MAKALAH ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah kajian semantik yang
Disusun oleh :
19213017
PBSI 3’A
2022
Kata Pengantar
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis bisa menyelesaikan karya ilmiah yang berjudul "Analisis Feminisme
pada Novel Layar Terkembang Karya Sutan Takdir Alisjahbana."Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih kepada Ibu Winka Naida dosen mata kuliah semantik
dan Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman seperjuangan.
Penulis menyadari ada kekurangan pada karya ilmiah ini, oleh sebab itu saran
da kritik senantiasa diharapkan demi perbaikan karya ilmiah ini. Penulis hanya dapat
berusaha semaksimal yang penulis bias dan hasilnya penulis sandarkan kepada Allah
Swt, yang Maha Mengetahui dan Maha Besar, penulis memohon segala petunjuk dan
bimbingan.
Amni Nur Manzilina, 19213017. 2022. “Analisis Feminisme Pada Novel Layar
Terkembang Karya Sutan Takdir Alisjahbana”.
Penelitian ini berkaitan denga sastra, permasalahan yang ada tidak terbatas
pada keterlibatan perempuan di dalam dunia penciptaan, kritik dan sebagai
penikmat saja, tetapi yang tidak kalah penting adalah bagimana sosok
perempuan dipresentasikan di dalam sebuah teks karya sastra. Tulisan ini
mencoba melihat bagimana citra perempuan dalam novel layar
terkembang. Masalah dalam penelitian ini adalah bagimana citra perempuan
dalam novel layar terkembang Karya sutan takdir alisjahbana. Penelitian ini
bertujuan untuk mendeksripsikan citra perempuan yang ditampilkan
dalam layar terkembang. Berdasarkan hasil penelitian, menunjukan bahwa citra
perempuan yang ditampilkan oleh tokoh tuti dan maria yaitu citra perempuan
sebagai pekerja, citra perempuan dalam kelas sosial, citra perempuan sebagai
diri, citra perempuan sebagai pembawa keturunan, dan citra perempuan dalam
konteks budaya.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Selain ide, dalam literatur ada juga deskripsi peristiwa, gambar psikologis,
dan pemecahan masalah jangkauan dinamis. Hal ini dapat menjadi sumber ide
dan inspirasi bagi pembaca. Konflik dan tragedi yang digambarkan dalam
karya sastra untuk memberikan kesadaran kepada pembaca bahwa ini bisa
terjadi dalam kehidupan nyata dan dialami langsung oleh pembaca.
B. Rumusan masalah
C. Tujuan Penelitian
LANDASAN TEORI
Berdasarkan hal itu, para tokoh yang aktif dalam pergerakan dan teori
feminisme berusaha memperjuangkan hak dan peranan kaum perempuan supaya
tidak dianggap lebih rendah dalam keseluruhan tatanan sosial masyarakat.
Dengan gerakan feminisme, perempuan dianggap dapat bersaing secara adil
dengan kaum laki-laki dalam berbagai bidang dan tentunya berhak mendapatkan
hak serta kedudukan yang sama. Gerakan feminisme juga berupaya untuk
memperjuangkan dan menyelamatkan para perempuan dari berbagai problematika
sosial seperti rasisme, pelecehan dan penindasan perempuan, stereotype,
phalogosentrisme, dan lain sebagainya.
B. Teori Feminisme
A. SINOPSIS NOVEL
Tuti dan Maria adalah kakak beradik, anak dari Raden Wiriatmadja mantan
Wedana da erah Banten. Sementara itu ibu mereka telah meninggal. Meskipun
mereka adik-kakak, mereka memiliki watak yang sangat berbeda. Tuti si sulung
adalah seorang gadis yang pendiam, tegap, kukuh pendiriannya, jarang sekali
memuji, dan aktif dalam organisasi-organisasi wanita. Sementara Maria adalah
gadis yang periang, lincah, dan mudah kagum.
Diceritakan pada hari Minggu Tuti dan Maria pergi ke akuarium di pasar ikan.
Di tempat itu mereka bertemu dengan seorang pemuda yang tinggi badannya dan
berkulit bersih, berpakaian putih berdasi kupu-kupu, dan memakai kopiah beledu
hitam. Mereka bertemu ketika hendak mengambil sepeda dan meninggalkan
pasar, pada saat itu pula mereka berbincang-bincang dan berkenalan. Nama
pemuda itu adalah Yusuf, dia adalah seorang mahasiswa sekolah tinggi
kedokteran. Sementara Maria adalah murid H.B.S Corpentier Alting Stichting dan
Tuti adalah seorang guru di sekolah H.I.S Arjuna di Petojo. Mereka berbincang
samapai di depan rumah Tuti dan Maria.
