Anda di halaman 1dari 17

8

BAB II

STRUKTUR ORGANISASI

2.1. Profil Perusahaan

2.1.1. Sejarah dan Pendiri Perusahaan

PT. SEMBRA JAYA ABADI didirikan pada tanggal 19 januari 2012 di


Kota Sorong untuk jangka waktu yang tidak terbatas lamanya. Sehubung dengan
berkembangnya daerah papua dalam perkembangan prasarana dan infrastruktur
khususnya pada kabupaten sorong..

Alamat Kantor : Jl. Melati km 10 kota sorong

2.1.2. Visi Perusahaan

PT. SEMBRA JAYA ABADI Menawarkan jasa keahlian, pengetahuan


dan pengalaman yang diperlukan untuk pengelolaan kegiatan meliputi :Jasa
survey, Study kelayakan, Perencanaan teknis, Manajemen konstruksi, Manajemen
Jasa Supervisi dalam bidang Arsitektur, Sipil dan pekerjaan lingkungan dengan:

1. Melaksanakan manajemen perusahaan secara professional

2. Didukung sumber daya manusia yang handal

3. Memberikan kualitas dan ketepatan waktu dalam melaksanakan pekerjaan.

4. Menciptakan lapangan kerjabaru.

2.1.3. Misi Perusahaan

1. Mengikuti pelelangan dengan ketentuan dan peraturan Nasional dan


Internasional.

2. Melaksanakan pekerjaan sesuai persyaratan pelanggan dengan kualitas yang


baik dan tepat waktu.

3. Meningkatkan kinerja perusahaan dan perorangan sesuai Sistem Manajemen.

2.2. Struktur Organisasi


9

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen(unit kerja)


dalam struktur organisasi menunjukan adanya pembagian kerja dan menunjukan
bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda tersebut
diintegrasikan. Selain dari pada itustruktur organisasi adalah susunan komponen-
komponen dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukan adanya pembagian
kerja dan menunjukan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan yang berbeda-beda
tersebut diintegrasikan. Selain daripada itu struktur organisasi juga menunjukan
spesialis-spesialis pekerjaan, saluran perintah dan penyampaian laporan.
Sedangkan organisasi merupakan unit social yang dikordinasikan secara sadar,
terdiri dari dua orang atau lebih, dan berfungsi dalam suatu dasar yang relative
terus menerus guna mencapai serangkaian tujuan bersama.

2.2.1. Pemilik Proyek

Tugas pemilik proyek adalah menyediakan biaya perencanaan dan


pelaksanaan pekerjaan proyek. Mengadakan kegiatan administrasi memberikan
tugas kepada kontraktor atau melaksanakan pekerjaan proyek. Meminta
pertanggung jawaban kepada konsulan pengawas, enerima proyek yang sudah
selesai dikerjakan oleh kontraktor.

a) Tugas tanggung jawab dan wewenang :


 Menyediakan biaya perencanaan dan pelaksanaan pekerjaan proyek
 Mengadakan kegiatan administrasi
 Memberikan tugas kepada kontraktor atau menyelesaikan proyek
 Meminta pertanggung jawaban kepada konnsultan pengawas atau
menejemen konstruksi
 Menerima proyek yang sudah selesai dikerjakan oleh kontarktor

b) Wewenang yang dimiliki pemilik proyek :


 Membuat surat perintah kerja (SPK)
 Mengesahkan atau menolak perubahan pekerjaan yang telah direncanakan
 Meminta pertanggung jawaban kepada para pelaksana proyek atas hasil
pekerjaan konstruksi
10

 Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak


dapat melaksanakan pekerjaannya sesuai dengan surat perjanjian kontrak
 Memutuskan hubungan kerja dengan pihak pelaksana proyek yang tidak
dapat melaksanakan pekerjaanya sesuai dengan isi surat perjanjian
kontrak. Misalnya pelaksanaan pembangunan dengan bentuk dan material
yang tidak sesuai
 Memilih keputusan penuh dalam pelaksanan proyek sehingga berhak
menerima atau menolak perubahan pekerjaan-pekerjaan tambahan maupun
pekerjaan-pekerjaan pengurangan

2.2.2. Konsultan

Konsultan pengawas adalah orang/badan yang ditunjuk pengguna jasa


untuk membantu dalam pengolahan pelaksanaan pekerjaan pembangunan mulai
awal hingga berakhirnya pekerjaan dan menjalankan pelaksanan sesuai dengan
perjanjian owner.

