Anda di halaman 1dari 3

TUGAS 3

1. Dalam UU N0. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (PDRD),
pajak daerah adalah kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Daerah bagi sebesar-besarnya
kemakmuran rakyat. Aturan ini menggantikan UU N0. 18 Tahun 1997 sebagaimana telah
diubah dengan UU No. 34 Tahun 2000.
Sedangkan retribusi daerah, menurut UU No. 28 tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, retribusi daerah merupakan pungutan daerah sebagai pembayaran atas
jasa atau pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh
Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan.
Pada pasal 160 diuraikan cara pemungutan retribusi daerah, yakni sebagai berikut:
a) Retribusi dipungut dengan menggunakan SKRD atau dokumen lain yang
dipersamakan.
b) Dokumen lain yang dipersamakan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat berupa
karcis, kupon, dan kartu langganan.
c) Dalam hal Wajib Retribusi tertentu tidak membayar tepat pada waktunya atau kurang
membayar, dikenakan sanksi administratif berupa bunga sebesar 2% (dua persen)
setiap bulan dari Retribusi yang terutang yang tidak atau kurang dibayar dan ditagih
dengan menggunakan STRD.
d) Penagihan Retribusi terutang sebagaimana dimaksud pada ayat (3) didahului dengan
Surat Teguran.
e) Tata cara pelaksanaan pemungutan Retribusi ditetapkan dengan Peraturan Kepala
Daerah.

2. Menurut pasal 162 UU N0. 28 Tahun 2009, disebutkan bahwa Wajib Retribusi tertentu
dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk atas
SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan. Berikut bunyi dari pasal 162, 163 dan 164.

Pasal 162
1) Wajib Retribusi tertentu dapat mengajukan keberatan hanya kepada Kepala Daerah
atau pejabat yang ditunjuk atas SKRD atau dokumen lain yang dipersamakan.
2) Keberatan diajukan secara tertulis dalam bahasa Indonesia dengan disertai alasan-
alasan yang jelas.
TUGAS 3

3) Keberatan harus diajukan dalam jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal
SKRD diterbitkan, kecuali jika Wajib Retribusi tertentu dapat menunjukkan bahwa
jangka waktu itu tidak dapat dipenuhi karena keadaan di luar kekuasaannya.
4) Keadaan di luar kekuasaannya sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah suatu
keadaan yang terjadi di luar kehendak atau kekuasaan Wajib Retribusi.
5) Pengajuan keberatan tidak menunda kewajiban membayar Retribusi dan pelaksanaan
penagihan Retribusi.

Pasal 163
1) Kepala Daerah dalam jangka waktu paling lama 6 (enam) bulan sejak tanggal Surat
Keberatan diterima harus memberi keputusan atas keberatan yang diajukan dengan
menerbitkan Surat Keputusan Keberatan.
2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah untuk memberikan kepastian
hukum bagi Wajib Retribusi, bahwa keberatan yang diajukan harus diberi keputusan
oleh Kepala Daerah.
3) Keputusan Kepala Daerah atas keberatan dapat berupa menerima seluruhnya atau
sebagian, menolak, atau menambah besarnya Retribusi yang terutang.
4) Apabila jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah lewat dan Kepala
Daerah tidak memberi suatu keputusan, keberatan yang diajukan tersebut dianggap
dikabulkan.

Pasal 164
1) Jika pengajuan keberatan dikabulkan sebagian atau seluruhnya, kelebihan
pembayaran Retribusi dikembalikan dengan ditambah imbalan bunga sebesar 2%
(dua persen) sebulan untuk paling lama 12 (dua belas) bulan.
2) Imbalan bunga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung sejak bulan
pelunasan sampai dengan diterbitkannya SKRDLB.

3. Angsuran Pertama : 2% x 10.000.000 = 200.000


Angsuran Ke-dua : 2% x 8.333.333 = 166.667
Angsuran Ke-tiga : 2% x 6.666.666 = 133.333
Angsuran Ke-empat : 2% x 5.000.000 = 100.000
Angsuran Ke-lima : 2% x 3.333.333 = 66.666
Angsuran Ke-enam : 2% x 1.666.667 = 33.333
TUGAS 3

6 x 2% x 10.000.000 = 1.200.000

Maka jumlah yang harus dibayar adalah sebesar Rp;,,11.200.000

4. PPN yang dipungut = 10% x Rp45.000.000 = Rp4.500.000

PPh Pasal 23: 2% x Rp45.000.000 = 900.000

b. Piutang Dagang                                      Rp 49.500.000,00


   Penjualan                                                                         Rp 45.000.000,00
   PPN Keluaran Belum Difakturkan                                    Rp 4.500.000,00

Ketika pada tanggal 5 Juni 2021 faktur pajak keluaran dibuat dan diserahkan kepada PKP
pembeli, maka PKP penjual membuat jurnal PPN sebagai berikut:

PPN Keluaran Belum Difakturkan                 Rp 4.500.000,00


    PPN Keluaran                                                                   Rp 4.500.000,00

Anda mungkin juga menyukai