Anda di halaman 1dari 137

MATA KULIAH TEKNIK PERAWATAN

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2019/2020

JUDUL : Perawatan Alat – alat di LAB. Pilot Plant

DOSEN PENGAMPU : Ir. Umar Khayam, MT.

Oleh :
3B – D3 Teknik Kimia 2019

PROGRAM STUDI D-III TEKNIK KIMIA


JURUSAN TEKNIK KIMIA

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
PERAWATAN KOMPRESOR PILOT PLANT TKB

Nama : Aistya Salsabila Aulia

NIM : 171411033

Kelas : 3B D3- Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Kompresor
2. Deskripsi
Kompresor adalah suatu peralatan mekanik yang digunakan untuk
menaikkan tekanan kepada fluida compressible (gas atau udara). Kenaikkan
tekanan udara/gas yang dihasilkan kompresor disebabkan adanya
proses pemampatan yang dapat berlangsung secara intermittent (berselang)
dan kontinyu. Gas atau udara yang masuk ke dalam kompresor akan
memperoleh tambahan energi tekanan dan kecepatan dari kompresor yang
digerakkan oleh penggerak mula ( primover ).Pemanfaatan udara atau gas dari
kompresor sangat bermacam-macam sesuai kebutuhan dan penggunanya,
sehingga jenis dan ukurannya juga bervariasi. Kompresor secara umum
digunakan untuk keperluan proses, transportasi dan distribusi.
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahawa kompresor
adalah suatu alat/ mesin yang berfungsi untuk memampatkan udara dan
mengeluarkannya berupa gas bertekanan tinggi. Prinsip kerja dari kompresor
hampir sama dengan prinsip pompa. Yaitu mengubah energi makanik berupa
putaran motor untuk mengerakkan torak yang mana gerakan torak tersebut
akan menghisab udara disekitar dan memampatkannya sehingga udara tersebut
mempunyai tekanan. Untuk lebih jelasnya dapat diambil contoh kompresor
sederhana yaitu pompa ban motor/ mobil. Dengan system kerja sebagai berikut
: pada saat torak ditarik keatas tekanan udara dibawah silinder akan menurun
hingga lebih rendah dati tekanan atsmosfir, sehingga udara dari luar silinder
akan masuk melewati katub hisab yang mengendur. Katub hisab adalah katub
yang terbuat dari kulit yang dapat mengencang dan mengendur dan dipasang
pada torak pompa. Setelah udara masuk kesilinder, torak pompa diturunan,
udara akan tertekan sehingga volume udara akan mengecil. Penekanan tersebut
akan membuat tekanan udara pada silinder lebih besar daripada tekanan pada
ban sepeda sehingga udara masuk dari silinder menuju ban. Dengan adanya
udara bertekanan yang masuk keban tekanan udara pada ban akan naik.
3. Jumlah : 2
4. Informasi alat
• ENERGAIR 3 Phase Induction Motor

5. Merk

Gambar 2. Jenis Kompresor Merk ENERGAIR 3 Phase Induction


Motor
B. Detail Alat

Gambar 3. Komponen-komponen Kompresor


1. Silinder
Silinder ini mempunyai fungsi sebagai kedudukan liner silinder dan water jacket.
Liner silinder sendiri berfungsi sebagai lintasan gerak piston torak saat melakukan
ekspansi, pemasukan, kompresi dan pengeluaran. Sedangkan water jacket adalah
ruangan dalam silinder untuk bersirkulasi udara sebgai pendingin
2. Tangki Udara
Tangki udara adalah berfungsi untuk menyimpan udara yang telah dihisap dari
luar.

3. Katup Keluar/ Discharge


Katup keluar berfungsi untuk pengeluaran udara.
4. Katup Isap/ Suction
Katup isap berfungsi untuk menghisap udara dari luar yang kemudian akan
dimasukan ke kompresor.
5. Torak/Piston
Fungsi torak adalah sebagai elemen yang mengontrol gas/udara pada proses
pemasukan (suction). Kompresi (compression) dan pengeluaran (discharge)
6. Motor
Motor berfungsi sebagai penggerak dari system kompresor yang akandihubgkan
oleh sabuk -V supaya pergerakan motor akan menyebabkan pergerakan pada
silinder.
7. Poros Engkol / Crank Shaft
Poros engkol mempunyai fungsi untuk mengubah gerak rotasi menjadi gerak arus
bolak-balik (translasi)
8. Batang Penghubung
Berfungsi untuk meneruskan gaya dari poros engkol ke batang torak melalui
kepala silang batang penghubung. Batang penghubung ini harus kuat dan tahan
bengkok karena harus menahan beban pada saat kompresi.
9. Kepala Silang
Berfungsi untuk meneruskan batang penghubung ke batang torak. Kepala silang
dapat meluncur pada bantakan luncuranya
10. Safety Valve
Berfungsi untuk mengurangi tekanan di dalam tabung dengan cara dikeluarkan
apabila tekanan tersebut melebihi kapasitas. Selain itu adanya dafety valve dapat
menghindarkan dari bahaya ledakan tabung
11. Ring Oil Scraper
Alat ini berfungsi untuk mencegah kebocoran minyak pelumas pada frame/
kerangka. Kerangka merupakan alat yang mendukung seluruh beban dan berfungsi
juga sebagai tempat kedudukan bantalan, poros engkol, silinder dan tempat
penampungan minyak pelumas.

12. Pressure Switch


Alat ini berfungsi sebagai penghubung antara pressure gauge dan kompresor selain
itu alat ini berfungsi untuk memutus dan menyambung tenaga kompresor apabila
sudah melewati titik yang telah ditentukan.
13. Pressure Gauge
Alat ini mempunyai fungsi untuk menampilkan besarnya tekana yang di dalam
kompresor dengan tampilan menggunakan angka-angka.
14. Filters
Setiap mesin mempunyai satu bagian yang mempunyai fungsi sebagai penyaring.
Pada kompresor, filter yang digunakan terdiri dari dua jenis, yaitu filter udara dan
filter oli. Filter udara mempunyai fungsi untuk menyaring udara yang masuk ke
dalam intake kompresor. Filter ini mempunyai fungsi untuk mencegah debu dan
kotoran tersebut masuk ke dalam kompresor. Filter oli pada dasarnya mempunyai
sistim kerja yang sama dengan filter udara. Fungsi dari filter oli ini adalah untuk
menyaring minyak pelumas yang digunakan untuk melumasi bagian dari mesin
kompresor. Hal ini akan semakin menambah kinerja dari kompresor dalam
melakukan kompresi udara.
15. Fluid Cooler
Akibat proses kompresi yang dialakukan oleh mesin kompresor, suhu pada mesin
kompresor menjadi tinggi. Apabila suhu ini dibiarkan begitu saja, tidak menutup
kemungkinan akan mengakibatkan terjadinya ledakan, yang diakibatkan oleh
overheat pada mesin kompresor. Untuk mengatasi hal tersebut, maka pada mesin
kompresor biasanya sudah terdapat sebuah mekanis, untuk menurunkan suhu pada
mesin kompresor. Alat tersebut adalah fluid cooler. Selain mengendalikan suhu
mesin kompresor, alat ini juga dapat mendinginkan dan mengontrol suhu tekanan
udara yang dihasilkan oleh kompresor.
16. Drain Valve
Drain valve merupakan perangkat penting dari sebuah kompresor karena oada
bagian ini dapat mengatur tekanan udara yang terdapat di dalam tabung
penyimpanan kompresor. Selain untuk pengatur tekanan, drain valve juga dapat
mengeluarkan kotoran yang ikut masuk di dalam tabung.
C. Maintenance Alat
1. Jadwal Pemeliharaan
1.1 Pemeliharaan Harian
• Pemeriksaan kebocoran minyak pelumas.
• Pemeriksaan tekanan dan suhu udara discharge
Selalu periksa dan pastikan presure gauge yang menunjukkan tekanan
udara sekitar 0,5 Mpa sampai 0,9 Mpa.Pastikan pressure switch bekerja
secara normal, kompresor akan mati ketika tekanan sudah mencapai
0,9 Mpa dan akan hidup kembali ketika tekanan udara turun mencapai
0,5 Mpa.
• Pemeriksaan vibrasi pada motor dan kompresor.
Periksa V-belt, dan pastikan v-belt sesuai standar, yaitu tidak terlalu
kendur dan tidak terlalu kencang, serta dalam keadaan baik (tidak slip
dan tidak pecah-pecah/ putus).
• Periksa tekanan sump tank. Drain vessel dan isolation valve per shift.
Pastikan safety valve kompresor bekerja secara normal, dengan
menariknya sebentar dan udara bertekanan dapat keluar melalui itu jika
tekanan udara melebihi standar. Buka drain cock valve untuk
membuang air yang masuk kedalam tabung/ tangki kompresor (sampai
habis airnya). Lakukan ini tiap hari bila udara di sekitar kompresor
begitu lembab.
1.2 Pemeliharaan Mingguan
• Periksa elemen separator.
• Periksa filter udara delta P (pada beban penuh).
• Periksa level minyak pelumas.
Pastikan level oli selalu berada diantara garis merah selama beroperasi.
1.3 Pemeliharaan Bulanan (1000 jam)
• Cek Temperatur sensor.
• Ganti Food Grade Coolant (jika digunakan) untuk penggunaan pertama
dan 6 bulan untuk pergantian seterusnya.
• Periksa kondisi selang.
1.4 Pemeliharaan 3 bulan (2000 jam)
• Menganti filter element minyak pelumas.
• Pemeriksaan kualitas minyak pelumas.
• Analisa getaran-getaran yang timbul.
Pastikan tidak ada abnormal sound, contohnya seperti suara bearing
motor penggerak yang rusak, suara v-belt yang slip, suara kebocoran,
dan suara-suara tidak normal lainnya
• Pemeriksaan kelurusan kopling (coupling aligment )
Pastikan tidak ada kebocoran pada pipa, selang dan lain sebagainya.
Karena jika ada kebocoran walaupun sedikit dapat menurunkan kualias
tekanan udara yang dihasilkan kompresor.
1.5 Pemeliharaan tahunan (8000jam)
• Ganti Ultra coolant (jika digunakan) untuk pergantian pertama dan 2
tahun untuk pergantian berikutnya.
• Ganti kontaktor motor starter.
Blower Maintenance di Pilot Plant TKB Politeknik Negeri Bandung

Nama : Alifah Nur Astari

NIM : 171411034

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Air Blower
2. Deskripsi :

Industrial blowers merupakan alat mekanik yang digunakan untuk


menciptakan aliran gas seperti pada proses conveying, ventilating, cooling,
aspirating, exhausting dan sebagainya. Sebuah blower sering disebut juga
sebagai “Fans” di banyak industri. Industrial blowers dapat digolongkan
berdasakan blower type, flow capacity, dimensions, maximum operating
pressure, port design dan electrical ratings.

3. Jumlah :
a. 1 buah, sebagai penunjang proses di unit humidifikasi – dehumidifikasi
b. 1 buah, sebagai penunjang proses di unit steam boiler
4. Informasi alat :
5. Merk : SIEMENS Elmo-G 2BH8 112-0BD42-5

B. Detail Alat
• The Inlet cone: komponen untuk mengarahkan udara ke rumah kipas. Biasanya
memiliki fungsi lain, yaitu menghubungkan kipas ke pipa. Dimensi dan bentuk
kerucut saluran masuk tergantung pada jenis dan fungsi kipas industri.
• The impeller: jantung sebenarnya dari fan industri. Ini adalah komponen yang
berputar tempat pisau diletakkan (yang dapat berupa pisau mundur, maju atau
lurus, tergantung pada penggunaannya).
• Fan Housing (or Casing ): struktur yang mengandung impeler; udara (atau
fluida) yang akan ditangani melewati rumahan dan bergerak menuju sistem
ventilasi. Secara khusus, udara di rumahan dikompresi dan, akibatnya,
kecepatannya meningkat. Kinerja kipas tergantung pada fisiognomi impeller
dan pada bentuk perumahan juga.
• The inspection door: adalah pintu kecil yang diletakkan pada case, sangat
berguna untuk inspeksi atau untuk melakukan perawatan biasa atau luar biasa.
• The motor pedestal: tempat kipas dipasang, dibedakan antara alas motor
langsung (digunakan pada kipas berpenggerak langsung) atau alas bantalan
blok (digunakan pada kipas yang digerakkan sabuk). Pada fan ukuran besar alas
langsung dilas pada kasing. Blok bantalan (penyangga) adalah komponen yang
bertanggung jawab untuk transmisi kipas industri. Blok bantalan ditekankan
oleh kekuatan mekanik seperti kecepatan dan pasangan, yang terkait dengan
penggerak sabuk
• The cooling wheel: impeller kecil yang tergelincir pada hub impeller untuk
kipas yang digerakkan langsung, atau pada poros pendukung untuk kipas yang
digerakkan sabuk. Ini digunakan untuk membuang / menghilangkan panas dari
aliran udara, yang berhembus melalui case, untuk mencegah kerusakan pada
bagian yang paling halus, seperti mesin (bantalan dan bagian listrik) atau
dukungan (bantalan dan bagian mekanis).
• Belts and Pulleys: mereka disediakan dalam "transmisi" kipas yang
digerakkan tidak langsung. Mereka harus dipilih oleh teknisi yang
berkualifikasi: baik kinerja kipas yang diinginkan maupun jumlah putaran
mesin (rpm) yang mempengaruhi pilihan mereka.
• Carter for transmission: tujuannya adalah untuk melindungi sabuk drive oleh
agen eksternal, dan secara bersamaan, untuk meningkatkan keamanan
pengaturan sabuk, dengan cara ini operator menghindari kontak yang tidak
disengaja dengan sabuk bergerak, terutama jika sabuk putus.
• The Unitary base: dukungan dari kipas industri yang digerakkan sabuk, yang
bertindak sebagai basis dukungan untuk pemasangan kipas industri. Pelat
ranjang menghubungkan motor dan kipas yang digerakkan sabuk dalam satu
alas (atau pondasi).
• The Flag motor pedestal: alas motor di sisi kursi. Motor sudah terpasang
padanya.
• The axial Impeller: komponen yang berputar dari kipas aksial (yang
dilengkapi dengan bilah airfoil pada cetakan aluminium die). Aliran udara
bertemu dan meninggalkan impeler di sepanjang permukaan yang koaksial
dengan aliran udara itu sendiri.
• The Fan Housing (or drum): selubung kipas aliran aksial, yang mencakup
basis yang dilas untuk engine, untuk menciptakan aliran udara aksial.
• Belt driven axial housing: Dukungan diperbaiki di pangkalan, dan melalui
transmisi itu terhubung ke mesin eksternal.
C. Maintenance Alat
a. Masalah yang biasa terjadi
Korosi / Erosi Impeller
Korosi atau erosi baling-baling impeler dapat terjadi ketika ada carry over dari
kabut asam / tetesan dari outlet menara pengeringan karena kinerja eliminator
kabut yang buruk atau masalah distribusi asam. Deposit dapat terbentuk pada
blade yang menghasilkan getaran tinggi dan masa pakai bearing yang berkurang.
Impeller harus diinspeksi selama setiap turnaround pabrik dan lebih sering jika
getaran berlebihan diamati.
Mencuci impeller secara teratur akan menghilangkan penumpukan padatan
yang menyebabkan getaran tinggi tetapi penyebab endapan harus diperbaiki untuk
mencegah penumpukan lebih lanjut.
Kinerja dan kondisi eliminator kabut menara pengeringan harus dipantau. Cara
termudah untuk memantau kinerja mereka adalah dengan melakukan tes tongkat
secara teratur di pintu keluar menara.
Gambar Korosi pada Impeller
b. Impeller Washing
Selama operasi normal, endapan dapat terbentuk pada impeller dan di daerah
antara belakang impeller dan rumah gulir. Endapan ini dapat menyebabkan getaran
tinggi pada kompresor yang memengaruhi kerja blower dan penghentian instalasi.
Masalah ini umumnya terjadi sebagai akibat dari eliminasi kabut yang buruk di
bagian atas menara pengeringan.
Ketika ketidakseimbangan terjadi karena deposit terbentuk pada impeller,
blower harus dimatikan dan impeller dan casing dicuci untuk menghilangkan
deposit.
c. Shutdowns
Mungkin ada saat-saat ketika blower tidak dioperasikan untuk waktu yang
lama seperti saat penutupan pabrik tahunan. Untuk mencegah kerusakan pada
blower, tindakan berikut harus diambil:
i. Untuk mencegah korosi pada bantalan, sistem pelumasan harus dibilas dengan
minyak seminggu sekali selama 30 menit. Ini dapat dilakukan dengan
menyalakan pompa oli pelumas tambahan yang digerakkan oleh motor listrik.
ii. Saluran air pendingin harus dilindungi dari pembekuan ketika suhu lingkungan
rendah.
iii. Baling-baling pemandu saluran masuk harus digerakkan di atas seluruh
jangkauannya.
d. Lubrication System
Oli yang direkomendasikan pabrikan harus digunakan untuk kompresor.
Dalam kondisi apa pun, aditif anti pembusa (molibdenum disulfida dan / atau aditif
tekanan tinggi) dapat ditambahkan kemudian. Penggunaan oli pelumasan selain
oli yang direkomendasikan pabrikan dapat membatalkan garansi pada mesin.
Semua upaya harus dilakukan untuk menghindari debu, kotoran, kerak, serat,
dll. Ke oli pelumas dan sistem. Gunakan kain yang tidak berbulu untuk
membersihkan.
Setiap pipa minyak pelumas baru harus dipickling sebelum pemasangan untuk
memastikan bagian dalamnya bebas dari kerak dan kotoran.
Setiap oli baru yang ditambahkan ke sistem untuk mengganti kerugian harus
memiliki kualitas yang sama dengan yang digunakan dalam mesin. Minyak tidak
boleh ditambahkan langsung ke reservoir tetapi harus dituangkan melalui saringan
jaring halus. Catatan tentang jenis minyak, pabrikan, jumlah yang ditambahkan,
tanggal pengisian harus disimpan.
e. Electric Motor
Pemeliharaan motor listrik akan tergantung pada kinerja motor termasuk suhu
sekitar, frekuensi berhenti dan mulai, kualitas udara atmosfer, dll. Pemeliharaan
pada motor akan mencakup kegiatan seperti:
1. Pengukuran resistensi isolasi untuk menentukan kualitas isolasi.
2. Pembersihan interior motor untuk menghilangkan debu, kotoran, oli, dll.
3. Pembersihan dan penggantian filter udara (jika dilengkapi)
4. Pemeriksaan bantalan
f. Maintenance and Inspetion Schedule

g. Umur pakai : ± 4,5 tahun (air blower di unit humidifikasi – dehumidifikasi belum
dimantennace)
Leaching Column and Packing Maintenance di Pilot Plant TKB Politeknik Negeri
Bandung

Nama : Alifah Nur Astari

NIM : 171411034

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Leaching Column
2. Deskripsi :
Dalam industri, kolom isian adalah jenis bed isian yang digunakan
untuk melakukan proses pemisahan, seperti absorpsi, stripping, dan distilasi.
Kolom isian adalah bejana tekan yang memiliki bagian berisi packing.
Isian (packing) pada kolom memiliki berbagai bentuk, tergantung
tujuan dari pemasangannya. Packing merupakan sebuah komponen yang
berfungsi untuk memperluas kontak zat sehingga proses perpindahan
massanya berjalan optimal dan maksimal.
3. Jumlah : 1 buah, terdapat di rangkaian alat leaching
4. Informasi alat :
Pada alat leaching, kolom yang digunakan berupa kolom berpacking
dengan packing berjenis raschig ring berbahan gelas.
5. Merk : -
B. Detail Alat

Gambar Kolom Berpacking di Unit Leaching


1. Kolom : Tempat terjadinya proses perpindahan massa. Pada unit leaching
digunakan untuk meningkatkan kemurnian pelarut. Kolom yang digunakan terbuat
dari gelas.
2. Packing : Komponen yang berfungsi untuk memperluas kontak sehingga proses
perpindahan massa terjadi lebih maksimal dan optimal. Packing yang digunakan
berjenis Raschig Ring. Material yang digunakan berupa gelas.

