Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
lain. Perjalan terbentuk karena adanya aktifitas yang dilakukan bukan di tempat
tersebut yang dijadikan dasar pola perjalanan adalah perjalanan individu yang di
jadikan konsep sebagai perjalanan, dimulai dari tempat asal rumah dan berakhir
yang tinggi tidak selalu dapat diimbangi oleh laju penyediaan prasarana jalan yang
Masalah- masalah yang akan timbul antara lain adalah kemacetan lalu lintas,
lingkungan hidup, berupa pemborosan bahan bakar, kebisingan dan polusi udara.
Kapasitas efektif ruas jalan yang ada lebih kecil dari kapasitas jalan yang
kendaraan dan penduduk yang sangat tinggi. Hambatan di tepi jalan tersebut
sering kali terkait dengan adanya aktivitas sosial dan ekonomi di tepi jalan, yang
Setiap hari pada jalan tersebut terdapat aktivitas pasar yang sangat
ditinjau dari segi perekonomian daerah tersebut dan lingkungan. Bagi pengemudi
kendaraan, kemacetan akan menimbulkan ketegangan dan stress, selain itu dari
segi ekonomi yang berupa kehilangan waktu karena perjalanan yang lama serta
– Takalar yang semakin padat tersebut maka perlu adanya suatu studi penelitian
SUNGGUMINASA – TAKALAR) ”
Adanya beberapa masalah yang terjadi pada jalan ini, seperti padatnya
volume lalu lintas di jalan poros Sungguminasa – Takalar, yang di tandai dengan
kondisi lingkungan dan volume kendaraan yang padat akibat adanya aktivitas
pasar. Dari latar belakang dan identifikasi tersebut, makan dapat di rumuskan :
Sungguminasa– Takalar.
Takalar
Sungguminasa – Takalar
Agar pembahasan yang akan di lakukan lebih terarah dan tidak terlalu luas,
tidak menyimpang dari permasalahan yang ada dan mencapai kesimpulan yang
Sungguminasa– Takalar
berat (HV), da
Penulisan tugas akhir ini terdiri dari beberapa bab, dimana masing-masing
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
jalan local dan jalan lingkungan. Jalan arteri merupakan jalan umum yang
berfungsi melayani angkutan utama dengan ciri perjalanan yang jauh, kecepatan
rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. Jalan lokal merupakan jalan
merupakan jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat dengan ciri
perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak
angkutan lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata
rendah.
Nasional, Jalan Provinsi, Jalan Kabupaten, Jalan Kota, dan Jalan Desa. Jalan
Nasional sebagaimana di maksud merupakan jalan arteri dan jalan kolektor dalam
sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan antar ibukota provinsi, dan
jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalan Provinsi merupakan jalan kolektor
dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibukota provinsi dengan
sistem jaringan jalan primer yang tidak termasuk pada jalan nasional dan jalan
provinsi, yang menghubungkan ibukota kabupaten dengan ibukota kecamatan,
antar ibukota kecamatan, ibukota kabupaten dengan pusat kegiatan lokal, antar
pusat kegiatan lokal, serta jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder
dalam wilayah kabupaten, dan jalan strategis kabupaten. Jalan kota sebagaimana
dimaksud adalah jalan umum dalam sistem jaringan jalan sekunder yang
antar pusat pemukiman yang berada di dalam kota. Jalan desa yang di maksud
2.1.1 Ruas
Segmen jalan didefinisikan sebagai panjang jalan diantara dan tidak dipengaruhi
oleh simpang bersinyal atau simpang tak bersinyal utama, dan mempunyai
yang di nilai oleh Pembina jalan. Perilaku lalulintas pada ruas jalan meliputi
kapasitas, derajat kejenuhan, waktu tempuh, dan kecepatan rata-rata (MKJI 1997).
(emp) untuk masing-masing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalandan arus
kendaraan yang melewati suatu titik tertentu dengan interval waktu pengamatan.
lalu lintas dapat dihitung dengan rumus dibawah ini (EK. Morlock, 1991):
Dimana: q= n/t
q = Volume lalu lintas (smp/jam)
pengamatan
arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai
Kecepatan arus bebas kendaraan ringan telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk
kinerja segmen jalan pada arus sama dengan nol (MKJI 1997).
