Anda di halaman 1dari 17

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI BARAT

DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG


Jln. K.H. Abdul Malik Pattana Endeng Komp. Perkantoran Pemprov. Sulawesi Barat , Rangas - Mamuju

KERANGKA ACUAN KERJA (KAK)


PEKERJAAN :
PEMBANGUNAN JEMBATAN DESA PAO – PAO
RUAS JALAN ALU – TINAMBUNG KAB. POLEWALI MANDAR

URAIAN PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Jalan dan Jembatan sebagai salah satu sarana prasarana infrastruktur penunjang konektivitas
antar wilayah yang merupakan bangunan pelintas transportasi yang berperan penting dalam
pengembangan kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam pembinaan persatuan dan
kesatuan bangsa, wilayah negara, dan fungsi masyarakat serta dalam memajukan
kesejahteraan umum sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang – Undang Dasar
Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Salah satu keberhasilan pembangunan daerah adalah tersedianya sarana dan prasarana
transportasi yang baik di daerah tersebut. Olehnya itu, di akhir-akhir pemenuhan Target RPJMD
Provinsi Sulawesi Barat Tahun 2017 – 2022 oleh Gubernur dan Wakil Gubernur membuat
kebijakan dan program percepatan pembangunan jalan utamanya di ruas jalan provinsi
Sulawesi Barat yang selama ini menjadi target pembangunan peningkatan konektivitas antar
wilayah dalam rangka mengurangi disparitas antar wilayah di Provinsi Sulawesi Barat.Salah
satu keberhasilan pembangunan daerah adalah tersedianya sarana dan prasarana transportasi
yang baik di daerah tersebut. Selain berperan dalam menunjang kelancaran kegiatan sosial
ekonomi juga akan menunjang perkembangan fisik di daerah yang bersangkutan..

Jaringan jalan yang handal (aman, kuat dan lancar) dengan tingkat pelayanan struktural yang
memuaskan sangat dituntut dalam mendukung keselamatan pengguna jalan, memperlancar
arus transportasi dan meningkatkan perekonomian daerah, karena hampir semua pergerakan
orang dan barang memanfaatkan infrastruktur jalan. Jaringan jalan propinsi memiliki peranan
aksesibilitas dan mobilitas wilayah yang penting sehingga tingkat pelayanan strukturalnya perlu
ditingkatkan agar biaya operasi kendaraan dan waktu perjalanan dapat ditekan lebih rendah dan
mempermudah pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan dari daerah - daerah sekitarnya
serta mempermudah dan memperlancar arus transportasi ke daerah wisata sehingga dapat
memacu pertumbuhan ekonomi..

2. MAKSUD DAN TUJUAN


 Maksud
Melaksanakan Peningkatan jalan dengan menggunakan standar dan spesifikasi umum Bina
Marga serta Peraturan (SNI) berdasarkan pertimbangan kekuatan dan ketahanan konstruksi,
keselamatan, keamanan dan kenyamanan pengguna jalan serta persyaratan atau ketentuan –
ketentuan lainnya yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterapkan, baik dalam proses
pengadaan maupun pada saat pelaksanaan sehingga pelaksanaan pekerjaan dapat diselesaikan
secara efisien, efektif, tepat mutu dan waktu serta anggaran. Untuk melaksanakan pekerjaan
dimaksud, kegiatan - kegiatan yang harus dilaksanakan oleh pelaksana adalah sebagaimana
tercantum pada Spesifikasi Teknis.
 Tujuan
- Mempermudah transportasi darat yang menghubungkan antara dan daerah lainnya di Provinsi
Sulawesi Barat.
- Menghubungkan wilayah guna peningkatan ekonomi penduduk di wilayah / daerah tersebut
melalui pengangkutan hasil pertanian dan perkebunan atau ke daerah – daerah sekitarnya.
- Kemudahan bagi masyarakat untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.

