah dari pada rasio yang memaksimalkan laba
per saham.
Struktur modal menghasilkan manfaat dan biaya. Manfaat dari utang adalah
timbulnya keringanan pajak (tax shield) dari pembayaran bunga. Menurut Gitman
1. Stabilitas pendapatan
tidak stabil.
2. Arus kas
11
kas yang dibutuhkan untuk memenuhi kewajibannya. Hal ini untuk
perusahaan.
4. Preferensi manajemen
5. Pengendalian
7. Pemilihan waktu
12
saham akan lebih menarik. Kadang-kadang utang dan saham tidak
Untuk memahami struktur modal optimal, dapat dilihat dari hubungan dasar
keuangan. Menurut Gitman (2006:563), pada umumnya, dapat dikatakan bahwa nilai
memodifikasi model simple zero growth, maka nilai perusahaan (V) didefinisikan
sebagai EBIT (laba sebelum bunga dan pajak) dikalikan satu dikurangi tingkat pajak
perusahaan (T) dibagi biaya modal rata-rata tertimbang, (k a ) . Dapat ditulis ke dalam
EBIT × (1 − T ) NOPAT
V = =
ka ka
dengan,
menggunakan model zero growth valuation, dengan mensubstitusikan laba per lembar
saham (EPS) dengan dividen (karena setiap tahun dividen sama dengan EPS), maka
13
EPS
Po =
ks
dengan,
tingkat pengembalian yang harus didapatkan oleh perusahaan atas suatu proyek
yang diinvestasikan untuk menjaga nilai pasar dan untuk pendanaan atraktif.
berbagai macam faktor ekonomi dan perusahaan. Struktur dasar dari biaya modal
dibuat dengan beberapa asumsi yang relatif terhadap risiko dan pajak:
1) Risiko bisnis
membiayai operasionalnya.
2) Risiko keuangan
14
sedemikan sehingga kemampuan perusahaan untuk mendanai tidak
berubah.
Merupakan biaya relevan, dengan kata lain, biaya modal diukur dengan
modal.
adalah tingkat pengembalian yang diminta atas investasi oleh para pemberi pinjaman
panjang , k i , adalah biaya setelah pajak yang diharapkan saat ini untuk meningkatkan
Hasil bersih (net proceeds) merupakan dana yang sebenarnya diperoleh dari penjualan
surat-surat berharga. Flotation costs adalah total biaya yang dikeluarkan untuk
menerbitkan dan menjual surat-surat berharga yang mengurangi hasil bersih dari
penjualan. Biaya ini diterapkan untuk semua penawaran dari surat-surat berharga
seperti obligasi, saham preferen, dan saham biasa. Sudah termasuk dua komponen:
1). Biaya underwriting, kompensasi yang didapatkan oleh penjamin emisi untuk
2). Biaya administasi, biaya penerbitan seperti hukum, akuntansi, biaya cetak dan
biaya lainnya.
15
n
It M
Net proceed per bond (NP d ) = ∑ +
t =1 (1 + K d ) t
(1 + K d )n
dengan,
M − NP d
I+
kd = n
NP d + M
2
Biaya modal harus dinyatakan dengan dasar setelah pajak. Menurut Gitman,
(2006:505) biaya utang setelah pajak (k i ) adalah biaya utang sebelum pajak (k d )
dikalikan satu dikurangi tingkat pajak perusahaan (T), dapat ditulis dalam
k i = k d × (1 − T ) [%]
dengan,
16
pemegang saham biasa. Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:122), yang
dimaksud dengan biaya modal saham preferen adalah tingkat pengembalian yang
dividen saham preferen (D p ) terhadap net proceed perusahaan dari penjualan saham
Dp
kp= [%]
Np
dengan,
Menurut Van Horne dan Wachowicz (2007:122), biaya modal saham adalah
tingkat pengembalian yang diminta atas investasi oleh para pemegang saham
pengembalian saham oleh investor. Dua bentuk dari pembiayaan saham biasa: (1) laba
dividen yang diharapkan dari perusahaan untuk menentukan nilai sahamnya. Ada dua
teknik yang dapat digunakan untuk menghitung biaya modal saham, yaitu:
17
Menurut Gitman (2006:507), constant growth valuation model menggunakan
asumsi bahwa nilai saham sama dengan nilai sekarang dari semua dividen
ks=
D1
+g [%]
P0
dengan,
tingkat pertumbuhan maksimum dalam penjualan yang dapat didukung dan dikelola
oleh perusahaan untuk struktur modal (bauran antara utang jangka panjang dan
ekuitas) dan tanpa harus menjual saham baru. Secara khusus, tingkat pertumbuhan
dividen (g) menghadirkan tingkat dimana penjualan perusahaan bisa bertumbuh jika
perusahaan ingin mengelola rasio keuangan dan tidak menjual saham biasa yang baru.