Dimana:
FV = Kecepatan arus
bebas kendaraan ringan pada kondisi
lapangan (km/jam)
FFVSF =Faktor penyes untuk hambatan sam dengan lebar bahu jarak kereb
penghalan
araan 3,00 -4
3,25 -2
yangEmpat lajur terbagi atau Jalan satu 3,5 0
arah 3,75 2
4,00 4
Perlajur
jalan 3,00 -4
3,25 -2
Empat lajur terbagi atau Jalan satu arah 3,5 0
ua 3,75 2
4,00 4
ia
n
pi
ng
Total
at 5 -9,5
6 -3
au
7 0
g. 8 3
9 4
uaian Dua lajur tak terbagi
10 6
11 7
r
Bebas untuk Lebar Jalan (FVW) *Sumber : Manual Kapasitas Jalan Indonesia
(MKJI) 1997
D)
Atau
arah (2/1) 57 50 47 55
(4/2 UD) 53 46 43 51
(2/2 44 40 40 42
UD)
≤ 0,5 m 1,0 m 1,5 m ≥2m
rendah
rendah
Pada umumnya kecepatan dibagi menjadi tiga jenis sebagai berikut ini :
Sangat rendah 1,00 1,01 1,01 1,01
Dua lajur tak
Rendah 0,96 0,98 0,99 1,00
terbagi 2/2 UD
atau jalan Sedang 0,91 0,93 0,96 0,99
satu
arah Tin 0,82 0,86 0,9 0,95
rata (km/jam) arus lalu lintas dari panjang ruas jalan dibagi waktu tempuh rata-
lintas yang dihitung berdasarkan panjang segmen jalan dibagi dengan waktu
tersebut.
ukuran
Sedangkan waktu tempuh (TT) adalah waktu rata-rata yang dipergunakan
tundaan, waktu henti, waktu tempuh rata- rata kendaraan didapat dari
melintas pada panjang segmen jalan tertentu, termasuk didalamnya semua waktu
V=
Dimana:
Dimana dalam hal ini kecepatan rata-rata ruang (Space Mean Spead) yaitu
kecepatan rata-rata kendaraan dalam suatu bagian jalan pada suatu saat tertentu
teritis lalulintas pada kerapatan nol, yaitu tidak ada kendaraan yang dan yang tidak
umum berikut:
FV = (FV0 + FVW) ᵡ FFVSF ᵡ FFVCS
Dimana:
antara Q dan C, yaitu derajat kejenuhan sebagaimana rumus dibawah ini (MKJI,
1997):
DS = Q/C
Dimana:
DS = Derajat kejenuhan
Untuk penelitian perilaku lalu lintas yang paling cepat untuk menilai
yang diinginkan dari segmen jalan tersebut. Jika derajat kejenuhan yang
perhitungan baru.
2.3 Perilaku lalulintas diwakili oleh tingkat pelayanan (LOS), yaitu ukuran
Enam tingkat pelayanan dibatasi untuk setiap tipe dari fasilitas lalu lintas
yang akan digunakan dalam prosedur analisis, yang disimbolkan dengan huruf A
terbaik dan LOS F paling jelek. Kondisi LOS yang lain ditunjukkan berada
diantaranya.
1. Tingkat Pelayanan A
fisik jalan,
2. Tingkat Pelayanan B
digunakan.
