Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

EJAAN DALAM BAHASA INDONESIA

Disusun oleh :

1. Ni Putu Yuniari
2. Komang Ayu Risa Reswari Pande
3. I Gede Darma Putra
4. I Komang Aditya Mahendra Putra
5. I Putu Duta Dananta
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
memberikan kami kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
walaupun jauh dari kesempurnaan.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran
dalam menimba ilmu utamanya dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang
berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya dalam penggunaan ejaan Bahasa
Indonesia yang benar.

Denpasar, 13 Oktober 2019

Tim penyusun

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................1
D. Pembahasan ....................................................................................2
1.Pengertian Ejaan .......................................................................2
2.Fungsi Ejaan .............................................................................2
3. Sejarah Ejaan............................................................................2
E. Penutup............................................................................................9
1. Kesimpulan...............................................................................6
2. Saran.........................................................................................6
F. Daftar Pustaka .................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan karena selain


digunakan sebagai alat komunikasi secara langsung,Bahasa juga dapat
digunakan sebagai alat komunikasi secara tulisan, di zaman era globalisasi dan
pembangunan reformasi demokrasi ini, masyarakat dituntut secara aktif untuk
dapat mengawasi dan memahami informasi di segala aspek kehidupan social
secara baik dan benar sebagai bahan pendukung kelengkapan tersebut. Bahasa
berfungsi sebagai media penyampaian infornasi secara baik dan tepat.
Dalam memadukan satu kesepakatan dalam etika berbahasa disinilah
peran aturan baku tersebut di gunakan.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ejaan?
2. Apa fungsi dari ejaan?
3. Apa saja jenis-jenis ejaan?

C. Tujuan penulisan
1. Untuk memahami pengertian dari Ejaan
2. Memahami fungsi dari ejaan
3. Untuk mengetahui jensis-jenis ejaan

1
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Ejaan

Kata “Ejaan’ berasal dari Bahasa Arab hija menjadi eja yang mendapat
akhiran an. Hakikat Bahasa adalah Bahasa lisan. Bahasa tulis merupakan
turunan dari Bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah
Bahasa lisan terutama tidak baku atau sangat simple. Setelah Islam
datang, di nusantara digunakan huruf Arab untuk menulis Bahasa
Melayu. Pada tahun 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk
Bahasa Melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI ( 2005 – 285 ) ejaan adalah kaidah kaidah cara
menggambarkan bunyi dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda
baca. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan Bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan
mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata atau kata,
sedangkan ejaan adalah suatu system aturan yang jauh lebih luas dari
sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan
Bahasa.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan
(EYD). EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan
dalam sejarah Bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya
penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh
lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.

2. Fungsi Ejaan

Fungsi ejaan yang utama adalah untuk menunjang pembakuan tata


Bahasa Indonesia baik kaitannya dengan kosa kata maupun peristilahan.
Ejaan sangat penting dan perlu diprioritaskan.

Adapun fungsi ejaan secara khusus adalah sebagai berikut :


a. Sebagai landasan pembakuan tata Bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosa kata dan peristilahan
c. Sebagai alat penyaring dari masuknta unsur-unsur Bahasa lain baik
secara kosa kata maupun istilah kedalam Bahasa Indonesia

3. Sejarah Ejaan
Sistem ejaan yang ada saat ini merupakan bentuk yang paling mutakhir
dan disempurnakan dari ejaan pada masa-masa sebelumnya.

2
Berikut adalah perkembangan dan sejarah ejaan Bahasa Indonesia secara
singkat :
a. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan tahun 1901, ejaan ini menetapkan
Bahasa Melayu dengan huruf latin. Dirancang oleh Ch. A. Van
Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma`moer
dan Moehammad Thaib Soetan. Aturan
Contohnya :
 huruf ‘j’ untuk menuliskan bunyi ‘y’, seperti pada
kata jang, pajah, sajang.
 huruf ‘oe’ untuk menuliskan bunyi ‘u’, seperti pada kata-
kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali diftong ‘au’ tetap ditulis ‘au’).
 tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk
menuliskan bunyi hamzah, seperti pada kata-
kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.

Huruf hidup yang diberi titik dua diatasnya seperti ä, ë, ï dan ö,


menandai bahwa huruf tersebut dibaca sebagai satu suku kata,
bukan diftong, sama seperti ejaan Bahasa Belanda sampai saat ini.

b. Ejaan Republik/Soewandi
Ejaan Republik berlaku sejak 17 Maret 1947 menggantikan ejaan
pertama yang dimiliki bahasa Indonesia saat itu. Ejaan ini merupakan
upaya pemerintah untuk mengganti ejaan Van Ophuysen yang
disusun oleh orang Belanda dan merupakan ejaan resmi pertama yang
disusun oleh orang Indonesia.
Ejaan republik juga disebut dengan ejaan Soewandi. Mr. Soewandi
merupakan seorang menteri yang menjabat sebgai menteri Pendidikan
dan kebudayaan. Perbedaan ejaan Soewandi dengan ejaan Van
Ophuysen ialah:

 Huruf oe diganti dengan u.
Contohnya dalam ejaan Van Ophuysen penulisannya ‘satoe’,
dalam ejaan Republik menjadi ‘satu’.
 Huruf Hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan huruf K.
Contohnya: maklum, pak, tak, rakjat.
 Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
Contohnya: kupu2, main2.
 Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mendampinginya. Kata depan ‘di’ pada
contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-‘
pada dibeli, dimakan.

c. Ejaan Pembaharuan
Ejaan ini bermula dari polemik yang terjadi pada Kongres Bahasa
Indonesia ke-2 di Medan tahun 1954. Kongres kedua ini akhirnya
diadakan setelah pertama kali diadakan di Solo tahun 1938. Yamin