mengasumsikan semua aktiva dan kewajiban perusahaan tumbuh pada tingkatan yang
g = ROE × (1 − b) [%]
dengan,
18
ROE : Rasio laba bersih atas ekuitas
k s = R F + [β × (k m − R F )] [%]
dengan,
Biaya laba ditahan bagi perusahaan adalah sama seperti biaya penerbitan atas
tambahan saham biasa, yang sama dengan persamaan biaya modal saham biasa
(Gitman, 2006:509). Hal ini berarti laba ditahan meningkatkan modal sendiri dengan
19
Biaya laba ditahan dapat diterima hanya jika diharapkan dapat menghasilkan
memandang laba ditahan sebagai biaya penerbitan penuh dari tambahan saham biasa,
maka biaya laba ditahan (k r ) adalah sama dengan biaya saham biasa yang ditulis
dengan rumus:
kr= ks
Biaya laba ditahan tidak perlu disesuaikan dengan flotation cost sebab dengan
biaya.
biaya saham biasa setelah dipertimbangkan jumlah penilaian dibawah harga dan biaya
growth valuation, maka persamaan biaya penerbitan saham biasa yang baru dapat
D1
kn = +g
Nn
dengan,
ke-1 [Rp]
Nn : Harga saham biasa yang baru dikurangi biaya flotation [Rp]
g : Tingkat pertumbuhan tetap dividen [%]
Biaya penerbitan saham biasa yang baru (k n ) selalu lebih besar daripada biaya laba
ditahan (k r ).
20
II.4.4 Biaya Modal Rata-Rata Tertimbang (WACC)
mengetahui semua biaya modal dari setiap sumber pendanaan yang spesifik. Menurut
adalah mencerminkan biaya rata-rata yang diharapkan pada masa yang akan datang
untuk membiayai atas semua yang dijalankan. Biaya modal rata-rata tertimbang
diperoleh dengan menimbang biaya dari setiap jenis modal tertentu sesuai dengan
memperhitungkan keseluruhan komponen modal yang ada, akan tetapi terlebih dahulu
perusahaan.
mengalikan biaya modal dari setiap bentuk pendanaan dengan proporsinya dalam
dengan,
Wi + W p + Ws = 1
21
ki : Biaya utang setelah pajak [%]
1). Untuk mempermudah dalam perhitungan, lebih baik proporsi struktur modal
2). Jumlah dari proporsi struktur modal harus sama dengan 1.0. Pernyataaan
3). Nilai modal saham biasa, W s , adalah perkalian dengan laba ditahan, k r , atau
biaya penerbitan biaya saham yang baru, k n . Tergantung dari perusahaan yang
akan membiayai modal saham biasa dengan laba ditahan atau dengan penerbitan
bahwa struktur modal optimal adalah struktur modal yang biaya modal rata-
atau struktur modal yang ada yaitu biaya utang jangka panjang (k i ), biaya
masing periode yang diteliti setelah itu baru ditentukan berapa biaya modal
22
menghitung biaya modal rata-rata (WACC) untuk masing-masing periode
yang diteliti, maka dapat diketahui struktur modal optimal perusahaan, sesuai
dengan pendapat Gitman (2006) bahwa struktur modal yang biaya modal
Laporan Keuangan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk
(tahun 2004-2008)
Struktur modal
Nilai perusahaan yang maksimal optimal
Nama Adhi Karya untuk pertama kalinya tercantum dalam Surat Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Kerja tanggal 11 Maret 1960. Kemudian
Perusahaan Negara Adhi Karya. Pada tahun itu pula, berdasarkan Peraturan
23
Pemerintah yang sama Perusahaan Bangunan bekas milik Belanda yang telah
Perseroan diubah menjadi PT Adhi Karya (Persero) Tbk. seiring dengan dilepasnya
saham Perusahaan sebesar 49% kepada umum dan menjadi BUMN Konstruksi
seperti:
5. Perdagangan umum
24
8. Penyewaan peralatan kontruksi
Kontruksi IV, Divisi Kontruksi V, Divisi Kontruksi VI, Divisi Kontruksi VII,
Divisi Internasional.