Struktur organisasi konsultan mempunyai tugas dan kewajiban yang dijelaskan


dibawah ini :

1. Site Engginer
Tugas site Engineer yaitu :
a. bertanggung jawab kepada pemilik proyek
b. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk-petunjuk atas wewenang yang diberikan pelaksana kegiatan
c. Mengatur atau menggerakan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi pada
setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani)
d. Mengecek dan mendatangani dokumen tentang pengendalian mutu dan
volume pekerjaan.
2. Highway Enginner
Tugas highway Engineer yaitu :
a. Data survey lapangan, data lain yang tersedia seperti tipe dan volume lalu
lintas dan menyiapkan detail desain, perkiraan jumlah dan biaya, serta
pekerjaan dan usulan perubahan
11

b. Menyiapkan rencana kerja detail pekerjaan untuk menyelidiki termasuk


pengeboran atau sondir jika diperlukan dan mengkordinasikan semua
kegiatan tim survey dalam melaksanakan rencana kerja dilapangan.
c. Melaksanakn review design dan usulan perubahab design serta biaya,
menyiapkan gambar teknis untuk membuat laporan pada pelaksanaan
kegiatan pengawasan.

3. Chief Inspector
Tugas Chief Inspektor yaitu :
a. Bertanggung jawab kepada Site Enginner
b. Membantu Site Enginner dalam menyiapkan data untuk “final payment”
c. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan pekerjaan kepada Site Enginner
d. Melaksanakan pengarsipan surat-surat,laporan harian,lapiran bulanan,
jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain
e. Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilakukan kontarktor

4. Quality Enginner
Tugas Quality Enginner yaitu ;
a. Bertanggung jawab kepada Site Enginner
b. Menyerahkan kepada Site Enginner himpunan data bulanan penggendalian
mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup
semua tes laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci
c. Melakukan semua analisa semua tes, termasuk usulan komposisi campuran
(job mix formula) dan justifikasi teknik atas persetujuan dan penolakan
usul tersebut.
d. Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki kembali
pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.
e. Menolak material dan peralatan kontaraktor yang tidak memenuhi syarat
dan ketentuan yang berlaku.
f. Memeriksakan hasil pekerjaan dari konraktor apakah sesuai mutu dan
kualitas yang ditentukan.
5. Quantity Engineer
12

Tugas Quantity Enginner yaitu :


a. Bertanggung jawab kepada Site Enginner
b. Melakukan pengawasan terhadap pekerjaan kontaktor apakah sesuai
dengan kuantitas yang telah ditentukan.
c. Menolak pekerjaan kontraktor yang kuantitasnya tidak sesuai dengan
ketentuan.
d. Memberikan laporan tertulis pada pelaksanaan kegiatan atas hal-hal yang
menyangkut masalah pengendalian kuantitas.
6. Inspector
Tugas Inspector yaitu :
a. Mengikuti petunjuk Chief Inspector dalam melaksanakn tugasnya.
b. Mengirim laporan kepada Site Enginner atau Chief Inspector.
c. Mengadakan pengawasan yang terus menerus dilokasi pekerjaan dan
memberi laporan kepada Chief Inspector atas pekerjaan yang tidak sesuai
dengan dokumen kontrak. Semua hasi pengamatan harus dilaporkan secara
tertulis.
d. Menyiapkan catatan harian untuk peralatan, tenaga kerja dan bahan yang
digunakan oleh kontraktor untuk menyelesaikan pekerjaan harian.

7. Surveyor
Tugas surveyor yaitu :
a. Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Enginner.
b. Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor terhadap
titik –titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi.
c. Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan dan bertanggung
jawab atas ketelitian yang didapat.

2.2.3. Hak, Kewajiban Dan Tugas Konsultan

A. Hak konsltan pengawas :


 Mengambil keputusan dalam memecahlan masalah yang timbul dalam
proyek.
13

 Menghentikan pekerjaan dan pengadaan klien terhadap hal yang tidak sesuai
dengan rencana
 Melakukan penundaan dan pengadaan klien terhadap hal yang tidak
memenuhi ketentuan dalam kontrak
 Memperbaiki kesalahan rencana pekerjaan maupun gambar
B. Kewajiban dan Tugas Konsultan Pengawas
 Pengesahan sub kontraktor dan sub pemborong meliputi kemampuan teknis,
keuangan dan administrasi yang bersangkutan
 Menetapkan, menyediakan dan mengkordinir tenaga ahli yang khusus
 Meminta keputusan arsitek perencana yang menyangkut arsitektural yang
perlu dilakukan
 Meminta penjelasan mengenai hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan
dan perencana

