BIOKIMIA FARMASI
Kode 1773
Koordinator :
apt. Setyowati Triastuti Utami, M. Sc., Ph. D
KATA PENGANTAR
kepada semua pihak yang telah membantu baik dalam hal penyusunan
petunjuk praktikum maupun dalam pelaksanaan praktikum.
Tim Pengampu:
1. Prof. Dr. apt. Edy Meiyanto, M. Si 7. apt. Setyowati Triastuti, PhD
2. Dr. apt. Rumiyati, M.Si 8. Dr. apt. Tatang Irianti, M. Sc
3. Dr. apt. Riris Istighfari Jenie, M.Si 9. Dr. apt. Purwanto, M. Sc
4. Dr. apt. Muthi Ikawati, M.Sc 10. Cintya Nurul Apsari, M.Si
5. Dr.rer.nat. apt. Adam Hermawan, M.Sc 11. Asefin Nurul Ikhtiyarini,M. Si
6. apt. M. Novrizal Abdi Sahid, M.Eng., Ph.D
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................... 1
DAFTAR ISI........................................................................................................... 3
TATA TERTIB LABORATORIUM................................................................. 4
ACARA PRAKTIKUM........................................................................................ 5
PERCOBAAN I Pengenalan alat-alat dan safety bahan kimia yang
digunakan dalam Praktikum……...…………. 6
PERCOBAAN II-A Pengaruh Kemurnian Enzim terhadap Aktivitasnya:
Penentuan Aktivitas Spesifik........................... 17
PERCOBAAN II-B Pengaruh Konsentrasi Substrat terhadap Aktivitas
Enzim: Penetapan Nilai Km dan Vmaks............. 30
PERCOBAAN III Pemisahan Protein dengan Metode SDS-PAGE 35
PERCOBAAN IV Pengaruh Kondisi Lapar (Keadaan Puasa) terhadap
Kandungan Glikogen Hepar Ayam............... 44
PERCOBAAN V Analisis Struktur Protein ……………………… 53
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 68
ACARA PRAKTIKUM
PERCOBAAN I
PENGENALAN ALAT ALAT YANG DIGUNAKAN DI DALAM
PRAKTIKUM
A. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami prinsip
dasar alat-alat yang digunakan di dalam praktikum
Biokimia
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat- alat dengan benar
B. Pendahuluan
1. Mikropipet
Mikropipet adalah alat yang digunakan untuk mentransfer cairan
dalam jumlah kecil (<1 ml). Skala pada mikropipet menggunakan
satuan mikroliter (1000µl = 1 ml). Ada tiga ukuran mikropipet
dalam laboratorium biokimia, dengan tiga rentang volume yaitu
P20 = 0,5- 20 ml, P200 = 20-200 µl, dan P1000 = 200-1000 µl.
a b
Gambar 1. Contoh mikropipet dan bagian-bagiannya. a. Gambar
keseluruhan pipet, b. Bagian penunjuk ukuran mikropipet
CATATAN:
● Jangan membalik mikropipet (menaruh ujung tip pada
posisi di atas). Hal ini dapat menyebabkan cairan masuk ke
2. pH meter
Larutan bufer (dapar) adalah larutan yang dapat
mempertahankan perubahan pH akibat perubahan sekelilingnya
baik yang bersifat asam maupun basa. Larutan bufer sering
digunakan di dalam percobaan biokimia. Larutan bufer dapat
dibuat dari campuran asam dan basa konjugatnya. Bufer dapat juga
dibuat dari campuran asam lemah dengan garam yang
mengandung anion yang sama dengan asam lemahnya, atau basa
lemah dengan garam yang mengandung kation yang sama dengan
pH meter
pH meter adalah alat yang digunakan untuk mengukur pH
(keasaman atau alkalinitas) dari larutan bufer. Alat ini mempunyai
dua bagian yaitu 1) elektroda yang dihubungkan dengan 2)
meteran elektronik yang dapat mengukur dan menampilkan
pembacaan pH. Bagian elektroda (probe) pada bagian bawahnya
mengandung bohlam yang merupakan bagian sensitif dari probe
Cara Kerja:
1. Sebelum pH meter digunakan untuk mengukur pH suatu
larutan, lakukan kalibrasi terhadap pH meter. Ambil larutan
3. Sentrifus preparatif
Sentrifus preparatif adalah alat yang digunakan untuk
memisahkan partikel-partikel sampel di dalam larutan (Gambar 6).
