Anda di halaman 1dari 13

1

MODUL PERKULIAHAN

TEORI
AKUNTANSI
PERUBAHAN HARGA

Abstrak Sub-CPMK
CPMK 3:
Pada April 2011, sejalan dengan kebijakan konvergensi dengan IFRS, Mampu menjelaskan
DSAK-IAI menerbitkan PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi konsep Standar Akuntansi
Keuanga
Hiperinflasi. PSAK 63 memiliki tanggal efektif 1 Januari 2012 dan
berlaku untuk semua perusahaan yang melaporkan dalam mata uang
ekonomi hiperinflasi. Salah satu indikator adanya hyperinflasi adalah
ketika terjadi tingkat inflasi kumulatif selama tiga tahun mendekati
atau melebihi 100%.

Fakultas Program Studi Tatap Muka Disusun Oleh


Dr. Erna Setiany, M.Si.

Fakultas Ekonomi dan Bisnis S1 Akuntansi


12
Akuntansi Untuk Perubahan Harga
Perubahan harga adalah adanya perbedaan harga barang/jasa pada waktu yang
berbeda. Untuk dapat diketahui kinerja perusahaan maka laporan keuangan disusun
dengan asumsi tidak ada perubahan harga yang signifikan sehingga dapat
mengakibatkan kinerja perusahaan menjadi bias. Dasar bagi penyajian laporan keuangan
untuk tujuan umum adalah agar dapat diperbandingkan baik dengan laporan keuangan
periode sebelumnya maupun dangan laporan keuangan entitas lain. Jika terjadi
perubahan harga maka perbandingan menjadi sulit dilakukan. Oleh karena itu perlu
diatur tentang standar akuntansi untuk perubahan harga yaitu pelaporan keuangan dalam
kondisi Inflasi (PSAK no.63).
Ditinjau dari karakteristik perubahan harga barang dan jasa, ada tiga jenis
perubahan harga yaitu:
1. Perubahan Harga Umum. Perubahan harga umum adalah perubahan harga yang
terjadi pada semua produk/jasa secara umum. Perubahan harga umum dikenal
dengan istilah inflasi. Pada umumnya pemicu inflasi adalah penurunan nilai tukar
satuan uang atau dikenal dengan perubahan daya beli. Perubahan tersebut dapat
disebabkan pada umumnya oleh kekuatan-kekuatan faktor ekonomik seperti
tersedianya uang atau kecepatan beredarnya uang dibandingkan dengan
tersedianya barang atau jasa dalam perekonomian suatu negara. Penyebab lain
adalah ketidakseimbangan antara permintaan dan penawaran barang dan jasa
secara umum atau perubahan harga pasar dunia untuk komoditas dasar tertentu
(misalnya minyak bumi, emas, dll)
2. Perubahan Harga Spesifik. Mencerminkan perubahan karakteristik barang
tertentu akibat teknologi atau selera terhadap barang. Perubahan harga spesifik
dapat terjadi karena berbagai faktor antara lain perubahan selera konsumer,
perubahan teknologi di bidang teknik industri, dan spekulasi atau perubahan
harapan masyarakat terhadap kuantitas barang dan jasa tertentu yang tersedia
(supply) dalam masyarakat.

3. Perubahan Harga Relatif. Mencerminkan perubahan harga spesifik setelah


pengaruh perubahan harga umum diperhitungkan. Perubahan harga relatif
mengukur tingkat penyimpangan perubahan harga barang atau jasa tertentu

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


2 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
terhadap perubahan akibat perubahan tingkat harga umum seluruh barang dan
jasa.

