Anda di halaman 1dari 5

Pengertian Unsur Intrinsik Cerpen

Unsur intrinsik cerpen adalah berbagai satuan terkecil yang membentuk suatu cerpen
menjadi satu kesatuan utuh prosa fiksi dari dalam karyanya sendiri, tanpa konteks
ekstrinsik (luar) karya. Unsur-unsur pembentuk cerpen tersebut adalah: 1. Tema, 2.
Tokoh dan Penokohan, 3. Sudut Pandang, 4. Latar (Setting), 5. Plot & Alur, 6. Gaya
Bahasa, 7. Amanat.

Lalu mengapa kita harus mempelajari, mengetahui dan mengaplikasikan unsur intrinsik
cerpen. Kebanyakan unsur-unsur ini hanya digunakan ketika kita sedang melakukan
penelitian atau kajian khusus terhadap suatu cerpen. Padahal sebetulnya unsur-unsur ini
juga penting dipelajari saat kita menulis. Kenapa? Ikuti pembahasan lengkapnya dibawah
ini.

Unsur Unsur Intrinsik Cerpen

Pada hakikatnya cerpen adalah prosa fiksi, sehingga memiliki banyak kesamaan dari segi
unsur intrinsiknya. Hanya saja, ada beberapa ciri intrinsik khas yang terdapat pada
cerpen. Berikut ini adalah penjelasan lengkap dari unsur-unsur intrinsik cerpen:

1. Tema

Tema merupakan gagasan utama yang menjalin struktur cerita, persoalan, peristiwa-
peristiwa yang dibawakan pada suatu cerpen. Misalnya tema cerpen dapat bertema: cinta,
kedengkian manusia, filosofis, cerminan sejarah, maupun tema sosial yang menjamah
persoalan-persoalan kemanusiaan.

Menurut Nurhayati (2019: 123) berdasarkan pengolahan tema, cerpen dapat dibagi
menjadi dua jenis, yaitu:

1. Cerpen sempurna (well-made short story), yaitu cerpen yang fokus pada satu tema
dengan plot yang jelas dan penyelesaian atau ending yang mudah dipahami. Misalnya
tema agama yang benar-benar hanya membicarakan agama tanpa bumbu-bumbu tema
lain.

2. Cerpen tak utuh (slice of life short story), merupakan cerpen yang tidak fokus pada
satu tema dan dapat memancar pada tema lain. Contohnya adalah tema sosial yang
masih bernuansa dan berbumbu kasih sayang.

2.Tokoh dan Penokohan

Tokoh adalah pelaku-pelaku yang terlibat dalam cerita dan peristiwa dari suatu cerpen.
Tokoh adalah karakter yang menjadi pembawa pesan hingga amanat yang ingin
disampaikan oleh penulis. Tokoh dapat memiliki berbagai sifat dan karakter berbeda
tergantung dari kebutuhan cerita dan peristiwa yang ada dalam cerpen.
Sementara itu, penokohan adalah cara penulis untuk mengklasifikasikan jenis karakter
atau sifat seorang tokoh yang ingin dibangun. Beberapa penokohan yang dapat dibangun
dalam suatu cerpen adalah: tokoh antagonis, protagonist, dsb. Berikut adalah penjelasan
dari masing-masing penokohan:

1. Protagonis, Tokoh utama yang mendukung cerita. Meskipun disebut tokoh utama,
terkadang tokoh protagonis juga terbagi menjadi beberapa figur, bukan hanya satu
orang.
2. Antagonis, Merupakan tokoh yang memiliki konflik dengan tokoh protagonist. Tokoh
ini identik dengan karakter jahat, namun sebetulnya belum tentu, intinya tokoh ini
akan memiliki watak, pemikiran atau ideology yang terbalik dari tokoh protagonist.
Bisa jadi protagonis dalam karya prosa justru berwatak jahat atau netral.
3. Tritagonis, yaitu tokoh pembantu, penengah, atau penyangga, baik untuk protagonis,
antagonis, maupun cerita secara keseluruhan.