25
Untuk selengkapnya dapat dilihat pada gambar berikut ini:
DIREKTUR UTAMA
SEKRETARIS PERUSAHAAN
INTERNAL AUDIT
DEPARTEMEN DEPARTEMEN
MANAJEMEN KEUANGAN
RISIKO
DEPARTEMEN
DEPARTEMEN AKUNTANSI
PENDUKUNG
OPERASI
DEPARTEMEN
SDM &
TEKNOLOGI
DEPARTEMEN INFORMASI
PENGEMBANGAN
BISNIS
ANAK
DIVISI I DIVISI V DIVISI PERUSAHAAN
INTERNASIONAL
DIVISI II DIVISI VI
DIVISI VIII
Sumber : www.adhi.co.id
26
II.6.4 Struktur Bisnis Perusahaan
27
II.6.5 Visi, Misi dan Strategi Perusahaan
bidang industri jasa kontruksi dan adanya tuntutan bahwa perusahaan harus selalu
melakukan value creation untuk meningkatkan nilai perusahaan maka PT Adhi Karya
1. Visi
Menjadi juara sejati di bisnis jasa kontruksi dan menjadi mitra pilihan dalam
2. Misi
berkepentingan.
28
II.6.5.2 Strategi Perusahaan
6. Penguasaan dan peningkatan kemampuan di bidang Oil & Gas, Power Plant.
berkembang.
kompetensi).
pelaksanaan pekerjaan.
29
BAB III
METODE PENELITIAN
laporan tahunan dan laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk yang diperoleh
dari Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk periode 31 Desember 2004, 31 Desember
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah data laporan keuangan
PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2004, 2005, 2006, 2007 dan 2008. Penulis mengambil sampel PT Adhi Karya
(Persero) Tbk karena sampel merupakan perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia yang memberikan laporan keuangan secara periodik dan menghasilkan
berikut:
k i = k d × (1 − T )
dengan,
30
Dp
kp=
Np
dengan,
D1
ks = +g
P0
berikut:
g = ROE × (1 − b) )
dengan,
D1 : Harga per lembar saham yang diharapkan pada akhir tahun ke-1
dengan,
31
kp : Biaya modal saham preferen
EBIT × (1 − T ) NOPAT
V = =
ka ka
dengan,
NPAT
ROE =
TotalEquity
dengan,
(2006:504), yakni, struktur modal optimal adalah struktur modal yang biaya modal
sebagai berikut:
baik biaya modal jangka panjang (k i ), biaya modal saham biasa (k s ) untuk
32
2. Menghitung biaya modal rata-rata (WACC) perusahaan untuk masing-masing
diteliti.
Maka selanjutnya dapat mengetahui struktur modal yang optimal, yaitu saat biaya
modal rata-rata tertimbangnya (WACC) minimal pada periode penelitian.
33
BAB IV
ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
Pada analisis biaya modal utang jangka panjang ini, penulis menggunakan
contoh perhitungan dengan data laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk
tahun 2004 yang dapat dilihat pada lampiran 4.B dan tabel biaya utang jangka panjang
yang dikenakan bunga pada lampiran 4.A. Dengan menggunakan persamaan sebagai
berikut:
Dari data lampiran 4.B dan 4.A, diketahui bahwa, beban bunga PT Adhi Karya
(Persero) Tbk tahun 2004 adalah sebesar Rp 82.770.653 ribu (beban bunga tidak
termasuk utang jangka pendek) dan total biaya utang jangka panjang yang dikenakan
bunga adalah sebesar Rp 479.597.037 ribu, sehingga biaya utang sebelum pajaknya
adalah:
82.770.653ribu
kd= × 100% = 17%
479.597.037 ribu
Biaya utang sebelum pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun 2004 adalah
sebesar 17%. Dengan cara yang sama, hasil perhitungan biaya utang jangka panjang
sebelum pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk periode tahun 2004 sampai dengan
Tahun Beban Bunga Total Utang Jangka Panjang Kena Biaya Utang
(dalam ribuan Rupiah) Bunga Sebelum Pajak
(Dalam ribuan Rupiah)
2004 82.770.653 479.597.037 17%
2005 96.180.722 397.773.275 24%
34
2006 146.493.584 222.204.933 66%
2007 135.061.140 497.831.438 27%
2008 106.289.369 498.313.341 21%
Sumber: Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Periode 2004-2008
Sebelum menghitung biaya utang jangka panjang setelah pajak (k i ), terlebih dahulu
