Anda di halaman 1dari 18

PENUGASAN DIET PADA DIABETES

MILITUS

Disusun oleh
Kelompok 4

1. Nurmalia Listiyana 18010008


2. Ahlul Firdaus 19010004

3. Ananda Badrit Tamam 19010010


4. Andini Tia Anggraini 19010011
5. Anton Adi Saputra 19010013
6. Chewy Ifania 19010026
7. D. Fiora Farokah P. 19010028
8. Dwi Yuni Saputri 19010046

9. Alifiano Valery Nuril Izra 19010098

PROGRAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS dr. SOEBANDI JEMBER
2021 / 2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Mata Ajar : Keperawatan komunitas Pokok

Bahasan : Diet pada Diabetes mellitus

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

Waktu : 30 menit

Hari/Tanggal : -

Tempat :-

A.Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan klien dan keluarga mampu memahamitentang


Diet pada Diabetes MelitusB.

B. Tujuan Intruksional

Khusus ( T I K )Setelah diberi penyuluhan selama 15 menit, diharapkan klien dan


keluarga dapat :

1. Pengertian Diabetes Melitus


2. Pola makan pada Diabetes Melitus
3. Tujuan diet Diabetes Melitus
4. Syarat diet Diabetes Melitus
5. Penentuan jumlah kalori Diabetes Melitus
6. Perhitungan Kebutuhan Karbohidrat, Lemak, dan Protein untuk penderita
DiabetesMellitus
7. Jenis diet Diabetes Melitus
8. Daftar bahan makanan penukar

C. Kegiatan Pembelajaran1.

Materi : Terlampir2.

Metode : Ceramah dan diskusi3.

Media : leaflet, alat tulis,timbangan,alat ukur tinggi badan,

D. kegiatan penyusunan

No Kegiatan penyuluhan Respon peserta Waktu


1. Pembukaana. Menjawab salam 5 Menit
a. Memberi salam Memberi salam
b. Memberi pertanyaan apersepsi Menyimak
c. Menjelaskan tujuan
penyuluhan.
d. Menyebutkan materi/pokok
bahasan yang akan
disampaikan
2. Pelaksanaana. Memperhatikan 20 Menit
a. Memberikan penyuluhan Mengemukakan pendapat
tentang diet pada Diabetes Mendengar
Militus
b. Menggali persepsi
peserta/masyarakat
c. Membuka pertanyaan/ diskusi
dengan masyarakat
d. Memberikan reinforcement
kepada peserta yang bertanya
e. Menjawab pertanyaan
peserta/masyarakat
3. Penutup 5 Menit
a. Menyimpulkan materi Menyimak dan
penyuluhan yang Mendengarkan
telahdisampaikan Menjawab
b. Menyampaikan terima kasih Menjawab salam
atas perhatian dan waktu yang
telahdi berikan kepada peserta
c. Mengucapkan salam

E. Evaluasi

1. Evaluasi Proses
Pasien mendengarkan dan memperhatikan penjelasan dari penyaji
tentangDiabetes Melitus
2. Evaluasi Hasil
Pasien mampu menjelaskan kembali pengertian Diabetes Melitus, tu Polamakan
pada Diabetes Melitus, Tujuan diet Diabetes Melitus, Syarat diet DiabetesMelitus,
Penentuan jumlah kalori Diabetes Melitus, Perhitungan KebutuhanKarbohidrat,
Lemak, dan Protein untuk penderita Diabetes Mellitus, Jenis dietDiabetes Melitus,
Daftar bahan makanan penukar
SOP

