Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PANGAN GIZI

KOLABORASI MEDIA TEKNOLOGI SEBAGAI SARANA


EDUKASI GIZI DI ERA PANDEMI
Dosen Pengampu: Ir. Oktavianus LT., M.Si.

Disusun Oleh:
Nurvi Selvi Arviani (AGT)
A.2010976

FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
UNIVERSITAS DJUANDA BOGOR
BOGOR 2022
I.PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengetahuan manusia mengenai pentingnya makan bagi proses hidup
sejatinya telah disadari sejak awal kehidupan. Hal ini dibuktikan dengan adanya
kegiatan bercocok tanam dan berburu pada masa manusia purba. Budaya-budaya
tentang makanan yang dapat dikonsumsi, dihindari, serta diperlakukan secara
tertentu terus berkembang hingga saat ini. Perkembangan kajian mengenai
kecukupan gizi seseorang dimulai pada tahun 1950. Pada masa ini diperkenalkan
dengan pedoman empat sehat lima sempurna oleh Prof Dr. Poerwo Soedarmo,
namun seiring dengan berjalannya waktu pedoman ini sudah tidak berlaku karena
munculnya kajian mengenai tingkat molecular dan selular di tahun 1955. Pada
tahun 1960 penelitian tentang gizi mulai berkembang dengan melibatkan disiplin
ilmu lain dalam penetapan kebutuhan gizi manusia serta pengaruh pengolahan
makanan terhadap kandungan gizi. Pedoman Gizi Seimbang (PGS) secara resmi
digunakan di Indonesia guna menyiapkan pola hidup sehat masyarakat Indonesia
dalam menghadapi beban ganda masalah gizi (Mardalena 2021).

Di era modern ini manusia sejatinya tidak dapat terlepas dari teknologi.
Internet menjadi salah satu media teknologi yang digunakan oleh masyarakat luas
untuk mengakses berbagai informasi nasional maupun internasional. Pada tahun
2021 pengguna internet di Indonesia mencapai 202,35 juta pengguna atau sekitar
76,8%. Juru bicara Kementrian Kominfo, Dedy Permadi mengatakan angka
tersebut merepresentasikan bahwa Indonesia semakin intensif dalam
menggunakan internet. Ia juga menuturkan sektor digital memiliki peluang yang
tinggi untuk diberdayakan di era Covid-19. Tiktok menjadi salah satu media sosial
yang mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2021.

Di era Covid-19 kebutuhan gizi masyarakat perlu lebih diperhatikan, karena


kekurangan gizi tentunya dapat menurunkan imun sehingga lebih mudah
terjangkit virus. Masyarakat perlu diberikan edukasi mengenai gizi harian yang
perlu dikonsumsi agar tubuh tetap sehat dan berenergi. Pemberdayaan internet
sebagai sarana edukasi gizi menjadi langkah yang tepat untuk meningkatkan
pengetahuan masyarakat akan pentingnya mengkonsumsi makanan dengan gizi
yang tepat bagi tubuh.

1.2 Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa kolaborasi
teknologi dalam penyebaran informasi mengenai keseimbangan gizi mampu
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai keseimbangan gizi.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini, yaitu pemerintah mampu
lebih tegas lagi dalam penyebaran informasi mengenai keseimbangan gizi melalui
media sosial.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Zat gizi merupakan suatu bahan kimia yang terdaoat dalam bahan pangan
yang sangat dibutuhkan tubuh guna menghasilkan energi, membangun dan
memelihara jaringan, serta mengatur proses kehidupan (Almatsier 2011).

