RESUME NO 1
Karekteristik dan jenis-jenis Aset tak berwujud
memiliki 3 karakteristik utama :
1. Aset tersebut dapat diidentifikasi , agar dapat diidentifikasi, aset takberwujud harus
dipisahkan dari perusahaan (dapat dijual atau dialihkan) atau timbul dari hak kontraktual
atau hak hukum dari manfaat ekonomik atas kontrak tersebut akan mengalir ke perusahaan.
2. Aset tersebut tidak memiliki eksistensi fisik, aset berwujud seperti aset tetap memiliki
bentuk fisik.sebaliknya, aset takberwujud memperoleh nilainya dari hak dan keistimewaan
yang diberikan kepada perusahaan yang menggunakannya.
3. Aset tersebut bukan merupakan aset moneter. Aset seperti deposito bank, piutang,dan
investasi jangka panjang (obligasi dan saham) juga tidak memiliki substansi fisik.namun
demikian, aset moneter memperoleh nilainya dari hak (klaim) untuk menerima kas atau
setara kas di masa depan. Aset moneter tidak diklasifikasikan sebagai aset berwujud.
Dalam kebanyakan kasus, aset takberwujud memberikan manfaat selama beberapa periode
tahun. Oleh karena itu,perusahaan biasanya mengklasifikasikan aset tersebut sebagai aset tidak
lancar.
JENIS-JENIS ASET TAK BERWUJUD
Jenis dari aset tidak berwujud:
menjelaskan bahwa terdapat berbagai jenis aset tidak berwujud, yang sering kali dikelompokkan
menjadi enam kategori besar antara lain:
1. Aset tidak berwujud yang berhubungan dengan pemasaran
menjelasskan Aset tidak berwujud terkait pada pemasaran untuk produk atau jasa, adalah seperti
nama dagang dan merek dagang. Hak untuk menggunakan nama dagang dan merek dagang
menurut Common Low, secara eksklusif berada pada pengguna awal selama mereka terus
menggunakannya. Pendaftaran terhadap pada Kantor Paten dan Merek Dagang memberikan
perlindungan hukum untuk pembaharuan kembali yang tak terbatas dalam masing-masing
periode selama 10 tahun. Sehingga perusahaan yang menggunakan suatu merek dagang atau
nama dagang yang telah ditetapkan dapat mengakui menganggapnya memiliki umur yang tidak
terbatas
2. Aset tidak berwujud yang berhubungan dengan pelanggan
Aset tidak berwujud terkait pelanggan dihasilkan dari hubungan perusahaan dengan pihak luar.
Dalam hal ini termasuk aset tidak berwujud dengan masa manfaat tidak terbatas. Perusahaan
harus mengasumsikan nilai sisa sebesar nol kecuali jika umur manfaat aset lebih pendek dari
pada umur ekonomisnya.
3. Aset tidak berwujud yang berhubungan dengan artistik
menjelaskan, aset tidak berwujud yang berhubungan dengan artistik, terdapat hak cipa
melindungi hak kepemilikan ini. Hak cipta diberikan selama umur penciptanya ditambah 70
tahun. Biaya untuk memperoleh dan mempertahankan suatu hak cipta dapat dikapitalisasi.
Secara umum masa manfaat hak cipta lebih pendek dari umur hukumnya, namun kesulitan
menemukan jumlah tahun yang akan menerima manfaat mendorong perusahaan menghapus
biaya selama periode waktu yang cukup pendek.
4. Aset tidak berwujud yang berhubungan dengan kontrak
menjelaskan, bentuk umum dari sset tidak berwujud yang berhubungan dengan kontrak adalah
waralaba (franchise) yaitu lisensi, ijin bangunan, hak siaran dan kontrak jasa atu pasokan, yang
keseluruhan merupakan hak yang timbul dari perjanjian kontrak. Waralaba berlangsung selama
masa periode waktu tertentu. Pencatatan sebagai aset tidak berwujud hanya jika terdapat biaya
yang diidentifikasi pada akuisisi hak pengoperasian. Biaya waralaba dengan umur terbatas harus
dimortisasi selama umur waralaba. Kecuali jika umur tidak terbatas tidak diperlukan amortisasi
tetapi dicatat pada biaya. Pembayaran tahunan sesuai kontrak harus dicatat sebagai beban operasi
periode berjalan karena tidak berhubungan dengan hak masam mendatang.