Standrat operasional prosedur edukasi diet

Pengertian Diet diabetes mellitus merupakan pengaturan pola makan


bagi penderita diabetes mellitus berdasarkan jumlah, jenis
dan jadwal pemberian makanan.
Tujuan 1. Mengendalikan kadar gula darah sampai batas normal.
2. Menurunkan gula dalam air seni menjadi negative.
3. Mencapai BB normal.
4. Dapat melakukan pekerjaan sehari – hari seperti orang
normal
Peralatan/media 1. Leaflet Diet DM
2. Timbangan
3. Alat ukur tinggi badan
4. Alat tulis
Prosedur/langkah-langkah 1. Mempelajari surat rujukan permintaan Dokter dan
rekam /
catatan medik pengunjung. Jika ada melihat diagnosa dan
hasil laboratoriumnya.
2. Anamnesa
a. Menanyakan apakah sering keringat dingin
b. Menanyakan apakah kadang sering gemetar
c. Menanyakan apakah sering pusing – pusing dan
mata berkunang – kunang.
d. Menanyakan apakah ulu hati terasa perih.
e. Menanyakan kebiasaan makan sehari – hari.
f. Membiarkan penderita bercerita
g. Mencatat dalam buku register.
3. Pemeriksaan Klinis
a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. Umur
4. Therapi
1. Menanyakan cara diet 3x makanan pokok dan 3x
makanan selingan.
a. Bahan makanan yang diperbolehkan dan yang tidak
boleh.
b. Membatasi penggunaan karbohidrat.
c. Menghindari gula pasir dan gula merah.
d. Jenis sayuran yang diperbolehkan.
2. Menerangkan pengelolahan penyakit Diabetes Mellitus.
a. Diet
b. Obat anti diabetik.
c. Olah raga
3. Perlu diperhatikan
a. Penderita dianjurkan membawa permen untuk
mengatasi hipoglikemia.
b. Dianjurkan olahraga secara teratur, dilakukan 3 – 4
x semingg
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

PENGARUH DIET TERHADAP KADAR GULA DARAH


PASIEN DIABETES MELITUS TIPE II

THE INFLUENCE OFDIET ON BLOOD GLUCOSE LEVEL PATIENTS


MELLITUS DIABETES TYPE II
Ibrahim
STIKes Syedza Saintika
(anggabhaim@gmail.com, 081270706837)

ABSTRAK
Penyakit Diabetes setiap tahun mengalami peningkatan oleh karena itu perlu untuk mengendalikan
kadar glukosa dalam rentang normal agar terhindar dari komplikasi. Faktor yang berhubungan
dengan kadar gula darah yaitu pola diet, stres, aktivitas fisik atau olah raga, edukasi, dan obat-
obatan. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh diet terhadap kadar gula darah pada pasien
diabetes melitus tipe II di wilayah kerja Puskesmas Muara Bulian tahun 2018. Jenis penelitian
adalah Korelasional dengan obsevasional. Penelitian telah dilakukan di Puskesmas Muara Bulian
Pada tanggal 16 Agustus – 26 Agustus 2018. Populasi penelitian pasien Diabetes Melitus di
wilayahkerja Puskesmas Muara Bulian Kabupaten Batang Hari Sebanyak 40 orang. Teknik
pengambilan sampel adalah Total sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisis univariat
dan bivariat dengan menggunakan uji chi square. Hasil penelitian didapatkan lebih dari separoh 52.5
% kadar gula darah tidak normal,dan lebih dari separoh 52.5 % diet tidak teratur. Uji bivariat
menunjukkan ada pengaruh diet (p=0.001) terhadap kadar gula darah pada pasien diabetes tipe II.
Kesimpulan ada pengaruh dietterhadap kadar gula darah pada pasien diabetes tipe II. Hasil
penelitian ini diharapkan perawat memberikan pelayanan berupa penyuluhan kesehatan untuk
meningkatkan pengetahuan pasien dan pemberian leaflet sehingga meningkatkan pengetahuan
pasien dalam mengaplikasikan upaya pencegahan komplikasi penyakit diabetes mellitus.

Kata kunci: Diabetes Mellitus, Diet, Kadar Gula Darah

ABSTRACT
Diabetes increases every year because it is necessary to control glucose levels in the normal range
to avoid complications. Factors related to blood glucose levels are diet, stress, physical activity or
exercise, education, and drugs. The aim of the study was to determine the effect of diet on blood
glucose levels in type II diabetes mellitus patients in the Muara Bulian Health Center work area in
2018. This type of research was Correlation with Cross Sectional Study. The study was conducted at
Muara Bulian Public Health Center on August 16 to August 26 2018. The population of this study
was Diabetes Mellitus patients in the working area of Muara Bulian Public Health Center in
Kabupaten Batang Hari. The sampling technique is total sampling. Was analysis used was
univariate and bivariate analysis using chi square test. The results obtained more than half of
52.5% of blood glucose levels are not normal, and more than half of 52.5% of irregular diets. The
bivariate test showed that there was an effect of diet (p = 0.001) on blood glucose levels in type II
diabetes patients. Conclusion There is an influence of diet on blood glucose levels in type II diabetes
patients. The results of this study are expected nurses to provide services in the form of health
counseling to improve patient knowledge and the provision of leaflets so as to improve patient
knowledge in applying the prevention of complications of diabetes mellitus.

Keywords : Diabetes Mellitus, Diet, Blood glucose

10
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

PENDAHULUAN
Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu Riskesdas 2013 Toleransi Glukosa
penyakit menahun yang ditandai oleh kadar Terganggu (TGT) mencapai 29,9% atau
glukosa darah melebihi normal dan gangguan sekitar 52 juta penderita. Hal ini berarti akan
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein semakin banyak penduduk yang beresiko
yang disebabkan oleh kekurangan hormon tinggi untuk menderita DM Tipe II. Penderita
insulin secara relatif maupun absolut penyakit diates mellitus di provinsi di Jambi
(Hasdianah, 2012). Menurut Rahmadani terus meningkat menurut kepala Dinas
(2011), diabetes melitus merupakan suatu Kesehatan Kota Jambi, untuk tahun 2016
penyakit yang ditandai dengan kadar glukosa terdeteksi sebanyak 2268 orang dan pada
melebihi normal. tahun 2017 meningkat menjadi 3969 orang
Menurut World Health Organization (Data Dinas Kesehatan Jambi).
(WHO), tahun 2015 dalam Sukmaningsih Data dari Dinas Kesehatan Kabupaten
(2016), prevelansi penyakit diabetes secara Batang Hari Tahun 2017 diketahui jumlah
global adalah 90 % dan diderita oleh sekitar penderita diabetes melitus tidak termasuk 10
9% orang dewasa. Penyakit Diabetes Melitus penyakit terbesar, hanya terdapat 744 orang.
akan menjadi salah satu penyebab utama Kemudian, berdasarkan data dari Puskesmas
kematian didunia, karena jumlahnya yang Muara Bulian Diabetes Melitus termasuk
mengalami peningkatan. Indonesia kedalam 10 penyakit terbesar, diurutanke 7
menduduki peringkat ke-4 terbesar dengan padatahun 2015 terdapat 420 kasuspenderita
pertumbuhan penderita diabetes sebesar 152% DM, dandiurutanke 5 padatahun 2016
atau dari 8.426.000 orang pada tahun 2000 terdapat 495 kasuspenderita DM diurutan ke 2
menjadi 21.257.000 orang pada tahun 2030. pada data tahun 2017 terdapat 581 kasus
Menurut data Kemenkes RI (2013), penderita DM yang memeriksa kesehatannya
prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia di puskesmas Muara Bulian.
adalah 2,1%. Angka tersebut lebih tinggi Diabetes Mellitus tipe 2, noninsulin
dibanding dengan prevalensi pada tahun 2013 dependent diabetes mellitus (NIDDM). Pada
(1,1%). Sebanyak 34 provinsi (93,9%), diabetes tipe 2 ini pankreas bekerja dengan
menunjukkan kenaikan prevalensi Diabetes baik, kondisi insulin cukup, tetapi justru
Melitus yang cukup berarti. Prevalensi reseptor insulin yang jelek. Insidenpenyakit
diabetes pada umur 15 tahun menurut diabetes tipe 2 iniberbedadengantipe 1 yang
diagnosis dokter atau gejala adalah di provinsi manahampir 90% hingga 95%
Sulawesi Tengah (3.7%), kemudian disusul penderitamengalami diabetes tipe 2. DM ini
Sulawesi Utara (3,6%) dan Sulawesi Selatan umumnya menyerang usia diatas 30 tahun.
(3,4%). Faktor utamanya adalah kegemukan atau