Pemisahan terjadi akibat gaya gravitasi dan gaya sentrifugal dan
antara lain dipengaruhi oleh faktor ukuran partikel, densitas dan
kecepatan rotor. Larutan sampel ditempatkan dalam rotor yang
dapat berotasi pada sumbu tetap. Partikel dalam larutan sampel
akan terpisah menjadi supernatant (berupa cairan) dan pellet
(yang mengendap). Semakin cepat perputaran rotor, maka akan
Fixed - rotor
Swing - rotor
Cara Kerja
1. Pastikan bahwa sebelum alat sentrifus dioperasikan, rotor
harus dalam keadaan seimbang dengan cara:
PERCOBAAN II-A
PENGARUH KEMURNIAN ENZIM TERHADAP AKTIVITASNYA:
PENENTUAN AKTIVITAS SPESIFIK
Editor: Prof. Dr. Sismindari, SU., Apt., Dr. Rumiyati, M.Si., Apt.,
apt. Setyowati Triastuti Utami, M. Sc., PhD
Pendahuluan
Enzim adalah sekelompok protein yang berfungsi sebagai
katalisator untuk berbagai reaksi kimia dalam sistem biologis.
Enzim ditemukan sebagai makromolekul baik ekstraselular atau
intraselular. Secara kualitatif, keberadaan suatu enzim
diidentifikasi dari reaksi yang dikatalis, sedangkan secara
kuantitatif, dapat diukur dengan kecepatan reaksinya.
Enzim bekerja sangat spesifik karena hanya dapat
mengkatalisis satu atau beberapa reaksi saja. Penggolongan enzim
didasarkan oleh macam reaksi yang dikatalisis, sehingga dapat
digolongkan ke dalam 6 golongan:
1. Oksidoreduktase: enzim ini mengkatalisis reaksi-reaksi
oksidasi reduksi
2. Transferase: enzim ini mengkatalisis reaksi pemindahan
berbagai gugus seperti amina, karboksil, karbonil, metil, asil,
glikosil atau fosforil
Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa dapat menetapkan nilai aktivitas enzim
2. Mahasiswa dapat menetapkan kadar protein dengan metode
Biuret
3. Mahasiswa dapat menghitung aktivitas spesifik enzim
Dasar Teori
Kecepatan reaksi yang dikatalisis oleh suatu enzim
diantaranya dipengaruhi oleh kadar enzim dalam suatu campuran
reaksi. Kadar enzim dalam ekstrak kasar dipengaruhi apakah gena
penyandi enzim itu terekspresi. Ekspresi suatu gena dapat
dikelompokkan sebagai ekspresi konstutif atau terinduksi. Untuk
ekspresi suatu gena dapat dilihat aktivitas suatu enzim dalam
ekstrak kasar dalam sejumlah protein (mg) maka kadar protein
total juga harus diketahui.
Aktivitas spesifik menunjukkan jumlah µmol produk yang
terbentuk dalam waktu satu menit oleh satu mg protein yang
mengandung enzim. Oleh karena itu harga aktivitas spesifik
menunjukkan kemurnian suatu enzim dalam campuran protein.
Semakin tinggi harga aktivitas spesifik semakin tinggi kemurnian
enzim tersebut dalam campuran protein itu. Penyampaian dalam
bentuk aktivitas spesifik suatu enzim yang terdapat dalam keadaan
tidak murni akan memberikan gambaran ekspresi enzim itu pada
keadaan tertentu. Aktivitas spesifik menggambarkan kemurnian
enzim dalam suatu sediaan.