Gambar Bentuk Isian Jenis Raschig Ring


C. Maintenance Alat
1. Syarat packing
- Bulk density kecil
- Luas yang terbasahi besar
- Volume rongga besar
- Sifat pembasahan baik
- Tahan korosi
- Memiliki struktur yang kuat untuk menahan beban tumpukan
2. Menggunakan fluida yang sesuai dengan kemampuan packing
3. Pengencangan baut disekitar kolom agar tidak terjadi kebocoran
4. Pembersihan packing secara berkala
5. Penggantian packing jika packing sudah terlalu banyak dilapisi oleh lumut karena
dapat menambah pressure drop
D. Umur Pakai : Umur pakai tergantung pada cara dan lama penggunaan packing selama
alat beroperasi juga bergantung pada kesesuaian kondisi operasi.
PERAWATAN POMPA SENTRIFUGAL DI PILOT PLANT TKB

Nama : Andika Surya Kilana

NIM : 171411036

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Unit Humidifikasi-Dehumidifikasi
Tabel Spesifikasi Pompa

Spesifikasi Keterangan
Merek Antriebstechnik
Tempat Pembuatan Jerman
Motor VDE 0530
0,5 m3/h at 30 mW
n 1410 /min
Suhu Air Maks. 40oC
Arus Masukan 1,9 A
Daya Keluaran 0,37 kW
Voltase 380/220 V
Material Stainless steel
Gambar Alat
Fungsi : sirkulasi air dari & ke tangki reservoir
2. Unit RTB
Tabel Spesifikasi Pompa

Spesifikasi Keterangan
Merek Stork
Tempat Pembuatan Jerman
Motor VDE 0530
IP 54
Tinggi Aliran (Ht) 20 m
n 1410 /min
Impeller Cast iron (bronze) - Polyamide 11-3 & 11-4
Casing Cast iron (bronze)
Daya Keluaran 1 kW
Voltase 380/220 V
Shaft Chromed steel
Gambar Alat
Fungsi : mengalirkan pemanas ke jacket

3. Unit HE
Tabel Spesifikasi Pompa

Spesifikasi Keterangan
Merek Grundfos
Tempat Pembuatan Denmark
Model JP Basic 4
Tekanan Operasi Maks. 8 bar
Tinggi Aliran (Ht) 29,85 m
Kapasitas Maks 2,82 m3/h
Suhu Air Maks. 40oC
Arus Masukan 5,1 A
Daya Keluaran 1 HP
Voltase 220--240 V
Pipa Suction G1
Pipa Discharge G1
Frekuensi 50 Hz
Insulation class F
Impeller Komposit
Pump Housing Cast Iron

Gambar Alat
4. Unit FFE & Distilasi
Tabel Spesifikasi Pompa

Spesifikasi Keterangan
Merek Hilge
Tempat Pembuatan Jerman
Model D-6501 Bodenheim
Delivery head 3 bar
Tinggi Aliran (Ht) 29,85 m
Kapasitas 2,5 cbm
Arus Masukan 4,5 A
Daya Keluaran 1,1 kW
Pipa Suction DN 32
Pipa Discharge DN 32
Frekuensi 50 Hz
IP 54
Material Stainless steel

Gambar Alat
Fungsi di unit distilasi :
P1 : memindahkan umpan ke sump tank
P2 : sirkulasi distilat (reflux ratio)
P3 : sirkulasi reboiler
Fungsi di unit FFE: memindahkan air panas ke kalandria
Tabel Spesifikasi Pompa

Spesifikasi Keterangan
Merek Sanyo
Tempat Pembuatan Indonesia
Model P-WH75
Daya Hisap Maks. 9 m
Tinggi Aliran (Ht) 20 m
Kapasitas Min. (Ht=12 m) . 7 LPM
Kapasitas Maks 16 LPM
Suhu Air Maks. 45oC
Arus Masukan 0,7 A
Daya Keluaran 75 W
Voltase 220 V
Pipa Suction 3/4 in
Pipa Discharge 3/4 in

Gambar Alat

Fungsi di unit distilasi: memindahkan etanol ke tangki umpan

B. Detail Alat
Gambar: Bagian-bagian pompa sentrifugal

Gambar : Irisan pompa sentrifugal horizontal


C. Maintenance Alat
1. Maintenance harian
⚫ Pemeriksaan dan pencatatan suction pressure dan discharge pressure.
⚫ Pemeriksaan dan pencatatan kebocoran melalui stuffing box.
⚫ Pemeriksaan dan pencatatan arus listrik (ampere), tegangan (volt) bila pompa
digerakan motor listrik .
⚫ Pemeriksaan dan pencatatan temperature bantalan, kondisi dan jumlah pelumas serta
sistem pelumasannya.
⚫ Pemeriksaan dan pencatatan vibrasi serta bunyi.
Hasil pemeriksaan ini biasanya dicatat dalam kartu pemeriksaan, untuk dibandingkan
dengan data spesifikasi teknis.
2. Pemeriksaan bulanan
⚫ Pemeriksaan masing-masing bantalan dan temperatur yang direkomendasikan.
⚫ Pemeriksaan kelurusan poros pompa dan poros penggeraknya (alignment).
3. Pemeriksaan tiga bulanan
⚫ Pemeriksaan pelumas pada bagian yang saling kontak pada bantalan dengan indikasi
warna pelumas menyerupai sabun yang disebabkan pelumas terkontaminasi.
⚫ Membersihkan dan mencuci rumah bantalan dan memeriksa ring pelumas.
⚫ Penggantian minyak pelumas didalam rumah bantalan dengan minyak pelumas baru
jika jangkauan pemakaian melampaui batas yang ditentukan.
4. Pemeriksaan enam bulanan
⚫ Memeriksa packing dan selubung poros kontak pada packing dengan mengganti
kebocorannya.
⚫ Mengatur alat penekanan packing dengan mengencangkan bautnya sampai mencapai
angka tetesan cairan permenit yang diijinkan.
⚫ Memeriksa keseluruhan pompa dan penggeraknya.
5. Pemeriksaan tahunan
⚫ Memeriksa tingkat keausan pada bagian-bagian pompa yang bergerak terutama
besarnya celah pada wearing ring.
⚫ Memeriksa tingkat korosi pada rumah pompa.
⚫ Memeriksa kondisi valve pada bagian yang bergerak seperti check valve dan foot
valve.
⚫ Mengatur kelurusan poros (alignment) ketika pompa dibongkar dan dipasang lagi.
⚫ Memeriksa tahanan isolasi pada motor penggerak pompa.
D. Trouble Shooting Pompa
Tabel Trouble Shooting Pompa

Gejala Penyebab Penanganan

⚫ Motor rusak ⚫ Perbaikan motor

⚫ Pompa rusak ⚫ Memperbaiki pompa


Pump fails to start (Pompa tak mau
⚫ Tidak ada arus ⚫ Periksa listrik
menyala)
listrik
⚫ Lakukan pembersihan
⚫ Impeller tersumbat impeller

⚫ Katup tertutup ⚫ Buka katup


Though pump starts working
⚫ Katup tidak ⚫ Perbaiki katup
(Meskipun pompa mulai
terbuka
bekerja) ⚫ Lakukan pembersihan
⚫ Impeller tersumbat impeller
Water is not discharge (Air tidak
tersedot)

⚫ Tekanan head ⚫ Periksa pemasangan


terlalu tinggi pipa pada jalur akhir air

No specified amount of water and ⚫ Pipa pengisapan ⚫ Lakukan pembersihan


head (Tak ada jumlah air dan head) dan saringan pada pipa
tersumbat
⚫ Lakukan pembersihan
⚫ Impeller tersumbat Impeller

⚫ Mengganti shaft
⚫ Shaft rusak
dengan yang baru
⚫ Casing distorted
Motor is overloaded (Motor ⚫ Periksa kondisi pompa
⚫ Penghantaran arus
kelebihan beban) ⚫ Mengurangi tekanan
terlalu tinggi
katup
⚫ Head rendah
⚫ Kurangi tekanan katup

⚫ Pelumas tidak
⚫ Isi pelumas
cukup
⚫ Kurangi pelumas
⚫ Pelumas terlalu
Bearing is overheated (bearing ⚫ Mengganti roller
banyak
terlalu panas) bearing dengan yang baru
⚫ Bearing tergores
dan berkarat ⚫ Mengganti shaft
dengan yang baru
⚫ Shaft bengkok

⚫ Shaft bengkok ⚫ Mengganti shaft

⚫ Getaran saat ⚫ Memperkuat pipa


Pump vibrates (Pompa bergetar) memompa
⚫ Mengganti roller
⚫ Bearing rusak bearing dan underwater

⚫ Impeller tersumbat bearing


Perawatan Pompa Membran Pilot Plant TKB

Nama: Bella Nabila

NIM: 171411037

Kelas: 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Pompa Membran / Pompa Diafragma
2. Deskripsi : Pompa Membran (Pompa Diafragma) termasuk Pompa
Perpindahan Positif dimana Pompa Membran (Pompa Diafragma)
mempunyai komponen utama yang berupa membran fleksibel sebagai elemen
pemindah positif.
3. Jumlah : 1 buah
4. Informasi alat : Letak pompa ini berada di alat FFE fungsinya untuk
mempompakan aliran umpan menuju ke unit FFE dengan menggunakan
prinsip tekanan vakum
5. Merk : Siemens
B. Detail Alat

1
4

3 5
6
2

Gambar pompa membrane yang berada di Pilot Plant Teknik Kimia Bawah (kiri :
tampak samping, kanan tampak atas)
Bagian – bagian pada pompa membrane / diafragma:

1) Valve : mengatur, mengontrol dan mengarahkan laju aliran fluida dengan cara
membuka, menutup atau menutup sebagian aliran fluida
2) Membran : menghasilkan daya hisap saat bergerak mundur untuk menghisap
air masuk dan daya tekan saat bergerak maju untuk mendorong air keluar
3) Casing : bagian paling luar dari pompa yang berfungsi sebagai pelindung
elemen di dalamnya.
4) Motor listrik : alat untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik
5) Terminal Box : Tempat box panel listrik yang sesuai untuk digunakan pada
pemasangan instalasi listrik
6) Ruang pompa (chamber)
C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
Berapa waktu sekali, sudah pernah kah dimaintenance (tanya pak marjo)
a) Valve
➢ Valve bocor : Dilakukan pengencangan terhadap
➢ Kerusakan fisik : Pemeriksaan secara rutin, bila ada yang rusak perlu
dilakukan penggantian
➢ Pemberian pelumas : agar daya pakai lebih lama perlu dilakukan
pelumasan agar tidak aus (Pelumas diganti setahun sekali atau
bergantung pemakaian)
b) Membran : periksa secara rutin membrane yang digunakan, usahakan tidak
terjadi keausan. Lakukan pembersihan secara berkala agar tidak terjadi
penumpukan kotoran di membrane tersebut.
c) Motor listik
➢ Rewinding Motor Induksi
Dilakukan bila terjadi kerusakan yang paling parah pada motor listrik
/ motor induksi. Perbaikan yang dapat kita lakukan untuk memperbaiki
kerusakan pada lilitan adalah melilit ulang (rewinding). Kerusakan
seperti ini terjadi jika motor mengalami short circuit pada lilitan, baik
dikarenakan proteksi yang gagal bekerja atau juga kerusakan isolasi
akibat kualitas isolasi yang memburuk karena usia maupun air.
➢ Penggantian Bearing
Penggantian bearing dilakukan karena bearing mempunyai lifetime
sesuai dengan ukuran dan speed motor induksi misal 10000 running
hour untuk speed 3000 rpm. Jika kita tidak melakukan penggantian
bearing sesuai ketentuan, maka akan bisa menimpulkan vibrasi pada
motor bahkan dapat menyebabkan motor mengalami short circuit
karena putaran rotor yang tidak balanca dapat menyentuh lilitan dan
merusaknya.
➢ Balancing Rotor
Balancing rotor juga diperlukan ketika kita mengganti bearing. Karena
bearing yang aus bisa jadi telah menyebabkan vibrasi dan membuat
konstruksi rotor tidak balance lagi. Untuk itu ketika kita melakukan
penggantian bearing, ada baiknya kita juga melakukan balancing pada
rotor sehingga perbaikan yang kita lakukan lebih baik.
d) Terminal Box : cek aliran listrik pada terminal tersebut, usahakan tidak
terjadi konsleting dan kabel yang rusak. Jika terjadi kerusakan, ganti
dengan kabel baru atau solder peralatan kelistrikan yang telah rusak.
e) Ruang pompa (chamber) : lakukan pembersihan secara berkala agar tidak
terjadi penumpukan kotoran
2. Maintenance harian (setiap habis pakai)
➢ Pengecekan tekanan air pada alat ukur tekanan (Pressure gauge).
➢ Pengecekan secara visual, tentang operasional pompa secara keseluruhan.
➢ Pemberian grease (gemuk) pada poros pompa atau pada bagian pompa
yang bergerak.
➢ Pengecekan sistim perlistrikan pada pompa.
3. Umur pakai

Untuk pompa sendiri umur pakai biasanya berkisar 20 tahun atau dapat juga
dilihat dari waktu pemakaian yang biasanya berkisar 100.000 jam kerja
PERAWATAN GATE VALVE PILOT PLANT TKB

Nama : Delifa Ariesta

NIM : 171411038

Kelas : 3B D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama : Gate Valve
2. Deskripsi :
Gate valve merupakan salah satu jenis stop valve yang digunakan untuk
membuka dan menutup aliran yang memiliki tekanan yang tidak terlalu tinggi.
Selain itu, gate valve juga berfungsi untuk mengontrol debit aliran.
Gate Valve sering digunakan dalam instalasi ber-temperatur dan bertekanan
tinggi misalnya dalam sistem instalasi di:
• Pertambangan,
• Pembangkit Listrik,
• Pengolahan Air,
• Aplikasi lepas pantai.
3. Jumlah : Terdapat pada setiap alat
4. Informasi alat :
Aplikasi gate valve dapat digunakan untuk oli, gas, udara, steam, dan cairan
korosif.
5. Merk :
B. Detail Alat

Gambar 1. Gate Valve


1. Handwheel
Handwheel yaitu bagian yang bentuknya lingkaran yang letaknya dibagian atas
dari valve. Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup valve
2. Gate/Disc
Gate merupakan bagian valve yang digunakan untuk menutup dan membuka
aliran yang melalui body valve
3. Seat
Seat merupakan tempat duduknya gate/disc
4. Stem Nut
Steam nut merupakan bagian dari valve tempat berputarnya stem sesuai
ulirnya
5. Stem
Stem merupakan poros penghubung antara handwheel dengan gate.
6. Body dan Bonnet
Body merupakan casing bagian bawah daripada valve/ badan valve sedangkan
bonnet merupakan casing bagian atas valve.
7. Packing
Packing merupakan material untuk menjaga kekedapan pada cela antara stem
dengan bonnet
8. Gland Packing
Gland packing merupakan bagian dari valve yang fungsinya untuk menekan
packing agar menempel rapat dengan stem, agar didapatkan kekedapan yang
diinginkan.

C. Maintenance Alat
6. Maintenance berkala
a. Mengencangkan gland nut agar tidak terjadi kebocoran
b. Mengganti packing set dengan melepaskan bonnet dari valve body.
c. Pemeriksaan terhadap handwheel apakah dapat dengan mudah diputar atau
tidak
d. Menambahkan minyak pelumas pada screw untuk memperlancar
pemutaran pada stem dan pada stem untuk menjaga ketahanan valve
e. Pembersihan kerak yang menempel di katup buang
f. Pengencangan pada baut untuk menghindari dari kebocoran
7. Maintenance harian (setiap habis pakai)
Maintenance harian pada gate valve adalah dengan dilakukan pengecekan
visual pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya praktikum.
8. Umur pakai : 10 tahun
PERAWATAN GLOBE VALVE PILOT PLANT TKB

Nama: Delifa Ariesta

NIM: 171411038

Kelas: 3B D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama : Globe Valve
2. Deskripsi :
Globe valve adalah katup yang didesain untuk mengontrol aliran (Petter,
1994). Globe Valve memiliki arah gerak linier dan dirancang sebagai stopping
(menghentikan aliran), membuka aliran dan mengatur aliran.
3. Jumlah : Terdapat pada setiap alat
4. Informasi alat
Aplikasi dari globe valve dapat digunakan untuk berbagai macam diantaranya
: liquid (cairan), vapor (uap), gases (gas), dan corrosive substance (cairan
korosif).
Globe valve dapat dipasang pada instalasi pipa fire hydrant dan pipa air tawar.
5. Merk : kitz

B. Detail Alat

Gambar 2. Globe Valve


1. Handwheel
Handwheel yaitu bagian yang bentuknya lingkaran yang letaknya dibagian atas
dari valve. Fungsinya adalah untuk membuka dan menutup valve
2. Gate/Disc
Gate merupakan bagian valve yang digunakan untuk menutup dan membuka
aliran yang melalui body valve
3. Seat
Seat merupakan tempat duduknya gate/disc
4. Stem Nut
Steam nut merupakan bagian dari valve tempat berputarnya stem sesuai
ulirnya
5. Stem
Stem merupakan poros penghubung antara handwheel dengan gate.
6. Body dan Bonnet
Body merupakan casing bagian bawah daripada valve/ badan valve sedangkan
bonnet merupakan casing bagian atas valve.
7. Packing
Packing merupakan material untuk menjaga kekedapan pada cela antara stem
dengan bonnet
8. Gland Packing
Gland packing merupakan bagian dari valve yang fungsinya untuk menekan
packing agar menempel rapat dengan stem, agar didapatkan kekedapan yang
diinginkan.

C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
a. Mengencangkan gland nut agar tidak terjadi kebocoran
b. Mengganti packing set dengan melepaskan bonnet dari valve body.
c. Pemeriksaan terhadap handwheel apakah dapat dengan mudah diputar atau
tidak
d. Menambahkan minyak pelumas pada screw untuk memperlancar
pemutaran pada stem dan pada stem untuk menjaga ketahanan valve
e. Pembersihan kerak yang menempel di katup buang
f. Pengencangan pada baut untuk menghindari dari kebocoran
2. Maintenance harian (setiap habis pakai)
Maintenance harian pada globe valve adalah dengan dilakukan pengecekan
visual pada saat sebelum dan sesudah dilakukannya praktikum.
3. Umur pakai : 10 tahun
PERAWATAN SAMBUNGAN/FITTING ELBOW PADA BERBAGAI ALAT DI
PILOT PLANT

Nama: Dhara Firdausa

NIM: 171411039

Kelas: 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat: Fitting Elbow 90°
2. Deskripsi: Fitting elbow 90° adalah sambungan perpipaan yang terdapat pada
berbagai alat di pilot plant dengan material yang berbeda. Pada alat STHE
elbow berbahan logam, dan pada alat Humidifikasi berbahan plastik.
3. Jumlah
4. Informasi alat
5. Merk
B. Detail Alat
1. Elbow pada HE

2. Elbow pada alat Humidifikasi

C. Maintenance Alat
4. Maintenance berkala
Pada alat – alat di pilot plant, maintenance berkala biasanya dilakukan 1 tahun
sekali untuk mengetahui apakah fitting elbow masih berfungsi dengan baik atau
tidak. Hal itu dilakukan karena alat-alat di pilot plant ini hanya digunakan untuk
satu semester saja, jadi sebelum alat – alat digunakan kembali dilakukan
pemeriksaan dan penggantian alat. Langkah – langkah yang dapat dilakukan
untuk maintenance diantaranya:
- Deteksi korosi, korosi pada sambungan pipa bisa menimbulkan kebocoran dan
kerusakan bahkan pengeroposan. Untuk mencegah korosi pada sambungan
pipa bisa dilapisi dengan anoda korban, galvanisasi atau menjaga lingkungan
jauh dari korosi.
- Memasang sealing pada sambungan pipa dan mengeceknya tiap bulan atau
saat terjadi kebocoran.
- Sistem pipa harus dilaksanakan sepraktis mungkin, dengan minimum
bengkokan dan sambungan las sedapat mungkin dengan flens atau
sambungan yang dapat dilepas atau dipisahkan bila mana perlu
- Melakukan penggantian fitting jika ada kerusakan fisik atau kebocoran.
5. Maintenance harian
- Deteksi kebocoran pada sambungan pipa secara visual. Untuk alat HE karena
fitting terdapat pada pipa untuk mengalirkan air, pemeriksaan dilakukan
dengan melihat apakah ada air yang keluar atau tidak. Pada alat humidifikasi
dapat dilakukan dengan melihat apakah adanya udara yang keluar dari
sambungan pipa.
- Semua sambungan pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga terhindar
dari kerusakan mekanis dan harus ditutup atau dijepit sedemikian rupa untuk
menghindari getaran.
6. Umur Pakai
- Elbow Logam
Pada pipa logam, umur pakai bergantung pada jenis fluida yang melewatinya.
Pada elbow di alat HE, fluida yang melewatinya yaitu air. Umur pakai elbow
dapat dilihat dari apakah adanya kebocoran atau tidak pada pipa, dan adanya
korosi pada sambungan
- Elbow Plastik (PVC)
Pada sambungan pipa dari bahan PVC bisa kuat sampai umur 50 tahun. 50
tahun yang disebutkan diatas adalah kondisi dimana pipa PVC disambungkan
dengan prosedur dan SOP yang sudah sesuai dengan standar yang ada,
sambungan pipa diaplikasikan pada lokasi yang tidak terkena sinar ultra violet
dari matahari secara langsung, suhu air yang mengalir didalam pipa tetap
terjaga pada temperatur 20oC, tidak terdapat kerusakan eksternal pada badan
pipa yang disebabkan oleh benturan benda- benda keras serta yang tidak kalah
penting adalah pipa digunakan sesuai dengan spesifikasinya.
PERAWATAN BOILER PILOT PLANT TEKNIK KIMIA BAWAH

Nama : Dhea Elita Permana

NIM : 171411040

Kelas : 3B-D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Boiler
2. Deskripsi : Suatu bejana tertutup
berisi air yang panas pembakarannya mengalir
ke air sehingga terbentuk air panas atau steam.
Air panas atau steam pada tekanan tertentu
kemudian dipergukan untuk memberikan
panas ke suatu proses atau sistem pemanas
3. Jumlah : 1 (satu)
4. Informasi alat : Boiler jenis water tube
boiler
5. Merk : Dankong Boiler
B. Detail Alat
1) Ruang Bakar (Furnace)
Bagian ini merupakan tempat terjadinya pembakaran bahan bakar yang akan
menjadi sumber panas, proses penerimaan panas oleh media air dilakukan melalui
pipa yang telah dialiri air, pipa tersebut menempel pada dinding tungku pembakaran.
2) Safety Valve
Alat ini berfungsi untuk membuang uap apabila tekanan uap telah melebihi
batas yang telah ditentukan. Katup ini terdiri dari dua jenis, yaitu katup pengaman
uap basah dan katup pengaman uap kering. Safety valve ini dapat diatur sesuai
dengan aspek maksimum yang telah ditentukan. Pada uap basah biasanya diatur pada
tekanan 21 kg/cm2, sedangkan untuk katup pengaman uap kering diatur pada tekanan
20,5 kg/cm2.
3) Pipa boiler
Pipa-pipa ini memiliki desain material dan bentuk khusus yang harus tahan
terhadap perbedaan temperatur ekstrim antara ruang bakar dengan air/uap air yang
mengalir di dalamnya. Selain itu material pipa haruslah bersifat konduktor panas
yang baik, sehingga perpindahan panas (heat transfer) dari proses pembakaran ke
air/uap air bisa efektif.
4) Burner
Merupakan peralatan pembakar yang bahan bakarnya terbagi menjadi bagian-
bagian kecil sehingga memudahkan proses pembakaran dengan udara. Bahan bakar
HSD (High Speed Diesel) dipergunakan untuk pembakaran awal. Sedangkan bahan
bakar utamanya adalah residu.
C. Maintenance Alat
• Harian

• Mingguan

• Bulanan
• 6 Bulanan

*Sekitar bulan November boiler di Pilot Plant TKB sedang dalam proses maintenance
SISTEM KELISTRIKAN

Nama: Dinda Nurhalizzah

NIM: 171411041

Kelas: 3B

A. Spesifikasi
1. Nama: Sistem Kelistrikan
2. Deskripsi :
Sistem kelistrikan merupakan hal yang sangat penting dalam mengoperasikan
alat. Sistem kelistrikan pada pilot plant TKB berfungsi sebagai sumber energi
agar alat-alat atau unit operasi dapat berjalan secara optimal.
3. Jumlah : terdapat pada setiap alat
4. Informasi alat
Terdapat beberapa komponen pada sistem kelistrikan, yaitu box listrik,
saklar, stop kontak, dan kabel listrik.
5. Merk : -
B. Detail Alat

Gambar 1. Gambar sistem kelistrikan.