2.2.4. Kontraktor

Kontraktor adalah perusahaan perusahaan yang melakukan kontrak kerja


dengan orang atau perusahaan lain untuk memasok barang atau menyelesaikan
jasa tertentu. Bidang kerjanya mungkin pembangunan gedung, pembuatan jalan
raya, pembangunan instalasi listrik, dan penyediann ribuan generator. Dalam
prakteknya, sebuah perusahaan kontraktor tidak menyelesaikan pekerjaan proyek
tersebut secara sendirian. Bahkan bila nilai proyeknya besar, kontarktor tersebut
tersebut mencari puluhan atau ratusan kontraktor lain untuk menyelesaikan
proyek. Ringkasnya, perusahaan tersebut mensubkontakkan pekerjaan ke
perusahaan lain.

a. Hak dan Kewajiban Kontaktor :


 Melaksanankan pekerjaan sesuai gambar rencana, peraturan dan syarat-syarat,
risalah penjelasan pekerjaan dan syarat-syarat tambahan yang telah ditetapkan
oleh pengguna jasa
 Membuat gambar-gammbar pelaksanaan yang disahkan oleh konsultan
pengawassebagai wakil daripengguna jasa
14

 Menyediakan alat keselamatan kerja seperti yang diwajibkan dalam peraturan


untuk menjaga keselamatan pekerja dan masyarakat
 Membuat laporan hasil pekerjaan berupa laporan harian, mingguan dan
bulanan. Menyerahkan seluruh atau sebagian pekerjaan yang telah diselesaikan
sesuai ketetapan yang berlaku
15

DIREKTUR

KEUANGAN

SITE MANAGER

ADM. PROYEK PELAKSANA UTAMA

PELAKSANA PELAKSANA PELAKSANA

Gambar 2. Bagan Struktur Konsultan


16

2.3. Hubungan Kerja

Hubungan kerja adalah hubungan dalam pelaksanaan pekerjaan antara


ketiga unsur pelaksanaan pembangunan yaitu hubungan antara ketiga unsur
pelaksanaan pembangunan yaitu hubungan antara pemilik proyek atau pemberi
tugas dengan konsultan, baik konsultan perencana maupun konsultan pengawas
serta kontraktor. Semua pihak dari ketiga unsur pelaksanaan pembangunan harus
tunduk dan patuh kepada peraturan-peraturan yang telah disusun baik dari segi
teknik maupun administrative. Penyimpangan yang terjadi akan mengakibatkan
kesulitan dan ketidaklancaran pelaksanaan pembangunan. Secara garis besar pola
dasar hubungan kerja diatur sebagai berikut:

1. Konsultan dengan pemilik proyek

Ikatan berdasarkan ikatan kontrak. Konsultan memberikan layanan


konsultasi dimana produk yang dihasilkan berupa gambar-gambar rencana,
peraturan dan syarat-syarat, sedangkan pemilik proyek memberikan jasa
konsultasi yang diberikan oleh konsultan.

2. Kontraktor dengan pemilik proyek

Ikatan berdasarkan ikatan kontrak. Kontraktor memberikan layanan jasa


profesionalnya berupa bangunan sebagai realisasi dari keinginan pemilik proyek
yang dituangkan kedalam gambar rencana, peraturan,syarat-syarat oleh konsultan,
sedangkan pemilik proyek memberikan biaya jasa professional kontraktor.

3. Konsultan dengan kontraktor

Ikatan berdasarkan peraturan pelaksana. Konsultan memberikan gambar


rencana, peraturan dan syarat-syarat, kontraktor harus merealisasikan menjadi
sebuah bangunan.

