Model ini diperkenalkan oleh Treynor (1961), Sharp (1964), dan Litner
(1965). Menurut penelitian ketiga ahli tersebut, CAPM memberikan teori
dimana tidak ada biaya pajak atau biaya transaksi, semua investor memiliki
garis investasi yang sama, semua investor memiliki pendapat yang sama
tentang pengembalian yang diharapkan, volatilas dan pengembalian investasi
yang diharapkan.
CAPM merupakan pusat dari ilmu ekonomi keuangan modern, model ini
memberikan prediksi yang tepat tentang bagaiman hubungan antara risiko dan
imbal hasil yang diharapkan. Hubungan ini mempunyai dua fungsi penting.
Pertama, menyediakan tolok ukur tingkat imbal hasil untuk mengevaluasi
alternatif investasi yang mungkin. Kedua, model ini akan membantu kita
membuat dugaan mengenai return yang diharapkan (ER) atas aset yang
belum
diperdagangkan di pasar. Tiga, model ini cukup akurat untuk sejumlah
aplikasi yang penting.
Ukuran risiko yang relevan dalam konteks CAPM adalah beta (β), yang
didefinisikan sebagai covarians return sekuritas dengan return pasar yang
distandardisasi dengan varians return pasar.
Keterangan :
iM = Korelasi antara sekuritas i dengan pasar
i = Standar deviasi sekuritas i
M = Standar deviasi pasar
d) Default Risk
Default risk adalah risiko apabila penerbit aset gagal membayar
bunga atau bahkan pokok aset.
l) Pasar modal berada dalam kondisi ekuilibrium. Dalam hal ini, semua
investor akan memilih portofolio pasar yaitu portofolio yang berisi semua
aktiva yang ada di pasar. Portofolio pasar ini adalah portofolio aktiva
berisiko yang optimal, yaitu yang berada pada efficient frontier.
Portofolio pasar seharusnya meliputi semua aset berisiko yang ada, baik
itu aset finansial (obligasi, opsi, future, dan sebagainya) maupun aset riil
(emas, real estate, dan sebagainya). Akan tetapi dalam kenyataannya, hal
tersebut sulit dilakukan karena jumlahnya yang banyak sekali dan tidak
mungkin diamati satu per satu. Oleh karnea itu, diperlukan suatu proksi
portofolio pasar yang bisa diwakili oleh portofolio yang terdiri dari semua
saham yang ada di pasar. Proksi ini bisa diwakili oleh nilai indeks pasar.
Untuk selanjutnya indeks pasar
inilah yang digunakan sebagai portofolio pasar.
Konsep Beta
CAPM menjelaskan bahwa beta merupakan alat pengukur risiko
yang relevan, dan terdapat hubungan yang positif dan linear antara
tingkat keuntungan yang diharapkan dengan beta. Jika kita ingin
mengetahui sumbangan suatu saham terhadap risiko suatu portofolio
yang didiversifikasi secara baik, tetapi kita harus mengukur risiko
pasarnya dan ini membawa kita untuk mengukur kepekaan saham
tersebut terhadap perubahan pasar.
Rata-rata beta untuk seluruh saham adalah sama dengan 1,0. Deviasi
standar dari suatu saham dengan beta : 1,5 adalah = 1,5 x portofolio
pasar. Beta tidak lain adalah merupakan koefisien regresi antara dua
variabel, yaitu kelebihan tingkat keuntungan portofolio pasar (excess
return of market portofolio) dan kelebihan keuntungan suatu saham
(excess return of stock).