Dari data lampiran 4.B, diketahui bahwa, beban pajak PT Adhi Karya
(Persero) Tbk tahun 2004 adalah sebesar Rp 26.507.103 ribu sedangkan laba sebelum
pajak pada tahun 2004 adalah sebesar Rp 96.258.964 ribu, sehingga tarif pajak PT
26.507.103ribu
T= × 100% = 28%
96.258.964ribu
Tarif pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun 2004 adalah sebesar 28%. Dengan
cara yang sama, hasil perhitungan tarif pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk untuk
periode tahun 2004 sampai dengan 2008 dapat dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini:
Untuk menghitung biaya utang jangka panjang setelah pajak tahun 2004, dapat
k i = k d × (1 − T )
35
dengan,
Maka biaya utang jangka panjang setelah pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun
Jadi, biaya utang jangka panjang setelah pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun
2004 adalah sebesar 12.24%. Dengan cara yang sama, hasil perhitungan terhadap
biaya utang setelah pajak dapat dilihat pada tabel 4.3 dibawah ini:
Tahun Biaya Utang Sebelum Pajak Tarif Pajak (T) Biaya Utang Setelah Pajak
(k d ) (k i )
2004 17% 28% 12.24%
2005 24% 33% 16.08%
2006 66% 29% 46.86%
2007 27% 31% 18.63%
2008 21% 57% 9.03%
Sumber: Data diolah dari Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode
2004-2008
Tahun 2004
Beban bunga sebesar Rp 82.770.653 ribu (lihat tabel 4.1) dan total utang jangka
panjang kena bunga adalah sebesar Rp 479.597.037 ribu (lihat tabel 4.1), sehingga
biaya utang jangka panjang sebelum pajak adalah sebesar 17% (lihat tabel 4.1).
Sedangkan beban pajak tahun berjalan PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2004
adalah sebesar Rp 26.507.103 ribu (lihat tabel 4.2) dengan laba sebelum pajak sebesar
Rp 96.258.964 ribu (lihat tabel 4.2), maka tarif pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk
pada tahun 2004 adalah sebesar 28%. Dari data diatas diperoleh biaya utang jangka
panjang setelah pajak pada tahun 2004 adalah 12.24% (lihat tabel 4.3).
36
Tahun 2005
Beban bunga sebesar Rp 96.180.722 ribu (lihat tabel 4.1) dan total utang jangka
panjang kena bunga adalah sebesar Rp 397.773.275 ribu (lihat tabel 4.1), sehingga
biaya utang jangka panjang sebelum pajak adalah sebesar 24% (lihat tabel 4.1).
Sedangkan beban pajak tahun berjalan PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2005
adalah sebesar Rp 38.177.614 ribu (lihat tabel 4.2) dengan laba sebelum pajak sebesar
Rp 116.226.077 ribu (lihat tabel 4.2), maka tarif pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk
pada tahun 2005 adalah sebesar 33%. Dari data diatas diperoleh biaya utang jangka
panjang setelah pajak pada tahun 2005 adalah 16,08% (lihat tabel 4.3).
Tahun 2006
Beban bunga sebesar Rp 146.493.584 ribu (lihat tabel 4.1) dan total utang jangka
panjang kena bunga adalah sebesar Rp 222.204.933 ribu (lihat tabel 4.1), sehingga
biaya utang jangka panjang sebelum pajak adalah sebesar 66% (lihat tabel 4.1).
Sedangkan beban pajak tahun berjalan PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2006
adalah sebesar Rp 37.820.621 ribu (lihat tabel 4.2) dengan laba sebelum pajak sebesar
Rp 128.906.440 ribu (lihat tabel 4.2), maka tarif pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk
pada tahun 2006 adalah sebesar 29%. Dari data diatas diperoleh biaya utang jangka
panjang setelah pajak pada tahun 2006 adalah 46,86% (lihat tabel 4.3).
Tahun 2007
Beban bunga sebesar Rp 135.061.140 ribu (lihat tabel 4.1) dan total utang jangka
panjang kena bunga adalah sebesar Rp 497.831.438 ribu (lihat tabel 4.1), sehingga
biaya utang jangka panjang sebelum pajak adalah sebesar 27% (lihat tabel 4.1).
