Anda di halaman 1dari 8

Mengapa kurikulum merdeka tepat digunakan saat ini

Untuk mengatasi krisis pembelajaran, krisis pembelajaran di Indonesia telah berlangsung lama dan
belum membaik dari tahun ke tahun. Krisis pembelajaran semakin bertambah karena pandemi Covid-19
yang menyebabkan hilangnya pembelajaran (learning loss) dan meningkatnya kesenjangan
pembelajaran.

penyederhanaan kurikulum dalam bentuk kurikulum dalam kondisi khusus (kurikulum darurat) efektif
memitigasi ketertinggalan pembelajaran pada masa pademi Covid-19.

“Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya perubahan rancangan dan
strategi implementasi kurikulum secara lebih komprehensif,
 keunggulan Kurikulum Merdeka. Pertama, lebih sederhana dan mendalam karena kurikulum ini akan
fokus pada materi yang esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Kemudian,
tenaga pendidik dan peserta didik akan lebih merdeka karena bagi peserta didik, tidak ada program
peminatan di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.
Sedangkan bagi guru, mereka akan mengajar sesuai tahapan capaian dan perkembangan peserta didik.
Lalu sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik.

Keunggulan lain dari penerapan Kurikulum Merdeka ini adalah lebih relevan dan interaktif di mana
pembelajaran melalui kegiatan projek akan memberikan kesempatan lebih luas kepada peserta didik
untuk secara aktif mengeksplorasi isu-isu aktual, misalnya isu lingkungan, kesehatan, dan lainnya untuk
mendukung pengembangan karakter dan kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

kurikulum ini adalah opsi atau pilihan bagi sekolah, sesuai dengan kesiapannya masing-masing. Tidak
ada transformasi proses pembelajaran kalau kepala sekolah dan guru-gurunya merasa terpaksa,” kata
Menteri Nadiem, satuan pendidikan dapat memilih untuk mengimplementasikan kurikulum berdasarkan
kesiapan masing-masing,” terang Nadiem.

Kunci keberhasilan sebuah perubahan kurikulum adalah kalau kepala sekolah dan guru-gurunya memilih
untuk melakukan perubahan tersebut  

Keunggulan kurikulum merdeka:

- Lebih sederhana dan mendalam


- Lebih merdeka

Apakah yang dimaksud dengan Kurikulum Merdeka?

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang beragam di mana
konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup waktu untuk mendalami konsep dan
menguatkan kompetensi. Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga
pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta didik. Projek untuk
menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang
ditetapkan oleh pemerintah. Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian
pembelajaran tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.

Mengapa kita memerlukan Kurikulum


Merdeka? Sebagai Upaya Pemulihan
Pembelajaran
Berbagai studi nasional maupun internasional menunjukkan bahwa Indonesia telah mengalami krisis
pembelajaran (learning crisis) yang cukup lama. Studi-studi tersebut menunjukkan bahwa banyak dari
anak-anak Indonesia yang tidak mampu memahami bacaan sederhana atau menerapkan konsep
matematika dasar. Temuan itu juga juga memperlihatkan kesenjangan pendidikan yang curam di
antarwilayah dan kelompok sosial di Indonesia. Keadaan ini kemudian semakin parah akibat
merebaknya pandemi Covid-19. Untuk mengatasi krisis dan berbagai tantangan tersebut, maka kita
memerlukan perubahan yang sistemik, salah satunya melalui kurikulum. Kurikulum menentukan materi
yang diajarkan di kelas. Kurikulum juga mempengaruhi kecepatan dan metode mengajar yang digunakan
guru untuk memenuhi kebutuhan peserta didik. Untuk itulah Kemendikbudristek mengembangkan
Kurikulum Merdeka sebagai bagian penting dalam upaya memulihkan pembelajaran dari krisis yang
sudah lama kita alami.

Mulai dari diri

1. Apa yang bapak ibu gunakan sebagai panduan merencanakan perjalanan murid belajar

Ketika guru merancang kegiatan bermain-belajar di satuan PAUD, rujukan mana yang mereka
gunakan? Guru merujuk pada Capaian Pembelajaran (CP) untuk bermainbelajar karena sudah
memadukan rujukan STPPA, standar isi, dan standar penilaian, sehingga guru dapat lebih mudah,
praktis, dan semakin terarah dalam merancang kegiatan bermain-belajar. CP juga memasukkan arah
kebijakan pendidikan di PAUD dengan rumusan kemampuan yang perlu dimiliki anak sebagai respons
dari perubahan yang terjadi di lingkungan baik di lingkup lokal, nasional, maupun global.
2. Keunggulan kurikulum merdeka:
Lebih sederhana dan mendalam
Lebih merdeka

Eksplorasi konsep

1. Pengertian Kurikulum adalah kumpulan rencana, tujuan, materi pembelajaran, dan


bahkan cara mengajar yang digunakan sebagai pedoman oleh para pengajar demi
tercapainya tujuan akhir pembelajaran.