Menurut PERMENKES Nomor 28 Tahun 2019 menyatakan bahwa, Angka


Kecukupan Gizi (AKG) merupakan nilai yang menujukkan kebutuhan rata-rata
gizi tertentu yang perlu dipenuhi setiap hari bagi hampir setiap oranng dengan
karakteristik yang berbeda meliputi umur, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik,
dan kondisi fisiologis untuk hidup sehat.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Penerapan PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) sejak
adanya Covid-19 membuat masyarakat lebih banyak berdiam diri di rumah.
Pembatasan kegiatan masyarakat ini tidak hanya menganggu jalannya
perekonomian tetapi juga menimbulkan masalah baru yaitu masalah kesehatan.
Mengutip dari laman Republika sebanyak 70% masyarakat menjadi lebih sering
memesan makanan secara online dibandingkan sebelum masa pandemi. Perusahan
penyedia tentunya menjadikan ini sebagai ladang penghasilan dengan
memberikan promo besar-besaran sebagai teknik marketingnya. Secara realita
kebanyakan masyarakat memilih memesan makanan cepat saji atau makanan-
makanan lainnya yang tidak mencukupi kebutuhan gizi mereka. Hal ini tentunya
menyababkan terjadinya kekurangan gizi harian ataupun sebaliknya.

Pada pandemi Covid-19 ini memiliki dampak pada pola konsumsi individu
dan masyarakat. Beberapa berubahan yang umum, yaitu peningkatan jumlah,
ragam dan frekuensi makan dan salah satunya adalah konsumsi makanan ringan
kemasan dan makanan cepat saji (Mustakim et al., 2021).

Permasalahan gizi ini tentunya dapat menjadi permasalahan yang serius


terutama di era pandemi. Masyarakat nyatanya masih abai mengenai gizi harian
yang wajib mereka konsumsi. Padahal pemerintah telah mengeluarkan
PERMENKES mengenai Angka Kecukupan Gizi sebagai bentuk informasi
mengenai konsumsi gizi harian kepada masyarakat.
Lemak (g)

Kelompok Umur Berat Tinggi Omega Omega


Energi (kkal) Protein (g) Total Karbohidrat (g) Serat (g) Air (ml)
(kg) (cm) 3 6
Bayi /Anak
0 – 5 bulan1 6 60 550 9 31 0.5 4.4 59 0 700
6 – 11 bulan 9 72 800 15 35 0.5 4.4 105 11 900

1 – 3 tahun 13 92 1350 20 45 0.7 7 215 19 1150

4 – 6 tahun 19 113 1400 25 50 0.9 10 220 20 1450

7 – 9 tahun 27 130 1650 40 55 0.9 10 250 23 1650


Laki-laki
10 – 12 tahun 36 145 2000 50 65 1.2 12 300 28 1850
13 – 15 tahun 50 163 2400 70 80 1.6 16 350 34 2100
16 – 18 tahun 60 168 2650 75 85 1.6 16 400 37 2300
19 – 29 tahun 60 168 2650 65 75 1.6 17 430 37 2500
30 – 49 tahun 60 166 2550 65 70 1.6 17 415 36 2500
50 – 64 tahun 60 166 2150 65 60 1.6 14 340 30 2500
65 – 80 tahun 58 164 1800 64 50 1.6 14 275 25 1800

80+ tahun 58 164 1600 64 45 1.6 14 235 22 1600


Perempuan
10 – 12 tahun 38 147 1900 55 65 1.0 10 280 27 1850
13 – 15 tahun 48 156 2050 65 70 1.1 11 300 29 2100
16 – 18 tahun 52 159 2100 65 70 1.1 11 300 29 2150
19 – 29 tahun 55 159 2250 60 65 1.1 12 360 32 2350
30 – 49 tahun 56 158 2150 60 60 1.1 12 340 30 2350
50 – 64 tahun 56 158 1800 60 50 1.1 11 280 25 2350
65 – 80 tahun 53 157 1550 58 45 1.1 11 230 22 1550

80+ tahun 53 157 1400 58 40 1.1 11 200 20 1400


Hamil (+an)

Trimester 1 180 1 +2.3 +0.3 2 25 3 300

Trimester 2 300 10 +2.3 +0.3 2 40 4 300

Trimester 3 300 30 +2.3 +0.3 2 40 4 300

Menyusui (+an)
6 bln pertama 330 20 +2.2 +0.2 2 45 5 800

6 bln kedua 400 15 +2.2 +0.2 2 55 6 650


Namun, peraturan ini dinilai tidak begitu efektif dalam mengedukasi
masyarakat. Hal ini terjadi karena beberapa masyarakat tidak mengerti tentang
kandungan makanan yang mereka konsumsi untuk memeroleh gizi harian.
Pemaparan edukasi gizi yang singkat, padat dan jelas lah yang mudah dipahami
oleh masyarakat. Keaktifan masyarakat dalam mengakses internet terutama media
sosial dapat menjadi celah bagi pemerintah untuk menggalakkan informasi
mengenai konsumsi gizi harian dalam bentuk flyer atau famplet.