5. Aset tidak berwujud yang berhubungan dengan teknologi
menjelaskan, aset tidak berwujud yang berhubungan dengan teknologi berkaitan erat dengan
invosi dan perkembangan teknologi, seperti halnya paten. Terdapat dua jenis paten yaitu paten
proses dan paten produk, hak paten diberikan selama periode 20 tahun dan dicatat sebesar biaya
perolehan namun tidak termasuk biaya penelitian dan pengembangan karena kedua biaya
tersebut harus dibebankan pada periode terjadinya. Biaya paten diamortisasi selama umur hukum
atau umur manfaatnya, mana yang lebih pendek, namun sangat memungkinkan adanya
modifikasi yang yang dapat menghasilkan paten baru. Perusahaan membebankan biaya hukum
dan biaya lainnya yang dikeluarkan untuk mempertahankan tuntutan paten sebagai biaya
perolehan paten. Beban amortisasi harus mencerminkan pola penggunaan paten. Jika paten
menjadi tidak berharga karena permintaan dan produksi menurun maka aset harus segera
dihapuskan pada akun beban.
6. Goodwill
Goodwill adalah sisa: kelebihan biaya atas nilai wajar aset bersih yang dapat diidentifikasi yang
diakuisisi, sehingga goodwill hanya dapat diidentifikasi pada bisnis secara keseluruhan, salah
satu cara untuk menjual goodwill adalah dengan menjual usaha. Dalam penggabungan usaha
biaya dibebankan jika memungkinkan pada aset tidak berwujud dan aset berwujud bersih yang
dapat diidentifikasi, sisanya dicatat dalam akun aset tidak berwujud yang disebut goodwiil.
Soal dan Jawabannya
1. PT CINEMA 21 akan mengakuisisi PT PALU GRANDMALL dengan harga pembelian
sebesar Rp 400 miliar. Dalam proses akuisisi tersebut, diketahui bahwa total nilai aset
perusahaan Budi yang dapat diidentifikasi adalah sebesar Rp 200 miliar. PT
GRANDMALL memiliki liabialitas dengan total sebesar Rp 50 miliar. Berapa nilai
goodwill dari PT.GRANDMALL?
Diketahui:
P = Rp 400 miliar
A = Rp 200miliar
L = Rp 50 miliar
Jawaban:
Goodwill = P – (A + L)
P = harga pembelian perusahaan target
A = nilai pasar wajar dari aset
L = nilai pasar wajar dari liabilitas
= Rp 400 miliar – (Rp 200 miliar + Rp 50 miliar)
= Rp 400 miliar – Rp 250 miliar
= Rp 150 miliar
Jadi dalam proses akuisisi perusahaan Budi oleh perusahaan Anis, nilainya adalah sebesar
Rp 150 miliar.
RESUME BESERTA SOAL DAN JAWABAN NO. 2
Komponen Biaya Perolehan Aset Tak Berwujud
a. Biaya persiapan tempat
Biaya persiapan tempat yang dimaksud adalah semua biaya yang dikeluarkan sampai tempat
tersebut siap dalam kondisi yang baik dan layak untuk digunakan.
b. Biaya pengiriman awal (initial delivery) dan biaya simpan dan bongkar muat (handling
cost)
Biaya pengiriman dan bongkar muat biasanya dilakukan jika pembelian aset dilakukan diluar
kota atau via online yang membutuhkan pengiriman sehingga biaya pengiriman dan bongkar
muat tersebut dapat diakui sebagai harga perolehan.
c. Biaya pemasangan (installation cost)
Biaya pemasangan harus diaukui sebagai harga perolehan aset karena pemasangan / instalasi
oleh tenaga ahli perlu dilakukan agar aset tersebut dapat digunakan.
d. Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur
Biaya profesional seperti arsitek dan insinyur biasanya dikeluarkan pada saat akan membuat
sendiri aset (gedung) yang tentunya membutuhkan desain dari arsitek / insinyur dalam
pembangunannya.
e. Biaya konstruksi
Biaya konstruksi ada ketika aset yang akan dibeli / diperoleh memerlukan pembangunan ulang
atau memang aset diperoleh dari membangun sendiri.
f. Biaya untuk sosialisasi operasional bagaimana cara menggunakan aset baru
Perlunya sosialisasi untuk pengoperasian aset baru kepada karyawan agar aset tersebut dapat
dioperasikan dengan baik dan benar, biasanya aset yang memerlukan sosialisasi pengoperasian
adalah mesin, alat-alat kedokteran, alat laboratorium dan lain-lain.
