Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DHF
OLEH :
FIRMAN SYAMSUDI
NIM : S20129016
disebabkan oleh virus dengue dengan manifestasi klinis demam, nyeri otot
menyerang anak dan orang dewasa yang disebabkan oleh virus dengan
manifestasi berupa demam akut, perdarahan, nyeri otot dan sendi. Dengue
adalah suatu infeksi Arbovirus (Artropod Born Virus) yang akut ditularkan
2017).
10
3
2. Etiologi
3. Klasifikasi
Kusuma 2015) :
himokonsentrasi.
cepat dan lemah, tekanan darah menurun (20 mmHg atau kurang) atau
d. Derajat IV yaitu syok berat, nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak
teratur.
4. Patofisiologi
baik kulit seperti petekia atau perdarahan mukosa di mulut. Hal ini
perdarahan dan jika tidak tertangani maka akan menimbulkan syok. Masa
virus dengue inkubasi 3-15 hari, rata-rata 5-8 hari. Virus akan masuk ke
dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pertama tama yang
sakit kepala, mual, nyeri otot pegal pegal di seluruh tubuh, ruam atau
bintik bintik merah pada kulit, hiperemia tenggorokan dan hal lain yang
komplemen. Akibat aktivasi C3 dan C5 akan di lepas C3a dan C5a dua
kecepatan dan jumlahnya untuk mencegah terjadi edema paru dan gagal
jantung, sebaliknya jika tidak mendapat cairan yang cukup, penderita akan
5. Manifestasi Klinis
a. Demam dengue
Merupakan penyakit demam akut selama 2-7 hari, ditandai dengan dua
1) Nyeri kepala
2) Nyeri retro-orbital
7
4) Ruam kulit
6) Leukopenia
1) Demam atau riwayat demam akut antara 2-7 hari, biasanya bersifat
bifastik
3) Trombositopenia <100.00/ul
a) Peningkatan nilai hematokrit > 20% dari nilai baku sesuai umur
yang adekuat
8
pleura
yaitu:
3) Hipotensi
6. Pemeriksaan Penunjang
1) Pada demam dengue terdapat Leukopenia pada hari kedua atau hari
ketiga.
hemokonsentrasi.
9
awal yang dapat berlanjut menjadi reaksi sekunder atau tersier. Yang
Prinsip metode ini adalah mengukur campuran titer IgM dan IgG
Merupakan uji serologi yang paling spesifik dan sensitif untuk virus
(PRNT). Plaque adalah daerah tempat virus menginfeksi sel dan batas
yang jelas akan dilihat terhadap sel di sekitar yang tidak terkena
infeksi.
Inhibition (HI). Dan bahkan lebih sensitive dari pada uji HI. Prinsip
dari metode ini adalah mendeteksi adanya antibody IgM dan IgG di
f. Rontgen Thorax : pada foto thorax (pada DHF grade III/ IV dan
7. Penatalaksanaan
Selain itu, perlu juga diberikan obat penurun panas (Rampengan 2017).
anak mengalami DHF tanpa syok sedangkan pada derajat III dan
1) Berikan anak banyak minum larutan oralit atau jus buah, air sirup,
tiap 6 jam.
cairan.
secara nasal.
secepatnya.
12
30 ml/kgBB/24 jam.
sedikit.
8. Komplikasi
(DSS) atau sindrom syok dengue (SSD). Syok sering terjadi pada anak
berusia kurang dari 10 tahun. Syok ditandai dengan nadi yang lemah dan
cepat sampai tidak teraba, tekanan nadi menurun menjadi 20 mmHg atau
sampai nol, tekanan darah menurun dibawah 80 mmHg atau sampai nol,
terjadi penurunan kesadaran, sianosis di sekitar mulut dan kulit ujung jari,
13
hidung, telinga, dan kaki teraba dingin dan lembab, pucat dan oliguria atau
9. Pathway DHF
1. Pengkajian
dasar utama dan hal yang penting di lakukan baik saat pasien pertama kali
a. Identitas pasien
b. Keluhan utama
Alasan atau keluhan yang menonjol pada pasien DHF untuk datang
antara hari ke-3 dan ke-7 dan anak semakin lemah. Kadang-kadang
diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, dan persendian, nyeri ulu
hati, dan pergerakan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi
perdarahan pada kulit, gusi (grade III. IV), melena atau hematemesis.
