Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN MINI RISET PENGEMBANGAN

PROGRAM BK DI SEKOLAH
“Pemahaman Guru BK Dalam Penyusunan Program BK Di Sekolah”

Dosen Pengampu :
Dra. Nur Arjani, M.Pd
Miswanto.,M.Pd

Disusun Oleh :

Kelompok 3:

Kezia Angelina Siregar (1191151021)


Imel Hiskia Manihuruk (1192451015)
Gracelita Saragih (1193351055)
Kiki Kusnita Siregar (1193351059)

BK REGULER E 2019
PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa atas limpahan nikmat, berkah, dan rahmatNya
sehingga kami dapat enyusun Laporan Mini Riset Pengembangan Program BK di Sekolah.
Pada kesempatan ini tidak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dra. Nur
Arjani, M.Pd selaku dosen mata kuliah PPBK yang telah menjadi pembimbing kami dalam
penelitian, serta pihak-pihak lain yang terkait dalam proses pembuatan makalah mini riset ini
secara langsung maupun tidak langsung. Semoga hasil laporan kami ini dapat memberikan manfaat
kepada kami selaku penyusun, para pembaca, dan semua pihak masyarakat.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah laporan ini, masih terdapat banyak kekurangan
sehingga hasil yang diperoleh jauh dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.

Medan, Mei 2022

Kelompok 3

2
DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI................................................................................................................................................ 3
BAB I ............................................................................................................................................................ 4
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 4
A. Latar Belakang ................................................................................................................................ 4
B. Rumusan Masalah .......................................................................................................................... 4
C. Tujuan .............................................................................................................................................. 5
BAB II........................................................................................................................................................... 6
KAJIAN TEORI ........................................................................................................................................... 6
A. Penegrtian Program BK ................................................................................................................. 6
B. Tujuan Program BK ....................................................................................................................... 6
C. Jenis Program BK ........................................................................................................................... 7
D. Analisi Kebutuhan .......................................................................................................................... 8
E. Penyusunan Program Bimbingan Konseling ............................................................................. 11
BAB III....................................................................................................................................................... 18
METODE PENELITIAN ......................................................................................................................... 18
A. Desain Penelitian ........................................................................................................................... 18
B. Tempat dan Waktu ....................................................................................................................... 18
C. Subjek Penelitian .......................................................................................................................... 18
D. Teknik Analisis Data..................................................................................................................... 18
E. Teknik Analisis Data..................................................................................................................... 18
BAB IV ....................................................................................................................................................... 20
PEMBAHASAN ........................................................................................................................................ 20
BAB V ........................................................................................................................................................ 24
PENUTUP .................................................................................................................................................. 24
A. Kesimpulan .................................................................................................................................... 24
B. Saran .............................................................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................ 25

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program Bimbingan dan Konseling merupakan rencana keseluruhan kegiatan bimbingan
dan konseling yang akan dilaksanakan di sekolah dan menjadi bagian terpadu dari keseluruhan
program pendidikan di sekolah. Sebagai bagian yang terpadu dari program pendidikan di sekolah,
program bimbingan dan konseling diarahkan pada upaya yang memfasilitasi peserta didik untuk
mengenal dan menerima dirinya sendiri serta lingkungannya secara positif dan dinamis, mampu
mengambil keputusan yang bertanggung jawab, mengembangkan serta mewujudkan diri secara
efektif dan produktif sesuai dengan peranan yang diinginkan di masa depan. Program Bimbingan
dan Konseling juga berkaitan dengan upaya memfasilitasi peserta didik agar mampu
mengembangkan potensi dirinya secara optimal dengan mencapai

Agar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dapat terlaksana secara
efektif dan efisien serta tujuanya dapat tercapai efektif dan efisien pula maka harus disusun
programnya secara terencana dan sistematis dengan perkataan lain, pelayanan BK di sekolah dan
madrasah perlu direncanakan , dilaksanakan, dan dinilai secara sistematis sehingga di rasakan
manfaatnya oleh berbagai pihak.

B. Rumusan Masalah
1. Apa Itu Program BK?
2. Tujuan Program BK
3. Apa dan bagaimana analisis kebutuhan dalam perancangan program bimbingan
konseling?
4. Bagaimana langkah-langkah penyusunan program bimbingan konseling?
5. Bagaimana perencanaan sarana dan biaya dalam perancangan program bimbingan
konseling?