4. Tanggung jawab dan wewenng.

 Pemimpin perusahaan
Adalah orang yang memiliki kemampuan, kekuasaan, kewibawaan,
didalam memimpin perusahaan.
17

 Bendahara
Adalah orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengurus
dan mengatur keuangan perusahaan yang berhubungan denganpelaksanaan
kegiatan proyek.
 Site manajer
Adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan suatu proyek
dari awal hingga selesai. Tanggung jawab terhadap organisasi induk, proyeknya
sendiri, mampu mengusahakan sumber daya yang memadai, mampu memotivasi
sumber daya manusia, dan membuat keputusan yang tepat.
 Administrasi
Adalah orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengurus
segala kegiatan yang berhubungan dengan surat menyurat, catat mencatat, ketik
mengetik, agenda,pembukuan ringan, dan sebagainya yang pada umumnya
bersifat teknis.
 Pelaksana
Adalah orang yang diberikan tanggung jawab oleh perusahaan untuk
melaksanakan pekerjaan proyek yang dilapangan sesuai dengan gambar dan
rancanagan biaya, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu serta mutu tetap terjaga.

2.4. Pengendalian Proyek

Materi pengendalian proyek terdiri atas :

 Waktu
Penyedia barang sesuai dengan saat pemakain menjamin pekerjaan selesai
pada waktunya, setidak tidaknya kalau timbul keterlambatan. Masalah tersebut
tidak disebabkan oleh masalah bahan, apalagi bila proyek tersebut mempunyai
area yang sempit, maka pengolahan barang selalu membuat masalah. Penyedia
barang perlu diprogramkan sejak awal dari tempat asal sesuai prosedur yang dapat
mempengaruhi pengiriman barang. Perlunya perencanaan pengadaan barang yang
diperlukan harus sudah termasuk pembuatanya dipabrik, apabila barang tersebut
perlu dibuat terlebih dahulu, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
kepastian produksi, lama pembuatan, dan lama pengiriman.
18

 Mutu
Dalam pelaksanaan suatu proyek, harus melakukan pengawasan mutu agar
pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan lancer dan mutu tetap terjaga sampai
selesai proyek pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan standar mutu yang telah
disepakati dalam kontrak agar menghasilkan mutu jalan sesuai yang dharapkan.
Sebaiknya penggunaan barang dengan mutu dibawah persyaratan akan
menghasilakn jalan dengan mutu dibawah kualitas pesanan, dan akan membawa
konsekuensi tidak diterimanya oleh pemberi tugas dan harus dibongkar serta harus
dibuat ulang. Bila hal ini terjadi akan membawa akibat buruuk lebih lanjut berupa
ekstracost, pemborosan waktu pelaksanaan serta menggangu citra perusahaan.

 Biaya
Pembelian barang diatas harga peremcanaan dapat mengakibatkan naik
biaya pelaksanaan. Apabila bahan kurang bermutu karena harganya kurang lebih
murah, akan mengakibatkan mutu hasil pekerjaan berkurang sehingga tidak bisa
diterima oleh pemberi tugas dan terpaksa harus dibongkar dan diulang, maka hal
ini menjadikan pemborosan biaya. Kurang lancarnya pengiriman barang berakibat
pelaksanaan kerja tersendat-sendat, tidak selesai pada waktunya, overhead night,
citra perusahaan akan terpengaruh dan mungkin harga barang mengalami
kenaikan pada saat pengiriman. Keterlambatan pengiriman baranh akan beakibat
perlunya percepatan cara kerja sehingga pelaksanaan menjadi naik.

 Proses terjadinya proyek


Secara sederhana untuk mewujudkan sebuah proyek perlu sebuah proses yang
sangat panjang dan melibatkan banyak unsur kepentingan displin ilmu, disamping
waktuu dan dana yang cukup besar, konsultan manajemen konstruksi dalam
proses perwujudan proyek sangat penting dan dominan. Fungsi dan peran
konsultan manajemen konstruksi banyak mewarnai kasusu proses perwujudan
sebuah proyek, dalam hal ini pihak owner tetap menjadi penentu akhir.
19

 Kesehatan dan keselamatan kerja


Dalam pelaksanaan suatu proyek harus diutamakan kesehatan dan
keselamatan dari pada para pekerja bangunan baik berupa sepatu maupun diikut
sertakan sebagai peserta jamsostek untuk memberikan jaminan pemeliharaan
kesehatan, kecelakaan dan jaminan kematian.

