Disusun oleh :
1. Ni Putu Yuniari
2. Komang Ayu Risa Reswari Pande
3. I Gede Darma Putra
4. I Komang Aditya Mahendra Putra
5. I Putu Duta Dananta
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang
memberikan kami kekuatan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
walaupun jauh dari kesempurnaan.
Pembuatan makalah ini diharapkan dapat menjadi salah satu wadah pembelajaran
dalam menimba ilmu utamanya dalam pelajaran Bahasa Indonesia.
Pada kesempatan ini kami membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang
berguna untuk perbaikan dalam makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan dalam proses pembelajaran utamanya dalam penggunaan ejaan Bahasa
Indonesia yang benar.
Tim penyusun
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ................................................................................i
DAFTAR ISI ..............................................................................................ii
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................1
C. Tujuan Penulisan............................................................................1
D. Pembahasan ....................................................................................2
1.Pengertian Ejaan .......................................................................2
2.Fungsi Ejaan .............................................................................2
3. Sejarah Ejaan............................................................................2
E. Penutup............................................................................................9
1. Kesimpulan...............................................................................6
2. Saran.........................................................................................6
F. Daftar Pustaka .................................................................................7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari ejaan?
2. Apa fungsi dari ejaan?
3. Apa saja jenis-jenis ejaan?
C. Tujuan penulisan
1. Untuk memahami pengertian dari Ejaan
2. Memahami fungsi dari ejaan
3. Untuk mengetahui jensis-jenis ejaan
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Ejaan
Kata “Ejaan’ berasal dari Bahasa Arab hija menjadi eja yang mendapat
akhiran an. Hakikat Bahasa adalah Bahasa lisan. Bahasa tulis merupakan
turunan dari Bahasa lisan. Perbedaan antara ragam tulis dan lisan adalah
Bahasa lisan terutama tidak baku atau sangat simple. Setelah Islam
datang, di nusantara digunakan huruf Arab untuk menulis Bahasa
Melayu. Pada tahun 1901 pertama kali penggunaan huruf latin untuk
Bahasa Melayu. Ejaan ini dikenal dengan ejaan Van Ophuijsen.
Menurut KBBI ( 2005 – 285 ) ejaan adalah kaidah kaidah cara
menggambarkan bunyi dalam bentuk tulisan serta penggunaan tanda
baca. Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan Bahasa
dengan menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
Batasan tersebut menunjukan pengertian kata ejaan berbeda dengan
mengeja. Mengeja adalah kegiatan melafalkan huruf, suku kata atau kata,
sedangkan ejaan adalah suatu system aturan yang jauh lebih luas dari
sekedar masalah pelafalan. Ejaan mengatur keseluruhan cara menuliskan
Bahasa.
Ejaan yang berlaku sekarang dinamakan Ejaan yang disempurnakan
(EYD). EYD mulai diberlakukan pada tanggal 16 Agustus 1972. Ejaan
dalam sejarah Bahasa Indonesia ini memang merupakan upaya
penyempurnaan ejaan sebelumnya yang sudah dipakai selama dua puluh
lima tahun yang dikenal dengan Ejaan Republik atau Ejaan Soewandi.
2. Fungsi Ejaan
3. Sejarah Ejaan
Sistem ejaan yang ada saat ini merupakan bentuk yang paling mutakhir
dan disempurnakan dari ejaan pada masa-masa sebelumnya.
2
Berikut adalah perkembangan dan sejarah ejaan Bahasa Indonesia secara
singkat :
a. Ejaan Van Ophuysen
Ejaan Van Ophuysen ditetapkan tahun 1901, ejaan ini menetapkan
Bahasa Melayu dengan huruf latin. Dirancang oleh Ch. A. Van
Ophuysen yang dibantu oleh Engku Nawawi Gelar Soetan Ma`moer
dan Moehammad Thaib Soetan. Aturan
Contohnya :
huruf ‘j’ untuk menuliskan bunyi ‘y’, seperti pada
kata jang, pajah, sajang.
huruf ‘oe’ untuk menuliskan bunyi ‘u’, seperti pada kata-
kata goeroe, itoe, oemoer (kecuali diftong ‘au’ tetap ditulis ‘au’).
tanda diakritik, seperti koma ain dan tanda trema, untuk
menuliskan bunyi hamzah, seperti pada kata-
kata ma’moer, ‘akal, ta’, pa’, dinamaï.
b. Ejaan Republik/Soewandi
Ejaan Republik berlaku sejak 17 Maret 1947 menggantikan ejaan
pertama yang dimiliki bahasa Indonesia saat itu. Ejaan ini merupakan
upaya pemerintah untuk mengganti ejaan Van Ophuysen yang
disusun oleh orang Belanda dan merupakan ejaan resmi pertama yang
disusun oleh orang Indonesia.
