TATA LAKSANA
8
9. Menanggapi keluhan pasien dan keluarga
10. Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran
9
dalam memberikan pelayanan kepada pasien harus menghormati kebutuhan
privasi pasien.
Privasi pasien bisa bermacam-macam khususnya pada waktu
wawancara klinis, pemeriksaan, prosedur / tindakan, pengobatan transportasi,
adalah sangat penting. Pasien mungkin menghendaki privasi dari staf lain,
dari pasien yang lain, bahkan dari keluarganya.
Meskipun ada beberapa cara pendekatan yang umum dalam
menyediakan privasi berkenaan dengan situasi, harapan dan kebutuhan ini
dapat berubah dalam waktu berikutnya. Jadi, ketika staf memberikan
pelayanan kepada pasien, antara staf dan pasien membangun kepercayaan dan
komunikasi terbuka dan tidak perlu didokumentasi. Privasi yang wajib
diperhatikan adalah sebagai berikut :
a. Privasi saat wawancara klinis
Wawancara adalah suatu komponen yang penting dalam proses
manajemen penyakit yang dokter peroleh untuk pengambilan
keputusan terapeutik. Wawancara yang efektif, dengan menanyakan
pertanyaan-pertanyaan yang tepat, memungkinkan dokter untuk dapat
menentukan pengobatan. Awalnya, proses ini nampaknya sederhana,
hal yang sering dokter lakukan setiap hari. Namun, hasil penelitian
dan pengalaman menunjukkan bahwa wawancara adalah proses
kompleks yang perlu lebih diperhatikan, karena ternyata kualitas
informasi yang didapatkan tidak selalu optimal.
b. Privasi saat pemeriksaan
Saat pasien berobat atau diperiksa buatlah klinik menjadi senyaman
mungkin dan memberikan privasi pada pasien..Dengan ruangan yang
nyaman, memperhatikan privasi, tidak terganggu orang lalu lalang,
suara gaduh dari tv/radio, telepon. Atau bila terdapat tirai, tutuplah
tirai tersebut sebelum memulai percakapan. Sebagai seorang “tuan
rumah”, bagian dari pekerjaan kita adalah untuk mengatur lokasi
“tamu” yang akan kita terima.
c. Setelah melakukan pengkajian lengkap, dokter memulai melakukan
pemeriksaan fisik. Mulailah dengan mencuci tangan. Meskipun sangat
penting untuk menanggalkan pakaian secara lengkap, pemeriksaan
harus dilakukan dengan memaparkan hanya daerah yang akan
diperiksa saat itu, tanpa pemaparan yang tak semestinya dari daerah
10
lain. Sebagai contoh bila memeriksa payudara wanita, penting untuk
memeriksa asimetris dengan melakukan inspeksi kedua payudara pada
waktu yang sama. Setelah inspeksi dilakukan, dokter dapat
menggunakan baju pasien , selimut untuk menutupi payudara yang
tidak diperiksa. Pemeriksaan abdomen dapat dilakukan hati-hati
dengan menempatkan handuk atau selimut di atas genitalia.
Penyelimutan pasien membantu menjaga suhu tubuh, mencegah
paparan cuaca, dan menjaga privasi.
d. Privasi saat prosedur atau tindakan
Setiap orang menghendaki privasi. Bila perawat ataupun dokter
melakukan tindakan diwajibkan menjaga privasi pasien tersebut.
Sebagai contoh perawat yang hendak memandikan pasien diwajibkan
menutup tirai pasien.
e. Privasi dalam hal pengobatan
Privasi menyangkut hak individu untuk mempertahankan informasi
pribadi dari pengaksesan oleh orang lain yang memang tidak diberi
ijin untuk melakukannya.
f. Pasien yang telah diperiksa dokter akan diberi informasi tentang
diagnosis dan rencana pengobatannya.
g. Pasien yang belum berusia 17 tahun ke bawah maka penjelasan
tentang penyakit dan rencana pengobatan nya diberitahu kepada orang
tua / walinya.
h. Pasien yang berusia 17 tahun ke atas maka penjelasan tentang
penyakit dan rencana pengobatan nya diberitahukan kepada pasien
tersebut. Kecuali pasien tersebut tidak sadar maka akan diberitahukan
kepada keluarga ataupun wali nya.
i. Privasi saat transportasi
Privasi juga dibutuhkan dalam memindahkan pasien dari satu tempat
ke tempat yang lain. Oleh karena itu saat memindahkan pasien dari
brankard harus tetap tertutup selimut.
