Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PRINSP-PRINSIP ASAS-ASAS DAN LANDASAN PELAYANAN BK

Dosen Pembimbing : Imas Sumarni, M.MPd


Disusun Oleh: 1. ABDUL QODIR JAELANI
2. JAELANI SAMSUL MAARIF

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)


SYAMSUL ULUM GUNUNG PUYUH SUKABUMI
TAHUN AKADEMIK 2021/2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur selalu terucap kehadirat Allah swt, atas izin-nya
lah kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Tak lupa sholawat dan salam kita
curahkan kepada junjungan baginda besar nabi Muhamad Saw. Beserta keluarganya, para
sahabat, tabi’in, serta kita yang menjadi ummatnya di akhir zaman ini. Penulisan makalah ini
bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Bimbingan Konseling. Kami berharap dengan
adanya makalah ini, Kami bisa termotivasi untuk lebih dalam memahami konsep tentang
“Sasaran dan Lingkup Bimbingan Konseling di Sekolah”.. Selanjutnya, kami ingin
mengucapkan terima kasih banyak kepada ibu dosen Kebaikannya tentu tidak bisa dilukiskan
dengan kata-kata. Terakhir, kami berharap semoga dari makalah sederhana ini dapat
membantu teman-teman yang menekuni Ilmu Bimbingan Konseling. Dan tulisan ini juga
tentu menyimpan banyak kelemahan . Atas dasar inilah, kami mengharapkan masukan dan
saran dari teman-teman semua. ‘Ala kulli hal’, semoga makalah ini bermanfaat dan
memenuhi harapan. Aamiin...

Sukabumi 21 mei 2022

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................................................... i


Daftar Isi ................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang .............................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................................................... 3
A. Prinsip-prinsip BK ........................................................................................................ 3
B. Asas-Asas Bk ................................................................................................................ 5
C. Landasan BK ................................................................................................................. 6
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 7
A. KESIMPULAN ............................................................................................................. 9
B. SARAN ......................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PERLUNYA BIMBINGAN KONSELING

Seiring perkembangan zaman, problematika peserta didik di sekolah semakin


beragam. Jalan pikiran mereka menjadi terbagi dengan masalah diluar sekolah dan di
dalam sekolah. Suatu tindak layanan sekolah pada peserta didik dengan bimbingan
konseling yang mengarahkan para peserta didik untuk mengetahui bakat dan potensi
dalam diri mereka. Bimbingan konseling biasanya berbicara mengenai aspek psikologis,
ini akan sangat penting jika ada banyak gangguan psikis pada peserta didik yang biasanya
tertekan masalah dan tidak mampu menangkap pelajaran dengan baik.

Bimbingan konseling juga sangat penting posisinya untuk membimbing siswa untuk
memotivasi diri bahwa mereka adalah suatu pribadi yang unik dan mampu
bersaing.Perlunya bimbingan konseling dapat berfungsi sebagai pemantau masalah
masalah siswa yang berkaitan tentang masalah kelainan tingkah laku dan adaptasi.
Sulitnya salah satu siswa untuk bergaul dan cenderung mengasingkan diri dari teman-
temannya memiliki akar permasalahan yang biasanya beruntun. Bimbingan dan konseling
merupakan salah satu komponen dalam keseluruhan sistem pendidikan khususnya di
sekolah.

Guru merupakan salah satu pendukung unsur pelaksana pendidikan yang


mempunyai tanggung jawab sebagai pendukung pelaksana layanan bimbingan pendidikan
di sekolah, dituntut untuk memiliki wawasan yang memadai terhadap konsep-konsep dasar
bimbingan dan konseling di sekolah. Peserta didik tidak hanya memerlukan materi- materi
pelajaran sekolah, materi bimbingan konseling pun perlu, karena pada dasarnya setiap
kehidupan pasti ada masalah. Memang sebagian orang bisa mengatasi masalahnya sendiri,
tetapi tidak sedikit juga orang yang memerlukan bantuan orang lain untuk menyelesaikan
masalah-masalah tersebut. Jadi apabila peserta didik tetap dibiarkan memiliki masalah
tanpa dibantu, bagaimana mungkin peserta didik bisa berkonsentrasi untuk memahami
atau berfikir mengenai pelajarannya.

