Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OBJEK 6
NIM : 1811012020
KELOMPOK/SHIFT : 3/1
ANGGOTA :
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2021
OBJEK 5
“CROSS MATCHING(RUTIN)”
I. Tujuan
Mengetahui cara melakukan pemeriksaan cross matching
Mengetahui fungsi dilakukannya cross matching
Memahami prinsip pemeriksaan cross matching
II. Teori
Transfusi darah adalah pemberian darah atau komponen darah dari donor
yang sehat kepada penerima yang membutuhkan. Darah terdiri dari sel darah dan
plasma, sel darah terdiri dari eritrosit, leukosit dan hemoglobin. Pemberian
transfusi darah dan komponen darah sebenarnya memerlukan pemeriksaan lebih
lanjut terhadap ABO dan Rhesus (D), serta uji cross match untuk memeriksa
darah donor dan darah pasien agar kompatibel untuk menghindari reaksi
aglutinasi atau hemolisis yang mengancam pasien dan berujung pada kematian.[1]
Tahapan uji crossmatch antara lain identifikasi contoh darah pasien yang
benar, mengecek riwayat pasien sebelumnya, memeriksa golongan darah pasien,
darah donor yang sesuai golongan darah pasien, pemeriksaan crossmatch,
pelabelan yang benar sebelum darah dikeluarkan. Crossmath menurut urgensi
permintaan darah bagi seorang pasien dibagi dalam tiga kategori yaitu crossmatch
rutin, crossmatch emergency dan crossmatch persiapan operasi [3]
Untuk mengetahui apakah sel darah merah donor bisa hidup didalam tubuh
pasien dan untuk mengetahui ada tidaknya antibody komplet (tipe IgM) maupun
antibody inkomplet (tipe IgG) dalam serum pasien (mayor) maupun dalam serum
donor yang melawan sel pasien (minor).[2]
Uji silang serasi dilakukan dalam fase dan medium yang berbeda karena
jenis antibody golongan darah mempunyai karakter yang berbeda.
a. Fase I: fase suhu kamar (20⁰C – 25⁰C) dalam medium saline, mendeteksi
antibody komplet yang bersifat IgM (cold antibody)
b. Fase II: fase inkubasi pada suhu 37⁰C dalam medium bovine albumin,
pada fase ini antibody inkomplet dapat mengikat sel darah merah
c. Fase III: fase antiglobulin test, semua antibody inkomplet yang telah diikat
pada sel darah merah (pada fase II) akan beraglutinasi (positif) dengan
baik setelah penambahan Coombs serum.
Untuk validasi hasil pemeriksaan maka sample tersebut setelah fase 3 direaksikan
dengan Coombs Control Cell (CCC) bila hasilnya di fase III negatif maka
ditambah dengan CCC hasilnya positif.[2]
Bahan:
- Bovin albumin
- Reagen Coomb
- Darah resipien
- Darah donor
- Larutan NaCl fisiologi
B. Cara Kerja
Tahap Mayor 2 tetes serum resipien ditambah 1 tetes
eritrosit 5% donor, kemudian ditambahkan lagi 2 tetes
bovin albumin.
Tahap Minor 2 tetes serum donor ditambah 1 tetes eritrosit
5% resipien, kemudian ditambahkan lagi 2 tetes bovin
albumin.
Aduk tahap mayor dan minor, lalu disentrifugasi pada
kecepatan 1000 rpm selama satu menit.
Amati hasilnya (Bila terjadi aglutinasi maka darah tersebut
incompatible pengujian tidak perlu dilanjutkan, dan bila
reaksi negative reaksi dilanjutkan).
Inkubasi pada suhu 37 derjat selsius selama 15 menit, lalu
disentrifugasi lagi pada kecepatan 1000 rpm selama 1
menit.
Amati hasilnya (Bila terjadi aglutinasi maka darah tersebut
incompatible pengujian tidak perlu dilanjutkan, dan bila
reaksi negative reaksi dilanjutkan).
Cuci dengan larutan NaCl fisiologi sebanyak 3 sampai 4
kali.
Tambahkan 2 tetes Reagen Coombs, sentrifugasi lagi
dengan kecepatan 1000 rpm selama 1 menit.
[3] Syafitri R. Kasus-Kasus Rujukan Imuno Hematologi. UDD PMI Pusat; 2014.
[4] MJAFI. Comparive study of blood crossmatching using convensional and gel
method. 2008.