Anda di halaman 1dari 9

57

Reka Buana Volume 14 No 1, September 2015 - Februari 2016

PEMBUATAN ASAP CAIR DARI TEMPURUNG


KELAPA,TONGKOL JAGUNG, DAN BAMBU
MENGGUNAKAN PROSES SLOW PYROLYSIS

Karolus Boromeus Reta, S.P Abrina Anggraini


PS. Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Tribhuwana Tunggadewi

Abstract
The fermentation process is generally carried out in the community is in a batch, but the
process is the concentration of ethanol produced is quite low because of accumulated
ethanol production will poison the microorganisms in the fermentation process.
Ethanol productivity of batch processes is very small because it takes a long time of
about 72 hours. High and low ethanol content is determined in part by sugar levels in
the substrate. Sugar compounds are required as a carbon source of energy yeasts. This
study aims to determine the maximum results from the opening of flow rate and flow of
glucose concentration on the effectiveness of the process and the quality of ethanol.
The method used is fluidized semikontinyu fermentation system using Saccharomyces
cerevisiae immobilized with the order. The results showed that the fermentation process
fluidization semikontinyu that teramobilisasi with that carried out during the first day
with a sugar concentration of 15%, 20%, 25%, 30% derived ethanol content of 5%, 8%,
13%, 15% at a flow rate of 30 openings °. Ethanol is also obtained by 8%, 12%, 18%,
20% in opening a flow rate of 60 °. Ethanol is also obtained by 8%, 13%, 19%, 21% in
opening a flow rate of 90 °.
Kata kunci : fermentation, fluidization, ethanol

Pendahuluan bakteri dan anti oksidan (bahan


pengawet alternatif yang alami).
Di Indonesia, masyarakat telah banyak
Hasil pengamatan dari aspek asap cair
memanfaatkan bambu, tempurung
mampu sebagai koagulan dan pengawet
kelapa dan tongkol jagung untuk
koagulan lateks dilihat dari pengamatan
keperluan, mulai dari bidang kerajinan,
sifat fisik koagulan lateks seperti warna,
sampai penggunaannya sebagai elemen
bau, tekstur permukaan, jamur dan
struktur pada bangunan. Sedangkan hasil
dengan adanya senyawa asam dan fenol
dari olahan tersebut di bakar dan di
sebagai anti bakteri dan anti oksidan
buang sehingga menjadi sampah.
yang sangat cocok digunakan untuk
Berdasarkan latar belakang maka solusi
penggumpalan karet. Pada pengolahan
untuk masalah tersebut dengan
karet dengan akan menaikkan mutu
memanfaatkan limbah pertanian
pengolahan karet supaya mematikan
(tempurung kelapa, tongkol jagung dan
bakteri pembusuk yang melakukan
bambu) menjadikan asap cair grade 3.
biodegradasi protein di dalam bokar
Asap cair grade 3 manfaat sebagai anti
menjadi ammonia dan sulfida.
58
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015