1
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja prinsip-prinsip bimbingan dan konseling?
2. Apa saja asas-asas bimbingan dan konseling?
3. apa saja landasan bimbingan dan konseling?

C. TUJUAN

1. Menjelaskan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling


2. Menjelaskan asas-asas bimbingan dan konseling
3. Menjelaskan landasan bimbingan dan konseling

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Prinsip Bimbingan dan Konseling

Beberapa prinsip dasar yang dipandang sebagai fundasi atau landasan bagi pelayanan
bimbingan. Prinsip-prinsip ini berasal dari konsep-konsep filosofis tentang kemanusiaan yang
menjadi dasar bagi pemberian pelayanan bantuan atau bimbingan, baik di Sekolah/Madrasah
maupun di luar Sekolah/Madrasah. Prinsip-prinsip itu adalah:

Bimbingan dan konseling sebagai proses individuasi. Setiap konseli bersifat unik
(berbeda satu sama lainnya), dan melalui bimbingan konseli dibantu untuk memaksimalkan
perkembangan keunikannya tersebut. Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus
sasaran bantuan adalah konseli, meskipun pelayanan bimbingannya menggunakan teknik
kelompok.

Bimbingan menekankan hal yang positif. Dalam kenyataan masih ada konseli yang
memiliki persepsi yang negatif terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai
satu cara yang menekan Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip
ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak
bermasalah maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja,
maupun dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat
preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan teknik
kelompok dari pada perseorangan (individual).

aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan sebenarnya merupakan


proses bantuan yang menekankan kekuatan dan kesuksesan, karena bimbingan merupakan
cara untuk membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan dorongan,
dan peluang untuk berkembang.

Bimbingan dan konseling Merupakan Usaha Bersama. Bimbingan bukan hanya tugas
atau tanggung jawab konselor, tetapi juga tugas guru-guru dan kepala Sekolah/Madrasah
sesuai dengan tugas dan peran masing-masing. Mereka bekerja sebagai teamwork.

Pengambilan Keputusan Merupakan Hal yang Esensial dalam Bimbingan dan konseling.
Bimbingan diarahkan untuk membantu konseli agar dapat melakukan pilihan dan mengambil
keputusan. Bimbingan mempunyai peranan untuk memberikan informasi dan nasihat kepada

3
konseli, yang itu semua sangat penting baginya dalam mengambil keputusan. Kehidupan
konseli diarahkan oleh tujuannya, dan bimbingan memfasilitasi konseli untuk memper-
timbangkan, menyesuaikan diri, dan menyempurnakan tujuan melalui pengambilan
keputusan yang tepat. Kemampuan untuk membuat pilihan secara tepat bukan kemampuan
bawaan, tetapi kemampuan yang harus dikembangkan. Tujuan utama bimbingan adalah
mengembangkan kemampuan konseli untuk memecahkan masalahnya dan mengambil
keputusan.

Bimbingan dan konseling Berlangsung dalam Berbagai Setting (Adegan) Kehidupan.


Pemberian pelayanan bimbingan tidak hanya berlangsung di Sekolah/Madrasah, tetapi juga di
lingkungan keluarga, perusahaan/industri, lembaga-lembaga pemerintah/swasta, dan
masyarakat pada umumnya. Bidang pelayanan bimbingan pun bersifat multi aspek, yaitu
meliputi aspek pribadi, sosial, pendidikan, dan pekerjaan.