4
C. Tujuan
1. Mengetahui analisis kebutuhan dalam perancangan program bimbingan konseling.

2. Mengetahui langkah-langkah penyusunan program bimbingan konseling.

3. Mengetahui perencanaan sarana dan biaya dalam perancangan program bimbingan konseling

5
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Penegrtian Program BK
Pengertian Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah ialah sejumlah kegiatan
bimbingan dan konseling yang direncanakan oleh sekolah, dan dilaksanakan dalam jangka
waktu tertentu (Purwoko, 2008: 18). Adapun fungsi husus bimbingan dan konseling, yakni
hususnya di sekolah, menurut H.M. Umar dkk., dalam Salahudin (2010: 129) adalah sebagai
berikut:

• Menolong anak dalam kesulitan belajarnya


• Berusaha memberikan pelajaran yang sesuai denga minat dan kecakapan anak-anak
• Memberi nasihat kepada anak yang akan berhenti dari sekolahnya
• Memberi petunjuk kepada anak-anak yang melanjutkan belajarnya, dan sebagainya.

Semua itu termasuk usaha-usaha mendidik yang sudah seharusnya dilakukan guru
terhadap siswa-siswanya. Dalam arti khusus, bimbingan mencakup semua teknik
penasihatan (conseling) dan semua informasi yang dapat menolong individu untuk
menolong dirinya sendiri.

B. Tujuan Program BK
Bimbingan dan konseling bertujuan untuk membantu konseli agar dapat mencapai
tugas-tugas perkembangannya. Menurut Dewa Ketut Sukardi dan Desak Made Sumiati
(2005:3) tujuan program bimbingan dan konseling disekolah terdiri dari : (1) Tujuan umum,
dan (2) Tujuan Khusus.

1. Tujuan umum program bimbingan


• Agar siswa dapat mengembangkan pengertian dan pemahaman diri dalam
kemajuannya disekolah.
• Agar siswa dapat mengembangkan pengetahuan tetang dunia kerja, kesempatan
kerja serta rasa tanggung jawabdalam memilih suatu kesempatan kerja tertentu.

6
• Agar siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk memilih dan
mempertemukan pengetahuan tentang dirinya dengan informasi tentang kesempatan
yang secara tepat dan bertanggung jawab.
• Agar siswa dapat mewujudkan penghargaan terhadap kepentingan dan harga diri
orang lain
2. Tujuan khusus program bimbingan
• Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami
dirinya sendiri.
• Agar siswa memiliki kemampuan untuk mengatasi kesulitan dalam memahami
lingkungannya.
• Agar siswa memiliki kemampuan dalam mengatasi kesulitan dalam
mengidentifikasi dan memecahkan masalah yang dihadapinya

Agar para siswa memiliki kemampuan untuk mengastasi dan menyalurkan potensi-potensi yang
dimilikinya dalam pendidikan dan lapangan kerja secara tepat

C. Jenis Program BK
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan
kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi,
dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan
kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, (4) sasaran pelayanan, dan (5) volume/beban
tugas konselor.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan
program antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan
Bimbingan dan Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan
ekstra kurikuler, serta mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/
madrasah.
Dilihat dari jenisnya, program Bimbingan dan Konseling terdiri 5 (lima) jenis
program, yaitu:
1. Program Tahunan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.

7
2. Program Semesteran, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
3. Program Bulanan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi seluruh
kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran program semesteran.
4. Program Mingguan, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
5. Program Harian, yaitu program pelayanan Bimbingan dan Konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan
jabaran dari program mingguan dalam bentuk satuan layanan (Satlan) dan atau satuan
kegiatan pendukung (Satkung) Bimbingan dan Konseling.

D. Analisi Kebutuhan
Analisis kebutuhan adalah kegiatan mengidentifikasi faktor-faktor pendukung dan
penghambat (kesenjangan) proses pelayanan untuk menetapkan media yang tepat dan relevan
dalam mencapai tujuan pelayanan (goals and objectives) yang mengarah pada pencapaian tugas
perkembangan.

Analisis kebutuhan konseling dilakukan sebelum suatu program pelayanan bimbingan dan
konseling dirancang dan dikembangkan. Pada prinsipnya tujuan analisis kebutuhan adalah untuk
mengidentifikasi topik dan media pelayanan yang tepat dan relevan.

Berikut ini Uwes Chaeruman (2007) dalam makalahnya yang berjudul analisis kebutuhan
multi media pembelajaran mengutip pendapat ahli tetang pengertian analisis kebutuhan:

a. Pendapat Brinkerhof & Gill (1994) analisis kebutuhan adalah “ sebuah proses untuk
mengidentifikasikan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan dalam mencapai tujuan
organisasi”.

b. Pendapat Molenda, Pershing & Reigeluth, (1996) analisis kebutuhan adalah “metode untuk
mengetahui sifat dan luasnya masalah kinerja dan bagaimana cara penyelesaiannya”.

c. Pendapat Gupta, (1999) analisis kebutuhan adalah “sebuah proses untuk menentukan alasan
kesenjangan dalam kinerja atau metode untuk mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan baru dan
masa depan”.

8
d. Rossi, P. H., Freeman, H. E., & Lipsey, Mark, W. L., 1998) menyatakan bahwa “a systematic
approach to identifying social problems, determining their extent, and accurately defining the
target population to be served and the nature of their service needs”.

Pengertian analisis kebutuhan secara diartikan sebagai suatu proses untuk


mengidentifikasikan pengetahuan, keterampilan, permasalahan, populasi, layanan yang diperlukan
untuk mencapai sebuah tujuan.

Berikut ini merupakan pelaksanaan analisis kebutuhan:

a. Identifikasi Kebutuhan

Identifikasi Kebutuhan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan mengelompokan


masalah yang berkaiatan atau yang ada pada peserta didik. Kebutuhan atau masalah peserta didik
dapat diidentifikasi melalui:

1. Karakteristik siswa, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya),


kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, temperamen (periang, pendiam,
pemurung, atau mudah tersinggung), dan karakternya (seperti kejujuran, kedisiplinan, dan
tanggung jawab).
2. Harapan peserta didik, sekolah, dan masyarakat dapat dianalisis dari tugas-tugas
perkembangan yang dijabarkan dalam rumusan kompetensi dan materi pengembangan
kompetensi yang ada dalam silabus.

b. Kegiatan Analisis

Pengukuran kebutuhan merupakan kegiatan penting dalam menyusun program bimbingan di


sekolah. Dalam hal ini Klein dalam Briggs (1979) menyatakan bahwa pengukuran kebutuhan perlu
dalam penyusunan program karena:

1. Pengukuran kebutuhan akan menfokuskan perhatian perencanaan program kepada


masalah-masalah yang penting. Ini akan membantu perencanaan program menyusun
rencana penggunaan dan pengelolaan waktu serta sumber-sumber secara efisien.
2. pengukuran kebutuhan memberikan dasar pengesahan bahwa perhatian perencana program
hanya kepada kebutuhan tertentu.

9
3. Pengukuran kebutuhan memberikan informasi dasar untuk mengukur perubahan
performasi siswa.

Hal di atas dikuatkan dengan pendapat Roseefl (1991:157) menyatakan bahwa pengukuran
kebutuhan di pandang perlu dalam menyusun program bimbingan karena hasil pengukuran
kebutuhan membantu:

1) pembuatan keputusan,

2) menyusun rancangan program,

3) mengembangkan,

4) melaksanakan, dan

5) menilai program bimbingan.

Langkah-langkah yang harus ditempuh dalam analisis kebutuhan dirinci lebih komprehensif
oleh Kaufman:1986 sebagai berikut :

1). Mengambil keputusan mengenai penggunaan data pengukuran kebutuhan untuk perencanaan.

2). Memilih tingkat kebutuhan pengukuran.

3). Mengidentifikasi orang-orang yang terlibat dalam pengukuran kebutuhan.

4). Mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang terlibat dalam pengukuran tentang partisipasi
mereka.

5). Mencapai kesepakatan tentang tingkat pengukuran kebutuhan dan perencanaan.

6). Mengumpulkan data.

7). Membuat daftar kebutuhan yang telah diidentifikasi.

8). Menyusun prioritas kebutuhan.

9). Merekonsiliasi data yang bertentangan, dan

10). Mencapai kesepakatan dengan orang-orang yang terlibat dalam pengukuran kebutuhan
tentang kebtuhan-kebutuhan yang diprioritaskan.[1]

10
E. Penyusunan Program Bimbingan Konseling
Program bimbingan dan konseling diartikan seperangkat kegiatan bimbingan dan konseling
yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi selama periode waktu tertentu dan
dilakukan secara kait mengait untuk mencapai tujuan. Pengurus Besar IPBI (2001:2)
mendefinisikan program bimbingan dan konseling sebagai satuan rencana keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode
bulanan, semester, tahunan. Sedangkan menurut Wahyu Sumidjo (1999:9) yang dimaksud dengan
program ialah rencana komprehensif yang memuat penggunaan sumber-sumber dalam pola yang
terintegrasi serta urutan tindakan kegiatan yang dijadwalkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Program menggariskan apa, oleh siapa, bilamana dan dimana tindakan akan dilakukan.

Penyusunan program bimbingan dan konseling dimulai dengan melakukan analisis


kebutuhan atas apa yang dibutuhkan oleh konseli dalam rangka pemenuhan tugas
perkembangannya. Data yang dihasilkan dari hasil analisis kebutuhan akan menjadi bahan acuan
dalam penyusunan program bimbingan dan konseling. Langkah selanjutnya adalah:

1. Perumusan Tujuan

Tujuan merupakan pernyataan yang menggambarkan hasil yang diharapkan, atau sesuatu
yang ingin dicapai melalui berbagai kegiatan yang diprogramkan. Tujuan bimbingan dan
konseling merupakan pernyataan yang menggambarkan kualitas perilaku atau pribadi siswa yang
diharapkan berkembang melalui berbagai strategi layanan kegiatan yang diprogramkan.

2. Pengembangan Materi Bimbingan dan Konseling

Pengembangan materi bimbingan dan konseling dilakukan setelah kita melakukan analisis
kebutuhan materi bimbingan dan konseling. Pengembangan materi bimbingan dan konseling
dimaksudkan sebagai acuan guru dalam memberikan kegiatan layanan bimbingan dan konseling
di sekolah.

Pengembangan materi adalah segala bentuk pengembangan bahan yang digunakan untuk
membantu guru pembimbing dalam melaksanakan kegiatan layanan bimbingan dan konseling.
Bahan bimbingan dimaksud bisa berupa bahan bimbingan tertulis maupun bahan bimbingan tidak
tertulis. Bahan bimbingan yang dimaksud adalah seperangkat materi bimbingan dan konseling

11
yang disusun secara sistematis, menampilkan sosok utuh dari bentuk kompetensi yang ada pada
diri peserta didik sehingga guru pembimbing dapat memberikan perlakuan lebih lanjut terhadap
kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik.

Pengembangan materi merupakan hal penting yang harus dilakukan guru pembimbing.
Pengembangan materi bertujuan untuk :

a. Memperkaya informasi yang diperlukan dalam menyusun materi layanan bimbingan dan
konseling.

b. Dapat digunakan sebagai pedoman dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling.

c. Memudahkan bagi peserta didik untuk mempelajari suatu kompetensi tertentu.

Agar pengembangan materi bermakna, maka guru pembimbing dituntut untuk dapat secara
kreatif mendesain suatu materi yang memungkinkan peserta didik dapat secara langsung
memanfaatkan bentuk pengembangan materi tersebut.

3. Perumusan Kegiatan Layanan dan Kegiatan Pendukung

Setelah materi bimbingan dan konseling tersusun maka langkah selanjunya adalah
menentukan kegiatan layanan dan pendukung apa yang akan digunakan dalam pemberian layanan
materi bimbingan dan konseling tersebut. Kegiatan layanan dan pendukung yang dapat diberikan
adalah sebagai berikut :

a. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling

Layanan bimbingan dan konseling dilakukan melalui kontak langsung dengan siswa, dan
secara langsung berkenaan dengan permasalahan ataupun kebutuhan tertentu yang dirasakan
siswa. Kegiatan layanan itu difokuskan kepada salah satu atau beberapa kompetensi yang
hendaknya dicapai/dikuasai siswa. Layanan-layanan tersebut adalah :

• Layanan Orientasi, merupakan layanan yang memungkinkan siswa memahami lingkungan


baru, terutama lingkungan sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk mempermudah
dan memperlancar berperannya siswa di lingkungan yang baru itu.

12
• Layanan Informasi, merupakan layanan yang memungkinkan siswa menerima dan
memahami berbagai informasi (seperti informasi belajar, pergaulan, jabatan, pendidikan
lanjutan).
• Layanan Penempatan dan Penyaluran, merupakan layanan yang memungkinkan siswa
memperoleh penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran
di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi, program latihan, magang,
kegiatan ko/ekstra kurikuler).
• Layanan Penguasaan Konten, merupakan layanan yang memungkinkan siswa
mengembangkan sikap dan kebiasaan belajar yang baik dalam menguasai materi belajar
yang cocok dengan kecepatan dan kemampuan dirinya, serta berbagai aspek tujuan dan
kegiatan belajar lainnya.
• Layanan Konseling Perorangan, merupakan layanan yang memungkin-kan siswa
mendapatkan layanan langsung tatap muka (secara perorangan) maupun bisa juga melalui
tatap muka seperti melalui internet (e-counseling) untuk mengentaskan permasalahan yang
dideritanya.
• Layanan Bimbingan Kelompok, merupakan layanan yang memungkin-kan sejumlah siswa
secara bersama-sama melalui dinamika kelompok memperoleh bahan dan membahas
pokok bahasan (topik) tertentu untuk menunjang pemahaman dan pengembangan
kemampuan sosial, serta untuk pengambilan keputusan atau tindakan tertentu melalui
dinamika kelompok.
• Layanan Konseling Kelompok, merupakan layanan yang memungkinkan siswa (masing-
masing anggota kelompok) memperoleh kesempatan untuk pembahasan dan pengentasan
permasalahan pribadi melalui dinamika kelompok.
• Layanan Konsultasi, merupakan layanan yang memungkinkan seseorang memperoleh
wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi
dan atau permasalahan orang lain yang menjadi kepeduliannya.
• Layanan Mediasi, merupakan layanan yang memungkinkan pihak-pihak yang sedang
dalam keadaan saling tidak menemukan kecocokan (bertikai) menyelesaikan permasalahan
dan memperbaiki hubungan mereka.