Secara etimologis, kurikulum berasal dari kata yang diambil dari Bahasa Yunani
yaitu curir yang berarti “pelari", serta curere yang artinya “tempat berpacu". Istilah ini
dahulunya digunakan dalam dunia olahraga.

2. Berikut adalah fungsi dari kurikulum.

1. Fungsi Penyesuaian
Kurikulum memiliki sifat mampu beradaptasi dengan perubahan yang terjadi dalam
lingkungan yang cenderung dinamis.

2. Fungsi Integrasi
Kurikulum mampu menjadi alat pendidikan yang dapat membentuk pribadi-pribadi yang
utuh serta berintegritas di masyarakat.

3. Fungsi Diferensiasi
Kurikulum merupakan alat pendidikan yang memperhatikan pelayanan kepada setiap
peserta didik yang mana mereka memiliki perbedaan masing-masing yang patut untuk
dihargai.
4. Fungsi Persiapan
Sebagai alat pendidikan, kurikulum berfungsi untuk membantu mempersiapkan peserta
didik untuk dapat menuju ke jenjang pendidikan berikutnya, serta siap untuk hidup
bermasyarakat apabila peserta didik tersebut tidak melanjutkan pendidikannya.

5. Fungsi Pemilihan
Kurikulum memfasilitasi para peserta didik dengan cara memberi mereka kesempatan
untuk memilih program belajar yang sesuai dengan minat serta bakatnya.

6. Fungsi Diagnostik
Kurikulum berfungsi untuk memahami dan mengarahkan potensi dari seorang peserta didik
agar dia dapat menggali terus potensinya dan memperbaiki kelemahannya.

Sedangkan untuk peserta didik, kurikulum berfungsi untuk membantu mereka agar dapat
memahami materi dan melaksanakan proses pembelajaran dengan mudah, sehingga target
pembelajaran dapat tercapai.

Selain itu, peserta didik juga diharapkan mendapatkan pengalaman baru yang bisa saja
menjadi bekal di kehidupannya nanti.

Tujuan Kurikulum

Sebagai alat pendidikan, tentu kurikulum diciptakan bukan tanpa tujuan. Bahkan, kurikulum
muncul dan terus berkembang agar dapat mencapai tujuan pendidikan.

Tujuan utama kurikulum adalah untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat menjadi
pribadi serta warga negara yang kreatif, inovatif, beriman, dan juga afektif ketika dia berada
pada lingkungan masyarakat kelak.

Selain itu, kurikulum juga bertujuan untuk mendidik dan membimbing peserta didik agar
dapat berkontribusi secara positif dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara.

Murid, misalnya, dengan mudah dapat menemukan informasi melalui internet untuk
menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya. Bahkan, untuk kondisi tertentu seperti di
daerah-daerah 3T (terdepan, terluar, tertinggal), gawai dapat menggantikan orang tua
dan guru. Di daerah seperti ini kebanyakan orang tua tidak mampu membimbing
anaknya belajar. Guru yang baik pun jarang ditemukan.

Di masa depan, pengajaran kepada murid bisa jadi fungsi perusahaan digital juga.
Selain di sekolah, anak dapat belajar di mana saja.

perbedaan pendidikan dulu dan sekarang


1. Cara Belajar di Kelas
Generasi 90-an pasti sempat mengalami cara belajar menggunakan
papan tulis hitam dan kapur. Sekarang nampaknya alat bantu belajar
tersebut mulai ditinggalkan, diganti dengan papan tulis putih dan
marker. Bahkan, sekolah modern saat ini sudah menggunakan teknologi
canggih untuk membantu kegiatan mengajar seperti proyektor dan
laptop.

2. Tujuan Bersekolah
Rasa tanggung jawab, sopan santun, kejujuran, dan semangat belajar
jadi tujuan utama orangtua, guru, dan siswa di era pendidikan
sebelumnya. Sayangnya, entah mengapa nilai-nilai tersebut kian pudar.
Kini kita hanya mementingkan nilai yang tercantum di rapor sebagai
tolak ukur keberhasilan siswa di sekolah. Padahal mau setinggi apa pun
angka yang didapat, belum tentu mencerminkan kepribadian yang baik
dan luhur pada diri siswa. Betul nggak?

3. Materi Pelajaran dan Status Sekolah


Zaman sekarang, sekolah dibedakan menjadi beberapa macam. Ada
yang berstatus nasional, nasional plus, dan internasional. Kurikulum
yang digunakannya pun berbeda tergantung dari status dan akreditasi
sekolah. Hal tersebut seolah mempertajam kesenjangan sosial di ranah
pendidikan.

