PROGRAM BK DI SEKOLAH
“Pemahaman Guru BK Dalam Penyusunan Program BK Di Sekolah”
Dosen Pengampu :
Dra. Nur Arjani, M.Pd
Miswanto.,M.Pd
Disusun Oleh :
Kelompok 3:
BK REGULER E 2019
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan nikmat, berkah, dan rahmatNya
sehingga kami dapat enyusun Laporan Mini Riset Pengembangan Program BK di Sekolah.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nur
Arjani, M.Pd selaku dosen mata kuliah PPBK yang telah menjadi pembimbing kami dalam
penelitian, serta pihak-pihak lain yang terkait dalam proses pembuatan makalah mini riset ini
secara langsung maupun tidak langsung. Semoga hasil laporan kami ini dapat memberikan manfaat
kepada kami selaku penyusun, para pembaca, dan semua pihak masyarakat.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah laporan ini, masih terdapat banyak kekurangan
sehingga hasil yang diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.
Kelompok 3
2
DAFTAR ISI
Contents
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
KAJIAN TEORI ........................................................................................................................................... 6
A. Penegrtian Program BK ................................................................................................................. 6
B. Tujuan Program BK ....................................................................................................................... 6
C. Jenis Program BK ........................................................................................................................... 7
D. Analisi Kebutuhan .......................................................................................................................... 8
E. Penyusunan Program Bimbingan Konseling ............................................................................. 11
BAB III....................................................................................................................................................... 18
METODE PENELITIAN ......................................................................................................................... 18
A. Desain Penelitian ........................................................................................................................... 18
B. Tempat dan Waktu ....................................................................................................................... 18
C. Subjek Penelitian .......................................................................................................................... 18
D. Teknik Analisis Data..................................................................................................................... 18
E. Teknik Analisis Data..................................................................................................................... 18
BAB IV ....................................................................................................................................................... 20
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 20
BAB V ........................................................................................................................................................ 24
PENUTUP .................................................................................................................................................. 24
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 24
B. Saran .............................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 25
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Bimbingan dan Konseling merupakan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan
dan konseling yang akan dilaksanakan di sekolah dan menjadi bagian terpadu dari keseluruhan
program pendidikan di sekolah. Sebagai bagian yang terpadu dari program pendidikan di sekolah,
program bimbingan dan konseling diarahkan pada upaya yang memfasilitasi peserta didik untuk
mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif dan dinamis, mampu
mengambil keputusan yang bertanggung jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara
efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan. Program Bimbingan
dan Konseling juga berkaitan dengan upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dengan mencapai
Agar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dapat terlaksana secara
efektif dan efisien serta tujuanya dapat tercapai efektif dan efisien pula maka harus disusun
programnya secara terencana dan sistematis dengan perkataan lain, pelayanan BK di sekolah dan
madrasah perlu direncanakan , dilaksanakan, dan dinilai secara sistematis sehingga di rasakan
manfaatnya oleh berbagai pihak.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Program BK?
2. Tujuan Program BK
3. Apa dan bagaimana analisis kebutuhan dalam perancangan program bimbingan
konseling?
4. Bagaimana langkah-langkah penyusunan program bimbingan konseling?
5. Bagaimana perencanaan sarana dan biaya dalam perancangan program bimbingan
konseling?
4
C. Tujuan
1. Mengetahui analisis kebutuhan dalam perancangan program bimbingan konseling.
3. Mengetahui perencanaan sarana dan biaya dalam perancangan program bimbingan konseling
5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penegrtian Program BK
Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ialah sejumlah kegiatan
bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu (Purwoko, 2008: 18). Adapun fungsi husus bimbingan dan konseling, yakni
hususnya di sekolah, menurut H.M. Umar dkk., dalam Salahudin (2010: 129) adalah sebagai
berikut:
Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru
terhadap siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan mencakup semua teknik
penasihatan (conseling) dan semua informasi yang dapat menolong individu untuk
menolong dirinya sendiri.
B. Tujuan Program BK
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati
(2005:3) tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum,
dan (2) Tujuan Khusus.
6
• Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih dan
mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan
yang secara tepat dan bertanggung jawab.
• Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri
orang lain
2. Tujuan khusus program bimbingan
• Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri.
• Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami
lingkungannya.
• Agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya
Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi yang
dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan kerja secara tepat
C. Jenis Program BK
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan
kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi,
dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan
kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, (4) sasaran pelayanan, dan (5) volume/beban
tugas konselor.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan
program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan
Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan
ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/
madrasah.
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis
program, yaitu:
1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
7
2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
5. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan
jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (Satlan) dan atau satuan
kegiatan pendukung (Satkung) Bimbingan dan Konseling.
D. Analisi Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah kegiatan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan
penghambat (kesenjangan) proses pelayanan untuk menetapkan media yang tepat dan relevan
dalam mencapai tujuan pelayanan (goals and objectives) yang mengarah pada pencapaian tugas
perkembangan.
Analisis kebutuhan konseling dilakukan sebelum suatu program pelayanan bimbingan dan
konseling dirancang dan dikembangkan. Pada prinsipnya tujuan analisis kebutuhan adalah untuk
mengidentifikasi topik dan media pelayanan yang tepat dan relevan.
Berikut ini Uwes Chaeruman (2007) dalam makalahnya yang berjudul analisis kebutuhan
multi media pembelajaran mengutip pendapat ahli tetang pengertian analisis kebutuhan:
a. Pendapat Brinkerhof & Gill (1994) analisis kebutuhan adalah “ sebuah proses untuk
mengidentifikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan
organisasi”.
b. Pendapat Molenda, Pershing & Reigeluth, (1996) analisis kebutuhan adalah “metode untuk
mengetahui sifat dan luasnya masalah kinerja dan bagaimana cara penyelesaiannya”.
c. Pendapat Gupta, (1999) analisis kebutuhan adalah “sebuah proses untuk menentukan alasan
kesenjangan dalam kinerja atau metode untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan baru dan
masa depan”.
8
d. Rossi, P. H., Freeman, H. E., & Lipsey, Mark, W. L., 1998) menyatakan bahwa “a systematic
approach to identifying social problems, determining their extent, and accurately defining the
target population to be served and the nature of their service needs”.
a. Identifikasi Kebutuhan
b. Kegiatan Analisis
9
3. Pengukuran kebutuhan memberikan informasi dasar untuk mengukur perubahan
performasi siswa.
Hal di atas dikuatkan dengan pendapat Roseefl (1991:157) menyatakan bahwa pengukuran
kebutuhan di pandang perlu dalam menyusun program bimbingan karena hasil pengukuran
kebutuhan membantu:
1) pembuatan keputusan,
3) mengembangkan,
4) melaksanakan, dan
Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis kebutuhan dirinci lebih komprehensif
oleh Kaufman:1986 sebagai berikut :
1). Mengambil keputusan mengenai penggunaan data pengukuran kebutuhan untuk perencanaan.
4). Mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang terlibat dalam pengukuran tentang partisipasi
mereka.
10). Mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang terlibat dalam pengukuran kebutuhan
tentang kebtuhan-kebutuhan yang diprioritaskan.[1]
10
E. Penyusunan Program Bimbingan Konseling
Program bimbingan dan konseling diartikan seperangkat kegiatan bimbingan dan konseling
yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi selama periode waktu tertentu dan
dilakukan secara kait mengait untuk mencapai tujuan. Pengurus Besar IPBI (2001:2)
mendefinisikan program bimbingan dan konseling sebagai satuan rencana keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode
bulanan, semester, tahunan. Sedangkan menurut Wahyu Sumidjo (1999:9) yang dimaksud dengan
program ialah rencana komprehensif yang memuat penggunaan sumber-sumber dalam pola yang
terintegrasi serta urutan tindakan kegiatan yang dijadwalkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Program menggariskan apa, oleh siapa, bilamana dan dimana tindakan akan dilakukan.
1. Perumusan Tujuan
Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan, atau sesuatu
yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan yang diprogramkan. Tujuan bimbingan dan
konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi siswa yang
diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang diprogramkan.
Pengembangan materi bimbingan dan konseling dilakukan setelah kita melakukan analisis
kebutuhan materi bimbingan dan konseling. Pengembangan materi bimbingan dan konseling
dimaksudkan sebagai acuan guru dalam memberikan kegiatan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah.