Ejaan republik juga disebut dengan ejaan Soewandi. Mr. Soewandi
merupakan seorang menteri yang menjabat sebgai menteri Pendidikan
dan kebudayaan. Perbedaan ejaan Soewandi dengan ejaan Van
Ophuysen ialah:
Huruf oe diganti dengan u.
Contohnya dalam ejaan Van Ophuysen penulisannya ‘satoe’,
dalam ejaan Republik menjadi ‘satu’.
Huruf Hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan huruf K.
Contohnya: maklum, pak, tak, rakjat.
Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
Contohnya: kupu2, main2.
Awalan di dan kata depan di kedua-duanya ditulis serangkai
dengan kata yang mendampinginya. Kata depan ‘di’ pada
contoh dirumah, disawah, tidak dibedakan dengan imbuhan ‘di-‘
pada dibeli, dimakan.
c. Ejaan Pembaharuan
Ejaan ini bermula dari polemik yang terjadi pada Kongres Bahasa
Indonesia ke-2 di Medan tahun 1954. Kongres kedua ini akhirnya
diadakan setelah pertama kali diadakan di Solo tahun 1938. Yamin
3
selaku Menteri Pendidikan, Pengajaran, dan Kebudayaan dan pemrakarsa
Kongres Bahasa Indonesia ke-2 mengatakan bahwa kongres ini
merupakan bentuk rasa prihatinnya akan kondisi bahasa Indonesia saat
itu yang masih belum mapan. Medan pun dipilih karena di kota itulah
bahasa Indonesia dipakai dan terpelihara, baik dalam rumah tangga
ataupun dalam masyarakat, setidaknya itu alasan Yamin. Di kongres ini,
memang diusulkan banyak hal dan salah satunya adalah perubahan ejaan.
Usulan ini ditindaklanjuti oleh pemerintah waktu itu dengan membentuk
panitia pembaharuan Ejaan Bahasa Indonesia.
Ejaan Pembaharuan ini dibuat dengan maksud menyempurnakan Ejaan
Soewandi dan juga disebut dengan Ejaan Prijono-Katoppo. Meskipun
salah satu putusan kongres menyatakan supaya ejaan itu ditetapkan
undang-undang, ejaan ini urung diresmikan. Meskipun demikian, ejaan
ini disinyalir menjadi pemantik awal diberlakukannya EyD tahun 1972.
d. Ejaan Melindo
Ejaan ini dikenal pada akhir tahun 1959. Sidang perutusan Indonesia dan
Melayu (Slamet Mulyana-Syeh Nasir bin Ismail) menghasilkan konsep
ejaan bersama yang kemudian dikenal dengan nama Ejaan Melindo
(Melayu-Indonesia). karena perkembangan politik selama tahun-tahun
berikutnya maka diurungkan peresmian ejaan tersebut.
4
menteri pendidikan dan kebudayaan No. 062/67, tanggal 19
September 1967.
Ejaan Baru di Malaysia disebut Ejaan Rumi Bersama (ERB)
sementara Indonesia menggunakan Ejaan yang Disempurnakan
(EyD). EyD mengalami dua kali revisi, yakni pada tahun 1987 dan
2009.
Beberapa kebijakan baru yang ditetapkan di dalam EyD, antara lain:
5
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Ejaan adalah seperangkat aturan tentang cara menuliskan Bahasa deengan
menggunakan huruf, kata, dan tanda baca sebagai sarananya.
EYD merupakan tata Bahasa dalam Bahasa Indonesia yang mengatur penggunaan
Bahasa Indonesia dalam tulisan, mulai dari pemakaian dan penulisan huruf capital
dan huruf miring,serta penulisan unsur serapan.
Fungsi ejaan dalam Bahasa Indonesia
a. Sebagai landasan pembakuan tata Bahasa
b. Sebagai landasan pembakuan kosakata dan peristilahan, serta
c. Alat penyaring masuknya unsur-unsur Bahasa lain kedalam Bahasa
Indonesia
2. SARAN
Sudah menjadi kewajiban kita sebagai kaum pelajar untuk selalu mengingatkan
kepada masyarakat guna dapat menggunakan kaidah tata Bahasa Indonesia yang
baik dan benar. Karena bagaimanapun Bahasa memiliki peran penting dalam
proses pembangunan karakter masyarakat dalam bangsa ini. Dengan mempelajari
ejaan yang disempurnakan makas proses pembelajaran, pemahaman ,dan penulisan
Bahasa Indonesia akan menjadi lebih mudah. Untuk itu pelajarilah ejaan yang
disempurnakan dengan sungguh agar dapat dimengerti
6
DAFTAR PUSTAKA