Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN PENDAHULUAN

CA MAMAE DIRUMAH SAKIT BHAYANGKARA ANTON SOEDJARWO

OLEH :
FIRMAN SYAMSUDI
NIM : S20129016

PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN
MUHAMMADIYAH PONTIANAK
TAHUN 2022
A. Konsep Dasar Kanker Payudara

1. Pengertian

Carsinoma mammae merupakan gangguan dalam pertumbuhan sel

normal mammae dimana sel abnormal timbul dari sel-sel normal,

berkembang biak dan menginfiltrasi jaringan limfe dan pembuluh darah

(Nurarif & Kusuma, 2015).

2. Etiologi

Penyebab kanker payudara sangat beragam, tetapi ada sejumlah

faktor risiko yang dihubungkan dengan perkembangan penyakit ini yaitu

asap rokok, konsumsi alkohol, umur pada saat menstruasi pertama, umur

saat melahirkan pertama, lemak pada makanan, dan sejarah keluarga tentang

ada tidaknya anggota keluarga yang menderita penyakit ini. Terdapat

banyak factor yang akan menyebabkan terjadinya kanker payudara.

a. Usia : Pada wanita yang berusia 60 tahun keatas memiliki resiko tinggi

terjadinya kanker payudara.

b. Riwayat penyakit : Penderita pernah memilii riwayat penyakit yang sama

yaitu kanker payudara tetapi masih tahap awal dan sudah melakukan

pengangkatan kanker, maka akan beresiko pula pada payudara yang

sehat.

c. Riwayat keluarga : Penderita memiliki riwayat keluarga yang mana ibu,

atau saudara perempuan yang mengalami penyakit yang sama akan

beresiko tiga kali lipat untuk menderita kanker payudara.

d. Faktor genetik dan hormonal : Kadar hormonal yang berlebihan akan

menumbuhkan sel-sel genetic yang rusak yang akan menyebabkan

kanker payudara.

e. Menarce, menopause, dan kehamilan pertama : Seseorang yang

mengalami menarce pada umur kurang dari 12 tahun, 13 menopause

yang lambat, dan kehamilan pertama pada usia yang tua akan beresiko
besar terjadinya kanker payudara.
4

f. Obesitas pascamenopouse : Dimana seseorang yang mengalami obesitas

itu akan meningkatkan kadar estrogen pada wanita yang akan beresiko

terkena kanker.

g. Dietilstilbestro : obat untuk mencegah keguguran akan beresiko terkena

kanker.

h. Penyinaran : Ketika masa kanak-kanak sering tekena paparan sinar pada

dadanya, dapat menimbulkan resiko terjadinya kanker payudara.

3. Patofisiologi

Sel abnormal membentuk klon dan mulai berproliferasi secara

abnormal, mengabaikan sinyal yang mengatur pertumbuhan dalam

lingkungan sel tersebut. Kemudian dicapai suatu tahap dimana sel

mendapatkan ciri-ciri invasif, dan terjadi perubahan pada jaringan

sekitarnya. Sel-sel tersebut menginfiltrasi jaringan sekitar dan memperoleh

akses ke limfe dan pembuluh-pembuluh darah, melalui pembuluh darah

tersebut sel-sel dapat terbawa ke area lain dalam tubuh untuk membentuk

metastase (penyebaran kanker) pada bagian tubuh yang lain. Neoplasma

adalah suatu proses pertumbuhan sel yang tidak terkontrol yang tidak

mengikuti tuntutan fisiologik, yang dapat disebut benigna atau maligna.

Pertumbuhan sel yang tidak terkontrol dapat disebabkan oleh berbagai

faktor, faktor-faktor yang dapat menyebabkan kanker biasanya disebut

dengan karsinogenesis. Transformasi maligna diduga mempunyai sedikitnya

tiga tahapan proses seluler, diantaranya yaitu inisiasi dimana inisiator atau

karsinogen melepaskan mekanisme enzimatik normal dan menyebabkan

perubahan dalam struktur genetic asam deoksiribonukleat


5

seluler (DNA), promosi dimana terjadi pemajanan berulang terhadap agens

yang mempromosikan dan menyebabkan eskpresi informal abnormal atau

genetik mutan bahkan setelah periode laten yang lama, progresi dimana sel-

sel yang telah mengalami perubahan bentuk selama insiasi dan promosi

mulai menginvasi jaringan yang berdekatan dan bermetastase menunjukkan

perilaku maligna.

4. Tanda dan gejala

Tanda carsinoma Kanker payudara kini mempunyai ciri fisik yang

khas, mirip pada tumor jinak, massa lunak, batas tegas, mobile, bentuk bulat

dan elips, adanya keluaran dari puting susu, puting eritema, mengeras,

asimetik, inversi, gejala lain nyeri tulang, berat badan turun dapat sebagai

petunjuk adanya metastase (Nurarif & Kusuma, 2015)

Adapun tanda dan gejala kanker payudara :

a. Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit

b. Bentuk puting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus- menerus)

atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge)

c. Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit

jeruk (peaud’orange), melekuk ke dalam (dimpling) dan borok (ulcus)

d. Adanya benjolan-benjolan kecil di dalam atau kulit payudara (nodul

satelit)

e. Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).

f. Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.

g. Terasa sakit/ nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)
6

h. Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada

awal-awalnya tidak terasa sakit.

i. Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu

payudara

j. Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.

5. Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang perlu dilakukan (Fayzun et al, 2018) :

a. Laboratorium meliputi

1) Morfologi sel darah

2) Laju endap darah

3) Tes faal hati

4) Tes tumor marker (carsino Embrionyk Antigen/CEA) dalam serum

atau plasma

5) Pemeriksaan sitologik

Pemeriksaan ini memegang peranan penting pada penilaian cairan

yang keluar spontan dari putting payudar, cairan kista atau cairan yang

keluar dari ekskoriasi

b. Mammagrafi

Pengujian mammae dengan menggunakan sinar untuk mendeteksi

secara dini. Memperlihatkan struktur internal mammae untuk mendeteksi

kanker yang tidak teraba atau tumor yang terjadi pada tahap awal.

Mammografi pada masa menopause kurang bermanfaat karean gambaran

kanker diantara jaringan kelenjar kurang tampak.


7

c. Ultrasonografi

Biasanya digunakan untuk mndeteksi luka-luka pada daerah padat

pada mammae ultrasonography berguna untuk membedakan tumor sulit

dengan kista. kadang-kadang tampak kista sebesar sampai 2 cm.

d. Thermography

Mengukur dan mencatat emisi panas yang berasal; dari mammae

atau mengidentifikasi pertumbuhan cepat tumor sebagai titik panas

karena peningkatan suplay darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih

tinggi.

e. Xerodiography

Memberikan dan memasukkan kontras yang lebih tajam antara

pembuluh-pembuluh darah dan jaringan yang padat. Menyatakan

peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.

f. Biopsi

Untuk menentukan secara menyakinkan apakah tumor jinak atau

ganas, dengan cara pengambilan massa. Memberikan diagnosa definitif

terhadap massa dan berguna klasifikasi histogi, pentahapan dan seleksi

terapi.

g. CT. Scan

Dipergunakan untuk diagnosis metastasis carsinoma payudara

pada organ lain

h. Pemeriksaan hematologi
8

Yaitu dengan cara isolasi dan menentukan sel-sel tumor pada

speredaran darah dengan sendimental dan sentrifugis darah.

6. Penatalaksanaan medis

a. Pembedahan

1. Mastektomi radikal yang dimodifikasi

Pengangkatan payudara sepanjang nodu limfe axila sampai otot

pectoralis mayor. Lapisan otot pectoralis mayor tidak diangkat namun

otot pectoralis minor bisa jadi diangkat atau tidak diangkat.

2. Mastektomi total

Semua jaringan payudara termasuk puting dan areola dan lapisan

otot pectoralis mayor diangkat. Nodus axila tidak disayat dan

lapisan otot dinding dada tidak diangkat.

3. Lumpektomi/tumor

Pengangkatan tumor dimana lapisan mayor dri payudara tidak

turut diangkat. Exsisi dilakukan dengan sedikitnya 3 cm jaringan

payudara normal yang berada di sekitar tumor tersebut.

4. Wide excision / mastektomi parsial.

Exisisi tumor dengan 12 tepi dari jaringan payudara normal,

Pengangkatan dan payudara dengan kulit yang ada dan lapisan otot

pectoralis mayor.

b. Radioterapi

Biasanya merupakan kombinasi dari terapi lainnya tapi tidak

jarang pula merupakan therapi tunggal. Adapun efek samping:


9

kerusakan kulit di sekitarnya, kelelahan, nyeri karena inflamasi pada

nervus atau otot pectoralis, radang tenggorokan.

c. Kemoterapi

Pemberian obat-obatan anti kanker yang sudah menyebar dalam

aliran darah. Efek samping: lelah, mual, muntah, hilang nafsu makan,

kerontokan membuat, mudah terserang penyakit.

d. Manipulasi hormonal.

Biasanya dengan obat golongan tamoxifen untuk kanker yang

sudah bermetastase. Dapat juga dengan dilakukan bilateral

oophorectomy. Dapat juga digabung dengan therapi endokrin lainnya.

7. Komplikasi

Gangguan Neurovaskuler, Metastasis (otak, paru, hati, tulang

tengkorak, vertebra, iga, tulang panjang), Fraktur patologi, Fibrosis

payudara, hinga kematian (Nurarif & Kusuma, 2018).

B. Konsep Masalah Keperawatan

1. Pengertian

Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai

respon pasien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang

dialaminya baik yang berlangsung actual maupun potensial. Diagnosa

keperawatan bertujuan mengidentifikasi respon individu, keluarga, dan

komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan (Tim Pokja

SDKI DPP PPNI, 2017).

2. Kriteria mayor dan minor


10

Kriteria mayor adalah tanda dan gejala yang ditemukan sekitar 80%-

100% untuk validasi diagnosa. Sedangkan kriteria minor adalah tanda dan

gejala yang tidak harus ditemukan, namun dapat mendukung penegakan

diagnosis (PPNI, 2017)

3. Faktor yang berhubungan

Kondisi atau situasi yang berkaitan dengan suatu masalah

yang dapat menunjang kelengkapan data untuk menegakan suatu diagnosis

atau masalah keperawatan Berikut adalah uraian dari masalah yang timbul

pada pasien kanker payudara menurut Standar Diagnosis Keperawatan

Indonesia (PPNI, 2017)


11

4. Pathway
12

5. Masalah keperawatan

Masalah keperawatan pada pasien dengan ca mammae (PPNI, 2017)

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).

1) Definisi : Pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan dengan

kerusakan jaringan aktual atau fungsional, dengan onset mendadak atau

lambat d berintensitas ringan hingga berat dan konstan, yang

berlangsung lebih d 3 bulan.

2) Data mayor :

Subjektif : Mengeluh nyeri, Merasa depresi (tertekan)

Objektif : Tampak meringis, Gelisah, Tidak mampu menuntaskan

aktivitas.

3) Data minor

Subjektif : Merasa takut mengalami cedera berulang

Objektif : Bersikap protektif (mis.menghindari nyeri), Waspada, Pola

tidur berubah, Anoreksia

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi

(D.0129).

1) Definisi : Kerusakan kulit (dermis dan/atau epidermis) atau jaringan

(membran mukosa, kornea, fasia, otot, tendon, tulang, kartilago, kapsul

sendi daniatay Definisi ligamen).

2) Data mayor :

Subjektif : (tidak tersedia)

Objektif : Kerusakan jaringan dan/atau lapisan kulit.

3) Data minor
13

Subjektif (tidak tersedia)

Objektif : Nyeri, Perdarahan, Kemerahan, Hematoma.

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun

(D.0005).

1) Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberikan ventilasi

adekuat

2) Data Mayor :

Subjektif: Dispnea

Objektif : Penggunaan otot bantu pernapasan Parshall, Fase ekspirasi

memanjang, Pola napas abnormal (mis. takipnea, bradipnea,

hiperventilasi, kussmaul, cheyne-stokes)

3) Data minor

Subjektif :Ortopnea

Objektif : Pernapasan pursed-lip 1, Pernapasan cuping hidung,

Diameter thoraks anterior-posterior meningkat, Ventilasi semenit

menurun, Kapasitas vital menurun, Tekanan ekspirasi menurun,

Tekanan inspirasi menurun, Ekskursi dada berubah.

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).

1) Definisi : Berisiko mengalami peningkatan terserang organisme

patogenik.

2) Faktor Risiko : Penyakit kronis (mis. diabetes melitus), Efek prosedur

invasif, Malnutrisi, Peningkatan paparan organisme patogen

lingkungan, Ketidakadekuatan pertahanan tubuh sekunder:


14

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan metabolisme

(D.0019).

1) Definisi : Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhí kebutuhan

metabolisme.

2) Data mayor :

Subjektif : ( tidak tersedia )

Objektif : bearat badan menurun minimal 10% dibawah rentang ideal

3) Data minor

Subjektif : Cepat kenyang setelah makan, Kram/nyeri

Objektif : Bising usus hiperaktif, Otot pengunyah lemah, Nafsu makan

menurun Otot menelan lemah, Membran mukosa pucat, sariawan,

Serum albumin turun, Rambut rontok berlebihan, Diare Kondisi Klinis

Terkait

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

(D.0111).

1) Definsi : Ketiadaan atau kurangnya informasi kognitif yang berkaitan

dengan topik tertentu.

2) Data mayor :

Subjektif : Menanyakan masalah yang dihadapi

Objektif : sesuai anjuran, Menunjukkan persepsi yang keliru terhadap

masalah

3) Data minor :

Subjektif : (tidak tersedia)


15

Objektif : Menjalani pemeriksaan yang tidak tepat, Menunjukkan

perilaku berlebihan (mis. apatis, bermusuhan, agitasi, histeria).

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).

1) Definisi : Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap

objek yang tidak jelas dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang

memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi

ancaman.

2) Data Mayor :

Subjektif : Merasa bingung, merasa khawatir dengan akibat dari kondisi

yang dihadapi, sulit berkonsentrasi

Objektif : Tampak gelisah, tampak tegang, Sulit tidur

3) Data Minor :

Subjektif : Mengeluh pusing, Anoreksia, Palpitasi, Merasa tidak

berdaya.

Objektif : Frekuensi napas meningkat, Frekuensi nadi meningkat,

Tekanan darah meningkat. Diaforesis, Tremor, Muka tampak pucat,

Suara bergetar, Kontak mata buruk, Sering berkemih, Berorientasi pada

masa lalu.

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi tubuh

(D.0083).