Estimasi Beta
Keterangan:
Ri
= Return sekuritas i
αi
= Return indeks pasar
βi
= Intersep
Rm
= Slope
= Random residual error
ei
c) Nilai a dan b yang diperoleh dari hasil regresi tersebut tidak terlepas
dari adanya error, sehingga bisa jadi estimasi beta tidak akurat
karena a dan b tidak menunjukkan nilai yang sebenarnya.
d) Semakin besar beta dari suatu investasi, maka semakin besar pula tingkat
return yang diharapkan (ER) dari investasi tersebut. Dalam kaitannya
dengan hal ini, tiga orang yang masing-masing bernama Jack Treynor,
William Sharpe, dan John Litner pada pertengahan tahun 1960-an
memformulasikan CAPM dan membuktikan bahwa Security Market Line
(SML) adalah linier, sebagai berikut :
Premi risiko yang diharapkan = Premi risiko yang diharapkan untuk suatu
saham untuk pasar x beta
Formula tersebut menyatakan bahwa E(R) dari suatu saham sama dengan
tingkat tingkat keuntungan bebas risiko ditambah dengan premi risiko (Rm –
Rf) j. Semakin besar risiko saham tersebut, yaitu betanya, maka semakin
tinggi pula premi risiko yang diharapkan dari saham tersebut.
Bila β > 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih tinggi
daripada pasar. β < 1.00 artinya saham cenderung naik dan turun lebih rendah
daripada indek pasar secara umum (general market index). Perubahan
persamaan risiko dan perolehan (Equation Risk and Return) dengan
memasukan faktor β dinyatakan sebagai:
Rs = Rf + βs (Rm – Rf)
6. Perluasan CAPM
Pasar tidak lagi memiliki portofolio yang efisien secara umum. Faktanya,
setiap investor memilih portofolio yang berbeda, sehingga tidak lagi jelas
apakah terdapat portofolio pasar yang merupakan agregasi dari portofolio
seluruh investor yang terdapat pada batas efisien. Jika portofolio pasar tidak
lagi efisien secara rata-rata dan varians, maka hubungan antara ekspetasi
imbal hasil dan beta dari CAPM tidak lagi membentuk keseimbangan pasar.
Keseimbangan hubungan imbal hasil dan beta didalam kasus inventasi bebas
risiko yang terbatas dikembangkan oleh Fisher Black. Model Black ini cukup
sulit dan membutuhkan keterampilan matematika yang memadai. Oleh karena
itu, kita cukup membahas argumentasi Fisher dan membahas implikasinya
saja.
8. Pelonggaran CAPM
Ada beberapa model dalam riskless lending dan borrowing rate ini,
yaitu :
Tidak ada riskless lending and borrowing rate; dan
Terdapat riskless lending, tetapi tidak ada riskless borrowing.
c) Pajak
Bentuk standar dari CAPM mengabaikan adanya pajak. Asumsi
tersebut mempunyai implikasi bahwa para pemodal bersikap indiferen
untuk menerima penghasilan dalam bentuk capital gain ataupun dividen
dan bahwa para pemodal memegang portofolio sekuritas yang berisiko
yang sama. Apabila kita mengakui adanya pajak dan terutama bahwa
pajak
atas capital gain umumnya lebih rendah dibandingkan dengan pajak atas
dividen, maka harga keseimbangan dari sekuritassekuritas tersebut akan
berubah.
Sebagai contoh, rimah dianggap lebih tidak likuid dari pada sekuritas
karena untuk menjual dan memperoleh fair price akan memerlukan
waktu yang lebih lama. Untuk sekuritas, pengertian dapat diukur dari
perbedaan antara (permintaan) harga jual dan harga beli. Semakin besar
selisih
harga tersebut, semakin tidak likuid sekuritas tersebut. Bagi pemodal.
Portofolio yang lebih likuid akan dinilai lebih menarik dari pada
portofolio yang tidak atau kurang likuid.