Apabila terjadi perubahan harga yang relatif besar maka akuntansi menghadapi
masalah dalam hal pencatatan nilai atas aset yang telah diperoleh pada periode
sebelumnya. Sebagai contoh perusahaan punya aset tetap mobil operasional yang dibeli
pada tahun 2010 dengan perolehan (kos) Rp. 70 juta, pada saat sekarang mobil tersebut
mempunyai harga harga pasar Rp. 200 juta. Kondisi ini menunjukkan bahwa aset tercatat
tidak mencarminkan nilai aset yang sekarang berlaku di pasar. Model akuntansi untuk
menghadapi masalah ini adalah akuntansi nilai sekarang (current value accounting) yang
pengukuran nilainya bergantung pada dasar penilaian yang dianut yaitu kos sekarang
(current cost accounting atau current replacement cost accounting) atau nilai keluaran
sekarang (current exit/output value accounting).

Masalah Unit Pengukur


Secara umum, daya beli uang semakin menurun karena adanya inflasi. Akuntansi
menghadapi masalah ini karena kos yang diukur satuan rupiah nominal tidak lagi
homogenus untuk beberapa pos sehingga penjumlahan kos vertikal (antarpos) atau
horizontal (objek-objek yang sama yang diperoleh pada waktu berbeda) sebenarnya tidak
bermakna lagi ibarat menambah jeruk dan apel. Model akuntansi untuk mengatasi hal ini
sering disebut akuntansi tingkat harga umum (general price level accounting). Istilah lain
untuk menunjuk model ini adalah akuntansi inflasi (inflation accounting), akuntansi daya
beli konstan (constant purchasing power accounting), akuntansi rupiah konstan (constant
dollar accounting), atau akuntansi stabilisasian (stabilized accounting). Dengan adanya
model ini, rupiah yang tidak dikonversi atau rupiah seperti apa adanya disebut rupiah
nominal.

Masalah Pemertahanan Kapital (Capital maintenance)


Konsep pemertahan kapital berkaitan dengan pengertian laba. Dengan konsep ini,
laba adalah kenaikan kapital dalam suatu perioda yang dapat didistribusi atau dinikmati
setelah kapital awal dipertahankan. Masalahnya adalah bagaimana kapital pada dua titik
waktu diukur atau dinilai.
Untuk menentukan laba dengan mempertahankan kapital, tiga hal penting dalam
mengukur kapital harus dipertimbangkan yaitu dasar penilaian, skala pengukuran, dan
jenis kapital terutama dalam hal terjadi perubahan harga atau nilai.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


3 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Pos-pos Moneter dan Nonmoneter
Berkaitan dengan perubahan harga maka untuk tujuan penyesuaian penyajian laporan
keuangan item item (pos-pos) dalam laporan keuangan dibagai dalam pos moneter dan
non moneter.
Pos-pos Moneter
Pos-pos moneter terdiri atas aset moneter dan kewajiban moneter. Aset moneter
adalah klaim untuk menerima kas di masa mendatang dengan jumlah dan saat yang pasti
tanpa mengaitkannya dengan harga masa datang barang dan jasa tertentu. Kewajiban
moneter adalah keharusan untuk membayar uang di masa mendatang dengan jumlah
dan saat pembayaran yang sudah pasti.
Implikasi perubahan harga terhadap pos-pos moneter lebih berkaitan dengan
perubahan daya beli yang menimbulkan untung atau rugi daya beli (purchasing power
gains and losses). Untung atau rugi daya beli timbul kalau perusahaan menahan pos-pos
moneter dalam keadaan daya beli berubah.
Pos-pos Nonmoneter
Pos-pos nonmoneter adalah pos-pos selain yang bersifat moneter yang juga terdiri
atas aset nonmoneter dan kewajiban nonmoneter. Aset nonmoneter adalah aset yang
mengandung jumlah rupiah yang menunjukkan nilai dan nilai tersebut berubah-ubah
dengan berjalannya waktu atau aset yang merupakan klaim untuk menerima potensi jasa
atau manfaat fisis tanpa memperhatikan perubahan daya beli. Kewajiban nonmoneter
adalah keharusan untuk menyerahkan barang dan jasa atau potensi jasa lainnya dengan
kuantitas tertentu tanpa memperhatikan daya beli atau perubahan nilai barang atau
potensi jasa tersebut pada saat diserahkan.
Implikasi perubahan harga terhadap pos nonmoneter adalah terjadinya perbedaan
nilai tukar (exchange value) antara saat pos-pos tersebut diperoleh atau terjadi dan nilai
tukar saat meretia diserahkan atau dilaporkan pada akhir periode.