Glutation-S-transferase (GST) merupakan sekelompok
enzim sitosolik multifungsional yang memainkan peranan penting
pada detoksifikasi senyawa-senyawa xenobiotik elektrofilik yang
masuk ke dalam tubuh. GST merupakan suatu famili enzim
Tahapan kerja
1. Penentuan aktivitas enzim
2. Pembuatan kurva baku albumin
3. Penetapkan kadar protein total
4. Menghitung aktivitas spesifik.
Alat
1. Ultra sentrifugator (Hitachi SCP 85H),
2. Neraca elektrik (Shimadzu, type LS-6DT),
3. Delivery pipet (Gilson pipetman berbagai ukuran),
4. Tip pipet (biru, putih, kuning) berbagai ukuran (Gilson),
5. Alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis.
Cara Kerja
1. Penyiapan Fraksi Sitosol yang Mengandung Glutation S-
Transferase dari Tikus (disiapkan oleh lab)
a. Tikus jantan (galur Sprague-Dawley, berat 200-250 g)
sebanyak 5 ekor diberi makan pelet dan minum air.
b. Setelah waktu perlakuan selesai, tikus dipuasakan 24 jam
c. Tikus dikorbankan “dengan cara dislokasi leher” dan hepar
diambil untuk penyiapan fraksi sitosol yang mengandung
GST dengan metode sentrifugasi bertingkat.
d. Hepar tikus diambil dan langsung dimasukkan ke dalam
bufer fosfat 0,1 M (KH2PO4 dan K2HPO4) dingin pH 7.5,
kemudian ditimbang.
e. Selanjutnya hepar tikus dalam bufer fosfat dihancurkan
menggunakan blender dingin dengan kecepatan 440 rpm
selama 5 menit.
Dasar teori
Aktivitas GST ditentukan dengan substrat CDNB dan GSH
membentuk GS-DNB yang dapat diukur pada panjang gelombang
340 nm. Apabila jumlah GSH dan CDNB berlebihan maka dalam
kurun waktu tertentu (1 menit) jumlah GS-DNB (µmol/min) yang
terbentuk sesuai dengan jumlah GST.
Bahan
a. GST dalam sitosol
Pengamatan :
Kecepatan reaksi = ΔA/min = .............. /min (B)
Perhitungan:
Diketahui ε GS-DNB = 8.500 µmol-1 cm-1
Dasar teori
Penentuan kadar protein secara Biuret berdasarkan atas
pengukuran serapan cahaya oleh ikatan kompleks yang warnanya
ungu. Ini terjadi apabila protein bereaksi dengan tembaga dalam
lingkungan alkali.
2+
NH2
O=C C=O
O C
Cu2+/OH- R-HC N N CH-R
2 Cu
NH
O=C N N C=O
O C
R-HC CH-R
NH2
Bahan
a. Reagen Biuret
1,5 g kupri sulfat (CuSO4 5H2O), Na-Ktartrat dalam 500 ml
air dalam labu takar 1 liter. Kemudian ditambahkan 300 ml
NaOH 10% sambil dikocok-kocok, selanjutnya
ditambahkan air sampai garis tanda. Larutan biru ini dapat
disimpan lama. Apabila pembuatannya kurang baik dapat
Cara kerja
Penetapan dilakukan secara spektrofotometri dengan metode
Biuret dan menggunakan bovine serum albumin dengan
konsentrasi 5,0 % b/v sebagai pembanding.
a. Disiapkan larutan campuran fraksi sitosol, bufer fosfat 0.1M
pH 7.5 dan reagen Biuret seperti pada Tabel 2.3. di bawah ini,
dicampur hati-hati.
