Materi PMO 26 April 2022 - Mengapa Kurikulum Merdeka Tepat Digunakan Saat Ini
Materi PMO 26 April 2022 - Mengapa Kurikulum Merdeka Tepat Digunakan Saat Ini
Untuk mengatasi krisis pembelajaran, krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan
belum membaik dari tahun ke tahun. Krisis pembelajaran semakin bertambah karena pandemi Covid-19
yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan
pembelajaran.
penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif
memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pademi Covid-19.
“Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan
strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif,
keunggulan Kurikulum Merdeka. Pertama, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan
fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian,
tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak ada program
peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik.
Lalu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.
Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana
pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik
untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk
mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.
kurikulum ini adalah opsi atau pilihan bagi sekolah, sesuai dengan kesiapannya masing-masing. Tidak
ada transformasi proses pembelajaran kalau kepala sekolah dan guru-gurunya merasa terpaksa,” kata
Menteri Nadiem, satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan
kesiapan masing-masing,” terang Nadiem.
Kunci keberhasilan sebuah perubahan kurikulum adalah kalau kepala sekolah dan guru-gurunya memilih
untuk melakukan perubahan tersebut
Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana
konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk
menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang
ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian
pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
1. Apa yang bapak ibu gunakan sebagai panduan merencanakan perjalanan murid belajar
Ketika guru merancang kegiatan bermain-belajar di satuan PAUD, rujukan mana yang mereka
gunakan? Guru merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP) untuk bermainbelajar karena sudah
memadukan rujukan STPPA, standar isi, dan standar penilaian, sehingga guru dapat lebih mudah,
praktis, dan semakin terarah dalam merancang kegiatan bermain-belajar. CP juga memasukkan arah
kebijakan pendidikan di PAUD dengan rumusan kemampuan yang perlu dimiliki anak sebagai respons
dari perubahan yang terjadi di lingkungan baik di lingkup lokal, nasional, maupun global.
2. Keunggulan kurikulum merdeka:
Lebih sederhana dan mendalam
Lebih merdeka
Eksplorasi konsep
Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata yang diambil dari Bahasa Yunani
yaitu curir yang berarti “pelari", serta curere yang artinya “tempat berpacu". Istilah ini
dahulunya digunakan dalam dunia olahraga.
1. Fungsi Penyesuaian
Kurikulum memiliki sifat mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam
lingkungan yang cenderung dinamis.
2. Fungsi Integrasi
Kurikulum mampu menjadi alat pendidikan yang dapat membentuk pribadi-pribadi yang
utuh serta berintegritas di masyarakat.
3. Fungsi Diferensiasi
Kurikulum merupakan alat pendidikan yang memperhatikan pelayanan kepada setiap
peserta didik yang mana mereka memiliki perbedaan masing-masing yang patut untuk
dihargai.
4. Fungsi Persiapan
Sebagai alat pendidikan, kurikulum berfungsi untuk membantu mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menuju ke jenjang pendidikan berikutnya, serta siap untuk hidup
bermasyarakat apabila peserta didik tersebut tidak melanjutkan pendidikannya.
5. Fungsi Pemilihan
Kurikulum memfasilitasi para peserta didik dengan cara memberi mereka kesempatan
untuk memilih program belajar yang sesuai dengan minat serta bakatnya.
6. Fungsi Diagnostik
Kurikulum berfungsi untuk memahami dan mengarahkan potensi dari seorang peserta didik
agar dia dapat menggali terus potensinya dan memperbaiki kelemahannya.
Sedangkan untuk peserta didik, kurikulum berfungsi untuk membantu mereka agar dapat
memahami materi dan melaksanakan proses pembelajaran dengan mudah, sehingga target
pembelajaran dapat tercapai.
Selain itu, peserta didik juga diharapkan mendapatkan pengalaman baru yang bisa saja
menjadi bekal di kehidupannya nanti.
Tujuan Kurikulum
Sebagai alat pendidikan, tentu kurikulum diciptakan bukan tanpa tujuan. Bahkan, kurikulum
muncul dan terus berkembang agar dapat mencapai tujuan pendidikan.
Tujuan utama kurikulum adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menjadi
pribadi serta warga negara yang kreatif, inovatif, beriman, dan juga afektif ketika dia berada
pada lingkungan masyarakat kelak.
Selain itu, kurikulum juga bertujuan untuk mendidik dan membimbing peserta didik agar
dapat berkontribusi secara positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.
Murid, misalnya, dengan mudah dapat menemukan informasi melalui internet untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Bahkan, untuk kondisi tertentu seperti di
daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), gawai dapat menggantikan orang tua
dan guru. Di daerah seperti ini kebanyakan orang tua tidak mampu membimbing
anaknya belajar. Guru yang baik pun jarang ditemukan.
Di masa depan, pengajaran kepada murid bisa jadi fungsi perusahaan digital juga.
Selain di sekolah, anak dapat belajar di mana saja.
2. Tujuan Bersekolah
Rasa tanggung jawab, sopan santun, kejujuran, dan semangat belajar
jadi tujuan utama orangtua, guru, dan siswa di era pendidikan
sebelumnya. Sayangnya, entah mengapa nilai-nilai tersebut kian pudar.
Kini kita hanya mementingkan nilai yang tercantum di rapor sebagai
tolak ukur keberhasilan siswa di sekolah. Padahal mau setinggi apa pun
angka yang didapat, belum tentu mencerminkan kepribadian yang baik
dan luhur pada diri siswa. Betul nggak?
4. Sumber Informasi
Sebelum internet mulai populer, siswa memang agak kesulitan mencari sumber
informasi tambahan untuk keperluan belajar. Mereka mesti rajin membaca
buku ke perpustakaan, membaca koran, atau sekadar bertanya pada guru. Tapi
sekarang, siswa bisa mendapat informasi tambahan lewat video dan artikel di
internet.
Berikut ini adalah perbedaan pendidikan zaman dahulu dan zaman sekarang:
1. Cara belajar
Zaman sekarang ini juga pada siswa tidak perlu lagi untuk mencatatnya
menggunakan pensil atau pulpen di sebuah buku, namun mereka bisa
meminta materi yang diajarkan guru dengan menggunakan soft copynya. Jadi
para siswa bisa mempelajarinya lagi di rumah menggunakan komputer.
Zaman dahulu berita, informasi dan ilmu disalurkan dengan sangat lambat.
Orang- orang masih begitu sulit mendapatkan informasi. Dan biasanya para
siswa hanya dapat memperoleh pengetahuan dengan membaca buku dan
bertanya pada guru. Namun sekarang, informasi dapat dicari dengan mudah
dan cepat, karena sudah adanya internet, televisi, radio dan surat kabar.
Dengan adanya beberapa kecanggihan tekhnologi tersebut membuat
kemudahan bagi para siswa untuk memperoleh informasi. Namun dengan
kemajuan tekhnologi tersebut banyak juga dampak negatif karena
penyalahgunaan internet.
3. Materi Pendidikan
4. Orientasi pendidikan