Akuntansi Daya Beli Konstan

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


4 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Tujuan akuntansi daya beli konstan adalah mempertahankan kapital atas dasar
daya beli. Dengan daya beli sebagai basis pengukuran, diharapkan perusahaan mampu
mempertahankan sumber ekonomiknya untuk membeli barang dan jasa dan berlangsung
terus dalam suatu kondisi perekonomian tertentu. Dalam operasinya perusahaan akan
menggunakan atau mengorbankan daya beli aset untuk memperoleh aset (potensi jasa)
lain dalam rangka menghasilkan pendapatan. Investor berkepentingan dengan informasi
daya beli untuk menilai apakan daya beli yang dikorbankan dalam rangka memperoleh
pendapatan dapat dipertahankan.

Keunggulan dan Kelemahan


Beberapa argumen yang biasanya diajukan untuk mendukung penyajian informasi
daya beli konstan adalah:
1. Akuntansi daya beli konstan menjadikan angka akuntansi lebih bermakna
(meaningful).
2. dengan akuntansi daya beli konstan, pembandingan antarperiode akan
memberikan informasi yang lebih bermakna daripada pembandingan atas dasar
rupiah normal.
3. Pembandingan data antarperusahaan juga akan menjadi lebih berarti dan
informatif.
4. akuntansi daya beli konstan akan menghasilkan informasi laba atas dasar konsep
mempertahankan kapital
5. Pejabat pemerintah sudah terbiasa menganalisis data keuangan atas dasar nilai
real (in real term) sehingga pelaporan keuangan perusahaan dengan
menggunakan rupiah nominal kemungkinan dapat menyebabkan kebijakan
pemerintah yang merugikan perusahaan.
6. Akuntansi daya beli konstan merupakan sarana mengeluarkan pengaruh
perubahan harga umum tanpa harus mengubah atau mengganti struktur akuntansi
yang sudah berjalan
7. Akuntansi daya beli konstan dapat mengatasi atau meniadakan sama sekali
metoda akuntansi yang dimaksudkan untuk menanggulangi perubahan harga
secara parsial atau secara pos per pos seperti misalnya penggunaan metode
MTKP untuk persediaan, metode penilaian KAPYLR, atau metode depresiasi
akselerasian.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


5 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Sedangkan beberapa keberatan dan kelemahan yang sering dilontarkan terhadap
akuntansi daya beli konstan adalah:
1. Akuntansi daya beli konstan mendasarkan diri pada data kos historis sehingga
kelemahan-kelemahan yang melekat pada kos historis tidak seluruhnya dapat
dihilangkan atau diatasi. Jadi, akuntansi daya beli konstan belum
memperhitungkan pengaruh perubahan harga spesifik.
2. Manfaat informasi tambahan kemungkinan besar tidak sepadan dengan kos untuk
menyusun statemen keuangan daya beli konstan.
3. Acapkali statemen keuangan daya beli konstan diinterpretasi secara keliru sebagai
informasi tentang nilai sekarang padahal informasi yang disajikan oleh akuntansi
daya beli konstan bukan merupakan nilai sekarang, nilai yang dapat direalisasi,
atau bahkan nilai diskunan.
4. Untung atau rugi daya beli tidak mempunyai makna atau interpretasi yang jelas
atau intuitif
5. Acapkali indeks yang digunakan untung menghomogenuskan unit pengukur tidak
mewakili perubahan daya beli yang terkandung dalam aset perusahaan sehingga
hasil perhitungan akuntansi daya beli konstan diragukan keterandalannya.