11
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

lingkungan, meski tidak menutup laktat. Jaringan aerobik memetabolisme


kemungkinan faktor gen juga berperan piruvat menjadi asetil-KoA, yang dapat
penting (Mary Diguilio,dkk) memasuki siklus asam sitrat untuk oksidasi
Penyakit Diabetes setiap tahun sempurna menjadi CO2 dan H2O,
mengalami peningkatan oleh karena itu perlu berhubungan dengan pembentukan ATP
untuk mengendalikan kadar glukosa dalam dalam proses fosforilasi oksidatif.
rentang normal agar terhindar dari Pada orang normal, konsentrasi glukosa
komplikasi. Faktor yang berhubungan dengan darah dikontrol dalam rentang yang cukup
kadar gula darah yaitu pola diet, stres, sempit, biasanya antara 80 dan 90 mg/ 100ml
aktivitas fisik atau olah raga, edukasi, dan darah dalam keadaan puasa setiap pagi
obat-obatan (Perkeni, 2011). Menurut sebelum sarapan. Konsentrasi ini meningkat
Waspadji 2013, menjelaskan kadar glukosa menjadi 120 sampai 140 mg/ 100 ml selama
darah tidak normal karena terganggunya sekitar satu jam pertama setelah makan,
metabolisme karbohidrat. Oleh karena itu, namun sistem umpan balik untuk control
terdapat faktor penting dalam mengendalikan glukosa darah mengembalikan kadar glukosa
kadar gula darah adalah kandungan serat ke rentang rormal dengan cepat, biasanya
dalam makanan, proses pencernaan, cara dalam 2 jam setelah absorpsi karbohidrat
memasakan makanan, waktu makan, terakhir. Sebaliknya, dalam keadaan starvasi,
pengaruh intoleransi glukosa dan pekat fungsi glukoneogenesis dari hepar
tidaknya makanan. menyediakan glukosa yang diperlukan untuk
Tidak terkontrolnya gula darah mempertahankan kadar glukosa darah puasa
disebabkan karena diet yang kurang baik dan (Guyton dan Hall, 2006).
kurangnya latihan aktivitas olahraga dirumah. Hepar berfungsi sebagai sistem buffer
Kadar glukosa darah sepanjang hari bervariasi yang penting untuk glukosa darah. Ketika
dimana akan meningkat setelah makan dan kadar glukosa darah meningkat setelah makan
kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar dan laju sekresi insulin juga meningkat, dua
glukosa darah yang normal pada pagi hari pertiga dari glukosa yang diabsorpsi usus
setelah malam sebelumnya berpuasa adalah langsung disimpan di dalam hepar dalam
70-110 mg/dL darah. Kadar glukosa darah bentuk glikogen. Kemudian, ketika
biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2 konsentrasi glukosa darah dan laju sekresi
jam setelah makan atau minum cairan yang insulin mulai menurun, hepar akan
mengandung glukosa maupun karbohidrat melepaskan kembali glukosa ke aliran darah
lainnya. (Guyton dan Hall, 2006).
Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat Pemeriksaan glukosa darah yang
melalui jalur glikolisis, yang dapat terjadi dilakukan setiap waktu sepanjanghari tanpa
secara anaerob, dengan produk akhir yaitu memperhatikan makanan terakhir yang