Contoh :
Return saham X dibandingkan dengan pasar
Tahun 1 - return saham X = -0,05, return pasar = -0,12
Tahun 2 - return saham X = 0,05, return pasar = 0,01
Tahun 3 - return saham X = 0,08, return pasar = 0,06
Tahun 4 - return saham X = 0,15, return pasar = 0,10
Tahun 5 - return saham X = 0,10, return pasar = 0,05
Dengan demikian, rata-rata return saham X adalah 0.066
Menghitung deviasi return saham X
Tahun 1 = -0,1160
Tahun 2 = -0,0160
Tahun 3 = 0,0140
Tahun 4 = 0,0840
Tahun 5 = 0,0340
Jumlah = 0,0247
Jumlah = 0,0286
1. Pengertian APT
Menurut Samsul (2006), tingkat inflasi, tingkat suku bunga, kurs dan
jumlah uang yang beredar merupakan faktor-faktor makro ekonomi yang
secara langsung dapat mempengaruhi harga saham. Hal ini dapat
dikatakan bahwa model APT dapat dipengaruhi oleh tingkat inflasi,
tingkat suku bunga, kurs dan jumlah uang yang beredar.
Risiko tidak sistematis antar aset di pasar saham tidak saling berkorelasi
sedangkan risiko sistematis pada setiap pasar saham akan saling berkorelasi,
karena faktor-faktor yang mempengaruhinya sama. Pengaruh risiko sistematis
dapat dilihat dengan menggunakan koefisien beta, yang dapat mengukur
kepekaan saham terhadap perubahan pasar. Semakin peka perubahannya nilai
beta akan semakin tinggi. Return pada setiap saham dapat ditulis sebagai :
(1)
(2)
(3)
(4)
Dengan asumsi bahwa :
Hal ini mempunyai arti ekspektasi untuk semua faktor risiko aktual dan
bentuk error adalah nol.
Hal ini mempunyai arti, bentuk error tidak berkorelasi dengan faktor
risiko actual
Hal ini mempunyai arti, semua faktor aktual dan bentuk error tidak
saling berkorelasi antar waktu.
Model faktor yang paling sederhana adalah model satu faktor, indeks
harga pasar seperti IHSG digunakan sebagai faktor tunggal. Dengan
menggunakan single faktor model. Tingkat keuntungan saham adalah sebagai
berikut :
(5)
(6)
4. Return Portofolio
(7)
Karena return portofolio adalah rata-rata tertimbang dari return asset
individu dalam portofolio. Secara aljabar, ini dapat ditulis sebagai berikut :
(8)
(9)
(10)
Jika investor melakukan diversifikasi secara sempurna maka baris ketiga
pada persamaan (8) akan hilang. Dengan kata lain diversifikasi akan
menghilangkan risiko tidak sitematis. Ross (dalam Arnold Cheuk , 1992, hlm
45). Return portofolio adalah kombinasi dari return aset, jika terdiri dari
proporsi yang tersebar merata di seluruh banyak aset, dan risiko aset-spesifik
(bentuk error) menjadi independen dan terbatas, maka risiko ini akan hilang
dari return portofolio. Karena risiko error dapat didiversifikasi dalam
portofolio besar, tidak ada investor yang perlu menanggung risiko ini.
Karena jumlah aset menjadi besar, meningkatkan pendekatan linear dan
sebagian return rata-rata aset hampir tepat dari fungsi linear aset return
dengan faktor umum ekonomi yang luas. Jadi, sekali lagi, diversifikasi tanpa
biaya masuk akal untuk menghilangkan risiko tidak sistematis.
5. Struktur Model APT
Dengan memilih portofolio arbitrase dengan beta nol di setiap faktornya
berakibat laba pada portofolio arbitrase menjadi pilihan yang konstan, dan
proporsi menghilangkan semua unsur ketidakpastian, sehingga 𝑅𝑝 bukanlah
variabel acak. Oleh karena itu, persamaan (9) menjadi :
(11)
(12)
Hal ini mempunyai artibahwa vektor dari proporsi saham ortogonal
dengan vektor dari satu.