PERCOBAAN II-B
PENGARUH KONSENTRASI SUBSTRAT TERHADAP AKTIVITAS
ENZIM: PENETAPAN NILAI KM dan Vmaks
Editor: Prof. Dr. Sismindari, SU., Apt., Prof. Dr. Edy Meiyanto,
M.Si., Apt., dan apt. Setyowati Triastuti Utami, M. Sc., PhD
A. Tujuan
a. Mahasiswa dapat membuktikan adanya pengaruh
konsentrasi substrat terhadap aktivitas enzim.
b. Mahasiswa dapat menetapkan nilai KM dan Vmaks suatu
enzim.
B. Dasar Teori
Konsentrasi substrat mempengaruhi kecepatan reaksi
enzimatik. Hubungan tersebut dapat dinyatakan secara kuantitatif
dalam kurva hiperbolik seperti ditunjukkan pada Gambar 1.
Bentuk kurva hiperbolik itu dapat diekspresikan secara aljabar dan
disebut sebagai persamaan Michaelis-Menten, dengan [ S] =
konsentrasi substrat, Vo = kecepatan reaksi enzimatik pada saat
awal reaksi, ketika produk reaksi baru saja terbentuk (Gambar 2),
Vmaks = kecepatan reaksi enzimatik maksimum dan KM= tetapan
A B
C. Cara Kerja
1. Sesuai dengan percobaan I, Bagian 1: Penentuan Aktivitas GST,
namun dengan berbagai konsentrasi substrat (GSH).
2. Disiapkan reaksi dalam kuvet 1 ml, sesuai dengan Tabel 3.1
sebagai berikut:
Konsentrasi
Kecepatan reaksi
susbtrat[S] (mM) 1/[S] 1/V
(V)
0,25
0,5
0,75
1,0
1,25
1,5
4. Buatlah plot V vs. [S], 1/V vs. 1/[S] .Kemudian tentukan nilai KM
dan Vmaks enzim GST.
Hitung harga KM dan Vmaks. Apa arti harga tersebut?
PERCOBAAN III
A. Tujuan
B. Dasar teori
D. Cara Kerja
Gel
Bahan Gel Penumpuk
Pemisah
1 205000 Myosin
2 116000 β-Galaktosidase
3 97500 Phosphorilase B
6 29000 Carbonyc
Anhydrase
PERCOBAAN IV
PENGARUH KONDISI LAPAR (KEADAAN PUASA) TERHADAP
KANDUNGAN GLIKOGEN HEPAR AYAM
Editor: Dr. Rumiyati, M.Si., Apt. dan Cintya Nurul Apsari, M.Si.
A. Pendahuluan
Sumber energi yang diperlukan untuk proses metabolisme
dalam sel berasal dari karbohidrat, lipid, dan protein. Untuk bisa
menjadi energi, senyawa tersebut mengalami berbagai reaksi
enzimatik. Tubuh mendapatkan sumber energi (glukosa) melalui
diet langsung dari makanan yang dikonsumsi maupun dari asam
amino serta laktat melalui proses glukoneogenesis.
Glukosa yang diperoleh tersebut selain akan tetap larut
dalam cairan tubuh juga akan disimpan dalam bentuk glikogen
yang berupa polimer. Glikogen merupakan bentuk simpanan
glukosa yang utama. Sumber energi tersebut (glikogen) utamanya
disimpan di dalam hepar. Sumber utama yang kedua dari simpanan
glukosa adalah glikogen di dalam otot skelet. Namun demikian
glikogen otot tidak umum sebagai persediaan energi bagi jaringan
tubuh yang lain karena kekurangan enzim glukose-6-fosfatase. Di
samping itu glikogen juga ditemukan dalam ginjal dan intestin,
tetapi merupakan organ penyimpan minor. Glikolisis merupakan
B. Tujuan Praktikum
Membandingkan kadar glikogen pada hepar ayam yang
lapar (keadaan puasa) dan mendapat makanan cukup sehingga
dapat mengetahui pengaruh kondisi lapar terhadap kadar glikogen
dalam tubuh.
