Anda di halaman 1dari 1

Islamophobia Belum Usai

Oleh: Citra Amalia

Baru-baru ini kabar tidak menyenangkan hadir dari wilayah Asia, yaitu India. Salah satu anggota
Bharatiya Janata Party (BJP), Nupur Sharma, mengeluarkan pernyataan yang merendahkan dan
menghina nabi mulia umat islam, Muhammad SAW. Pernyataan itu pun didukung dengan utasan dari
platform twitter yang diungkapkan Naveen Jindal, yang juga dari partai yang sama. Partai yang paling
berkuasa di India itu pun mendapat kecaman keras dari hampir seluruh negara muslim di dunia dan di
respon dengan skors serta pemecatan bagi anggota partai mereka tersebut (5/6) cnbcindonesia.com.

Dunia yang saat ini disebutkan terus bergerak maju dengan perkembangan teknologi serta kemajuan
peradaban pun seakan tetap jalan di tempat dengan membuktikan bahwa kemajuan berpikir yang
mereka sebutkan tidak sejalan dengan perubahan pandangan terhadap Islam. India sendiri memang
menjadi salah satu negara yang terkenal dengan kentalnya adat dan agama Hindu ini memang
memiliki sejarah kurang harmonis dengan agama Islam. Meski dalam sejarah Islam sudah masuk ke
India yang sudah dimulai sejak abad ke -7 dan berjalan damai. Namun benih-benih perpecahan
semakin menjadi-jadi di era penjajahan negara asing di abad 19 pun semakin memunculkan
mempertentangan dari dua agama tersebut baik dari sistem kehidupan, peraturan dan lainnya. Hingga
melahirkan agama Sikh yang merupakan perpaduan Islam dan Hindu serta melahirkan pula
pemisahan negara India, Pakistan dan Bangladesh.

Pertanyaan yang terus muncul adalah mengapa islamophobia masih terus muncul dan dibiarkan
merajalela? Tak hilang dari ingatan kita bahwa semenjang kasus 9-11 di Amerika yang menjadikan
Islam sebagai kambing hitam, seakan ingin terus mengubah pandangan dunia terhadap Islam. Kasus
charlie hebdo di Prancis yang terus berulang, perbedaan sikap dunia terhadap perang Ukraina dan
Rusia serta Israel dan Palestina serta serangkaian diskriminasi dan istilah teroris yang dipergunakan
hanya kepada kaum muslim membuktikan kepada mata dunia bahwa dunia tidak memandang
kesetaraan sebagaimana slogannya. Di saat dunia memaksa negeri muslim untuk menerima kaum
lesbian, biseksual, gay dan transgender atau LGBT dengan alasan hak asasi dan berpikir luas dan
terbuka, di sisi lain permasalahan seperti tidak kunjung usai.

Berulangnya penghinaan terhadap Rasulullah sudah seharusnya menumbuhkan kesadaran kepada kita
bahwa hingga hari ini tidak ada lagi pelindung bagi kaum muslimin. Negara-negara muslim yang
seharusnya bersatu memiliki taring terhadap dunia, tidak berfungsi sebagai pelindung dan tidak
membuat hal seperti ini berhenti terjadi. Sangat berbeda dengan sistem Islam.dalam Negara yang
berfungsi sebagai junnah (perisai) bagi umat yang akan mencegah dan melindungi umat dari
penghinaan terhadap Rasulullah. Sudah saatnya umat Islam bersatu dan sadar untuk meninggalkan
sistem sekuler kapitalisme yang ingin memisahkan urusan dunia dan akhirat. Inilah saatnya umat
Islam tak berhenti untuk terus mendakwahkan Islam. Sehingga, dunia paham Islam dan umat akan
rindu, karena dengan diterapkannya sistem Islam, penghinaan terhadap Rasulullah tidak akan terulang
kembali.
Wallahu a’lam bishshawwab

Anda mungkin juga menyukai