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
1. Stop Kontak
Stop kontak berfungsi untuk menyambungkan arus listrik kepada alat melalui
steker. Perhatikan lubang pada stopkontak tempat masuknya jari steker, bagian ini
sering terjadi percikan api kecil terutama pada stop kontak yang tidak dilengkapi
dengan kabel grounding, akibatnya badan stopkontak meleleh seperti terbakar.
Gantilah stopkontak bila lubangnya terlihat meleleh atau sudah tidak dapat
dipasang steker.
2. Saklar
Akibat seringnya ditekan nyala dan hidup maka komponen di dalamnya menjadi
lemah atau berkarat dan kotor ditutupi/terhalang oleh debu yang menempel yang
mengakibatkan kurang terkoneksinya sakelar, hal ini ditandai dengan susahnya
menyalakan lampu dan tidak stabilnya nyala lampu sehingga nyala lampu seperti
berkedip-kedip. Ada juga sakelar rusak akibat dipakai sarang semut . maka dari
itu cobalah sesekali membuka sakelar untuk membersihkannya agar menghindari
hal-hal yang dijelaskan di atas.
3. Kabel Listrik
Merapikan letak kabel ini agar tidak rusak terhimpit beban berat atau terbentang
tegang pada sudut yang tajam yang dapat mengakibatkan terkelupas dan
terputusnya kabel yang mengakibatkan korsleting listrik.
4. Electricity Box
C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
• Memeriksa jaringan kabel terhadap kemungkinan terganggu oleh adanya
getaran dll.
• Melakukan inspeksi menyeluruh;
• Mengecek, melakukan pengukuran ampere beban pada beberapa jaringan
yang dianggap penting; bila cenderung over lakukan tambahan kabel atau
beban disebar;
• Bila ada kabel pasangan sementara, ganti dengan yang permanen;
• Memeriksa/perbaiki; support/tunjangan kabel, conduit, dan sebagainya;
• Membersihkan dan cat kembali conduit dan box yang terkorosi;
• Melindungi terminasi kabel pada motor yang rentan sentuhan fisik atau
minyak/air;
• Memeriksa pengetanahan pengamanan di panel, rak-kabel, conduit, dan
sebagainya;
• Memeriksa manholes dan shaft;
• Melakukan pengukuran tahanan isolasi. Tahanan isolasi harus mencapai
minimal 100 ohm per-volt tegangan kerjanya.
2. Maintenance harian (setiap habis pakai)
Sistem kelistrikan pada pilot plant TKB tidak pernah dilakukan maintenance setiap
habis dipakai atau harian kecuali jika ada kerusakan yang serius.
PERAWATAN SAMBUNGAN ALAT DAN SISTEM KELISTRIKAN PILOT
PLANT TKB

Nama: Dinda Nurhalizzah

NIM: 171411041

Kelas: 3B

KONSTRUKSI ALAT

A. Spesifikasi
1. Nama: Konstruksi Alat
2. Deskripsi :
Konstruksi alat yang digunakan pada sebagian besar alat pada pilot plant TKB
yaitu menggunakan sambungan pipa besi dan pipa gelas. Terdapat beberapa
jenis sambungan pipa yang digunakan yaitu flange, tee, dan coupling.
Sambungan pipa tersebut disambungkan dengan beberapa cara termasuk dilas
dan memakai mur.
3. Jumlah : 1 konstruksi pada tiap alat
4. Merk : pipa gelas (duran)
B. Detail Alat

Gambar 1. Gambar pipa gelas dan sambungannya.


(Sumber: Dokumentasi Pribadi)
Gambar 2. Gambar pipa besi dan sambungannya.

(Sumber: Dokumentasi Pribadi)

1. Pipa besi dan pipa gelas


Pipa besi dan pipa gelas digunakan sebagai kerangka konstruksi yang
disambungkan dengan sambungan pipa sehingga membentuk kerangka pada alat-
alat di dalam pilot plant TKB. Kerangka konstruksi ini berfungsi untuk menyangga
dan menopang unit proses pada sebuah alat seperti tangki reaktor, kolom, dan
sebagainya.
2. Sambungan Pipa pada Konstruksi
Sambungan pipa yang digunakan pada sebagian besar alat di pilot plant TKB yaitu
berupa sambungan tee, elbow, bush, flange, dan sebagainya. Sambungan ini perlu
dilakukan mantenance karena sambungan yang dilas atau dibaut dan mur semakin
lama akan semakin longgar sehingga harus dilakukan pengencangan sambungan
supaya tidak terjadi konstruksi yang rapuh.
C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
Konstruksi alat biasanya dilakukan maintenance secara berkala yaitu setiap 6
bulan sekali atau setahun sekali. Hal-hal yang biasanya dilakukan yaitu:
• Mengencangkan baut dan mur pada sambungan pipa atau mengelas kembali
sambungan pipa tersebut.
• Memasang sealing pada sambungan pipa dan mengeceknya tiap bulan atau
saat terjadi kebocoran.
• Memberi pelumas pada saat pemasangan sambungan pipa.
• Deteksi korosi, korosi pada sambungan pipa bisa menimbulkan kebocoran dan
kerusakan bahkan pengeroposan. Untuk mencegah korosi pada sambungan
pipa bisa dilapisi dengan anoda korban, galvanisasi atau menjaga lingkungan
jauh dari korosi.
• Semua sambungan pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga terhindar
dari kerusakan mekanis dan harus ditutup atau dijepit sedemikian rupa untuk
menghindari getaran.
• Sistem pipa harus dilaksanakan sepraktis mungkin, dengan minimum
bengkokan dan sambungan las sedapat mungkin dengan flens atau sambungan
yang dapat dilepas atau dipisahkan bila mana perlu.
2. Maintenance harian (setiap habis pakai)
Konstruksi alat pada pilot plant TKB tidak pernah dilakukan maintenance setiap
habis dipakai atau harian kecuali jika ada kerusakan yang serius.
PERAWATAN TANGKI

Nama : Galuh Ridzkia Utami

NIM : 171411043

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama : Tangki
2. Deskripsi :
Tempat menyimpan fluida baik sebelum maupun sesudah sesudah proses.
3. Jumlah : Terdapat pada setiap alat.
4. Informasi alat:
terdapat 2 jenis tangki yang terdapat di pilot plant TKB yaitu:
• Tangki Kaca, tangki ini banyak digunakan karena sifatnya yang tidak
bereaksi dengan fluida yang disimpan didalamnya.
• Tangki Plastik, tangka plastic banyak digunakan untuk menyimpan
air karena sifatnya yang tidak mudah terkorosi dengan harga yang
relative lebih murah.
5. Merk : -
B. Detail Alat

Gambar 1. Tangki Kaca


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)

Gambar 2. Tangki Plastik


C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
• Untuk tangki plastik : dilakukan pengurasan secara berkala setiap 3 bulan
sekali.
• Melakukan penyikatan bagian dalam tangki.
• Melakukan pembersikan dengan bahan kimia didalam tangki.
• Melakukan pengecekan secara berkala dinding tangki, dikhawatirkan
terjadi kebocoran.
• untuk tangki plastik jika diletakan di luar ruangan dilakukan pengecatan
dengan cat kayu berwarna gelap untuk menahan sinar matahari.
2. Maintenance harian (setelah habis dipakai)
Untuk tangki kaca setelah digunakan pastikan tidak ada fluida yang masih berada
didalam tangki.
3. Umur pakai
• Tangki plastic : 15-25 tahun
PERAWATAN PIPA KACA

Nama : Galuh Ridzkia Utami

NIM : 171411043

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama : Pipa Kaca
2. Deskripsi :
Pipa digunakan sebagai tempat penyalur berbagai jenis fluida. Jenis bahan
pipa biasanya bergantung pada fluida yang akan digunakannya.
3. Jumlah :
Terdapat di 5 unit yaitu, humdifikasi-dehumidifikasi, unit Falling film
Evaporasi, unit Leaching, unit Distilasi dan unit RTB.
4. Informasi alat : pipa kaca ini banyak digunakan karena sifatnya yang tidak
bereaksi dan dapat tembus pandang sehingga kita dapat melihat aliran
fluidanya.
5. Merk : -

B. Detail Alat

Gambar 1. Pipa Kaca


(Sumber : Dokumentasi Pribadi)
C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
• Pigging, yaitu membersikahan bagian dalam pipa dengan melawatkan pig
kedalam pipa.
• Air Scouring atau penggerusan kotoran dengan udara bertekanan.
• Mengalirkan air panas.
• Menyikat bagian dalam pipa.
• Mengalirkan cair kimia pembersih didalam pipa.
2. Maintenance harian (setiap habis pakai)
Memastikan pipa dalam keadaan kosong sudah tidak ada fluida yang berada di
dalam pipa.
3. Umur pakai
Pipa ini harus diganti jika terjadi kerusakan, jika selama tidak terjadi kerusakan
pipa masih dapat digunakan.
PERAWATAN PIPA BESI DAN PIPA PVC PILOT PLANT TKB

Nama : Harry Pujianto

NIM : 171411044

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Pipa PVC dan Pipa Besi
2. Deskripsi : Pipa adalah saluran tertutup sebagai sarana pengaliran atau
transportasi fluida, sarana pengaliran atau transportasi energi dalam aliran yang
ditentukan berdasarkan nominal size dan nominal diameter.
3. Jumlah : 8 bundel untuk masing-masing unit operasi.
4. Informasi alat : Pipa PVC dominan digunakan untuk mengalirkan umpan, air
pendingin dan larutan yang relatif bersuhu rendah, sedangkan Pipa Besi digunakan
untuk mengalirkan fluida yang memiliki suhu relatif tinggi seperti halnya steam.
5. Merk : Rucika dan Paralon
B. Detail Alat
• Flange (Sambungan pipa)
Flange adalah istilah untuk salah satu jenis sambungan yang digunakan
saat menyambung antara pipa dan elemennya dengan katup, bejana, kolom
reaksi, pompa dan lainnya. Beberapa teknik sambungan selain
flange adalah menyambung langsung dengan las (welding joint) atau
menyambung dengan uliran (threaded joint) seperti menyambung baut dengan
mur.
• Fitting (Sambungan pipa)
Fitting merupakan komponen sistem perpipaan yang membuatperubahan
arah jalur pipa, perubahan diameter jalur pipa dan percabangan pipa.
Fitting merupakan komponen-komponen pipa yang berkaitan dengan
penyambungan, baik pipa dengan pipa,dan pipa dengan peralatan.
C. Maintenance Alat
D. Maintenance berkala
Perawatan perpipaan dilakukan setiap 6 bulan sekali.

E. Maintenance harian
Tidak ada.
F. Umur pakai
Berdasarkan laman Rucika, umur pakai pipa dapat mencapai 50 tahun. 50
tahun yang disebutkan diatas adalah kondisi dimana pipa PVC disambungkan
dengan prosedur dan standard operational procedure (SOP) yang sudah sesuai
dengan standar yang ada, pipa diaplikasikan pada lokasi yang tidak terkena
sinar ultra violet dari matahari secara langsung, suhu air yang mengalir
didalam pipa tetap terjaga pada temperatur 20oC, tidak terdapat kerusakan
eksternal pada badan pipa yang disebabkan oleh benturan benda- benda keras
serta yang tidak kalah penting adalah pipa digunakan sesuai dengan
spesifikasinya.
PERAWATAN VACUUM CENTRAL PILOT PLANT TKB

Nama : Fanny Ainunnisa

NIM : 171411042

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Vacuum Central

2. Deskripsi : Sistem vacuum central memiliki prinsip kerja seperti pompa vakum.
Sistem vacuum central memiliki dua atau lebih pompa vakum di dalamnya.

3. Jumlah :1

4. Informasi alat : Vacuum sentral dominan digunakan untuk menyediakan


tekanan vacuum dengan kinerja alat yang tidak berisik sehingga mengurangi
kebisingan. Serta memiliki motor yang sangat kuat yaitu sebesar 10 kali lebih kuat
dari sistem vakum biasa.
5. Merk : Siemens
B. Detail Alat
• Pompa Vakum
Pompa vakum adalah sebuah alat untuk mengeluarkan molekul-molekul gas
dari dalam sebuah ruangan tertutup untuk mencapai tekanan vakum.
• Vacuum Receiver (Penampung Tekanan Vakum)
Vacuum Receiver merupakan penampung tekanan vakum yang telah
dihasilkan oleh pompa vakum.
• Alarm pompa vakum
Alarm berfungsi sebagai faktor safety atau keselamatan. Dan untuk
menghidupkan pompa cadangan jika pompa utama mengalami kerusakan atau
mati.
• Perpipaan
Perpipaan berfungsi untuk menyalurkan tekanan yang dihasilkan oleh sistem
vakum sentral ke peralatan yang membutuhkan tekanan vakum.
• Pengendali dan daya listrik
Pompa tambahan harus secara otomatik diaktifkan bila pompa yang sedang
beroperasi tidak cukup mampu mempertahankan vakum yang dibutuhkan.
Pergantian pompa secara otomatik atau manual harus
memungkinkan pengaturan waktu operasi. Jika tidak disediakan pergantian
otomatik dari pompa, petugas fasilitas harus menyusun jadwal pergantian
secara manual.

C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
Perawatan sistem vacuum central dilakukan setiap 6 bulan sekali.
2. Maintenance harian
Pemeriksaan minyak pompa, oli
3. Maintenance mingguan
Pemeriksaan kebocoran-kebocoran yang mungkin terjadi seperti oli bocor atau
kebocoran tekanan vakum.
4. Maintenance bulanan
Pemeriksaan fungsi exhaust filter (oil mist separator), adanya asap, injeksi
bahan bakar dan masalah lainnya, Anda perlu mengganti saringan knalpot
vakum jika ada masalah.
5. Maintenance 6 bulanan
Perlu diperbaiki, periksa ruang pompa vakum untuk debu, kotoran, endapan
karbon, kotoran, jika perlu, pompa vakum bisa dibersihkan, termasuk tangki
bahan bakar, pompa, kipas angin, sirip pendingin.
6. Umur pakai
Setiap 500-2000 jam membutuhkan perawatan: Ganti pompa knalpot knalpot,
pompa minyak vakum, saringan pompa pompa vakum, periksa katup
pengapung pompa, dan pipa kembali.
Perawatan Pre-heater Pilot Plant TKB

Nama : Heri Kurniawan

NIM : 171411045

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat: Pre-Heater
2. Deskripsi:Alat untuk pemanasan awal pada umpan yang terjadi pada unit
destilasi.
3. Jumlah: 1
B. Detail Alat
1. Elemen Pemanas (Heating Surface)
Elemen pemanas yang berupa lempengan-lempengan plat metal yang terbagi
menjadi 2 bagian secara vertikal yaitu sisi atas Hot End layer dan sisi bawah Cold
End layer. Plat itu terpasang pada suatu poros yang di susun pada kompartemen
silindris yang terbagi secara radial yang semua bagiannya di sebut sebagai rotor.
Rotor ini berputar dalam ruangan yang memiliki sambungan duct di kedua sisinya
satu sisi di aliri gas buang, sisi lain berisi udara baik primer maupun sekunder.
Saat rotor diputar, setengah bagiannya memasuki saluran gas buang dan menyerap
energi panas yang terkandung di dalamnya sedangkan setengah bagian yang lain
mentransfer panas dari elemen ke udara pada sisi saluran udara sehingga
menghasilkan udara panas yang selanjutnya akan dipasok ke furnace.
2. Penggerak Rotor
Rotor di gerakan oleh motor listrik yang diletakan di luar elemen pemanas.
Penggerak rotor dihubungkan pada central, dan terdapat dua motor penggerak
yang mempunyai kecepatan 1455 rpm. Dua motor tersebut dihubungkan dengan
central melalui gearbox dengan rasio tranmisi 9.110/1 yang dihubungkan oleh
kopling feksibel pada gearbox kedua. Gearbox kedua menggunakan roda gigi
cacing (worm gear) dengan dua langkah, yang pertama dengan rasio 43/4 dan yang
kedua 59/4. Setelah kecepatan berkurang dengan dua gearbox, rasionya menjadi
1444.5/1, keluaran main motor menjadi 1,07 rpm dan auxilliary menjadi 0,5 rpm.
3. Seal Rotor
Seal (perapat) berfungsi sebagai pencegah kebocoran fluida baik udara
maupun gas buang yang melewati elemen panas pada saat operasi. Pada kondisi
normal aliran udara memilki level tekanan yang lebih tinggi dari aliran gas hal
inilah yang rawan akan kebocoran. Seal rotor dalam APH terdiri dari :
a. Radial Seal
Seal radial terpasang sesuai dengan posisi rotor yang posisinya terhadap plate
rotor dapat di setting dan mempunyai standar sesuai dengan desain manufaktur.
Dalam mensetting juga memperhatikan expansi rotor akibat temperature tinggi.
Radial seal berfungsi untuk mereduksi kebocoran langsung dari area udara ke gas
buang.
b. Axial Seal
Axial seal dipasang pada sisi luar dari rotor memanjang dari sisi hot end sampai
dengan cold end. Seal bekerja sama dengan radial seal untuk meminimalkan gap
antara rotor dengan seal.
c. Circumferential seal
Letaknya disekeliling dan pusat rotor. Fungsi utama adalah mencegah kebocoran
udara atau gas buang saat berputarnya rotor, dalam melakukan fungsi ini di bantu
axial seal.

4. Bearing
Pada sisi bagian atas dan bawah rotor inner drum, terdapat roller guide bearing
(SKF C3172M/C4 dan auto-centered roller thrust bearing (SKF 29480EM) yang
dipasang untuk menahan beban rotor arah horizontal dan beban axial vertical.
C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
Dilakukan maintenance setiap 2 kali setahun sebelum dan sesudah massa
peraktikum. Maintenance dilakukan secara kimia.
2. Umur pakai
Perawatan Heater Pilot Plant TKB

Nama : Heri Kurniawan

NIM : 171411045

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Heater
2. Deskripsi :Alat untuk pemanasan untuk mengubah fasa umpan dari fasa
cair menjadi fasa gas yang terjadi pada unit destilasi, berbentuk tabung
dengan pemanasan steam.
3. Jumlah : 1
B. Detail Alat :
Heater merupakan salah satu jenis dari Heat Exchanger yang berfungsi untuk
memanaskan. Heater adalah suatu objek yang memancarkan atau menyebabkan suatu
bagian badan yang lain menerima temperatur yang lebih tinggi. Di kehidupan sehari-
hari atau rumah tangga dan domestik, heater biasanya digunakan untuk menghasilkan
panas.
1. Pemeriksaan Rotor

Periksa kedua sisi rotor (cold dan hot end) sebelum start dari keberadaan
benda-benda yang dapat menganggu operasi air heater dengan memutar
rotor menggunakan motor udara atau putaran tangan. Periksa juga
terhadap kelainan suara yang terjadi saat rotor berputar. Pastikan juga
bahwa rotor berputar dengan arah yang benar.
2. Level Oli Pelumas

Periksa semua indikator level oli pelumas untuk speed reducer, motor
penggerak dan bearing. Tambahkan oli pelumas dengan jenis atau tipe
dan volume yang tepat.
3. Seal Rotor

Periksa seal rotor terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan serta pastikan


bahwa gap yang ada telah memenuhi toleransi yang diizinkan.
4. Sistem Sirkulasi Oli

Periksa semua komponen yang menyangkut sistem sirkulasi dan filter oli
pelumas baik pada guide maupun support bearing terhadap kelainan.
5. Sistem Air Pendingin

Periksa temperatur air pendingin yang memasok jaket bearing, cooler,

dan sistem pendinginan lain.