Sementara pada zaman dulu, kegiatan belajar mengajar di sekolah masih


erat kaitannya dengan pembentukkan karakter siswa, baik di sekolah
favorit ataupun sekolah biasa. Materi yang diajarkan pun cenderung
sama, kalau pun ada perbedaan tak terlalu mencolok seperti sekarang.

4. Sumber Informasi
Sebelum internet mulai populer, siswa memang agak kesulitan mencari sumber
informasi tambahan untuk keperluan belajar. Mereka mesti rajin membaca
buku ke perpustakaan, membaca koran, atau sekadar bertanya pada guru. Tapi
sekarang, siswa bisa mendapat informasi tambahan lewat video dan artikel di
internet.

5. Cara Mengakses Pelajaran


Seperti yang sudah dijelaskan di poin sebelumnya, zaman sekarang siswa
dimudahkan internet untuk mengakses pelajaran. Berbagai layanan bimbingan
belajar pun tersedia, mulai dari temu tatap sampai bimbel yang berlabel
“online”. Kenyataan ini jauh berbeda dengan pendidikan zaman dulu di mana
akses pelajaran masih sangat terbatas.

Berikut ini adalah perbedaan pendidikan zaman dahulu dan zaman sekarang:

1. Cara belajar

Dahulu, kita belajar di sekolah diajarkan oleh guru dengan menggunakan


papan tulis dan kapur dan kita mencatat pejaran tersebut dengan pensil,
pulpen dan buku. Namun sekarang ini, karena sudha canggihnya tekhnologi,
membuat cara belajar di kelas berbeda dengan dahulu. Saat ini belajar tidak
lagi menggunakan papan tulis dan kapur, namun guru sudah menggunakan
infokus dan laptop untuk menjelaskan materi pejaran di kelas.

Zaman sekarang ini juga pada siswa tidak perlu lagi untuk mencatatnya
menggunakan pensil atau pulpen di sebuah buku, namun mereka bisa
meminta materi yang diajarkan guru dengan menggunakan soft copynya. Jadi
para siswa bisa mempelajarinya lagi di rumah menggunakan komputer.

2. Sumber pengetahuan dan informasi

Zaman dahulu berita, informasi dan ilmu disalurkan dengan sangat lambat.
Orang- orang masih begitu sulit mendapatkan informasi. Dan biasanya para
siswa hanya dapat memperoleh pengetahuan dengan membaca buku dan
bertanya pada guru. Namun sekarang, informasi dapat dicari dengan mudah
dan cepat, karena sudah adanya internet, televisi, radio dan surat kabar.
Dengan adanya beberapa kecanggihan tekhnologi tersebut membuat
kemudahan bagi para siswa untuk memperoleh informasi. Namun dengan
kemajuan tekhnologi tersebut banyak juga dampak negatif karena
penyalahgunaan internet.

3. Materi Pendidikan

Materi pendidikan pada zaman dahulu lebih menekankan pada pembentukan


nurani seorang anak, penguatan karakter yang dimilikinya untuk membuatnya
mampu membedakan mana yang baik dan benar. Terlepas sekolah itu
sekolah favorit atau tidak, mereka punya kurikulum yang sama. Seolah tidak
terbagi menjadi sekolah nasional, sekolah nasional plus atau sekolah
internasional. Materi yang diajarkan kepada siswa di setiap propinsi pun
sama, kalaupun berbeda tidak terdapat kesenjangan yang sangat berbeda.

Berbeda dengan materi pendidikan zaman sekarang. Kurikulum yang


digunakan berbeda tiap sekolah. Bahkan status sekolah pun terbagi menjadi
beberapa status, seperti sekolah nasional, sekolah nasional plus, sekolah
internasional. Selain itu ada istilah, diakui dan diakredetasi.

Baca Juga : 9 Tips Memilih Sekolah Terbaik untuk Anak

4. Orientasi pendidikan

Pendidikan dulu, pendidikan dimaksudkan untuk mendidik manusia agar


tumbuh mempunyai akhlak yang baik, mengajarkan nilai kehidupan, dan
mengajarkan budi pekerti, etika, mendahulukan kepentingan umum di atas
kepentingan pribadi. Setelah itu institusi dan tenaga pendidik baru akan
mengajarkan keterampilan yang membuat siswa mampu menyokong
hidupnya sendiri di masa depan.

Namun sekarang ini pendidikan lebih berorientasi kepada bagaimana


meningkatkan kecerdasan, prestasi, keterampilan, dan bagaimana
menghadapi persaingan. Pendidikan saat ini cenderung kehilangan misi
utamanya untuk investasi karakter manusia. Pendidikan moral dan karakter
bukan lagi merupakan faktor utama seorang anak menjalani pendidikan.
Kedua hal ini dianggap menjadi tugas para tokoh agama, tugas orang tua
atau wali di rumah. Sekolah sekarang ini berlomba menonjolkan kurikulum
yang dipercaya bisa menciptakan generasi muda super dari usia sedini
mungkin.

Anda mungkin juga menyukai