UNIVERSAL PRECAUTION
Oleh :
CHARIZMA NIZANIA PANCASAKTI PUTRI PERMANA
202110330311066
Di Indonesia, rumah sakit sebagai salah satu bagian sistem pelayanan kesehatan
secara garis besar memberikan pelayanan untuk masyarakat berupa pelayanan medik,
pelayanan penunjang medik, rehabilitasi medik, dan pelayanan perawatan. Pelayanan
tersebut dilaksanakan melalui unit gawat darurat, unit rawat jalan, dan unit rawat inap.
Rumah sakit menjadi salah satu sumber infeksi terbesar dalam dunia kesehatan,
dimana infeksi dapat berasal dari pasien, petugas, maupun pengunjung dengan obyek
yang terkontaminasi berupa darah, saliva, sputum, cairan nasal, cairan dari luka, urin dan
eksresi. Infeksi nosokomial yang paling umum terjadi adalah infeksi luka operasi (ILO).
Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa angka kejadian ILO pada RS di Indonesia
bervariasi antara 2-18% dari keseluruhan prosedur pembedahan (Jeyamohan, 2010).
Oleh karena itu, guna menekan terjadinya infeksi, diperlukan adanya kemampuan
petugas kesehatan dalam menjalankan metode Universal Precaution atau yang dalam
istilah Indonesia dikenal dengan kewaspadaan universal. Kewaspadaan universal
merupakan suatu cara penanganan baru untuk meminimalkan pajanan darah dan cairan
tubuh dari semua pasien tanpa memperdulikan status infeksi. Dasar kewaspadaan umum
ini meliputi, pengelolaan alat kesehatan, cuci tangan guna mencegah infeksi silang,
pemakaian alat pelindung diantaranya sarung tangan untuk mencegah kontak dengan
darah serta cairan infeksius yang lain, pengelolaan jarum dan alat tajam untuk mencegah
perlukaan, dan pengelolaan limbah.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu mengetahui serta memahami konsep pengetahuan tentang
universal precaution.
2. Mahasiswa mampu melakukan memakai sarung tangan, cuci tangan, memakai
dan melepas APD, memakai gown operasi
3. Mahasiswa mengetahui dan mampu melaksanakan universal
precaution/standard precaution
4. Mahasiswa mampu dan terampil mencuci tangan dengan cara Fuerbringer
5. Mahasiswa mampu dan terampil memakai sarung tangan secara steril
6. Mahasiswa mampu dan terampil menjaga sterilitas alat dan medan operasi
7. Mahasiswa mengetahui dan mampu memilih jenis antiseptik yang digunakan
1.3 Manfaat
Manfaat penulisan referat ini yaitu diharapkan dapat menambah pemahaman serta
memperluas wawasan bagi penulis ataupun pembaca mengenai konsep Universal
Precaution dan mampu terampil mencuci tangan dengan cara Fuerbringer, terampil
memakai sarung tangan secara steril, menjaga sterilitas alat dan medan operasi, dan
mampu memilih jenis antiseptik yang digunakan.
BAB II
ISI
STANDAR KEWASPADAAN
Penggunaan perlindungan pada saat terdapat kontak dengan cairan tubuh / darah.
Merupakan metoda untuk menekan terjadinya perpindahan mikroorganisma penyebab
infeksi antara :
1. Pasien ke Pasien
2. Pasien ke Tenaga Medis
3. Tenaga Medis ke Pasien
Komponen APD
1) Sarung tangan
Sarung tangan terbuat dari vinyl, latex, nitrile atau bahan lain. Jenisnya ada yang
dikemas dalam kondisi steril namun ada juga yang dikemas dalam konsidi non
steril. Sarung tangan ada yang hanya bisa digunakan sekali pakai dan ada juga
yang dapat dipakai ulang. Hal-hal yang perlu diperhatikan saat mengenakan
sarung tangan:
Saat bekerja harus dimulai dari area yang paling bersih menuju ke area yang
paling kotor.
Batasi menyentuh yang tidak perlu. Hal ini penting untuk melindungi diri
kita, orang lain dan lingkungan (jangan menyentuh wajah atau merapikan
APD dengan sarung tangan yang sudah terkontaminasi, jangan menyentuh
permukaan lingkungan kecuali memang diperlukan saat melakukan
perawatan pasien).
Sarung tangan harus diganti apabila sudah tampak sangat kotor atau apabila
akan berpindah ke pasien yang lain.
Jangan pernah mencuci ulang sarung tangan sekali pakai.
2) Gaun atau apron
Gaun atau apron ada yang hanya sekali pakai namun ada juga yang dapat dipakai
ulang. Pada prinsipnya gaun atau apron harus dapat melindungi dari penetrasi
cairan.
