Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor 272 tahun 1996
Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Fasilitas Parkir, definisi parkir adalah keadaan
tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara. Definisi parkir lainnya yaitu
tempat untuk menempatkan dengan menghentikan kendaraan angkutan atau barang
(bermotor atau tidak bermotor) pada suatu tempat pada jangka waktu tertentu (Taju, 1996
dalam Rinaldi Mirsa).

Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian yang
bersifat tidak sementara untuk melakukan kegiatan pada suatu kurun waktu. Tujuan fasilitas
parkir adalah memberikan tempat istirahat kendaraan (Direktorat Perhubungan darat, 1996).
Fasilitas parkir harus tersedia di tempat tujuan (perkantoran, perbelanjaan, tempat hiburan
atau rekreasi dan lain-lain) dan di rumah (berupa garasi atau latar parkir). Apabila tidak
tersedia, maka ruang jalan akan menjadi tempat parkir, yang berarti mengurangi lebar efektif
jalan dan dengan sendirinya mengurangi lebar efektif jalan dan kapasitas ruang yang
bersangkutan. Akibat selanjutnya adalah kemacetan lalu lintas (Warpani, 2002).

Seiring meningkatnya pertumbuhan penduduk dan tingginya perekonomian di Kota


Tarakan mengakibatkan dampak pada peningkatan pendapatan penduduk, sehingga
menyebabkan peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi, namun hal ini tidak diimbangi
dengan pertambahan lahan parkir. Hal ini menyebabkan terjadinya kekurangan lahan parkir,
yang menjadi masalah perparkiran di Tarakan. Dalam usaha menangani masalah sistem
perparkiran, maka diperlukan perencanaan yang baik, yaitu lahan parkir yang mencukupi dan
bentuk penentuan pola parkir yang tepat, dimana kebutuhan akan lahan parkir (demand) dan
prasarana yang dibutuhkan (supply) haruslah seimbang dan disesuaikan dengan standard
perparkiran (Dirjen Perhubungan Darat, 1998).

Permasalahan parkir sangatlah penting untuk dikaji lebih mendalam. Ruang parkir yang
dibutuhkan harus tersedia secara memadai. Semakin besar volume lalu-lintas yang
beraktivitas baik yang meninggalkan maupun menuju pusat kegiatan, maka semakin besar
pula kebutuhan ruang parkir. Bila tidak cukup, kendaraan tersebut akan mengakibatkan
pergerakan antara para pengendara sedikit tergganggu dan menyebabkan parkir di tepi jalan
(on street parking).tempat parkir ini menggunakan badan jalan sebagai tempat parkir posisi
kendaraan yang parkir di tepi jalan biasanya diposisikan sejajar dengan sumbu jalan, tegak
lurus dengan sumbu jalan, maupun membuat sudut miring terhadap sumbu jalan. Tempat
parkir di pinggir jalan sendiri terbagi menjadi dua jenis. Yaitu yang memang secara sengaja
dan zona tempat parkir. Dan yang tercipta karena keterbatasan tempat parkir di area kegiatan
masyarakat yang parkir sembarangan di pinggir-pinggir jalan. Adapun parkir di luar badan
jalan (off street parking) merupakan tempat parkir yang berada di luar badan jalan. Misalnya
di halaman gedung, di ruang bawah tanah, atau pada tempat yang dikhususkan untuk menjadi
taman parkir.
Salah satu kasus parkir di tepi jalan yang ada di Tarakan, berada di ruas jalan RE
Martadinata. Berdasarkan hasil pengamatan yang terdapat di jalan RE Martadinata terdapat
banyak sekali pertokoan dengan pengaturan lahan parkir yang kurang maksimal. Oleh karena
itu perlu dilakukan analisa untuk mengetahui kebutuhan ruang parkir yang seharusnya di
sediakan di beberapa sepanjang Jalan RE Martadinata. Kawasan pada jalan RE Martadinata
merupakan salah satu kawasan yang sering dilalui para pengendara yang menghubungkan
beberan wilayah di Kota Tarakan. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa pada jam-
jam tertentu bisa dilihat sudah banyak kendaraan yang parkir di badan jalan sehingga perlu
penataan parkir yang lebih baik dan perlu untuk diketahui berapa karakteristik parkir yang
terdapat di kawasan jalan RE Martadinata. Oleh karena itu peneliti mengambil kajian
Analisis Ruang Parkir pada jalan RE Martadinata.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, yang menjadi rumusan masalah pada penelitian yang
akan dilakukan adalah sebagai berikut :
1. Berapakah satuan ruang parkir yang tersedia pada kawasan pertokoan yang ada di jalan
RE Martadinata ?
2. Bagaimana kondisi eksisting geometrik dan analisis karakteristik parkir yang terdapat
pada jalan RE Martadinata ?
3. Bagaimana langkah-langkah penanganan masalah parkir di jalan RE Martadinata ?