Sistem pengendalian

Dalam sebuah proyek konstruksi dalam rangka pencapaian selalu


diusahakan pelaksanaan mutu, pengawasan penggunaan biaya, dan pengawasan
waktu. Untuk mencapai iyu semua perlu dilakukan kegiatan bimbingan,
pemberian instruksii, dorongan dengan mengadakan kordinasi antar berbagai
kegiatan oleh atasan kepada bawahan dengan maksud agar dengan sadar
pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancer, serta berpedoman tetap
memeihara hubungan kerja yang serasi antar atasan dan bawahan. Sistem
pengendalian proyek adalah cara layak ditempuh dalam pekerjaan konstruksi
dengan memprtimbangkan semua factor-faktor yang dapat menghambat jalanya
pelaksanaan proyek. Adapun faktor-faktor tersebut diatas didasarkan pada sasaran
sebagai berikut :

 Pengendalian terhadap mutu dan volume pekerjaan


Pengendalian ini adalah suatu hal penting sesuai dengan ketentuan yang ada
dan diawasi langsung oleh pelaksana. Hal yang paling utama dalam pengecoran
dimana kordinator pelaksana dan pengawas lapangan mengecek dan meneliti
komposisi adukan yang telah digunakan sesuai dengan perbandingan yang telah
ditetapkan. Apabila terjadi penyimpangan dari pekerjaan konstruksi seperti pada
pelaksanaan pengecoran yang disebabkan oleh kelalain pekerjaan dan kurang
terawasinya pelaksanaan pengecoran sehingga terjadi keropos , maka pihak
pelaksana dapat segera mengambil langkah-langkah pengendalian dengan cara
mengisi bagian-bagian yang keropos dengan adukan yang sama sehingga mutu
dan volume pekerjaan dapat disesuaikan kembali dengan perencanaan semula.
20

 Pengendalian terhadap biaya


Pemakain biaya harus disesuaikan dengan konsep perencanaan matang,
karena setiap perencanaan pekerjaan memerlukan biaya pada saat itu juga.
Penggunaan dapat berupa langsung sesuai kebutuhan pada proyek pembangunan
fasilitas pendukung kesehatan ini didasarkan pada unit price atau harga satuan.
Untuk membayar upah tenaga kerja yang dipakai disesuaikan dengan sistem
pelaksanaan pekerjaan berupa harian atau borongan. Demikian pula halnya untuk
material yang dipakai dalam jangka waktu tertentu atau sesuai dengan target
kemajuan pekerjaan yang dipakai.

 Pengendalian terhadap tenaga kerja


Pengendalian terhadap tenaga kerja setiap pekerjaan dengan buruh harian
dengan cara borongan. Untuk pekerjaan yang dihasilkan dengan buruh yang
dipakai harus sesuai dengan kebutuhan, maka pengendaliannya dilakukan dengan
cara pembayaran yang sesuai dengan volume hasil pekerjaan, namun tidak
mengabaikan kualitas dan kecepatan pelaksanaan pekerjaan. Pengecekan jumlah
tenaga kerja dilakukan oleh pelaksan untuk menghindari pengganguran tenaga
kerja maka dapat dialihkan pada pekerjaan lain. Tenaga kerja yang merupakan
pelaksanaan langsung suatu pekerjaan dilapangan adalah mutlak pengendaliaan
agar target kemajuan pekerjaan tercapai.

 Pengendalian terhadap peralatan


Pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi tidak keseluruhan dapat dikerjakan
secara langsung mengingat besarnya dan banyaknya pekerjaan itu sendiri,
sehingga dalam pelaksanaannya membutuhkan peralatan sebagai alat bantu utama.
Pengoperasian peralatan sangat mempengaruhi keberhasilan suatu proyek
sehingga dibutuhkan pengendalian peralatan tersebut pada tempat yang strategis
dan tepat sehingga alat dapat berfungsi dan efisien. Selain itu juga perlu
diperhatiakan alat itu sehingga dapat terjadi penggoperasian alat. Operator dan
mekanik harus berada dilapangan sehingga apabila alat tersebut dibutuhjkan maka
dapat dioperasikan oleh operator dan jika terjadi gangguan atau kerusakan dapat
segera diperbaiki oleh mekanik, dan juga suku cadang alat-alat yang tersedia
21

dilapangan harus ada sehingga apabia ada komponen alat yang rusak dapat
segeraa diganti. Dengan pengendalian terhadap peralatan dapat memudahkan
pekerjaan sekaligus menghemat waktu, tenaga dan biaya.

2.5. Jenis-Jenis Proyek Konstruksi

Proyek konstruksi dapat dibedakan menjadi dua jenis kelompok bangunan


yaitu bangunan gedung dan bangunan sipil. Bangunan gedung terdiri dari rumah,
kantor, pabrik, dan lain-lain.