1) Definisi : perubahan persepsi tentang penampilan, struktur dan fungsi

fisik individu.

2) Data mayor :

Subjektif : Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh


16

Objektif : Kehilangan bagian tubuh, Fungsi/struktur tubuh berubah/

hilang

3) Data Minor :

Subjektif : Tidak mau mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian

tubuh, mengungkapkan perasaaan negatif tentang perubahan tubuh,

mengungkapkan kekhawatiran pada penolakan/reaksi orang lain,

mengungkapkan perubahn gaya hidup

Objektif : Menyembunyikan/menunjukan bagian tubuh secara

berleblhan, Menghindari melihat dan/atau menyentuh bagian tubuh,

fokus berlebihan pada perubahan tubuh, respon non verbal pada

perubahan dan presepsi tubuh, Fokus pada penampilan dan kekuatan

masa lalu, Hubungan sosial berubah.

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis

(D.0086).

1) Definisi : Evaluasi atau perasaan negatif terhadap diri sendiri atau

kemampuan pasien Definisi seperti tidak berarti, tidak berharga, tidak

berdaya yang berlangsung dalam waktu lama dan terus menerus.

2) Data Mayor :

Subjektif : Menilai diri negatif (mis. tidak berguna, tidak tertolong),

Merasa malu/bersalah, Merasa tidak mampu melakukan apapun,

Meremehkan kemampuan mengatasi masalah, Merasa tidak memiliki

kelebihan atau kemampuan positif, Melebih-lebihkan penilaian negatif

tentang diri sendiri, Menolak penilaian positif diri sendiri


17

Objektif : Enggan mencoba hal baru, Berjalan menunduk, Postur tubuh

menunduk,

3) Data minor :

Subjektif : Merasa sulit konsentrasi, Sulit tidur, Mengungkapkan

keputusasaan

Objektif : Kontak mata kurang, Lesu dan tidak bergairah, Berbicara

pelan dan lirih, Pasif, Perilaku tidak asertif, Mencari penguatan secara

berlebihan, Bergantung pada pendapat orang lain, Sulit membuat

keputusan.

C. Konsep Dasar Keperawatan Virginia Henderson


Tugas unik perawat adalah membantu individu baik dalam keadaan sakit

maupun sehat melalui upayanya melaksanakan berbagai aktivitas guna

mendukung kesehatan dan penyembuhan individu atau proses meninggal

dengan damai, yang dilakukan secara mandiri oleh individu saat ia memiliki

kekuatan, kemampuan, kemauan, atau pengetahuan untuk itu. Handerson

mengemukakan teori tersebut dikarenakan keyakinan dan nilai yang dia

percayai yaitu manusia, keperawatan, kesehatan, dan lingkungan. Selain itu dia

juga mengatakan dalam mendefinisikan tentang keperawatan harus memikirkan

keseeimbangan fisiologisnya.

Henderson menghubungakan hal-hal tersebut dengan kegiatan sehari-

hari dan Ia juga memberikan gambaran tentang bagaimana tugas perawat harus

bisa mengkaji, menganalisis dan mengobservasi untuk bisa memberikan

dukungan dalam kesehatan dan proses penyembuhan atau pemulihan dengan

demikian individu tersebut mendapatkan kembali kemandirian dan kebebasan


18

yang merupakan tujuan mendasar dari teori tersebut. Ia juga berpendapat dalam

sudut Epistemologi karakteristik ilmu keperawatan, manusia adalah makhluk

yang unik, dan tidak ada yang memiliki kebutuhan dasar yang sama yang dalam

pemenuhannya memerlukan bantuan orang lain (Desmawati, 2019).

D. Konsep dasar Asuhan Keperawatan

Dalam asuhan keperawatan dalam lima langkah pengkajian, diagnosa

keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi dan evaluasi yang ada

pengkajian menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada

keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat maupun

sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang bertjuan

mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan terhadap kondisi

yang dialami (Desmawati, 2019).

1. Pengkajian

a. Pengkajian Identitas

1) Identitas Pasien :

2) Identitas Penanggung Jawab :

b. Status Kesehatan

1) Keluhan Utama :

2) Penyakit yang pernah dialami:

3) Alergi :

4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll) :

5) Riwayat Penyakit Keluarga :

6) Diagnosa Medis dan therapy :


19

c. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)

1) Pola Bernapas

2) Pola makan-minum

3) Pola Eliminasi

4) Pola aktivitas dan latihan

5) Pola istirahat dan tidur

6) Pola Berpakaian

7) Pola rasa nyaman

8) Pola Aman

9) Pola Kebersihan Diri

10) Pola Komunikasi

11) Pola Beribadah

12) Pola Produktifitas

13) Pola Rekreasi

14) Pola Kebutuhan Belajar

d. Pengkajian Fisik

e. Pemeriksaan Penunjang

f. Data laboratorium yang berhubungan

2. Diagnosa keperawatan

Menurut model keperawatan Virginia Henderson berfokus pada

keseimbangan fisiologis dengan membantu pasien dalam keadaan sehat

maupun sakit sehingga dapat menigkatkan kualitas hidup pasien yang


20

bertjuan mengembalikan kemandirian, kemampuan dan pengetahuan

terhadap kondisi yang dialami (Desmawati, 2019).

Menurut (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) dan (Nurarif, Hardhi

Kusuma 2016) diagnosa keperawatan pada Pasien dengan Ca Mamae adalah

(PPNI, 2017):

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi

(D.0129).

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun

(D.0005).

d. Resiko infeksi berhubungan dengan penyakit kronis (D.0142).

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolisme (D.0019).

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

(D.0111).

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi

tubuh (D.0083).

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis

(D.0101).

3. Intervensi Keperawatan

Interensi Keperawatan dilakukan berdasarakan Standar Intervensi

Keperawatan Indonesia (Tim Pokja SIKI DPP PPNI, 2018) dengan kriteria
21

hasil berdasarkan Standar Luaran Keperawatan Indonesia (Tim Pokja

SLKI DPP PPNI, 2019) :

a. Nyeri kronis berhubungan dengan adanya penekanan saraf (D.0078).

1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

ekspetasi tingkat nyeri menurun.

2) Kriteria hasil :

a) kemampuan menuntaskan aktivitas meningkat

b) keluhan nyeri menurun

c) meringis menurun

d) sikap protektif menurun

e) gelisah menurun

f) kesulitan tidur menurun

g) menarik diri menurun

h) berfokus pada diri sendiri menurun

i) diaforesis menurun

j) perasaan depresi (tertekan ) menurun

k) perasaan takut mengalami cedera berulang menurun

l) anoreksia menurun

m) perineum terasa tertekan menurun

n) uterus teraba membulat menurun

o) ketegangan otot menurun

p) pupil dilatasi menurun

q) muntah menurun mual menurun


22

r) frekuensi nadi membaik

s) pola nafas membaik

t) tekanan darah membaik

u) proses berpikir membaik

v) fokus membaik

w) fungsi berkemih membaik

x) perilaku membaik

y) nafsu makan membaik

z) pola tidur membaik

3) Intervensi :

Manajemen nyeri (I.08238)

Observasi

a) Identifikasi lokasi, karekteristik, durasi, frekuensi, kualitas,

intensitas nyeri

b) Identifikasi skala nyeri

c) Identifikasi respons nyeri non verbal

d) Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri

e) Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri

f) Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri

g) Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup

h) Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah

diberikan

i) Monitor efek samping penggunaan analgesic

Terapeutik
23

a) Berikan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

(mis. TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback,

terapi pijat, aromaterapi, teknik imajinasi terbimbing, kompres

hangat/dingin, terapi bermain)

b) Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis. suhu

ruangan, pencahayaan, kebisingan)

c) Fasilitasi istirahat dan tidur

d) Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan

strategi meredakan nyeri

Edukasi

a) Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri

b) Jelaskan strategi meredakan nyeri

c) Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri

d) Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat

e) Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu

b. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan prubahan sirkulasi

(D.0129).

1) Tujuan umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan ekspetasi integritas kulit dan jaringan meingkat.

2) Kriteria hasil :

a) Elastisitas meningkat

b) Hidrasi meningkat
24

c) Perfusi jaringan meningkat

d) Kerusakan jaringan menurun

e) Kerusakan lapisan kulit menurun

f) Nyeri menurun

g) Perdarahan menurun

h) Kemerahan menurun

i) Hematoma menurun

j) Pigmentasi abnormal menurun

k) Jaringan parut menurun

l) Nekrosis menurun

m) Abrasi kornea menurun

n) Suhu kulit membaik

o) Sensasi membaik

p) Tekstur membaik

q) Pertumbuhan rambut membaik

3) Intervensi :

Perawatan luka (I.14564)

Observasi

a) monitor karakteristik luka

b) monitor tanda-tanda infeksi

Terapeutik

a) lepaskan balutan dan plester secara perlahan

b) cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu


25

c) bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik sesuai

kebutuhan

d) bersihkan jaringan nekrotik

e) berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu

f) pasang balutan sesuai jenis luka

g) pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka

h) ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase

i) jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi

pasien

j) berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kgBB/hari dan protein

1,25-1,5 gram/kgBB/hari

k) Berikan suplemen vitamin dan mineral

l) berikan terapi tens, jika perlu

Edukasi

a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

b) anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein

c) ajarkan prosedur perawatan luka secara mandiri

Kolaborasi

a) kolaborasi prosedur debridement, jika perlu

b) kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

c. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan ekspansi paru menurun

(D.0005).

1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan

diharapkan ekspektasi pola napas membaik.