Pengembangan materi adalah segala bentuk pengembangan bahan yang digunakan untuk
membantu guru pembimbing dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Bahan bimbingan dimaksud bisa berupa bahan bimbingan tertulis maupun bahan bimbingan tidak
tertulis. Bahan bimbingan yang dimaksud adalah seperangkat materi bimbingan dan konseling
11
yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari bentuk kompetensi yang ada pada
diri peserta didik sehingga guru pembimbing dapat memberikan perlakuan lebih lanjut terhadap
kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik.
Pengembangan materi merupakan hal penting yang harus dilakukan guru pembimbing.
Pengembangan materi bertujuan untuk :
a. Memperkaya informasi yang diperlukan dalam menyusun materi layanan bimbingan dan
konseling.
b. Dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling.
Agar pengembangan materi bermakna, maka guru pembimbing dituntut untuk dapat secara
kreatif mendesain suatu materi yang memungkinkan peserta didik dapat secara langsung
memanfaatkan bentuk pengembangan materi tersebut.
Setelah materi bimbingan dan konseling tersusun maka langkah selanjunya adalah
menentukan kegiatan layanan dan pendukung apa yang akan digunakan dalam pemberian layanan
materi bimbingan dan konseling tersebut. Kegiatan layanan dan pendukung yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :
Layanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kontak langsung dengan siswa, dan
secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kebutuhan tertentu yang dirasakan
siswa. Kegiatan layanan itu difokuskan kepada salah satu atau beberapa kompetensi yang
hendaknya dicapai/dikuasai siswa. Layanan-layanan tersebut adalah :
12
• Layanan Informasi, merupakan layanan yang memungkinkan siswa menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti informasi belajar, pergaulan, jabatan, pendidikan
lanjutan).
• Layanan Penempatan dan Penyaluran, merupakan layanan yang memungkinkan siswa
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran
di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan ko/ekstra kurikuler).
• Layanan Penguasaan Konten, merupakan layanan yang memungkinkan siswa
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya.
• Layanan Konseling Perorangan, merupakan layanan yang memungkin-kan siswa
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) maupun bisa juga melalui
tatap muka seperti melalui internet (e-counseling) untuk mengentaskan permasalahan yang
dideritanya.
• Layanan Bimbingan Kelompok, merupakan layanan yang memungkin-kan sejumlah siswa
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas
pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok.
• Layanan Konseling Kelompok, merupakan layanan yang memungkinkan siswa (masing-
masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.
• Layanan Konsultasi, merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi
dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.
• Layanan Mediasi, merupakan layanan yang memungkinkan pihak-pihak yang sedang
dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan (bertikai) menyelesaikan permasalahan
dan memperbaiki hubungan mereka.
b. Kegiatan Pendukung
13
Kegiatan layanan tersebut di atas akan dipermudah dan ditingkatkan kelancaran dan
keberhasilannya oleh kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya dapat dilaksanakan tanpa
kontak langsung dengan siswa. Kegiatan pendukung yang perlu dilakukan adalah :
Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling tersebut kesemuanya saling
terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Guru pembimbing wajib
menyelenggarakan jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling tersebut dengan penyesuaian
sepenuhnya terhadap karakteristik siswa yang dilayani. Penyelenggaraan jenis-jenis layanan itu
dibantu oleh kegiatan pendukung. Perlu diingatkan bahwa kegiatan pendukung hanyalah sekedar
14
pendukung, yang ketidakterlaksanaannya tidak boleh mengurangi pelaksanaan jenis-jenis layanan
yang sifatnya lebih utama itu.
• organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah
perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan.
• merujuk pada proses pngorganisasian yaitu bagaimana pekerjan diatur dan dialokasikan di
antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.
Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan kompetensi siswa, hasil-
hasil layanan bimbingan dan konseling harus dinilai, baik melalui penilaian terhadap hasil layanan
maupun proses pelaksanaannya. Penilaian ini selanjutnya dapat dipakai untuk melihat keefektifan
layanan di satu sisi, dan sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangannya di sisi lain.
a. Pengertian Penilaian
b. Tujuan Penilaian
Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini dapat
diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif terhadap siswa yang
mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan.
Perolehan ini diorientasikan pada :
15
1). Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa menunjang bagi pengentasan
masalahnya? Perolehan itu diharapkan dapat lebih menunjang terbinanya tingkah laku positif,
khususnya berkenaan dengan permasalahan dan perkembangan diri siswa.
2). Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan
dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap
nilai dan moral.
c. Fokus Penilaian
1). Pemahaman baru; yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah yang
dibahas.
2). Perasaan positif; sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.
3). Rencana kegiatan; yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam
rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.
Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu kepada
kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang dihadapinya dalam
rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.
Tahap penilaian bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahap, yaitu:
1). Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan segera setelah atau
menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.
2). Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang dilakukan setelah satu
(atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang beberapa hari sampai paling lama satu bulan.
3). Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih menyeluruh setelah
dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti satu semester.
16
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (1) kontak langsung, dan (2) tanpa
kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di
kelas perlu dialokasikan waktu terjadwal 1–2 jam pelajaran per-kelas per-minggu. Sementara
kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan kelompok dapat dilakukan di ruang
bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar jam pelajaran. Adapun kegiatan bimbingan tanpa
kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau
majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih
tangan (referral).
17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini di laksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti sekaligus berperan sebagai instrument penelitian. Berlangsungnya
proses pengumpulan data, peneliti harus mampu berinteraksi sopan dan baik dengan subyek
(guru BK SMP) yang dijadikan sebagai sasaran penelitian.
C. Subjek Penelitian
• Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Guru BK
18
Penyajian data dilakukan setelah proses reduksi. Penyajian data merupakan proses
pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun yang memungkinkan untuk
penarikan kesimpulan. Proses penyajian data ini adalah mengungkapkan secara
keseluruhan dari sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca. Dengan adanya
penyajian data maka peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dalam kancah
penelitian dan apa yang akan dilakukan peneliti dalam mengantisipasinya.
c. Kesimpulan
Setelah data disajikan kemudian proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan hasil
yang telah diteliti.
19
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMAHAMAN GURU BK DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BK DI SEKOLAH
20
o Isi/topic yang dibahas: biasanya topic yang pertama dibahas itu adalah mengenai
permasalahan-permasalah siswa yang paling banyak terjadi dimana pada saat ini
contohnya pengelolaan waktu yang baik, kecanduan bermain gadget, dan
mengenai motivasi belajar siswa.
B Dasar hukum ✔
D Deskripsi kebutuhan ✔
E Tujuan ✔
F Komponen program ✔
G Bidang layanan ✔
H Rencana operasional ✔
21
I Pengembangan tema atau topik ✔
J Rencana evaluasi ✔
M Anggaran biaya ✔
22
rumah. Dimana masih banyak pertentangan yang terjadi antar pihat Guru, Orang
Tua dan siswa.
Dan masih sedikit siswa yang ingin melakukan layanan konseling individual.
Masih banyak siswa yang merasa malu dan takut untuk melakukan konseling
individual
12. Kendala Apa saja yang dihadapi oleh guru BK dalam penyusunan Program BK di
Sekolah?
Dalam penyusunan program BK sejauh ini masih lancer, dikarenakan Guru BK di SMP
N 8 Medan ada yang berlatatrkan dari jurusan Bimbingan dan Konseling. Jadi tahu
bagaimana penyusunan program BK sesuai dengan aturannya.
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling diartikan seperangkat kegiatan bimbingan dan
konseling yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi selama periode waktu
tertentu dan dilakukan secara kait mengait untuk mencapai tujuan. Pengurus Besar IPBI (2001:2)
mendefinisikan program bimbingan dan konseling sebagai satuan rencana keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode
bulanan, semester, tahunan. Sedangkan menurut Wahyu Sumidjo (1999:9) yang dimaksud dengan
program ialah rencana komprehensif yang memuat penggunaan sumber-sumber dalam pola yang
terintegrasi serta urutan tindakan kegiatan yang dijadwalkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Program menggariskan apa, oleh siapa, bilamana dan dimana tindakan akan dilakukan.
B. Saran
Diharapkan kita sebaghi calon Guru BK harus betul-betul memahami bagaimana
penyusunan program BK agar semuanya dapat berjalan dengan baik.
24
DAFTAR PUSTAKA
Salahudin, Anas. 2003. Bimbingan & Konseling. Cetakan ke-2. Bandung: Pustaka Setia.
Sukardi,
Ketut Dewa. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: rineka Cipta.
Kurniawan, daniel. 2018. Perencanaan dan Perancangan Program BK. (diakses pada tanggal
13 mei 2019, pukul 20:30)
25