Akuntansi Kos Sekarang


(Current cost Accounting)
Tujuan akuntansi kos sekarang adalah mengukur laba suatu perioda dengan
mempertahankan kapital semula. Kapital diukur atas dasar kapasitas operasi atau
kemampuan untuk menyediakan barang atau jasa dengan kuantitas yang sama dengan
kapasitas atau kemampuan kapital sebelumnya. Akuntansi kos sekarang menuntut agar
semua sumber ekonomik (potensi jasa) yang dikonsumsi atau keluar dari kesatuan usaha
diganti dengan sumber ekonomik yang mempunyai fungsi atau kemampuan yang sama
atau lebih besar.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


6 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Dasar Pengukuran Kos Sekarang
1. Kos pengganti. Dengan dasar ini, penekanan diletakkan pada kos penggantian
aset yang dikuasai perusahaan dengan aset yang sejenis atau sama fungsinya.
Dengan kata lain, berapakah kos sumber ekonomik yang harus dikorbankan untuk
memperoleh aset yang sejenis dengan yang sekarang dimiliki/dikuasai
perusahaan?
2. Nilai jual sekarang. Dengan dasar ini, kos sekarang aset diukur atas dasar harga
aset seandainya pada saat sekarang perusahaan memilih untuk menjual aset
tersebut alih-alih (instead of) memakainya untuk operasi.
3. Nilai terrealisasi harapan. Untuk aset, dasar ini dilandasi gagasan bahwa semua
aset diperoleh untuk memberikan potensi jasa masa datang yang akhirnya
mendatangkan aliran masuk dana atau kas.

Kos Sekarang dan Pemertahanan Kapital


Seperti akuntansi daya beli, akuntansi kos sekarang juga dilandasi konsep
pemertahanan kapital. Perubahan harga aset yang ditahan selama suatu perioda
menimbulkan untung atau rugi penahanan. Perlakuan untung atau rugi penahanan
bergantung pada jenis kapital yang dianut. Untuk kapital finansial, untung atau rugi ini
akan diperhitungkan dalam penentuan laba periode sebagai untung terrealisasi. Bila
kapital fisik dianut, kapital dapat dikatakan tetap atau dipertahankan kalau perusahaan
mampu mengganti seluruh asetnya dengan aset sejenis atau kalau perusahaan mampu
mempertahankan kapasitas untuk memproduksi barang dan jasa secara tetap atau sama
dengan periode sebelumnya.

Sumber Informasi dan Teknik Pengukuran


1. Pengindeksan (Indexation). Sumber informasi dapat berupa (1) indeks harga
yang dihasilkan pihak eksternal untuk kelompok barang atau jasa yang diukur atau
(2) indeks harga yang dihasilkan sendiri oleh perusahaan berdasarkan catatan
historis untuk kelompok barang atau jasa.
2. Penghargaan langsung (Direct pricing). Teknik ini membebankan secara
langsung bahan dan tenaga kerja ke suatu aset atau kelompok aset. Teknik ini
biasanya memerlukan informasi dari dalam maupun luar perusahaan. Informasi
dari luar misalnya saja berupa (1) harga faktur sekarang, (2) daftar harga dari

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


7 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
penjual barang atau jasa (price list) atau kutipan harga lain atau taksiran, dan (3)
kos produksi standar yang menggambarkan kos sekarang.
3. Pengkosan unit (Unit costing). Teknik ini digunakan untuk menaksir kos
reproduksi suatu barang. Dengan teknik ini, setiap komponen kos yang
membentuk kos reproduksi harus dihitung dengan menggunakan data yang
tersedia.
4. Penghargaan Fungsional (functional pricing). Teknik ini digunakan untuk
menentukan kos pengganti suatu fungsi produksi atau pemrosesan dan bukannya
suatu aset secara individual atau kelompok aset yang masing-masing berdiri
sendiri.

