Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EFEKTIVITAS DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI ANTIBAKTERI

DI SUSUN OLEH:

NADILA PUTRI ALIFIA (10120118)

FAKULTAS FARMASI

INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA

KEDIRI

2021
DAFTAR ISI

Lembar Judul.......................................................................................................................
Daftar Isi............................................................................................................................2
Kata Pengantar...................................................................................................................3
Abstrak...............................................................................................................................4
Ringkasan..........................................................................................................................5
Bab I Pendahuluan.............................................................................................................6
1.1 Latar Belakang...................................................................................................6
Bab II Pembahasan............................................................................................................8
2.1 Efektivitas Tanaman Kelor Sebagai Antibakteri pada Bakteri Stephylococcus
aureus.......................................................................................................................8
2.1 Efektivitas Tanaman Kelor Sebagai Antibakteri pada Bakteri Pseudomonas
aeruginosa................................................................................................................8
2.3 Efektivitas Tanaman Kelor Sebagai Antibakteri pada Bakteri Escherichia
coli............................................................................................................................9
Daftar Pustaka..................................................................................................................11

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul
“Efektivitas Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Antibakteri”.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir mata kuliah bahasa Indonesia
semester satu. Makalah ini merupakan kajian teoritis tentang efektivitas daun kelor
(Moringa oleifera) sebagai antibakteri terhadap beberapa jenis bakteri. Penyusun
berusaha sebaik mungkin membahas materi dengan bahasa yang lugas serta terperinci
dan terstruktur. Penyusun berharap pembaca dapat membaca dan memahami makalah
ini dengan mudah.

Selama penyusunan makalah ini penulis banyak menerima bantuan dari berbagai
pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Karena itu, penulis dengan segala
kerendahan hati ingin menyampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada
semua pihak yang telah membantu, khususnya kepada ibu Mardiana Prasetyani Putri
S.Si., M.Si. . yang telah memberikan ilmunya sehingga makalah ini dapat
diselesaikan,penulis dengan baik.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu perlu pendalaman lebih lanjut. Kritik dan saran dari semua pihak yang
bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini. Penulis
juga berharap dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya.

Jombang, 23 Januari 2021

Penulis

3
EFEKTIVITAS DAUN KELOR (Moringa oleifera) SEBAGAI ANTIBAKTERI

Abstrak

Indonesia memiliki sumber daya alam yang melimpah, salah satunya adalah
daun kelor. Daun kelor memiliki banyak kandungan yang sangat bermanfaat di dunia
kesehatan, salah satunya adalah sebagai antibakteri. Makalah ini bertujuan untuk
mengetahui efektivitas daun kelor (Moringa oleifera) sebagai antibakteri di beberapa
jenis bakteri.makalah ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan
meggunakan landasan teori sebagai panduan. Hasil penelitian pada makalah ini adalah
daun kelor mampu menghambat aktivitas beberapa bakteri, kemampuan antibakteri
daun kelor dipengaruhi oleh tingkat konsentrasi ekstrak etanol daun kelor..
Kesimpulannya adalah semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol daun kelor maka
tingkat bakterisida daun kelor juga tinggi.

Kata Kunci: daun kelor, Moringa oleifera, antibakteri, bakteri

4
RINGKASAN

Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Tumbuhan


merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat melimpah. Dewasa ini banyak
pemanfaatan tumbuhan sebagai obat, diantaranya adalah pemanfaatan tanaman kelor
(Moringa oleifera) sebagai antibakteri.

Pada penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu membuktikan


bahwa tanaman kelor (Moringa oleifera) memiliki aktivitas sebagai antibakteri terhadap
beberapa bakteri diantaranya, Stephylococcus aureus, Pseudomonas aeruginosa, dan
Eschericha coli.

Hasil uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun kelor terhadap bakteri
Stephylococcus aureus menunjukan hasil bahwa pada konsentrasi 20% dan 40%
memiliki zona hambat sedang, sedangkan pada konsentrasi 60% dan 80% memiliki
zona hambat kuat.

Hasil uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun kelor terhadap bakteri
Pseudomonas aeruginosa pada konsentrasi 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10% mengatakan
bahwa efek antibakteri hanya ditunjukan pada konsentrasi >4%.