Munculnya teknologi pengolahan asap sampai 19% merupakan berat


cair, kini tempurung kelapa, tongkol tempurungnya. Selain itu tempurung juga
jagung dan bamboo diolah menjadi asap banyak mengandung lignin. Pada
cair (grade 3) sehingga bisa digunakan umumnya, nilai kalor yang terkandung
sebagai pengganti lateks dalam dalam tempurung kelapa adalah berkisar
pengolahan karetkarena mengandung antara 18200 KJ/Kg hingga 19338,05
fenol. Adanya fenol dengan titik didih KJ/Kg (Palukun, 1999 dalam Draha,
tinggi dalam asap merupakan zat anti 2009).
bakteri yang tinggi. Senyawa fenol Tabel 1 Komposisi kimia tempurung kelapa
menghambat pertumbuhan populasi Komponen Jumlah (%)
bakteri dengan memperpanjang fase lag Air 8.00
secara proporsional di dalam bodi atau di Abu 0.60
dalam produk sedangkan kecepatan Pentosan 27.0
pertumbuhan dalam fase eksponensial Lignin 29.4
Sellulosa 26.6
tetap tidak berubah kecuali konsentrasi
Uronat anhidrad 3.50
fenol sangat tinggi (Barylko dan Pikielna, Solvent Ekstratif 4.20
1978 dalam Abdul., dkk, 2007). Nitrogen 0.11
Penelitian ini bertujuan untuk (Suhardiyono, 1995 dalam Draha, 2009)
mengetahui kandungan senyawa –
senyawa kimia yang ada dalam asap cair Tongkol jagung
grade 3 dari bahan baku tempurung Jagung merupakan komoditas palawija
kelapa, tongkol jagung dan bambu. utama di Indonesia ditinjau dari aspek
pengusahaan dan penggunaan hasilnya,
Tempurung kelapa yaitu sebagai bahan baku pangan dan
Pohon kelapa (Cocos nucifera L.) pakan. Kebutuhan jagung terus
merupakan tanaman tropis yang penting meningkat seiring dengan terus
bagi negara Asia dan Pasifik terutama meningkatnya permintaan bahan baku
sebagai penghasil kopra.Kelapadisebut pakan. Komposisi bahan baku pakan
pohon kehidupan karena kelapa ternak unggas membutuhkan jagung
merupakan tumbuhan serba guna yang sekitar 50% dari total bahan yang
hampir semua bagiannya bermanfaat diperlukan (Sarasutha, 2002). Jumlah
bagi kehidupan manusia.Menurut produksi tanaman jagung dari tahun
Arancon (1997) dalam APCC (2000), 2005 – 2010 di Jawa Timur dapat dilihat
diIndonesia terdapat perkebunan kelapa pada Tabel 2.
seluas 3.7 juta hektar. Tabel 2 Jumlah produksi tanaman jagung
Tempurung kelapa terletak di bagian tahun 2005 – 2010 di Jawa Timur
dalam kelapa setelah sabut.Pada bagian Luas panen Produktivitas Produksi
Tahun
pangkal tempurung terdapat 3 buah (Ha) (Ku/Ha) (Ton)
lubang (ovule) yang menunjukkan bahwa 2005 1.206.177 36,47 4.398.502
2006 1.099.184 36,49 4.011.182
bakal buah asalnya berlubang 3 dan yang
2007 1.153.496 36,86 4.252.182
tumbuh biasanya satu buah.Tempurung 2008 1.235.933 40,88 5.053.107
kelapa merupakan lapisan yang keras 2009 1.295.070 40,67 5.266.720
dengan ketebalan antara 3 mm sampai 5 2010 1.257.721 44,42 5.587.318
mm. Sifat kerasnya disebabkan oleh
banyaknya kandungan silika (SiO2) yang Limbah yang dihasilkan diantaranya
terdapat pada tempurung tersebut. Dari adalah tongkol jagung yang biasanya
berat total buah kelapa, antara 15% tidak dipergunakan lagi ataupun nilai
59
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015

