Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

DAK FISIK TA.2022


Provinsi/Kabupaten/Kota : Sulawesi Selatan/kabupaten Maros
Jenis DAK Fisik : (Reguler/Penugasan/Afirmasi)
Bidang DAK Fisik : Kesehatan dan KB
Subbidang DAK (jika ada) : Penguatan Penurunan Angka kematian Ibu dan Bayi
Menu Kegiatan : Alat Kesehatan Mampu PONED
Instansi Pelaksana : Dinas Kesehatan

A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum Tugas Fungsi/Kebijakan
a. Undang-undang Nomor 8 Tahun 2009 tentang Perllindungan Konsumen
b. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik
c. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 04 Tahun 2019 tentang Standar Teknis Pelayanan
Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019 tentang Puskesmas
2. Gambaran Umum
Derajat kesehatan dapat dicapai melalui upaya-upaya perbaikan sanitasi lingkungan,
pengendalian dan pemberantasan penyakit menular, pendidikan kesehatan, pengorganisasian
pelayanan atau perawatan kesehatan serta pengembangan unsur-unsur sosial untuk menjamin
taraf kehidupan yang layak. Kesehatan masyarakat sebenarnya bukan hasil pekerjaan medis
semata, tetapi merupakan hasil interaksi faktor-faktor lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan dan genetik (H. L. Blum). Sehingga penanganan masalah kesehatan pun mesti
dilakukan dengan cara yang komprehensif dengan memperhatikan faktor-faktor tersebut di
atas.
Pendekatan masyarakat yang komprehensif untuk mempertahankan dan meningkatkan
status kesehatan penduduk sangat dibutuhkan. Hal tersebut dilakukan dengan membina
lingkungan yang memungkinkan masyarakat dapat hidup sehat, membina perilaku hidup sehat,
menggalakkan upaya promotif dan preventif serta memperbaiki dan meningkatkan pelayanan
kesehatan agar lebih efektif dan efisien.
Dalam usaha perbaikan kesehatan masyarakat dan pengembangan desa sehat antara
lain melalui upaya penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi tentunya adanya
koordinasi dan dukungan dari pemerintah dengan menyediakan dan meningkatkan jenis,
jumlah dan mutu alat kesehatan puskesmas.
Derajat kesehatan masyarakat yang masih rendah diakibatkan karena sulitnya akses
terhadap pelayanan kesehatan. Kesulitan akses pelayanan ini dipengaruhi berbagai factor
seperti rendahnya kemampuan secara ekonomi serta kondisi geografis yang sangat sulit untuk
menjangkau sarana kesehatan. Derajat kesehatan yang rendah berpengaruh terhadap
rendahnya produktivitas kerja yang pada akhirnya menjadi beban masyarakat dan pemerintah.
Kabupaten Maros merupakan wilayah yang berbatasan langsung dengan ibukota propinsi
Sulawesi Selatan, dalam hal ini adalah Kota Makassar dengan jarak kedua kota tersebut berkisar
30 km dan sekaligus terintegrasi dalam pengembangan Kawasan Metropolitan Mamminasata.
Dalam kedudukannya, Kabupaten Maros memegang peranan penting terhadap pembangunan
Ibukota Propinsi Sulawersi Selatan karena sebagai daerah perlintasan yang sekaligus sebagai
pintu gerbang Kawasan Mamminasata bagian utara yang dengan sendirinya memberikan
peluang yang sangat besar terhadap pembangunan di Kabupaten Maros dengan luas wilayah
1.619,12 km2 dan terbagi dalam 14 wilayah kecamatan. Kabupaten Maros secara administrasi
wilayah berbatasan dengan :
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Pangkep
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Bone
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kota Makassar
 Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Makassar.

Demikian pula sarana transportasi udara terbesar di kawasan timur Indonesia berada di
Kabupaten Maros sehingga Kabupaten ini menjadi tempat masuk dan keluar dari dan ke
Sulawesi Selatan.
Dinas kesehatan memiliki wilyah unit pelaksana teknis 14 unit puskesmas (4 unit puskesmas
dengan wilayah terpencil sesuai dengan SK Bupati Maros Nomor 1613/KPTS/440/VII/2017
tanggal 27 Juli 2017 : Mallawa, Camba, Cenrana dan Tompobulu), 27 unit puskesmas pembantu
(pustu)dan 75 unit pos kesehatan desa (poskesdes) yakni sebagai berikut :

