Anda di halaman 1dari 23

Lampiran 1 : Peta Sungai di Wilayah Kelayan Banjarmasin.

Lampiran 2 SNI 06-6989.30-2005 Air dan air limbah – Bagian 30 : Cara uji kadar amonia
dengan spektrofotometer secara fenat.

SNI 06-6989.30-2005

Standar Nasional Indonesia

Air dan air limbah – Bagian 30 : Cara uji kadar


amonia dengan spektrofotometer
secara fenat

ICS 13.060.01 Badan Standardisasi Nasional


SNI 06-6989.30-2005

Daftar isi

Daftar isi ........................................................................................................................... i


Prakata ............................................................................................................................ ii
1 Ruang lingkup ........................................................................................................... 1

2 Istilah dan definisi ...................................................................................................... 1

3 Cara uji ...................................................................................................................... 1


4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu ...................................................................... 3
5 Rekomendasi ............................................................................................................. 4

Lampiran A Pelaporan .................................................................................................. 5


Bibliografi ......................................................................................................................... 6

i
SNI 06-6989.30-2005

Prakata

SNI ini merupakan hasil kaji ulang dan revisi dari SNI 19-1655-1989, Cara uji kadar amonium dalam air
dan air buangan. SNI ini menggunakan referensi dari metode standar internasional yaitu Standard
Methods for the Examination of Water and Wastewater, 20 th Edition (1998), 4500-NH3 F, editor L. S.
Clesceri, A.E. Greenberg, A.D. Eaton, APHA, AWWA and WEF, Washington DC. SNI ini telah melalui uji
coba di laboratorium pengujian dalam rangka validasi dan verifikasi metode serta dikonsensuskan oleh
Subpanitia Teknis Kualitas Air dari Panitia Teknis 207S, Panitia Teknis Sistem Manajemen Lingkungan
dengan para pihak terkait.

Standar ini telah disepakati dan disetujui dalam rapat konsensus dengan peserta rapat yang
mewakili produsen, konsumen, ilmuwan, instansi teknis, pemerintah terkait dari pusat maupun
daerah pada tanggal 3 – 4 November 2004 di Depok.

Dengan ditetapkannya SNI 06-6989.30-2005 ini, maka penerapan SNI 19-1655-1989


dinyatakan tidak berlaku lagi. Pemakai SNI agar dapat meneliti validasi SNI yang terkait
dengan metode ini, sehingga dapat selalu menggunakan SNI edisi terakhir.

1 dari 6
SNI 06-6989.30-2005
Air dan air limbah – Bagian 30 : Cara uji kadar amonia
dengan spektrofotometer secara fenat

1 Ruang lingkup

Cara uji ini digunakan untuk penentuan kadar amonia dengan spektrofotometer secara fenat
dalam contoh air dan air limbah pada kisaran kadar 0,1 mg/L sampai dengan 0,6 mg/L NH3-N
pada panjang gelombang 640 nm.

2 Istilah dan definisi

2.1
larutan induk amonia

larutan yang mempunyai kadar amonia 1000 mg/L, yang digunakan untuk membuat larutan
baku dengan kadar yang lebih rendah

2.2
larutan baku amonia

larutan induk amonia yang diencerkan dengan air suling sampai kadar tertentu

2.3
larutan kerja amonia

Larutan baku amonia yang diencerkan, digunakan untuk membuat kurva kalibrasi

2.4
kurva kalibrasi

grafik yang menyatakan hubungan kadar larutan baku dengan hasil pembacaan serapan
yang merupakan garis lurus

2.5
larutan blanko

air suling yang perlakuannya sama dengan contoh uji

3 Cara uji

3.1 Prinsip

Amonia bereaksi dengan hipoklorit dan fenol yang dikatalisis oleh natrium nitroprusida
membentuk senyawa biru indofenol.

3.2 Bahan

3.2.1 Amonium klorida (NH4Cl);

3.2.2 Larutan fenol (C6H5OH)

Campurkan 11,1 mL fenol yang dicairkan (kadar fenol lebih besar atau sama dengan 89%)
dengan etil alkohol 95% di dalam labu ukur 100 mL, kemudian tambahkan etil alkohol 95%
sampai tanda tera dan dihomogenkan.

CATATAN Larutan ini harus disiapkan setiap minggu.


1 dari 6
SNI 06-6989.30-2005

3.2.3 Natrium nitroprusida (C5FeN6Na2O) 0,5%

Larutkan 0,5 g natrium nitroprusid dalam 100 mL air suling dan dihomogenkan.

CATATAN Larutan ini tahan hingga 1 bulan apabila disimpan dalam botol gelap.