6. Cold Run

Setelah melakukan pemeriksaan tersebut, jalankan rotor kira-kira 1 jam


pada kecepatan normal untuk melihat operasi air heater secara general.
7. Temperatur Motor Penggerak Listrik

Jika motor membangkitkan panas yang berlebihan (overheat), periksa arus


motor, stop motor kemudian periksa kelainan yang terjadi. Pada kondisi
normal, kenaikan temperatur motor akan menjadi konstan setelah 15-30
menit operasi. Kenaikan temperatur motor penggerak dapat disebabkan
karena gesekan seal rotor. Apabila arus motor tidak melebihi setting pada
thermal relay maka kondisi ini akan menjadi normal sendirinya setelah seal
rotor mengalami erosi alami. Namun apabila kenaikan temperatur terlalu
tinggi (overheating) dan menyebabkan motor overload, maka perlu
dilakukan pemeriksaan dan penyesuaian terhadap gap seal rotor. Penyebab
lain terjadinya overload motor adalah kopling yang terlalu kuat antara gear
rack pada rotor dengan pinion drive gear pada speed reducer pada saat
rotor berekspansi akibat kenaikan temperatur. Hal ini dapat diatasi dengan
menggeser posisi dari unit penggerak.

C. Maintenance Alat
Maintenance berkala:
Dilakukan maintenance setiap 2 kali setahun sebelum dan sesudah massa
peraktikum. Maintenance dilakukan secara kimia.
PERAWATAN STEAM TRAP

Nama : Intan Puspitarini

NIM : 171411046

Kelas : 3B D3 – Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Steam Trap
2. Deskripsi
Steam Trap merupakan alat yang digunakan untuk menyingkirkan air
dari uap, dimana air ini tidak ada gunaya bahkan akan memberikan hambatan
pada aliran uap atau dapat menimbulkan kerugian lainnya. Perangkap uap ini
ditempatkan pada tempat terendah dari suatu jalur perpipaan atau dipasang pada
kantung pipa yg disebut Drip Leg.Pemasangan Steam Trap ini juga tidak boleh
terbalik, perhatikan arah panah pada body(casingnya).
Steam trap dalam kondisi terbuka ketika hanya condensate saja yang
mengalir keluar dari steam trap tersebut. Ketika sudah tidak ada lagi condensate,
maka secara otomatis steam trap akan menutup sekaligus menjebak steam yang
akan melewati steam trap tersebut. Ketika steam yang didepannya sudah
menjadi condensate, maka pelampung yang ada dalam steam trap tersebut akan
terbuka kembali karena terangkat oleh condensate. Proses ini akan berulang dan
berjalan secara terus-menerus.
3. Jumlah
Strirred Tank Reactor :1
Ekstraksi :1
STHE dan DPHE :1
Falling Film Evaporator :2
Destilasi :2
Jumlah :7
4. Informasi alat
a. SPIRAX SARCO BALL FLOAT STEAM TRAP FT43-10 DN50 PN16
SIZE 2"
• Model : FT43-10
• Material Body : Cast Iron
• Body design conditions PN16
• PMA Maximum allowable pressure 16 bar g @ 120 °C (232 psi g @ 248
°F)
• TMA Maximum allowable temperature 220 °C @ 12.1 bar g (428 °F @
175 psi g)
• Minimum allowable temperature 0 °C (32 °F)
• PMO Maximum operating pressure for
• saturated steam service 13 bar g @ 195 °C (188 psi g @ 383 °F)
• Note: The DN40 and DN50 traps are limited to a PMO equal to DPMX
• TMO Maximum operating temperature 220 °C @ 12.1 bar g (428 °F @
175 psi g)
• Minimum operating temperature 0 °C (32 °F)
• Note: For lower operating temperatures consult Spirax Sarco
• DPMX Maximum differential pressure
• FT43-4.5 4.5 bar (65 psi)
• FT43-10 10 bar (145 psi)
• FT43-14 13 bar (188 psi)
• Designed for a maximum cold hydraulic test pressure of: 24 bar g (348
psi g)
• Note: With internals fitted, test pressure must not exceed DPMX
b. y Strainer Flanged End
• Body material : ASTM A216 WCB / 13 CR
• Filter material : SS304
• Flange Conn : ANSI 150
• Size : 2.5 inch
5. Merk
a. y Strainer Flanged End
b. SPIRAX SARCO BALL FLOAT STEAM TRAP FT43-10 DN50 PN16
SIZE 2"
B. Detail Alat
Komponen alat dan fungsi yang perlu di maintenance
1. Bucket
2. Bimetal : Berfungsi untuk mendeteksi suhu yang tinggi dan menunjukkan
adanya
perubahan suhu dengan prinsip logam saat memuai dan menyusut
3. Float/Disc :Berfungsi untuk mengetahui seberapa banyak kondensat yang harus
dibuang
4. Casing :Berfungsi sebagai pelindung dan tempat dari kondensat dan steam yang
Terjebak
5. Thermostatic element or thermostatic trap
6. Saringan : Berfungsi untuk menyaring kotoran-kotoran yang terdapat pada steam
Setiap steam sistem mengandung beberapa macam kotoran yang berpotensi
merusak diantaranya:
- Partikel logam yang terlepas dari dinding pipa akibat korosi
- Sisa-sisa kontruksi atau perbaikan pipa
- Partikel lumpur atau bahan lain yang terkirim ke jaringan pemipaan sebagai
akibat carry-over dan lain sebagainya
Kotoran-kotoran ini dapat mengurangi efektivitas dari steam trap yang mana
sangat berdampak pada proses produksi dan akan membutuhkan cost yang harus
dihindari. Maka dari itu diperlukan perawatan dan perbaikan pada steam trap.
Berikut hal yang harus diproteksi :
- Kondensat, terbentuk dalam sistem ketika panas dari steam telah digunakan
- Udara, adalah isolator yang paling bagus tetapi jika bercampur dengan steam
akan menurunkan temperatur dan akan mengurangi efektivitas dari keseluruhan
steam sistem
- Fluida non-kondensibel, seperti CO2 yang dapat memicu terjadinya korosi dan
berbagai kerusakan lain terhadap peralatan

C. Maintenance Alat
A. Maintenance berkala
a. Mengganti komponen internal yang telah rusak
b. Mengganti trap
Kadang-kadang, akan lebih mudah dan lebih murah untuk mengganti
perangkap daripada memperbaikinya. Dalam kasus-kasus ini, penting
bahwa perangkap itu sendiri dapat diubah dengan mudah. Koneksi
bergelang memberikan satu solusi, meskipun perangkap bergelang lebih
mahal daripada perangkap sekrup setara. Flensa kawin adalah biaya
tambahan.
Konektor putar memungkinkan pelepasan cepat dan penggantian
jebakan yang disegel. Perangkap dirancang khusus untuk memudahkan
penggantian sistem semacam itu. Ini terdiri dari unit pipa atau konektor yang
tetap dalam pipa selama prosedur perawatan. Perangkap dapat diganti hanya
dengan memperhatikan dua baut. Jenis perangkap ini dapat dicocokkan
dengan konektor yang sama memberikan fleksibilitas pilihan dan
rasionalisasi suku cadang. Konektor juga tersedia dengan katup isolasi
piston integral yang memastikan waktu henti dijaga agar tetap minimum.
Akan tetapi penggantian trap ini sebisa mungkin dihindari karena
dibutuhkan pemberhentian jalur aliran yang artinya proses produksi terhenti
sehingga hasil produksi berkurang dengan kata lain perusahaan akan
merugi.
Pembaruan bagian dalam steam trap masuk akal. Ada keuntungan yang
jelas dalam mengganti internal ini dari waktu ke waktu. Itu tergantung pada
kemudahan yang mana bagian-bagian baru dapat dipasang dan keandalan
dan ketersediaan perangkap diperbaharui. Unsur-unsur perangkap
termostatik umumnya dapat diubah dengan melepas kursi yang kacau.
Penggantian sederhana dan perangkap dibuat ulang dapat diandalkan
dengan asumsi instruksi perawatan dilakukan dengan benar.
Selalu tanyakan kepada pabrikan mengenai teknik yang benar untuk
setiap pekerjaan pemeliharaan yang diperlukan pada steam traps. Produsen
yang memiliki reputasi baik akan selalu dapat menyediakan literatur, saran,
dan suku cadang yang sesuai.
Banyak yang akan tergantung pada kondisi situs. Perangkap mengapung
kecil dirancang sedemikian rupa sehingga penutup dengan bagian dalam
yang melekat dapat dibawa ke bengkel, meninggalkan badan utama yang
melekat pada pipa. Ini sering lebih baik daripada memperbarui kursi jebakan
yang tidak dapat diakses, yang telah dilas ke dalam pipa di bawah kondisi
lokasi yang kotor.

B. Maintenance harian (setiap habis pakai)


a) Melakukan pembesihan disetiap elemen secara berkala dan jika
memungkinkan ganti elemen yang sudah tidak layak.
b) Teknisi pabrik harus selalu mengecek prosedur kerja yang benar pada steam
trap
c) Bersihkan steam trap dari kerak karena kerak dapat meyebabkan proses
pemindahan kondensat dengan steam tidak berjalan dengan baik.
d) Jika disc dalam keadaan yang rusak, maka disc harus segera diganti
e) Jika steam trap akan diganti suatu saat, maka yang paling mudah dan murah
untuk melepas-sambungkannya kembali adalah dengan menggunakan
system sambungan flange.

C. Umur pakai : 30 tahun


Drift Eliminator dan Filler Maintenance Pilot Plant TKB Politeknik Negeri Bandung

Nama : Ismail Hamzah

NIM : 171411047

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Drift Eliminator dan Filler
2. Deskripsi :
Drift Eliminators adalah komponen penting menara pendingin karena
berbagai alasan. Salah satu dari banyak kegunaannya meliputi; perannya dalam
menghilangkan uap dan kabut dari menara (hanya air yang terdapat di cooling
tower).
Demikian pula, mereka membantu dalam menyingkirkan panas yang tidak
diinginkan atau berlebih dalam sistem pendingin. Cara melakukannya adalah
dengan menangkap tetesan air besar yang terperangkap dalam aliran udara
menara pendingin.

3. Jumlah : 1 set, terdapat di rangkaian unit cooling tower


4. Informasi alat :
Drift eliminator dan filler terletak di bagian dalam dari cooling tower.
Drift eliminator dan filler ini berfungsi untuk menjebak air yang terdapat di
udara agar tidak terbuang ke atmosfir.
5. Merk : -
B. Detail Alat

Gambar Eliminator (Filler) pada Cooling Tower TKB


Gambar Bentuk Eliminator (Filler)

1. Blade: Ini dimaksudkan untuk membuatnya ringan tetapi kuat dalam hal daya tahan
dan kehandalan. Dipasangkan dengan penutup di kedua ujungnya terbuat dari gauge
blade.
2. Cellular: Sel-sel yang dibaut ini membuat tetesan secara paksa mengalir ke
berbagai arah.
3. Cassette: Didesain menjadi komponen yang ringan namun tetap kokoh. Kaset
membantu proses lifting dan reoving dari uap air lebih mudah.
4. Fill-integrated: Umur eliminator drift dapat diperpanjang dengan
mengintegrasikan isian seperti black carbon, di dalam bahan inti. Penggunaan
tambalan mencegah korosi bahan utama.

C. Maintenance Alat
Preventive Maintenance • Menyesuaikan aliran pompa
dengan desain drift dan filler
yang tersedia
• Menyesuaikan aliran udara
dengam desain drift dan filler
yang tersedia
• Memperhatikan kualitas air
dan udara yang masuk ke
cooling tower
Periodically Maintenance • Membersihkan bagian nozzle
yang sudah terdapat scale
atau kerak agar tidak
mengganggu air yang masuk
ke drift maupun filler
• Membersihkan sela – sela
drift dan eliminator yang
sudah terdapat scale atau
kerak agar tidak terjadi
kerusakan
Repairing • Mengganti bagian drift yang
dirasa sudah tidak layak pakai
(ditandai dengan banyaknya
kehilangan air)
• Mengganti bagian filler yang
sudah tidak layak pakai

D. Umur Pakai : Umur pakai tergantung pada cara dan lama penggunaan alat selama alat
beroperasi. Selain itu juga bergantung pada kesesuaian kondisi operasi serta kualitas
dari udara dan air yang masuk ke dalam cooling tower.
Perawatan Fan and Nozzle pada Pilot Plant TKB

Nama : Jihan Azizah

NIM : 171411048

Kelas : 3B-D3 Teknik Kimia

1. Gambar alat
• Fan

• Nozzle

2. Komponen detail
• Fan
- Motor
- Blade
• Nozzle
- Pipa
- Lubang pipa
3. Fungsi
• Fan
Membantu penarikan uap panas keatas dan dilepaskan ke udara lingkungan,
untuk proses pendinginan.
• Nozzle
Nozzle berfungsi untuk menyemprotkan air agar membasahi bahan pengisi.
Distribusi air yang seragam pada puncak bahan pengisi saat penting untuk
mendapatkan pembasahan yang sempurna dari seluruh permukaan bahan
pengisi.
4. Maintenance
• Fan
Perawatan untuk fan itu sendiri dilakukan setiap selang waktu 6 bulan. Jenis
perawatan yang dilakukan :
Penambahan
Jenis Lingkup
Interval Perawatan Lingkup
Perawatan Perawatan
Perawatn
Pemeriksaan
seal,
Tiap 1000jam
Kotak roda Mengganti ketinggian dan
operasi/paling lambat
gigi minyak pelumas kebocoran
tiap 2 tahun
minyak
pelumas
Pemeriksaan
Mengganti kotak terminal
Motor Tiap 5 tahun pelumas pada motor, panel
bantalan motor modul dan
pengkabelan
Memeriksa
kekencangan
baut-baut
Pemeriksaan pengunci
kekencangan lempeng/frame Pemeriksaan
baut dan Tiap 6 bulan pada daun kipas kesetimbangan
pembersihan dan kipas
kipas Membersihkan
kipas dari kerak
atu kotoran yang
menempel
Pemeriksaan kipas dilakukan pada kondisi reaktor padam (shutdown) dan
sistem menara pendingin tidak dioperasikan.

Gangguan atau kerusakan pada bagian motor menara pendingin adalah paling
dominan atau sering terjadi dikarenakan umur peralatan yang semakin menua.

• Nozzle
Pemeriksaan secara visual sistem distribusi air untuk memastikan distribusi
semprotan nosel bersih dan terpasang dengan benar, serta pola pendistribusian
yang seragam diatas permukaan bahan pengisi. Apabila pendistribusian air dari
nosel tidak merata maka harus dilakukan perawatan. Nosel yang tersumbat
harus dibersihkan sesuai dengan rekomendasi pabrik.
• Korosi
Pembentukan karat putih dapat terjadi karena perubahan kualitan air. Karat
putih terbentuk apabila menara pendingin dioperasikan pada tingkat pH tinggi
(diatas 8) untuk periode waktu yang lama sebelum galvanisasi seng dapat
membentuk lapisan pasif pelindung. Jika karat putih tetap ada, lapisan baja
galvanis akan terus menimbulkan korosi yang akhirnya menyebabkan
kegagalan awal.
Salah satu peningkatan perlindungan menara pendingin dan umur peralatan
yang panjang yaitu, thermosetting berikat sekering polimer yang diaplikasikan
secara elektrostatis pada baja galvanis dimana hal ini dapat memberikan
perlindungan dari korosi dan mencegah terbentuknya karat putih.
5. Deskripsi dan letak di lab PP
• Fan
Fan yang digunakan pada Cooling Tower pada Laboratorium Pilot Plant ini
adalah jenis fan aksial. Fan aksial
• Nozzle
Nozzle merupakan perangkat yang digunakan untuk menentukan arah dan
karakteristik aliran. Fungsi nozzle secara umum adalah untuk meningkatkan
kecepatan yang diikuti oleh penurunan tekanan pada fluida.
PERAWATAN PANEL PENGENDALI PADA HUMIDIFIKASI, RTB, dan FFE

Nama : KEMAL VASSA PRATAMA MUSLIH

NIM : 171411049

Kelas : 3B – D3 TEKNIK KIMIA

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Panel Pengendali
2. Deskripsi

Panel pengendali adalah peralatan yang berfungsi untuk mengatur dan


mengendalikan beban atau program industri yang mengunakan listrik sebagai
penggeraknya. Pada umumnya pengontrolan di industri ada dua jenis yaitu jenis
manual dan jenis otomatis.
3. Jumlah : Tiga buah
4. Informasi alat
Panel pengendali ini memiliki 3 jenis macam pengendalian, yaitu Motor induksi
3 phase dengan jaringan putar kanan dan kiri (Forward dan Reverse), Motor
Induksi dengan menghubungkan langsung pada saluran (Direct On Line), dan
Motor Induksi dengan menggunakan Star-delta (Y-Δ).
5. Merk
B. Detail Alat
Panel pengendali ini terdiri dari beberapa komponen, yaitu
1. Saklar magnet/magnetic contactor
kontaktor magnet adalah suatu alat penghubung ramgkaian listrik(saklar) yg
bekerja atas dasar magnet listrik. kontaktor itu ada 2 jenis yaitu kontaktor magnet
arus searah dan kontaktor dgn arus bolak-balik.
2. Pengaman motor
Overload/saklar termis selalu dipasang seri dengan beban yg berfungsi sebagai
pengaman. apabila terjadi kelebihan beban , hubung singkat atau gangguan lainnya
yg mengakibatkan naik arus secarah otomatis, saklar termis akan bekerja
memutuskan arus dengan beban sehingga keamanan beban terjaga.
3. Time Delay Relay (TDR)
Relai penunda digunakan untuk memperoleh periode waktu yg dapat diatus/sistel
menurut kebutuhan. Setelah distel ia tidak boleh sampai pada saat yg ditentukan,
posisinya akan berubah sendiri.
4. Mini Circuit Breaker (MCB)
MCB atau pemutus tenaga berfungsi untuk memutuskan rangkaian apabila ada arus
yg mengalir dalam rangkaian atau beban listrik melebihi dari kemampuan, misalnya
adanya konsleting dan lainnya. pemutus tenaga ada yg untuk satu phase dan ada yg
untuk 3 phase terdiri dari tiga buah pemutus tenaga 1 phase yg disusun menjadi satu
kesatuan.
5. Tombol
Saklar tekan/tombol(push buttok), ada 2 macam yaitu tombol tekan normally
open(NO) dan tombol tekan(NC). konstruksinya tombol tekan ada beberapa jenis,
yaitu jenis tunggal ON dan OFF dibuat secara terpisah dan ada juga yg dibuat satu
tempat. jenis ini untuk satu tombol dapat untuk ON dan OFF tergantung keinginan
penggunanya.
6. Pilot Lamp
Pilot lamp pada panel berfungsi sebagai lampu tanda fase R-S-T, lampu indikasi
Run-Stop pada panel MCC (Motor Control Centre), dan untuk lampu tanda lainnya.
7. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)
MCCB biasanya berfungsi sebagai pemutus/penghubung rangkaian listrik secara
manual. MCCB juga berfungsi sebagai pengaman saat terjadi arus lebih (Over
current) maupun hubungan singkat (Short Circuit).
8. Box Panel Listrik
Kegunaan box panel yaitu untuk menempatkan semua alat yang digunakan dalam
jaringan listrik.
9. Air Circuit Breaker (ACB)
ACB ialah alat yang digunakan untuk memutus serangkaian listrik menggunakan
udara agar busur apinya dapat diredamkan. Dalam panel pengendali ACB
merupakan komponen paling utama.
10. GFCI
GFCI singkatan dari Ground Foult Circuit Interruption ialah semacam Circuit
Breaker yg bereaksi lebih cepat dari MCB. Komponen panel listrik ini akan
memantau listrik lebih rinci dan jika terdapat short atau kabel terkelupas dan
mengenai manusia, tidak mengakibatkan kematian.
11. CT (Current Transformer)
Fungsi dari komponen panel listrik ini yaitu sebagai penurun arus dan atau
tegangan pada box panel.
12. Surge Arrest
Komponen panel listrik ini berfungsi sebagai pengaman listrik dari kejutan listrik
yg berlebihan. Contohnya apabila ada kejadian tiba-tiba aliran listrik menjadi
lebih tinggi akibat dari penambahan energi potensial.
13. Grounding
Grounding pada instalasi dan komponen panel berfungsi sebagai pengaman
listrik. Pengaman listrik akibat dari kabel -kabel yg terkelupas dan mengenai body
part peralatan elektonik atau peralatan listrik yg selanjutnya mengenai orang.