Hasil uji efektivitas antibakteri ekstrak etanol daun kelor terhadap bakteri
Eschericha coli menunjukan pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, an 40% mempunyai daya
kuat dan pada konsentrasi 80% memiliki daya sangat kuat.

Dari penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa pada konsentrasi <4% zona
hambat yang dihasilkan relatif kecil. Sedangkan pada konsentrasi >4% memiliki zona
hambat yang kuat. Zona hambat yang dihasilkan dipengaruhi oleh konsentrasi. Jika
konsentrasi ekstrak semakin tinggi maka zona hambat yang dihasilkan semakin kuat.

Pada penelitian di atas juga dapat disimpulkan bahwa diantara semua bakteri
yang telah diuji, ekstrak daun kelor bekerja paling efekif sebagai anti bakteri pada
bakteri Escherichia coli.

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia memiliki sumber daya alam yang beragam dan melimpah. Jika sumber
daya alam ini dimanfaatkan dengan baik maka akan memberikan dampak yang baik
pula bagi kehidupan manusia. Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang sangat
melimpah di Indonesia.
Tumbuhan merupakan sumber daya alam yang kaya akan berbagai jenis
senyawa kimia yang memiliki manfaat sebagai obat. Memanfaatkan tanaman sebagai
obat telah dilakukan oleh nenek moyang sejak dahulu dan telah lama digunakan dalam
jangka waktu yang cukup lama (Djauhariya dan Hernani, 2004). Kelebihan dari
penggunaan tanaman sebagai obat adalah meminimalisir adanya efek samping. Selain
itu obat tradisional lebih mudah didapat dan lebih mudah dijangkau oleh masyarakat.
Salah satu tanaman berkhasiat obat yang melimpah di Indonesia adalah daun
kelor (Moringa oleifera). Tanaman kelor (Moringa oleifera) telah lama dikenal oleh
masyarakat sebagai tanaman yang memiliki banyak kegunaan dan nutrisi serta
berkhasiat obat. Tanaman kelor atau yang memiliki julukan The miracle tree terbukti
secara ilmiah memiliki kandungan nutrisi yang sangat banyak (karyadi, 2004). Salah
satu khasiat dari tanaman kelor (Moringa oleifera) adalah sebagai antibakteri. Tanaman
kelor telah banyak diteliti oleh banyak peneliti, dan terbukti tanaman kelor memiliki
khasiat sebagai bakterisida.
Ekstrak daun dari tanaman kelor (Moringa oleifera) dapat digunakan sebagai
antiinfeksi. Pada penelitian yang dilakukan oleh Elza dkk, (2018) mengatakan bahwa
ekstrak daun kelor mampu menghambat aktivitas pertumbuhan bakteri Staphylococcus
aureus. Pada penelitian yang juga dilakukan oleh Erma dkk, (2020) menyatakan bahwa
ekstrak etanol daun kelor memiliki kemampuan menghabat pertumbuhan bakteri
Pseuomonas aeruginosa. Lusi dkk, (2016) juga mengatakan dalam penelitiannya bahwa
ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E.
coli dan Staphylococcus aureus.
Penyakit infeksi merupakan keadaan dimana mikroorganisme masuk ke dalam
tubuh. Kemudian mikroorganisme akan berkembangbiak di dalam tubuh dan dapat

6
menimbulkan penyakit (Dwidjoseputro, dikutip dalam jurnal Uji ktivitas Antibakteri
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan
Stephylococcus aureus, 2016).
Pada keadaan normal Stephylococcus aureus merupakan bakteri pada mulut dan
saluran pernafasan yang tidak bersifat patogen. Sedangkan pada keadaan abnormal
bakteri Stephylococcus aureus bersifat patogen dan menyebabkan infeksi pada kulit
(Jawetz et all, 2001).
Rahmadani (2015) mengatakan bahwa bakteri Pseudomonas aeruginosa dapat
menyebabkan infeksi pada luka bakar, infeksi telinga, dan luka setelah operasi. Pada
pasien yang memiliki kondisi kritis maupun pasien yang memiliki imunitas rendah
bakteri P. aeruginosa dapat menyebabkan keadaan invasif kepada pasien.
Bakteri E.coli merupakan bakteri baik pada usus halus, pada keadaan normal
bakteri E.coli dapat membantu kerja usus halus. Namun, dalam keadaan abnormal
bakteri E.coli dapat menyebabkan diare, infeksi saluran kemih, pneumonia, infeksi luka
terutama dalam abdomen dan meningitis(Lusi L.R.H Dima, dkk, 2016).
Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk memaparkan secara sistematis
konsentrasi ekstrak daun kelor (Moringa oleifera) yang dibutuhkan sehingga mampu
menghambat aktivitas pertumbuhan dari beberapa bakteri patogen terhadap manusia.
Jika penelitian ini dikembangkan maka akan sangat mungkin dihasilkan obat antibiotik
baru yang berasal dari tanaman kelor yang mampu menghambat produktivitas dari
bakteri.
Menurut penulis jika tanaman kelor berhasil dijadikan obat antibakteri maka
akan sangat bermanfaat bagi dunia kesehatan karena tanaman kelor (Moringa oleifera)
sangat berlimpah dan mudah didapatkan di Indonesia. Selain itu, masyarakat juga akan
merasa lebih nyaman jika menggunakan obat tradisional karena memiliki efek samping
yang relatif rendah. Diharapkan penelitian tentang khasiat tanaman kelor (Moringa
oleifera) lebih banyak dilakukan lagi, karena manfaat dari tanaman kelor (Moringa
oleifera) ini sangat banyak.