Prinsip berkenaan dengan sasaran pelayanan

Sasaran pelayanan bimbingan dan konseling adalah individu-individu baik secara


perorangan maupun berkelompok. Individu-individu itu sangat bervariasi, misalnya dalam
hal umur, jenis kelamin, status sosial ekonomi keluarga, kedudukan, pangkat dan jabatannya.
Secara lebih khusus yang menjadi sasaran pelayanan pada umumnya adalah perkembangan
dan perikehidupan individu itu, namun secara lebih nyata dan langsung adalah sikap dan
tingkah lakunya.

 Fungsi penyesuaian: membantu konseli agar dapat menyesuaikan diri dengan dirinya
sendiri dan lingkungannya secara dinamis dan konstruktif.
 Fungsi adaptasi: membantu para pelaksana pendidikan untuk menyesuaikan program
pendidikan dengan minat, kemampuan, dan kebutuhan konseli.
 Fungsi penyaluran: membantu konseli memilih kegiatan ekstra kurikuler, jurusan atau
program studi.
 Fungsi pencegahan: berkaitan dengan upaya konselor untuk senantiasa mengantisipasi
berbagai masalah yang mungkin terjadi dan berupaya mencegahnya supaya tidak
dialami konseli.
 Fungsi perbaikan: membantu konseli hingga dapat memperbaiki kekeliruan dalam
berfikir, berperasaan dan bertindak.

4
 Fungsi pemeliharaan: membantu konseli supaya dapat menjaga diri dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta dalam dirinya.
 Fungsi pengembangan: konselor senantiasa berupaya menciptakan lingkungan belajar
yang kondusif.

B. ASAS-ASAS BIMBINGAN DAN KONSELING

 Asas Kekinian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar objek
sasaran pelayanan bimbingan dan konseling ialah permasalahan konseli dalam
kondisinya sekarang. Pelayanan yang berkenaan dengan “masa depan atau kondisi
masa lampau pun” dilihat dampak dan/atau kaitannya dengan kondisi yang ada dan
apa yang diperbuat sekarang.
 Asas Kedinamisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar isi
pelayanan terhadap sasaran pelayanan yang sama kehendaknya selalu bergerak maju,
tidak monoton, dan terus berkembang serta berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
dan tahap perkembangannya dari waktu ke waktu.
 Asas Keterpaduan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
berbagai pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling, baik yang dilakukan oleh
guru pembimbing maupun pihak lain, saling menunjang, harmonis, dan terpadu.
Untuk ini kerja sama antara guru pembimbing dan pihak-pihak yang berperan dalam
penyelenggaraan pelayanan bimbingan dan konseling perlu terus dikembangkan.
Koordinasi segenap pelayanan/kegiatan bimbingan dan konseling itu harus
dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
 Asas Keharmonisan, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
segenap pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan pada dan tidak
boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang ada, yaitu nilai dan norma agama,
hukum dan peraturan, adat istiadat, ilmu pengetahuan, dan kebiasaan yang berlaku.
Bukanlah pelayanan atau kegiatan bimbingan dan konseling yang dapat
dipertanggungjawabkan apabila isi dan pelaksanaannya tidak berdasarkan nilai dan
norma yang dimaksudkan itu. Lebih jauh, pelayanan dan kegiatan bimbingan dan
konseling justru harus dapat meningkatkan kemampuan konseli memahami,
menghayati, dan mengamalkan nilai dan norma tersebut.
 Asas Keahlian, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pelayanan dan kegiatan bimbingan dan konseling diselenggarakan atas dasar kaidah-

5
kaidah profesional. Dalam hal ini, para pelaksana pelayanan dan kegiatan bimbingan
dan konseling hendaklah tenaga yang benar-benar ahli dalam bidang bimbingan dan
konseling. Keprofesionalan guru pembimbing harus terwujud baik dalam
penyelenggaraan jenis-jenis pelayanan dan kegiatan dan konseling maupun dalam
penegakan kode etik bimbingan dan konseling.
 Asas Alih Tangan Kasus, yaitu asas bimbingan dan konseling yang menghendaki agar
pihak-pihak yang tidak mampu menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan
konseling secara tepat dan tuntas atas suatu permasalahan konseli mengalihtangankan
permasalahan itu kepada pihak yang lebih ahli. Guru pembimbing dapat menerima
alih tangan kasus dari orang tua, guru-guru lain, atau ahli lain; dan demikian pula guru
pembimbing dapat mengalihtangankan kasus kepada guru mata pelajaran/praktik dan
lain-lain.