11
3. Hak memperoleh informasi tentang kondisi medis pasien.
Setiap pasien yang berobat atau di rawat berhak memperoleh informasi yang
berhubungan dengan kondisi medisnya. Semua informasi tersebut di dapatkan
dari Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP). Informasi yang boleh
diketahui oleh pasien :
a. Diagnosis (WD&DD)
b. Dasar Diagnosis
Pada saat pasien akan menjalankan suatu tindakan baik tindakan invasif atau
non invasif pasien terlebih dahulu diberikan penjelasan oleh petugas tentang
tindakan yang akan dilakukan sehingga pasien tidak merasa takut.
12
5. Perlindungan terhadap kekerasan fisik
Banyaknya kekerasan fisik diluar Rumah Sakit tidak menutup
kemungkinan kekerasan fisik juga dapat terjadi di Rumah sakit sehingga
petugas Rumah Sakit mengambil peran dalam melindungi pasien dari
kekerasan fisik yang dapat dilakukan oleh pengunjung, pasien lain atau petugas
Rumah Sakit PB Charitas Belitang. Kekerasan fisik ini dapat terjadi pada bayi,
anak-anak, manula dan pasien lainnya.
Upaya yang dilakukan oleh pihak Rumah Sakit PB Charitas Belitang
dalam melindungi dari kekerasan fisik pada bayi,anak-anak,manula dan pasien
lainnya adalah:
a. .Tidak memampangkan daftar nama pasien pada tiap unit keperawatan.
b. Memberlakukan jam kunjung pasien sesuai dengan peraturan dan tata
tertib
c. Setiap pengunjung harus menggunakan kartu pengunjung.
d. Memberlakukan kartu tunggu pasien
e. Tiap unit keperawatan dijaga oleh petugas sekuriti dan melakukan
kontroling setiap sift.
f. Ruang keperawatan di monitor oleh kamera CCTV
g. Setiap tempat tidur pasien disediakan bel.Ajarkan kepada pasien atau
keluarga cara menggunakan bel pasien.
h. Pasien yng tidak mampu melindungi dirinya seperti: bayi,anak-
anak,manula, harus dijaga oleh keluarganya.
Dengan mengambil peran untuk melindungi pasien bayi, anak-anak, manula
atau pasien lainya diharapkan pasien tersebut mendapatkan pelayanan yang
optimal dan dapat memberikan rasa aman dan nyaman sehingga pasien
tersebut terhindar dari kekerasan fisik yang dapat merugikan pasien tersebut.
13
Berhasil tidaknya resusitasi jantung paru tergantung pada cepat
tindakan dan tepatnya teknik pelaksanaannya. Pada beberapa keadaan, tindakan
resusitasi tidak dianjurkan (tidak efektif) antara lain bila henti jantung (arrest)
telah berlangung lebih dari 5 menit karena biasanya kerusakan otak permanen
telah terjadi, pada keganasan stadium lanjut, gagal jantung refrakter, edema
paru refrakter, renjatan yang mendahului “arrest”, kelainan neurologik berat,
penyakit ginjal, hati dan paru yang lanjut.
Permasalahan yang sering kita hadapi, bagaimana cara menangani
kegawatan kardiovaskuler lewat resusitasi jantung paru dengan tindakan dan
teknik pelaksanaan yang tepat
BHD / Bantuaan Hidup Dasar adalah usaha yang dilakukan untuk
menjaga jalan nafas (airway) tetap terbuka, menunjang pernafasan dan
sirkulasi dan tanpa menggunakan alat-alat bantu.
Usaha ini harus dimulai dengan mengenali secara tepat keadaan henti
jantung atau henti nafas dan segera memberikan bantuan sirkulasi dan ventilasi.
Usaha BHD ini bertujuan dengan cepat mempertahankan pasok oksigen ke
otak, jantung dan alat-alat vital lainnya sambil menunggu pengobatan lanjutan.
Pengalaman menunjukkan bahwa resusitasi jantung paru akan
berhasil terutama pada keadaan “henti jantung” yang disaksikan (witnessed)
dimana resusitasi segera dilakukan oleh orang yang berada di sekitar korban.
