Anda di halaman 1dari 3

Input tuntutan yang akan tedapat di dalam kasus ini adalah tuntutan untuk tidak menaikan harga

BBM yang disampaikan hampir seluruh lapisan masyarakat terhadap rencana kenaikan harga
BBM. Tentu sangat jelas mengapa banyak masyarakat yang menolak kenaikan harga BBM.
Yang menjadi penyebab utama adalah efek domino yang akan ditimbulkan oleh kenaikan harga
BBM. Jika harga BBM naik, maka harga akan segala kebutuhan pokok pun akan naik pula.
Hal ini tidak dibarengi dengan daya beli masyarakat yang baik. Masih banyak rakyat Indonesia
yang daya belinya rendah. Sehingga untuk menjaga keberlangsungan hidupnya mereka mau
tidak mau akan menolak rencana kenaikan harga BBM tersebut.

2. Jelaskan bagaimana sosialisasi politik dan pembentukan budaya politik dilakukan


pada masyarakat dengan teknologi digital saat ini!

Dalam sosialisasi politik, kerapkali medsos digunakan sebagai alat propaganda politik,
sedangkan dalam hal kaderisasi politik terbentuk grup-grup yang tertarik dengan masalah
politik serta mengangkat isu-isu politik. Mengenai akselerasi komunikasi politik, sudah sangat
jelas bahwa media sosial "sangat diperhitungkan" untuk saat ini. Namun jika ditelaah lebih
jauh, mungkin medsos ini lebih berafiliasi kepada kelompok penekan (pressure group) yang
turut andil dalam menyumbang lahirnya pandangan atau opini dalam masyarakat. Opini yang
terbelah antara yang pro dan kontra biasanya lebih mudah disalurkan melalui media sosial ini.

Dari keadaan yang ada dan pentingnya media sosial dalam dasawarsa ini, tak salah juga kiranya
media social menjadi entitas "partai maya". Sebutan dengan menggunakan istilah "partai maya"
hanyalah ungkapan bahwa telah terjadi mis-kanalisasi artikulasi dan agregasi kepentingan yang
ada dalam masyarakat, khususnya menyangkut fungsi yang dimiliki oleh partai politik dan juga
pemerintah. Pada akhirnya kondisi ini memaksa publik mencari jalan untuk dapat menyalurkan
aspirasinya. Tersumbatnya kanal aspirasi ini akhirnya menyebabkan pilihan jatuh pada media
sosial. Adanya kebuntuan aspirasi ini menyebabkan semakin intensnya pengguna media sosial.
Melihat kenyataan ini, para penyelenggara negara pun akhirnya banyak yang menjadikan
media sosial sebagai jembatan untuk menyerap aspirasi publik di samping juga menjadi media
sosialisasi program atau kebijakan yang telah dilakukannya. Sebut saja Gubernur Jawa Tengah
Ganjar Pranowo, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung
Erzaldi Rosman Djohan, dan juga Presiden Joko Widodo aktif dalam media sosial.

Jika memang posisi media sosial begitu penting saat ini, kiranya kita tidak berlebihan
mengatakan bahwa media sosial menjadi "partai" baru yang turut memainkan peran partai yang
sesungguhnya. Akhir kata, media komunikasi dalam wadah media sosial selayaknya memang
mendapat perhatian serius dari para pengambil kebijakan, karena secara de facto opini yang
berasal dari media sosial ternyata sangat diperhitungkan. Ke depan, kita semua berharap
selayaknya media sosial bisa semakin sehat, informatif dan komunikatif, jauh dari isu SARA
yang memecah belah dan fitnah. Untuk mewujudkan semua iu diperlukan peningkatan literasi,
kebijaksanaan, kedewasaan dan akal sehat dari para penggunanya.

3. Jelaskan kondisi ekonomi Indonesia saat ini di periode ke dua pemerintahan Presiden
Joko Widodo! Kaitkan jawaban anda dengan kebijakan politik yang dikeluarkan oleh
pemerintah!

Ekonomi RI Didorong Bertransformasi ke Manufaktur dan Jasa Modern: Presiden Jokowi


mengatakan bahwa Indonesia harus melakukan transformasi ekonomi, tak lagi
menggantungkan Sumber Daya Alam (SDA), namun beralih ke industri manufaktur dan jasa
modern. Hal itu berkaitan dengan upaya peningkatan nilai tambah terhadap perekonomian
masyarakat Indonesia."Transformasi ekonomi. Kita harus bertransformasi dari ketergantungan
pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang mempunyai nilai
tambah tinggi bagi kemakmuran bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia,"
ujar Jokowi dalam pidato pelantikan presiden di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Minggu (20/10).
Ia menjelaskan perlunya Indonesia untuk segera merespons fokus pengembangan ekonomi itu
agar bisa mewujudkan cita-cita menjadi negara maju di tahun 2045, keluar dari jebakan
pendapatan kelas menengah. Dengan industri manufaktur dan jasa modern itu nantinya
diharapkan Indonesia bisa menjadi negara maju berpendapatan Rp 320 juta per kapita per tahun
atau Rp 27 juta per kapita per bulan. "Itu lah target kita. Target kita bersama. Mimpi kita di
tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai USD 7 triliun," kata dia. Di tahun
2045 pula, Jokowi juga ingin Indonesia masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan
mendekati nol persen. "Kita harus menuju ke sana. Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target
tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan untuk kita capai. Namun, semua itu
tidak datang otomatis, tidak datang dengan mudah. Harus disertai kerja keras, dan kita harus
kerja cepat, harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif," tutupnya.

Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin genap berusia satu
tahun pada hari ini, Selasa (20/10/2020). Di tahun pertama dari lima tahun masa jabatan,
Jokowi-Maruf harus dihadapkan dengan kemunculan virus corona penyebab Covid-19 yang
mewabah di seluruh dunia. Pandemi Covid-19 tidak hanya menjadi ancaman bagi kesehatan
dan keselamatan rakyat Indonesia, tetapi juga turut memberi dampak bagi perekonomian
nasional. Akibat sifat virus corona yang mampu menular antar manusia, sejumlah aktivitas
masyarakat terpaksa harus dihentikan guna mencegah penularan semakin meluas. Namun,
sebagai konsekuensinya, aktivitas ekonomi ikut terhambat dan dengan demikian membuat
perekonomian mengalami kelesuan. Masalah ekonomi satu tahun pemerintahan Jokowi-Maruf
Amin Pengamat Ekonomi dari INDEF, Bhima Yudhistira Adhinegara mencatat, ada sejumlah
permasalah di sektor ekonomi selama satu tahun masa pemerintahan Jokowi-Maruf Amin.
Krisis pandemi Pertama adalah masih tingginya penularan Covid-19 di masyarakat yang
membuat mobilitas masyarakat menjadi rendah. Utang luar negeri Selain itu, Bhima juga
menyoroti langkah pemerintah untuk terus menambah utang dalam bentuk valuta asing (valas)
di tengah situasi pandemi. Inflasi terlalu rendah Di sisi lain, Bhima mengatakan terjadi
penurunan level inflasi Indonesia, yang menjadi terlalu rendah karena adanya tekanan pada
daya beli masyarakat. "Deflasi bahkan terjadi dalam beberapa bulan dengan inflasi inti (core
inflation) hanya 1,86 persen per September 2020," kata Bhima.

Anda mungkin juga menyukai