12
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

dimakan dan kondisitubuh orang tersebut. perawat, ahli gizi, pasien itu sendiri dan
Pemeriksaan glukosa bisa bisa dilakukan keluarganya (Delameter, 2006).
dengan darah puasa adalah dengan setiap Diet bertujuan untuk menurunkan berat
waktu sepanjanghari tanpa memperhatikan badan, perbaikan kadar glukosa dan lemak
makanan terakhir yang dimakan dan darah pada pasien yang gemuk dengan DM
kondisitubuh orang tersebut. glukosa juga tipe 2 mempunyai pengaruh positif pada
dapat diperiksa pada 2 jam dihitung setelah morbiditas. Orang yang kegemukan dan
pasien menyelesaikan makan. Pemeriksaan menderita DM mempunyai resiko yang lebih
juga bisa memuasakan selama 10 jam lalu besar dari pada mereka yang hanya
diperiksa kadar glukosanya kemudian kegemukan (Sukardji, K., dalam Waspadji,
memberikan larutan glukosa khusus 75 gram Sukardji, & Octarina, 2002). Diet dilakukan
setelah 2 jam diperiksa kembali kadar untuk mengontrol kadar gula darah klien,
glukosanya(Depkes RI, 2005). dengan mengatur dan aktivitas olahragakadar
Pengukuran glukosa darah dilakukan gula darah klien akan terkontrol agar tidak
terhadap darah lengkap, tetapi sekarang melebihi batas kadar gula darah normal
sebagian besar laboratorium melakukan (Delameter, 2006).
pengukuran kadar glukosa dalam serum. Hal Dampak yang
ini disebabkan karena eritrosit memiliki kadar ditimbulkanapabilakadarguladarahtidakterkon
protein (yaitu hemoglobin ) yang lebih tinggi trolpadapenderita diabetes mellitus
dari pada serum, sedangkan serum memiliki menyebabkanterjadinyaneuropatidiabetikum,
kadar air yang lebih tinggi sehingga bila retinopatidiabetikum,arterosklorosismeningka
dibandingkan dengan darah lengkap serum tkanresikoterjadinyagangguankardiovaskuler,
melarutkan lebih banyak glukosa. (Ronald A. gangguanperkemihandan lain-lain (Fowler,
Sacher, Richard A. McPherson, 2011). 2008).
Diabetes mellitus yang Penelitian yang dilakukan Trilestari
tidakterkendalimemangdapatmenimbulkanber (2016), tentang Hubungan Perilaku Diet
bagaikomplikasi, dengan Tingkat Kadar Gula Darah Sewaktu
bahkanjikaguladarahtinggikemampuantubuhu Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II Di
ntukmengatasiinfeksijugamenurun. Diet Ambar Ketawang Yogyakarta, Dari penelitian
merupakan bagian penting dari yang dilakukan, Dapat disimpulkan Terdapat
penatalaksanaan diabetes secara total. Diet Hubungan anatara perilaku diet dengan
seimbang akan mengurangi beban kerja tingkat kadar gula darah sewaktu pada
insulin dengan meniadakan pekerjaan insulin penderita Diabates Melitus tipe II Dengan
mengubah gula menjadi glikogen. nilai koefesien Korelasi Kendall Tau,
Keberhasilan terapi ini melibatkan dokter, 0,001(p<0,05).

13
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

Berdasarkan data yang diperoleh dari Batang Hari Sebanyak 40 orang. Teknik
rekam medik Puskesmas Muara Bulian pada pengambilan sampel yag digunakan dalam
tahun 2018 dari bulan Januari sampai April penelitian ini adalah total sampling.Analisis
jumlah penderita diabetes melitus tipe II data yang digunakan adalah analisis univariat
adalah 163 orang dan dari survei awal yang dan bivariat dengan menggunakan uji chi
dilakukan pada 10 orang diketahui bahwa 7 square.
diantaranya mempunyai riwayat diet kurang
HASIL
baik sepertimakantidaksesuaitakaran diet
Kadar gula darah pada pasien diabetes
diabetes mellitus, 3 orang mempunyai
tipe II
kebiasaan makan manis, susukental, madu,
dangula. Kemudian dari 10 orang tersebut Kadar gula darah f %
Tidak normal 21 52.5
semua mengalami kenaikan kadar gula darah Normal 19 47.5
diatas normal. Total 40 100