1. Perolehan terpisah
Untuk aset takberwujud yang diperoleh secara terpisah maka pengukuran biaya perolehan
terdiri atas :
Harga pembelian, termasuk bea impor dan pajak yang tidak dapat
dikembalikan, dikurangi diskon dan rabat.
Biaya yang secara langsung siap digunakan dalam menyiapkan aset dan siap
untuk digunakan sesuai tujuan penggunaannya.
2. Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis
Akuisisi sebagai bagian dari kombinasi bisnis adalah nilai wajarnya pada tanggal akuisisi.
Penentuan Nilai wajar dalam kombinasi bisnis bukan hal yang mudah. Jika aset
takberwujud diperdagangkan dipasar aktif, maka harga pasar adalah dasar pengukuran
terbaik. Tetapi jika tidak mempunyai pasar aktif maka biaya perolehan ditentukan
berdasarkan jumlah yang akan dibayarkan perusahaan.
3. Akuisisi dengan hibah pemerintah
Aset takberwujud juga bisa diperoleh dari hibah pemerintah dengan cara memindahkan
atau mengalokasikan aset takberwujud tersebut.
4. Pertukaran aset
Cara lain perolehan aset takberwujud yaitu melalui pertukaran aset non moneter, nah
biaya perolehan diperoleh dari pertukaran dapat diukur dengan nilai wajar, kecuali :
Transaksi pertukaran kurang memiliki substansi komersial
Nilai wajar aset tidak dapat diukur dengan andal.
5. Aset takberwujud yang dihasilkan secara internal (goodwill dan aset tak berwujud
lainnya)
Goodwill hanya boleh diakui sebagai akibat kombinasi bisnis. Goodwill yang timbul
secara internal tidak diakui sebagai aset takberwujud karena tidak memiliki kriteria nilai
pengakuan, sbb :
Dasar pengukuran biaya perolehan yang andal.
Identifikasi terpisah dari sumber lain
Kendali oleh perusahaan.
Yang terpenting untuk menentukkan apakah aset takberwujud yg dihasilkan scr internal
kecuali goodwill perlu beberapa penelitian dan tahap pengembangan.
Pelepasan
Pelepasan aset tak berwujud di lingkungan pemerintah lazim disebut sebagai
pemindahtanganan. Sesuai dengan PMK Nomor 96/PMK.08/2007 tentang Pengelolaan
Barang Milik Negara dan Permendagri Nomor 17/2007 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Barang Milik Daerah, pemerintah dapat melakukan pemindahtanganan
BMN/BMD yang di dalamnya termasuk Aset tak berwujud dengan cara:
a. dijual;
b. dipertukarkan;
c. dihibahkan; atau
d. dijadikan penyertaan modal negara/daerah.
Apabila suatu aset tak berwujud tidak dapat digunakan karena ketinggalan jaman, tidak
sesuai dengan kebutuhan organisasi yang makin berkembang, rusak, atau masa
kegunaannya telah berakhir, maka aset tak berwujud tersebut hakekatnya tidak lagi
memiliki manfaat ekonomi masa depan, sehingga penggunaannya harus dihentikan.
Apabila suatu aset tak berwujud dihentikan dari penggunaannya, baik karena
dipindahtangankan maupun karena berakhirnya masa manfaat/tidak lagi memiliki
manfaat ekonomi, maka pencatatan akun aset tak berwujud yang bersangkutan harus
dihentikan dan diproses penghapusannya. Entitas dapat mengajukan proses penghapusan
aset tak berwujud sesuai dengan ketentuan berlaku. Pada saat penghapusan, aset tak
berwujud dihentikan dari pencatatan dan diakui kerugian penghapusan Aset tak berwujud
sebesar nilai tercatat neto.