3) Jubah operasi
Selalu dikemas dalam kondisi steril. Hanya digunakan pada saat akan melakukan
tindakan pembedahan di dalam ruang operasi dan dikenakan dengan cara tertentu
guna menjaga sterilitas jubah operasi.
4) Pelindung wajah
Masker : melindungi hidung dan mulut. Harus menutup dengan sempurna
seluruh hidung dan mulut untuk mencegah penetrasi cairan.
Kaca mata goggles : melindungi mata. Harus menutup dengan sempurna
seluruh area sekitar mata. Kaca mata goggle tidak dapat digantikan oleh kaca
mata biasa.
Face shields : melindungi wajah, hidung, mulut dan mata. Harus mencakup
dahi hingga bawah dagu dan melindungi area tepi wajah.
5) Pelindung saluran nafas
Bertujuan untuk melindungi saluran nafas dari inhalasi droplet dan aerosol
(misal Mycobacterium tuberculosis).
Jenis APD yang dapat digunakan sebagai pelindung saluran nafas :
Particulate respirators, Half- or full-face elastomeric respirators, Powered
air purifying respirators (PAPR).
Urutan dan cara pemakaian APD: (Gambar 1)
1. Gaun/apron
Pilih tipe dan ukuran yang sesuai.
Letakkan bagian yang terbuka di belakang badan.
Pastikan daerah leher dan pergelangan tangan terlindung dengan baik.
Jika gaun terlalu kecil, kenakan 2 gaun : gaun yang pertama tali di depan dan
gaun yang ke-2 tali di belakang.
2. Masker
Letakkan masker menutupi hidung, mulut dan dagu.
Eratkan kawat mengikuti lekuk batang hidung.
Tali dengan erat di belakang kepala.
Pastikan bahwa masker sudah menutup dengan sempurna.
3. Respirator
Pilih respirator dan pastikan masih dalam kondisi baik.
Letakkan menutupi hidung dan mulut.
Eratkan kawat mengikuti lekuk batang hidung.
Pasang dengan erat tali ke belakang kepala.
Pastikan sudah terpasang dengan baik.
Untuk mengecek bahwa sudah terpasang dengan baik maka saat kita
melakukan inspirasi respirator seharusnya akan kolaps. Lakukan ekspirasi
dan cek adalah kebocoran aliran udara keluar.
4. Sarung tangan
Sarung tangan paling akhir dikenakan setelah APD yang lain.
Pilih jenis dan ukuran yang sesuai.
Masukkan tangan ke dalam sarung tangan.
Rapikan sarung tangan hingga menutupi lengan gaun.
Gambar 1
Gambar 3
3. Gaun atau apron (Gambar 4)
Gambar 4
b. Cuci tangan
Priyono (Novitasari, dkk. 2018:226) menjelaskan mencuci tangan adalah kegiatan
membersihkan bagian telapak, punggung tangan, jari dan kuku jari, tujuannya agar
lebih bersih dari kotoran dan membunuh kuman penyebab penyakit yang dapat
merugikan kesehatan. Spesifiknya,tujuan mencuci tangan adalah untuk membuang
kotoran dan organisme yang menempel dari tangan dan untuk mengurangi jumlah
mikroba total pada saat itu.
a. Teknik mencuci tangan di luar ruang operasi
1. Hand antiseptic / Mencuci tangan
dengan handrub
Apabila tangan kita tidak tampak kotor
atau tidak tampak ada material
infeksius yang menempel di tangan,
cuci tangan cukup dilakukan dengan
hand rub, biasanya yang berbasis
alkohol. Direkomendasikan untuk : icu,
sebelum prosedur invasif seperti
kateterisasi.
2. Social handwashing
Jika terlihat kotor, bisa dilakukan
dengan mencuci tangan
menggunakan sabun dan air
mengalir. Biasanya dilakukan pada
aktivitas rutin, seperti mengukur
suhu, sebelum menghidangkan
makanan, sebelum makan, setelah
dari toilet.Caranya:
1) Basahi kedua tangan dengan air
mengalir
2) Gunakan sabun cair/batangan
pada seluruh permukaan tangan
3) Gosok kedua telapak tangan hingga timbul busa pada seluruh permukaan
tangan, telapak tangan kanan di atas punggung kiri dengan jari menyilang
dan sebaliknya
4) Lakukan juga dengan jari saling bertautan, putar/gosok kedua telapak
tangan
5) Gosok jempol kiri dengan arah memutar (rotasi) dengan tangan kanan
menggenggam jempol tangan kiri dan sebaliknya
6) Gosok dengan arah memutar, jari-jari tangan kanan menggenggam di
telapak tangan kiri dan sebaliknya
7) Bilas dengan air bersih mengalir
8) Keringkan tangan dengan handuk/tisu sekali pakai
9) Gunakan handuk/tisu untuk mematikan keran air.