Perdana et al., (2017) dalam penelitiannya menjelaskan, penggunaan media


android dalam mengakses informasi mengenai gizi lebih disukai karena aspek
gambar, warna dan kemudahan untuk terbaca. Edukasi gizi menggunakan media
sosial Instagram mampu memberikan pengaruh yang efektif terhadap perubahan
pengetahuan mengenai gizi seimbang pada remaja putri (Rusdi et al., 2021).

Rusdi et al., (2021)


Penggunaan media sosial Tiktok yang baru-baru ini sedang popular juga
dapat dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah juga dapat menarik minat generasi
muda agar tetap teredukasi dengan membuat podcast gizi karena nyatanya
kebanyakan generasi muda kurang menikmati bentuk edukasi seperti seminar atau
webinar. Pemberian edukasi gizi seimbang melalui media podcast dan booklet
mendapatkan pengaruh yang positif terhadap pengetahuan dan sikap remaja
(Muthmainnah et al., 2021).

Muthmainnah et al., (2021)


IV. KESIMPULAN
Meskipun sebelum masa pandemic pemerintah sudah sering menyebarkan
informasi berupa flyer dan booklet kepada masyarakat, di era pandemic ini
pemerintah perlu lebih tegas dalam menyebarkan informasi kepada masyarakat
melalui media sosial.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier. S., Soetardjo. S., Soekatri. M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur
Kehidupan. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

CNBC Indonesia. 2022. 76,8% Warga RI Sudah Pakai Internet, Tapi Banyak PR-
nya. (On-line) https://www.cnbcindonesia.com/tech/20220120142249-37-
309046/768-warga-ri-sudah-pakai-internet-tapi-banyak-pr-nya (Diakses
pada 26 April 2022).

Kominfo. 2021. Warganet Meningkat, Indonesia Perlu Tingkatkan Nilai Budaya


di Internet. (On-line) https://aptika.kominfo.go.id/2021/09/warganet-
meningkat-indonesia-perlu-tingkatkan-nilai-budaya-di-internet/ (Diakses
pada 26 April 2022).

Mardalena. I. 2021. Dasar-dasar Ilmu Gizi. Pustaka Baru Press: Yogyakarta.

Mustakim. Efendi. R., Sofiany. R. 2021. Pola Konsumsi Pangan Penduduk Usia
Produktif Pada Masa Pandemi Covid-19. Jurnal Ilmu Kesehatan
Masyarakat. 17(1): 1-12.

Muthmainna. A., Rahayu. S., Muhdar. N. 2021. Pengaruh Pemberian Edukasi Gizi
Menggunakan Media Podcast Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap
Mengenai Obesitas Pada Remaja. ARGIPA. 6(2): 95-100.

Perdana. F., Madanijah. S., Ekayanti. I. 2017. Pengembangan Media Edukasi Gizi
Berbasis Android Dan Website Serta Pengaruhnya Terhadap Perilaku
Tentang Gizi Seimbang Siswa Sekolah Dasar. Jurnal Gizi Pangan. 12(3):
169-178.

Republika.Co,id. 2021. Survei: 70 Persen Masyarakat Gemar Pesan Makanan


Online. (On-line) https://www.republika.co.id/berita/qpiz7j335/survei-70-
persen-masyarakat-gemar-pesan-makanan-online (Diakses pada 26 April
2022).

Rusdi. Y., Rahmy. A., Helmizar. 2021. Pengaruh Edukasi Gizi Menggunakan
Instagram Terhadap Perubahan Perilaku Gizi Seimbang Untuk Pencegahan
Anemia Pada Remaja Putri Di Sman 2 Padang. Jurnal of Nutrition College.
10(1): 31-38.

Anda mungkin juga menyukai