b. Kegiatan Pendukung

13
Kegiatan layanan tersebut di atas akan dipermudah dan ditingkatkan kelancaran dan
keberhasilannya oleh kegiatan pendukung. Kegiatan ini pada umumnya dapat dilaksanakan tanpa
kontak langsung dengan siswa. Kegiatan pendukung yang perlu dilakukan adalah :

• Aplikasi Instrumentasi, merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dan keterangan


tentang siswa, keterangan tentang lingkungan siswa dan lingkungan lainnya. Pengumpulan
data ini dapat dilakukan dengan berbagai instrumen, baik tes maupun non-tes.
• Himpunan Data, merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan
yang relevan dengan keperluan pengembangan siswa. Himpunan data diselenggarakan
secara berkelanjutan, sistematik, komprehensif, terpadu, dan sifatnya tertutup.
• Konferensi Kasus, merupakan kegiatan untuk membahas permasalahan siswa dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak-pihak yang dapat memberikan keterangan, kemudahan
dan komitmen bagi terentaskannya permasalahan siswa itu. Pertemuan konferensi kasus
bersifat terbatas dan tertutup.
• Kunjungan Rumah, merupakan kegiatan untuk memperoleh data, keterangan, kemudahan
dan komitmen bagi terentaskannya.
• permasalahan siswa melalui kunjungan ke rumahnya. Kunjungan rumah ini merupakan
salah satu bentuk kerja sama dengan orang tua.
• Alih Tangan Kasus, merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan penanganan yang
lebih tepat dan tuntas atas masalah yang dialami siswa dengan memindahkan penanganan
kasus ke pihak lain yang lebih berwenang, misalnya kepada guru mata pelajaran, psikolog,
sesuai dengan permasalahan siswa.
• Tampilan Kepustakaan, merupakan kegiatan pendukung untuk mendapatkan solusi dari
permasalahan yang dihadapi peserta didik melalui kajian pustaka yang dilakukan secara
mandiri oleh peserta didik.

Kegiatan layanan dan pendukung bimbingan dan konseling tersebut kesemuanya saling
terkait dan saling menunjang baik langsung maupun tidak langsung. Guru pembimbing wajib
menyelenggarakan jenis-jenis layanan bimbingan dan konseling tersebut dengan penyesuaian
sepenuhnya terhadap karakteristik siswa yang dilayani. Penyelenggaraan jenis-jenis layanan itu
dibantu oleh kegiatan pendukung. Perlu diingatkan bahwa kegiatan pendukung hanyalah sekedar

14
pendukung, yang ketidakterlaksanaannya tidak boleh mengurangi pelaksanaan jenis-jenis layanan
yang sifatnya lebih utama itu.

4. Pengorganisasian Program Pelayanan Bimbingan dan Konseling

Program-program bimbingan dan konseling merupakan isi dari keseluruhan organisasi


bimbingan dan konseling di sekolah. Program-program ini perlu disusun dengan memperhatikan
pola umum bimbingan dan konseling dan berbagai kondisi yang terdapat di lapangan. Istilah
organisasi mempunyai dua pengertian umum.

• organisasi diartikan sebagai suatu lembaga atau kelompok fungsional, misalnya sebuah
perusahaan, sebuah sekolah, sebuah perkumpulan, badan-badan pemerintahan.
• merujuk pada proses pngorganisasian yaitu bagaimana pekerjan diatur dan dialokasikan di
antara para anggota, sehingga tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efektif.

5. Penilaian Program Bimbingan dan Konseling

Sebagai upaya pendidikan, khususnya dalam rangka pengembangan kompetensi siswa, hasil-
hasil layanan bimbingan dan konseling harus dinilai, baik melalui penilaian terhadap hasil layanan
maupun proses pelaksanaannya. Penilaian ini selanjutnya dapat dipakai untuk melihat keefektifan
layanan di satu sisi, dan sebagai dasar pertimbangan bagi pengembangannya di sisi lain.

a. Pengertian Penilaian

Penilaian merupakan langkah penting dalam manajemen program bimbingan. Tanpa


penilaian tidak mungkin kita dapat mengetahui dan mengidentifikasi keberhasilan kegiatan
layanan bimbingan dan konseling yang telah dilaksanakan. Penilaian layanan bimbingan dan
konseling merupakan usaha untuk menilai sejauh mana kegiatan layanan itu mencapai kompetensi
yang telah ditetapkan.

b. Tujuan Penilaian

Untuk mengetahui keberhasilan layanan dilakukan penilaian. Dengan penilaian ini dapat
diketahui apakah layanan tersebut efektif dan membawa dampak positif terhadap siswa yang
mendapatkan layanan. Penilaian ditujukan kepada perolehan siswa yang menjalani layanan.
Perolehan ini diorientasikan pada :

15
1). Pengentasan masalah siswa : sejauh manakah perolehan siswa menunjang bagi pengentasan
masalahnya? Perolehan itu diharapkan dapat lebih menunjang terbinanya tingkah laku positif,
khususnya berkenaan dengan permasalahan dan perkembangan diri siswa.

2). Perkembangan aspek-aspek kepribadian siswa, seperti sikap, motivasi, kebiasaan, keterampilan
dan keberhasilan belajar, konsep diri, kemampuan berkomunikasi, kreatifitas, apresiasi terhadap
nilai dan moral.

c. Fokus Penilaian

Secara khusus fokus penilaian diarahkan kepada berkembangnya:

1). Pemahaman baru; yang diperoleh melalui layanan, dalam kaitannya dengan masalah yang
dibahas.

2). Perasaan positif; sebagai dampak dari proses dan materi yang dibawakan melalui layanan.

3). Rencana kegiatan; yang akan dilaksanakan oleh siswa sesudah pelaksanaan layanan dalam
rangka mewujudkan upaya lebih lanjut pengentasan masalah yang dialaminya.

Semua fokus penilaian itu, khususnya rencana kegiatan secara jelas mengacu kepada
kompetensi yang diaplikasikan siswa untuk pengentasan permasalahan yang dihadapinya dalam
rangka kehidupan sehari-hari yang lebih efektif.

d. Tahap-tahap penilaian meliputi :

Tahap penilaian bimbingan dan konseling dibagi dalam tiga tahap, yaitu:

1). Penilaian segera (laiseg), merupakan penilaian tahap awal, yang dilakukan segera setelah atau
menjelang diakhirinya layanan yang dimaksud.

2). Penilaian jangka pendek (laijapen), merupakan penilaian lanjutan yang dilakukan setelah satu
(atau lebih) jenis layanan dilaksanakan selang beberapa hari sampai paling lama satu bulan.

3). Penilaian jangka panjang (laijapang), merupakan penilaian lebih menyeluruh setelah
dilaksanakannya layanan dengan selang satu unit waktu tertentu, seperti satu semester.

6. Penyusunan Jadwal Kegiatan

16
Program bimbingan dapat dilaksanakan dalam bentuk (1) kontak langsung, dan (2) tanpa
kontak langsung dengan siswa. Untuk kegiatan kontak langsung yang dilakukan secara klasikal di
kelas perlu dialokasikan waktu terjadwal 1–2 jam pelajaran per-kelas per-minggu. Sementara
kegiatan langsung yang dilakukan secara individual dan kelompok dapat dilakukan di ruang
bimbingan, dengan menggunakan jadwal di luar jam pelajaran. Adapun kegiatan bimbingan tanpa
kontak langsung dengan siswa dapat dilaksanakan melalui tulisan (seperti buku-buku, brosur, atau
majalah dinding), kunjungan rumah (home visit), konferensi kasus (case conference), dan alih
tangan (referral).

17
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini di laksanakan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam
penelitian kualitatif, peneliti sekaligus berperan sebagai instrument penelitian. Berlangsungnya
proses pengumpulan data, peneliti harus mampu berinteraksi sopan dan baik dengan subyek
(guru BK SMP) yang dijadikan sebagai sasaran penelitian.

B. Tempat dan Waktu


• Tempat pelaksanaan penelitan ini dilakukan di SMPN 8 Medan
• Pada tanggal 4 April 2022

C. Subjek Penelitian
• Adapun yang menjadi subjek penelitian ini adalah Guru BK

D. Teknik Analisis Data


Teknik pengumpulan data menggunakan teknik wawancara yang digunakan oleh
peneliti untuk memperoleh informasi dengan tanya jawab secara lisan dengan responden.

E. Teknik Analisis Data


Analisis data ialah proses menyusun atau mengolah data agar dapat ditafsirkan lebih
baik. Data yang baru didapat terdiri dari catatan lapangan yang diperoleh melalui hasil
wawancara. Untuk itu data yang didapat kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis
data kualitatif yang terdiri dari:
a. Reduksi data
Proses memfokuskan, menyederhanakan, dan memindahkan data mentah kedalam
bentuk yang lebih mudah dikelola bagaimana yang terpenting dari hasil wawancara
untuk menjadi bahan dari penelitian tersebut dan membuang bagian yang tidak penting.
b. Penyajian data

18
Penyajian data dilakukan setelah proses reduksi. Penyajian data merupakan proses
pemberian sekumpulan informasi yang sudah disusun yang memungkinkan untuk
penarikan kesimpulan. Proses penyajian data ini adalah mengungkapkan secara
keseluruhan dari sekelompok data yang diperoleh agar mudah dibaca. Dengan adanya
penyajian data maka peneliti dapat memahami apa yang sedang terjadi dalam kancah
penelitian dan apa yang akan dilakukan peneliti dalam mengantisipasinya.
c. Kesimpulan
Setelah data disajikan kemudian proses selanjutnya adalah penarikan kesimpulan hasil
yang telah diteliti.

19
BAB IV
PEMBAHASAN
PEMAHAMAN GURU BK DALAM PENYUSUNAN PROGRAM BK DI SEKOLAH

1. Nama Sekolah : SMPN 8 MEDAN


2. Alamat Sekolah : Jl.Turi Ujung No.96, Sudirejo I,Kec. Medan Kota, Kota Medan
3. Nama Guru BK : Novi S.Pd
4. Jenis Program : BK Komprehensif

A. Pertanyaan Untuk Guru BK :


1. Pendidikan Guru BK
S1 BK sebanyak :2
S1 Psikologi sebanyak :-
Yang Lain sebanyak :1
2. Jumlah Guru BK :3

B. Gambaran Pemahaman Guru BK dalam Penyusunan Program BK di Sekolah


1. Apakah program disusun bersama atau sendiri-sendiri sesuai dengan siswa asuh ?
Program disusun secara bersama-sama, dimana Guru BK saling bekejasama dalam
penyusunan program. Mulai dari perancangan hingga penyusunan dan pelaksanaan di
laksanakan Kerjasama sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
2. Apakah program di buat perkelas
Program pelaksanaan pelayanan dibuat perkelas, agar lebih mudah mengatur waktu
pelaksanaan layanan dan agar programnya juga berjalan secara baik dan teratur
3. Dalam penyusunan program apakah ada dilakukan pertemuan: ya
o Yang dilibatkan dalam pertemuan: yang dilibatkan dalam pertemuan sudah pasti
semua guru bk yang ada di sekolah ini, agar keputusan program bisa dikerjakan
secara bersama dan mendapatkan hasil keputusan yang maksimal. Dan bantuan
dari wali kelas untuk dalam mengidentifikasikan permassalahan setiap kelas.

20
o Isi/topic yang dibahas: biasanya topic yang pertama dibahas itu adalah mengenai
permasalahan-permasalah siswa yang paling banyak terjadi dimana pada saat ini
contohnya pengelolaan waktu yang baik, kecanduan bermain gadget, dan
mengenai motivasi belajar siswa.

4. Sebelum menyusun program apakah dilakukan need assessment?


Jika …Ya, Instrument yang digunakan :
Instrument yang digunakan Guru BK di SMP N 8 Medan ini adalah
a. AUM
b. Angket yang dibuat sendiri

5. Dalam pengolahan data hasil need instrument


Dalam pengolaan data hasil need instrument Guru BK di SMP 8 Medan:
a. Menggunakan aplikasi

6. Apakah dalam penyusunan program digunakan panduan?


Jawabannya adalah: Ya, dan panduan yang digunakan dalam penyusunan program
adalah POP BK

7. Kelengkapan isi program

No Struktur Ada Tidak


A Rational ✔

B Dasar hukum ✔

C Visi dan misi ✔

D Deskripsi kebutuhan ✔

E Tujuan ✔

F Komponen program ✔

G Bidang layanan ✔

H Rencana operasional ✔

21
I Pengembangan tema atau topik ✔

J Rencana evaluasi ✔

K Pelaporan dan tindak lanjut ✔

L Sarana dan prasarana ✔

M Anggaran biaya ✔

8. Apakah program di lengkapi dengan RPL (materi, penilaian, media)


Ya, program BK yang di buat di SMP 8 Medan di lengkapi dengan RPL

9. Apakah program itu dilakukan evaluasi?


Ya, setiap pembuatan program BK akan dilakukan evaluasi demi hasil yang maksimal

10. Apakah hasil evaluasi itu diadakan tindak lanjut?


Ya, setelah melakukan evaluasi akan di kaji untuk melakukan tindak lanjut.

11. Pelaksanaan program


a. Apa yang sudah terlaksana
Yang sudah pihak guru laksanakan adalah salah satunya layanan dasar yang
dimana layanan dasar ini adalah proses pemberian bantuan kepada semua peserta
didik/konseli yang berkaitan dengan pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir sebagai
pengejawantahan tugas-tugas perkembangan mereka.
Guru BK melaksanakan layanan dasar yang dilaksanakan dalam aktivitas yang
langsung diberikan kepada peserta didik bimbingan kelompok, bimbingan
klasikal, dan bimbingan lintas kelas. Di mana pelaksanaan layanan konseling akan
dilakukan sesua dengan kebutuhan siswa.

b. Apa yang belum terlaksana


Berdasarkan komponen layanan, pihak guru saat ini masih sulit menggunakan
layanan dalam bentuk dukungan system yang dimana terdapat aktivitas kunjungan

22
rumah. Dimana masih banyak pertentangan yang terjadi antar pihat Guru, Orang
Tua dan siswa.
Dan masih sedikit siswa yang ingin melakukan layanan konseling individual.
Masih banyak siswa yang merasa malu dan takut untuk melakukan konseling
individual

c. Kesulitan-kesulitan apa yang dihadapi guru BK dalam pelaksanaan program


Tugas seorang guru bk tidaklah mudah, Banyak hal- hal yang perlu diperhatikan
untuk dapat mewujudkan suatu layanan bimbingan dan konseling yang baik, bukan saja
untuk siswa selaku objek dari layanan ini, melainkan para guru dan orang tua.
Dalam pelaksanaannya, banyak sekali kendala yang terjadi, hambatan dan kesulitan
guru pembimbing dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling. Dimana
terkadang mengalami kendala sulit bekerjasama dengan guru kelas, dan orang tua siswa.
Dan adanya hambatan dalam segi waktu, di mana di SMP 8 Medan Guru BK tidak
memiliki jam di kelas, sehingga Guru BK dapat melaksanakan bimbingan kelas di saat
kelas sedang kosong.

12. Kendala Apa saja yang dihadapi oleh guru BK dalam penyusunan Program BK di
Sekolah?
Dalam penyusunan program BK sejauh ini masih lancer, dikarenakan Guru BK di SMP
N 8 Medan ada yang berlatatrkan dari jurusan Bimbingan dan Konseling. Jadi tahu
bagaimana penyusunan program BK sesuai dengan aturannya.

13. Apa kesulitan-kesulitan dalam melaksanakan evaluasi program BK di Sekolah?


Kesulitan melakukan evaluasi program BK sejauh ini adalah di waktu, di mana saat
guru BK ingin melakukan evaluasi program BK di kelas harus menunggu saat kelas
memiliki jam kosong.

14. Saran guru BK


Guru BK berharap agar guru,staf,orang tuas, dan peserta didik dapat bekerja sama dan
saling membantu. Dan berharap agar BK memiliki jam kelas.

23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling diartikan seperangkat kegiatan bimbingan dan
konseling yang dirancang secara terencana, terorganisasi, terkoordinasi selama periode waktu
tertentu dan dilakukan secara kait mengait untuk mencapai tujuan. Pengurus Besar IPBI (2001:2)
mendefinisikan program bimbingan dan konseling sebagai satuan rencana keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, seperti periode
bulanan, semester, tahunan. Sedangkan menurut Wahyu Sumidjo (1999:9) yang dimaksud dengan
program ialah rencana komprehensif yang memuat penggunaan sumber-sumber dalam pola yang
terintegrasi serta urutan tindakan kegiatan yang dijadwalkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Program menggariskan apa, oleh siapa, bilamana dan dimana tindakan akan dilakukan.

Program pelayanan Bimbingan dan Konseling di sekolah disusun berdasarkan


kebutuhan peserta didik (need assessment) yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi,
dengan substansi program pelayanan mencakup: (1) empat bidang, (2) jenis layanan dan
kegiatan pendukung, (3) format kegiatan, (4) sasaran pelayanan, dan (5) volume/beban tugas
konselor.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan kesinambungan program
antarkelas dan antarjenjang kelas, dan mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan
Konseling dengan kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler, serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.

B. Saran
Diharapkan kita sebaghi calon Guru BK harus betul-betul memahami bagaimana
penyusunan program BK agar semuanya dapat berjalan dengan baik.

24
DAFTAR PUSTAKA

Salahudin, Anas. 2003. Bimbingan & Konseling. Cetakan ke-2. Bandung: Pustaka Setia.
Sukardi,

Ketut Dewa. 2008. Proses Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta: rineka Cipta.

Kurniawan, daniel. 2018. Perencanaan dan Perancangan Program BK. (diakses pada tanggal
13 mei 2019, pukul 20:30)

Hikmawati, fenti. bimbingan konseling. Jakarta: rajawali pres, 2010.

Sutirna. Bimbingan dan Konseling. Yogyakarta. CV. Andi Offset, 2013.

25

Anda mungkin juga menyukai