Sesudah ujian doctoral pertama dan kedua berturut-turut selesai, Yusuf pulang ke
rumah orang tuanya di Martapura, Sumatra Selatan. Selama berlibur Yusuf dan
Maria saling mengirim surat, dalam surat tersebut Maria mengatakan kalau dia
dan Tuti telah pindah ke Bandung. Kegiatan surat menyurat tersebut membuat
Yusuf semakin merindukan Maria. Sehingga pada akhirnya Yusuf memutuskan
untuk segera kembali ke Jakarta dan ke Bandung untuk mengunjungi Maria.
Kedatangan Yusuf disambut hangat oleh Maria dan Tuti. Setelah itu Yusuf
mengajak Maria berjalan-jalan ke air terjun Dago, tetapi Tuti tidak dapat
meninggalkan kesibukannya. Di tempat itu Yusuf menyatakan perasaan cintanya
kepada Maria.
Dari kejadian itu, Tuti sama sekali tidak berbicara dengan Maria, juga dia merasa
sendiri dan sepi dalam kehidupannya.
Ketika Maria mendadak terkena penyakit malaria dan TBC, Tuti pun kembali
memperhatikan Maria, Tuti menjaganya dengan sabar. Pada saat itu juga adik
Supomo datang atas perintah Supomo untuk meminta jawaban pernyataan cintanya
kepada Tuti. Sebenarnya Tuti sudah ingin memiliki seorang kekasih, tetapi Supomo
dipandangnya bukan pria idaman yang diinginkan Tuti. Maka dengan segera Tuti
menulis surat penolakan.
Semakin hari hubungan Yusuf dan tuti semakin akrab, sementara itu kondisi
kesehatan Maria justru semakin mengkhawatirkan. Dokter yang merawatnya pun
sudah tidak dapat berbuat lebih banyak lagi. Pada saat kritis Maria mengatakan
sesuatu sebelum ia menginggal.
“Badan saya tidak kuat lagi, entah apa sebabnya. Tak lama lagi saya hidup di
dunia ini. Lain-lain rasanya… alangkah berbahagia saya rasanya di akhirat nanti,
kalau saya tahu, kalau kakandaku berdua hidup rukun dan berkasih-kasihan seperti
kelihatan kepada saya dalam beberapa hari ini. Inilah permintaan saya yang
penghabisan dan saya, saya tidak rela selama-lamanya kalau kakandaku masing-
masing mencari peruntungan pada orang lain.” Demikianlah pesan terakhir almarhum
Maria.
Setelah beberapa lama kemudian, sesuai dengan pesan terakhir Maria, Yusuf
dan Tuti menikah dan bahagia selama-lamanya.
B. HASIL PEMBAHASAAN
Layar Terkembang adalah salah satu roman yang ditulis oleh Pengarang laki-laki
yakni St. Takdir Alisjahbana. Roman ini ditulis di era 1920-an. Roman Layar
Terkembang mempunyai daya tarik tersendiri dengan dua orang yaitu Tuti dan Maria
perempuan dan satu orang laki-laki yakni Yusuf sebagai protagonis karena
menampilkan permasalahan perempuan yang berkaitan dengan pandangan
masyarakat pada tahun 1920-an dan secara tidak langsung merugikan kaum
perempuan. Paham tersebut berasal dari paham masyarakat yang menganggap
kekuasaan sepenuhnya berada di tangan laki-laki.
Dalam roman ini, diceritakan tentang kaum perempuan yang mulai bangkit
untuk memperjuangkan hak-haknya dan mempunyai wawasan luas serta bercita-cita
tinggi. Hal tersebut sesuai dengan zaman pembuatan roman disaat itu gelora sumpah
pemuda masih bergema, baik kaum pria maupun wanita aktif dalam berbagai
organisasi kepemudaan.
Dua tokoh utama wanita bersaudara dalam roman ini mempunyai perbedaan
sifat dan perilaku sehingga memperkuat kesan perjuangan menuntut emansipasi
wanita yang dilakukan Tuti, satu menginginkan hidup bebas tanpa adanya kekangan
dan satunya menginginkan hidup lebih baik dengan orang yang dicintainya
(Alisjahbana, 2003 : 100).
Roman ini ditulis pengarang berdasarkan keaadaan masyarakat pada saat itu
terjadi peneguhan pemahaman yang tidak pada tempatnya mengenai gender. Apa
yang disebut gender karena dikonstruksi secara sosial budaya dianggap sebagai
kodrat Tuhan, tetapi hanya ciptaan masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa di
balik jenis kelamin ada gender. Pada masyarakat Layar terkembang yang dianggap
kodrat perempuan selain mengandung dan menyusui anak adalah tugas mengurus
rumah tangga. Sedangkan laki-laki tidak boleh ikut campur dalam pekerjaan
perempuan.