Sedangkan beban pajak tahun berjalan PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2007
adalah sebesar Rp 47.066.918 ribu (lihat tabel 4.2) dengan laba sebelum pajak sebesar
Rp 153.837.814 ribu (lihat tabel 4.2), maka tarif pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk
37
pada tahun 2007 adalah sebesar 31%. Dari data diatas diperoleh biaya utang jangka
panjang setelah pajak pada tahun 2007 adalah 18,63% (lihat tabel 4.3).
Tahun 2008
Beban bunga sebesar Rp 106.289.369 ribu (lihat tabel 4.1) dan total utang jangka
panjang kena bunga adalah sebesar Rp 498.313.341 ribu (lihat tabel 4.1), sehingga
biaya utang jangka panjang sebelum pajak adalah sebesar 21% (lihat tabel 4.1).
Sedangkan beban pajak tahun berjalan PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2008
adalah sebesar Rp 69.464.994 ribu (lihat tabel 4.2) dengan laba sebelum pajak sebesar
Rp 122.539.138 ribu (lihat tabel 4.2), maka tarif pajak PT Adhi Karya (Persero) Tbk
pada tahun 2008 adalah sebesar 57%. Dari data diatas diperoleh biaya utang jangka
panjang setelah pajak pada tahun 2008 adalah 9,03% (lihat tabel 4.3).
Pada penelitian ini penulis menggunakan teknik constant growth valuation (Gordon
Model). Perhitungan berikut ini menggunakan contoh perhitungan dengan data yang
diolah dari laporan keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun 2004. Sebelum
menghitung biaya modal saham biasa terlebih dahulu dihitung tingkat pertumbuhan
g = ROE × (1 − b)
Diketahui rasio laba bersih atas ekuitas (ROE) pada tahun 2004 adalah sebesar
21.33% (lihat lampiran 5.A) dengan rasio pembayaran dividen (b) sebesar 50% (lihat
lampiran 5.B) , maka tingkat pertumbuhan tetap dividen pada tahun 2004 adalah
sebesar:
38
Dengan cara yang sama, hasil perhitungan tingkat pertumbuhan tetap dividen PT Adhi
Karya (Persero) Tbk dapat dilihat pada tabel 4.4 dibawah ini:
Setelah menghitung tingkat pertumbuhan dividen (g), maka biaya modal saham biasa
D1
k s= +g
P0
Jadi, biaya modal saham biasa PT Adhi Karya (Persero) Tbk pada tahun 2004 adalah
sebesar:
20,62
k s= + 10,66% = 3,05% + 10,66% = 13,71%
675
Dengan cara yang sama, hasil perhitungan biaya modal saham biasa PT Adhi Karya
39
Tabel 4.5 Perhitungan Biaya Modal Saham Biasa (k s )
PT Adhi Karya (Persero) Tbk Periode Tahun 2004-2008
Pada tabel 4.5, dapat dilihat bahwa biaya modal saham biasa terendah sebesar 13,71%
yaitu pada tahun 2004 dengan tingkat pertumbuhan tetap dividen 10,66%, dividen per
lembar saham Rp 20,62 dan harga per lembar saham Rp 675, sedangkan biaya modal
saham biasa tertinggi sebesar 18,70% yaitu pada tahun 2006 dengan tingkat
pertumbuhan tetap dividen 10,46%, dividen per lembar saham Rp 10,61 dan harga per
berikut:
dengan,
40
Pada perhitungan biaya modal rata-rata tertimbang ini, peneliti menggunakan data
sebelumnya dihitung terlebih dahulu proporsi utang jangka panjang dan proporsi
modal saham biasa dalam struktur modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun 2004-
Tabel 4.6 Proporsi Utang Jangka Panjang dan Modal Saham Biasa
PT Adhi Karya (Persero) Tbk Periode Tahun 2004-2008
Setelah diketahui proporsi struktur modal PT Adhi Karya (Persero) Tbk (tabel 4.6),
maka dapat dihitung biaya modal rata-rata tertimbang PT Adhi Karya (Persero) Tbk
41
Sumber: Data diolah dari Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode
2004-2008
Pada tabel 4.7, dapat dilihat bahwa biaya modal rata-rata tertimbang PT Adhi Karya
tertimbang pada tahun 2007 sangat signifikan yaitu penurunan sebesar 11,61% dari
tahun 2006.