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DHF anak biasanya
e. Riwayat Imunisasi
f. Riwayat Gizi
Status gizi anak DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi
g. Kondisi Lingkungan
dikamar)
h. Pola Kebiasaan
dan menurun.
hematuria.
16
5) Perilaku dan tanggapan bila ada keluarga yang sakit serta upaya
nadi lemah, kecil dan tidak teratur, serta takanan darah menurun.
j. Sistem Integumen
17
k. Pemeriksaan laboratorium
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus DHF yaitu (Erdin
untuk makan)
1) Pengertian
adekuat.
2) Penyebab
a) Penurunan energi
b) Sindrom hipoventilasi
c) Kecemasan
Kriteria Mayor
a) Subjektif
(1) Dispnea
b) Objektif
Kriteria Minor
a) Subjektif
(1) Ortopnea
b) Objektif
b. Hipertermia (D.0130)
1) Pengertian
2) Penyebab
Kriteria Mayor
b) Objektif
21
Kriteria Minor
b) Objektif
(2) Kejang
(3) Takikardi
(4) Takipnea
1) Pengertian
2) Penyebab
Kriteria Mayor
a) Subjektif
b) Objektif
nyeri)
(3) Gelisah
Kriteria Minor
b) Objektif
(7) Diaforesis
1) Pengertian
metabolisme.
2) Penyebab
Kriteria Mayor
b) Objektif
Kriteria Minor
a) Subjektif
b) Objektif
(5) Sariawan
(8) Diare
e. Hipovolemia (D.0023)
1) Pengertian
24
intraseluler.
2) Penyebab
Kriteria Mayor
b) Objektif
Kriteria Minor
a) Subjektif
b) Objektif
25
1) Pengertian
2) Penyebab
b) Kelemahan
Kriteria Mayor
a) Subjektif
b) Objektif
Kriteria Minor
a) Subjektif
b) Objektif
26
(4) Sianosis
1) Pengertian
2) Penyebab
Kriteria Mayor
a) Subjektif
b) Objektif
Kriteria Minor
b) Objektif
h. Ansietas (D.0080)
1) Pengertian
ancaman.
2) Penyebab
a) Krisis situasional
Kriteria Mayor
a) Subjektif
b) Objektif
Kriteria Minor
28
a) Subjektif
(2) Anoreksia
(3) Palpitasi
b) Objektif
(4) Diaforesis
(5) Tremor
1) Pengertian
2) Faktor Risiko
c) Proses keganasan
1) Pengertian
jiwa.
2) Faktor Risiko
a) Hipoksemia
b) Hipoksia
c) Hipotensi
3. Intervensi Keperawatan
oleh perawat yang didasarkan pada pengetahuan dan penilaian klinis untuk
Kriteria Hasil :
2) Dispneu menurun
30
Intervensi :
Observasi
ronkhi basah)
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
perlu
Kriteria Hasil :
1) Menggigil menurun
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
32
2) Meringis menurun
3) Gelisah menurun
Intervensi :
Observasi
intensitas nyeri
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
untuk makan)
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
34
Kriteria Hasil :
4) Kadar Hb membaik
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
35
NaCl 0,4%)
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
suara, kunjungan)
Edukasi
tidak berkurang
Kolaborasi
makanan
Kriteria Hasil :
meningkat
Intervensi :
Observasi
Edukasi
Kriteria Hasil :
3) Konsentrasi membaik
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
2) Hemoglobin membaik
3) Hematokrit membaik
Intervensi :
Observasi
kehilangan darah
Terapeutik
Edukasi
konstipasi
Kolaborasi
Kriteria Hasil :
Intervensi :
Observasi
Terapeutik
Edukasi
Kolaborasi
DAFTAR PUSTAKA
Asri, Khanitta Nuntaboot, and Pipit Festi Wiliyanarti. 2017. “Community Social
Capital on Fi Ghting Dengue Fever in Suburban Surabaya , Indonesia : A
Qualitative Study.” International Journal of Nursing Sciences 4(4): 374–77.
Mendiri N. K. & Prayogi, A. S. 2016. Asuhan Keperawatan Anak & Bayi Resiko
41
Pare, Guillaume et al. 2020. “Genetic Risk for Dengue Hemorrhagic Fever and
Dengue Fever in Multiple Ancestries.” EBioMedicine 51: 102584.
https://doi.org/10.1016/j.ebiom.2019.11.045.