C. Maintenance Alat
3. Maintenance berkala
- Preventive Maintenance (Time Base Maintenance)
Berikut adalah langkah-langkah perawatan atau preventive pada panel
listrik :
✓ Bersihkan panel listrik dari debu
Karena debu yang sudah banyak dan menempel pada bagian-bagian
komponen yang berada di dalam panel dapat merusak komponen-
komponen yang berada dalam panel listrik.
✓ Kencangkan komponen-komponen pada panel
Apabila komponen tersebut kendor maka dapat menyebabkan
komponen tersebut terbakar apabila di aliri listrik. Komponen yang
tidak kencang atau kendor konekanya akan menyebabkan panas
yang berlebih dan kerja dari komponen tersebut tidak akan
maksimal.
✓ Tes ampere dan voltage pada komponen
Tes ampere dan voltage pada komponen bertujuan untuk memeriksa
apakah komponen tersebut masih bekerja tau berjalan dengan baik.
Tes ampere dan voltage bertujuan agar tidak terjadi kelebihan beban
pada mcb tersebut yang akan menyebabkan terjadinya panas dan trip
pada mcb tersebut.
✓ Perhatikan komponen lain pada panel
Lihatlah fisik pada komponen tersebut apakah ada yang aneh, seperti
ada warna hitam gosong yang mengindikasikan komponen tersebut
sudah mulai terbakar. Perhatikan pula panas pada komponen
tersebut yang bertujuan agar komponen tersebut tidak terbakar
apabila komponen sudah mengeluarkan panas yang berlebih. Segera
ganti komponen listrik yang sekiranya terlihat janggal, agar tidak
menyebabkan kebakaran ataupun korsleting listrik dan dapat
menyebabkan ledakann.
4. Maintenance harian (setiap habis pakai)
- Predective Maintenance (Conditional Maintenance)
• Kondisi dalam keadaan mati
• Kondisi dalam keadaan hidup

5. Umur pakai : 25 tahun


PERAWATAN STIRER PADA REAKTOR TANGKI BERPENGADUK

Nama : KEMAL VASSA PRATAMA MUSLIH

NIM : 171411049

Kelas : 3B – D3 TEKNIK KIMIA

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Stirrer
2. Deskripsi

Stirrer adalah alat pengaduk yang digunakan untuk menghomogenkan suatu


larutan didalam tangki ataupun di dalam reactor, untuk mereaksikan reaktan –
reaktan, dispersi suatu zat terlarut dalam suatu larutan oleh pelarut, produksi
slurry dari padatan halus didalam suatu cairan, pengadukan suatu cairan
homogen untuk meningkatkan heat transfer ke cairan.
3. Jumlah : 1 buah
4. Informasi alat : stirrer yang digunakan pada reactor tangka berpengaduk
merupakan jenis Anchor impeller

B. Detail Alat
Baling-baling (Fan) berfungsi untuk menghomogenkan kedua cairan atau zat yang
dicampurkan ke dalam fluida.
C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
Memberikan pelumas agar stirrer dapat berfungsi dengan baik untuk
mengaduk, karena stirrer dengan diberi pelumas maka tidak akan menghambat
rotor untuk menggerakan stirrer.
Perawatan Orifice dan Actuator Control Valve di Pilot Plant TKB

Nama : M Risnandar Zirkhan

NIM : 171411050

Kelas :3B/D3 – Teknik Kimia

1. Orifice Meter
a. Spesifikasi Alat
f) Nama Alat : Orifice Meter
g) Deskripsi : Orifice Meter adalah satu set alat yang diletakkan di sautu pipa
untuk menghambat aliran fluida dan menimbulkan pressure drop. Pengukuran
laju alir didapat dari perbedaan tekanan karena adanya pressure drop tersebut.
h) Jumlah : 1(satu)
i) Informasi alat : Alat ini berada Plant Humidifikasi – Dehumidifikasi. Fungsi
dari alat ini adalah untuk mengukur laju alir udara masuk yang dihasilkan oleh
kompresor.
j) Merk : -
b. Detail Alat
• Meter Tube
Meter tube adalah suatu pipa lurus dengan panjang tertentu yang digabungkan
dengan orifice sehingga menghasilkan aliran upstream dan downstream pada
pipa tersebut setelah dilalui aliran fluida. Meter tube berbeda dengan pipa proses
pada umumnya dikarenakan pada meter tube, panjang, kekasaran dan kelurusan
pipa sangat diperhatikan.
Pemasangan meter tube dipengaruhi juga dengan posisi pemasangannnya.
Diusahakan meter tube dipasang dalam keadaan selurus mungkin. Meter tube
dapat dipasang dengan arah vertikal maupun arah horizontal. Namun, meter
tube pada umumnya dipasang secara horizontal untuk fluida gas dengan tujuan
agar laju aliran gas tidak terhambat. Selain faktor posisi, faktor bypass dari
meter tube juga perlu diperhatikan. Bypass dari meter tube diperlukan jika pada
orifice plate ingin dilakukan pergantian, maka fluida yang mengalir ke meter
tube di bypass-kan dengan memanfaatkan orifice fitting dengan dual chamber,
Sehingga pergantian orifice plate tidak perlu dengan melakukan shutdown area
disekitar orifice meter. Diameter tube juga di berikan pemasangan trap yang
berfungsi untuk menampung kandungan liquid dalam gas basah sehingga tidak
mempengaruhi aliran gas natural saat melalui orifice plate.
• Plate Holder
Plate holder adalah alat yang digunakan sebagai penahan dari posisi orifice
plate. Merupakan kesatuan alat yang terangkai bersama dengan meter tube
untuk menahan orifice plate agar posisinya tegak lurus dan konsentris terhadap
aliran fluida. Plate holder terbagi atas:
1. Orifice flange
Orifice flange digunakan sebagai penyambung dari meter tube ke meter
tube lainnya. Namun, pada pengukuran custody transfer, orifice flange
tidak digunakan. Orifice flange secara umum terbagi atas dua tipe, yaitu
welding neck dan slip on. Akan tetapi, penggunaan tipe welding neck
lebih dipilih ketimbang slip on karena welding neck hanya membutuhkan
pengelasan sekali saja dan pressure tap dapat ditempatkan pada dinding
pipa. Ukuran minimum dari orifice flange adalah 4 inci.
2. Orifice Fitting
Orifice fitting terbagi atas dua jenis, yaitu orifice fitting single chamber
dan dual chamber. Tipe single chamber hanya memiliki satu ruangan
dimana dalam proses penggantian atau pengecekan orifice maka harus
dengan menghentikan aliran fluida yang mengalir pada meter tube atau
jika pemasangannya menggunakan bypass maka dengan melewatkan
fluida melalui bypass tersebut. Sedangkan pada tipe dual chamber
memiliki dua ruang yang memungkinkan user untuk mengganti atau
melakukan pengecekan orifice plate tanpa harus menghentikan aliran
fluida pada meter tube.
• Orifice Plate
Orifice plate merupakan tipe head flowmeter yang paling sederhana untuk
mendeteksi flow. Orifice plate adalah pelat datar dengan ketebalan sebesar
1/16 - 1/4 inci dengan lubang yang didesain dengan dimensi khusus yang
membentuk penghalang terhadap natural gas yang melalui meter tube sehingga
menyebabkan perbedaan tekanan antara tekanan sebelum dan sesudah
melewati orifice tersebut. Terdapat tiga jenis orifice yang digunakan, yaitu
concentric orifice, eccentric dan segmental. Pemilihan jenis orifice sangat
tergantung dari fluida yang akan melewatinya. concentric orifice digunakan
untuk fluida yang ideal, tidak mengandung fasa lain dan untuk fluida seperti
gas. Sedangkan eccentric dan segmental biasanya digunakan pada fluida yang
tercampur dengan massa aliran yang besar, biasanya digunakan pada fluida
yang tidak ideal.
• Pressure Taps
Pressure taps merupakan suatu lubang dengan ukuran tertentu yang berada
pada dinding meter tube atau plate holder. Digunakan sebagai tempat untuk
menempatkan device seperti pressure transmitter pada bagian upstream/
downstream pada meter tube. Untuk orifice meter dengan menggunakan flange
taps, lubang tap ditempatkan pada bagian upsteram dan downstream yang
berada dengan jarak 1 inci dari orifice plate
• Straightening Vanes
Straightening vanes adalah suatu alat yang biasanya berbentuk beberapa pipa
silinder kecil yang direkatkan bersama dan membentuk suatu pola tertentu.
Pemasangan straightning vanes pada sisi upstream dari meter tube harus dengan
sangat hati- hati untuk mengurangi putaran tekanan yang tak beraturan dari
fluida ketika akan melewati orifice plate.
c. Maintenance Alat
Proses perawatan dan pembersihan ini dilakukan selama satu tahun sekali
menjelang perkuliahan dimulai. Untuk merawat dan membersihkan Orifice Meter
harus dibongkar terlebih dahulu dari rangkaian alat, terutama pada Plant
Humidifikasi – Dehumidifikasi. Kemudian setelah dibongkar dan terpisah, alat ini
dibongkar berdasarkan bagain-bagiannya dan dibersihkan secara manual. Sebelum
dibersihkan secara manual, alat harus diinspeksi seluruh komponen dan memeriksa
secara rinci bagian mana yang dirasa harus diperbaiki atau diganti. Untuk proses
pembersihan digunakan dengan air mengalir hingga bersih kemudian dilap
menggunakan lap kering agar air terserap. Setelah dibersihkan dan dirawat, Orifice
Meter dipasangkan kembali ke rangkaian Plant Humidifikasi – Dehumidifikasi.
2. Actuator
a. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Actuator
2. Deskripsi :Aktuator merupakan alat peralatan mekanis untuk menggerakan
atau menghasilkan masukan ke plant sesuai dengan sinyal kontrol sedemikian
sehingga sinyal umpan balik akan berkaitan denga sinyal masukan acuan.
3. Jumlah : lebih dari 1
4. Informasi alat : Alat ini berada hampir di setiap rangkaian Plant di TKB.
Aktuator pneumatic adalah aktuator yang memanfaatkan udara bertekanan
menjadi gerakan mekanik. Dengan memberikan udara bertekanan pada sisi
permukaan piston sesuai dengan gerak pistonnya.
5. Merk : -
b. Maintenance Alat
1. Lakukan inspeksi visual eksternal dari semua permukaan eksternal
termasuk cat, kenop kontrol, dan batang katup.
2. Periksa dan isi ulang level oli
3. Periksa baut pemasangan, mur, ring dan sekrup untuk mengetahui apakah
ada kerusakan dan kekencangan.
4. Pastikan handwheel beroperasi dengan benar dan ada gerakan fisik katup.
5. Konfirmasikan kontrol lokal berfungsi pada kedua arah dan periksa tanda-
tanda kerusakan, seperti kebisingan motor yang tidak semestinya.
6. Menganalisis data kinerja historis dan tolok ukur terhadap profil torsi
optimal.
7. Lepas penutup terminal dan periksa koneksi untuk kekencangan. Periksa
kompartemen untuk masuknya air. Ganti segel cincin 'O'. Jika aktuator
adalah bukti ledakan, periksa integritas jalur api.
8. Lepaskan penutup motor dan periksa motor - periksa kasing apakah ada
uap air. Ganti cincin 'O'. Jika aktuator adalah bukti ledakan, periksa
integritas jalur api.
9. Lepas penutup listrik dan periksa kompartemen - periksa masuknya uap
air dan periksa status sakelar, kontaktor, dan pakaian listrik. Ganti cincin
'O'. Jika aktuator adalah bukti ledakan, periksa integritas jalur api.
10. Pasang kembali semua sekrup penutup - gunakan minyak untuk
memungkinkan pelepasan di masa depan dan melindunginya dari korosi.
11. Terakhir, periksa operasi lokal dan jarak jauh.
Perawatan Control Valve Pilot Plant TKB

Nama : Melinda Indah Kusuma

NIM : 171411051

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
a) Nama Alat : Control Valve
b) Deskripsi : Control Valve merupakan elemen control akhir yang paling
umum digunakan untuk mengatur aliran bahan dalam sebuah proses.
c) Jumlah :
d) Informasi alat :
e) Merk :
B. Detail Alat
Control Valve merupakan Final control elemen yang banyak digunakan di industri.
Control valve biasanya digunakan untuk memanipulasi laju aliran seperti steam, gas,
air, senyawa kimia dan lain sebagainya.
Dalam mengatur laju aliran rata-rata fluida dalam Control Valve sebanding dengan
posisi bukaan valve yang berubah akibat gaya dari aktuator. Dalam menjalankan
fungsinya Control valve harus memenuhi kriteria di bawah ini :
• Terhubung dengan jalur pipa proses
• Tahan terhadap erosi, korosi, temperatur dan tekanan yang mempengaruhi proses
• Memilki kapasitas yang memadai untuk proses yang dimaksud
• Mengandung fluida tanpa adanya kebocoran
Control Valve pada dasarnya disusun oleh 2 bagian utama
1. Aktuator
Bagian yang mengerjakan buka tutup valve, sesuai dengan sinyal yang diterima dari
controller (letaknya di bagian atas valve)
2. Body Valve
Komponen mekanis yang menentukan besarnya flow yang mengalir ke proses.
Gambar 1. Control Valve pada Alat Distilasi Pilot Plant TKB

Gambar 2. Control Valve pada Alat FFE Pilot Plant TKB

C. Maintenance Alat
a. Kerusakan yang sering terjadi pada control valve :
- Batang baut aus
- Valve sulit untuk dibuka dan ditutup
- Serangan korosi dibagian tertentu
- Adanya keretakan di bagian casing
b. Perawatan dan Perbaikan Pada Control Valve
Perawatan pada Control Valve terdiri dari memperbaiki, mencari gangguan,
pembersihan dan pemasangan komponen, dan uji coba pengoperasian. Tindakan
pencegahan untuk menjaga udara dalam sistem selalu terjaga kebersihannya. Saringan
dalam komponen harus selalu dibersihkan dari partikel-partikel metal yang mana hal
tersebut dapat menyebabkan keausan pada komponen. Setiap memasang komponen
pneumatik harus dijaga kebersihannya dan diproteksi dengan pita penutup atau penutup
debu dengan segera setelah pembersihan. Memastikan ketika memasang
kembali komponen tidak ada partikel metal yang masuk ke dalam system.
➢ Preventive Maintanance / Perawatan Pencegahan
- Menggunakan control valve yang sesuai dengan safety yang dibutuhkan
- Memilih bahan atau material yang sesuai dengan proses dan kondisi proses
Contoh : Stainless Steel digunakan pada proses dengan aliran bahan berupa air atau
udara pada temperature tinggi.
➢ Perawatan Harian
- Membersihkan alat setelah dipakai
- Mengembalikan selalu ke posisi normalnya
- Memastikan tidak ada kebocoran saat digunakan
➢ Corrective Maintanance atau Perawatan Perbaikan
- Mengganti komponen-komponen yang sudah aus dan mengalami kerusakan
- Mengganti komponen yang sudah habis umur pakainya
Langkah – Langkah dalam Perawatan dan Perbaikan pada Control Valve :

1. Setelah dipastikan aman untuk melakukan pekerjaan pada control valve tersebut , maka
status kontroler harus di ubah dari mode Otomatis ke mode Manual
2. Operator lapangan lalu mengisolasi control valve dan membuka jalur by pass agar
control valve tidak lagi diperlukan karena aliran proses di pindahkan ke jalur by pass.
3. Dengan menggunakan instrument tool seperti HART 475 atau Hand Held Terminal
lainnya periksa alarm yang ada pada positioner, temukan dan atasi penyebabnya,
setelah itu reset semua alarm hingga tidak ada lagi alarm yang menyala , karena alarm
menunjukkan adanya penyimpangan
4. Periksa seluruh perangkat yang terpasang , seperti kabel, dan aksesoris dari kerusakan
atau penurunan kualitas, perbaiki jika ada
5. Periksa dan pastikan besarnya tekanan udara instrument sudah sesuai dengan kebutuhan
control valve atau sama seperti yang tercetak pada “Name plate”
6. Periksa adanya kemungkinan bocor pada diaphragma, gland packing, atau tabung
cadangan udara (jika ada). Gland packing bisa dikencangkan, demikian pula pada baut-
baut yang kendor pada tutup diaphragm supaya dikencangkan.
7. Komunikasikan dengan Operator yang dapat mengoperasikan control valve dari
console. Minta Operator untuk membuka valve dengan posisi 0%, 25%, 50%, 75% dan
100%, perhatikan bagaimana reaksi valve terhadap perubahan posisi yang diminta, jika
valve bergerak sesuai dengan perintah maka valve dikategorikan sebagai layak pakai,
atau uji kehandalan lolos dan kegiatan pemeliharaan atau Preventive maintenance
selesai
8. Jika ditemui ada penyimpangan maka langkah perbaikan harus dilakukan, biasanya
penyimpangan terjadi karena valve sudah dipakai dalam jangka waktu lama sehingga
ada bagian-bagian yang agak sulit untuk dibuka, untuk mengatasi hal itu maka langkah
kalibrasi atau pengaturan tuning harus dilakukan. Setelah kalibrasi dan tuning
dikerjakan lakukan kembali pengetesan pergerakan control valve dari console panel
hingga diperoleh posisi control valve di lapangan sama dengan indikasi di layar
kontroler. Aksi melakukan pengetesan dengan memberi perintah dari kontroler ini
disebut “stroke check”
9. Pada saat stroke check dilakukan bila control valve memiliki indicator terpisah yang
memberikan sinyal daripada posisi control valve ,maka fungsi indicator tersebut harus
diperiksa juga. Demikian juga dengan terminasi kabel-kabel pada terminal valve harus
di kencangkan.
Perawatan Insulator Pilot Plant TKB

Nama : Melinda Indah Kusuma

NIM : 171411051

Kelas : 3B-D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Insulator
2. Deskripsi
3. Jumlah
4. Informasi alat
5. Merk
B. Detail Alat
Insulator panas adalah bahan yang digunakan untuk mengurangi laju
perpindahan panas/kalor. Insulator digunakan agar pipa atau kolom yang dilapisi tidak
mudah pecah akibat suhu yang tinggi, dan juga digunakan untuk safety bagi praktikan.
Panas dapat direduksi dengan menggunakan material yang memiliki nilai konduktan
rendah. Bahan yang digunakan adalah alumunium foil. Berdasarkan data, diketahui
bahwa metal merupakan material dengan konduktivitas termal paling tinggi,

Gambar 1. Insulator pada Alat Heat Exchanger Pilot Plant TKB


Gambar 2. Insulator pada Alat FFE Pilot Plant TKB

C. Maintenance Alat
Untuk maintanace pada Insulator, tidak diperlukan perawatan secar khusus. Adapun
perawatan yang dapat dilakukan pada insulator adalah sebagai berikut :
- Membersihkan Insulator secara berkala
- Mengganti insulator apabila dilihat sudah rusak atau robek

Insulator hanya dilakukan perawatan setiap satu tahun sekali, jika praktikum pilot
plant ingin dimulai pada setiap tahun, perawatan yang dilakukan hanya dibersihkan
dari kotora-kotoran dan debu, dan mengganti insulator jika sudah tidak layak pakai.
PERAWATAN MOTOR LISTRIK DAN WATER LEVEL CONTROL PILOT PLANT

Nama : Muhammad Akhid Maulana Akbar

NIM : 171411053

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Motor Listrik dan Water Level Control (WLC)
2. Deskripsi : Motor listrik adalah alat untuk mengubah energi
listrik menjadi energi mekanik. Sedangkan Water Level Control,
merupakan alat sensor untuk mengendalikan level (ketinggian)
tertentu dari suatu volume benda cair pada suatu tabung atau
tangki ketika dihubungkan dengan katup solenoid normally
closed (NC).
3. Jumlah : 1 buah untuk masing-masing unit operasi.
4. Informasi alat :
• Motor listrik dapat ditemukan pada Pilot Plant TKB contohnya pada unti
Cooling Tower. Sementara motor listrik yang umum digunakan di dunia
Industri adalah motor listrik asinkron, dengan dua standar global yakni IEC
dan NEMA.
• WLC dapat dapat ditemukan pada Pilot Plant TKB, contohnya pada unit
Cooling Tower.
5. Merk : Waterline Controls™ dan Westco
B. Detail Alat
I. Motor Listrik :
• Stator
Stator adalah bagian dari motor listrik yang tidak dapat bergerak. Stator terdiri
dari rumah dengan alur alur yang di buat dari pelat pelat yang di pejalkan berikut
tutupnya.
• Rotor
Rotor adalah bagian dari motor listrik yang dapat bergerak. Bentuk rotor motor
induksi, yaitu terdiri dari pelat pelat yang di pejalkan berbentuk silinder. Di
sekeliling terdapat alur alur kemudian di tempatkan batang batang kawat.
Batang kawat tersebut biasanya di buat dari tembaga, bagian bagian ini adalah
bagian yang bergerak.
Selain dari dua komponen di atas bagian dari motor listrik yang lainnya adalah:
1. Celah udara adalah jarak antara kedudukan stator dengan rotor.
2. Terminal adalah titik penyambungan sumber tenaga dengan ujung ujung
kumparan motor.
3. Bearing adalah bantalan AS motor.
4. Badan motor adalah tempat lilitan stator.
5. Slip Ring adalah penghubung antara tahanan asut dengan kumparan motor
(khusus rotor lilit).
6. Kipas terpasang pada rotor (AS motor) sebagai media pendingin saat motor
beroprasi.
7. Tutup motor (Body) adalah pelindung motor dari lingkungan.