3.2.4 Larutan alkalin sitrat (C6H5Na3O7)

Larutkan 200 g trinatrium sitrat dan 10 g NaOH, masukkan ke dalam labu ukur 1000 mL,
tepatkan dengan air suling sampai tanda tera dan dihomogenkan.

3.2.5 Natrium hipoklorit (NaClO) 5%

3.2.6 Larutan pengoksidasi

Campur 100 mL larutan alkalin sitrat dengan 25 mL natrium hipoklorit.

CATATAN Larutan ini harus dipersiapkan setiap kali sebelum pengujian.

3.3 Peralatan

a) spektrofotometer;
b) timbangan analitik;
c) erlenmeyer 50 mL;
d) labu ukur 100 mL; 500 mL dan 1000 mL;
e) gelas ukur 25 mL;
f) pipet volumetrik 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL dan 5,0 mL;
g) pipet ukur 10 mL dan 100 mL; dan
h) gelas piala 1000 mL.

3.4 Persiapan pengujian

3.4.1 Pembuatan larutan induk amonia 1000 mg N/L

Larutkan 3,819 g amonium klorida (telah dikeringkan pada suhu 100°C) dalam labu ukur
1000 mL, dan encerkan dengan air suling sampai tanda tera kemudian dihomogenkan.

3.4.2 Pembuatan larutan baku amonia 100 mg N/L

a) pipet 10 mL larutan induk amonia 1000 mg N/L dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL;
b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera dan dihomogenkan.

3.4.3 Pembuatan larutan baku amonia 10 mg N/L

a) pipet 10 mL larutan baku amonia 100 mg N/L dan masukkan ke dalam labu ukur 100 mL;
b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera dan dihomogenkan.

3.4.4 Pembuatan larutan kerja amonia

a) pipet 0,0 mL; 1,0 mL; 2,0 mL; 3,0 mL dan 5,0 mL larutan baku amonia 10 mg N/L dan masukkan
masing-masing ke dalam labu ukur 100 mL;
b) tambahkan air suling sampai tepat pada tanda tera sehingga diperoleh kadar amonia 0,0 mg
N/L; 0,1 mg N/L; 0,2 mg N/L; 0,3 mg N/L dan 0,5 mg N/L.
2 dari 6
SNI 06-6989.30-2005

3.4.5 Pembuatan kurva kalibrasi

a) optimalkan alat spektrofotometer sesuai dengan petunjuk alat untuk pengujian kadar amonia;
b) pipet 25 mL larutan kerja dan masukkan masing-masing ke dalam erlenmeyer;
c) tambahkan 1 mL larutan fenol dan dihomogenkan;
d) tambahkan 1 ml natrium nitroprusid, dihomogenkan;
e) tambahkan 2,5 ml larutan pengoksidasi, dihomogenkan;
f) tutup erlenmeyer tersebut dengan plastik atau parafin film;
g) biarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna;
h) masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapannya pada panjang
gelombang 640 nm;
i) buat kurva kalibrasi dari data h) di atas dan atau tentukan persamaan garis lurusnya.

3.5 Prosedur

a) pipet 25 ml contoh uji masukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL;


b) tambahkan 1 mL larutan fenol, dihomogenkan;
c) tambahkan 1 mL natrium nitroprusid, dihomogenkan;
d) tambahkan 2,5 mL larutan pengoksidasi, dihomogenkan;
e) tutup erlenmeyer tersebut dengan plastik atau parafin film;
f) biarkan selama 1 jam untuk pembentukan warna;
g) masukkan ke dalam kuvet pada alat spektrofotometer, baca dan catat serapannya pada panjang
gelombang 640 nm.

3.6 Perhitungan

Kadar amonia (mg N/L) = C X fp

dengan pengertian :
C adalah kadar yang didapat dari hasil pengukuran (mg/L);
fp adalah faktor pengenceran.

4 Jaminan mutu dan pengendalian mutu

4.1 Jaminan mutu

a) Gunakan bahan kimia pro analysis (p.a).


b) Gunakan alat gelas bebas kontaminan.
c) Gunakan alat ukur yang terkalibrasi.
d) Dikerjakan oleh analis yang kompeten.
e) Lakukan analisis dalam jangka waktu yang tidak melampaui waktu penyimpanan maksimum.

4.2 Pengendalian mutu

a) Koefisien korelasi (r) lebih besar atau sama dengan 0,97 dengan intersepsi lebih kecil atau sama
dengan batas deteksi.
b) Lakukan analisis blanko untuk kontrol kontaminasi.
c) Lakukan analisis duplo untuk kontrol ketelitian analisis.
d) Jika perbedaan persen relatif hasil pengukuran lebih besar atau sama dengan 5% maka dilakukan
pengukuran ketiga.
e) Apabila contoh uji mengandung zat tersuspensi, contoh uji dapat disaring atau didestilasi.
f) Apabila contoh uji mengandung H2S, contoh uji diasamkan dengan HCl sampai pH 3.