Berdasarkan data dan latar belakang di Berdasarkan tabel 4.2di atas terlihat
atas maka peneliti telah melakukan penelitian bahwa lebih dari separuh responden (52.5 %)
tentang “Pengaruh diet terhadap kadar gula mempunyai kadar gula darah tidak normal.
darah pada pasien diabetes melitus tipe II di
wilayah kerja Puskesmas Muara Bulian tahun Pola diet pada pasien diabetes tipe II
Pola diet f %
2018” Tidak Teratur 21 52.5
Teratur 19 47.5
Total 40 100
METODE
Berdasarkan tabel 4.3di atas terlihat
Penelitian ini adalah penelitian
bahwa lebih dari separuh responden (52.5 %)
korelasional dengan jenis kuantitatifyaitu
dengan pola diet tidak teratur.
penelitian bertujuan untuk mengetahui
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa
hubungan dua variabel atau lebih desain
responden yang mempunyai kadar gula darah
peneltian yang digunakan dalam penelitian ini
tidak normal lebih banyak terdapat pada
adalah rancangan observasional. Variabel
responden dengan pola diet tidak teratur yaitu
independen dalam penelitian ini adalah pola
17 orang (81.0%) dibandingkan pola makan
diet, sedangkan variabel dependen dalam
teratur yaitu 4 orang (21.1%). Hasil uji
penelitian ini adalah kadar gula darah pada
statistik chi-square dapat dilihat bahwa p-
pasien diabetes melitus tipe II (Paul Steven,
value 0.001 (p < 0.05), yang artinya ada
2008).Penelitian telah dilakukan di wilayah
pengaruh pola diet terhadap kadar gula darah
kerja Puskesmas Muara Bulian Pada tanggal
pada pasien diabetes tipe II.
16 Agustus – 26Agustus tahun 2018. Populasi
penelitian pasien Diabetes Melitus di wilayah
PEMBAHASAN
kerja Puskesmas Muara Bulian Kabupaten

14
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

Berdasarkan hasil penelitian terlihat diabates melitus tipe II dengan nilai koefesien
bahwa lebih dari separuh responden 21 orang korelasi kendall tau, 0,001(p<0,05).
(52.5 %) mempunyai kadar gula darah tidak Menurut Waspadji 2013, menjelaskan
normal dan lebih dari separuh responden 21 kadar glukosa darah tidak normal karena
orang(52.5 %) dengan pola diet tidak teratur. terganggunya metabolisme karbohidrat. Oleh
Berdasarkan hasil uji tabel silang terlihat karena itu, terdapat faktor penting dalam
bahwa responden yang mempunyai kadar mengendalikan kadar gula darah adalah
gula darah tidak normal lebih banyak terdapat kandungan serat dalam makanan, proses
pada responden dengan pola diet tidak teratur pencernaan, cara memasakan makanan, waktu
yaitu 17 orang (81.0%) dibandingkan pola makan, pengaruh intoleransi glukosa dan
makan teratur yaitu 4 orang (21.1%). Hasil uji pekat tidaknya makanan.
statistik chi-square dapat dilihat bahwa p- Tidak terkontrolnya gula darah
value 0.001 (p < 0.05), yang artinya ada disebabkan karena diet yang kurang baik dan
pengaruh pola diet terhadap kadar gula darah kurangnya latihan aktivitas olahraga dirumah.
pada pasien diabetes tipe II. Kadar glukosa darah sepanjang hari bervariasi
Penelitian ini sejalan dengan dimana akan meningkat setelah makan dan
penelitian Anisah (2011) tentang Gambaran kembali normal dalam waktu 2 jam. Kadar
Pola Makan Pada Penderita DM Yang glukosa darah yang normal pada pagi hari
Menjalani Rawat Inap Di Irna F Rsud setelah malam sebelumnya berpuasa adalah
Syarifah Ambami Rato Ebu Kabupaten 70-110 mg/dL darah. Kadar glukosa darah
Bangkalan – Madura, dimana 56 % responden biasanya kurang dari 120-140 mg/dL pada 2
mempuyai pola makan yang tidak sesuai diet. jam setelah makan atau minum cairan yang
Penelitian Susanti (2017) tentang hubungan mengandung glukosa maupun karbohidrat
pola makan dengan kadar gula darah pada lainnya.
penderita diabetes mellitus, dimana hasil Diet merupakan bagian penting dari
penelitian ini menunjukkan kadar gula darah penatalaksanaan diabetes secara total. Diet
dalam kategori tidak normal sebanyak 51.1%. seimbang akan mengurangi beban kerja
Penelitian yang dilakukan Trilestari (2016), insulin dengan meniadakan pekerjaan insulin
tentang hubungan perilaku diet dengan mengubah gula menjadi glikogen.
tingkat kadar gula darah sewaktu pada Keberhasilan terapi ini melibatkan dokter,
penderita diabetes melitus tipe II di Ambar perawat, ahli gizi, pasien itu sendiri dan
Ketawang Yogyakarta, dari penelitian yang keluarganya (Delameter, 2006).Diet bertujuan
dilakukan, dapat disimpulkan terdapat untuk menurunkan berat badan, perbaikan
hubungan antara perilaku diet dengan tingkat kadar glukosa dan lemak darah pada pasien
kadar gula darah sewaktu pada penderita yang gemuk dengan DM tipe 2 mempunyai
pengaruh positif pada morbiditas. Orang yang

