Anda di halaman 1dari 14

KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat
tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan
dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun
materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Morotai, 6 september 2021

Penyusun

1
Daftar isi
KATA PENGANTAR……………………………..…………..1

DAFTAR ISI…………………………………………………..2

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 latar belakang………………………………….…………..3


1.2 rumusan masalah…………………………….…………….4
1.3 tujuan penelitian………………………………….………..4
1.4 manfaat penelitian…………………………..……………..4

BAB II PEMBAHASAN

A. gambaran perencanaan anggaran ……………………..5


B. gambaran umum silkus anggaran daerah…….………..6
C. tahapan penyusunan anggaran ……………….………..6
D. contoh kasus …………………………….………..…..11
E. penyelesaian kasus……………………….….………..11

BAB III PENUTUP

Kesimpulan…………………………….………….…………..13

Daftar pustaka…………………………………..……………..14

2
BAB I

PENDHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelaksanaan Anggaran merupakan bagian dari siklus Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN). Salah satu indikator penting untuk mengetahui kinerja APBN adalah dengan mengukur
tingkat penyerapan anggaran dalam pelaksanaan anggaran. Besaran pada anggaran yang dapat
direalisasikan dapat mencerminkan berjalannya fungsi-fungsi pemerintahan antara lain
mendorong pertumbuhan ekonomi, distribusi yang semakin merata dan stabilitas perekonomian
yang makin terjaga. Mengingat pentingnya penyerapan anggaran dalam menggerakkan
perekonomian bangsa, maka perlu dilakukan berbagai langkah untuk mendorong percepatan
penyerapan anggaran. Direktorat Jenderal Perbendaharaan selaku Kuasa Bendahara Umum
Negara bertugas untuk mendorong percepatan realisasi penyerapan anggaran pada Kementerian
Negara/Lembaga dalam mencapai sasaran program dan kegiatan yang menjadi tanggung jawab.
Sebagai identifikasi awal, rendahnya penyerapan anggaran mengindikasikan adanya
permasalahan baik dari sisi teknis maupun regulasi. Hal ini menjadi landasan akan perlunya
kegiatan monitoring dan evaluasi penyerapan anggaran sehingga dapat diketahui
permasalahannya serta sekaligus mampu memberikan rekomendasi untuk mengatasi setiap
hambatan yang dihadapi. Dokumen pelaksanaan anggaran yang disusun oleh Pengguna
Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran DIPA disusun berdasarkan Keputusan Presiden mengenai
rincian anggaran belanja pemerintah pusat. DIPA berfungsi sebagai dasar pelaksanaan anggaran
setelah mendapat pengesahan Menteri. Pemerintah pada tahun 2003 mulai melakukan reformasi
dibidang keuangan yang ditandai dengan diberlakukan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan negara dan Undang-Undang nomor 1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan ,
dengan harapan system pengelolaan keuangan negara dapat lebih efisien 2 dan efektif serta
tercapainya transparasi dalam pengelolaan keuangan. Undang-Undang mengenai Keuangan
Negara dimana di dalamnya terdapat penegasan dibidang pengelolaan keuangan, bahwa

3
kekuasaan pengelolaan Keuangan Negara adalah sebagai bagian dari kekuasaan pemerintah dan
kekuasaan pengelolaan keuangan.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang penulis kemukakan di atas maka permasalahan dapat
dirumuskan

1. Bagaimana perencanaan pengelolaan keuangan daerah pada siklus anggaran daerah?

2. Bagaimana pertanggungjawaban bendahara pengeluaran pada APBD ?

1.3 Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka adanya peneletian ini bertujuan untuk
mengetahui proses penyusunan siklus anggaran pada suatu daerah

1.4 Manfaat penelitian

1. Memperluas dan memperdalam wawasan penulis yang berkaitan dengan tahap-tahap


penyusunan dan penetapan anggaran pada organisasi sector publk
2. Bagi pemerintah,hal ini memberikan sumbangan pemikiran sebagai acuan dan bahan
pertimbangan bagi pemerintah daerah setempat dalam rancangan anggaran daerah
3. Bagi akademis, diharapkan dapat menjadi bahan-bahan referensi untuk penelitian
selanjutnya khususnya yang sejenis dann berkaitan dengan siklus anggaran daerah

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Perencanaan Anggaran


Bagi suatu organisasi nirlaba, anggaran dikategorikan sebagai suatu hal yang krusial.
Perencanaan anggaran tidak hanya sistematis, tetapi juga harus teliti mengingat anggaran
memfasilitasi keseluruhan program dan aktivitas organisasi.