7
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Efektivitas Tanaman Kelor Sebagai Antibakteri pada Bakteri Stephylococcus


aureus
Menurut Elza Savitri dalam jurnal penelitian yang berjudul Uji Antibakteri
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri
Staphylococcus aureus, (2018) tanaman kelor (Moringa oleifera) mampu menghambat
produktivitas bakteri Staphylococcus aureus.
Penelitian ini menggunakan uji aktivitas antibakteri menggunakan Kirby-Bauer.
Terdapat enam perlakuan dan tiga ulangan. Diantaranya, P1 (perlakuan kontrol negatif),
P2 (perlakuan kontrol positif), P3 (perlakuan ekstrak daun kelor 20%), P4 (perlakuan
ekstrak daun kelor 40%), P5 (perlakuan ekstrak daun kelor 60%) dan P6 (perlakuan
ekstrak daun kelor 80%).
Hasil dari penelitian menunjukan bahwa pada konsentrasi 20% terbentuk zona
hambat 7,98 mm, pada konsentransi 40% terbentuk zona hambat 9,00 mm, pada
konsentrasi 60% terbentuk zona hambat 12,03 mm, dan pada konsentrasi 80% terbentuk
zona hambat 14,02 mm. menurut Davis dan Stout (1971), berdasarkan kategori zona
hambatnya ekstrak etanol daun kelor pada konsentrasi 20% dan 40% memiliki daya
hambat sedang, sedangkan pada konsentrasi 60% dan 80% ekstrak daun kelor memiliki
daya hambat terhadap bakteri yang kuat.
Dari penelitian di atas dapat disimpulkan jika semakin tinggi konsentrasi ekstrak etanol
daun kelor maka semakin tinggi zona hambat yang terbentuk. Akan tetapi zona hambat yang
dihasilkan ekstrak etanol daun kelor lebih kecil dari antibiotik amoksisislin yang sebesar 28,63
mm, dengan daya hambat sebesar 28,63 amoksisilin memiliki daya hambat yang sangat kuat.

2.2 Efektivitas Tanaman Kelor Sebagai Antibakteri pada Bakteri Pseudomonas


aeruginosa
Menurut Erma Yunita, dkk, (2020) dalam jurnal penelitian yang berjudul
Antibacterial Activity of Moringa Leaves Extract Against Pseudomonas aeruginosa,
mengatakan bahwa ekstrak etanol daun kelor memiliki sifat antibakteri terhadap bakteri
P.aeruginosa.