3. Tingkat Pelayanan C
meningkat,
c. Pengemudi memiliki keterbatasan untuk memilih
4. Tingkat Pelayanan D
5. Tingkat Pelayanan E
lalulintas tinggi,
c. Pengemudi mulai merasakan kemacetan-kemacetan
durasi pendek
6. Tingkat Pelayanan F
panjang,
turun sampai 0
Tabel 2.4 Hubungan Volume per Kapasitas (Q/C) dengan Tingkat Pelayanan
Untuk Lalulintas dalam Kota
A ≥0,35
B ≥0,54
C ≥0,77
D ≥0,93
E =1
F ≤1
Sumber: MKJI 1997
jika dibebani lalu lintas diperlihatkan dibawah. Setiap titik pada jalan tertentu
dimana terdapat perubahan penting dalam rencana geometrik, karakteristik
Tipe jalan ini meliputi semua jalur perkotaan dua-jalur dua arah tak terbagi
(2/2 UD). Dengan lebar jalur lalulintas lebih kecil dari dan sama dengan 10,5
sisi
Tipe jalan ini meliputi semua jalan dua arah lebar jalur lalulintas dari 10,5
1. Jalan empat lajur terbagi (4/2 D) Kondisi dasar tipe jalan ini
meter)
≥2m
Median
Lebar lajur 3,5 meter (lebar jalur lalu lintas 14,0 meter)
Tipe jalan ini meliputi semua jalan dua arah dengan jalur lalu lintas lebih
dari 18 meter dan kurang dari 24 meter. Kondisi dasar tipe jalan ini didefinisikan
Lebar jalur 3,5 meter (lebar jalur lalu lintas total 21,0 meter)
meter
Median
Tipe jalan ini meliputi semua jalan satu arah dengan arah lebar jalur lalu
lintas dari 5,0 meter. Kondisi dasar tipe jalan ini darimana kecepatan arus bebas
berdasarkan fungsi yang diatur oleh UU No. 43 Tahun 1993 dan berdasarkan
administrasi pembinaannya.
menjadi jalan utama (kecepatan/volume tinggi) dan jalan minor (akses tinggi).
Adapun klasifikasi jalan berdasarkan fungsinya diatur oleh UU No.13 Tahun 1980
43 Tahun 1993 tentang prasarana dan lalu lintas jalan dan membaginya dalam
Jalan kelas I, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui dengan kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak lebih dari 2,5
Jalan kelas II, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui dengan kendaraan
bermotor termasuk muatan dengan ukuran lebar tidak lebih dari 2,5
Jalan kelas IIIA, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui dengan
Jalan kelas IIIC, yaitu jalan arteri yang dapat dilalui dengan
METODE PENELITIAN
mencapai tujuan dan sebagai kerangka pemikiran dari penelitian ini telah
direncanakan metode penelitian dengan bagan alir dengan tiga tahap yaitu tahap
studi pendahuluan, tahap persiapan peralatan dan bahan, dan tahap analisis data.
Dari bagan diatas penulisan tugas akhir ini dimulai dengan pencarian
perumusan rumusan masalah serta tujuan penelitian. Setelah itu dilakukan studi
pustaka, diman studi pustaka ini berguna untuk mengindentifikasi kebutuhan serta
tersebut. Uraian bagan secara inci rangkaian jenis kegiatan pada gambar 3.1 akan
studi pustaka dan perumusuan lingkup penelitian. Kedua sub tersebut akan
A. Studi Pustaka
Dalan sub bab ini menjelaskan tentang materi-materi yang terpaut tentang
penelitian ini. Pada teori ini menjelaskan tentang bagaimana kinerja ruas jalan,
tipe jalan, segmen jalan dan perilaku lalulintas serta analisis data menurut MKJI
1997.
Dalam sub bab ini menjelaskan tentang 5 garis besar penelitian meliputi:
1. Rumusan masalah
2. Tujuan Penelitian
3. Batasan Masalah
4. Manfaat Penelitian
5. Metodologi Penelitian
2.) Persiapan Alat dan Bahan
Dalam tahap ini terdapat 2 kegiatan yang dilakukan yaitu survey awal
untuk mengetahui lokasi penelitian dan persiapan penelitian meliputi alat dan
bahan meliputi:
untuk volume lalu lintas dan kecepatan lalu lintas saya mengambil titik awal dan
Waktu pengamatan dilakukan selama empat hari. Yaitu pada hari senin
tanggal 09 Mei 2016 dan selasa pada tanggal 10 Mei 2016. serta hari sabtu pada
tanggal 14 Mei 2016 dan minggu pada tanggal 15 Mei 2016. Pelaksanaan survey
dalam satu hari dilakukan selama sembilan jam yang dibagi dalam tiga bagian
waktu dalam sehari yang masing-masing bagian selama tiga jam. Pagi hari (pukul
07.00-10.
a. Data Primer
tersebut digunakan pada pengambilan data primer kecepatan dan waktu tempuh.
