Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Abstract
The fermentation process is generally carried out in the community is in a batch, but the
process is the concentration of ethanol produced is quite low because of accumulated
ethanol production will poison the microorganisms in the fermentation process.
Ethanol productivity of batch processes is very small because it takes a long time of
about 72 hours. High and low ethanol content is determined in part by sugar levels in
the substrate. Sugar compounds are required as a carbon source of energy yeasts. This
study aims to determine the maximum results from the opening of flow rate and flow of
glucose concentration on the effectiveness of the process and the quality of ethanol.
The method used is fluidized semikontinyu fermentation system using Saccharomyces
cerevisiae immobilized with the order. The results showed that the fermentation process
fluidization semikontinyu that teramobilisasi with that carried out during the first day
with a sugar concentration of 15%, 20%, 25%, 30% derived ethanol content of 5%, 8%,
13%, 15% at a flow rate of 30 openings °. Ethanol is also obtained by 8%, 12%, 18%,
20% in opening a flow rate of 60 °. Ethanol is also obtained by 8%, 13%, 19%, 21% in
opening a flow rate of 90 °.
Kata kunci : fermentation, fluidization, ethanol
ekonominya sangat rendah. Umumnya tech dan teknologi yang kuat yang telah
tongkol jagung dipergunakan sebagai dioptimalkan untuk produksi bio-arang.
pakan ternak sapi, ataupun di daerah Produk cairan dan gas dalam beberapa
pedesaan tongkol jagung ini dapat desain proses keluar sebagai asap yang
dimanfaatkan sebagai obat diare dapat menimbulkan polusi udara. Proses
(Suprapto dan Rasyid, 2002 dalam pirolisis dibagi dalam tahap beberapa
Soeprijanto., dkk, 2008). Komposisi temperatur, (Fachrizal, dkk, 2008):
tongkol jagung dapat dilihat pada Tabel - Temperatur 20 – 110 oC
3. Biomassa mengabsorbsi panas untuk
Tabel 3 Komposisi kimia tongkol jagung proses pengeringan
Komponen Jumlah (%) - Temperatur 110 – 270 oC
Air 9.6 Biomassa mulai terdekomposisi
Abu 1.5 membentuk CO, CO2, asam asetat
Hemiselulosa 36.0 dan metanol.
Selulosa 41.0
Lignin 6.0
- Temperatur 270 – 290 oC
Pektin 3.0 Pada temperatur ini, merupakan awal
Pati 0.014 dari proses dekomposisi biomassa
(Lorenz dan Kulp, 1991 dalam IPB, 2007) dengan pelepasan panas.
- Temperatur 290 – 400 oC
Bambu Pada temperatur ini, sruktur biomassa
Tanaman bambu mempunyai banyak terdekomposisi dengan melepaskan
manfaat. Akar bambu berfungsi sebagai uap.
penahanerosi atau mencegah bahaya - Temperatur 400 – 500 oC
banjir. Secara tradisional, masyarakat Pada temperatur ini, pembentukan
dibeberapa daerah di Indonesia, telah biomassa menjadi arang telah
membuat peralatan musik, olah raga, berlangsung mendekati sempurna,
rekreasi, pembungkus, sayuran, obat namun arang yang terbentuk masih
obatan dari bambu malahansenjata mengandung 30% tar.
sewaktu perjuangan melawan penjajah.
Dimasa kini, industri telah Asap cair
mengembangkan bambu menjadi pulp Asap cair pada proses ini diperoleh
dan kertas, bambu lapis (ply bambu), dan dengan cara kondensasi asap yang
bagian dari composite board. Komposisi dihasilkan melalui cerobong slow
bambu dapat dilihat pada Tabel 4. pirolisis. Proses kondensasi asap menjadi
Tabel 4 Komposisi kimia bambu asap cair sangat bermanfaat bagi
Komponen Jumlah (%) perlindungan pencemaran udara yang
Ekstrak larut air dingin 3.70 ditimbulkan oleh proses tersebut. Di
Ekstrak larut air panas 6.23
Ekstrak larut alkohol Bz 3.74 samping itu, asap cair yang mengandung
α-Selulosa 44.22 sejumlah senyawa kimia berpotensi
Holo-Selulosa 75.57 sebagai bahan baku zat pengawet,
Lignin 27.17 antioksidan, desinfektan ataupun sebagai
(Berlian dan Rahayu, 1995 dalam Draha, 2009)
biopestisida (Nurhayati, 2000dalam
Abdul., dkk, 2007). Karakteristik dan
Proses slow pyrolysis
pemanfaatan asap cair berdasarkan
Proses pirolisis kadang-kadang diartikan Grade 3, Grade 2 dan grade 1 adalah:
sama dengan proses karbonisasi. Slow 1. Asap cair grade 3
pyrolysis dapat dikategorikan sebagai low-
60
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015
Tabel 5 Karakteristik asap cair grade 3 dari Tabel 6 Kandungan kimia asap cair
Tempurung kelapa, tongkol jagung dan teridentifikasi GC-MS (tempurung kelapa)