ekonominya sangat rendah. Umumnya tech dan teknologi yang kuat yang telah
tongkol jagung dipergunakan sebagai dioptimalkan untuk produksi bio-arang.
pakan ternak sapi, ataupun di daerah Produk cairan dan gas dalam beberapa
pedesaan tongkol jagung ini dapat desain proses keluar sebagai asap yang
dimanfaatkan sebagai obat diare dapat menimbulkan polusi udara. Proses
(Suprapto dan Rasyid, 2002 dalam pirolisis dibagi dalam tahap beberapa
Soeprijanto., dkk, 2008). Komposisi temperatur, (Fachrizal, dkk, 2008):
tongkol jagung dapat dilihat pada Tabel - Temperatur 20 – 110 oC
3. Biomassa mengabsorbsi panas untuk
Tabel 3 Komposisi kimia tongkol jagung proses pengeringan
Komponen Jumlah (%) - Temperatur 110 – 270 oC
Air 9.6 Biomassa mulai terdekomposisi
Abu 1.5 membentuk CO, CO2, asam asetat
Hemiselulosa 36.0 dan metanol.
Selulosa 41.0
Lignin 6.0
- Temperatur 270 – 290 oC
Pektin 3.0 Pada temperatur ini, merupakan awal
Pati 0.014 dari proses dekomposisi biomassa
(Lorenz dan Kulp, 1991 dalam IPB, 2007) dengan pelepasan panas.
- Temperatur 290 – 400 oC
Bambu Pada temperatur ini, sruktur biomassa
Tanaman bambu mempunyai banyak terdekomposisi dengan melepaskan
manfaat. Akar bambu berfungsi sebagai uap.
penahanerosi atau mencegah bahaya - Temperatur 400 – 500 oC
banjir. Secara tradisional, masyarakat Pada temperatur ini, pembentukan
dibeberapa daerah di Indonesia, telah biomassa menjadi arang telah
membuat peralatan musik, olah raga, berlangsung mendekati sempurna,
rekreasi, pembungkus, sayuran, obat namun arang yang terbentuk masih
obatan dari bambu malahansenjata mengandung 30% tar.
sewaktu perjuangan melawan penjajah.
Dimasa kini, industri telah Asap cair
mengembangkan bambu menjadi pulp Asap cair pada proses ini diperoleh
dan kertas, bambu lapis (ply bambu), dan dengan cara kondensasi asap yang
bagian dari composite board. Komposisi dihasilkan melalui cerobong slow
bambu dapat dilihat pada Tabel 4. pirolisis. Proses kondensasi asap menjadi
Tabel 4 Komposisi kimia bambu asap cair sangat bermanfaat bagi
Komponen Jumlah (%) perlindungan pencemaran udara yang
Ekstrak larut air dingin 3.70 ditimbulkan oleh proses tersebut. Di
Ekstrak larut air panas 6.23
Ekstrak larut alkohol Bz 3.74 samping itu, asap cair yang mengandung
α-Selulosa 44.22 sejumlah senyawa kimia berpotensi
Holo-Selulosa 75.57 sebagai bahan baku zat pengawet,
Lignin 27.17 antioksidan, desinfektan ataupun sebagai
(Berlian dan Rahayu, 1995 dalam Draha, 2009)
biopestisida (Nurhayati, 2000dalam
Abdul., dkk, 2007). Karakteristik dan
Proses slow pyrolysis
pemanfaatan asap cair berdasarkan
Proses pirolisis kadang-kadang diartikan Grade 3, Grade 2 dan grade 1 adalah:
sama dengan proses karbonisasi. Slow 1. Asap cair grade 3
pyrolysis dapat dikategorikan sebagai low-
60
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015

Asap cair grade 3 tidak dapat Metode Penelitian


digunakan untuk pengawet makanan, Variabel penelitian
karena masih banyak mengandung tar
yang karsinogenik. Asap cair grade 3 1) Variabel tetap terdiri dari :
tidak digunakan sebagai pengawet - Massa sampel 25 Kg
bahan pangan, tetapi digunakan pada - Suhu pirolisis 300 °C
pengolahan karet, penghilang bau, - Lama proses pemanasan:
dan pengawet kayu biar tahan tempurung kelapa = 8 jam, tongkol
terhadap rayap. jagung = 5,5 jam dan bambu = 5,5
Cara penggunaan asap cair grade 3 jam.
untuk pengawet kayu agar tahan rayap 2) Variabel berubah merupakan bahan
dan karet tidak bau adalah: 1 cc asap baku yang terdiri dari, tempurung
cair grade 3 dilarutkan dalam 300ml kelapa, tongkol jagung dan bambu
air, kemudian semprotkan atau
rendam kayu kedalam larutan. Alat dan bahan
2. Asap cair grade 2 1) Alat yang dipergunakan, yaitu Slow
Asap cair digunakan untuk pengawet Pirolisis (Gambar 1)
makanan sebagai pengganti formalin 2) Bahan yang dipergunakan adalah :
dengan taste Asap (daging Asap, Ikan - Tempurung kelapa
Asap/bandeng Asap) berwarna - Tongkol jagung
kecoklatan transparan, rasa asam - Bambu
sedang, aroma asap lemah
Cara penggunaan asap cair grade 2
untuk pengawet pengganti formalin
pada ikan adalah:celupkan ikan yang
telah dibersihkan ke dalam 50% asap
cair, tambahkan garam, biasanya ikan
yang diawetkan pakai asap cair grade
2 tahan selama 3 hari.
3. Asap cair grade 1
Asap cair grade 1 digunakan sebagai
pengawet makanan seperti bakso,
mie, tahu, bumbu-bumbu barbaque,
berwarna bening, rasa sedikit asam,
aroma netral, merupakan asap cair
yang paling bagus kualitasnya dan
tidak mengandung senyawa yang
berbahaya lagi untuk diaplikasikan
untuk produk makanan.