Idealnya, dalam menyusun suatu perencanaan anggaran, organisasi nirlaba harus memperhatikan
beberapa kriteria seperti:

a. Angggaran sebagai suatu terjemahan dari rencana strategis organisasi, termasuk rencana
anggaran tahunan dan rencana anggaran jangka panjang yang sesuai dengan tujuan
pendirian dan misi organisasi.

b. Anggaran disusun secara partisipatif, artinya seluruh komponen dianggap penting dalam
memberikan kontribusi dalam berjalannya suatu organisasi nirlaba, termasuk penyusunan
anggaran. Sehingga informasi terkait anggaran menjadi dokumentasi bersama. Misalnya
dalam proses penerimaan dan pengeluaran anggaran.

c. Anggaran dimonitor dan evaluasi secara periodik, karena bisa saja anggaran perlu direvisi
sesudahnya dengan tujuan dapat menjadi panduan pelaksanaan kegiatan dengan lebih
baik dalam artian anggaran mencerminkan lebih mendekati kondisi nyata.

Apakah kamu tahu bahwa anggaran juga mempunyai siklus tersendiri?

5
Ya, kenyataan dalam suatu organisasi baik bisnis maupun nirlaba sama-sama memiliki suatu
siklus yang dikenal dengan istilah Siklus Anggaran (Budget cycle). Siklus anggaran ini
merupakan jangka waktu/masa mulai direncanakannya suatu anggaran hingga saat perhitungan
anggaran. Perencanaan ini ditetapkan oleh dewan pendiri/pembina, pimpinan lembaga, disertai
dengan adanya dokumentasi lengkap mengenai pencapaian angaraan, sumber daya yang dmiliki,
dan hal-hal lain yang dianggap perlu untuk menetapkan besaran maksimum yang diserap oleh
organisasi.

B. Gambaran umum siklus pada anggaran daerah

C. Tahapan Penyusunan Anggaran

6
Berdasarkan siklus anggaran (budget cycle) tersebut, memungkinkan organisasi nirlaba untuk
menyusun anggaran dengan memperhatikan tahapan-tahapan berikut:

Tahap Persiapan (Preparation)

1. Pemberian arahan berdasarkan Rencana Strategis Organisasi

Hal ini dapat disampaikan melalui pimpinan organisasi/ dewan pembina organisasi dengan
memberikan pandangannya mengenai berbagai peluang serta kemungkinan/arahan stategis
terkait kegiatan yang akan dilakukan

2. Usulan/Masukan dari tingkatan unit kerja/program

Arahan dari pimpinan organisasi/dewan pembina akan ditindaklanjuti oleh unit kerja/program
melalui pengajuan disain program yang dilengkapi dengan estimasi biaya yang diperlukan.
Selain itu, dibutuhkan juga indikator pencapaian untuk memudahkan proses monitoring dan
evaluasi.

Dalam mengembangkan anggaran dibutuhkan pula sifat fleksibiltasnya, yang dikenal dengan
Anggaran Fleksibel. Anggaran yang menyesuaikan (flexes) untuk perubahan volume aktivitas
dengan jumlah rupiah yang dianggarakan. Anggaran ini sangat bermanfaat untuk mengendalikan
biaya produksi dan beban operasi.

Fleksibilitas anggaran ini disusun berdasarkan pola perilaku biaya berupa biaya tetap dan biaya
variable sehingga dapat membantu dalam membuat perbandingan dengan lebih valid karena
besarnya tingkat pengeluaran dan pendapatan dapat teridentifikasi dengan baik dengan analisis
yang terperinci terkait bagaimana setiap biaya dipengaruhi oleh perubahan-perubahan kegiatan
organisasi.

Anggaran fleksibel memiliki karakteristik sebagai berikut :

1. Disusun untuk suatu rentangan aktivitas dan bukan untuk satu tingkat aktivitas saja.

2.  Memberikan dasar yang dinamis untuk membuat perbandingan-perbandingan, karena


mereka secara otomatis akan memberikan informasi yang menyangkut tingkatan volume
yang berbeda-beda.

7
Dalam penyusunan anggaran yang perlu diperhatikan adalah adanya kegiatan prioritas. Kegiatan
ini dikategorikan sebagai kegiatan yang menempati urutan teratas untuk segera dilakukan
sebelum melakukan kegiatan lainnya.

Tahap Ratifikasi (Ratification)

3. Kompilasi usulan anggaran

Proses selanjutnya adalah pengumpulan/kompilasi seluruh usulan anggaran dan


mendiskusikannya bersama. Hal ini penting dilakukan, karena pada tahapan ini usulan dari
berbagai pihakunit kerja/program akan digabungkan menjadi rencana anggaran organisasi.
Dengan dilakukannya penggabungan ini, sinkronisasi antar program dapat terjalin satu sama lain.

