SMPN 8 PEKANBARU
TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
Prinsip kerja dari filter pasir yaitu cairan yang akan disaring mengalir dari atas ke bawah
menembus lapisan pasir karena gaya filtrasi. Partikel padat yang akan dipisahkan tertahan dalam
pasir. Media filter ini dapat dibersihkan dengan cara menyemprotnya dengan air dan udara
bertekanan secara periodik.
Misalnya, pada pembuatan santan kelapa. Santan kelapa dibuat dengan cara memisahkan
campuran santan, air, dan ampas kelapa dengan menggunakan saringan.
Dengan menggunakan saringan yang berpori-pori kecil, santan kelapa dapat melewati lubang
saringan dan ampas kelapa tertahan dalam saringan.
Daya filtrasi (jumlah cairan atau gas yang menerobos per satuan waktu) dipengaruhi oleh:
1. Luas Permukaan Filter
Jumlah filtrat per satuan waktu berbanding langsung dengan luas permukaan media filter.
Semakin besar luas media tersebut, semakin besar pula daya filtrasinya.
2. Viskositas Cairan
Semakin kecil viskositas cairan, semakin besar daya filtrasinya. Viskositas dapat dikurangi
dengan meningkatkan suhu, namun sering mengakibatkan penggembungan (swelling)
media filter, terjadinya proses korosi yang lebih cepat atau pelarutan kembali kristal-kristal.
3. Debit filtrasi
Dimana debit yang terlalu besar akan menyebabkan tidak berfungsinya filter secara efisien.
Sehingga proses filtrasi tidak dapat terjadi dengan sempurna, akibat adanya aliran air yang
terlalu cepat dalam melewati rongga diantara butiran media pasir. Hal ini menyebabkan
berkurangnya waktu kontak antara permukaan butiran media penyaring dengan air yang
akan disaring. Kecepatan aliran yang terlalu tinggi saat melewati rongga antar butiran
menyebabkan partikel–partikel yang terlalu halus yang tersaring akan lolos.
2.4.2 Kristalisasi
Kristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam
suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik
beku. Kristalisasi dapat terjadi sebagai pembentukan partikel-partikel padat dalam uap seperti pada
pembentukan salju sebagai pembekuan lelehan cair. Kristal dapat terbentuk karena suatu larutan
dalam keadaan atau kondisi lewat jenuh (supersaturated). Kondisi tersebut terjadinya karena pelarut
sudah tidak mampu melarutkan zat terlarutnya, atau jumlah zat terlarut sudah melebihi kapasitas
pelarut. Sehingga kita dapat memaksa agar kristal dapat terbentuk dengan cara mengurangi jumlah
pelarutnya, sehingga kondisi lewat jenuh dapat dicapai. Kristalisasi dapat memisahkan suatu
campuran tertentu dari larutan multi komponen sehingga didapat produk dalam bentuk kristal.
Proes kristalisasi dimulai dengan menambahkan senyawa yang akan dimurnikan dengan
pelarut panas sampai kelarutan senyawa tersebut berada pada level super jenuh. Pada keadaan ini,
bila larutan tersebut didinginkan, maka mlekul-molekul senyawa terlarut akan saling menempel,
tumbuh menjadi kristal-kristal yang akan mengendap di dasar wadah. Sementara kotoran-kotoran
yang terlarut tidak ikut mengendap.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Proses Kristalisasi
1. Kecepatan Kristalisasi
Kecepatan kristalisas meliputi pembentukan inti kristal. Terjadinya inti kristal dapat dipertinggi
dengan :
a. pendinginan yang cepat
b. pengadukan yang baik
c. memakai larutan yang murni
d. temperature yang tinggi
e. konsentrasi yang tinggi
2. Hasil Kristalisasi
Apabila proses kristalisasi berjalan cepat maka Kristal yang terjadi halus. Sebaliknya bila
proses kristalisasi berjalan lambat maka Kristal yang terbentuk kasar (besar).
3. Kemurnian dan Ukuran Kristal
Pada proses kristalisasi harus dihindarkan adanya pencucian Kristal yang dihasilkan. Hal ini
terutama bagi Kristal yang mudah larut dan Kristal yang bersifat hidroskopis. Lebih baik larutan
yang dihasilkan dibuat semurni mungkin sehingga pada kristalisasi akan diperoleh Kristal yang
lebih bersih.
4. Uniformity (Keseragaman Ukuran)
Kristal yang uniform diperoleh dengan menambahkan Kristal halus pada larutan lewat jenuh.
Kristal yang uniform akan memberikan keseragaman terhadap kristal. Disamping itu, Kristal
yang uniform menunjukkan bahwa proses pembuatannya sangat teliti sehingga akan lebih
menarik.
2.4.3 Destilasi
Destilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair
yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Destilasi
merupakan suatu perubahan cairan menjadi uap dan uap tersebut didinginkan kembali menjadi
cairan. Unit operasi destilasi merupakan metode yang digunakan untuk memisahkan komponen-
komponennya yang terdapat dalam salah satu larutan atau campuran dan bergantung pada distribusi
komponen-komponen tersebut antara fasa uap dan fasa cair. Syarat utama dalam operasi
pemisahan komponen-komponen dengan cara destilasi adalah komposisi uap harus berbeda dengan
komposisi cairan dengan terjadi keseimbangan larutan-larutan, dengan komponen-komponennya
cukup dapat menguap.
Proses pemisahan yang dilakukan adalah bahan campuran dipanaskan pada suhu diantara
titik didih bahan yang diinginkan. Dengan cara distilasi, komponen zat penyusun campuran yang
memiliki titik didih lebih rendah akan menguap terlebih dahulu, uap dilewatkan pada tabung
pengembun (kondensor). Uap yang mencair ditampung dalam wadah. Bahan hasil pada proses ini
disebut destilat, sedangkan sisanya disebut residu. Contoh destilasi adalah proses penyulingan
minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.
Adapun faktor – faktor yang mempengaruhi diantaranya yaitu suhu atau pemanasan, tekanan,
kelelahan alat, kesalahan kalibrasi dan lain – lain. Faktor yang paling berpengaruh dalam proses
distilasi adalah suhu atau pemanasan. Jika pemanasan terlalu besar dikhawatirkan akan
terjadi flooding (banjir). Ciri dari flooding itu sendiri adalah tertahannya cairan di atas kolom, pada
saat terjadi flooding transfer massa yang dihasilkan tidak maksimal. Ketika terjadi flooding, cairan
tidak dapat mengalir ke bawah lagi, tetapi akan terakumulasi atau bahkan dapat ikut terbawa ke atas
oleh uap, sehingga proses distilasi harus segera dihentikan. Apabila pemanasan kecil proses
pemisahan akan berlangsung lama, akan tetapi hasil atau konsentrasi yang diperoleh akan lebih baik
dan mendekati sempurna dikarenakan proses pemisahan dan pendinginan berlangsung sempurna.
2.4.5 Ekstraksi
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu zat berdasarkan perbedaan kelarutannya
terhadap dua cairan tidak saling larut yang berbeda, biasanya air dan yang lainnya pelarut organik.