Gambar 1 Slow pirolisis


61
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015

Hasil dan Pembahasan tidak ada yang tersisah (terbakar


seluruhnya).
Pirolisis merupakan suatu reaksidengan
Pada temperatur 300oC, asap dari reactor
tiga tahap penting, yaitu tahap
pirolisis mulai keluar melewati
memulai,tahap perambatan dan tahap
kondensor (sistem pendingin), menuju
penghentian. Pada tahap memulai akan
kesiklon dan tangki filter, kemudian asap
terjadi pemutusan rantai ikatan yang
mulai keluar melewati selang berupa asap
lemah karena adanya kenaikan suhu.
cair grade 3 dan asap menuju tempat
Radikal bebas yang telah terbentuk pada
penampungan asap cair grade 3. Asap
tahap perambatan akan tepecah lagi
cair grade 3 yang dihasilkan dari
membentuk radikal bebas baruyang lebih
prosespirolisis tersebut kemudian diukur
kecil, atau senyawa stabil (Sabarodin &
volumenya menggunakan gelas ukur,
Dewanto, 1998 dalam Tri Anggono, dkk,
kemudian dimasukkan ke dalam botol
2009).
bahan yang ditutup rapat dan disimpan
Sebelum proses pirolisis dilakukan,
pada temperatur kamar. Hasil dari
mula-mula dilakukan pengumpulan
penelitian asap cair grade 3 dengan
sampel yang berupa limbah pertanian
proses slow Pirolisis Suhu 300 °C dapat
tempurung kelapa, tongkol jagung dan
dilihat pada gambar berikut ini:
bambu. Setelah limbah pertanian
tersebut terkumpul, kemudian dilakukan
penjemuran agar diperoleh berat kering
dari sampel dan pembersihan masing-
masing jenis sampel yang akan
digunakan. Sampel-sampel tersebut
dipotong kecil-kecil dengan ukuran 5 –
10 cm yang bertujuan untuk
memperkecil luas permukaan dari
sampel agar lebih mudah dalam proses
penimbangan, pemasukkan ke dalam alat (a) (b)
slow pirolisis dan proses pembakaran.
Kemudian sampel ditimbang dengan
berat masing-masing sampel 25 kg.
Setelah itu api dinnyalakan lalu blower
dihidupkan sampai api membesar dan
penutup slow pirolisis ditutup rapat
hingga tidak ada celah untuk asap dari
proses pembakaran keluar, hingga
mencapai temperature 300oC.
Pada temperatur ini sampel dapat (c)
terbakar habis dan menghasilkan asap Gambar 2 Asap cair grade 3 dari
cair grade 3. Asap cair yang dihasilkan tempurung Kelapa (a), Asap cair grade 3
antara lain: tempurung kelapa 1000 ml dari bambu (b), dan Asap cair grade 3 dari
pada proses pembakaran selama8 jam, tongkol jagung (c)
tongkol jagung 1200 ml dengan proses
pembakaran selama5,5 jam dan bambu Asap cair grade 3 yang di hasilkan pada
900 ml dengan proses pembakaran proses slow pirolisis dapat dilihat pada
selama 5,5 jam. Dalam slow pirolisis tabel 5 berikut:
62
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015

Tabel 5 Karakteristik asap cair grade 3 dari Tabel 6 Kandungan kimia asap cair
Tempurung kelapa, tongkol jagung dan teridentifikasi GC-MS (tempurung kelapa)
bambu Waktu Konsen
No
Asap cair retenensi Nama senyawa trasi
Suhu peak
Jenis (menit) (%)
pirolisis Rendaman 1 2.244 Acetic Acid 81.00
sampel Warna
(oC) (% b/b) Ethylic acid
Tempurung 300 40 % Merah Vinegar acid
kelapa kecoklatan Ethanoic acid
Tongkol 300 48 % Kuning Glacial acetic acid
jagung Methanecarboxylic acid
Bambu 300 36 % Kuning
2 2.391 Propanoic Acid 4.91
kecoklatan
Propionic acid
Total _ 124 _
Prozoin
Luprosil
Analisis dengan GC-MS Luprisol
Asap cair grade 3 yang dihasilkan dari Carboxyethane
Metacetonic acid
proses pirolisis tersebut, masing-masing Ethylformic acid
dimasukkan ke dalam botol dan ditutup 3 3.089 2-furancarboxaldehyde 5.64
rapat untuk dilakukan analisis furfural
menggunakan GC-MS untuk diketahui 2-Furaldehyde
komponen kimia penyusunnya. Pada Fural
penelitian ini preparasi dan analisis Furole
Furale
sampel dilakukan di Laboratorium Kimia
Furfurole
Organik FMIPA Universitas Brawijaya 2-Furfura
Malang. Adapun kromatogram dari Furaldehyde
ketiga sampel dapat terlihat dibawah ini : 4 3.233 2-propanone 2.98
1-(acetyloxy)
Acetol acetate
Acetoxyacetone
O-Acetylacetol
Acetoxypropanone
1-Acetoxyacetone
5 4.507 Phenol 5.47
Izal
PhOH
Benzenol
Oxybenzene
Monophenol
Phenic acid
Carbolic acid
Phenylic acid

Dari hasil GC-MS dapat diketahui bahwa


kandungan phenol konsentrasi 5.47%
dengan waktu retensi 4.507 menit lebih
rendah dari senyawa lain dalam asap cair
yang masih besar yaitu Acetic Acid,
Ethylic acid, Vinegar acid, Ethanoic acid,
Glacial acetic acid dan
Methanecarboxylic acid. Hal ini di
63
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015

karenakan pada suhu 300oC, struktur Dari fraksi tongkol jagung dipeoleh 40
biomasa terdekomposisi dengan senyawa dimana senyawa acetic acid
melepaskan uap. Uap yang terlepas konsentrasinya lebih besar yaitu 84.45%
terdiri dari gas-gas yang terdekomposisi sedangkan waktu retensi yang
seperti CO, H2, metana, dan gas CO2, dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan
sertauap yang terdekomposisiseperti air, dengan senyawa lain yaitu 2.240 menit.
asamasetat, methanol, asetondan tar. Hasil GC-MS pada tongkol jagung juga
Tabel 7 Kandungan kimia asap cair terdapat senyawa phenol dengan
teridentifikasi GC-MS (tongkol jagung) konsentrasi 6.73% dengan waktu retensi
Waktu Konsen 4.502 menit. Keberadaan senyawa-
No
retenensi Nama senyawa trasi senyawa kimia dalam asap cair
peak
(menit) (%)
1 2.240 Acetic Acid 84.45
dipengaruhi oleh kandungan kimia dari
Ethylic acid bahan baku yang digunakan dan suhu
Vinegar acid yang dicapai pada proses pirolisis
Ethanoic acid (Djatmiko, 1985). Berkaitan dengan hal
Glacial acetic acid tersebut, Byrne dan Nagle (1997) dalam
Methanecarboxyliccid Abdul Gani Haji, dkk, 2006 mengatakan
CH3COOH
2 2.384 Propanoic Acid 4.02
penguapan, penguraian atau dekomposisi
Propionic acid komponen kimia pada proses slow
Prozoin pirolisis terjadi secara bertahap, yaitu
Luprosil pada suhu 100-150 oC hanya terjadi
Luprisol penguapan molekul air; pada suhu 200oC
Carboxyethane mulai terjadi penguraian hemiselulosa;
Metacetonic acid
pada suhu 240 oC mulai terdekomposisi
Ethylformic acid
3 3.086 2-furancarboxaldehyde 2.29 selulosa menjadi larutan pirolignat, gas
furfural CO, CO2, dan sedikit ter; pada suhu 240
o
2-Furaldehyde C-300oC, terjadi proses dekomposisi
Fural selulosa dan lignin menjadi larutan
Furole pirolignat, gas CO, CH4, H2 dan ter lebih
Furale
banyak.
Furfurole
2-Furfural
Furaldehyde
4 3.224 2-propanone 2.52
1-(acetyloxy)
Acetol acetate
Acetoxyacetone
O-Acetylacetol
Acetoxypropanone
5 4.502 Phenol 6.73
Benzenesulfonic
Izal
PhOH
Benzenol
Oxybenzene
Monophenol
Phenic acid
Carbolic acid
Phenylic acid
64
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015