3 dari 6
SNI 06-6989.30-2005

5. Rekomendasi

Kontrol akurasi

a) Untuk kontrol gangguan matrik lakukan analisis spike matrix kisaran persen temu balik adalah
85% sampai dengan 115%.
b) Buat control chart untuk akurasi analisis.

4 dari 6
SNI 06-6989.30-2005

Lampiran A
(normatif)
Pelaporan

Catat pada buku kerja hal-hal sebagai berikut:

1) Parameter yang dianalisis.


2) Nama analis dan tanda tangan.
3) Tanggal analisis.
4) Rekaman hasil pengukuran duplo, triplo dan seterusnya.
5) Rekaman kurva kalibrasi.
6) Nomor contoh uji.
7) Tanggal penerimaan contoh uji.
8) Batas deteksi.
9) Rekaman hasil perhitungan.
10) Hasil pengukuran persen recovery (bila dilakukan).
11) Kadar analit contoh uji.

5 dari 6
Bibliografi

L.S.Clesceri, A.E.Greenberg, A.D.Eaton, Standard Methods for the Examination


Of Water and Wastewater, 20 th Edition (1998), 4500-NH3 F, APHA, AWWA and
WPCF, Washington DC.
Lampiran 3 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 82 Tahun 2001
Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air
Baku Mutu Keterangan
No Parameter Satuan
Kelas I
1 Temperatur 0 C deviasi 3 Deviasi tempratur dari keadaan alamianya
2 Residu terlarut mg/L 1000
Pengelolaan air minum secara konvensional ≤ 5000
3 Residu tersuspensi mg/L 50 mg/L
4 pH - 6-9
5 BOD5 mg/L 2
6 COD mg/L 10
7 DO mg/L 6
8 PO4-3 sebagai P mg/L 0.2
9 NO3 sebagai N mg/L 10
10 NH3-N mg/L 0.5
11 NH2-N mg/L 0.06 Pengolahan air minum secara konvensional ≤ 1 mg/L
12 Arsen mg/L 0.05
13 Kobalt mg/L 0.2
14 Barium mg/L 1
15 Kadmium mg/L 0.01
16 Khrom (VI) mg/L 0.05
17 Tembaga mg/L 0.02 Pengelolaan air minum secara konvensional ≤ 1 mg/L
18 Besi mg/L 0.3 Pengelolaan air minum secara konvensional ≤ 5 mg/L
Pengelolaan air minum secara konvensional ≤ 0.1
19 Timbal mg/L 0.03 mg/L
20 Mangan mg/L 0.1
21 Air Raksa mg/L 0.001
22 Seng mg/L 0.05 Pengelolaan air minum secara konvensional ≤ 5 mg/L
23 Khlorida mg/L -
24 Sianida mg/L 0.02
25 Flourida mg/L 0.5
26 Sulfat mg/L 400
27 Khlorida bebas mg/L 0.03
28 S sebagai H2S mg/L 0.002 Pengolahan air minum secara konvensional ≤ 0.1 mg/L
29 Fecal coliform Jml/100 ml 100
30 Total coliform Jml/100 ml 1000
31 Gross-A Bq/L 0.1
32 Gross-B Bq/L 1
33 Minyak dan Lemak ug/L 1000
34 Deterjen sebagai
MBAS ug/L 200
35 Fenol ug/L 1
36 BHC ug/L 210
37 Aldrin/Dieldrin ug/L 17
38 Chlordane ug/L 3
39 DDT ug/L 2
40 Heptachlor dan ug/L 14
Heptachlor epoxide ug/L
41 Lindane ug/L 50
42 Methoxychlor ug/L 35
43 Endrin ug/L 1
44 Toxaphan ug/L 5
Keterangan:
mg = milligram
ug = mikrogram
ml = milliliter
L = liter
Bq = Bequerel
MBAS = Methylen Blue Aktive Substance
ABAM = Air baku untuk air minum
Logam berat merupakan logam tgerlarut
Nilai diatas merupakan nilai maksimum kecuali untuk pH dan DO
Bagi pH merupakan nilai rentang yang tidak boleh kurang atau lebih dari nilai yang tercantum Nilai DO
merupakan nilai minum
Tanda ≤ adalah lebih kecil atau sama dengan
Tanda ≥ adalah lebih besar atau sama dengan
Lampiran 4 Surat Izin Penggunaan Laboratorium
Lampiran 5 Hasil Perhitungan Debit Air Sungai