II. Water Level Control :


• Trafo (Transformator)
Transformator atau yang sering disebut trafo ini adalah suatu alat listrik yang
mempunyai fungsi untuk mengubah taraf suatu tegangan AC ke taraf yang lain.
serta dapat berfungsi untuk menaikkan tegangan (trafo step-up) dan
menurunkan tegangan (step-down) AC.
• SCR (Silicon Control Rectifier)
Silicon Control Rectifier (SCR) adalah Di-oda yang memiliki fungsi sebagai
pengendali. SCR ini biasa disebut Tyristor, komponen ini memiliki 3 buah kaki
yang berdungsi sebagai Anoda, Katoda dan Gate (berfubgsi sebgai pengendali).
• Resistor
Resistor merupakan komponen elektronika pasif yang memiliki nilai hambatan
(resistansi) yang berfungsi untuk membatasi atau mengatur arus listrik pada
suatu rangkaian elektronik.
• Relay
Relay tidak lain adalah Saklar (switch) yang dioperasikan dengan listrik, relay
ini merupakan komponen elektromekanikal yang terdiri dari Koil elektromagnet
dan Mekanikal yang berupa Kontak Saklar / Switch.
• Transistor
Transistor adalah komponen semikonduktor yang mempunyai berbagai macam
fungsi, bisa sebagai penguat, pengendali, penyearah, modulator dan sebagainya.
Transistor ini sendiri memiliki 2 jenis yaitu transistor NPN dan PNP.

C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
Motor Listrik → Setiap 3-6 bulan sekali
WLC → Setiap 2 bulan sekali
2. Maintenance harian
Motor Listrik → Suhu dan Suara (kebisingan) setiap 7 hari sekali
3. Umur pakai
Berdasarkan laman BAC, Water Level Control dapat bertahan hingga 20 tahun
tergantung dari maintenance manual. Begitu halnya untuk motor listrik, hampir
semua inti motor dibuat dari baja silikon atau baja gulung dingin yang
dihilangkan karbonnya, sifat-sifat listriknya tidak berubah dengan usia. Walau
begitu, perawatan yang buruk dapat memperburuk efisiensi motor karena umur
motor dan operasi yang tidak handal. Beberapa hal yang jarang diperhatikan
dalam perawatan diantaranya yaitu :
1. Pelumasan yang tidak benar dapat menyebabkan meningkatnya gesekan
pada motor dan penggerak transmisi peralatan.
2. Kehilangan resistansi pada motor, yang meningkat dengan kenaikan suhu.
3. Kondisi ambien dapat juga memiliki pengaruh yang merusak pada kinerja
alat sensor. Sebagai contoh adanya parikulat elektroda stainless steel yang
menyebabkan adanya akumulasi scale, korosi, pertumbuhan biologis
(kelembapan) dan lumpur yang dapat mengganggu sirkuit listrik.
PERAWATAN BAROMETER

Nama : M. Nur Missuari

NIM : 171411054

Kelas : 3B – D3 TEKNIK KIMIA

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Barometer Air Raksa
2. Deskripsi
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara.
Barometer air raksa terdiri dari tabung gelas berisi air raksa, bagian atasnya
tertutup dan bagian bawahnya terbuka dimasukkan ke dalam bejana air raksa.
Prinsip barometer air raksa adalah memanfaatkan sifat anomali air raksa dalam
tabung hampa.
B. Maintenance Alat
Berikut perawatan barometer air raksa:
• Pemeriksaan harus dilakukan secara periodik minimal 1 bulan sekali
• Hal yang perlu diperhatikan dalam perawatan barometer adalah sistem ventilasi
harus bersih dari debu dan kotoran
• Barometer harus selalu diperiksa agar tidak terlapisi oleh lumut/kapur
PERAWATAN MANOMETER

Nama : M. Nur Missuari

NIM : 171411054

Kelas : 3B – D3 TEKNIK KIMIA

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Manometer
2. Deskripsi
Manometer adalah suatu alat ukur tekakan zat cair di dua titik.
Manometer ini adalah alat ukur tekanan yang sangat sederhana. Pengamat bisa
langsung melihat perbedaan tekanan dari tabung yang sudah diskalakan.
Manometer biasanya digunakan untuk pengukuran tekanan zat cair yang tidak
terlalu tinggi atau mendekati tekanan atmosfir. Cara kerja manometer ini
didasarkan pada plat logam yang bergerak naik turun bila ada perubahan
tekanan. Gerak ujung plat logam diterusakan oleh jarum jam penunjuk skala.
Beberapa manometer logam antara lain manometer Bourdon, manometer
Shaffer Budenberg, dan manometer ban.
B. Maintenance Alat
Berikut perawatan manometer:
• Bagian luar manometer harus terhindar dari karat
• Selalu diperiksa agar tidak ada uap yang muncul pada permukaan gelasnya
• Lakukan kalibrasi pengukuran setiap 6 bulan sekali
PERAWATAN PADA KOLOM DISTILASI

Nama : Miranti Nur Arafah

NIM : 171411052

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
Nama Alat : Kolom distilasi jenis bubble cap tray

B. Detail Alat
Alat ini adalah tempat terjadinya proses perpindahan massa, dimana gas akan
berkontak dengan liquida. Gas akan terdispersi ke dalam phase liquida yang kontinue
dalam bentuk gelembung. Tujuan proses ini adalah untuk dapat terjadinya laju
perpindahan massa yang tinggi, yaitu dengan meperbesar luas interfacial dan tingkat
intensitas turbulensi yang tinggi.
Bubble cap tray mempunyai tingkat-tingkat atau cerobong yang terpasang di
atas hole (lubang), dan sebuah “cap” yang menutupi tingkat-tingkat.
C. Maintenance Alat
1. Bubble cap tray digunakan pada kondisi aliran rendah, di mana tray harus tetap
basah, kecuali kondisi bentuk polymer, coking, atau fouling yang tinggI.

2. Pengaruh panas kolom pada unit kolom distilasi terbatas pada kondensor dan
pendidih ulang (reboiler), karena, pada umumnya, kolom tersebut diisolasi,
sehingga kehilangan kalor sepanjang kolom relatif kecil.
3. Untuk umpan yang berupa zat cair pada titik gelembungnya (q = 1) yaitu cairan
jenuh, kalor yang diberikan pada pendidih ulang sama dengan yang dikeluarkan
pada kondensor.

4. Untuk umpan yang berwujud selain cairan jenuh kebutuhan kukus, pemanas
dihitung dengan neraca panas (neraca entalpi).
PERAWATAN PADA KOLOM DEHUMIDIFIKASI

Nama : Miranti Nur Arafah

NIM : 171411052

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Kolom Adsorbsi
2. Jenis Adsorbent : Silica Gel

B. Detail Alat
Fungsi kolom adsorbsi pada peralatan proses dehumidifikasi adalah
mengurangi kadar air dalam udara. Adsorbent berupa silica gel berfungsi untuk
menyerap air, sehingga udara yang keluar dari peralatan dehumidifikasi memiliki
kadar air yang rendah.
C. Maintanance
1. Regenerasi adsorben. Regenerasi dilakukan dengan cara
- Mengkontakan adsorbent dengan pelarut yang memiliki afinitas lebih
tinggi untuk penyerapan
- Meningkatkan suhu dengan metode temperature swing adsorbtion
- Mengurangi tekanan, dengan metode pressure swing adsobtion
- Regenerasi dilakukan setiap 6 bulan sekali
PERAWATAN PADA KOLOM HUMIDIFIKASI

Nama : Miranti Nur Arafah

NIM : 171411052

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Kolom Humidifikasi
2. Jenis Packing : Berl Saddle
3. Bahan Kolom : Gelas
4. Bahan packing : Keramik

B. Fungsi Alat
Kolom humidifikasi berfungsi untuk menambah kadar air dalam udara, sehingga
kelembaban udara meningkat. Fungsi packing dalam kolom adalah untuk memperbesar
kontak antara udara dengan air.

C. Maintanance
6. Syarat packing
- Bulk density kecil (tidak terlalu membebani kolom)
- Luas yang terbasahi besar
- Volume rongga besar (mengurangi pressure drop)
- Sifat pembasahan baik
- Tahan korosi
- Memiliki struktur yang kuat utk menahan beban tumpukan
7. Pengencangan baut disekitar kolom agar tidak terjadi kebocoran
8. Pembersihan packing secara berkala
9. Penggantian packing jika packing sudah terlalu banyak dilapisi oleh lumut karena
dapat menambah pressure drop
Perawatan Calandria Pilot Plant TKB

Nama : Muhammad Rizky Pradhana

NIM : 171411055

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Calandria Evaporator
2. Deskripsi :
Calandria evaporator terdiri dari unit proses penguapan cairan dengan bundel
vertikal tabung, cairan pemanas ada di dalam tabung, dan cairan yang akan
diuapkan berada pada area cangkang di luar tabung. Proses evaporasi terjadi
pada kolom Calandria, proses evaporasi adalah proses pemekatan atau proses
peningkatan konsentrasi umpan encer dengan metode penguapan dengan
media pemanas yaitu steam.
3. Jumlah : 1 Buah
4. Informasi alat :-
5. Merk :-
6. Detail Alat
- Tube Calandria
- Coil
B. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
- Tube Calandria
Memeriksa tanda – tanda korosi dan kebocoran secara berkala, kebocoran
kecil dapat dideteksi menggunakan obor halide. Perbaikan dan penggantian
koil dan pipa penghubung . Pembersihan pada permukaan tabung calandria
dengan peralatan pembersih yang tidak merusak komponen lainnya.
- Coil
Membersihkan filter pada coil secara berkala agar kinerja coil tetap
maksimum, mengganti pengering filter jika telah rusak.
2. Maintenance harian (setiap habis pakai) : -

3. Umur pakai : -
PERAWATAN KONDENSOR PILOT PLANT TKB

Nama : Oki Andri Oktaviana

NIM : 171411056

Kelas : 3B-D3 Teknk Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Kondensor

2. Deskripsi

Kondensor adalah salah satu jenis mesin penukar kalor (heat exchanger)
yang berfungsi untuk mengkondensasikan fluida kerja. Pada sistem tenaga uap,
fungsi utama kondensor adalah untuk mengembalikan exhaust steam dari turbin ke
fase cairnya agar dapat dipompakan kembali ke boiler dan digunakan kembali.
Selain itu, kondensor juga berfungsi untuk menciptakan back pressure yang rendah
(vacuum) pada exhaust turbin . Dengan back pressure yang rendah, maka efisiensi
siklus dan kerja turbin akan meningkat.Kondensor adalah alat untuk mengurangi
gas atau uap ke cair. Kondensor yang digunakan dalam pembangkit listrik untuk
menyingkat uap gas buang dari turbin dan alat pendingin untuk menyingkat uap
refrigeran, seperti amonia dan Freon

Didalam sistem kompresi uap (vapor compression) kondensor adalah suatu


komponen yang berfungsi untuk merubah fase refrigerant dari uap bertekanan
tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi atau dengan kata lain pada kondensor ini
terjadi proses kondensasi. Refrigerant yang telah berubah menjadi cair tersebut
kemudian dialirkan ke evaporator melalui pompa.

Gambar 1.1 Kondensor pada sistem kompresi uap


B. Detail Alat

Kondensor pada umumnya memiliki beberapa komponen utama, dimana


masing-masing komponen memiliki fungsinya tersendiri. Adapun komponen-
komponen utama dari kondensor adalah sebagai berikut:

1. Unit Mesin Kondensasi/Kipas


Dalam mesin kondensasi terdapat kipas yang harus diperhatikan bahwa
akumulasi kotoran pada kipas unit kondensasi akan membutuhkan lebih banyak
upaya dari mesin,yang akan bekerja dengan beban berlebih dan akan menghabiskan
lebih banyak energi.Selain konsumsi energy yang meningkat,kotoran dalam kipas
juga mengurangi masa pakai seluruh sistem.Selain itu,dalam hal peralatan baling-
baling yang terbuat dari alumunium ,penting untuk memeriksa
keseimbangannya.Untuk membersihkan,cukup pastikan bahwa mesin dan kipasnya
kkotor dan gunakan kain atau udara bertekanan untuk menghilangkan debu atau
jenis bahan lainnya.

2.Kompresor

Kompresor adalah komponen utama dari sistem pendingin.salah satu perhatian


utama adalah efisiensi energy,menyebabkan mengkonsumsi lebih sedikit energy
sekaligus menjaga kualitas yang sama.salah satu point terpenting dalam
pemeliharaan kompresoradalah memeriksa voltase,itu harus selalu dekat dengan
tegangan pengenal(127 V atau 220 V).Selain itu penting untuk menganalisa
konsumsi saat ini dan membandingkannya dengan informasi manual pengoperasian
pabrik.Setiap perubahan atau penyimpangan tegangan dan arus yang mengkonsumsi
dapat menimbulkan resiko bagi umur kompresor.Untuk memperhatikannya,gunakan
alat ukur yang sesuai.

Aspek penting ainnya adalah untuk mengetahui apakah ada getaran yang
disebabkan oleh pengikatan longgar pada kompresor.Jika ada,mereka harus
diselesaikan dengan retightening, karena osislasi ini harus dihilangkan sehingga
mereka tidak menyebabkan keretakanpada titik-titik penyolderan yang
menghubungkan kompresor ke sistem.belum lagi bahwa mereka menghasilkan
kebisingan yang berlebihan.
Oleh karena itu,melakukan perbaikan secara teratur dan pemeliharaan preventif
di unit kondensasi mengurangi kemungkinan masalah yang lebih serius dengan
peralatan,merupakan penghematan dan menghasilkan lebih banyak produktivitas
untuk bisnis.

3 Suction Pipe dan Discharge Pipe (Pipa saluran masuk dan pipa saluran keluar).
a. Suction Pipe
Suction Pipe adalah pipa saluran masuk untuk masuknya media pendingin
ke dalam kondensor,yang mana media pendingin itu berupa fluida cair yang
bertekanan yang merupakan hasil dari pemampatan di kompresor.

b. Discharge Pipe
Discharge pipe adalah pipa saluran keluar Refrigerant dari kompresor
melalui tube ke tangki receiver.

Susunan triangular memberikan nilai perpindahan panas yang lebih baik bila
dibandingkan dengan susunan rotate square dan square karena dengan susunan
triangular dapat menghasilkan turbulensi yang tinggi, namun begitu tube yang
disusun secara triangular akan menghasilkan pressure drop (penurunan tekanan)
yang lebih tinggi dari pada susunan rotate square dan square. Apabila fluida yang
digunakan memiliki tingkat fouling yang tinggi dan memerlukan pembersihan secara
mekanik (mechanical cleaning) susunan tube secara riangular tidak digunakan,
sebaiknya digunakan susunan square, apabila jenis cleaning yang digunakan adalah
chemical cleaning, maka susunan tube secara triangular dapat diperimbangkan
kembali, mengingat untuk chemical cleaning tidak memerlukan akses jalur ruang
(acess lanes) yang lebih seperti pada mechanical cleaning.
4 Tube ( Pipa dalam Kondensor )

Gambar 2. 1 Lay-Out pada Tube

Tube adalah pipa aliran yang dilalui Refrigerant yang bertekanan dan panas
yang merupakan hasil dari turbin melalui suction pipe dan akan disalurkan ke
discharge pipe dan kemudian diterima oleh tangki receiver. Umumnya terdapat
empat susunan tube yaitu, Triangular (30o), Rotate square (60o), Square (90o),
Rotate square (45o)

5 Buffle

Gambar 2. 2 Jenis – jenis buffle yang ada pada tube


C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
Non Condesable Gases (gas yang tidak dapat terkondensasi).
Gas ini dapat meneyebabkan kenaikan pressure terhadap kondensor dan
menyelimuti permukaan tube-tube yang dapat menghambat transfer panas
antara uap dengan cooling water, sehingga gas-gas ini harus dikeluarkan atau
dibuang dari dalam kondensor. Cara untuk mengeluarkan udara tersebut
biasanya dilakukan dengan bantuan venting pump dan primming pump yang
merupakan pompa vakum
- Terjadi Fouling Terhadap Kondensor.
Fouling atau endapan sangat mungkin terjadi pada kondensor, endapan
yang mengotori tube-tube kondensor ini berasal dari sumber pengambilan
bahan baku air pendingin. Seperti yang kita ketahui tempat pengambilan air
pendingin berasal dari laut dan kemungkinan besar air tersebut mengandung
endapan-endapam kotoran yang ikut masuk dan mengendap pada tube-tube
kondensor, hal ini dapat menyebebakan menurunnya laju perpindahan panas
pada kondensor, sehingga kualitas air pendingin sangat diperlukan agar
mengurangi penyebab fouling pada kondensor. Cara untuk mengeluarkan
kotoran tersebut biasanya dilakukan dengan cara:

1. backwash kondensor, yaitu dengan membalikkan arah aliran air


pendingin dengan tujuan membuang kotoran yang masuk ke dalam waterbox
inlet yang menghalangi proses perpindahan panas pada kondensor, proses ini
dilakukan dengan cara membalikkan arah aliran inlet dan outlet.

2. Ball Cleaning, proses pembersihan dengan cara ini dapat dilakukan


dengan bola sebgai alat untuk membersihkan tube kondensor. Cara kerjanya
yaitu bola akan dimasukkan pada inlet mengikuti aliran kondensor dan keluar
pada waterbox outlet.

2. Maintenance harian (setiap habis pakai)


A. Membersihkan Kondensor
Salah satu cara maintenance rutin harian terbaik untuk melindungi
kondensor adalah dengan membersihkan unit kondensor. Hal ini dilakukan
menggunakan semprotan tekanan rendah dari selang untuk membilas lumpur,
kotoran, kotoran dan lumpur dari luar unit. Jika unit kondensor tampaknya
membutuhkan tingkat pemeliharaan yang lebih tinggi, hubungi teknisi untuk
menjadwalkan pencarian pemeliharaan.

B. Temperatur Kondensor terlalu tinggi


Metode penghilangan suhu kondensasi terlalu tinggi. (Temperatur kondensasi:
suhu kondensasi refrigeran di kondensor)
● Jumlah air pendingin yang tidak mencukupi: gas suhu tinggi yang
dikeluarkan dari kompresor tidak dapat secara efektif menurunkan suhu,
sehingga suhu kondensasi meningkat, harus menambah air yang cukup
● Suhu air pendingin terlalu tinggi: gas suhu tinggi yang dilepaskan dari
kompresor tidak dapat melakukan pertukaran panas dengan baik, sehingga suhu
kondensasi naik, sehingga perlu untuk mengambil tindakan pendinginan yang
sesuai untuk air pendingin
● Tingkat kekosongan dan kekeringan sistem pendingin rendah, sehingga
suhu kondensasi meningkat. Solusi: Tingkat vakum sistem harus ditingkatkan.
C. Temperatur Kondensor terlalu rendah
Jumlah refrigeran dalam sistem tidak mencukupi: Refrigeran harus
ditambahkan sesuai dengan instruksi

● Suhu air pendingin terlalu rendah atau laju aliran air terlalu tinggi: Suhu
harus disesuaikan sesuai dengan perbedaan suhu
Perawatan Butterfly Valve Pilot Plant TKB

Nama : Raden Sukmawati

NIM : 171411057

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
B. Nama Alat : Wafer Type Butterfly Valve
C. Deskripsi : Valve jenis ini dirancan untuk mempertahankan seal terhadap
diferensial tekanan dua arah untuk mencegah aliran balik dalam system yang
dirancang untuk aliran searah.
D. Jumlah : 6 buah
E. Informasi alat : Terdapat pada alat humidifikasi dan dehumidifikasi
F. Merk :-
G. Detail Alat

Gambar 1. Wafer Type Butterfly Valve yang Berada pada Alat Humidifikasi dan
Dehumidifikasi
Gambar 2. Komponen pada Butterfly Valve
Digunakan untuk mengatur laju alir suatu aliran. Bentuk penyekat/plugnya adalah
piringan yang memutar secara sudut 90o bila terbuka secara penuh.
Komponen utamanya adalah :
• Hand lever berfungsi untuk mengatur bukaan katup pada valve
• Gland seal berfungsi untuk system perapat poros dan mencegah kebocoran
• Stem yang akan menghubungkan disk dengan actuator yang kemudian akan
mengatur laju alir yang dapat lewat
• Disk berfungsi untuk mengontrol seberapa banyak fluida yang dapat lewat.
• Seat merupakan counterpart dari plug, saat valve menutup penuh maka bagian
plig akan menempel pada seat menjadikan sebuah segel sehingga mencegah
fluida masuk.
• O-ring berfungsi untuk mencapai transmisi torsi terbuka dan fit yang optimal
dengan menggunakan penyegelan O-ring pada poros
• Body berfungsi menghubungkan dua buah pipa serta tempat mengalirnya
fluida dan tempat menempelnya komponen lain
H. Maintenance Alat
• Maintenance Berkala
1. Kebocoran pada stem packing
- Dilakukan pemeriksaan flange
- Jika terjadi kerusaka pada stem dan tidak bisa diperbaiki, segera
mengganti.
- Membongkar katup, memeriksa plug apakah ada kerusakan atau tidak.
2. Kebocoran internal ketika katutup ditutup (seat)
- Memeriksa tekanan udara yang disuplai ke katup
- Kerusakan pada disk dan seat, dan jika ada harus menggantinya
3. Disk tidak bergerak
- Memeriksa tekanan udara yang masuk kedalam valve
- Membongkar katup, apakah ada benda asing didalam disk dan seat
- Memeriksa suhu desain dan suhu saluran actual
- Melepaskan akuator dan mecoba melakukan pemeriksaan pada bagian
actuator saja.
4. Katup tidak merespon sinyal input
- Berikan tekanan udara yang benar ke dalam akuator untuk melihat apakah
berfungsi dengan baik atau adanya kebocoran. Jika ada kebocoran,
kencangkan baut.
5. Aliran valve rendah
- Memeriksa tekanan di bagian masuk dan keluar
- Memeriksa secara visual, apakah katup merespon sinyal
- Memeriksa apakah katup beroperasi dengan stroke maksimum
• Maintenance harian
Dilakukan sebulan sekali, dengan pembersihan dari debu-debu yang menempel,
dilakukan pengecekan hand lever apakah masih berfungsi atau tidak.
Memberikan pelumas pada bagian steam dan hand lever
Perawatan Needle Valve Pilot Plant TKB

Nama : Raden Sukmawati

NIM : 171411057

Kelas : 3B

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Needle Valve
2. Deskripsi : Termasuk jenis globe valve, digunakan untuk mengatur secara
lebih akurat aliran yang pressure rendah. Bentuk disc nya panjang dan kecil
seperti paku.
3. Jumlah : 6 buah
4. Informasi alat : Terdapat pada alat humidifikasi dan dehumidifikasi digunakan
untuk mengukur udara
5. Merk :-
B. Detail Alat

Gambar 3. Needle Valve yang Berada pada Alat Humidifikasi dan Dehumidifikasi
Gambar 4. Komponen pada Globe Valve tipe Disk Needle Valve

Komponen utama pada Needle Valve :

• Body valve merupakan bagian terbesar pada valve dan merupakan tempat
menempelnya komponen-komponen lain.
• Bonnet berfungsi sebagai jalur dari stem agar dapat bergerak naik dan turun
• Stem merupakan bagian berbentuk batang, pada stem terdapat ulir yang
memungkinkan valve bisa bergerak naik dan turun untuk menutup. Bagian atas
steam biasa disebut headweel berguna untuk mengatur bukaan valve
• Seat berfungsi sebagai tempat dudukan disk yang naik turun
• Disk berfungsi mengontrol seberapa banyak fluida yang dapat lewat, dan pada
alat humidifikasi dan dehumidifikasi disk yang digunakan adalah jenis needle
valve.