Dalam hal penghentian aset tak berwujud merupakan akibat dari pemindahtanganan
dengan cara dijual atau dipertukarkan sehingga pada saat terjadinya transaksi belum
seluruh nilai buku aset tak berwujud yang bersangkutan habis diamortisasi, maka selisih
antara harga jual atau harga pertukarannya dengan nilai buku aset tak berwujud terkait
diperlakukan sebagai kerugian atau keuntungan non operasional. Penerimaan kas dari
penjualan dicatat dan dilaporkan sebagai pendapatan pada Laporan Realisasi Anggaran.
Penghentian aset tak berwujud harus diungkapkan dalam CaLK.
1. PT. Alfamart memperoleh sebuah merek seharga Rp. 300 juta .Diestimasikan merek
ini akan menghasilkan arus kas selama 15 tahun ke depan. Merek ini diamortisasi selama
15 tahun metode garis lurus. Pada akhir tahun kelima PT SUCI membeli merek ini
seharga Rp 250 juta.
- Buatlah jurna untuk mengskui transaksi ini !
Jawaban :
amortisasi pertahun = Rp 300 juta / 15 tahun = Rp 20 juta
Nilai tercatat aset : Rp 300 juta – ( Rp 20 juta x 5 tahun ) = 200 juta
Selisih harga jual dan nilai tercatat diakui sebagai keuntungan di laba rugi
Kas (D) Rp. 250 juta
Akumulasi amortisasi (D) Rp. 100 juta
Aset (K) Rp. 300 juta
Keuntungan (K) Rp. 50 juta
RESUME BESERTA SOAL DAN JAWABAN NO 4
Penyajian dan pengungkapan aset tak berwujud
Penyajian Aset tidak Berwujud
memaparkan terkait penyajian aset tidak berwujud dan pos lain yang berhubungan:
a. Laporan Posisi Keuangan: semua aset tidak berwujud selain goodwill dilaporkan secara
terpisah, dan goodwill harus diungkapkan sebagai pos terpisah. Hal ini karena goodwill dan aset
tidak berwujud lainnya sangat berbeda dengan jenis aset lain.
b. Laporan Laba Rugi: pelaporan atas beban amortisasi dan kerugian penurunan nilai aset tidak
berwujud sebagai bagian dari operasi berjalan. Kerugian penurunan goodwill dilaporkan
terpisah, kecuali jika operasi sudah tidak berjalan.
c. Catatan pada laporan keuangan: harus meliputi informasi mengenai aset tidak berwujud yang
diakuisisi, beban amortisasi keseluruhan, perubahan jumlah catatan goodwill selama periode
berjalan.
laporan aset tak berwujud mirip dengan pelaporan aset tetap. Namun,tidak ada akun kontra yang
di tampilkan untuk aset tak berwujud dalam laporan posisi keuangan. Dalam Laporan Posisi
Keuangan, aset takberwujud termasuk dalam aset tidak lancar. Dalam Laporan Laba Rugi
Komprehensif, penyajian beban amortisasi dan kerugian dari penurunan nilai sebagai bagian dari
laba operasi berkelanjutan, kecuali apabila kerugian dari penurunan nilai tersebut berhubungan
dengan operasi tidak berkelanjutan.
Seperti yang ditunjukkan, pada laporan posisi keuangan,perusahaan harus melaporkan secara
terpisah semua aset tak berwujud selain goodwill. jika terdapat goodwill, maka perusahan harus
melaporkannya secara terpisah. IASB menyimpulkan bahwa mengingat goodwill dan aset tak
berwujud lainnya berbeda secara signifikan dari jenis aset lainnya, maka pengungkapan
semacam itu akan menguntungkan pengguna laporan posisi keuangan.
Pada laporan laba rugi,perusahaan harus menyajikan beban amortisasi dan penurunan nilai dan
pembalikan untuk aset takberwujud selain goodwill secara terpisah dalam laba neto (biasanya di
bagian operasi), biasanya disajikan sebagai item baris terpisah.
