MODUL PERKULIAHAN
TEORI
AKUNTANSI
LABA
Abstrak Sub-CPMK
CPMK 3:
Laporan laba rugi pada hakekatnya terdiri dari dua komponen besar, Mampu menjelaskan
yaitu pendapatan dan beban. Beban merupakan lawan atau kebalikan konsep Standar Akuntansi
Keuanga
dari definisi pendapatan. Pendapatan arahnya masuk sedangkan beban
arahnya keluar dari kesatuan usaha. Beban dapat diakui (dicatat) jika
terjadi transaksi atau kejadian yang menurunkan aset (menimbulkan
aliran keluar aset) atau meningkatnya liabilitas (kewajiban). Pemakaian
bahan baku untuk pembuatan produk tidak dapat disebut sebagai
beban kalau produk belum terjual karena sebenarnya belum terjadi
penurunan aset tapi hanya perubahan bentuk aset.
LABA (INCOME)
Laba merupakan informasi yang paling menarik perhatian pemangku kepentingan
(stakeholders). Pengukuran laba menjadi masalah yang banyak diperdebatkan karena
hasil pengukuran laba dapat berbeda tergantung dengan konsep laba yang digunakan.
Beberapa bukti empiris dari penelitian berdasarkan pasar (market based research)
menunjukkan laba akuntansi basis akrual (laba historis) memiliki kandungan informasi.
Namun dari sisi praktisi dan analisis keuangan menuntut pengukuran laba yang lebih
cermat sehingga realistis dan dapat dijadikan ukuran kinerja perusahaan secara lebih
obyektif.
Manfaat informasi Laba bagi pengguna laporan keuangan adalah (Suwarjono: 2005)
1) Sebagai indikator efisiensi penggunaan dana yang diinvestasikan dalam perusahaan,
misal diukur dengan return on asset dan return on equty
2) Pengukur prestasi atau kinerja badan usaha dan manajemen.
3) Sebagai dasar penentuan besarnya pengenaan pajak.
4) Alat pengendalian alokasi sumber daya ekonomik suatu negara.
5) Dasar penentuan dan penilaian kelayakan tarif dalam perusahaan publik.
6) Alat pengendalian terhadap debitor dalam kontrak utang.
7) Dasar kompensasi dan pembagian bonus.
8) Alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan.
9) Dasar pembagian dividen.
Konsep laba dapat dijelaskan dengan pendekatan teori pada tataran semantik, sintaktik
dan pragmatik.
Makna Laba
Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuran dalam suatu periode yang
dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap
dipertahankan. Pengertian semacam ini disasarkan pada konsep pemertahanan kapital.
Konsep ini membedakan antara laba dan kapital. Kapital bermakna sebagai persediaan
(stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna aliran (flow)
kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan kapital dapat dibedakan antara kembalian
atas investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi
pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga
berbagai dasar penilaian kapital dapat diterapkan.
Atas dasar berbagai teori dan konsep tentang makna laba, dapat diajukan definisi
formal laba sebagai berikut:
Pendekatan Transaksi
Dengan pendekatan ini, laba diukur dan diakui pada saat terjadinya transaksi
(terutama transaksi eksternal) yang kemudian terakumulasi sampai akhir perioda.
Keuntungan pendekatan transaksi bagi akuntansi untuk pelaporan laba antara lain:
a. Komponen pembentuk laba bersih dapat dirinci dengan berbagai basis antara lain
atas dasar produk atau pelanggan untuk kepentingan manajerial.
b. Laba yang berasal dari berbagai sumber/jenis transaksi (utama, tambahan, dna luar
biasa) dapat dipisahkan dan dilaporkan untuk kepentingan eksternal.
Pendekatan Kegiatan
Dengan pendekatan ini, laba dianggap timbul bersamaan dengan berlangsungnya
kegiatan atau kejadian bukan sebagai hasil suatu transaksi pada saat tertentu.
Pendekatan ini paralel dengan konsep penghimpunan atau pembentukan pendapatan
(earning process) sebagai basis pengakuan pendapatan. Dengan konsep ini, pendapatan
(dengan sendirinya laba) dapat dinyatakan telah terbentuk (earned) bersamaan dengan
telah dilakukannya kegiatan operasi perusahaan dalam arti luas (produksi, penjualan, dan
pengumpulan kas. Pendekatan ini mempunyai keunggulan dalam membantu manajemen
melakukan analisis internal. Berbagai konsep laba dapat diciptakan untuk mengukur
efisiensi dan profitabilitas tiap kegiatan/bagian operasi, mengendalikan perilaku manajer
divisi dengan sistem pengendalian manajemen, dan menentukan kompensasi.
Dalam aplikasinya, kedua pendekatan di atas tidak berdiri sendiri tetapi saling
melengkapi. Kriteria pendapatan adalah terrealisasi dan terbentuk. Artinya, kedua kriteria
harus dipenuhi. Oleh karena itu, praktik akuntansi (dalam kaitannya dengan laba) yang
sekarang banyak dianut sebenarnya merupakan kombinasi dari pendekatan transaksi dan
pendekatan kegiatan.
Pengendalian Manajemen
Perilaku manajer dikendalikan melalui laba dengan cara mengaitkan kompensasi
dengan laba sebagai pengukur kinerja. Pengendalian akan efektif apabila manajer
mempunyai persepsi bahwa laba sebagai pengukur kinerja benar-benar laba yang
diakibatkan oleh tindakan atau upayanya (actions and efforts). Oleh karena itu, dalam
pengendalian manajemen terdapat berbagai tingkat laba dengan berbagai sebutan
sebagai pengukur kinerja manajer.