(13)
(14)
Oleh karena itu, ekspektasi return dari aset ke-𝑖 diberikan oleh
persamaan (14). Jika terdapat aset tanpa risiko dengan tingkat return
tanpa
risiko dinotasikan dengan 𝑅𝑓, maka 𝛽0𝑘 = 0 dan 𝑅𝑓 = 𝑅0. Sehingga,
persamaan (14) dapat ditulis dalam "bentuk kelebihan return " sebagai :
(16)
Dimana 𝐸(𝑅𝑖) menyatakan ekspektasi dari return aset ke-𝑖, 𝑅𝑓
menyatakan return aset bebas risiko, 𝑅𝑘 menyatakan return faktor saham
ke-𝑘, dan 𝛽𝑖𝑘 koefisien beta return saham.
Selain itu Berry et al. memberikan instruksi yang baik dan sederhana
untuk jenis variabel memenuhi syarat sebagai faktor risiko dalam Model
APT. Faktor risiko harus memiliki tiga sifat penting yaitu :
Pada awal setiap periode, faktor harus benar-benar tak terduga terhadap
pasar.
Setiap faktor APT harus memiliki pengaruh luas terhadap return saham.
Faktor yang relevan harus mempengaruhi ekspektasi return; yaitu
mereka harus memiliki harga tak-nol.
Capital Market Line (CML) atau Garis Pasar Modal adalah garis yang
menggambarkan hubungan antara garis yang menggambarkan hubungan
antara expected return dengan total risiko pada portofolio efisien investasi di
kondisi pasar yang seimbang. Garis CML dibentuk dengan menghubungkan
antara risiko dan pendapatan dari portofolio pasar dengan aset bebas risiko.
Hubungan antara risiko dan return portofolio efisien akan menghasilkan garis
pasar modal (capital market line / CML), sementara hubungan antara risiko dan
return sekuritas individual akan menghasilkan garis pasar sekuritas (security
market line / SML).
Beberapa hal penting yang dapat disimpulkan dari penjelasan mengenai garis
pasar modal adalah sebagai berikut :
a) Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan kombinasi
dari aset yang berisiko dan aset yang bebas risiko. Portofolio M, merupakan
portofolio yang terdiri dari aset yang berisiko, atau disebut dengan portofolio
pasar.
Adapun titik Rf merupakan pilihan aset yang bebas risiko. Kombinasi atau
titik-titik portofolio di sepanjang garis Rf – M ini selanjutnya merupakan
portofolio yang efisien bagi investor.
b) Slope CML akan cenderung positif karena adanya asumsi bahwa investor
bersifat risk averse. Artinya, investor hanya akan mau berinvestasi pada aset
yang berisiko, jika mendapatkan kompensasi berupa return harapan yang
lebih
tinggi. Dengan demikian, semakin besar risiko suatu investasim semakin
besar pula return harapan.
c) Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return actual dan
return harapan akan bisa menyebabkan slope CML yang negatif. Slope
negatif ini terjadi bila tingkat return actual portofolio pasar lebih kecil dari
tingkat keuntungan bebas risiko.
d) Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return harapan
untuk setiap risiko portofolio yang berbeda.
Contoh hubungan antara risiko dengan pendapatan untuk portofolio yang efisien
maupun tidak efisien bisa dilihat pada grafik berikut ini :
Hubungan antara risiko dan return suatu investasi dalam kondisi pasar yang
seimbang bisa juga dijelaskan dengan konsep capital market line atau garis pasar
modal dan security market line atau garis pasar sekuritas. CML mengambarkan
hubungan antara return yang diharapkan dengan risiko total dari portofolio
efisien pada pasar yang seimbang. Jika kita asumsikan bahwa investor tidak
melakukan short-selling, sehingga pilihan portofolio investor akan berada pada
titik-titik di sepanjang garis RF -M. Jika kurva efficient frontier dalam (Gambar
1) kita hilangkan, dan hanya kita ambil titik M saja sebagai portofolio aset
berisiko yang optimal, maka akan kita dapatkan garis RF -L, yang selanjutnya
akan disebut sebagai garis CML.