26

2) Kriteria hasil :

a) Ventilasi semenit meningkat

b) Kapasitas vital meningkat

c) Diameter thoraks anterior-posterior meningkat

d) Tekanan ekspirasi meningkat

e) Tekanan inspirasi meningkat

f) Dispnea menurun

g) Penggunaan otot bantu napas menurun

h) Pemanjangan fase ekspirasi menurun

i) Ortopnea menurun

j) Pernapasan pursed-lip menurun

k) Pernapasan cuping hidung menurun

l) Frekuensi napas membaik

m) Kedalaman napas membaik

n) Ekskursi dada membaik

3) Intervensi :

Manajemen jalan napas (I.01011)

Observasi

a) Monitor pola napas (frekuensi, kedalaman, usaha napas)

b) Monitor bunyi napas tambahan (mis. gurgling, mengi,

wheezing, ronkhi kering)

c) Monitor sputum (jumlah, warna, aroma)

Terapeutik
27

a) Pertahankan kepatenan jalan napas dengan head-tilt dan chin-

lift (jaw-thrust jika curiga trauma servikal)

b) Posisikan semi-Fowler atau Fowler

c) Berikan minum hangat

d) Lakukan fisioterapi dada, jika perlu

e) Lakukan penghisapan lender kurang dari 15 detik

f) Lakukan hiperoksigenasi sebelum penghisapan endotrakeal

g) Keluarkan sumbatan benda padat dengan forsep McGill

h) Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi

a) Anjurkan asupan cairan 2000 ml/hari, jika tidak

kontraindikasi

b) Anjurkan teknik batuk efektif

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian bronkodilator, ekspektoran, mukolitik,

jika perlu

d. Resiko infeksi berhubungan dengn penyakit kronis (D.0142).

1) Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

ekspetasi tingkat infeksi menurun.

2) Kriteria hasil :

a) kebersihan tangan meningkat

b) kebersihan badan meningkat

c) nafsu makan meningkat

d) demam menurun
28

e) kemerahan menurun

f) bengkak menurun

g) vesikel menurun

h) cairan berbau busuk menurun

i) sputum berwarna hijau menurun

j) drainase purulen menurun

k) piuria menurun

l) periode malaise menurun

m) periode menggigil menurun

n) letargi menurun

o) gangguan kognitif menurun

p) kadar sel darah putih membaik

q) kultur darah membaik

r) kultur urine membaik

s) kultur sputum membaik

t) kultur area luka membaik

u) kultur feses membaik

v) kadar sel darah putih membaik

3) Intervensi

pencegahan infeksi (I.14539)

observasi

a) monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik

terapeutik

a) Batasi jumlah pengunjung


29

b) berikan perawatan kulit pada area edema

c) cuci tangan sebelum dan sesudah kontak dengan pasien dan

lingkungan pasien

d) pertahankan teknik aseptik pada pasien berisiko tinggi

Edukasi

a) Jelaskan tanda dan gejala infeksi

b) ajarkan cara mencuci tangan dengan benar

c) Ajarkan etika batuk

d) ajarkan cara memeriksa kondisi luka atau luka operasi

e) Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi

f) anjurkan meningkatkan asupan cairan

kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian antibiotik, jika perlu

e. Defisit nutrisi berhubungan dengan peningkatan kebutuhan

metabolisme (D.0019).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan diarapkan

ekspetasi status nutrisi membaik

2) Kriteria hasil :

a) Kekuatan otot pengunyah meningkat

b) Kekuatan otot menelan meningkat

c) Serum albumin meningkat

d) Verbalisasi keinginan untk meningkatkan nutrisi meningkat

e) Pengetahuan tentang pilihan makanan yang sehat meningkat

f) Pengetahuan tentang pilihan minuman yang sehat meningkat


30

g) Pengetahuan tentang standar asupan nutrisi yang tepat

meningkat

h) Penyiapan dam penyimpanan minuman yang aman meningkat

i) Sikap terhadap makanan/minuman sesuai dengan tujuan

kesehatan meningkat

j) Perasaan cepat kenyang menurun

k) Nyeri abdomen menurun

l) Sariawan menurun

m) Rambut rontok menurun

n) Diare menurun

o) Berat badan membaik

p) Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik

q) Frekuensi makan membaik

r) Nafsu makan membaik

s) Bising usus membaik

t) Tebal lipatan kulit trisep membaik

u) Membran mukosa membaik

3) Intervensi :

Manajemen nutrisi (I.03119)

Observasi

a) Identifikasi status nutrisi

b) Identifikasi alergi dan intoleransi makanan

c) Identifikasi makanan yang disukai

d) Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien


31

e) Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik

f) Monitor asupan makanan

g) Monitor berat badan

h) Monitor hasil pemeriksaan laboratorium

Terapeutik

a) Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu

b) Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida makanan)

c) Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai

d) Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi

e) Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein

f) Berikan suplemen makanan, jika perlu

g) Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastrik jika

asupan oral dapat ditoleransi

Edukasi

a) Anjurkan posisi duduk, jika mampu

b) Anjurkan diet yang diprogramkan

Kolaborasi

a) Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis. pereda

nyeri, antiemetik), jika perlu

b) Kolabor asi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori

dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

f. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi

(D.0111).
32

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan

ekspektasi tingkat pengetahuan meningkat

2) Kriteria hasil :

a) perilaku sesuai anjuran meningkat

b) verbalisasi minat dalam belajar meningkat

c) kemampuan menjelaskan pengetahuan tentang suatu topik

meningkat

d) kemampuan menggambarkan pengalaman sebelumnya yang

sesuai dengan topik meningkat

e) perilaku sesuai dengan pengetahuan meningkat

f) pertanyaan tentang masalah yang dihadapi menurun

g) persepsi yang keliru terhadap masalah menurun

h) menjalani pemeriksaan yang tidak tepat menurun

i) perilaku membaik

3) Intervensi :