C. Maintenance Alat
• Maintenance berkala
1. Steam
Kebocoran biasa tejadi pada bagian steam, yang disebabkan oleh geratan yang
terjadi selama proses ataupun dikarenakan valve yang sering dibuka tutup.
Agar tidak terjadi kebocoran maka dilakukan pengencangan gland nut dan
pengecekan handwell apakah mudah untuk diputar atau tidak, jika sulit, maka
harus diganti.
2. Disk dan Seat
Kerusakan disk dan seat diakibatkan karena tekanan tinggi yang diberikan
oleh fluida bagian disk dan seat saja tidak dapat menutup secara sempurna
sehingga meimbulkan kebocoran. Penanganannya, apabila komponen tidak
dapat diperbaiki maka mengganti komponen tersebut, namun bila
memungkinkan harus dilakukan Analisa lebih lanjut.
• Maintenance harian
Dilakukan sebulan sekali, dengan pembersihan debu-debu, mengencangkan
kembali bagian handwell dan pemberian pelumas.
• Umur pakai
Untuk menjaga agar valve memiliki umur pakai yang lama, maka disesuaikan
pemilihan material dengan fluida yang akan melewati valve tersebut, perhatikan
pula temperature dan tekanan operasinya.
PERAWATAN PIPA TEE DAN PIPA ELBOW

Nama: Rani Husna Syamdhiya

NIM: 171411058

Kelas: 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Pipa Tee dan Pipa Elbow
2. Deskripsi : Pipa Tee dan Pipa Elbow merupakan salah satu jenis sambungan pipa.
Sambungan pipa adalah peralatan yang menghubungkan pipa satu ke pipa yang lain.
3. Informasi alat: Sambungan pipa Tee dan Elbow ada pada alat Humidifikasi -
Dehumidifikasi, FFE, Leaching, Boiler, STR, Destilasi, Cooling Tower, STHE dan
DPHE.
B. Detail Alat
a. Pipa Tee:
Fungsi tee adalah untuk membelokkan dan membagi aliran menjadi dua
arah. Sesuai dengan namanya “T” maka fitting ini berbentuk seperti huruf T
yang memiliki tiga cabang yang dihasilkan berawal dari pipa lurus yang
dibelokkan ke kanan dan kekiri.
Pada umumnya berbentuk T namun juga ada beberapa jenis Tee juga
yang berbentuk Y dan disebut Y-Branch tetapi ada juga yang menyebutnya
Tee. Begitu juga dengan Tee dengan ujung yang ciut / mengecil, yang biasa
disebut dengan Tee with Reducer, yaitu ujung kanan-kirinya sama namun pada
bagian tengahnya mengecil. Pipa Tee yang berada pada laboratorium pilot plant
merupakan pipa berbentuk T.
b. Pipa Elbow:
Elbow merupakan jenis fitting pipa yang membentuk sudut. Fungsi dari fitting
elbow ini adalah untuk mengubah arah aliran. Ada beberapa jenis elbow, mulai
dari dimensi derajat maupun jenis dratnya, seperti elbow 45 derajat, elbow 90
derajat, elbow dengan drat luar atau dalam. Pipa Elbow yang terdapat pada
laboratorium pilot plant merupakan pipa elbow 90 derajat.
c. Maintanance Sambungan Pipa
i. Deteksi kebocoran pada sambungan pipa secara visual. Untuk mencegah
kebocoran, pada sambungan pipa bisa ditambahkan flens dan mur agar
sambungan pipa menjadi kuat dan kokoh.
ii. Memasang sealing pada sambungan pipa dan mengeceknya tiap bulan
atau saat terjadi kebocoran.
iii. Memberi pelumas pada saat pemasangan sambungan pipa.
iv. Deteksi korosi, korosi pada sambungan pipa bisa menimbulkan
kebocoran dan kerusakan bahkan pengeroposan. Untuk mencegah
korosi pada sambungan pipa bisa dilapisi dengan anoda korban,
galvanisasi atau menjaga lingkungan jauh dari korosi.
v. Semua sambungan pipa harus dilindungi sedemikian rupa sehingga
terhindar dari kerusakan mekanis dan harus ditutup atau dijepit
sedemikian rupa untuk menghindari getaran.
vi. Sistem pipa harus dilaksanakan sepraktis mungkin, dengan minimum
bengkokan dan sambungan las sedapat mungkin dengan flens atau
sambungan yang dapat dilepas atau dipisahkan bila mana perlu.
C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
Mendeteksi kebocoran secara visual. Apabila terjadi kebocoran pada
sambungan pipa maka dilakukan penggantian pada sambungan pipa. Cat pada
pipa yang menunjukkan aliran yang mengalir pada pipa dapat mengalami
pengelupasan. Sehingga dilakukan pengecatan pada pipa. Hal ini bertujuan
untuk keselamatan, apabila cat pada pipa steam mengelupas atau pudar, dapat
membahayakan apabila tersentuh tangan tanpa pelindung.
2. Maintenance harian
Hanya dilakukan deteksi secara visual apakah terjadi kebocoran atau tidak.
3. Umur pakai
Tidak diketahui umur pakai sambungan pipa pada laboratorium pilot plant.
Belum pernah dilakukan penggantian sambungan pipa. Hanya dilakukan
pengecatan pada pipa yang warnanya mengelupas.
ROTAMETER DAN TERMOMETER

Nama : Risa Nurlaili Qodariah

NIM : 171411060

Kelas : 3B – D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat (mengambil sampel pada alat DPHE dan STHE)


1. Nama Alat : Rotameter dan Bimetall Thermometer
2. Deskripsi : Rotameter merupakan suatu alat ukur yang mengukur laju
aliran berupa cairan atau gas dalam tabung tertutup. Sedangkan thermometer
merupakan alat ukur untuk mengukur kondisi suhu.
3. Informasi Alat : Rotameter yang digunakan merupakan model Z-3002 dengan
rentang pengukuran 0,5-5 GPM, 1,8-18 LPM dengan akurasi pengukuran ±5%.
Kondisi operasi untuk rotameter adalah ≤ 6 MPa dan ≤ 55oC. Material yang
digunakan oleh alat adalah Polished Acrylic. Thermometer yang digunakan
memiliki tipe bimetallic thermometer atau dengan kata lain menggunakan bimetal
sebagai elemen sensornya. Thermometer yang digunakan pada alat DPHE dan
STHE memiliki rentang pengukuran 0 – 120oC.
4. Jumlah Alat : Pada alat terdapat 8 buah thermometer dan 2 buah rotameter.
5. Merk : YYZX Instrument Company dan Sense-Tec.
Gambar 1. Rotameter (kiri), Termometer (kanan)

B. Detail Alat
1. Rotameter terdiri dari:
• Float, merupakan bagian yang berada dalam fluida yang bergerak naik
turun sebagai respon terhadap aliran fluida. Umumnya berbentuk lingkaran
jika dilihat dari atas.
• Metering tube, merupakan bagian dari body yang mengelilingi dan berisi
float. Cross section area-nya meningkat dari bawah ke atas.
• Scale, merupakan bagian dari meter yang menunjukkan hubungan antara
posisi float dengan flow rate. Pada metering tube yang transparan, scale
dapat langsung dilihat. Sedangkan pada metal tube meter, digunakan
indikator magnetik yang terhubung ke float. Electronic atau pneumatic
device menghasilkan sinyal yang ditransmisikan ke tempat lain.
• Packing dan Seal, merupakan komponen yang digunakan untuk melekatkan
metering tube ke upper dan lower body. Packing yang sering digunakan
adalah O-ring. Material packing bergantung pada property fluida, mencakup
tekanan dan temperatur.
• Upper body, merupakan bagian yang men-support outlet dari metering tube.
Biasanya mencakup packing atau sealing device. Ia juga men-support
koneksi outlet.
• Lower body, sama seperti upper body namun berada pada bagian inlet
metering tube.
• Process connection, mencakup thread dan flange. Akan menguhubungkan
instrumen dengan system perpipaan.
• Accessories, mencakup switch yang dikontrol oleh posisi float, signal-
transmitting device, check valve untuk mencegah aliran balik, needle valve
untuk mengontrol aliran, dan constant differential relay untuk menstabilkan
aliran.

2. Bimetallic Thermometer
Prinsip kerja thermometer ini adalah dengan menggunakan dua buah jenis logam
yang memiliki koefisien ekspansi termal yang berbeda yang kemudian dilekatkan
satu sama lain menjadi bimetallic strip (coil) dan berbentuk spiral. Satu ujung spiral
ditahan tetap (tidak dapat bergerak), sedang ujung lainnya menempel ke Gir jarum
penunjuk. Sesuai dengan prinsip pemuaian, makin besar suhu, maka keping bimetal
makin melengkung menyebabkan jarum penunjuk bergerak ke kanan menunjukan
angka yang lebih besar

Gambar 1. Bagian-Bagian Bimetallic Thermometer

Gambar 2. Bagian Utama Termometeh bimetal

C. Maintenance Alat
1. Rotameter
Adapun maintenance yang dilakukan untuk rotameter adalah:
• Maintenance Harian
Tidak ada
• Maintenance Berkala
Dilakukan kalibrasi secara berkala setiap tahun sekali.
• Troubleshooting dan Maintenance
Scale mengalami fogging
Pindahkan rotameter ke lokasi
Temperatur fluida yang diukur
dimana kondisi temperatur tidak
melebihi batas spesifikasi
melebihi batas spesifikasi
Menggunakan cairan pembersih Bersihkan menggunakan sabun
yang tidak kompatibel dan air
Float berfluktuasi
Tekanan kondisi operasi tidak Megatur kondisi operasi agar
sesuai sesuai dengan spesifikasi alat
Metering tube pecah
Laju alir yang terlalu tinggi
Sesuaikan dan pelahari kembali
Tekanan operasi terlalu tinggi
parameter operasi untuk
Heavy Turbulance
mengetahui kondisi operasi yang
Terjadi water hammer
digunakan lalu memilih instrumen
Pemasangan rotameter yang tidak
pengukur laju alir yang tepat
sesuai
Rotameter menunjukkan hasil pengukuran yang lebih tinggi
Terdapat kerak atau endapan Bersihkan metering tube dan float
partikel asing dalam metering tube menggunakan pelarut yang sesuai
atau float atau keduanya atau soft brush
Kebocoran pada sambungan
Kerusakan pada packing dan seal Ganti packing dan seal
Float tidak kembali atau mengalami stuck
Mengganti float dan mengecek
Float mengalami kerusakan atau
apakah terjadi keboran (untuk
berkarat
fluida gas)

• Umur Pakai
Umur pakai bergantung pada penggunaan dan perawatan yang digunakan
oleh konsumen. Setiap produsen menawarkan garansi yang berbeda untuk
setiap produk. Untuk mendapatkan garansi produk harus digunakan sesuai
dengan spesifikasinya untuk menghindari kerusakan yang tidak seharusnya
dialami oleh produk.
2. Termometer
Untuk didapatkan umur penggunaan produk yang lama gunakan kondisi operasi
yang sesuai dengan spesifikasi alat. Selain itu gunakan fluida yang sesuai dengan
kemampuan yang ditawarkan oleh alat.
• Maintenance Harian
Tidak ada
• Maintenance Berkala
Dilakukan kalibrasi secara berkala setiap satu tahun sekali.
• Umur pakai
Bervariasi (disesuaikan dengan penggunaan dan spesifikasi bahan). Umur
pakai akan bergantung pada kesesuaian kondisi operasi yang digunakan
dengan spesifikasi alat. Untuk produk dari Ashcroft menawarkan 5 tahun
garansi penggunaan.
Perawatan Shell and Tube Heat Exchanger Pilot Plant TKB

Nama : Silvilla Sani

NIM : 171411062

Kelas : 3B-D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Shell and Tube Heat Exchanger
2. Deskripsi : Shell and Tube Heat Exchanger adalah salah satu jenis heat
exchanger yang digunakan jika aliran yang terjadi sangat besar. Exchanger ini
biasa digunakan dalam proses industri dan memiliki aliran yang kontinyu.
Banyak tube yang dipasang secara paralel dan di dalam tube-tube ini fluida
mengalir. Tube-tube ini disusun secara paralel berdekatan satu sama lain di
dalam sebuah shell dan fluida yang lain mengalir di luar tube-tube, tetapi masih
dalam shell. Shell and Tube Heat Exchanger adalah jenis Heat Exchanger yang
paling umum dipergunakan pada proses Revinary, Oil and Gas dan
Petrochemical. Dalam hal design Shell and Tube Heat Exchanger (STHE),
standar yang dipakai adalah ASME Section VIII dan TEMA Class R, atau API
660. Ada dua sisi utama dalam design STHE, Shell Side dan Tube Side. Diantara
semua jenis atau tipe HE, shell & tube ini yang paling baik digunakan karena
memberikan luas permukaan perpindahan panas yang besar dengan volume
yang kecil, mampu dioperasikan pada tekanan tinggi, Dapat dirancang dengan
menggunakan berbagai jenis material, mudah dibersihkan baik
dengan chemical maupun mechanical cleaning, memiliki
prosedur thermal dan mechanical design yang baik, dan mudah melakukan
penggantian untuk komponen atau bagian–bagian yang cukup mudah rusak
seperti gasket dan tube.
3. Jumlah : 3
4. Informasi alat : STHE terdapat di lab TKB
B. Detail Alat
Bagian yang perlu maintenance:
1. Shell berfungsi sebagai ruang tempat mengalirnya fluida menempatkan dan
mengikat tube Sheet serta Shell Side Buffle agar kokoh berada di dalam shell.
Pada shell terdapat inlet-outler nozle yang berfungsi untuk mengalirkun fluida di
bagian shell side.
2. Head stationer dimana pada bagian ini terdapat saluran masuk fluida yang
mengalir ke dalam tube.
3. Shell cover berfungsi untuk menutup shell supaya shell tidak bocor. Shell cover
berada pada ujung shell.
4. Tube Sheet Exchanger dengan Straight umumnya menggunakan dua tube Sheet,
sedangkan U-Tube hanya menggunakan sebuah tube Sheet. Tube Sheet berfungsi
sebagai pemisah antara shell side dengan tube side.
5. Tube Pitch adalah jarak antara pusat tube satu ke pusat tube lainnya.
6. Lubang Tube pada Tube Sheet berfungsi untuk meletakkan tube Sheet
7. Tubes berfungsi untuk perpindahan panas yang terjadi pada Shell Head
Exchanger
8. Sekat (baffle). Sekat digunakan untuk membelokkan atau membagi aliran dari
fluida dalam alat penukar panas. Untuk menentukan sekat diperlukan
pertimbangan teknis dan operasional.
9. Shell Nozzle berfungsi untuk menghubugkan aliran dari pipa masuk kedalam
shell.
10. Gasket berfungsi sebagai perapat pada end flanges connection
11. Tie rods merupakan sebatang besi bulat pejal yang mempunyai ulir pada bagian
ujung-ujungnya dan di tempatkan pada tube Sheets yang berfungsi untuk :

Mempertahankan panjang tube selalu antara kedua tube Sheet.

Mempertahankan jarak antara baffle plates.

Menjaga dan mempertahankan jarak antara kedua tubes agar tidak


mengalami perubahan bentuk sewaktu diadakan pengangkatan atau
mengeluarkan tube Bundle untuk perbaikan.

C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala
A. Pengecekan
B. Pembongkaran
langkah kerja dalam melakukan pembongkaran adalah :
Persiapkan tools
Pasang scaffolding sesuai petunjuk pengawas.
Pasang blind pada bagian pipa masuk dan keluarnya fluida.
Buka channel cover, channel head, shell cover dan floating head cover.
Untuk mencabut tube bundle, pasang bundle puller pada tube bundle
kemudian tarik dengan menggunakan crane.
C. Inspeksi
melihat kondisi komponen-komponen, seperti channel cover, channel
head, shell cover, shell, tube bundle dan floating head cover.
D. Cleaning
Lakukan cleaning channel cover, channel head, shell cover dan floating
head cover dengan menggunakan air.
Gunakan kikir besi untuk membersihkan kotoran yang mengeras.
Lakukan dengan hati-hati jangan sampai merusak permukaan komponen.
Amplaslah pada permukaan komponen-komponen di atas yang
mengalami korosi dengan hati-hati. Kemudian bersihkan dengan air.
Setelah dibersihkan, cat (coating) permukaan komponen-komponen
diatas menggunakan kuas.
Untuk channel head dan floating head cover, pasang kembali sacrificial
anode diantara plat pass partition.
Untuk bagian luar tube bundle, cleaning dilakukan dengan membersihkan
dahulu dengan menggunakan gergaji diantara celah pipa tube bundle, setelah
itu semprotkan jet water pump ke bagian luar
Untuk bagian dalam tube bundle, cleaning dilakukan dengan
menyemprotkan jet water pump ke bagian dalam pipa tube bundle. Untuk
kotoran yang keras, tusuk pipa tube bundle dengan menggunakan batang
besi yang ujungnya diruncingkan setelah itu semprot dengan jet water pump.
Untuk shell, cleaning dilakukan dengan membersihkan kotoran dengan
air terlebih dahulu. Permukaan yang mengalami korosi dibersihkan.

E. Pengujian hydrostatic

pengujian pada shell (shell side test)

pasang kembali tube bundle ke dalam shell menggunakan bundle puller.

Pasang test ring dan gasket pada bagian depan dan belakang shell.
Pasang blind pada inlet dan outlet nozzle.

Pasang pressure gauge

Hubungkan water pump.

Pompakan air masuk ke dalam shell. Tambah tekanannya menjadi 1,5 kali
Design Pressure shell. Lama waktu pengujian adalah 2 jam.

Setelah selesai, keluarkan air pada shell drain.

Buka test ring, gasket dan blind. Pengujian ini bertujuan untuk
mengetahui kebocoran pada shell yang dapat dilihat secara langsung dan
kebocoran pada tube bundle yang dapat dilihat apakah ada air yang masuk
ke dalam tube bundle setelah pengujian selesai

Pengujian pada tube bundle sebelah dalam (tube side test)

Pasang channel haead, cahnnel cover dan gasket baru. Kencangkan baut.

Pasang pressure gauge pada inlet channel nozzle.

Pasang floating head, splite flange dan gasket yang baru. Kuatkan baut.
Hubungkan water pump. Pompakan air kedalam tube bunlde selama sekitar
2 jam.

Cek keadaan masing-masing gasket

Apabila telah selesai, buang airnya melalui drain dan buka pressure
gauge.

Pasang shell cover dan gasket. pasang pressure gauge pada inlet shell
nozzle.

Pompakan kembali air melalui inlet shell nozzle masuk ke shell.

Periksa gasket shell dengan shell cover.

Apabila telah selesai, maka buang air melalui drain.

Buka pressure gauge.