d. Sanitasi Lingkungan
Semua pasien baik diketahui atau tidak, mesti dianggap berpotensi menularkan
penyakit. Maka dari itu dibutuhkan upaya sanitasi di lingkungan kesehatan yang
mencakup upaya-upaya yang bersifat fisik, seperti pembangunan sarana pengolahan
air limbah, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, masker, fasilitas pembuangan
sampah, serta pembersihan rutin lingkungan kesehatan, seperti ruangan inap, toilet,
ataupun meja operasi.
b. Antiseptis
Antisepsis adalah segala usaha membunuh semua mikroorganisme dengan bahan
kimia. Sepsis adalah keadaan masuknya kuman / bakteri ke dalam aliran darah. Bahan
kimia yang digunakan adalah antiseptic.
Kegunaan antiseptic/desinfektan:
1. Mensucihamakan kulit sebelum operasi untuk mencegah infeksi
2. Mencuci tangan sebelum operasi untuk mencegah infeksi silang
3. Mencuci luka, terutama luka kotor
4. Mencegah infeksi pada perawatan luka
5. Untuk irigasi daerah – daerah terinfeksi
6. Mengobati infeksi lokal, misalnya pada mulut, telinga, tenggorokan dan kulit
7. Sterilisasi alat bedah (desinfektan)
MACAM ANTISEPTIK
1) Alkohol
2) Halogen dan senyawanya
a. Yodium
b. Povidon yodium (Polyvinyl pyrrolidone iodine)
c. Yodoform (Obat kuning)
d. Klorheksidin
3) Oksidansia
a. Kalium permanganat
b. Perhidrol
4) Logam berat dan garamnya
a. Merkuri klorida (sublimat)
b. Merkurokrom (obat merah)
5) Asam (asam borat)
6) Turunan fenol
a. Trinitrofenol (asam pikrat)
b. Heksaklorofen (pHisoHex)
7) Basa amonium kuartener (‘quats’) : Etakridin (rivanol)
Setiap tindakan pembedahan (operasi) harus selalu memperhatikan prinsip steril dari proses
operasi maupun pelaku / petugas yang mengoperasi, hal ini sangat penting untuk keberhasilan
dan kesembuhan luka operasi. Beberapa persiapan yang harus dilakukan pada pembedahan /
operasi adalah:
1. Persiapan
1) Melepaskan semua pakaian yang dipaka dari luar
2) Memakai perlengkapan pakaian (baju, sandal, masker dan topi) yang disediakan khusus
untuk digunakan di kompleks kamar operasi.
3) Tangan pembedah atau perawat yang melayani instrumen bedah harus didesinfeksi
menurut cara / metode Fuerbringer .
4) Mengenakan gaun bedah/jas operasi, dengan:
a. Mengenakan sendiri, atau
b. Dipakaikan oleh orang lain yang telah berpakaian steril
5) Mengenakan sarung tangan (handscoen) steril, dengan cara yang sama seperti memakai
gaun bedah diatas.
Gambar 7. Cara
mencuci tangan
(Fuerbringer)
3.1 Kesimpulan
Asparini, RR. 2020. Modul Skill Universal Precaution Ilmu Bedah Blok
Neuromukuloskeletal.
Budiana, I., Nggarang, KF. 2019. Jurnal Keperawatan Terpadu: Penerapan Teknik
Aseptik Pada Asuhan Keperawatan Di Ruang Bedah Rsud Kabupaten Ende. Vol 1, No 2.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Kupang.
Apriani, DGY. 2019. Jurnal Medika Usada: Tingkat Kepatuhan Tim Bedah Terhadap
Prinsip Asepsis Di Ruang Ok Igd RSUP Sanglah Denpasar. Vol 2, No 1.
Akbar, H., Hadiansyah MI., Rahayu, EP.,et al. 2021. Sanitasi Rumah Sakit. Tasikmalaya.
Putri, TPM., Waworuntu, OA., Rares, FES. 2019. Jurnal e-Biomedik: Pola Bakteri Aerob
yang Berpotensi Menyebabkan Infeksi Nosokomial di Ruang Instalasi Bedah Sentral
(IBS) RSUP Prof. Dr. R.D. Kandou Manado. Vol 7, No 1. Fakultas Kedokteran
Universitas Sam Ratulangi Manado.
Yulianto, B. 2020. Perilaku Pengguna APD Sebagai Alternatif Meningkatkan Kinerja
Karyawan Yang Terpapar Bising Intensitas Tinggi. Scopindo Media Pustaka.