Anda di halaman 1dari 2

Yogyakarta, 16 April 2022

Evaluasi diri

Memasuki tahun 2022 ini banyak sekali pengalaman hidup yang dapat ditarik
hikmahnya dan dipetik pelajarannya. Mulai dari sisi karir, akademik, keluarga,
hubungan sosial, finansial dan masih banyak hal lainnya yang perlu untuk dilakukan
evaluasi.

Lazimnya, sesuatu yang terbesit dan dirasakan diri dapat terurai dan terungakap dalam
sebuah tulisan. Di dalam tulisan itu dapat menggambarkan keadaan dan kondisi yang
dialami oleh subyek tulisan. Inilah yang sedang saya coba lakukan.

Harapan saya untuk menjadi orang sukses atau bahkan menjadi orang berguna bagi
masyarakat sangatlah tinggi. Bahkan terkadang muncul ketidakpercayaan untuk dapat
menggapainya. Jika hal ini yang tengah dialami maka ini merupakan hal yang biasa.
Namun jika ketidakpercayaan terhadap apa yang sedang kita lakukan dalam menggapai
keinginan selalu hadir dan muncul maka ini pertanda bahaya. Mengapa demikian?
Sebab diri kita merasa terancam, tidak tenang dan tidak nyaman. Perasaan tersebut
hanya muncul ketika diri kita dalam kondisi tidak percaya diri. Sedangkan
ketidakpercayaan diri tersebut hadir karena ketidakamampuan memahami sesuatu hal
dan tidak adanya keberanian dalam bersikap jujur.

Kepercayaan diri dan kejujuran merupakan satu hal yang penting untuk lebih mengenal
diri dan lebih jauh lagi dapat mengembangkan diri. Ketika kita dapat mengenali diri
lebih baik maka segala sesuatu yang menjadi halangan diri untuk melangkah
mengembangkan diri dapat terdeteksi sejak dini dan dapat mengatasi kendala yang
dihadapi. Sebut saja misalnya sikap yang produktif atau bermanfaat. Sikap ini hanya
dapat terlaksana dengan syarat menyingkirkan sikap malas dan mengedepankan sikap
rajin dan ulet. Satu saja tindakan kita mengatasi masalah sikap yang kurang baik (non
produktif) maka sama halnya membangun mentalitas dan kepribadian yang lebih baik
dan mendekatkan diri kepada kesuksesan. Baiklah, kata “sukses” mungkin terlalu
berlebihan digunakan untuk merepresentasikan harpaan dan cita-cita. Mungkin lebih
baik menggunakan kata “mengenal diri” yang mengandung arti mendalam.

Secara teologis, kata mengenal diri dimaknai sebagai aktualisasi mengenal sang
Pencipta (Allah SWT). Semakin baik mengenal diri semakin dekat memahami dan
merasakan kehadiran sang pencipta dalam hidup kita. Dengan demikian kata mengenal
diri memiliki arti positif guna mengembangkan diri.

Saya ingin mencoba belajar mengulas sebuah tema yang fokus terhadap obyek tertentu
meskipun terdapat obyek lainnya yang berhubungan dengan tema tersebut, namun
disini saya hanya ingin mengurai lebih dalam terhadap satu tema dengan narasi yang
tersistematis.

“Ketidakpuasan”

Salah satu sifat manusia adalah tidak pernah berpuas diri. Hal ini dapat dilihat dari
capaian manusia dalam peradaban global. Banyak sekali ciptaan yang dibuat oleh
manusia mulai dari teknologi, ekonomi, infrastruktur dan lain sebagainya. Semua
diciptakan oleh manusia dengan beragam bentuk dan pembaharuan dan selalu berubah.
Hal ini menandakan manusia tidak pernah puas dalam menggapai satu hal saja,
melainkan ingin melalukan lebih dari yang bisa dilakukan. Ketidakpuasan model ini
sangat baik jika diarahkan untuk hal yang bermanfaat. Parameter manfaat adalah dapat
dirasakan dan berguna bagi banyak orang terutama diri kita.

Dalam kondisi tertentu, kita sering melakukan sesuatu bahkan dalam proses melakukan
sesuatu muncul dalam diri kita rasa ketidakpuasan. Sebagai contoh misalnya ketika kita
berkeinginan menjadi penulis handal, dan kita melihat tulisan dari penulis terbaik.
Dalam konteks menulis, ketika kita mencoba membuat tulisan belum selesai menulis
muncul pikiran yang membawa sikap ketidakpuasan dalam bentuk kata “kurang baik,
tidak luwes dan lain sebagainya yang menjustifikasi kata negatif. Sehingga muncul
keraguan untuk melanjutkan tulisan tersebut. Model ketidakpuasan ini menandakan
pikiran kita sangat dangkal dan jauh dari kualifikasi intelektual.

Seorang intelektual percaya bahwa segala sesuatunya membutuhkan proses, dan


kemahiran lahir dari kebiasaan. Semakin sering kita asah bakat dan pengetahuan kita
maka semakin dekat kehalian yang kita dapatkan. Rumus inilah yang banyak tidak
dipahami dengan baik oleh diri saya. Meskipun sudah mengatahui tetapi tidak benar
benar yakin dapat di terapkan dengan baik. Jadi mulailah membangun kebiasaan yang
baik, dan konsisten dalam menjalaninya. Sehingga sikap ketidakpuasan diri dapat
alihkan pada hal yang positif, yakni selalu ingin mencari yang terbaik dari yang terbaik,
dan memberikan lebih banyak manfaat bagi orang lain dan pribadi.

Demikian yang dapat disampaikan, tidak banyak uraian yang diungkapkan namun
setidaknya esensi kegelisahan telah tersampaikan. Semoga bermanfaat.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai