Anda di halaman 1dari 6

VERTIGO

No. Dokumen :
SPO SPO/ VII/ UKP/ 01/ 16
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
4 April 2016
Halaman : 1/5
Puskesmas Ranggu Benadus Jemahu
NIP. 1985 200604 2 006
Pengertian Vertigo adalah persepsi yang salah dari gerakan seseorang atau
lingkungan sekitarnya. Persepsi gerakan bisa berupa:
1. Vertigo vestibular adalah rasa berputar yang timbul pada
gangguan vestibular
2. Vertigo non vestibular adalah rasa goyang, melayang,
mengambang yang timbul pada gangguan sistem proprioseptif atau
sistem visual.
Tujuan Agar petugas dapat menegakkan diagnosis Vertigo, melakukan
pengobatan, edukasi pasien dan keluarga.
Kebijakan
Referensi KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/514/2015
Prosedur a. Petugas memanggil pasien yang telah dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital oleh perawat,
b. Petugas melakuk ananamnesa pada pasien,
c. Petugas menanyakan pada pasien: apakah ada rasa pusing yang
dikeluhkan dapat berupa sakit kepala, rasa goyang, pusing
berputar, rasa tidak stabil atau melayang. Menanyakan:
1. Bentuk serangan vertigo:
a. Pusing berputar
b. Rasa goyang atau melayang
2. Sifat serangan vertigo:
a. Periodik
b. Kontinu
c. Ringan atau berat
VERTIGO
No. Dokumen :
SPO SPO/ VII/ UKP/ 01/ 16
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
4 April 2016
Halaman : 2/5
3. Faktor pencetus atau situasi pencetus dapat berupa:
a. Perubahan gerakan kepala atau posisi
b. Situasi: keramaian dan emosional
c. Suara
4. Gejala otonom yang menyertai keluhan vertigo:
a. Mual, muntah, keringat dingin
b. Gejala otonom berat atau ringan
5. Ada atau tidaknya gejala gangguan pendegaran seperti :
tinitus atau tuli
6. Obat-obatan yang menimbulkan gejala vertigo seperti:
streptomisin, gentamisin, kemoterapi
7.Tindakan tertentu: temporal bone surgery, transtympanal
treatment
8. Penyakit yang diderita pasien: DM, hipertensi, kelainan
jantung
9. Defisit neurologis: hemihipestesi, baal wajah satu sisi, perioral
numbness, disfagia, hemiparesis, penglihatan ganda, ataksia
serebelaris
d. Petugas melakukan pemeriksaan:
1. Kesadaran: kesadaran baik untuk vertigo vestibuler perifer
dan vertigo non vestibuler, namun dapat menurun pada
vertigo vestibuler sentral.
2. Nervus kranialis: pada vertigo vestibularis sentral dapat
mengalami gangguan pada nervus kranialis III, IV, VI, V
sensorik, VII, VIII, IX, X, XI, XII.
3. Motorik: apakah ada kelumpuhan satu sisi (hemiparesis).
4. Sensorik: apakah ada gangguan sensorik pada satu sisi
(hemihipestesi).
5. Keseimbangan (pemeriksaan khusus neurootologi):
VERTIGO
No. Dokumen :
SPO SPO/ VII/ UKP/ 01/ 16
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
4 April 2016
Halaman : 3/5
 Tes nistagmus:
Nistagmus disebutkan berdasarkan komponen cepat,
sedangkan komponen lambat menunjukkan lokasi lesi:
unilateral, perifer, bidireksional, sentral.
 Tes Romberg:
Jika pada keadaan berdiri dengan kedua kaki rapat dan
mata terbuka pasien jatuh, kemungkinan
kelainan pada serebelum. Jika saat mata terbuka pasien
tidak jatuh, tapi saat mata tertutup pasien cenderung jatuh
ke satu sisi, kemungkinan kelainan pada sistem vestibuler
atau proprioseptif (Tes Romberg positif).
 Tes Romberg dipertajam (sharpen Romberg/tandem
Romberg):
Jika pada keadaan berdiri tandem dengan mata terbuka
pasien jatuh, kemungkinan kelainan pada serebelum. Jika