Menurut Gitman (2006:563), nilai suatu perusahaan akan maksimal apabila biaya
EBIT × (1 − T ) NOPAT
V = =
ka ka
Contoh perhitungan ini menggunakan data PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun 2004,
dengan laba bersih Rp 70.485.481 ribu (5.A) dan biaya modal rata-rata tertimbang
12,81% (tabel 4.7), maka nilai perusahaan pada tahun 2004 adalah:
70.485.481ribu
V = = 550.237.947 ribu
12,81%
Jika PT Adhi Karya (Persero) Tbk akan dijual pada tahun 2004, maka nilai
perusahaannya adalah sebesar Rp 550.237.947 ribu. Dengan cara yang sama, hasil
perhitungan nilai perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode 2004-2008 dapat
42
2007 111.601.404 17,82% 626,270,505
2008 81.482.495 11,97% 680,915,496
Sumber: Data diolah dari Laporan Keuangan PT Adhi Karya (Persero) Tbk periode
2004-2008
Gambar 4.1
Grafik Biaya Modal Rata-rata Tertimbang (k a ) dan Nilai Perusahaan (V)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk tahun 2004-2008
Pada tabel 4.8 dan gambar 4.1, dapat dilihat dan dijelaskan bahwa nilai
perusahaan (V) PT Adhi Karya (Persero) Tbk berfluktuasi dari tahun 2004-2008 dan
pendapat Gitman (2006) bahwa struktur modal optimal adalah struktur modal yang
maksimal. Nilai perusahaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk sejak tahun 2004 sampai
dengan tahun 2006 terus mengalami penurunan. Pada tahun 2004 nilai perusahaan
adalah sebesar Rp 550.237.947 ribu sedangkan pada tahun 2005 nilai perusahaan
43
479.231.462 ribu dari tahun 2004 dan pada tahun 2006 nilai perusahaan kembali
menjadi Rp 324.773.717 ribu dari tahun 2005. Turunnya nilai perusahaan pada tahun
2005 dan 2006 juga diikuti dengan naiknya biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk dimana masing-masing besarnya adalah 16,28% dan
29,43%. Pada tahun 2007 dan 2008, nilai perusahaan mengalami kenaikan yang
680,915,496 dengan biaya modal rata-rata tertimbang (WACC) 17,82% dan 11,97%.
Pada periode penelitian ini, PT Adhi Karya (Persero) Tbk mencapai struktur
modal optimal pada tahun 2008 (lihat gambar 4.1) dengan biaya modal rata-rata
tertimbangnya sebesar 11,97%, dengan proporsi utang jangka panjang sebesar 48,39%
serta proporsi modal saham biasa sebesar 51,61% dengan nilai perusahaan sebesar Rp
680,915,496 ribu yang merupakan nilai perusahaan terbesar selama periode penelitian
IV.3 Pembahasan
struktur modal optimal pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk tercapai pada tahun 2008
dengan biaya utang jangka panjang sebesar 9,03%, biaya modal saham biasa sebesar
14,72% dengan proporsi utang jangka panjang dan proporsi modal saham biasa pada
tahun 2008 masing-masing sebesar 48,39% dan 51,61%, sedangkan biaya modal rata-
rata tertimbang perusahaan pada tahun 2008 adalah sebesar 11,97% dengan nilai
(2006) yang menyatakan struktur modal optimal adalah struktur modal yang biaya
44
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 Kesimpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan hasil analitis dari penelitian maka dapat
disimpulkan bahwa struktur modal optimal pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk
2. Biaya utang jangka panjang setelah pajak dan biaya modal saham masing-
3. Proporsi utang jangka panjang sebesar 48,39% dan proporsi modal saham
V.2 Saran
sebagai berikut:
1. Bagi perusahaan
tahun 2008, karena struktur modal pada tahun 2008 sudah optimal.
Peneliti menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
45
DAFTAR PUSTAKA
Antara News. April 2007. ADHI Realisasikan Dana IPO Senilai Rp 63,276 Miliar.
Melalui <www.antara .co.id>
Bayless, M.E, Diltz, J.D. (1994), “Securities Offerings and Capital Structure Theory”,
Journal of Business Finance & Accounting, Vol. 21 No. 1, pp. 77-91
Keown, Arthur J., Martin, John D., Petty, J. William., & Scott Jr, David F.2005.