(Gambar 1)
(Gambar 2)
Kemiringan (slope) CML pada gambar di atas, menunjukkan harga pasar
risiko (market price of risk) untuk portofolio yang efisien atau harga
keseimbangan risiko di pasar. Besarnya slope CML akan mengindikasikan
tambahan return yang disyaratkan pasar untuk setiap 1% kenaikan risiko
portofolio. Slope CML dapat dihitung dengan menggunakan rumus :
Jika slope CML dan garis intersep (RF ) telah diketahui, maka selanjutnya
kita dapat membentuk persamaan CML tersebut menjadi :
Dari uraian di atas, beberapa hal tentang CML yang dapat disimpulkan
adalah :
a) Garis pasar modal terdiri dari portofolio efisien yang merupakan kombinasi
dari aset yang berisiko dan aset yang bebas risiko.
b) Slope CML akan cenderung positip karena adanya asumsi bahwa investor
bersifat risk averse.
c) Berdasarkan data historis, adanya risiko akibat perbedaan return aktual dan
return yang diharapkan, akan bisa menyebabkan slope CML yang negatif.
d) Garis pasar modal dapat digunakan untuk menentukan tingkat return yang
diharapkan untuk setiap risiko portofolio yang berbeda.
SML digunakan untuk menilai sekuritas secara individual pada kondisi pasar
yang seimbang, yaitu menilai tingkat return yang diharapkan dari suatu sekuritas
individual pada suatu tingkat risiko sistematis tertentu (beta). Dalam menghitung
risiko portofolio yang terdiri dari berbagai jenis aset, kita bisa menggunakan
standar deviasi suatu portofolio. Rumus tersebut juga dapat digunakan untuk
menghitung deviasi standar portofolio pasar.
Beta merupakan ukuran risiko sistematis suatu sekuritas yang tidak dapat
dihilangkan dengan melakukan diversifikasi. Beta menunjukkan sensitivitas return
sekuritas terhadap perubahan pasar. Sebagai ukuran sensitivitas return saham, beta
juga dapat digunakan untuk membandingkan risiko sistematis antara satu saham
dengan saham yang lain. Berdasarkan hubungan antara tingkat return dan beta,
maka dapat disimpulkan bahwa return harapan dari sekuritas I terdiri dari dua
komponen utama penyusun tingkat return yang disyaratkan investor, yaitu tingkat
return bebas risiko dan premi risiko. Tingkat return yang disyaratkan adalah
jumlah minimum return yang disyaratkan investor untuk berinvestasi pada suatu
sekuritas tertentu.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pada kondisi pasar yang
seimbang, harga sekuritas-sekuritas seharusnya berada pada SML karena titik-titik
pada SML menunjukkan tingkat return harapan pada suatu tingkat risiko
sistematis tertentu. Akan tetapi, terkadang bisa terjadi suatu sekuritas tidak berada
pada SML karena sekuritas tersebut undervalued atau overvalued.
∞ CML menggambarkan hubungan risiko dan return pada pasar yang seimbang,
untuk portofolio-portofolio yang efisien.
∞ SML menggambarkan hubungan risiko dan return dari aset-aset individual
ataupun portofolio yang tidak efisien.
∞ Ukuran risiko dalam CML adalah deviasi standar portofolio (σP )
∞ Ukuran risiko dalam SML adalah beta sekuritas (β)
Pada gambar di atas, terlihat bahwa sekuritas A terletak diatas SML dan
dinilai sebagai sekuritas yang undervalued karena tingkat return yang diharapkan
E(RA ’) lebih besar dari return yang disyaratkan investor E(RA ).
Sedangkan sekuritas B terletak di bawah SML, sehingga sekuritas B
dikatakan overvalued. Hal ini dikarenakan tingkat return yang diharapkan E(RB ’)
lebih kecil dari return yang disyaratkan oleh investor E(RB ).
DAFTAR REFERENSI