- Pengungkapan aset tak berwujud
Aset tak berwujud yang di peroleh secara terpisah atau dalam kombinasi bisnis ketika aset dapat
diidentifikasi dan diukur secara andal. Aset takberwujud terdiri dari aset takberwujud dengan
umur manfaat yang tidak terbatas dan aset takberwujud dengan umur manfaat terbatas. Aset tak
berwujud dengan umur manfaat tak terbatas adalah aset yang tidak memiliki batas umur
ekonomik yang dapat ditentukan, karena timbul dari hak hukum kotrak atau kententuan lain yang
dapat diperbarui tanpa biaya yang signifikan serta menerima dukungan pemasaran yang
berkesinambungan.
Peroide dan metode penyusutan ditelah setiap tahunnya dengan memperhatikan resiko
keusangan.penyusutan aset takberwujud dialokasikan ke pos beban yang sesuai dengan laporan
laba rugi.
Catatan atas laporan keuangan harus mencakup informasi tentang aset takberwujud yang
diperoleh, termasuk beban amortisasi untuk setiap jenis aset. Catatan atas laporan keuangan
harus mencakup informasi tentang perubahan jumlah tercatat dari setiap jenis aset takberwjud
selama periode berjalan.
Laporan keuangan harus mengungkapkan hal-hal sebagai berikut untuk setiap golongan aset tak
berwujud, dengan membedakan antara aset tak berwujud yang dihasilkan secara internal dan aset
tak berwujud lainnya:
a. Masa manfaat atau tingkat amortisasi yang digunakan. Apakah masa manfatnya terbatas atau
tidak terbatas;
b. Metode amortisasi yang digunakan, jika aset tak berwujud tersebut terbatas masa manfaatnya;
c. Rincian masing-masing pos aset tak berwujud yang signifikan;
d. Nilai tercatat bruto dan akumulasi amortisasi pada awal dan akhir periode;
e. Aset tak berwujud yang mengalami penurunan nilai yang signifikan (impaired);
f. Penghentian dan penghapusan aset tak berwujud, dan
g. Rekonsiliasi nilai tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukkan:
Penambahan aset tak berwujud yang terjadi, dengan mengungkapkan secara terpisah
penambahan yang berasal dari pengembangan di dalam entitas;
1) Penghentian dan pelepasan aset tak berwujud;
2) Amortisasi yang diakui selama periode berjalan;
3) Perubahan lainnya dalam nilai tercatat selama periode berjalan. Disamping informasi-
informasi di atas, entitas juga perlu melaporkan perubahan- perubahan terhadap:
a. Periode amortisasi;
b. Metode amortisasi.
Laporan Keuangan juga harus mengungkapkan :
a. Alasan penentuan atau faktor-faktor penting penentuan masa manfaat suatu aset tak berwujud;
b. Penjelasan, nilai tercatat, dan periode amortisasi yang tersisa dari setiap aset tak berwujud
yang material bagi laporan keuangan secara keseluruhan;
c. Keberadaan aset tak berwujud yang dimiliki bersama.
Soal dan jawabannya
1. Lerch Inc. memiliki hak paten bagaima mengestraksi minyak dari serpihak batu. Harga minyak
yang turun membuat teknologi serpihan minyak ini menjadi tidak menguntungkan, dan hak
paten hanya menyediakan sedikit laba hingga saat ini. Arus kas bersih masa depan yang
diharapkan dai hak paten ini adalah $30 juta. Hak paten Lerch memiliki nilai tercatat $50 juta.
Karen arus kas bersih yang diharapkan di masa depan sebesar $30juta lebih kecil dari nilai
tercatat sebesar $50 juta maka kerugian penurunan nilai harus diukur. Dengan mendiskontokan
arus kas bersih masa depan yang diharapkan pada suku bunga pasarnya, Lerch menentukan
nilai wajar hak patennya sebesar $15 juta. Perhitungan keruguan penurunan nilai, adalah:
Nilai tercatat hak paten $ 50.000.000
Nilai wajar (berdasarkan perhitungan nilai sekarang) $ 15.000.000
Kerugian atas penurunan nilai $ 35.000.000