Keunggulan dan Kelemahan


Argumen yang diajukan untuk mendukung disediakannya informasi kos sekarang:
1. Tindakan manajemen untuk menghadapi perubahan harga biasanya diwujudkan
dalam keputusan yang didasarkan atas harapan atau prediksi adanya perubahan
harga di masa datang untuk barang atau jasa yang diperoleh perusahaan.
2. Akuntansi kos sekarang dapat menunjukkan laba operasi dan untung penahanan
sehingga dapat memberikan informasi tentang pengaruh perubahan harga
terhadap profitabilitas perusahaan yang sesungguhnya.
3. Informasi kos sekarang bermanfaat dalam analisis kemampuan perusahaan untuk
menjaga kapasitas operasi sekaligus untuk membagi dividen.
4. Neraca atas dasar kos sekarang menggambarkan nilai ekonomik aset dan utang
yang lebih relistik dibandingkan neraca berbasis kos historis.
5. Akuntansi kos sekarang akan menberikan informasi tentang efisiensi suatu
perusahaan yang lebih baik dan dapat diperbandingkan secara lebih bermakna
dengan perusahaan lain.
6. Untuk mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan, akuntansi kos sekarang
mendasarkan pada konsep pemertahanan kapital yang semestinya atas dasar
perkembangan dan kondisi perusahaan yang mutakhir.

Sedangkan beberapa kritik umum yang ditujukan terhadap akuntansi kos sekarang:
1. Belum ada definisi yang tegas dan tunggal tentang apa yang dimaksud aset
pengganti dan bagaimana aset tersebut diukur.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


8 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
2. Akuntansi kos sekarang belum mempertimbangkan pengaruh perubahan daya
beli uang. Jadi, akuntansi kos sekarang belum memecahkan masalah
perubahan harga karena inflasi atau deflasi.
3. Konsep mempertahankan kapital yang menjadi landasan kos sekarang
sebenarnya bukan merupakan fungsi akuntansi atau pelaporan tetapi fungsi
manajemen.
4. Kerumitan penyusunan informasi kos sekarang sebagai pelengkap tidak
sepadan dengan manfaat yang diperoleh. Dengan kata lain, akuntansi kos
pengganti tidak praktis dan hasilnya kurang meyakinkan.

Standar Akuntansi Perubahan Harga


Pada April 2011, sejalan dengan kebijakan konvergensi dengan IFRS, DSAK-IAI
menerbitkan PSAK 63 Pelaporan Keuangan dalam Ekonomi Hiperinflasi. PSAK 63
memiliki tanggal efektif 1 Januari 2012 dan berlaku untuk semua perusahaan yang
melaporkan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi.
Dalam PSAK 63 tidak menjelaskan secara spesifik tentang tingkat inflasi tertentu
yang dianggap sebagai kondisi hiperinflasi. PSAK 63 hanya menetapkan indikasi-indikasi
tertentu dimana hiperinflasi dianggap terjadi. Salah satu indikatornya adalah ketika terjadi
tingkat inflasi kumulatif selama tiga tahun mendekati atau melebihi 100%.
PSAK 63 diterbitkan untuk mengantisipasi adannya kemungkinan terjadi kondisi
krisis dimana Indonesia secara histtoris pernah mengalami hiperinflasi. Mengacu pada
pengalaman krisis moneter yang pernah terjadi di Indonesia sebelumnya, maka standar
ini menjadi relevan, meskipun diharapkan kondisi hiperinflasi semakin jarang terjadi di
Indonesia.

PENYAJIAN KEMBALI LAPORAN


KEUANGAN
Laporan keuangan berisi informasi yang menggunakan unit pengukuran mata
uang. Dalam suatu kondisi hiperinflasi, informasi dalam mata uang dapat memberikan
indikasi yang menyesatkan bagi pengguna laporan keuangan. Misalnya bisa saja terjadi
penjualan tahun ini melonjak tajam dibandingkan tahun lalu, namun sesungguhkan jumlah
produk yang dijual lebih sedikit. Nilai penjualan melonjak tajam karena harga jual barang
yang meningkat akibat hiperinflasi. Oleh sebab itu untuk memberikan informasi yang lebih