15
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

kegemukan dan menderita DM mempunyai buah dan kacang dengan 1-2 kali makan
resiko yang lebih besar dari pada mereka selingan, 27% kadang-kadang dan 15% tidak
yang hanya kegemukan (Sukardji, K., dalam pernah mengurangi konsumsi makanan
Waspadji, Sukardji,& Octarina, 2002). seperti acar, kecap, keju olahan, dan makanan
Diet merupakan bagian penting dari yang mengandung natrium, 17% kadang-
penatalaksanaan diabetes secara total. Diet kadang mengkonsumsi makanan tinggi serat,
seimbang akan mengurangi beban kerja buah-buahan, sayur hijau dan gandum utuh,
insulin dengan meniadakan pekerjaan insulin 22,5% kadang-kadang menghindari makanan
mengubah gula menjadi glikogen. manis, madu, gula, dan susu kental, serta
Keberhasilan terapi ini melibatkan dokter, 27,5% kadang – kadang dan 10% tidak
perawat, ahli gizi, pasien itu sendiri dan pernah sarapan jam 06.00 wib pagi, cemilan
keluarganya (Delameter, 2006). jam 10.00 wib, makan siang jam 12.00 wib,
Diet bertujuan untuk menurunkan cemilan jam 16.00 wib, dan makan malam
berat badan, perbaikan kadar glukosa dan jam 19.00 wib.
lemak darah pada pasien yang gemuk dengan Menurut analisa peneliti, pola diet
DM tipe 2 mempunyai pengaruh positif pada yang tidak taat memiliki resiko tinggi
morbiditas. Orang yang kegemukan dan terjadinya peningkatan kadar gula darah.
menderita DM mempunyai resiko yang lebih Kebiasaan respoden menunjukkan bahwa pola
besar dari pada mereka yang hanya dietnya tidak taat disebabkan karena
kegemukan (Sukardji, K., dalam Waspadji, responden kurang mengetahui jadwal dari diet
Sukardji,& Octarina, 2002). yang dilakukan dan makanan yang dihindari
Menurut analisa peneliti, Menurut selama diet. Dari penelitian bisa dilihat bahwa
analisa peneliti, lebih dari separuh responden responden mengalami kadar gula darah tidak
memiliki kadar gula darah tidak normal,hal normal tapi masih ada yang memiliki pola
ini disebabkan oleh banyak faktor seperti pola diet taat, hal ini bisa disebabkan karena
diet yang tidak teratur dan masih banyak peningkatan kadar gula darah tidak saja
responden tidak melakukan aktivitas disebabkan karena pola diet tapi ada faktor
olahraga, selain itu juga disebabkan lain yang bisa menyebabkan kadar gula darah
terganggunya metabolisme karbohidrat meningkat seperti tidak melakukan
didalam jaringan. Masih banyak responden olahraga.Hal ini juga dapat dilihat dari
tidak teratur dalam pola dietnya karena jawaban pada kuisioner, dimana 30%
dipengaruhi juga oleh faktor usia dan faktor responden kadang-kadang makan utama
prilaku responden sendiri, hal ini juga dapat setiap 6 jam dan konsumsi kombinasi sayur,
dilihat dari jawaban pada kuisioner, dimana buah dan kacang dengan 1-2 kali makan
30% responden kadang-kadang makan utama selingan, 27% kadang-kadang dan 15% tidak
setiap 6 jam dan konsumsi kombinasi sayur, pernah mengurangi konsumsi makanan

16
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

seperti acar, kecap, keju olahan, dan makanan 4. Dahlan, M.S., 2009. Statistik untuk
Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
yang mengandung natrium, 22,5% kadang-
Salemba Medika.
kadang menghindari makanan manis, madu,
5. Dunning, M. B. 2009.A Manual of
gula, dan susu kental, serta 27,5% kadang –
Laboratory and Diagnostic Test. 8 th
kadang dan 10% tidak pernah sarapan jam Ed. Lippincott Williams & Wilkins.
06.00 wib pagi, cemilan jam 10.00 wib,
6. Fauci, A.S., et al., 2008. Harrison’s
makan siang jam 12.00 wib, cemilan jam Principles of Internal Medicine. 17th
ed. USA: The McGraw-Hill
16.00 wib, dan makan malam jam 19.00 wib.
Companies, Inc. pp.