8
Uji aktivitas antibakteri menggunakan metode difusi sumuran dan uji penapisan
fitokimia.
Uji penapisan fitokimia pada ekstrak etanol daun kelor dilakukan untuk
mengetahui kandungan senyawa apa saja yang terdapat di dalam ekstrak etanol daun
kelor. Setelah uji penapisan fitokimia dilakukan menunjukan hasil bahwa di dalam
ekstrak etanol daun kelor terkandung senyawa flavonoid, saponin, alkaloid, terpenoid,
dan tanin.
Pada uji aktivitas antibakteri daun kelor dengan variasi konsentrasi 2%, 4%, 6%,
8%, dan 10%. Setelah dilakukan uji aktivitas antibakteri diperoleh hasil bahwa aktivitas
antibakteri hanya terjadi pada konsentrasi >4%. Pada konsentrasi 2% tidak ditunjukan
adanya aktivitas antibakteri. Zona hambat yang dihasilkan ekstrak etanol daun kelor
pada penelitian ini adalah 13,68-19,60, pada angka tersebut daya hambat antibakteri
masih tergolong resisten-intermediet. Hal ini terjadi karena konsentrasi tertinggi yang
diambil pada penelitian ini masih tergolong rendah. Kenaikan zona hambat berjalan
lurus dengan tingkat konsentrasi. Tingkat konsentrasi yang tinggi memungkinkan untuk
dihasilkan zona hambat yang tinggi pula.

2.3 Efektivitas Tanaman Kelor Sebagai Antibakteri pada Bakteri Escherichia coli.
Menurut Lusi L.R.H Dima, dkk, (2016) dalam jurnal penelitian yang berjudul
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera L.) Terhadap Bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus, mengatakan bahwa ekstrak daun kelor
(Moringa oleifera L) memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri E. coli.
Uji aktivitas antibakteri pada bakteri E.coli menggunakan metode difusi.
Langkah pertama yang dilakukan yaitu pembuatan ekstrak. Ekstrak dibuat dengan
metode maserasi. Selanjutnya yaitu sterilisasi alat, alat di sterilisasi menggunakan
autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit. Selanjutnya yaitu pembuatan larutan kontrol
negatif, kontrol negatif dibuat dari CMC 1%. Lalu untuk pembuatan kontrol positif
dibuat dari sediaan obat ciprofloxacin 500mkg. Selanjutnya pembuatan larutan uji,
larutan uji dibuat dengan variasi 5%, 10%, 20%, 40%, dan 80%. Lalu selanjutnya
pembuatan media, pertama melakukan pembenihan, lalu inokulasi bakteri pada media
agar miring, lalu pembuatan standar kekeruhan larutan, lalu pembuatan suspensi bakteri
uji, dan yang terakhir pembuatan media pengujian.

9
Hasil penelitian menunjukan bahwa ekstrak etanol daun kelor berperan sangat
nyata dalam aktivitas antibakteri terhadap E.coli. Pada variasi konsentrasi ekstrak etanol
daun kelor menunjukan aktivitas antibakteri yang berbeda. Pada konsentrasi 5%
menunjukan hasil diameter terkecil yaitu 12mm pada bakteri E.coli. sedangkan pada
konsentrasi 80% menunjukan diameter 24,00 pada bakteri E.coli. hasil penelitian juga
menyebutkan bahwa pada konsentrasi 5%, 10%, 20%, an 40% mempunyai daya kuat
dan pada konsentrasi 80% memiliki daya sangat kuat.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dima, Lusi.L.R.H, Fatimawali, dan Widya Astuty Lolo. 2016. Uji Aktivitas Antibakteri
Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan
Staphylococcus aureus. Jurnal Ilmiah Farmasi, 5(2): 282-289.
Yunita Erma, Dheanissa Galuh Permatasari, Deni Lestari. 2020. Antibacterial Activity
of Moringa Leaves Extract Against Pseudomonas aeruginosa. Jurnal Ilmiah
Farmako Bahari, 11(2): 189-195.
Savitri, Elza, Fakhrurrazi, Abdul Haris. 2018. Uji Antibakteri Ekstrak Daun Kelor
(Moringa oleifera) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus aureus.
JIMVET, 2(3): 373-379.
Davis, W. W dan Stout. 1971. Disc Plate Methods of Microbiological Antibiotic Assay.
Microbiologi. 22(4): 659-665.
Rahmadani, Fitri. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri dari Ekstrak Etanol 96% Kulit Batang
Kayu Jawa (Lannea coromandelica) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus,
Escherichia coli, Helicobacter pylori, Pseudomonas aerugin osa. Skripsi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarif Hidayatullah.
Djauhariya, E., Hernani. 2004. Gulma Berkhasiat Obat.
Jawetz, E., Melnick G. E., Adelberg C. A. 2001. Mikrobiologi Kedokteran Edisi I.
Penerjemah: Bagian Mikrobiologi Kedokteran Universitas Airlangga. Penerbit
Salemba Medika, Surabaya. Halaman 211-249.

11

Anda mungkin juga menyukai