Buka seluruh blind yang telah dipasang sekitar pipa masuk dan pipa
keluar.
Lepaskan scaffolding

2. Maintenance harian (setiap habis pakai)


a. Melihat kebocoran secara visual
b. Pengecekan temperatur fluida
3. Umur pakai : tergantung pemakaian. Semakin sering dipakai akan mengurangi
umur pakai apalagi jika tidak disertai maintenance. Karena akan terjadi fouling.
Perawatan Double Pipe Heat Exchanger pada Pilot Plant TKB

Nama : Weldy Putera

NIM : 171411063

Kelas : 3B-D3 Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Double Pipe Heat Exchanger
2. Merupakan salah satu jenis penukar panas yang mekanisme perpindahan kalor
terjadi secara tidak langsung (indirect contact type), karena terdapat dinding
pemisah antara kedua fluida sehingga kedua fluida tidak bercampur.
3. 2 (dua)
4. Arah aliran Co-Current, fluida panas berasal dari air yang telah diinjeksikan
dengan steam

B. Detail Alat
1. Baffle, agar aliran fluida bersifat turbulen
2. Pipa Besar, tempat aliran fluida panas/dingin mengalir
3. Pipa Kecil, berada dalam pipa besar, tempat alira fluida dingin/panas mengalir
4. Valve, untuk mengatur debit laju aliran fluida dingin maupun panas

C. Maintenance Alat
1. Maintenance yang seharusnya dilakukan tiap setahun sekali yaitu membongkat alat
DPHE untuk dibersihkan kerak/kotoran pada pipa bagian dalam. Cara
membersihkannya cukup disiram dengan air sambil digosok bagian yang terdapat
kotoran. Bila masih ada, gunakan sikat untuk membersihkannya dan bila perlu
gunakan Chemical bantuan. Bagian baffle juga dicek apakah masih layak digunakan
atau mesti diganti. Untuk membersihkan dari kotoran cukup disikat dengan air.
Untuk perawatan valve dengan menguji kelayakan katup tersebut dengan cara
mengalirkan air dan katup diuji apakah masih berfungsi atau tidak. Pada
kenyatannya, alat DPHE ini sama sekali belum di maintenance berdasarkan
informasi dari teknisi.
2. Maintenance harian berupa pemeriksaan rutin tiap kali akan menggunakan alat
DPHE untuk keperluan praktikum. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi aliran
fluida panas/dingin apakah sesuai dengan arah aliran menggunakan katup untuk
mengatur arah aliran, pemeriksaan baut dengan memastikan baut sudah
kencang/mantap.
PERAWATAN REBOILER

Nama : Yasir Mohammad Naufal Attamimi

NIM : 171411064

Kelas : 3B D3 – Teknik Kimia

A. Spesifikasi Alat
1. Nama Alat : Reboiler
2. Deskripsi
Reboiler adalah alat semacam Heat Exchanger yang berfungsi untuk
merubah fase liquid menjadi fase gas. Biasanya liquid yang diuapkan diletakan
di bagian sheel sedangkan pemanas diletakan di bagian pipa atau tube. Reboiler
merupakan penukar panas yang biasanya digunakan untuk memberikan panas
ke bawah industri penyulingan kolom. Reboiler mendidih dari bagian bawah
kolom penyulingan untuk menghasilkan uap yang dikembalikan ke kolom
untuk mendorong pemisahan penyulingan. Reboiler merupakan operasi yang
sangat penting untuk distilasi efektif.
3. Jumlah
4. Informasi alat
5. Merk
B. Detail Alat
Komponen alat dan fungsi yang perlu di maintenance

1. Sumtank adalah alat yang berfungsi untuk menampung cairan yang akan
dipanaskan. Di tempat ini sebagian cairan akan dipanaskan dan akan bercampur
dengan cairan yang masih dingin sehingga akan terjadi homogenitas panas dalam
cairan tersebut.
2. Shell and tube exchanger merupakan tempat kontak cairan dingin dengan steam.
Aliran dingin dari steam dialirkan melalui pipa ke dalam tube sedangkan steam
masuk ke dalam shell sehingga akan terjadi perpindahan panas dari steam ke
cairan dingin.
3. Pompa sentrifugal yang berfungsi memompa cairan dari sumtank (bawah) ke
shell and tube (atas) sehingga cairan tersebut memiliki kecepatan dan head
tertentu. Efisiensi dipengaruhi kecepatan dari perpindahan panas pada shell and
tube exchanger.
4. Pipa keluaran umumnya berhubungan langsung dengan system-sistem proses
seperti destilasi, ekstraksi, dan lain-lain. Sedangkan pipa keluaran sumtank di
laboratorium dibuat dari kaca sehingga memudahkan praktek dalam melihat
proses yang terjadi.
5. Baffle, berfungsi mengarahkan aliran fluida yang tegak lurus di pipa sehingga
menambah kecepatan fluida dan memperbaiki kecepatan perpindahan panas.
6. Steam traps digunakan untuk menangkap kondesat yang terbawa pada aliran
steam. Juga membuang kondensat dari reboiler, untuk mencegah flooding.
Flooding dapat meningkatkan resiko korosi. Flooding juga mereduksi efisiensi
transfer panas sejak transfer permukaan di bawah air hanya panas sensibel, ketika
permukaan tube kontak dengan steam, dengan transfer panas laten vaporasi dan
sensibel.
7. Pengukur suhu: Termometer atau termokopel, digunakan untuk mengetahui suhu
didalam sumtank atau pada aliran cairan masuk Heat Exchanger. Sistem kontrol
temperature secara akurat mengontrol aliran steam dan perpindahan panas.
Sumumnya sistem kontrol temperatur biasanya terdiri atas valve pengendali
aliran/tekanan pada system steam masukan pada reboiler yang terhubung ke
temperature keluaran.
8. Pengukur tekanan: Manometer, untuk mengukur tekanan operasi dan mengontrol
tekanan proses.
9. Flowmeter untuk mengukur laju alir cairan dingin yang dialirkan. Bisa dikaitkan
dengan sistem kontrol temperatur. Fluktuasi temperatur proses dikendalikan oleh
modulasi valve pengendali aliran steam. Adanya variasi di dalam aliran fluida
membutuhkan algoritma kontrol proses yang kompleks yang digunakan untuk
laju alir atau kombiasi antara laju alir dengan suhu untuk menjalankan valve
pengendali steam.
10. Pengukur level, untuk mengendalikan tinggi cairan proses, baik pada kolom
maupun Heat Exchanger. Bisa digunakan untuk mencegah flooding. Flooding
dapat meningkatkan resiko korosi.
11. Venting. Ditempatkan untuk meningkatkan efisiensi operasional pada beberapa
reboiler. Misalkan dengan mengeluarkan (venting) non-condensable gas (gas
yang tidak bisa terkondensasi), seperti karbon dioksida, amonia, dan udara dari
reboiler akan meningkatkan efisiensi transfer panas. Vent hasrunya ditempatkan
dekat bagian atas bagian atas tube sheets (pada reboiler orientasi vertikal) dan
downstream (hilir) dari discharge pass (pada reboiler orientasi horizontal). Vent
seharusnya ditempatkan padaruangan uap sedekat mungkin ke level cairan pada
reboiler orientasi horizontal maupun vertikal.

C. Maintenance Alat
1. Maintenance berkala

Perawatan reboiler secara berkala dilakukan dikarenakan bila reboiler


telah mencapai massa operasi yang telah ditentukan atau karena kerusakan
yang memerlukan tindakan perbaikan secara keseluruhan. Perawatan secara
berkala di lakukan pada saat reboiler tidak dalam kondisi beroperasi yaitu pada
saat terjadi Turn Around (TA). Pada saat perawatan Reboiler secara berkala,
yang perlu diperhatikan dan diperiksa antara lain :
• Tekanan hidrostatis pada bagian shell side dan tube side,
• Kebersihan bagian tube dan shell side dari kotoran-kotoran sisa proses,
• Kondisi nozzole dan gasket face shell,
• Kondisi top cover dan dinding shell bagian dalam,
• Kondisi seal weld pada ujung-ujung tube,
• Kondisi isolasi body reboiler

2. Maintenance harian (setiap habis pakai)

Perawatan rutin adalah perawatan yang dilakukan secara rutin tanpa


mengganggu kondisi operasi reboiler tersebut, seperti :
• Membersihkan kotoran minyak maupun kotoran lainnya yang berada
disekitar reboiler.
• Memeriksa apakah ada bocoran minyak di sekitar sambungan di tiap
bagian-bagian reboiler. Perawatan ini dilakukan baik oleh operator
kilang secara langsung pada jam kerja masing-masing maupun pihak lain
dan juga dimonitoring oleh bagian pemeliharaan dengan jadwal
perawatan yang telah diatur.
3. Umur pakai
DAFTAR PUSTAKA

Gustiayu Brilliant S. dan Ayu Ratna Sari. Simulasi Pola Aliran dalam Tangki
Berpengaduk Menggunakan SideEntering Impeller untuk Suspensi Padat-Cair.
Surabaya : Skripsi S1 Teknik Kimia ITS. 2012. (diakses 15 desember 2019)
Oldshue, James Y. Fluid Mixing Technology. New York: McGraw-Hill, in. 1983.
(diakses 15 desember 2019)
Paul, Edward L., dan Arthur William E. Advances in Industrial Mixing: A Companion
to The Handbook of Industrial Mixing. John Wiley and Sons Ltd. 2004. (diakses
15 desember 2019)
Tatterson, G. B. Fluid Mixing and Gas Dispersion in Agitated tanks. New Jersey :
McGraw-Hill, In. 1991. (diakses 15 desember 2019)
Garg, HP. Industrial Maintenance. S. Chand & Company Ltd, 1997. (diakses 15
desember 2019)
Higgins, LR., PE. And LC. Morrow. Maintenance Engineering Handbook, 3rd edition.
Mc. GrawHill Book Company. (diakses 15 desember 2019)
Supandi. Manajemen Perawatan Industri. Ganeca Exact Bandung. (diakses 15
desember 2019)
Akhirta, Nabilla. no date. Praktek Peralatan Pengamatan.
https://www.academia.edu/10826019/Praktek_Peralatan_Pengamatan_Meteorologi_B
ab_I_Pendahuluan_Bab_II_Materi_Penutup_. Diunduh pada 16 Desember 2019.
Muryanis R., Ratna. 2012. Barometer Air Raksa.
https://www.scribd.com/doc/91787138/Barometer-Air-Raksa. Diunduh pada 16
Desember 2019.
Viona, Delfi Adenia. 2018. Manometer.
https://www.scribd.com/document/379963722/Manometer. Diunduh pada 16
Desember 2019.
A. Daftar Pustaka
Gabelman, Alan. 2017. Adsorption Basics : part 1. American Institute of Chemical Engineers
(AICHE).https://www.aiche.org/sites/default/files/docs/pages/adsorptionbasicspart1p
df
(diakses 11 Desember 2019)
Yang, Ralph. 1997. Chemical Process Equipment. Imperial College Press
Pribadi, Gilberto, 2013. http://gilberto-pribadi.blogspot.com/2012/03/pengenalan-
pabrik-dan-teknologi-operasi.html. Diakses 16 desember 2019
Leily, Nurul Komariah. 2009. Tinjauan Teoritis Perancangan Kolom Distilasi Untuk Pra-
Rencana Pabrik Skala Industri No 4 Vol 16. Universitas Sriwijaya: Fakultas Teknik
Kimia.
http://www.idpipe.com/2017/02/penjelasan-mengenai-globe-valve-dan-jenisnya.html [
diakses pada 17 Desember 2019 pukul 11.31 ]

Peter, Max S., Ph. D., (1994) Elementery Chemical Engineering, Second Edition McGraw-Hill
Book Company, USA.

Suwarno, Kika dkk. 2011. Aktuator, Globe Valve. Politeknik Negeri Bandung

Jenis Katup: Katup Kupu-kupu dan Katup Bola | Blog - La Fox, Illinois-BI-TORQ
Automation Valve" . www.bitorq.com . [ Diakses pada 17 Desember 2019 pukul 9.19 ]
Katup kupu-kupu . James E Hemphill, Fisher Governor Co. . [ Diakses pada 17 Desember
2019 pukul 9.19 ]
Sejarah Katup . www.stoneleigh-eng.com . [Diakses pada 17 Desember 2019 pukul 9.19]
Peter, Max S., Ph. D., (1994) Elementery Chemical Engineering, Second Edition McGraw-
Hill Book Company, USA.

https://www.scribd.com/doc/272394715/Prinsip-Kerja-Kondensor diakses pada 17


Desember 2019 pukul 9.30 WIB
Niptro,Rendra.G.2013.Makalah peralatan Pabrik Kondensor.Universitas Riau
https://www.scribd.com/doc/180167050/Makalah-Kondensor-doc(diakses pada 17
Desember 2019 pukul 9.30 WIB)
https://polarin.co.id/cara-melakukan-perawatan-unit-kondensasi/ diakses pada 17
Desember 2019 pukul 10.00 WIB
Albert, C.L. Albert. Coggan, D.A. 1996. Fundamentals of Industrial Control. United
States of America: Instrument Society of America. [2] Gunterus, Frans. 1994.

Control Valve Handbook. Fisher: Emerson Process Management.

Falsafah Dasar Sistem Pengendalian Proses. Jakarta : PT Elex Media Komputindo.

Mansyur. 2004. Instrument dan Proses Kontrol I. PTKI. Medan


Claudya Betoky, Merly. 2017. “Pengoperasian dan Pemeliharaan Pompa Sentrifugal P-100/5
Feed di Kilang PPSDM Migas Cepu”. Cepu: STEM Akamigas

Nugraha Gusniar, Iwan. 2014. “Optimalisasi Sistem Perawatan Pompa Sentrifugal di Unit
Utility PT. ABC”. Karawang: Universitas Singaperbangsa

Andri, Alvian Saputra. 2018. Perawatan Tangki. https://www.lucyandri.com/perawatan-


tangki/. (diakses pada 16 Desember 2019).

Anonim. No date. Pemeliharaan Alat.


http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/32833/Chapter%20II.pdf;jsessio
nid=C32678235FA6535F31C4B9C141DF9BF9?sequence=4. (diakses pada 16
Desember 2019).

Henderson. No date. Storage Tank Maintenance.


http://www.pttg.com/tanks/maintenance/.(diakses pada 16 Desember 2019).

Stein, Chip. 2001. Water Tank Maintenance.


https://www.americancityandcounty.com/2001/12/01/water-tank-maintenance/.(diakses
pada 16 Desember 2019).

Anonim. 2017. Cara Membersihkan Pipa Kaca. https://id.wikihow.com/Membersihkan-Pipa-


Kaca. (diakses pada 17 Desember 2019).

Greenman, James. 2016. Cleaning and Maintaining a Glass Pipe.


http://marijuanareform.org/must-have-tips-for-cleaning-and-maintaining-a-glass-
pipe/. (diakses pada 17 Desember 2019).

Subiyanto, Gatot. 2011. Perawatan Pipa Kaca. Politeknik Negeri Bandung : Bandung.

NN. Pump Operation and Maintenance Manual. (Diakses dari https://detroitpump.com/wp-


content/uploads/2018/06/A100-Metal-Pump.pdf pada 16 Desember 2019)
Pranoto, Setyo, dkk. 2016. Makalah Pompa Diafragma. Surakarta : Universitas Sebelas Maret
https://www.rucika.co.id/lifetime-pipa-pvc/
Hakim, Ilman. 2013. PERAWATAN UMUM SAMBUNGAN PIPA, VALVE, STEAM
TRAPS, DAN AKTUATOR. https://www.scribd.com/

DTE Energy Partnership & Services. 2017. Steam Traps


.http://www.michigan.gov/documents/CIS_EO_DTE_Steam_Traps_138473_7.pdf.
Diunduh pada tanggal 15 September 2019.
Puspita,Tita dkk. 2010. Laporan Praktikum Perawatan dan Perbaikan Valve, Regulator, dan
Steam Trap.
Arifin, Fatahul (2012). “Manajemen Bengkel Perawatan dan Perbaikan”. Palembang. Jurusan
Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya

Kaswari (1986). Teknologi Dan Perencanan System Perpian Jakarta. Penerbit Universitas
Indonesia

Peter, Max S., Ph. D., (1994). Elementery Chemical Engineering, Second Edition
Mc-Graw-Hill Book Company, USA.

James M. dan Barry J. Goodno, 2009. Mechanics of Materials. Toronto: Cengage Learning.

Lin Scan & Transworld Solution, 2015.“Advanced Pipeline & Tank Services”.

Donto. 2013. “Perawatan Instalasi Listrik Rumah Tangga”.


https://perawatanrtdonto.blogspot.com/2013/01/perawatan-instalasi-listrik-rumah-
tangga.html. (diakses pada 15 Desember 2019).

Mangindaan, Daniel. No date. Sistem Perawatan Kelistrikan dan Pencahayaan. Jakarta:


Himpunan Ahli Elektroteknik Indonesia.

https://dokumen.tips/documents/makalah-orifice-meter.html [diakses pada 18 Desember


2019]
https://www.jasaservis.net/mengenal-actuator-perangkat-penggerak-valve/.html [diakses
pada 18 Desember 2019]
https://www.processindustryforum.com/article/preventative-maintenance-guidelines-
actuators [diakses pada 18 Desember 2019]
http://artikel-teknologi.com/komponen-komponen-sistem-pneumatik-3/ [diakses pada 18
Desember 2019]
Muhammad Subhan. (2010).Pengertian Kompresor.[on line] available at:
http://muhsub.blogspot.com/2010/08/pengertian-kompresor.html
Anonim. (2013). Kompresor. [on line] available at: http://www.anneahira.com/kompresor.htm
, Budi Hendarto Wijaya. (2010). Komponen-Komponen Kompresor. [on line] available at:
http://maintenance-group.blogspot.com/2010/09/komponen-utama-compressor-dan-
fungsinya.html ,
F, John. Evaporator (DX) Coil Installation, Operation & Maintenance. Canada : CANCOIL
THERMAL CORPORATION.

Hinkel & Junghans, Werbeagentur, KA. 2009. Process Engineering. Germangy : GEA

Wiegand GmbH.

Tim Penyusun. 2017. Petunjuk Praktikum Evaporator Lapis Tipis. Bandung : Jurusan Teknik

Kimia Politeknik Negeri Bandung

Hakim, Ilman. 2013. PERAWATAN UMUM SAMBUNGAN PIPA, VALVE, STEAM


TRAPS, DAN AKTUATOR. https://www.scribd.com/doc/124868878/Perawatan-
Umum-Sambungan-Pipa [diakses pada tanggal 17 Desember 2019]
Aqueous Cleaning of Stainless Steel Pipe Fittings.
https://vacuumprocessingsystems.net/aqueous-cleaning-of-stainless-steel-pipe-fitting.
[diakses pada tanggal 17 Desember 2019]
2019 .Macam-Macam Fitting Pipa. https://alvindocs.com/news-events/read/apa-itu-fitting-
pipa-dan-berapa-macamnya. [diakses pada tanggal 17 Desember 2019]
Iwhan, Bintang. 2019. Boiler. Bandung: POLBAN
Sugiharto, Agus. Tinjauan Teknis Pengoperasian dan Pemeliharaan Boiler. Widyaiswara
Pusdiklat Migas.
Tuasikal, Z. Pemeliharaan Water Tube Boiler (Secara Umum).
https://www.academia.edu/23939135/Pemeliharaan_Water_Tube_Boiler_Secara_Um
um_. [diakses pada 18 Desember 2019]

No Name. 2017. Pompa Perawatan Rutin Vakum. http://id.vacuumhbs.com/info/vacuum-


pump-routine-maintenance-precautions-23074345.html. Diakses 18 Desember 2019.

Priyandono, Bambang. 2009. “Sistem Pemeliharaan Motor Listik Pada Mesin Industri
Pengasutan Bintang-Segitiga”. Bandung: Politeknik Negeri Bandung.

Baltimore Aircoil Company, 2014. “Universal Electric Water Level Control : Installation,
Operation & Maintenance”. Maryland : Amerika Serikat.

Ogra, ahmad. 2016. PERAWATAN PERBAIKAN SHELL & TUBE COOLER TAG NUMBER
E-22. KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINaisGGI
POLITEKNIK NEGERI PADANG: JURUSAN TEKNIK MESIN.

https://www.emersonswan.com/ckfinder/userfiles/files/MAINTAINING%20COOLING%20
TOWERS.pdf
https://www.academia.edu/15356520/KAJIAN_PERAWATAN_MENARA_PENDINGIN_R
EAKTOR_SERBA_GUNA_G.A._SIWABESY

http://www.sulphuric-acid.com/techmanual/Maintenance/blower.htm
https://www.trimechindia.com/blog/different-types-of-industrial-blowers-and-its-
applications/
http://industrial-fans-blowers.com/components-of-industrial-fans/
Ayuliani, Linda. 2014. Aw-Lake Company. 2015. Flowmeters. Dapat diakses di : https://aw-
lake.com/downloads/brochures/
https://www.coleparmer.fr/i/digi-sense-dampen-back-con-bimetal-thermometer-5-dial-9-l-
range-0-250f-20-120c/9055190
https://dir.indiamart.com/impcat/acrylic-rotameter.html
http://www.fabcoplastics.com/product/91/
Omega. No Date. Operator’s Manual FL45200A Series. Dapat diakses di:
https://www.Omega.com
Spinks Control. No Date. Instruction Manual Glass Tube Rotameter. Dapat diakses di:
https://www.spinkcontrols.com
Temperature Controls. 2009. Dapat diakses di: http://www.ferret.com.au/c/Temperature-
Controls/TEC-bimetal-bimetallic-dial-thermometers-available-from-Temperature-
Controls-n821063
Amelia L N.2015.Efisiensi Air Preheater Unit 2 di PLTU Banten 3 Lontar. Bandung:Polban

Indonesi Power. Analisa Kerusakan Pada Secondary Air Heater Unit 7 PLTU.

https://roboticsandautomationnews.com/2019/10/22/drift-eliminators-used-in-cooling-
towers/26392/
https://spxcooling.com/parts/filter/cooling/fill
https://www.achrnews.com/articles/129904-cooling-tower-maintenance-tips
Iwhan, Bintang. 2019. Cooling Tower. Bandung: Politeknik Negeri Bandung
Kurniawan S, Wisnu. 2019. Cooling Tower. N/A
https://www.scribd.com/doc/251477797/perawatan-reboiler

https://dokumen.tips/download/link/reboiler-dan-perawatannyadocx

Anda mungkin juga menyukai