Edukasi Kesehatan (I.12383)

Observasi

a) Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

b) Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Terapeutik

a) Sediakan materi dan medla pendidikan kesehatan

b) Jadwalkan pendidikan kesehatan sosial kesepakatan

c) Berikan kesempatan untuk bertanya


33

Edukasi

a) Jekaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan

b) Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

c) Ajarkan strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan

perilaku hidup bersih dan sehat

g. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi (D.0080).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

diharapkan ekspektasi tingkat ansietas menurun

2) Kriteria hasil:

a) verbalisasi kebingungan menurun

b) verbalisasi khawatir akibat kondisi yang dihadapi menurun

c) perilaku gelisah menurun

d) perilaku tegang menurun

e) keluhan pusing menurun

f) anoreksia menurun

g) palpitasi menurun

h) frekuensi pernapasan menurun

i) frekuensi nadi menurun

j) tekanan darah menurun

k) diaforesis menurun

l) tremor menurun

m) pucat menurun

n) konsentrasi membaik

o) pola tidur membaik


34

p) perasaan keberdayaan membaik

q) kontak mata membaik

r) pola berkemih membaik

s) orientasi membaik

3) Intervensi :

Reduksi Ansietas (I. 09314)


Observasi
a) Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis. kondisi, waktu,
stresor)

b) Identifikasi kermampuan mengambili.keputusan

c) Monitor tande-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)

Terapeutik
a) Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan

b) Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika


memungkinkan

c) Pahami situasi yang mernbuat ansietas

d) Dengarkan dengan penuh perhatian

e) Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan

f) Tempalkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan

g) Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan

h) Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan


datang

Edukasi
a) Jelaskan prosedur, temasuk sensasi yang mungkin dialami

b) Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pangobatan,


dan prognosis
35

c) Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien, jlka perlu

d) Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitir, sasual


kebutuhan

e) Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi

f) Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan

g) Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat

h) Latih teknik relaksasi

Kolaborasi
a) Kolaborasi pemberian obat antiansietas, Jika perlu

h. Ganguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan struktur/fungsi

tubuh (D.0083).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

diharapkan ekspektasi citra tubuh meningkat

2) Kriteria hasil :

a) Melihat bagian tubuh meningkat

b) menyentuh bagian tubuh meningkat

c) verbalisasi kecacatan bagian tubuh meningkat

d) verbalisasi kehilangan bagian tubuh meningkat

e) verbalisasi perasaan negatif tentang perubahan tubuh menurun

f) verbalisasi kekhawatiran terhadap penolakan/reaksi orang lain

menurun

g) verbalisasi perubahan gaya hidup menurun

h) menyembunyikan bagian tubuh berlebihan menurun

i) menunjukkan bagian tubuh berlebihan menurun

j) fokus pada bagian tubuh menurun


36

k) fokus pada penampilan masa lalu

l) menurun fokus pada kekuatan masa lalu menurun

m) respon non verbal pada perubahan tubuh membaik

n) hubungan sosial membaik

3) Intervensi :

Promosi citra tubuh (I.09305)

Observasi

a) Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap

perkembangan

b) Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkalt

citra tubuh

c) Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi

sosial

d) Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri

e) Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah

Terapeutik

a) Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya

b) Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri

c) Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan dan penuaan

d) Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis,

luka, penyakit. pembedahan)

e) Diskusikan cara mengembangken harapan citra tubah secara

realistis
37

f) Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan

citra tubuh

Edukasi

a) Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra

tubuh

b) Anjurkan mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh

c) Anjurkan menggunakan alat bantu (mis, pakalan, wig,

kosmetik)

d) Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis. kelompok

sebaya)

e) Latih fungsi tubuh yang dimiliki

f) Latih peningkatan penapilan diri (mis. berdandan)

g) Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain

maupun kelompok

i. Harga diri rendah kronis berhubungan dengan terpapar situasi traumatis

(D.0086).

1) Tujuan umum: setelah dilakukan tindakan asuhan keperawatan

diharapkan ekspektasi harga diri meningkat.