Namun perlu diingat, setiap masukan/usulan yang diberikan dan sinkronisasi program yang
diajukan senantiasa harus memperhitungkan kepentingan organisasi dan realitas yang ada
dilapangan. Oleh karena itu pengkategorian& skala prioritas usulan anggaran penting dilakukan.

 Tahap Implementasi (Implementation)

4. Anggaran Penerimaan

Tahapan terpenting dalam proses penyusunan anggaran organisasi adalah memprediksi sumber
dana untuk membiayai kegiatan yang direncanakan. Padahal sumber dana dikenal sebagai bagian
dari anggaran yang tidak dapat dikontrol oleh organisasi. Oleh karena itu, penting untuk melihat
dan menghitung kembali besaran perkiraan dengan menggunakan data historis yang dimiliki
karena perkiraan pendapatan akan mempengaruhi secara langsung tingkat kegiatan yang akan
dilakukan.

Hal ini tidak lepas dari peran bagian keuangan sebagai penyusun dan pengelola anggaran kas
organisasi. Anggaran ini akan menunjukkan rencana dan penggunaan kas dalam satu tahun
anggaran. Dalam penganggaran ini terdiri dari rencana aliran kas masuk dan juga rencana aliran
kas keluar.

Sifat dari aliran kas tersebut baik aliran kas masuk maupun aliran kas keluar maka akan bersifat
dengan terus menerus. Dengan membuat anggaran kas yang juga menjadi aktivitas dalam
manajemen keuangan tersebut maka organisasi bisa mempersiapkan pengelolaan untuk jangka
pendek maupun jangka panjang. Adanya anggaran kas juga bisa digunakan sebagai dasar

8
kebijakan untuk mendapatkan modal. Yang lebih penting bahwa dalam pembuatan anggaran kas
ini maka bisa dijadikan penilaian terhadap realisasi pengeluaran kas yang sebenarnya.

5. Skenario Anggaran

Untuk mengantisipiasi sulitnya memprediksi besaran anggaranpenerimaan, dapat dibuat


anggaran penerimaan dalam berbagai skenario yang terbagi dalam tiga tingkatan, yaitu
konservatif, moderat, dan agresif.

Tingkat konservatif berarti, perkiraan sumber dana diprediksi berdasakan pada sumber dana
dengan tingkat kepastiannya yang tinggi, yaitu dari sumber dana yang sudah pasti didapatkan.
Tingkatan moderat, artinya anggaran ini mempertimbangkan sumber dana yang relatif lebih
rendah tingkat kepastiannya. Dengan demikian, sumber dana suatu organisasi akan lebih besar
diperhitungkannya dibandingkan dengan tingkatan konservatif. Sedangkan anggaran dengan
tingkat agresif, mempersepsikan sumber dana yang akan diperoleh termasuk dana yang lebih
kecil kepastian perolehannya. Dengan demikian, pada tingkatan ini anggaran suatu organisasi
memiliki sumber dana lebih dibandingkan konservatif maupun moderate.

Berdasarkan skala prioritas, skenario konservatif menunjukkan bahwa kegiatan yang dimiliki
mempunyai priortas utama dengan mementingkan hal-hal esesnsial yang mempengaruhi periode
yang bersangkutan. Lain halnya dengan moderate maupun agresif, skenario ini cenderung
memiliki kegiatan-kegiatan yang berada pada prioritas yang lebih rendah dalam pengerjaannya
dapat dilakukan kemudian disesuaikan dengan ketersediaan sumber dana.

6. Penentuan Biaya Tetap dan Biaya Variabel

Setelah menentukan skenario yang digunakan, langkah selanjutnya adalah menentukan besaran
biaya yang akan dianggarkan, yaitu identifikasi biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya yang harus
dikeluarkan tidak tergantung pada tingkat kegiatan yang dilakukan organisasi atau dengan kata
lain ada atau tidak ada kegiatan biaya-biaya tersebut harus dikeluarkan. Misalnya, biaya sewa
kantor, gaji pegawai keuangan dan administrasi, gaji pimpinan dan overhead lainnya bersifat
tetap dan terus menerus.

Bagaimana caranya?

9
Cara yang mungkin dilakukan adalah dengan menggunakan data historis yang dimiliki dari
periode yang lalu dijadikan sebagai dasar perkiraan dikaitkan dengan beban yang dikerjakanjuga
mempertimbangkan dengan memperkirakan kenaikan harga yang mungkin akan terjadi.