pada mata tertutup pasien cenderung jatuh ke satu sisi,
kemungkinan kelainan pada system vestibuler atau
proprioseptif.
 Tes jalan tandem: pada kelainan serebelar, pasien tidak
dapat melakukan jalan tandem dan jatuh ke satu sisi. Pada
kelaianan vestibuler, pasien akan mengalami deviasi.
 Tes Fukuda(Fukuda stepping test), dianggap abnormal
jika saat berjalan ditempat selama 1 menit dengan mata
tertutup terjadi deviasi ke satu sisi lebih dari 30 derajat
atau maju mundur lebih dari satu meter.
 Tes past pointing, pada kelainan vestibuler ketika mata
tertutup maka jari pasien akan deviasi ke arah
VERTIGO
No. Dokumen :
SPO SPO/ VII/ UKP/ 01/ 16
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
4 April 2016
Halaman : 4/5
lesi. Pada kelainan serebelar akan terjadi hipermetri atau
hipometri.
e. Petugas merencanakan pemeriksaan penunjang sesuai dengan
etiologi jika diperlukan.
f. Petugas menegakkan diagnosis berdasarkan anamnesis,
pemeriksaan fisik umum dan neurologis.
g. Petugas memberi penatalaksanaan:
1. Pasien dilakukan latihan vestibular (vestibular exercise)
dengan metode BrandDaroff.
2. Pasien duduk tegak di pinggir tempat tidur dengan kedua
tungkai tergantung, dengan kedua mata tertutup baringkan
tubuh dengan cepat ke salah satu sisi, pertahankan selama 30
detik. Setelah itu duduk kembali. Setelah 30 detik, baringkan
dengan cepat ke
sisi lain. Pertahankan selama 30 detik, lalu duduk kembali.
Lakukan latihan ini 3 kali pada pagi, siang dan malam hari
masing-masing diulang 5 kali serta dilakukan selama 2
minggu atau 3 minggu dengan latihan pagi dan sore hari.
3. Karena penyebab vertigo beragam, sementara penderita
sering kali merasa sangat terganggu dengan keluhan vertigo
tersebut, seringkali menggunakan pengobatan simptomatik.
Lamanya pengobatan bervariasi. Sebagian besar kasus terapi
dapat dihentikan setelah beberapa minggu. Beberapa
golongan yang sering digunakan:
a. Antihistamin
 Dimenhidrinat lama kerja obat ini ialah 4 – 6 jam.
Obat dapat diberi per oral dengan dosis 25 mg – 50
mg (1 tablet), 4 kali sehari.
VERTIGO
No. Dokumen :
SPO SPO/ VII/ UKP/ 01/ 16
No. Revisi :
Tanggal Terbit :
4 April 2016
Halaman : 5/5
 Senyawa Betahistin (suatu analog histamin):
- Betahistin Mesylate dengan dosis 12 mg, 3 kali
sehari per oral.
h. Petugas melakukan edukasi kepada pasien bahwa diperlukan
pemantauan untuk mencari penyebabnya kemudian dilakukan
tatalaksana sesuai penyebab serta mendorong pasien untuk
teratur melakukan latihan vestibular.
i. Petugas mempertimbangkan kriteria rujukan:
1. Vertigo vestibular tipe sentral harus segera dirujuk.
2. Tidak terdapat perbaikan pada vertigo vestibular setelah
diterapi farmakologik dan non farmakologik.
Petugas mencatat semua yang dilakukan pada RM.
Diagram Alir
Petugasmemanggilpasien Petugasmelakukananamnesadan
yang pemeriksaan padapasien
telahdilakukanpemeriksaa
ntanda-tanda vital

Petugas memberi tatalaksana Petugas menegakkan diagnosis


farmakologi maupun non farmakologi berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
fisik

Petugas memberikan konseling dan Petugas mempertimbangkan kriteria


edukasi rujukan

Petugas menulis pada


RM

Unit terkait Poli Umum, UGD, RM


RekamanHistoris No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai
Perubahan diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai