BAB II
STRUKTUR ORGANISASI
2.2.2. Konsultan
1. Site Engginer
Tugas site Engineer yaitu :
a. bertanggung jawab kepada pemilik proyek
b. Mengadakan penilaian terhadap kemajuan pekerjaan, memberikan
petunjuk-petunjuk atas wewenang yang diberikan pelaksana kegiatan
c. Mengatur atau menggerakan kegiatan teknis agar dicapai efisiensi pada
setiap kegiatan (pekerjaan yang harus ditangani)
d. Mengecek dan mendatangani dokumen tentang pengendalian mutu dan
volume pekerjaan.
2. Highway Enginner
Tugas highway Engineer yaitu :
a. Data survey lapangan, data lain yang tersedia seperti tipe dan volume lalu
lintas dan menyiapkan detail desain, perkiraan jumlah dan biaya, serta
pekerjaan dan usulan perubahan
11
3. Chief Inspector
Tugas Chief Inspektor yaitu :
a. Bertanggung jawab kepada Site Enginner
b. Membantu Site Enginner dalam menyiapkan data untuk “final payment”
c. Memberikan laporan kemajuan pekerjaan pekerjaan kepada Site Enginner
d. Melaksanakan pengarsipan surat-surat,laporan harian,lapiran bulanan,
jadwal kemajuan pekerjaan dan lain-lain
e. Membuat catatan harian tentang pekerjaan yang dilakukan kontarktor
4. Quality Enginner
Tugas Quality Enginner yaitu ;
a. Bertanggung jawab kepada Site Enginner
b. Menyerahkan kepada Site Enginner himpunan data bulanan penggendalian
mutu paling lambat 14 bulan berikutnya. Himpunan data harus mencakup
semua tes laboratorium dan lapangan secara jelas dan terperinci
c. Melakukan semua analisa semua tes, termasuk usulan komposisi campuran
(job mix formula) dan justifikasi teknik atas persetujuan dan penolakan
usul tersebut.
d. Memerintahkan kontraktor untuk membongkar dan memperbaiki kembali
pekerjaan yang kualitasnya tidak sesuai dengan ketentuan.
e. Menolak material dan peralatan kontaraktor yang tidak memenuhi syarat
dan ketentuan yang berlaku.
f. Memeriksakan hasil pekerjaan dari konraktor apakah sesuai mutu dan
kualitas yang ditentukan.
5. Quantity Engineer
12
7. Surveyor
Tugas surveyor yaitu :
a. Bertanggung jawab langsung kepada Quantity Enginner.
b. Melakukan pengawasan ketelitian pengukuran oleh kontraktor terhadap
titik –titik penting sehingga tidak terjadi selisih dimensi maupun elevasi.
c. Mengumpulkan semua data pekerjaan yang dilaksanakan dan bertanggung
jawab atas ketelitian yang didapat.
Menghentikan pekerjaan dan pengadaan klien terhadap hal yang tidak sesuai
dengan rencana
Melakukan penundaan dan pengadaan klien terhadap hal yang tidak
memenuhi ketentuan dalam kontrak
Memperbaiki kesalahan rencana pekerjaan maupun gambar
B. Kewajiban dan Tugas Konsultan Pengawas
Pengesahan sub kontraktor dan sub pemborong meliputi kemampuan teknis,
keuangan dan administrasi yang bersangkutan
Menetapkan, menyediakan dan mengkordinir tenaga ahli yang khusus
Meminta keputusan arsitek perencana yang menyangkut arsitektural yang
perlu dilakukan
Meminta penjelasan mengenai hal-hal yang kurang jelas dalam rancangan
dan perencana
2.2.4. Kontraktor
DIREKTUR
KEUANGAN
SITE MANAGER
Pemimpin perusahaan
Adalah orang yang memiliki kemampuan, kekuasaan, kewibawaan,
didalam memimpin perusahaan.
17
Bendahara
Adalah orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mengurus
dan mengatur keuangan perusahaan yang berhubungan denganpelaksanaan
kegiatan proyek.
Site manajer
Adalah orang yang bertanggung jawab terhadap pelaksanaan suatu proyek
dari awal hingga selesai. Tanggung jawab terhadap organisasi induk, proyeknya
sendiri, mampu mengusahakan sumber daya yang memadai, mampu memotivasi
sumber daya manusia, dan membuat keputusan yang tepat.
Administrasi
Adalah orang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab mengurus
segala kegiatan yang berhubungan dengan surat menyurat, catat mencatat, ketik
mengetik, agenda,pembukuan ringan, dan sebagainya yang pada umumnya
bersifat teknis.
Pelaksana
Adalah orang yang diberikan tanggung jawab oleh perusahaan untuk
melaksanakan pekerjaan proyek yang dilapangan sesuai dengan gambar dan
rancanagan biaya, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu serta mutu tetap terjaga.
Waktu
Penyedia barang sesuai dengan saat pemakain menjamin pekerjaan selesai
pada waktunya, setidak tidaknya kalau timbul keterlambatan. Masalah tersebut
tidak disebabkan oleh masalah bahan, apalagi bila proyek tersebut mempunyai
area yang sempit, maka pengolahan barang selalu membuat masalah. Penyedia
barang perlu diprogramkan sejak awal dari tempat asal sesuai prosedur yang dapat
mempengaruhi pengiriman barang. Perlunya perencanaan pengadaan barang yang
diperlukan harus sudah termasuk pembuatanya dipabrik, apabila barang tersebut
perlu dibuat terlebih dahulu, dalam hal ini yang perlu diperhatikan adalah
kepastian produksi, lama pembuatan, dan lama pengiriman.
18
Mutu
Dalam pelaksanaan suatu proyek, harus melakukan pengawasan mutu agar
pelaksanaan proyek dapat berjalan dengan lancer dan mutu tetap terjaga sampai
selesai proyek pelaksanaan pekerjaan harus sesuai dengan standar mutu yang telah
disepakati dalam kontrak agar menghasilkan mutu jalan sesuai yang dharapkan.
Sebaiknya penggunaan barang dengan mutu dibawah persyaratan akan
menghasilakn jalan dengan mutu dibawah kualitas pesanan, dan akan membawa
konsekuensi tidak diterimanya oleh pemberi tugas dan harus dibongkar serta harus
dibuat ulang. Bila hal ini terjadi akan membawa akibat buruuk lebih lanjut berupa
ekstracost, pemborosan waktu pelaksanaan serta menggangu citra perusahaan.
Biaya
Pembelian barang diatas harga peremcanaan dapat mengakibatkan naik
biaya pelaksanaan. Apabila bahan kurang bermutu karena harganya kurang lebih
murah, akan mengakibatkan mutu hasil pekerjaan berkurang sehingga tidak bisa
diterima oleh pemberi tugas dan terpaksa harus dibongkar dan diulang, maka hal
ini menjadikan pemborosan biaya. Kurang lancarnya pengiriman barang berakibat
pelaksanaan kerja tersendat-sendat, tidak selesai pada waktunya, overhead night,
citra perusahaan akan terpengaruh dan mungkin harga barang mengalami
kenaikan pada saat pengiriman. Keterlambatan pengiriman baranh akan beakibat
perlunya percepatan cara kerja sehingga pelaksanaan menjadi naik.
Sistem pengendalian
dilapangan harus ada sehingga apabia ada komponen alat yang rusak dapat
segeraa diganti. Dengan pengendalian terhadap peralatan dapat memudahkan
pekerjaan sekaligus menghemat waktu, tenaga dan biaya.
Kegiatan konstruksi adalah kegiatan yang harus melalui suatu proses yang
panjang yang didalam dijumpai banyak masalah yang harus diselesaikan.
Disamping itu, dalam kegiatan konstruksi suatu rangkaian yang berurutan dan
berkaitan. Biasanya dimulai dari lahirnya suatu gagasan yang muncul dari suatu
penjelasan yang lebih rinci tentang rumusan kebutuhan. Tahap kegiatan dalm
proyek konstruksi dapat dikelompokan menjadi enam kelompok :
22
Tujuan dari tahap ini adalah untuk meyakinkan pemilik proyek bahwa
proyek konstruksi yang diusulkan layak untukdilaksanakan, baik dari aspek
perancangan, aspek ekonomi maupun aspek lingunganya. Kegiatan yang
dilaksanakan pada saat studi kelayakan ini adalah :
2. Tahap penjelasan
Menyusun rencana kerja dan menunjuk para perencana dan para ahli
Memprtimbangkan kebutuhan pemakai, keadaan lokasi, dan lapangan,
merencanagkan rancangan, taksiran biaya, dan mutu
Mempersipkan ruang lingkup, jadwal waktu, serta rencana pelaksanaan
Mempersiapkan sketsa dengan skala tertentu sehingga dapat menggambarkan
denah dan batas-batas proyek.
3. Tahap perancangan
.
23
4. Tahap pengadaan/pelelangan
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menunjukan kontaktor sebagai pelaksan
atau sejumlah kontraktor.
Prakualifikasi
Dokumen kontrak
5. Tahap pelaksanaan
Merancangkan
Mengkoordinasi
Mengendalikan semua oprasional dilapangan
24
Tujuan dari tahap ini adalah untuk menjamin agar bangunan yang telah
selesai sesuai dengan dokumen kontrak dan semua fasilitas kerja sebagaimana
mestinya. Selain itu, pada tahap ini juga dibuat suatu catatan mengenai konstruksi
berikut petunjuk operasinya dan melatih staf dalam menggunakan fasilitas yang
tersedia.