BAB IV
PENUTUP
KESIMPULAN
Hasil kesimpulan dari novel layar terkembang karya sutan takdir alisjahbana
berisi tentang Diceritakan pada hari Minggu Tuti dan Maria pergi ke akuarium di
pasar ikan. Di tempat itu mereka bertemu dengan seorang pemuda yang tinggi
badannya dan berkulit bersih, berpakaian putih berdasi kupu-kupu, dan memakai
kopiah beledu hitam. Mereka bertemu ketika hendak mengambil sepeda dan
meninggalkan pasar, pada saat itu pula mereka berbincang-bincang dan berkenalan.
Nama pemuda itu adalah Yusuf, dia adalah seorang mahasiswa sekolah tinggi
kedokteran. Sementara Maria adalah murid H.B.S Corpentier Alting Stichting dan
Tuti adalah seorang guru di sekolah H.I.S Arjuna di Petojo. Mereka berbincang
samapai di depan rumah Tuti dan Maria. Tuti dan Maria adalah kakak beradik, anak
dari Raden Wiriatmadja mantan Wedana da erah Banten. Sementara itu ibu mereka
telah meninggal. Meskipun mereka adik-kakak, mereka memiliki watak yang sangat
berbeda. Tuti si sulung adalah seorang gadis yang pendiam, tegap, kukuh
pendiriannya, jarang sekali memuji, dan aktif dalam organisasi-organisasi wanita.
Sementara Maria adalah gadis yang periang, lincah, dan mudah kagum.
Yusuf adalah putra dari Demang Munaf di Matapura, Sumatra Selatan.
Semenjak pertemuan itu Yusuf selalu terbayang-bayang kedua gadis yang ia temui di
akuarium., terutama Maria. Yusuf telah jatuh cinta kepada Maria sejak pertama kali
bertemu, bahkan dia berharap untuk ias bertemu lagi dengannya. Tidak disangka oleh
Yusuf, keesokan harinya dia bertemu lagi di depan hotel Des Indes. Semenjak
pertemuan keduanya itu, Yusuf mulai sering menjemput Maria untuk berangkat
sekolah serta dia juga sudah mulai berani berkunjung ke rumah Maria. Sementara itu
Tuti dan ayahnya melihat hubungan kedua remaja itu tampak bukan lagi hubungan
persahabatan biasa.Tuti sendiri terus disibukan oleh kegiatan-kegiatan nya dalam
kongres Putri Sedar yang diadakan di Jakarta, dia sempat berpidato yang isinya
membicarakan tentang emansipasi wanita. Tuti dikenal sebagai seorang pendekar
yang pandai meimilih kata, dapat membuat setiap orang yang mendengarnya tertarik
dan terhanyut.
DAFTAR PUSTAKA
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awrxyj.jzbdin3oADALLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAM
Ec2VjA3Ny/RV=2/RE=1656241700/RO=10/RU=https%3a%2f
%2fwww.gurupendidikan.co.id%2fsemantik-adalah%2f/RK=2/
RS=X1sjM0VniI9Ts2ze7vYEfHun3Oc-
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=Awrx0slh37diDkgAdCTLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzMEdnRpZA
MEc2VjA3Ny/RV=2/RE=1656246242/RO=10/RU=http%3a%2f%2fsastra-
indonesia.com%2f2010%2f11%2fkritik-sastra-dalam-perspektif-feminisme
%2f/RK=2/RS=TQpsSt_BLzSn_oixqUwGg54eUCo-
https://www.sastrawan.web.id/pengertian-karya-sastra-beserta-bentuk-fungsi-dan-
jenisnya/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Feminisme#:~:text=Feminisme%20adalah
%20serangkaian%20gerakan%20sosial,ekonomi%2C%20pribadi%2C%20dan
%20sosial
https://r.search.yahoo.com/
_ylt=AwrxxP6Q3LdibFYAHEPLQwx.;_ylu=Y29sbwNzZzMEcG9zAzIEdnRpZAM
Ec2VjA3Ny/RV=2/RE=1656245520/RO=10/RU=https%3a%2f
%2fwww.kompasiana.com%2fulfarahmatania%2f5520f121a333115b4a46cdef
%2fteori-feminisme-dalam-penelitian-sastra/RK=2/
RS=Uji9AL01GO4QvLdGX7PHERXHR50-
https://www.scribd.com/doc/16768746/Novel-Layar-Terkembang
LAMPIRAN