Perhitungan Debit Air Sungai

Lebar Sungai : 17 m

Jarak yang ditempuh : 1 meter

a. Kecepatan Aliran (V) :


V = s/t

b. Luas Penampang (A) :


A = pXl
A = 1 X 17
A = 17 m2

c. Debit Sungai :
Q = VXA

Keterangan Pasang Surut


a) Hulu
Kecepatan arus (m/detik) 0,11 m/detik 0,1 m/detik
Debit (m3/detik) 1,76 m3/detik 1,6 m3/detik
b) Badan 1
Kecepatan arus (m/detik) 0,12 m/detik 0,11 m/detik
Debit (m3/detik) 2 m3/detik 1,76 m3/detik
c) Badan 2
Kecepatan arus (m/detik) 0,12 m/detik 0,11 m/detik
Debit (m3/detik) 2 m3/detik 1,76 m3/detik
d) Badan 3
Kecepatan arus (m/detik) 0,12 m/detik 0,11 m/detik
Debit (m3/detik) 2 m3/detik 1,76 m3/detik
e) Hilir
Kecepatan arus (m/detik) 0,12 m/detik 0,11 m/detik
Debit (m3/detik) 2 m3/detik 1,76 m3/detik
Lampiran 6 Hasil Perhitungan Kurva Baku.

Hasil Perhitungan Kurva Baku

Konsentrasi (mg/L) Absorbansi


0 0,000
0,25 0,126
0,5 0,273
0,75 0,444
1 0.577
1,25 0,760
1,5 0,853

Kurva Baku Amonia


1
0.8
Absorbansi

0.6
0.4 y = 0.5901x - 0.0093
R² = 0.9966
0.2
0
-0.2 0 0.5 1 1.5 2
Konsentrasi (ppm)

Perhitungan :

C Standar = y = 0,5901x - 0,0093


Lampiran 7 Hasil Perhitungan Kadar Amonia.

Hasil Perhitungan Kadar Amonia

Absorbansi
Titik sampel
Pengulangan 1 Pengulangan 2
Pasang Hulu 0,356 0,369
Pasang Badan 1 0,459 0,441
Pasang Badan 2 0,502 0,503
Pasang Badan 3 0,591 0,600
Pasang Hilir 0,632 0,641
Surut Hulu 0,410 0,429
Surut Badan 1 0,569 0,561
Surut Badan 2 0,614 0,579
Surut Badan 3 0,657 0,630
Surut Hilir 0,790 0,799

Pasang Hulu

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,356 = 0,5901x - 0,0093


0,619 =x

Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,369 = 0,5901x - 0,0093


0,641 =x

Pasang Badan 1

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,459 = 0,5901x - 0,0093


0,793 =x
Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,441 = 0,5901x - 0,0093


0,763 =x

Pasang Badan 2

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,502 = 0,5901x - 0,0093


0,866 =x

Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,503 = 0,5901x - 0,0093


0,868 =x

Pasang Badan 3

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,591 = 0,5901x - 0,0093


1,017 =x

Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,600 = 0,5901x - 0,0093


1,032 =x

Pasang Hilr

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,632 = 0,5901x - 0,0093


1,086 =x
Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,641 = 0,5901x - 0,0093


1,102 =x

Surut Hulu

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,410 = 0,5901x - 0,0093


0,710 =x

Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,429 = 0,5901x - 0,0093


0,742 =x

Surut Badan 1

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,569 = 0,5901x - 0,0093


0,980 =x

Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,561 = 0,5901x - 0,0093


0,966 =x

Surut Badan 2

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,614 = 0,5901x - 0,0093


1,056 =x
Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,579 = 0,5901x - 0,0093


0,996 =x

Surut Badan 3

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,657 = 0,5901x - 0,0093


1,129 =x

Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,630 = 0,5901x - 0,0093


1,083 =x

Surut Hilir

Pengulangan 1

y = 0,5901x - 0,0093

0,790 = 0,5901x - 0,0093


1,354 =x

Pengulangan 2

y = 0,5901x - 0,0093

0,799 = 0,5901x - 0,0093


1,369 =x
Lampiran 8 Sertifikat Hasil Uji
Lampiran 9 Dokumentasi Keadaan Sungai di Wikayah Kelayan Banjarmasin

Keadaan Sungai
Lampiran 10 Dokumentasi Pengambilan Sampel Air Sungai di Wikayah Kelayan
Banjarmasin

Pengambilan Sampel
Lampiran 11 Dokumentasi Proses Pemeriksaan Sampel di Laboratorium Kimia
Dasar Analis Kesehatan Poltekkes Banjarmasin.

Anda mungkin juga menyukai