Tabel 8 Kandungan kimia asap cair Waktu Konsen


No
teridentifikasi dengan GC-MS (bambu) retenensi Nama senyawa trasi
peak
Waktu Konsen (menit) (%)
No m-Hydroxytoluene
retenensi Nama senyawa trasi
peak 3-Hydroxytoluene
(menit) (%)
1-Hydroxy-3-methyl
1 2.233 Acetic Acid 43.63
7 6.851 2-methoxy 1.59
Ethylic acid
Vinegar acid Guaiacol
o-Methoxyphenol
Ethanoic acid
Glacial acetic acid Guajol
Methanecarboxylic Guasol
Anastil
acid CH3COOH
2 2.279 Hexane 38.12 Guaiastil
Guaicolina
n-Hexane
o-Guaiacol
Butanal
2-methyl Pyroguaiac acid
o-Hydroxyanisole
Skellysolven-C6H14
Esani 2-Hydroxyanisole
Heksan O-Methyl catechol
Hexanen
Hexyl hydride Kandungan kimia asap cair dari hasil
Gettysolve-B
3 2.333 Hexane 6.19
GC-MS pada bamboo terdapat 7 nomor
n-Hexane peak dan 75 senyawa. Diketahui bahwa
Skellysolve B kandungan Acetic Acid konsentrasi
n-C6H14
Esani
43.63% dengan waktu retensi 2.233
Heksan menit lebih tinggi dari senyawa lain
Hexanen sedangkan yang paling sedikit yaitu
Hexyl hydride
Gettysolve-B
senyawa2-methoxy, Guaiacol dengan
4 3.076 2-furancarboxaldehyde 3.93 konsentrasi 1.59% dan waktu retensi
furfural lebih tinggi 6.851 menit dibandingkan
2-Furaldehyde
Fural
dengan acetic acid. Senyawa asam
Furole terutama asam asetat mempunyai
Furale aktivitas antimikrobia dan pada
Furfurole
2-Furfural
konsentrasi 5% mempunyai efek
Furaldehyde bakterisidal. Asam asetat bersifat mampu
5 4.491 Phenol 5.35 menembus dinding sel dan secara efisien
Benzenol
Oxybenzene
mampu menetralisir gradien pH trans
Izal membran.
PhOH
Monophenol Kesimpulan
Phenic acid
Carbolic acid Dari hasil penelitian ini dapat diambil
Phenylic acid
Hydroxybenzene beberapa kesimpulan sebagai berikut :
Phenyl hydrate 1. Proses slow pirolisis limbah
Phenyl alcohol tempurung kelapa tongkol jagung dan
6 6.351 3-methyl 1.19
m-cresol bamboo pada suhu 300 oC
m-toluol menghasilkan asap cair grade 3,
m-Oxytoluene terdanarang. Asap cair grade 3 yang
Cresol
m-Kresol mempunyai rendaman tertinggi yaitu
3-Cresol tongkol jagung 48 %, tempurung
m-Cresole kelapa 40 % dan bambu 36 %.
m-Methylphenol
3-Methylphenol 2. Dari hasil GC-MS dapat diketahui
m-Cresylic acid bahwa kandungan senyawa phenol
65
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015

yang paling tertinggi yaitu tongkol Hambali, E., Mujdalipah, S., Tambunan,
jagung dengan konsentrasi 6.73 % A. H., Pattiwiri, A. W. dan
pada waktu retensi 4.502 menit dan Hendroko, R. 2007. Teknologi
senyawa acetic acid yang paling Bioenergi. Agro Media Pustaka,
tertinggi yaitu tongkol jagung dengan Jakarta
konsentrasi 84.45 % pada waktu Hidayat, N., Padaga, M. C. dan
retensi 2.240 menit. Suhartini, S. 2006. Mikrobiologi
Industri. Andi Offset. Yogyakarta
Daftar Pustaka Judoamidjojo, Muljono, Darwis, A.A,
dan Sa’id, E.G. 1992. Teknologi
Alexander, M.A. & T.W. Jeffries. 1990. Fermentasi
Respiratory Efficiency and Rahman, A. 1992. Teknologi
Metabolize Partitioning As Fermentasi. Arcana. Jakarta
Regulatory Phenomena in Yeasts. Sa’id, E.G. 1987. Teknologi Fermentasi.
Enzyme Micobe. Technol. 12:2-29. CV. Rajawali. Jakarta
Elevri P.A dan Putra S.R, 2006. Soetedjo. 1986. Fluid Flow, Angkasa.
Produksi Etanol menggunakan Bandung
Saccharomyces

Anda mungkin juga menyukai