Ciri-ciri dari bangunan gedung adalah

 Proyek konstruksi menghasilkan tempat orang bekerja atau tinggal


 Pekerjaan yang dilaksanakan pada lokasi relative sempit dan kondisi pondasi
pada umumnya sudah diketahui
 Dibutuhkan menejemen terutama untuk progressing pekerjaan

Sedangkan bangunan sipil terdiri dari jalan, jembatan, bendungan, dan


infrastruktur lainnya.

Ciri-ciri dari bangunan sipil adalah :

 Proyek konstruksi dilaksanakan untuk mengendalikan alam agar berguna bagi


kepentingan manusia
 Pekerjaan dilaksanakan pada lokasi yang luas atau panjang dan kondisi
pondasii sangat berbeda satu sama lain dalam proyek

2.6. Tahap Kegiatan Dalam Proyek Konstruksi

Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang
panjang yang didalam dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.
Disamping itu, dalam kegiatan konstruksi suatu rangkaian yang berurutan dan
berkaitan. Biasanya dimulai dari lahirnya suatu gagasan yang muncul dari suatu
penjelasan yang lebih rinci tentang rumusan kebutuhan. Tahap kegiatan dalm
proyek konstruksi dapat dikelompokan menjadi enam kelompok :
22

1. Tahap studi kelayakan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksi yang diusulkan layak untukdilaksanakan, baik dari aspek
perancangan, aspek ekonomi maupun aspek lingunganya. Kegiatan yang
dilaksanakan pada saat studi kelayakan ini adalah :

 Biaya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek tersebut


 Meramalkan manfaat yang akan diperoleh jika proyek tersebut dilaksanakan,
baik manfaat langsung maupun manfaat tidak langsung
 Menyusun analisa proyek baik secara ekonomis, maupun finansial
 Menganalisa dampak lingkungan yang mungkiin terjadi apabila proyek
tersebut dilaksanakan

2. Tahap penjelasan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk memungkinkan pemilik proyek


menjelaskan fungsi proyek dan biaya yang diijinkan, sehingga konsultan
perencana dapat secara tepat menafsirkan keinginan pemilik proyek dan membuat
taksiran biaya yang diperlukan.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

 Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan para ahli
 Memprtimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, dan lapangan,
merencanagkan rancangan, taksiran biaya, dan mutu
 Mempersipkan ruang lingkup, jadwal waktu, serta rencana pelaksanaan
 Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan
denah dan batas-batas proyek.

3. Tahap perancangan

Tahap ini adalah untuk melengkapi penjelasan proyek dan menentukan


tata letak, rancangan, dan metode konstruksi

.
23

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :

 Menggebangkan ikhtisar proyek menjadi penyelesaian akhir


 Memeriksa masalah teknis
 Meminta persetujuan akhir ikhtisar dari pemilik proyek
 Mempersiapkan
1. rancangan skema
2. rancangan terinci
3. ganbar kerja, spesifikasi dan jadwal
4. daftar kuantitas
5. program pelaksanaan pendahuluan termasuk jadwal waktu

4. Tahap pengadaan/pelelangan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjukan kontaktor sebagai pelaksan
atau sejumlah kontraktor.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

 Prakualifikasi
 Dokumen kontrak

5. Tahap pelaksanaan

Tujuan dari tahap ini adalah untukmewujudkan bangunan yang dibutuhkan


oleh pemilik proyek yang sudah dirancang oleh konsultan perencana dalam
batasan biaya dan waktu yang telah disepakati, serta dengan mutu yang telah
disyaratkan.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah :

 Merancangkan
 Mengkoordinasi
 Mengendalikan semua oprasional dilapangan
24

6. Tahap pemelihaaraan dan persiapan penggunaan

Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas kerja sebagaimana
mestinya. Selain itu, pada tahap ini juga dibuat suatu catatan mengenai konstruksi
berikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang
tersedia.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah :

 Mempersiapkan catatan pelaksanaan, baik berupa data-data selama


pelaksanaan maupun gambar pelaksanaan
 Meneliti pekerjaan konstruksi jalan secara cermat dan memprbaiki kerusakan-
kerusakan yang terjadi dilapangan.
 Mempersiapkan petunjuk oprasional atau pelaksanaan serta pedoman
pemeliharaan
 Melakukan finishing pada pekerjaan jalan, agar mengetahui kerusakan yang
terjadi

Anda mungkin juga menyukai