Anda di halaman 1dari 1

Dalam hal ini, objek kajian atau ruang lingkup fikih muamalah secara garis besar meliputi

pembahasan tentang harta (al-mal), hak-hak kebendaan (al-huquq), dan hukum perikatan
(al-‘aqd)[1].

1. Hukum harta terdiri dari; Pertama, konsep harta (al-mal) yang meliputi pembahasan
tentang pengertian harta, unsur-unsur dan pembagian jenis-jenis harta. Kedua, konsep
hak (al-huquq), meliputi pembahasan tentang pengertian hak, sumber hak, perlindungan
dan pembatasan hak, dan pembagian jenis-jenis hak. Ketiga, konsep tentang hak milik
(al-milkiyah), meliputi pembahasan tentang pengertian hak milik, sumber-sumber
pemilikan, dan pembagian macam-macam hak milik.
2. Konsep Umum Akad, mambahas tentang pengertian akad dan tasharruf (transaksi),
unsur-unsur akad dan syariat masing-masing unsur, dan macam-macam akad.
3. Aneka Macam Akad Khusus membahas tentang berbagai macam transaksi muamalah
seperti berikut: jual beli (al-bai’ at tijarah), gadai (rahn), jaminan dan tanggungan
(kafalah dan dhaman), pemindahan hutang (hiwalah), perkongsian(asy-syirkah) dan lain
sebagainya

Hak dan kewajiban dua orang yang melakukan transaksi diatur sedemikian rupa dalam fikih
mumalat, agar setiap hak sampai kepada pemiliknya dan tidak ada orang yang mengambil
sesuatu yang bukan haknya. Dengan demikian, hubungan antara manusia dengan yang satu
dengan yang lainnya terjalin dengan baik dan harmonis, karena tidak ada pihak-pihak yang
mrugikan dan dirugikan[2]

Anda mungkin juga menyukai