Pengenalan tokoh dapat dilakukan dengan beberapa teknik. Berikut adalah beberapa
penjelasan mengenai berbagai teknik pengenalan tokoh dalam cerpen:

1. Teknik analitik, yaitu pengenalan tokoh langsung oleh penulis yang berperan sebagai
narator. teknik yang biasa dihindari dalam karya sastra serius namun justru selalu
digunakan oleh sastra populer.
2. Teknik dramatik, yaitu pengenalan tokoh secara tidak langsung melalui pemikiran
tokohnya, lingkungan, peristiwa atau bagaimana hubungan dan interaksi tokoh ini
dengan tokoh lain di dalam cerita. Teknik ini adalah teknik yang biasa digunakan oleh
sastra serius untuk menanamkan karakter secara tidak langsung dan membuat
pembaca dapat menilai karakter atau watak tokoh berdasarkan interpretasinya sendiri.

3.Latar (Setting)

Latar adalah tempat, waktu hubungan waktu, lingkungan dan keadaan budaya dan sosial
dari tempat tertentu yang melatarbelakangi terjadinya kisah dan cerita. Kapan cerita
dalam cerpen terjadi? Misalnya di masa sekarang atau justru di masa sejarah bahkan pra -
sejarah.

Kapan suatu peristiwa terjadi? Apakah di pagi hari, atau siang hari? Bagaimana
keterhubungan waktunya dengan masa kini. Latar dapat bersifat faktual atau imajiner.
Artinya bisa jadi latar mengambil kota atau desa yang benar-benar ada di dunia, atau
justru sebaliknya.

4.Plot (alur) dan Pengaluran

Plot, alur atau struktur adalah bagian-bagian yang membentuk suatu cerita dan kisah dari
suatu cerpen, novel atau prosa fiksi lainnya. Misalnya, plot memiliki pengenalan tema
dan tokoh, awal mula konflik, puncak konflik hingga bagaimana penyelesaiannya. Plot
atau alur yang biasa terdapat dalam cerita prosa adalah sebagai berikut ini:

1. Abstraksi, Gambaran umum secara keseluruhan mengenai berbagai situasi, peristiwa


dan berbagai unsur lain dalam cerita disampaikan disini. Biasanya plot ini opsional
dan jarang digunakan pada cerpen.
2. Orientasi (Pengenalan), dimana cerpen dimulai dengan perkenalan tokoh (biasanya
tokoh utama) penjelasan latar dan mendetailkan tema secara keseluruhan cerpen.
3. Komplikasi, adalah awal mula munculnya konflik yang biasanya terjadi antara tokoh
protagonis dan antagonis. Bagian ini menyebabkan bagaimana sebab-akibat terjadinya
konflik dari antagonis dan protagonist.
4. Pencapaian Konflik, merupakan bagian dimana konflik semakin berkembang dan
hampir menuju puncaknya (klimaks).
5. Puncak Konflik (Klimaks), dimana konflik telah mencapai puncaknya, ketika
pertentangan antar protagonis dan antagonis dalam kondisi paling mendebarkan dan
mencapai batasnya.
6. Evaluasi, adalah bagian dimana konflik mulai mendapatkan pencerahan untuk menuju
ke proses penyelesaian
7. Resolusi (Penyelesaian), merupakan penyelesaian dari konflik yang terjadi dalam
suatu cerita.
8. Koda, adalah bagian penutup atau akhir dari keseluruhan cerita yang disajikan dalam
sebuah prosa fiksi / cerpen. Koda dapat berisi kesimpulan berupa amanat dari cerpen,
meskipun biasanya sastra serius menghindari ini karena ingin pembacanya yang
menyimpulkan amanat atau pesan dari cerpen sendiri. Terkadang koda juga dapat
memuat berbagai kemungkinan-kemungkinan baru untuk celah lanjutan kisah.

Terkadang alur yang tersedia dapat disederhanakan menjadi empat saja, yaitu: orientasi,
komplikasi, klimaks dan penyelesaian (resolusi). Karena, kenyataannya dalam cerpen
kebanyakan penulis hanya menggunakan keempat alur itu saja dengan pengaluran
struktur yang variatif.

Penjelasan lengkap mengenai alur/struktur narasi dapat disimak disini:

Struktur Cerpen: Pengertian, Bagian, Susunan, Alur & Kualitas


Nurhayati (2019: 125) berpendapat bahwa secara kualitatif alur cerita terbagi menjadi
dua jenis, yaitu sebagai berikut:

1. Alur erat, yaitu alur yang memiliki hubungan erat dan padu, sehingga tidak memiliki
bagian cerita yang diambil sebagian saja. Alur ini saling terikat antar satu peristiwa
dengan peristiwa yang lain.
2. Alur longgar, yaitu alur yang memiliki bagian cerita yang telah diuraikan sebelumnya,
disebut longgar karena adanya degresi atau masukan peristiwa lain ke dalam cerita
tersebut.

5.Pengaluran

Sementara itu, pengaluran adalah bagaimana berbagai alur tersebut disusun. Apakah
diawali oleh orientasi (pengenalan) terlebih dahulu atau justru diawali oleh konflik?
Pengaluran juga memastikan bagaimana urutan peristiwa terjadi, apakah dari awal
hingga akhir (alur/pengaluran maju) atau justru dari masa depan ke belakang (alur
mundur).

Pengaluran juga dapat dilakukan dengan banyak kilas balik yang berarti alur maju
namun dibeberapa fragmen akan mundur untuk sementara waktu (pengaluran campuran).
Banyak orang yang menyebutnya dengan istilah alur maju-mundur yang sebetulnya
kurang tepat, karena maju-mundur mengandung arti yang tidak sesuai.

Seharusnya, sebut saja pengaluran tersebut dengan alur maju yang memiliki kilas balik.
Pengaluran juga sering tumpang-tindih dengan istilah alur sendiri, namun esensinya
sama saja.

6.Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bagaimana penggunaan bahasa yang digunakan dalam suatu cerpen.
Apakah bahasa yang digunakan kasual atau justru banyak menggunakan ungkapan estetis
seperti majas, dsb. Bagaimana diksi, yang merupakan pemilihan kata yang tepat atau
serasi diguanakan dalam suatu cerpen.

Gaya bahasa juga dapat direka sedemikian rupa untuk menghasilkan suasana yang
dibutuhkan dalam suatu cerpen. Misalnya, gaya bahasa dramatis dapat meningkatkan
imaji atau suasana yang dibutuhkan untuk peristiwa memilukan.

Sudut Pandang

Sudut pandang adalah dari perspektif atau kacamat siapa penulis menyampaikan cerita.
Terdapat beberapa sudut pandang yang digunakan. Sudut pandang pertama
menyampaikan cerita seakan penulis adalah tokoh dan menggunakan kata ganti “Aku.
Sementara sudut pandang ketiga menggunakan kacamata orang yang melihat atau
menyaksikan dan menggunakan kata ganti “Dia”, “Mereka”, dsb.

7.Amanat / Pesan

Amanat adalah pesan positif yang dihasilkan dari prosa fiksi. Amanat dalam cerpen yang
bak tidak akan disampaikan secara langsung, namun diperlihatkan dan digambarkan
melalui berbagai peristiwa dan watak tokoh yang ada. Misalnya, terdapat tokoh baik
yang patut untuk dicontoh dan sebaliknya ada pula tokoh dengan watak negatif yang
dapat dicatat kesalahannya agar tidak diikuti.

Aplikasi & Fungsi Unsur Intrinsik Cerpen

Suatu hari kita mungkin tiba-tiba mendapatkan inspirasi kisah yang menarik untuk
ditulis menjadi cerpen. Namun kita tahu bahwa cerita tersebut belum dapat menjadi
cerita yang utuh. Jika kita tidak tahu unsur-unsur intrinsik cerpen, maka kita akan terus
menerus berputar dalam lingkaran pertanyaan yang sama: apa yang kurang? Mengapa
cerita ini terasa belum selesai? apa yang harus dilakukan?