2) Kriteria hasil :

a) Penilaian diri positif meningkat

b) perasaan memiliki kelebihan/ kemampuan positif meningkat

c) penerimaan penilaian positif terhadap diri sendiri meningkat

d) minat mencoba hal baru meningkat

e) berjalan menampakan wajah meningkat


38

f) postur tubuh menampakan wajah meningkat

g) konsentrasi meningkat

h) tidur meningkat

i) kontak mata meningkat

j) gairah aktivitas meningkat

k) aktif meningkat

l) percaya diri berbicara meningkat

m) perilaku esertif meningkat

n) kemampuan membuat keputusan meningkat

o) perasaan malu menurun

p) perasaan bersalah menurun

q) perasaan tidak mampu melakukan apapun menurun

r) meremehkan kemampuan mengatasi masalah menurun

s) ketergantungan pada penguatan secara berlebihan menurun

t) pencarian penguatan secara berlebihan menurun

3) Intervensi

Promosi Harga diri (I. 09331)

Observasi

a) Identifikasi budaya, agama, ras, jenis kelamin, dan usia

terhadap harga diri

b) Monitor verballsasi yang merendahkan diri sendiri

c) Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai kebutuhan

Terapeutik

a) Memotivasi terlibat dalam verbalisasi positif untuk diri sendiri


39

b) Memotivasi menerima tantangan atau hal baru

c) Diskusikan pernyataan tentang harga diri

d) Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian diri

e) Diskusikan pengalaman yang meningkatkan harga diri

f) Diskusikan persepsi negatif diri

g) Diskusikan alasan mengkritik diri atau rasa bersalah

h) Disukusikan penetapan tujuan realistis untuk mencapai harga

diri yang lebih tinggi

i) Diskusikan bersama keluarga untuk menetapkan harapan dan

batasan yang jelas

j) Berikan umpan balik positif atas peningkatan mencapai tujuan

k) Falisitasi lingkungan dan aktivitas yang meningkatkan harga

diri

Edukasi

a) Jelaskan kepada keluarga pentingnya dukungan dalam

perkembangan konsep positif diri pasien

b) Ankurkan mengidentifikasi kekuatan yang dimiliki

c) Anjurkan mempertahankan kontak mata saat berkomunikasi

dengan orang lain

d) Aniurkan membuka diri terhadap kritik negatif

e) Anjurkan mengevaluasi perilaku

f) Ajarkan cara mengatasi bullying

g) Latih peningkatan tanggung jawab untuk diri sendiri

h) Latih pernyataan/kemampuan pasitif diri


40

i) Latih cara berfikir dan berperilaku positif

j) Latih meningkatkan kepercayaan pada kemampuan dalam

menangani situasi
41

DAFTAR PUSTAKA

Desmawati. (2019). Teori Model Konseptual Keperawatan.

Fayzun., F., Muna., A., Y., D. A. R., Novitasari., E., & Baihaqi., I. (2018). Kanker
Payudara.

Globocan. (2018). angka kejadian kanker di dunia. https://gco.iarc.fr/

Haryati, F., & Sari, D. N. A. (2019). Hubungan body image dengan kualitas hidup
pada pasien kanker payudara yang menjalankan kemoterapi. Health Sciences
and Pharmacy Journal, 3(2), 54. https://doi.org/10.32504/hspj.v3i2.138

Irawan, E. (2018). Faktor-faktor pelaksanaan SEDARI. Jurnal Keperawatan BSI,


6(1). https://doi.org/10.31311/.V6I1.3690

Kemenkes RI. (2019). angka kejadian kanker payudara.


https://www.kemkes.go.id/article/view/19020100003/hari-kanker-sedunia-
2019.html

Lodia Kristin. (2017). WOC Kanker Payudara.


https://id.scribd.com/document/348608933/WOC-KANKER-PAYUDARA
No Title. (2012).

Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2015). cancer mammae.

Nurarif, amin huda, & Kusuma, H. (2018). Cancer Mammae.


http://www.perawatciamik.com/2018/03/laporan-pendahuluan-ca-mamae-
nanda-nic.html?view=timeslide

PPNI, T. P. S. D. (2017). No Title.

Putra, S. R. (2015). Buku lengkap kanker.

Riskesdas. (2018). prevelensi kanker di Indonesia.


https://www.kemkes.go.id/resources/download/info-terkini/hasil-riskesdas-
2018.pdf

SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.

Sugeng Laksono. (2018). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pada Ny E


Dengan Karsinoma Mamae Di Ruang Bougenvile Rsud Kota Yogyakarta.
http://eprints.poltekkesjogja.ac.id/id/eprint/2147

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
42

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia.

Tri Winarti. (2019). Karya Tulis Ilmiah Asuhan Keperawatan Pasien Dengan
Carsinoma Mammae Di Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Wahab Sjahranie
Samarinda.

Utami, S. S. (2017). ASPEK PSIKOSOSIAL PADA PENDERITA KANKER


PAYUDARA : Pendahuluan Metode. 20(2), 65–74.
https://doi.org/10.7454/jki.v20i2.503

WHO. (2019). Angka kejadian ca mamae di dunia. https://www.who.int/news-


room/detail/18-12-2019-who-prequalifies-first-biosimilar-medicine-to-
increase-worldwide-access-to-life-saving-breast-cancer-treatment

Anda mungkin juga menyukai