C. Dasar
Kandungan glikogen dalam hepar ditetapkan dengan
reagen Antron. Gula akan bereaksi dengan reagen Antron dalam
suasana asam menghasilkan warna biru kehijauan yang kemudian
diukur menggunakan spektrofotometer visibel pada λ maksimum
620nm.
D. Tahapan kerja
Bahan
1. Glikogen murni
2. Hepar dari ayam yang dipuasakan selama 24 jam
3. Hepar dari ayam yang mendapat makanan cukup (tidak
dipuasakan).
Pereaksi
1. NaCl 0,9 %
Alat
1. Mortir dan stamfer
2. Tabung reaksi
3. Penangas air
4. Spektrofotometer visibel
5. Alat sentrifugasi
6. Kelereng (untuk menutup tabung reaksi).
Cara Kerja
1. Pembuatan Kurva Baku Glikogen dengan Reagen Antron
a. Dibuat stok glikogen murni dengan kadar 0.1% sebanyak
10 ml.
3.Ekstraksi Glikogen
a. Homogenat yang didapat pada langkah no.2 didekantir dan
disaring dengan kertas Whatman no 54.
b. Filtrat ditampung pada labu yang didinginkan di dalam es.
c. Endapan yang tersisa dalam kertas saring dipindahkan ke
dalam mortar dan ditambahan TCA 5% sebanyak setengah
volume dari yang digunakan pada tahap 2c dan
dihomogenisasi lagi.
d. Dilakukan langkah penyaringan seperti pada tahap 3a.
e. Diambil setetes filtrat hasil dari penyaringan tahap 3d dan
direaksikan dengan larutan I-KI di dalam cawan porselen,
mengapa? (Catatan: penambahan larutan I-KI untuk memastikan
bahwa glikogen sudah terekstraksi sempurna)
PERCOBAAN V
ANALISIS STRUKTUR PROTEIN
Editor: Dr.rer.nat. Adam Hermawan, M.Sc., Apt., Dr. Riris
Istighfari Jenie, M.Si., Apt. dan Dr. Muthi Ikawati, M.Sc., Apt.
i. Tujuan
Mahasiswa dapat memperoleh gambaran struktur protein
ii. Dasar
Protein adalah makromolekul yang bertanggung jawab atas
proses biologis dalam sel. Protein terdiri dari rantai asam amino,
ditentukan oleh urutan nukleotida dalam gen. Bergantung pada
urutan asam amino (asam amino yang berbeda memiliki sifat
biokimia yang berbeda) dan interaksi dengan lingkungannya,
protein melipat ke dalam struktur tiga dimensi, yang
memungkinkan mereka untuk berinteraksi dengan protein dan
molekul lain dan menjalankan fungsinya.
Struktur protein
Ada empat tingkatan organisasi struktur protein (Gambar
1). Struktur primer protein: urutan asam amino yang dihubungkan
bersama oleh ikatan peptida (ikatan kovalen). Struktur sekunder
protein: Polipeptida melipat menjadi α helix, β sheet, atau random
coil (koil acak) (ikatan H terlibat). Struktur tersier protein: lipatan
Soal
1. Lakukan analisis struktur protein terhadap protein sesuai
cara kerja yang telah dijelaskan! Lakukan Print Screen
setiap tahapannya!
2. Jelaskan mengenai fungsi protein yang Anda analisis!
3. Protein tersebut memiliki struktur primer.
a. Terdiri dari berapa Asam Amino protein tersebut?
b. Berapa berat molekul protein tersebut?
4. Sebutkan motif apa saja yang ada pada struktur sekunder
protein tersebut!
5. Sebutkan interaksi apa saja yang ada pada struktur tersier
dan kuarterner protein tersebut!
6. Protein tersebut berinteraksi dengan ligan.
a. Apakah ligan yang berinteraksi dengan protein
tersebut?
b. Asam amino apakah yang berinteraksi dengan ligan?
7. Tentukan nilai pI (titik isoelektrik) menggunakan database
http://isoelectric.org !
DAFTAR PUSTAKA