Financial Management: Principles and Applications (Tenth Edition) New
Jersey: Pearson Prentice Hall
Miller, Merton H. 1977. “Debt and Taxes”, Journal of Finance, American Finance
Association, Vol. 32 (2), pp. 261-75
Modigliani, F., Miller, M.H. 1958. “The Cost of Capital, Corporate Finance and the
Theory of Investment”, The American Economics Review, Vol. XIVIII. No. 3,
pp. 261-297
Myers, S., 1984, “The Capital Structure Puzzle”, Journal of Finance, Vol. XXXIX,
July
Myers, S and Majluf, 1984, “Corporate Financing and Investment Decision When
Firms Have Information Investors Do Not Have”, Journal of Finance
Economics 13, pp. 187-221
46
PT Adhi Karya (Persero), Tbk. Financial Report, tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan
2008. Melalui <http://www.idx.co.id>
PT Adhi Karya (Persero), Tbk. Annual Report, tahun 2004, 2005, 2006, 2007 dan
2008. Melalui <http://www.idx.co.id>
Sundjaja, Ridwan, S dan Inge Barlian, 2001, Manejemen Keuangan Satu, Jilid 1,
Edisi ketiga, PT Prenhallindo, Jakarta
47
Lampiran 1.A
Neraca Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2005 dan 2004
2005 2004
Aktiva
Aktiva lancar
Kas dan setara kas 204,319,132 182,328,389
Investasi Sementara 15,117,055 14,270,336
Piutang usaha
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 147,014,109 148,167,214
Pihak Ketiga 342,290,672 57,933,497
Piutang retensi
Pihak istimewa 39,882,089 38,896,498
Pihak ketiga 45,395,659 9,732,488
Tagihan bruto pemberi kerja
Pihak istimewa 490,967,385 612,606,590
Pihak ketiga 373,110,720 145,545,285
Piutang lain-lain 11,293,995 13,966,450
Persediaan 155,446,006 124,638,533
Uang muka 97,448,533 84,292,980
Pajak dibayar dimuka 163,836,745 125,035,382
Biaya dibayar dimuka 28,199,301 22,152,179
Jumlah aktiva lancar 2,114,321,401 1,579,565,821
i
Lampiran 1.A (lanjutan)
Neraca Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2005 dan 2004
2005 2004
Kewajiban lancar
Hutang usaha
Pihak istimewa 22,411,178 15,915,441
Pihak ketiga 717,412,294 544,705,258
Hutang bank 360,621,334 155,510,023
Hutang pajak 15,006,939 17,498,464
Hutang sewa guna usaha 94,088 216,401
Pendapatan diterima dimuka 111,001,761 19,969,866
Uang muka kontrak 249,147,481 129,606,753
Beban masih harus dibayar 40,431,394 24,700,317
Hutang lainnya jangka panjang yang
jatuh tempo dalam waktu satu
tahun 38,407,713 27,577,703
Hutang lainnya 21,884,982 30,771,669
Jumlah kewajiban lancar 1,576,419,164 966,471,895
ii
Lampiran 1.B
Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2005 dan 2004
Beban operasi
Penjualan 16,049,634 10,605,471
Umum dan administrasi 66,262,302 58,810,865
Jumlah beban operasi 82,311,936 69,416,336
iii
Lampiran 2.A
Neraca Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2006 dan 2005
2006 2005
Aktiva
Aktiva lancar
Kas dan setara kas 174,006,576 204,319,132
Investasi Sementara 212,063 334,555
Piutang usaha
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 141,399,332 147,014,109
Pihak Ketiga 478,378,335 342,290,672
Piutang retensi
Pihak istimewa 65,905,268 39,882,089
Pihak ketiga 109,948,276 45,395,659
Tagihan bruto pemberi kerja
Pihak istimewa 469,234,200 490,967,385
Pihak ketiga 577,817,753 373,110,720
Piutang lain-lain 17,632,317 11,293,995
Persediaan 179,041,121 155,446,006
Uang muka 112,307,728 97,448,533
Pajak dibayar dimuka 134,123,646 163,836,745
Biaya dibayar dimuka 111,432,387 28,199,301
Jumlah aktiva lancar 2,571,439,002 2,099,538,901
iv
Lampiran 2.A (lanjutan)
Neraca Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2006 dan 2005
2006 2005
Kewajiban lancar
