Anda di halaman 1dari 2

UTS

HUKUM KESEHATAN

NAMA : Dea Nopian Sari
NPM :19810732
KELAS : Reg.Pagi Hukum 6B
Dosen : Dr.Muhammad Aini SHI,MH

1. Persamaan antara hukum dan Etika Kesehatan


a.) Etika dan hukum kesehatan merupakan alat untuk mengatur tertibnya hidup
bermasyarakat dalam budang kesehatan .
b.) Sebagau objeknya adalah sama yakni masyarakat baik yang sakit maupun yang
tidak sakit .
c.) Masing-masing mengatur kerua belah pihak antara hak dan kewajiban,baik pihak
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan maupun yang menerima pelayanan
kesehatan agar tidak saling merugikan.
d.) Keduanya menggungah kesadaran untuk bersikap manusiawi,baik penyelenggara
maupun penerima pelayanan kesehatan .
e.) Baik etika maupunhukum kesehatan merupakan hasil pemikiran sari para pakar
serta pengalaman para prakiris bidan kesehatan.

2. Perbedaan antara Hukum dan etika kesehatan


a.) Etika kesehatan hanyar berlaku dilingkungan masing-masing profesi
kesehatan,sedangkan hukum kesehatan berlaku untuk umum.
b.) Etika kesehatan disusun berdasarkan kesepakatan anggota masing-masing profesi ,
sedangkan hukum kesehatan disusun oleh badan pemerintahan ,baik legislativ
(undang-undang =uu , Peraturan daerah ( perda) maupun oleh eksekutif (peraturan
pemerintah / Pp , kepres/kepnen dan sebagainya .
c.) Etika kesehatan tidak semuanya tertulis ,sedangkan hukum kesehatan tercantum atu
tertulis secara rinci dalam kitab undang-undang atau lembaran negara lainnya

3. Upaya pemerintah membangun sistem kesehatan diindonesia


Pertama, peningkatan akses. Upaya ini dilakukan melalui pemenuhan tenaga kesehatan,
peningkatan sarana pelayanan primer (Puskesmas, klinik pratama, dokter praktek
mandiri), pemenuhan prasarana pendukung (alat kesehatan, obat, dan bahan habis
pakai), serta inovasi untuk pelayanan di daerah terpencil dan sangat terpencil, dengan
pendekatan
pelayanan kesehatan bergerak, gugus pulau, atau telemedicine.
Kedua, peningkatan mutu baik fasilitas penyelenggara layanan, maupun sumber daya
manusia kesehatan diantaranya melalui penyediaan norma, standar, prosedur dan
kriteria (NSPK) atau standar prosedur operasional (SPO), peningkatan kemampuan
tenaga kesehatan (Nakes), dokter layanan primer (DLP) dan akreditasi fasilitas
kesehatan tingkat pertama (FKTP).
Ketiga, regionalisasi rujukan melalui penguatan sistem rujukan baik di tingkat
Kabupaten, Regional, maupun Nasional. Sejak jaminan kesehatan nasional (JKN)
dilaksanakan mulai awal 2014, kebutuhan penataan sistem rujukan semakin
dibutuhkan. Di era JKN, mekanisme rujukan penting untuk menjamin mutu pelayanan
dan efisiensi pembiayaan.
Keempat, penguatan peran Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan Dinas Kesehatan
Provinsi melalui sosialisasi advokasi dan capacity building.
Kelima, penguatan dukungan bagi penguatan pelayanan kesehatan dari lintas sektor,
baik itu berupa regulasi, infrastruktur, maupun pendanaan.

4. malpraktek medis adalah kelalaian atau ketidakhati-hatian seorang dokter dalam


pelaksaan kewajiban profesionalnya.

Bentuk perlindungan hukum terhadap korban malpraktek kedokteran yang diatur dalam
Undang-Undang 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, yaitu berupa pemberian hak
kepada korban malpraktek untuk menuntut pertanggungjawaban dokter yang
melakukan malpraktek kedokteran, memberikan ganti rugi atas kerugian yang timbul
karna kelalaian atau kesalahan dalam pelayanan .

Anda mungkin juga menyukai