SIMPULAN 7. Guyton, A.C. dan J.E. Hall,


2006.Textbook of Medical
Lebih dari separuh responden (52.5 Physiology. 11th ed.Pennsylvania:
Elsevier Saunders.
%) mempunyai kadar gula darah tidak
normal, Lebih dari separuh responden (52.5 8. Holt and Kumar. 2010. ABC of
Diabetes. Sixth edition. UK: Wiley-
%) dengan pola diet tidak teratur, dan ada
Blackwell International Diabetes
pengaruh pola diet terhadap kadar gula darah Federation, 2013. About Insulin.
Belgium. Diaksesdari
pada pasien diabetes tipe II di Wilayah Kerja
Puskesmas Muara Bulian tahun 2018 dengan 9. Paul Streven, dkk. 2008.
Pengantarrisetpendekatanilmiahuntu
p-value 0.001 (p < 0.05). Hasil penelitian ini
kn proses kepratan, Jakarta : EGC
diharapkan dapat menambah informasi dan
10. PerkumpulanEndokrinologi
masukan bagi tenaga kesehatan dan dijadikan
Indonesia, 2011. Konsensus
dasar dalam upaya promotif dan preventif Pengendalian dan Pencegahan
Diabetes Mellitus Tipe2 di Indonesia
terhadap pasien diabetes mellitus.
2011. (Editor, Soegondo, Subakti,
soewondo). Perkeni. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA
11. Price, S; Wilson, L., 2006.
Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
1. Almatsier, S., 2006. Prinsip Dasar
Proses Penyakit. Edisi 6.
Ilmu Gizi, edisi ke-6. Jakarta: EGC.
PenerbitBukuKedokteran EGC,
Jakarta.
2. American Diabetes Association.
2012. Standard of Medical Care in
12. Sacher, R.A, McPherson, R.A. 2004.
Diabetes – 2012: Clinical Practice
Tinjauan Klinisatas Hasil
Recommendations. Diabetes Care.
Pemeriksaan Laboratorium. Cetakan
35.
1.Jakarta : EGC.
3. Dahlan, M.S., 2008
13. Soegondo S. &Sukardji K. 2008.
.BesarSampeldan Cara Pengambilan
Hidup Secara Mandiri dengan
Sampel dalam Penelitian Kedokteran
Diabetes Mellitus Kencing Manis
dan Kesehatan. Jakarta:
Sakit Gula. Jakarta: FKUI.
SalembaMedika.

17
Jurnal Kesehatan Saintika Meditory
Volume 1 Nomor 1 | https://jurnal.syedzasaintika.ac.id/index.php/meditory

14. Soegondo S., Soewondo P.,


&Subekti I. 2007. Penatalaksanaan
Diabetes Terpadu. Jakarta: FKUI.

15. Riset Kesehatan Dasar, 2010.


Laporan Riskesdas 2010. Badan
Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI. Jakarta.

16. Sacks, D.B., 2005. Working Group


of the HbA1c Assay: Global
Harmonization of Hemoglobin A1c.
ClinChem 51:681– 3.

17. Semiardji, G., 2003. Pendidikan


Berkesinambungan Patologi Klinik
2003. Jakarta: Bagian Patologi
Klinik Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia.

18. Wilson, D.D., 2008. Manual of


Laboratory and Diagnostic Tests.
USA: The McGraw-Hill Companies.
Inc.

19. Saintika. Syedza. 2014. Pedoman


Penulisan Proposal dan Skripsi
2015. Padang: Stikes Syedza
Saintika

18

Anda mungkin juga menyukai