No. Puskesmas Pustu Poskesdes


1. Mandai 1. Tenrigangkae 1. Padangalla
2. Pattontongan
3. Tenrigangkae
4. Bontoa
5. Bonto Matene
6. Baji Mangai
2. Moncongloe 1. Bonto Bunga 1. Moncongloe Lappara
2. Bonto Marannu
3. Moncongloe Bunga
4. Kokon (Bonto Bunga)
3. Maros Baru 1. Lekoala 1. Bawalangere
2. Baji Pa’mai
3. Majannang
4. Baju Bodoa
5. Bori Masunggu
4. Lau 1. Mattiro Deceng
2. Soreang
3. Maccini Baji
4. Marannu
5. Bonto Marannu
6. Allepolea
5. Marusu 1. Telumpoccoe 1. Abbulo Sibbatang
2. Mambue 2. Kuri Caddi
3. Bonto Matene
4. Pabentengan
5. Marumpa
6. Turikale 1. Boribellaya 1. Talamangepe
2. Pettuadae
3. Taroada
4. Boribellaya
5. Adatongeng
6. Turikale
7. Bontoa 1. Pajukukang 1. Mangemba
2. Panjalingan 2. Bonto Bahari
3. Bontolempangan 3. Ampikale
4. Rea-rea (PNPM) 4. Salenrang
5. Minasa Upa
8. Bantimurung 1. Minasa Baji 1. Baruga
No. Puskesmas Pustu Poskesdes
2. Tukamasea 2. Allatengae
3. Leang-leang
4. Mangelorang
5. Matoangin
9. Simbang 1. Bonto Tallasa 1. Samangki
2. Samboeja 2. Tanete
3. Simbang
4. Jenetaesa
10. Tanralili 1. Allaere 1. Toddopulia
2. Toddopulia 2. Damai
3. Kurusumange
4. Purnakarya
5. Borong
6. Tanadidi
7. Sudirman
11. Tompobulu 1. Toddolimae 1. Bonto Manai
2. Bonto Matinggi 2. Bonto Manurung
3. Tompobulu 3. Benteng Gajah
4. Bonto Somba
5. Pucak (PNPM)
12. Camba 1. Sawaru 1. Patanyamang (PNPM)
2. Timpuseng
3. Bentenge
4. Cenrana
5. Mariopulana
6. Pattirodeceng
13. Cenrana 1. Laiya 1. Cenrana Baru
2. Limapoccoe
3. Labuaja
4. Lebbotengae
5. Rompegading
6. Baji Pamai
14. Mallawa 1. Padaelo 1. Barugae
2. Batu Putih 2. Mattampapole
3. Wanuawaru 3. Pangisoreng
4. Bentenge 4. Wanuawaru
5. Uludaya 5. Gattareng Matinggi
6. Tellumpanuae
7. Bontosiri

GAMBARAN KONDISI SEKARANG

1. Alat Kesehatan Puskesmas di Kabupaten Maros, untuk jumlah dan kualitas belum
sesuai dengan permenkes 43 tahun 2019, dimana sangat perlu dilakukan
penambahan dan peremajaan alat kesehatan, terutama pada Puskesmas Mampu
PONED.
2. Usia rata-rata alat kesehatan yang ada pada Puskesmas Mampu PONED saat ini lebih
dari 5 Tahun, dimana biaya pemeliharaannya yang cukup tinggi.
3. Puskesmas sangat membutuhkan penambahan jumlah dan jenis alat kesehatan yang
bertujuan untuk penguatan Penurunan Angka Kematian Ibu dan Bayi di Kabupaten
Maros.
B. PENERIMA MANFAAT
Adapun penerima manfaat kegiatan ini adalah :
1. Masyarakat
Dalam hal ini masyarakat yang dilayani mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar.
2. Petugas Kesehatan
Dalam melaksanakan tugas dalam memberi layanan kesehatan dasar sesuai standar karena telah
didukung oleh jumlah, jenis dan mutu alat kesehatan di sarana dan atau fasilitas kesehatan.
3. Pemerintah
Telah memenuhi kewajiban dalam pemenuhan hak dasar masyarakat sebagaimana amanah
undang-undang.

C. STRATEGI PENCAPAIAN KELUARAN


1. Metode Pelaksanaan
Metode pelaksanaan adalah pengadaan sistem ePurcashing dan pelelangan umum untuk alat
kesehatan yang tidak terdaftar dalam daftar alat ecataloq yang akan diselenggarakan oleh Unit
Layanan Pengadaan Kabupaten Maros melalui website www.lpse.maros.go.id

D. KURUN WAKTU PENCAPAIAN KELUARAN


Proses pencapaian output ini dimulai dari bulan Januari 2022 dan diharapkan proses ePurcashing dan
pelelangan umum selesai paling lambat pada bulan Nopember 2022.

E. BIAYA YANG DIPERLUKAN


Besaran biaya kegiatan bersumber DAK TA 2022 untuk penyediaan alat kesehatan puskesmas
mampu PONED adalah sebagai berikut :

1. Set Pemeriksaan Kesehatan Ibu dan Anak : Rp. 312.780.000,-


2. Set Obsgyn : Rp. 222.300.000,-
3. Set Kegawatdaruratan maternal dan neonatal : Rp. 706.680.000,-
4. Set Perawatan Pasca Persalinan : Rp. 286.260.000,-

Total anggaran penyediaan alat kesehatan mampu PONED sebesar Rp. 1.528.020.000.- (Satu Milyar
Lima Ratus Dua Puluh Delapan Juta Dua Puluh Enam Ribu Rupiah).

Maros, 11 Juni 2021


Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kab. Maros

dr. H. Muhammad Yunus, S.Ked, M. Kes


Pangkat : Pembina Tk. I
NIP : 19760709 200701 1 011

Anda mungkin juga menyukai