Mengetahui unsur-unsur intrinsik akan menghilangkan loop hole semacam itu yang akan
menghambat proses kreatif penulisan. Kita akan mengetahui bahwa ternyata inspirasi
yang kita miliki adalah klimaks yang harus dilengkapi oleh orientasi (pengantar umum)
dan awal terjadinya konflik. Kemudian kita juga tahu bahwa banyak unsur lain yang
harus disiapkan selain inspirasi utama itu seperti: struktur, tokoh, dsb. Singkatnya, kita
dapat menulis cerpen dengan sistematis.
Melakukan kegiatan kreatif dengan cara tersistem akan mempermudah dan mempercepat
proses pengerjaan. Mengapa harus cepat? Karena produktivitas adalah kunci dari
keberhasilan seseorang dalam menulis. Apalagi di masa revolusi industri 4.0 yang serba
cepat ini, kualitas tulisan yang baik tanpa diiringi produktivitas akan menghambat karir
seorang penulis.

Intinya, aktif menulis dan menyelesaikan banyak karya secara terus-menerus akan
membuat seseorang menjadi penulis professional yang dapat berhasil di bidang sastra.
Mengapa? karena ia akan terus berlatih dan bereksplorasi untuk menciptakan karya yang
semakin lebih baik.

Jika diimbangi dengan pengetahuan, literasi dan kemampuan evaluasi karya yang
dikembangkan pula, ia akan mampu menarik perhatian publik dan penerbit untuk
kemudian menerbitkan karyanya. Tidak menutup kemungkinan juga seorang penulis
akan diakui sebagai seorang sastrawan besar jika ia produktif menulis karya yang baik
dan memberikan kontribusi terhadap perkembangan sastra.

Batasan & Manfaat Teoretik Unsur Intrinsik Cerpen

Namun jika kita mengerjakan suatu karya sastra dengan terlalu tersistematis juga maka
hasil akhir tulisan akan terasa terlalu kaku. Perlu diperhatikan bahwa sistem hanyalah
alat yang digunakan oleh seorang insan penulis. Jangan sampai sistem justru mengubah
seorang penulis menjadi robot.

Jadi, perlakukan ilmu kesusastraan hanya sebagai alat bantu saja. Layaknya mistar yang
tidak harus selalu digunakan ketika menggambar bentuk organik seperti ilalang, daun
dan pepohonan yang jusru akan tampak lebih natural dengan guratan tangan bebas.
Gunakan mistar saat kita membutuhkan menggambar objek yang membutuhkan presisi
garis seperti rumah dan gedung.

Unsur tidak harus selalu disusun secara linear, apalagi jika berkaitan dengan struktur.
Terkadang suatu struktur narasi cerpen dapat dimulai dari puncak konflik terlebih
dahulu. Kemudian cerita dapat mulai memunculkan berbagai penokohan dan orientasi
yang menyebabkan konflik tersebut.

Pada akhirnya fungsi utama unsur intrinsik adalah sebagai acuan dekonstruksi cerpen,
novel atau prosa narasi lainnya agar lebih mudah untuk ditinjau berdasarkan masing-
masing unsur sehingga dapat diketahui berbagai kelebihan dan kekurangan dari masing-
masing unsur tersebut secara objektif dan presisi pada bagian yang spesifik.

Evaluasi adalah hal yang harus dilakukan baik untuk penelitian maupun menilai dan
memperbaiki tulisan seseorang agar dapat menjadi lebih baik lagi. Sehingga, secara
teoretik mempelajari unsur intrinsik cerpen bermanfaat baik bagi peneliti maupun
penulis.

Referensi

1. Nurhayati, Enung. (2019). Cipta Kreatif Karya Sastra. Bandung: Yrama Widya.

Anda mungkin juga menyukai