bambu Waktu Konsen
No
Asap cair retenensi Nama senyawa trasi
Suhu peak
Jenis (menit) (%)
pirolisis Rendaman 1 2.244 Acetic Acid 81.00
sampel Warna
(oC) (% b/b) Ethylic acid
Tempurung 300 40 % Merah Vinegar acid
kelapa kecoklatan Ethanoic acid
Tongkol 300 48 % Kuning Glacial acetic acid
jagung Methanecarboxylic acid
Bambu 300 36 % Kuning
2 2.391 Propanoic Acid 4.91
kecoklatan
Propionic acid
Total _ 124 _
Prozoin
Luprosil
Analisis dengan GC-MS Luprisol
Asap cair grade 3 yang dihasilkan dari Carboxyethane
Metacetonic acid
proses pirolisis tersebut, masing-masing Ethylformic acid
dimasukkan ke dalam botol dan ditutup 3 3.089 2-furancarboxaldehyde 5.64
rapat untuk dilakukan analisis furfural
menggunakan GC-MS untuk diketahui 2-Furaldehyde
komponen kimia penyusunnya. Pada Fural
penelitian ini preparasi dan analisis Furole
Furale
sampel dilakukan di Laboratorium Kimia
Furfurole
Organik FMIPA Universitas Brawijaya 2-Furfura
Malang. Adapun kromatogram dari Furaldehyde
ketiga sampel dapat terlihat dibawah ini : 4 3.233 2-propanone 2.98
1-(acetyloxy)
Acetol acetate
Acetoxyacetone
O-Acetylacetol
Acetoxypropanone
1-Acetoxyacetone
5 4.507 Phenol 5.47
Izal
PhOH
Benzenol
Oxybenzene
Monophenol
Phenic acid
Carbolic acid
Phenylic acid
karenakan pada suhu 300oC, struktur Dari fraksi tongkol jagung dipeoleh 40
biomasa terdekomposisi dengan senyawa dimana senyawa acetic acid
melepaskan uap. Uap yang terlepas konsentrasinya lebih besar yaitu 84.45%
terdiri dari gas-gas yang terdekomposisi sedangkan waktu retensi yang
seperti CO, H2, metana, dan gas CO2, dibutuhkan lebih sedikit dibandingkan
sertauap yang terdekomposisiseperti air, dengan senyawa lain yaitu 2.240 menit.
asamasetat, methanol, asetondan tar. Hasil GC-MS pada tongkol jagung juga
Tabel 7 Kandungan kimia asap cair terdapat senyawa phenol dengan
teridentifikasi GC-MS (tongkol jagung) konsentrasi 6.73% dengan waktu retensi
Waktu Konsen 4.502 menit. Keberadaan senyawa-
No
retenensi Nama senyawa trasi senyawa kimia dalam asap cair
peak
(menit) (%)
1 2.240 Acetic Acid 84.45
dipengaruhi oleh kandungan kimia dari
Ethylic acid bahan baku yang digunakan dan suhu
Vinegar acid yang dicapai pada proses pirolisis
Ethanoic acid (Djatmiko, 1985). Berkaitan dengan hal
Glacial acetic acid tersebut, Byrne dan Nagle (1997) dalam
Methanecarboxyliccid Abdul Gani Haji, dkk, 2006 mengatakan
CH3COOH
2 2.384 Propanoic Acid 4.02
penguapan, penguraian atau dekomposisi
Propionic acid komponen kimia pada proses slow
Prozoin pirolisis terjadi secara bertahap, yaitu
Luprosil pada suhu 100-150 oC hanya terjadi
Luprisol penguapan molekul air; pada suhu 200oC
Carboxyethane mulai terjadi penguraian hemiselulosa;
Metacetonic acid
pada suhu 240 oC mulai terdekomposisi
Ethylformic acid
3 3.086 2-furancarboxaldehyde 2.29 selulosa menjadi larutan pirolignat, gas
furfural CO, CO2, dan sedikit ter; pada suhu 240
o
2-Furaldehyde C-300oC, terjadi proses dekomposisi
Fural selulosa dan lignin menjadi larutan
Furole pirolignat, gas CO, CH4, H2 dan ter lebih
Furale
banyak.
Furfurole
2-Furfural
Furaldehyde
4 3.224 2-propanone 2.52
1-(acetyloxy)
Acetol acetate
Acetoxyacetone
O-Acetylacetol
Acetoxypropanone
5 4.502 Phenol 6.73
Benzenesulfonic
Izal
PhOH
Benzenol
Oxybenzene
Monophenol
Phenic acid
Carbolic acid
Phenylic acid
64
K.B Reta dan S.P.A Anggraini / Reka Buana Vol 1 No 1: 57-65, 2015
yang paling tertinggi yaitu tongkol Hambali, E., Mujdalipah, S., Tambunan,
jagung dengan konsentrasi 6.73 % A. H., Pattiwiri, A. W. dan
pada waktu retensi 4.502 menit dan Hendroko, R. 2007. Teknologi
senyawa acetic acid yang paling Bioenergi. Agro Media Pustaka,
tertinggi yaitu tongkol jagung dengan Jakarta
konsentrasi 84.45 % pada waktu Hidayat, N., Padaga, M. C. dan
retensi 2.240 menit. Suhartini, S. 2006. Mikrobiologi
Industri. Andi Offset. Yogyakarta
Daftar Pustaka Judoamidjojo, Muljono, Darwis, A.A,
dan Sa’id, E.G. 1992. Teknologi
Alexander, M.A. & T.W. Jeffries. 1990. Fermentasi
Respiratory Efficiency and Rahman, A. 1992. Teknologi
Metabolize Partitioning As Fermentasi. Arcana. Jakarta
Regulatory Phenomena in Yeasts. Sa’id, E.G. 1987. Teknologi Fermentasi.
Enzyme Micobe. Technol. 12:2-29. CV. Rajawali. Jakarta
Elevri P.A dan Putra S.R, 2006. Soetedjo. 1986. Fluid Flow, Angkasa.
Produksi Etanol menggunakan Bandung
Saccharomyces