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


9 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
baik, laporan keuangan disajikan kembali dengan sistematika yang dipaparkan dalam
PSAK 63.
PSAK 63 mensyaratkan agar laporan keuangan (termasuk laporan keuangan
konsolidasi) suatu perusahaan yang melaporkan pos-pos dalam laporan keuangan
dengan pendekatan nilai historis dan nilai wajar menyajikan kembali pos-pos tersebut
dalam unit pengukuran yang berlaku pada akhir periode pelaporan (paragraf 8).
PSAK 63 juga mensyaratkan agar angka-angka terkait dengan periode
sebelumnya dan setiap informasi dalam periode sebelumnya juga disajikan dalam unit
pengukuran kini pada tanggal pelaporan atau akhir periode pelaporan (paragraf 8).
Penyajian kembali laporan keuangan mensyaratkan penggunaan indeks harga umum
yang mencerminkan perubahan daya beli umum (Paragraf 11 dan 36).
Ketentuan-ketentuan khusus dari PSAK 63 diringkas sebagai berikut.
(A) Laporan posisi keuangan
• Pos-pos moneter tidak disajikan kembali karena sudah dinyatakan dalam unit moneter
kini pada akhir periode pelaporan (paragraph 12).
• Beberapa pos nonmoneter dicatat pada nilai pasar, maka pos tersebut tidak disajikan
kembali (paragraf 14).
• Sebagian besar pos-pos nonmoneter dicatat pada biaya perolehan atau biaya perolehan
dikurangi penyusutan; pos-pos tersebut disajikan kembali dengan menerapkan rasio yang
mencerminkan perubahan indeks harga umum dari tanggal akuisisi sampai akhir periode
pelaporan (paragraf 15); namun, jumlah yang disajikan kembali tidak boleh melebihi
jumlah yang dapat dipulihkan (paragraf 19).
• Komponen-komponen ekuitas pemegang saham, kecuali saldo laba dan surplus
revaluasi, disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari tanggal
komponen-komponen ekuitas tersebut dikontribusikan atau muncul; surplus revaluasi
yang timbul dalam periode sebelumya dihapuskan; saldo laba yang disajikan kembali
berasal dari seluruh jumlah lain dalam laporan posisi keuangan yang disajikan kembali
(paragraf 24)
(B) Laporan laba rugi komprehensif
• Seluruh pos dalam laporan laba rugi komprehensif disajikan kembali dengan menerapkan
perubahan indeks harga umum dari tanggal pos-pos tersebut awalnya dicatat dalam
laporan keuangan sehingga pos-pos tersebut dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada
akhir periode pelaporan (paragraf25).
• Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto termasuk dalam laporan laba rugi
komprehensif dan diungkapkan secara terpisah (paragraf 9).
(C) Laporan arus kas