1. Volume Lalulintas
langsung
dilapangan yaitu volume lalulintas dari ruas jalan Jalan
Poros .Sungguminasa – Takalar yakni pada waktu jam sibuk dan hari sibuk
2. Kecepatan Lalulintas
dapatkan data selanjutnya yaitu data kecepatan lalulintas dengan cara menentukan
dua titik searah sepanjang jalan poros Sungguminasa - Takalar yang masing-
masing sebagai titik awal dan titik akhir. Menghitung waktu tiap tipe jenis
kendaraan yang melewati kedua titik itu dengan jarak yang telah ditentukan untuk
Data waktu tempuh didapat dengan melakukan survey ikut kendaraan dan
1. Peta Lokasi
Dari data-data yang didapatkan baik secara primer maupun sekunder kita
lakukan analisis kinerja dan prilaku lalu lintasnya dengan menggunakan rumus-
Dari data-data primer dan sekunder maka dilakukan pengolahan data dan
dianalisis data tersebut untuk mengetahui tingkat pelayanan pada ruas jalan Pintu I
meter kanan
(4/2 UD)
penelitian, maka diperoleh nilai-nilai volume arus lalulintas dimana nilai volume
kendaraan yang tercantum pada lampiran (LV) dikalikan dengan ketentuan EMP
pada jenis kendaraan LV yaitu =1,0, nilai volume kendaraan yang tercantum pada
lampiran (HV) dikalikan dengan ketentuan EMP pada jenis kendaraan HV yaitu
=1,3 sedangkan untuk nilai volume kendaraan yang tercantum pada lampiran
(MC) dikalikan dengan ketentuan EMP pada jeni kendaraan MC yaitu =0,4
Isi Kapasitas
325.2 56K3 apasitas merupakan arus 337.2 arah .tapi lajur, arus melalui
satu titik di jalan yang ahankan per satuan jam pada ntu. Untuk jalan dua lajur dua
tas ditentukan untuk arus dua untuk .jalan dengan banyak ipisahkan per arah
Gambar 4.1 Grafik Volume Lalulintas Ruas Jalan Poros Sungguminasa- Takalar
1000
Dimana :
800
600 C = Kapasit
400
200
as (smp/jam)
× FCCS
× 1,00
= 1228,5 smp/jam
DS = Q / C
Dimana :
dihitung berapa waktu yang dibutuhkan untuk melwati jarak dari titik awal ke titik
akhir yang telah ditentukan pada setiap kendaraan. Dibawah ini dapat kita lihat
selasa
Waktu Kecepatan
Hari Jenis Kendaraan Jarak
(m) (detik) (km/jam)
Sabtu
Jarak Waktu
Hari Jenis Kendaraan Kecepatan (km/jam)
(m) (detik)
5.1 Kesimpulan
Dari hasil analisis dan evaluasi data pada bab sebelumnya, maka dapat
1. Volume arus lalulintas tertinggi pada jalan poros Sungguminasa - Takalar yaitu
pada hari Sabtu sebesar 697,79 smp/jam. Berdasarkan rata-rata derajat kejenuhan
pada ruas jalan poros Sungguminasa – Takalar pada hari kerja senin yaitu 0,56 ,
rata-rata derajat kejenuhan pada hari kerja selasa yaitu 0,56 , rata-rata derajat
kejenuhan pada hari libur sabtu yaitu 0,57 dan rata-rata derajat kejenuhan
hari kerja terjadi pada hari senin sebesar 50,55 km/jam, dan kecepatan tertinggi
pada hari libur terjadi pada hari minggu sebesar 45,52 km/jam. Waktu tempuh
rata- rata pada jalan poros Sungguminasa – Takalar pada hari kerja (senin-selasa)
tertinggi dari sepeda motor (MC) sebesar 9,35 menit, pada kendaraan berat (HV)
sebesar 14,22 menit dan untuk kendaraan ringan (LV) diperoleh waktu tempuh
rata-rata sebesar 13,25 menit. Sedangkan pada hari libur (sabtu-minggu) waktu
tempuh rata-rata dari sepeda motor (MC) sebesar 10,05 menit, waktu tempuh rata-
rata pada kendaraan berat (HV) sebesar 14,33 dan waktu tempuh rata-rata untuk
kendaraan ringan (LV) sebesar 11,29 menit. Jadi rata-rata waktu tempuh untuk
kendaraan sepeda motor (MC) sebesar 9,5 menit, rata-rata waktu tempuh untuk
5.1 Saran
jalan,
4. Perlu menertibkan lokasi pasar agar tidak menggunakan bahu jalan sebagai
lokasipasar.