C. Landasan bimbingan dan konseling


Landasan bimbingan konseling dibagi dalam 7 jenis. Layanan bimbingan dan
konseling pasti membutuhkan pondasi supaya tetap kokoh. Bimbingan konseling pasti
butuh hal pokok seperti penguat yang tidak bisa ditawar.

Sehingga layanan bimbingan konseling perlu dilaksanakan dan dikembangkan. Kapan


saja ada orang yang mempermasalahkan layanan pada bimbingan konseling, seorang
konselor bisa menjawabnya berdasarkan landasan.

Landasan jika mengikuti definisi harfiah, bermakna tumpuan, pijakan, atau alas.
Fondasional diambil dari kata fondasi yang artinya fundamen atau hal mendasar. Berikut
adalah macam-macam landasan pada bimbingan konseling:

1. Landasan Yuridis

Sebagai negara hukum, Indonesia mempunyai aturan tertulis, mengikat, juga berlaku
bagi masyarakatnya. Semua hal yang berhubungan dengan Bimbingan dan Konseling
sudah diatur dalam UUD 1945, UU No.20 Tahun 2003 berhubungan dengan Sistem
Pendidikan Nasional sampai Permendikbud No.111 Tahun 2014 berhubungan dengan BK
pada jenjang pendidikan dasar sampai menengah.

2. Landasan Filosofis

6
Landasan filosofis adalah layanan bimbingan konseling berdasar nilai luhur filsafat.
Filsafat adalah induk semua ilmu. Dengan berfilsafat, maka seseorang pasti menjunjung
tinggi kebenaran dan kebijaksanaan. Cabang filsafat juga tidak lepas dari etika, logika, dan
estetika. Semua hal tersebut adalah dasar-dasar bagi konselor.

Tidak hanya logika, etika, tapi juga estetika tataran praktik. Untuk tingkat lanjut,
konselor atau guru BK juga harus paham tentang ontologi, epistemologi, juga aksiologi
pada BK. Ontologi berhubungan dengan BK, sedangkan epistemologi berhubungan
dengan semua hal yang harus dilakukan. Aksiologi juga berhubungan dengan tujuan
pelaksanaan bimbingan konseling.

Dari landasan filosofis, upaya bimbingan dan konseling tidak menyimpang dengan
nilai-nilai kemanusiaan. Konselor berinteraksi dengan klien melihat dan memperlakukan
klien sebagai manusia dengan berbagai keunikan dan dimensinya. Konselor wajib
memahami landasan filosofis tersebut.

3. Landasan Religius

Indonesia mempunyai landasan Ketuhanan Yang Maha Esa. Semua penduduk pasti
punya kepercayaan dan agama, mulai dari agama Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu,
Konghucu, dan juga aliran kepercayaan.

Landasan religius untuk BK seharusnya memposisikan klien atau konseli sebagai


makhluk Tuhan. Konselor juga wajib menetapkan profesi sebagai medan amal beribadah.
Landasan religius tidak tentang memerintahkan konselor atau guru BK seperti tokoh
agama. Konselor justru harus memprioritaskan pada teladan perilaku religius, bukan
merintah.

4. Landasan Psikologis

Seorang konselor harus paham tiap perilaku manusia pasti punya makna yang wajib
kamu tebak. Perilaku manusia juga selalu ada motifnya, juga berhubungan dengan
fenomena masa lalu.

Konselor juga wajib tahu bahwa individu mempunyai perkembangan berbeda. Hal ini
karena masing-masing individu pasti punya bakat dan kecerdasan bervariasi. Individu
juga punya kebutuhan psikis berbeda.

7
Seorang konselor wajib paham tentang teori psikolog. Terdapat tiga hal yang bisa
mempengaruhi perkembangan individu. Contohnya nativisme, empirisme, dan lainnya.

5. Landasan Sosial

Sebagai makhluk sosial, individu langsung dan tidak langsung adalah produk
kehidupan sosial. Kehidupan sosial yaitu kearifan lokal, sesuai adat dan kearifan lokal.

Konselor juga harus peka terhadap adat dan kebudayaan yang sangat sensitif dan
dijunjung masyarakat tertentu. Guru konselor yang bekerja pada lembaga pendidikan
multikultural misalnya, harus paham tentang landasan sosial, paham bahwa masing-
masing individu pasti memiliki fanatisme.

6. Landasan Pedagogis

Landasan bimbingan konseling berikutnya yaitu landasan pedagogis, dimana


tujuannya adalah untuk mendukung keberhasilan tujuan pendidikan dengan berprioritas
pada long life education dan education for all.

Guru bimbingan konseling harus memprioritaskan klien tentang apa yang harus
digunakan untuk dikembangkan seumur hidup. Layanan bimbingan konseling juga tidak
bisa dilepaskan dari sektor pendidikan, sekaligus harus ada bentuk upaya mendidik.

7. Landasan Teknologi Informasi

Di era yang serba canggih, adalah hal biasa apabila siswa mempunyai smartphone.
Tujuannya adalah mencari informasi, berkomunikasi, hingga untuk kebutuhan lainnya.
Guru sampai saat ini masih ada yang menggunakan pendekatan lama, bahkan tidak sedikit
yang justru tidak ingin menggunakan komunikasi modern.

Dalam hal ini, seorang guru BK sebaiknya tidak boleh gagap tentang fenomena
teknologi informasi modern. Guru BK harus paham dan mampu mempraktekkan berbagai
pendekatan dalam menguasai teknologi informasi supaya tidak kalah unggul dengan para
siswa yang menyebabkan siswa menjadi apatis.

Itulah informasi lengkap tentang apa saja landasan bimbingan konseling yang bisa
kamu pelajari. Dari informasi ini, kamu bisa tahu banyak hal bahwa landasan-landasan
tersebut sifatnya sangat fundamental.

8
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

1. Bimbingan dan konseling diperuntukkan bagi semua konseli. Prinsip ini berarti bahwa
bimbingan diberikan kepada semua konseli atau konseli, baik yang tidak bermasalah
maupun yang bermasalah; baik pria maupun wanita; baik anak-anak, remaja, maupun
dewasa. Dalam hal ini pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat
preventif dan pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan
teknik kelompok dari pada perseorangan (individual).

2. Asas-Asas Bimbingan dan Konseling

 Asas kerahasiaan
 Asas kekinian
 Asas kedinamisan
 Asas keterpaduan
 Asas keharmonisan
 Asas keahlian
 Asas alih tangan kasus

2. Landasan yuridis, folisofis, Religius, Psikologis, Sosial, Pedagogis dan Teknologi


informasi

B. SARAN

Tentunya terhadap penulis sudah menyadari jika dalam penyusunan makalah di atas
masih banyak kesalahan serta jauh dari kata sempurna.

9
Adapun nantinya penulis akan segera melakukan perbaikan susunan makalah itu dengan
menggunakan pedoman dari beberapa sumber dan kritik yang bisa membangun dari para
pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

- A, Hallen. Bimbingan dan Konseling Dalam Islam. Jakarta: Ciputat Pers, 2002.


- Prayitno, dkk. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Rineka Cipta, 2008.
- Sukardi, Ketut, Dewa. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling.
Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
- Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Masyarakat (Berbasis Integrasi).
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
- Yusuf, Syamsu, dkk. Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2009.
- Prayitno dan Erman Amti, 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan
Konseling.  Jakarta:Rineka Cipta.
- Yusuf, Syamsu & Nurihsan, Juntika. 2010. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung : PT. REMAJA ROSDAKARYA

10
11

Anda mungkin juga menyukai