Hutang usaha
Pihak istimewa 70,887,778 22,411,178
Pihak ketiga 902,266,502 717,412,294
Hutang bank 536,600,907 360,621,334
Hutang pajak 17,720,710 15,006,939
Hutang sewa guna usaha - 94,088
Pendapatan diterima dimuka 32,324,757 111,001,761
Uang muka kontrak 268,306,343 249,147,481
Beban masih harus dibayar 67,114,113 40,431,394
Hutang lainnya jangka panjang yang
jatuh tempo dalam waktu satu
tahun 229,378,824 38,407,713
Hutang lainnya 27,417,449 10,132,697
Jumlah kewajiban lancar 2,152,017,383 1,564,666,879
v
Lampiran 2.B
Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2006 dan 2005
2006 2005
Pendapatan 4,328,859,649 3,027,081,129
Beban kontrak 3,926,032,516 2,716,777,410
Laba kotor 402,827,133 310,303,719
Beban operasi
Penjualan 16,851,792 16,049,634
Umum dan administrasi 168,434,940 160,300,728
Jumlah beban operasi 185,286,732 176,350,362
vi
Lampiran 3.A
Neraca Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2008 dan 2007
2008 2007
Aktiva
Aktiva lancar
Kas dan setara kas 364,904,002 784,297,752
Investasi Sementara 858,577 2,290,171
Piutang usaha
Pihak yang mempunyai hubungan istimew 374,740,552 184,318,260
Pihak Ketiga 741,518,078 592,589,911
Piutang retensi
Pihak istimewa 120,390,158 92,390,618
Pihak ketiga 186,350,060 177,458,085
Tagihan bruto pemberi kerja
Pihak istimewa 707,217,056 570,620,889
Pihak ketiga 889,026,499 847,379,807
Piutang lain-lain 53,695,604 44,290,263
Persediaan 580,233,659 264,230,912
Uang muka 315,173,029 155,514,017
Pajak dibayar dimuka 197,925,565 168,917,930
Biaya dibayar dimuka 120,943,571 68,358,310
Jumlah aktiva lancar 4,652,976,410 3,952,656,925
vii
Lampiran 3.A (lanjutan)
Neraca Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2008 dan 2007
2008 2007
Kew ajiban lancar
Hutang usaha
Pihak istimew a 58,083,385 77,177,114
Pihak ketiga 2,297,521,459 1,550,587,427
Hutang bank 217,249,869 311,147,286
Hutang pajak 42,143,682 30,037,351
Pendapatan diterima dimuka 54,777,647 37,859,616
Uang muka kontrak 926,155,865 781,990,687
Beban masih harus dibayar 179,709,288 166,579,850
Bagian lancar kew ajiban jangka panjang
Hutang obligasi - 199,537,434
Hutang retensi 97,957,865 73,622,132
Hutang leasing 7,105,253 -
Hutang lainnya
Pihak istimew a 9,065,342 29,159,804
Pihak ketiga 73,281,244 10,845,173
Jum lah kew ajiban lancar 3,963,050,899 3,268,543,874
viii
Lampiran 3.B
Laporan Laba Rugi Konsolidasian PT Adhi Karya (Persero) Tbk
31 Desember 2008 dan 2007
2008 2007
Pendapatan 6,639,941,611 4,973,866,813
Beban kontrak 6,095,668,547 4,516,923,770
Laba kotor 544,273,064 456,943,043
Beban operasi
Penjualan 18,344,184 22,115,788
Umum dan administrasi 186,268,715 182,245,941
Jumlah beban operasi 204,612,899 204,361,729
ix
Lampiran 4.A
Tabel Biaya Utang Jangka Panjang Yang Dikenakan Bunga
PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Periode 2004-2008
(Dalam ribuan rupiah)
Keterangan Tahun
2004 2005 2006 2007 2008
Lampiran 4.B
Tabel Beban bunga, beban pajak, laba sebelum pajak dan laba bersih
PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Periode 2004-2008
(Dalam ribuan rupiah)
Lampiran 4.C
Tabel Modal saham, harga saham per lembar, laba per lembar saham
dan dividen per lembar saham
PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Periode 2004-2008
(Modal saham dinyatakan dalam ribuan rupiah)
x
Lampiran 5.A
Tabel Perhitungan Return on Equity (ROE)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Periode 2004-2008
Lampiran 5.B
Tabel Perhitungan Rasio Pembayaran Dividen (b)
PT Adhi Karya (Persero) Tbk, Periode 2004-2008
xi