14
Pada saat pasien datang ke RS PB Charitas Belitang, petugas bagian
pendaftaran akan meminta kepada pasien/keluarga untuk mengisi data sosial
pasien (RM 01) Salah satunya data tentang agama yang dianut oleh
pasien.Perkembangan rumah sakit yang didorong oleh permintaan pelanggan
menyebabkan layanan rumah sakit tidak hanya memperhatikan profesionalisme
di bidang medis dan perawatan tetapi juga pelayanan penunjang medik. Fungsi
pelayanan penunjang medik seperti radiologi, laboratorium, rehabilitasi medis,
medical check up, rekam medis, farmasi, gizi, dan pelayanan spiritual adalah
untuk mendukung pelayanan medik. Pelayanan spiritual yang dimaksud identik
dengan pelayanan rohani kepada pasien. Hal ini menjadi penting karena pasien
akan dibantu dengan adanya perhatian (attention), dukungan (sustaining),
perdamaian (reconciling), bimbingan (guilding), penyembuhan luka batin
(inner-healing), serta doa (praying).Sangat penting diketahui oleh kita,sebagai
tenaga kesehatan tentang bagaimana cara menangani pasien yang menghadapi
kematian.Inti dari penanganan pasien yang menghadapi kematian adalah
dengan memberikan perawatan yang tepat,seperti memberikan perhatian yang
lebih kepada pasien sehingga pasien merasa lebih sabar dan ikhlas dalam
menghadapi kondisi kematian.
Tujuan pelayanan rohani RS PB Charitas Belitang memberikan bantuan
rohani bagi pasien dalam menghadapi sakit yang dideritanya serta diharapkan
dapat menciptakan loyalitas pelanggan untuk komunitas beragama.
15
pemerintah, manajer rumahsakit, para dokter, petugas kesehatan lain, maupun
masyarakat.
Bila pasien atau konsumen tidak puas atas pelayanan yang diberikan
maka kemungkinan terjadi keluhan. Penyampaian keluhan dapat dilakukan
secara tertulis atau lisan kepada pihak pemberi pelayanan. Manajemen keluhan
pelanggan komprehensif adalah cara yang efektif untuk mengatasi keluhan
pelanggan sebagai alat dan konsep dari total quality management.
Pasien mempunyai hak untuk menyampaikan keluhan tentang
pelayanan mereka, dan keluhan tersebut ditelaah, bila mungkin, diselesaikan.
Juga, keputusan mengenai pelayanan kadang-kadang menimbulkan pertanyaan,
konflik, atau dilema lain bagi rumah sakit dan pasien, keluarga atau pembuat
keputusan lainnya. Dilema ini dapat timbul dari masalah akses, pengobatan
atau pemulangan pasien. Dilema tersebut sulit diselesaikan jika menyangkut,
misalnya masalah penolakan pelayanan resusitasi atau pengobatan bantuan
hidup dasar.
Manajemen keluhan adalah program pelayanan konsumen. Peran dari
program pelayanan pelanggan adalah menangani keluhan perorangan dan
menganalisis kumpulan keluhan. Fungsi penanganan keluhan didesain untuk
mencoba memperbaiki dengan segera ketidakpuasan pelanggan.
Tujuh langkah manajemen keluhan yang didasarkan oleh Deming Cycle
adalah
a. Dokumentasikan keluhan pelanggan
b. Terjemahkan dalam masalah dan kebutuhan pelanggan
c. Analisis dan pecahkan masalah
d. Manfaatkan kebutuhan konsumen
e. Perbaharui cara menganalisis dampak kegagalan
f. Sampaikan solusi kepada pelanggan
g. Perbaharui sistem pengukuran kinerja
16
10.Persetujuan atau penolakan tindakan kedokteran
Bahwa masalah kesehatan seseorang (pasien) adalah tanggung jawab
seorang (pasien) itu sendiri. Dengan demikian, sepanjang keadaan kesehatan
tersebut tidak sampai menggangu orang lain, maka keputusan untuk mengobati
atau tidaknya masalah kesehatan yang dimaksud, sepenuhnya terpulang dan
menjadi tanggung jawab yang bersangkutan.
Persetujuan Tindakan Medik/Informed Consent adalah :Persetujuan
yang diberikan oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai
tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Tindakan medik
adalah suatu tindakan yang dilakukan terhadap pasien berupa diagnostik atau
terapeutik. Semua tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus
mendapat persetujuan. Persetujuan dapat diberikan secara tertulis maupun
lisan.
Setiap pasien yang mendapat pelayanan di rumah sakit mempunyai
hak untuk memperoleh atau menolak pengobatan. Bila pasien dalam perwalian
maka walilah yang mengatasnamakan keputusan hak tersebut pada pasien.
Selain kedua jenis persetujuan di atas terdapat pula suatu jenis
persetujuan khusus dalam hal mana pasien / wali wajib mencantumkan
pernyataan bahwa kepadanya telah dijelaskan suatu informasi terhadap apa
yang akan dilakukan oleh tim medis, resiko dan akibat yang akan terjadi
bilamana suatu tindakan diambil. Pemberian persetujuan atau penolakan
terhadap perlakuan yang akan diambil tersebut menjadi bukti yang syah bagi
rumah sakit, pasien, dan dokter.
17