1.3 Tujuan Penelitian


Maksud dan tujuan yang akan dicapai dalam penyusunan proyek ini, yaitu :
1. Untuk menentukan berapakah satuan ruang parkir yang tersedia pada kawasan pertokoan
yang ada di jalan RE Martadinata ?
2. Untuk menguraikan kondisi eksisting geometrik dan analisis karakteristik parkir yang
terdapat pada jalan RE Martadinata.
3. Untuk mengambil langkah-langkah apa saja dalam penanganan permasalahan parkir di
jalan RE Martadinata.

1.4 Batasan Masalah


Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis membuat batasan masalah sebagai berikut :
1. Lokasi studi adalah pada wilayah pertokoan di sepanjang jalan RE Martadinata.
2. Metode survey yang digunakan survey plat nomor kendaraan yang parkir dengan interval
15 menit dan dilakukan pada hari
3. Untuk pejalan kaki tidak distudi

Untuk kebutuhan perencanaan, perumusan kebijaksanaan parkir perlu diketahui


karakteristik pemarkir. Untuk mengetahui karakteristik ini bisa diperoleh dengan
melaksanakan survei.
Survei parkir yang biasanya dilakukan terdiri dari survei inventarasi fasilitas parkir yang
legal maupun yang ilegal serta survei kebutuhan parkir baik dalam bentuk wawancara
maupun pengamatan terhadap kegiatan parkir yang dilakukan pemarkir. Bab ini
mencakup metode, maksud, pelaksanaan survei parkir.
1.2.1 Survai Inventarisasi Ruang Parkir
Pelaksanaan survei inventarisasi ruang parkir adalah untuk mengetahui fasilitas ruang
parkir yang tersedia. Informasi ini dijadikan dasar untuk mengetahui kebutuhan ruang
parkir yang harus disediakan dan guna memenuhi kebutuhan untuk masa yang akan
datang.
Survai inventarisasi parkir yang lengkap akan meliputi jumlah, lokasi, dan jenis
ruang parkir. Cakupan studi parkir meliputi.
a. Ruang parkir untuk kendaraan pribadi di jalan baik yang dikendalikan maupun
yang tidak dikendalikan.
b. Ruang parkir untuk kendaraan pribadi di luar jalan untuk kendaraan umum dan
pribadi.
c. Pemberhentian angkutan umum di jalan dan fasilitas-fasilitas lainnya.
d. Lokasi bongkar muat barang dan parkir mobil barang.
Inventarisasi juga harus mencatat sistem pengendalian yang dilaksanakan di area
parkir yang mencakup :
a. Lokasi dimana parkir dilarang dan dibatasi.
b. Waktu pengendalian, larangan dan pembatasan parkir.
c. Tarip dan biaya parkir.
d. Marka jalan, dimensi celukan dan sudut kemiringan parkir.
e. Rambu jalan termasuk rambu yang tidak resmi.
Sebelum melaksanakan survai inventarisasi, harus diperiksa terlebih dahulu
sumber-sumber informasi yang ada dan pastikan kebenaran dari informasi yang
dikumpulkan informasi tersebut mungkin sudah kadaluarsa.

Anda mungkin juga menyukai