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


10 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
• Seluruh pos dalam laporan arus kas dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir
periode pelaporan (paragraf 32).
(D) Laporan keuangan anak perusahaan (laporan keuangan konsolidasi)
• Untuk anak perusahaan yang melaporkan dalam mata uang ekonomi hiperinflasi, laporan
keuangannya harus disajikan kembali dengan menggunakan indeks harga umum dari
negara yang mata uangnya dilaporkan sebelum dimasukkan dalam laporan keuangan
konsolidasi yang diterbitkan oleh induk perusahaannya (paragraf 34).
• Ketika anak perusahaan merupakan perusahaan asing, maka laporan keuangan yang
disajikan kembali dijabarkan pada kurs penutup (paragraf 34).
• Laporan keuangan anak perusahaan yang tidak dilaporkan dalam mata uang ekonomi
hiperinflasi diperlakukan sesuai PSAK 10 Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing.
Untuk ilustrasi dan pembahsan yang lebih mendalam tentang penyajian kembali
laporan keuangan berdasarkan PSAK 63, dapat dilihat dilampiran PSAK 63.
Dalam keadaan yang jarang terjadi di mana laporan keuangan dibuat berdasarkan
kesepakatan biaya ini, PSAK 63 mensyaratkan hal-hal berikut.
a. Untuk pos-pos laporan posisi keuangan, seluruh pos disajikan kembali seperti
dalam kasus laporan keuangan yang dibuat berdasarkan kesepakatan biaya
historis, sebagaimana dibahas diatas; kecuali pos-pos yang dinyatakan pada
biaya kini tidak perlu disajikan kembali karena pos-pos tersebut telah dinyatakan
pada biaya kini tidak perlu disajikan kembali karena pos-pos tersebut telah
dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada akhir periode pelaporan (paragraf
29).
b. Seluruh pos laporan laba rugi komprehensif harus disajikan kembali dalam unit
pengukuran kini pada akhir periode pelaporan dengan menggunakan indeks harga
umum (paragraf 30 dan 26).
c. Keuntungan atau kerugian posisi moneter neto termasuk dalam laporan laba rugi
komprehensif periode tersebut (paragraf 30 dan 27).
d. Laporan keuangan yang disajikan kembali karena hiperinflasi dapat menimbulkan
selisih antara jumlah tercatat asset dan liabilitas dengan dasar pengenaan pajak.
Maka dapat timbul asset pajak tangguhan maupun liabilitas pajak tangguhan.
Entitas perlu menerapkan PSAK 46 Pajak Penghasilan bila hal ini terjadi (paragraf
31).

Jika ekonomi berhenti menjadi hiperinflasi dan suatu perusahaan menghentikan


penyusunan dan penyajian laporan keuangan sesuai dengan PSAK 63, maka perusahaan
tersebut harus memperlakukan jumlah yang dinyatakan dalam unit pengukuran kini pada

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


11 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
akhir periode pelaporan sebelumnya sebagai dasar jumlah tercatat dalam laporan
keuangan selanjutnya (paragraf 37).

PERSYARATAN PENGUNGKAPAN
PSAK 63 mensyaratkan pengungkapan dibawah ini (paragraf 38):
(a) Fakta bahwa laporan keuangan dan angka yang terkait dalam periode sebelumnya telah
disajikan kembali untuk perubahan dalam daya beli umum dari mata uang pelaporan, dan
sebagai akibatnya, disajikan kembali dalam unit pengukuran kini pada akhir periode
pelaporan;
(b) Apakah laporan keuangan berdasarkan pada pendekatan biaya historis atau pendekatan
biaya kini; dan
(c) Nama dan tingkat indeks harga pada akhir periode pelaporan serta perpindahan dalam
indeks tersebut selama periode pelaporan kini dan sebelumnya.

PERBEDAAN DENGAN STANDAR IASB


PSAK 63 dibuat IAS 29 Financial Reporting in Hyperinflationary Economics yang
dikeluarkan oleh IASB. Tidak ada perbedaan signifikan antara PSAK 63 dan IAS 29
kecuali dalam paragraph 06, PSAK 63 tidak memasukkan kata “biological asset are
generally required to be measured at fair value” karena IAS 41 Agriculture belum diadopsi
di Indonesia.

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


12 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/
Daftar Pustaka

Godfrey, J. M. (2015). Accounting theory.


Hendrikson, E. S., & Van Breda, M. F. (1991). Accounting Theory.
Ikatan Akuntan Indonesia. (2019). Kerangka dasar penyusunan dan penyajian
laporan keuangan. Standar Akuntansi Keuangan.
Suwardjono, T. A. (2005). Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: BPFE.
Wiwik Utami, 2018. Modul Teori Akuntansi, Universitas Mercu Buana, Jakarta
Hans. K, Rosita. US, Merliyana.S, Sylvia. VS. Akuntansi Keuangan berdasarkan SAK
berbasis IFRS, 2012, Penerbit Salemba Empat,Jakarta

2021 Nama Mata Kuliah dari Modul


13 Dr. Erna Setiany, M.Si.
Biro Bahan Ajar E-learning dan MKCU
http://pbael.mercubuana.ac.id/

Anda mungkin juga menyukai