Biaya lain dengan karakter yang berbeda adalah biaya variabel. Biayaini adalah biaya-biaya yang
diperkirakan akan timbul sejalan dengan volumekegiatanyang direncanakan oleh organisasi.

Dengan mempertimbangkan biaya tetap dan biaya variabel, maka bilapendapatan organisasi
terbatas, prioritas utama diberikan kepada pemenuhanbiaya tetap. Hal ini dilakukan karena biaya
tetap merupakan biaya yang sulit

untuk dihindarkan. Bahkan meskipun organisasi tidak memiliki aktivitas programapapun, biaya
tetap ini senantiasa muncul.

Tahap Pelaporan dan Evaluasi

1. Siklus Anggaran Pemerintah Daerah

Ketepatan waktu dalam setiap tahap yang telah disepakati dalam sebuah siklus anggaran sangat
penting. Penelitian ini menemukan bahwa sedikit sekali literatur yang membahas secara rinci
mengenai siklus anggaran pemerintah daerah pada suatu negara. Bahkan di negara berkembang
seperti Pilipina yang termasuk satu kawasan dengan Indonesia di Asia Tenggara, penelitian ini
belum menemukan secara spesifik kajian mengenai jadwal penganggaran pemerintah daerah.

2. Siklus Penganggaran APBD di Indonesia

Dengan banyaknya kewenangan yang diserahkan kepada pemerintah daerah sejak berlakunya
Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, Pengaruh pemberlakuan
Indonesia 33 muncul harapan bahwa pemerintah daerah melalui berbagai kebijakan dan
anggarannya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan penganggaran pada
pemerintahan pusat dan daerah merupakan reformasi yang relatif baru dilakukan untuk kasus
Indonesia (Harun 2007). Menurut Noor Fuad (2004:79), setiap siklus anggaran memiliki
problem tersendiri. Problem pada fase perencanaan dan pembahasan lebih banyak akibat adanya

10
campur tangan politik. Sedangkan pada pelaksanaan dan pemeriksaan lebih mengarah pada isu-
isu manajemen dan akuntansi. Untuk mencapai hasil yang diharapkan, kombinasi konflik antara
manajemen dan politik perlu diakomodasi secara memadai. Relevan dengan teori Schiavo-
Campo dan D.Tommasi (1999), dalam kerangka disiplin fiskal pemerintah daerah hendaknya
disiplin pula dalam perencanaan dan penetapan Perda APBD sehingga penyerapan anggaran juga
dapat dilaksanakan tepat waktu. Perencanaan APBD berfungsi sebagai salah satu penentu
kapabilitas dan efektivitas penyelenggaraan pemerintahan daerah. Di era otonomi daerah, telah
muncul paradigma baru dalam perencanaan APBD ini. Paradigma baru dalam perencanaan
APBD tersebut adalah perencanaan APBD harus diorientasikan pada kepentingan publik, APBD
disusun dengan pendekatan kinerja, ada keterkaitan yang erat antara pengambil kebijakan di
DPRD dengan perencanaan operasional oleh pemerintah daerah dan penganggaran oleh unit
kerja, serta ada upaya mensinergikan hubungan antara APBD, sistem dan prosedur pengelolaan
keuangan daerah,

D. CONTOH KASUS

Penyalahgunaan APBD capai Rp 100 miliar

JAYAPURA, KOMPAS kejaksaan tinggi papua menangani delapan kasus korupsi selama
setahun terakhir. Total kerugian negara dari anggaran pendapatan dan belanja daerah sejumlah
kabupaten sekitar 100 miliar.

Kepala kejaksaan tinggi papua Nicolaus kondomo di jayapura minggu (2/2/2020), memaparkan,
pihaknya berupaya maksimal mengembalikan kerugian negara dari delapan kasus dugaan
korupsi yang ditangani. Uang negara yang telah diselamatkan Rp 2 miliar.

Sebanyak 10 tersangka ditetapkan dalam delapan kasus korupsi. Modus dugaan tindak pidana
korupsi adalah penggunaan uang operasional tanpa malaksanakan kegiatan, penyalagunaan untuk
infrastruktur dan pemberian gratifikasi. “delapan kasus sudah mencapai tahap penyelidikan.
Kasus ini terjadi antara lain d kabupaten keerom, sarmi, dan waropen.”