3
selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dan pemrakarsa
Kongres Bahasa Indonesia ke-2 mengatakan bahwa kongres ini
merupakan bentuk rasa prihatinnya akan kondisi bahasa Indonesia saat
itu yang masih belum mapan. Medan pun dipilih karena di kota itulah
bahasa Indonesia dipakai dan terpelihara, baik dalam rumah tangga
ataupun dalam masyarakat, setidaknya itu alasan Yamin. Di kongres ini,
memang diusulkan banyak hal dan salah satunya adalah perubahan ejaan.
Usulan ini ditindaklanjuti oleh pemerintah waktu itu dengan membentuk
panitia pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.
Ejaan Pembaharuan ini dibuat dengan maksud menyempurnakan Ejaan
Soewandi dan juga disebut dengan Ejaan Prijono-Katoppo. Meskipun
salah satu putusan kongres menyatakan supaya ejaan itu ditetapkan
undang-undang, ejaan ini urung diresmikan. Meskipun demikian, ejaan
ini disinyalir menjadi pemantik awal diberlakukannya EyD tahun 1972.

d. Ejaan Melindo
Ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Sidang perutusan Indonesia dan
Melayu (Slamet Mulyana-Syeh Nasir bin Ismail) menghasilkan konsep
ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo
(Melayu-Indonesia). karena perkembangan politik selama tahun-tahun
berikutnya maka diurungkan peresmian ejaan tersebut.

e. Ejaan Baru atau Ejaan LBK


Sebelum adanya EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang
bernama Pusat Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru
(Ejaan LBK). Ejaan ini, sebenarnya estafet dari ikhtiar yang sudah
dirintis oleh panitia Ejaan Melindo. Anggota pelaksananya pun terdiri
dari panitia ejaan dari Malaysia. Pada intinya, hampir tidak ada
perbedaan berarti di antara ejaan LBK dengan EYD, kecuali pada rincian
kaidah-kaidah saja.

f. Ejaan Yang Disempurnakan


Ejaan ini berlaku sejak 23 Mei 1972 hingga 2015, atas kerja sama dua
negara yakni Malaysia dan Indonesia yang masing-masing diwakili
oleh para menteri pendidikan kedua negara tersebut. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan menerbitkan buku yang berjudul
Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan yang
tercatat pada tanggal 12 Oktober 1972. Pemberlakuan Ejaan yang
Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah ditetapkan
atas dasar keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor
0196/U/1975.
Sebelum EYD, Lembaga Bahasa dan Kesusastraan, (sekarang Pusat
Bahasa), pada tahun 1967 mengeluarkan Ejaan Baru (Ejaan LBK).
Ejaan Baru pada dasarnya merupakan lanjutan dari usaha yang telah
dirintis oleh  Ejaan Melindo. Para pelaksananya pun di samping
terdiri dari panitia Ejaan LBK, juga dari panitia ejaan dari Malaysia.
Panitia itu berhasil merumuskan suatu konsep ejaan yang kemudian
diberi nama Ejaan Baru. Panitia itu bekerja atas dasar surat keputusan

4
menteri pendidikan dan kebudayaan No. 062/67, tanggal 19
September 1967.
Ejaan Baru di Malaysia disebut Ejaan Rumi Bersama (ERB)
sementara Indonesia menggunakan Ejaan yang Disempurnakan
(EyD). EyD mengalami dua kali revisi, yakni pada tahun  1987 dan
2009.
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EyD, antara lain:

 Huruf f, v, dan z yang merupakan unsur serapan dari bahasa asing


diresmikan pemakaiannya.
 Huruf q dan x yang lazim digunakan dalam bidang ilmu
pengetahuan tetap digunakan, misalnya pada kata furqan,
dan xenon.
 Awalan “di-” dan kata depan “di” dibedakan penulisannya. Kata
depan “di” pada contoh di rumah, di sawah, penulisannya
dipisahkan dengan spasi, sementara “di-”
pada dibeli atau dimakan ditulis serangkai dengan kata yang
mengikutinya.
 Kata ulang ditulis penuh dengan mengulang unsur-unsurnya.
Angka dua tidak digunakan sebagai penanda perulangan

Secara umum, hal-hal yang diatur dalam EyD adalah:

1. Penulisan huruf, termasuk huruf kapital dan huruf miring.


2. Penulisan kata.
3. Penulisan tanda baca.
4. Penulisan singkatan dan akronim.
5. Penulisan angka dan lambang bilangan.
6. Penulisan unsur serapan.

5
BAB III

PENUTUP

1. Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan Bahasa deengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD merupakan tata Bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan
Bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital
dan huruf miring,serta penulisan unsur serapan.
Fungsi ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata Bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur Bahasa lain kedalam Bahasa
Indonesia

Perkembangan ejaan di Indonesia telah mengalami beberapa pergantian, mulai


dari ejaan Van Ophuysen, ejaan Republik sampai Ejaan Yang Disempurnakan.
Secara garis besar, ruang lingkup ejaan terdiri dari :
a) Pemakaian Huruf
b) Penulisan Huruf
c) Penulisan Kata
d) Penulisan Unsur Serapan
e) Pemakaian Tanda Baca

2. SARAN

Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu mengingatkan
kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Karena bagaimanapun Bahasa memiliki peran penting dalam
proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini. Dengan mempelajari
ejaan yang disempurnakan makas proses pembelajaran, pemahaman ,dan penulisan
Bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang
disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti

6
DAFTAR PUSTAKA

Karunianti, Arum. 2019. Bahasa.foresteract.com


Id.m.wikipedia.org

Anda mungkin juga menyukai