Namun pemeriksaan dua kepala daerah yang terkait dugaan korupsi, yakni bupati waropen
yeremias bisay dan bupati keerom Muhammad markum, ditunda untuk sementara. Alasannya,
kedua kepala daerah akan mengikuti pemilihan bupati pada September 2020. Hasil penyedikan

11
kejati papua, yeremias terkait kasus penerimaan gratifikasi uang Rp 27 miliar dari 12 kontraktor
dari tahun 2010 hingga 2017.

Adapun markum akan diperiksa sebagai saksi dalam dugaan penyaluhgunaan anggaran dana
hibah rp 57 miliar dan bantuan social rp 23 miliar dikabupaten keerom tahun 2017 . “kami
meminta semua pihak bersabar terkait penanganan dua kasus tersebut. Kebijankan ini merupakan
instruksi dari jakasa agung.

E. PENYELESAIAN KASUS

seharusnya pemerintah melakukan upaya penindakan terhadap pelaku tindak pidana korupsi
dengan dibantu oleh sebuah lembaga independen pemberantasan korupsi yaitu KPK (Komisi
Pemberantasan Korupsi) Penindakan yang dilakukan oleh KPK Dalam melaksanakan tugasnya,
KPK membutuhkan peranan lembaga peradilan dalam menegakkan keadilan di Indonesia
terutama yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. Tentunya pelaksanaan proses peradilan
dilakukan sesuai dengan mekanisme sistem peradilan di Indonesia dan berdasarkan hukum dan
undang-undang yang berlaku. Penindakan yang dilakukan pemerintah melalui KPK terhadap
pelaku tindak pidana korupsi dimaksudkan agar memberikan efek jera kepada para pelakunya
dan secara tidak langsung memberikan shock therapy pada orang-orang yang berniat untuk
melakukan tindak pidana korupsi baik itu di dalam pemerintahan maupun di dalam kehidupan
sehari-hari.

Selain itu usahanya untuk memberantas korupsi kepala daerah adalah upaya melalui proses
pendidikan. Proses pendidikan di Indonesia dilakukan dalam tiga jenis yaitu pendidikan formal,
informal, dan non formal. Melalui proses edukasi, masyarakat diberikan pendidikan anti korupsi
sejak dini agar masyarakat sadar betul akan bahaya korupsi bagi negara-negara khususnya negara
Indonesia.

Selain itu, melalui edukasi yang diberikan oleh pemerintah, peranan mahasiswa dalam
pemberantasan korupsi juga dapat dimaksimalkan sehingga para mahasiswa ini dapat
memberikan contoh yang baik bagi adik-adiknya maupun bagi masyarakat umum terhadap cara
pemberantasan korupsi dari dalam diri masing-masing. Upaya edukasi yang dilakukan oleh
pemerintah juga termasuk sebagai upaya membangun karakter bangsa di era globalisasi untuk

12
memberantas pertumbuhan budaya korupsi yang dapat merugikan kehidupan bermasyarakat dan
bernegara.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Korupsi merupakan kejahatan luar biasa. Seharusnya tak boleh ada kompromi dalam penegakan
hukum atas korupsi.

Seharusnya pemerintah menyiapkan program pencegahan korupsi lebih ketat. Karena melihat
kerugian negara yang mencapai 100 miliar umumnya bersumber dari APBD

Dari contoh kasus penyalahgunaan APBD yang mencapai 100 miliar dan Penundaan yang
dilakukan jaksa agung dalam pemeriksaan dua kepala daerah untuk sementara waktu dengan
alasan dua kepala daerah tersebut mengikuti pemilihan bupati pada September 2020.
Menunjuhkan bahwa penundaan pemeriksaan yang diambil jaksa agung dalam upaya penegakan
hukum atas tindak pidana korupsi merupakan langka mundur dalam upaya penegakan hukum
atas tindak pidana korupsi. Kebijakan untuk menunda pemeriksaan bupati waropen dan keeram
memberi Pendidikan buruk bagi masyarakt terkait pemberantasan tindak pidana korupsi.

13
Daftar Pustaka

Anonim. 2015. “Alur Perencanaan dan Penganggaran”, (Online), (http://info-anggaran.com, diakses 09


Oktober 2015)
Anonim. 2011. “Akuntansi Pinjaman Subordinasi”, (Online), (http://tugas-akuntansi.blogspot.co.id,
diakses 09 Oktober 2015)
Anonim. 2013. “Defisit dan Surplus Dalam Anggaran Daerah Apakah Saling Berhubungan”, (Online),
(https://syukriy.wordpress.com, diakses 09 Oktober 2015)
Halim, Abdul. 2001. Akuntansi Sektor Publik, Akuntansi Keuangan Daerah. Jakarta: Salemba Empat.

14

Anda mungkin juga menyukai