3. SASARAN

 Mengurangi kendala – kendala arus transportasi antara wilayah dalam rangka menciptakan
kapasitas dan kualitas daya dukung jalan yang ada saat ini.

 Mengurangi tingkat kecelakaan pengguna jalan.

 Terbangunnya jaringan prasarana dan sarana transportasi yang terintegrasi antar kota dan antar
wilayah di Kabupaten Polewali Mandar dengan wilayah sekitarnya.

 Terciptanya Peningkatan Lalu Lintas serta Ekonomi Masyarakat.

4. LOKASI KEGIATAN : RUAS JALAN ALU – TINAMBUNG KAB. POLEWALI MANDAR

5. SUMBER PENDANAAN DAN BESARAN BIAYA PEKERJAAN

 Sumber Pendanaan
APBD Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Sulawesi Barat – Tahun Anggaran 2022

 Besaran Biaya Pekerjaan


- Nilai Pagu adalah sebesar Rp. 3.500.000.000,-
- Nilai HPS adalah sebesar Rp. 2.998.725.006,35,-

6. NAMA DAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAH


 Nama OPD
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Sulawesi Barat

 Pengguna Anggaran (PA)


Nama : Ir. H. Muhammad Aksan. MT
NIP : 19661011 199403 1008
Jabatan Struktural : Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Sulawesi Barat

 Kuasa Pengguna Anggaran (KPA)


Nama : Saparang, ST
NIP : 19650505 198603 1 033
Jabatan Struktural : Kepala Bidang Bina Marga
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Sulawesi Barat

 Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK)


Nama : Ady Fithra Qurniawan, ST
NIP : 19761118 201001 1 005
Jabatan Struktural : Kepala Seksi Pembangunan Jalan – Bidang Bina Marga
Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Prov. Sulawesi Barat

 Program : Penyelenggaraan Jalan


 Kegiatan : Penyelenggaraan Jalan Provinsi
 Kode RUP : 34312666
DATA PENUNJANG

7. DATA DASAR
 Rencana Anggaran Biaya
 Kerangka Acuan Kerja (KAK)
 Detail Engineering Design (DED) / Gambar Rencana
 Spesifikasi Teknis
 Rancangan Kontrak
 Syarat Syarat Khusus Kontrak (SSKK)
 Syarat Syarat Umum Kontrak (SSUK)

8. STANDAR TEKNIS
 Dokumen Kontrak Pekerjaan dan Kelengkapannya;
 Buku Peraturan Standar Spesifikasi Perencanaan Geometrik Jalan Raya No.13 / 1970 dari
Direktorat Jenderal Bina Marga;
 Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997;
 Surat Edaran (SE) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 02 / SE / Db / 2018
Tentang Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan;
 Pedoman perencanaan perkerasan jalan beton semen Pd T-14-2003, Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat;
 Pedoman konstruksi : Perencanaan Sistem Drainase Jalan Pd. T-2006-8;
 Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur dan Lapis Tambah Metode AASHTO, 1993;

9. REFERENSI HUKUM
1. Pasal 5 ayat (2) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. UU Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah;
3. UU Nomor 34 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
4. UU Nomor 22 Tahin 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan;
5. UU No. 32 Tahun 2009 Tenatang Pengelolaan Lingkungan Hidup;
6. UU nomor 32 Tahun 2009 tentang PPLH;
7. UU Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah;
8. UU Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
9. UU Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Bidang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2017, tentang Keselamatan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan;
13. Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan;
14. Peraturan Pemerintah Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP);
15. Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
(Sislatkernas);
16. Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi Sebagai Daerah Otonom;
17. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan;
18. Peraturan Presiden Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 16
Tahun 2018, Tentang Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah;
19. Peraturan Presiden Nomor 8 tahun 2012 tentang KKNI;
20. Peraturan Menteri Keuangan Nomor : 105/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Pinjaman Pemulihan
Ekonomi Nasional Untuk Pemerintah Daerah;
21. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.38 MENLHK / SEKJEN / KUM.1 / 7 /
2019 Tentang Jenis Rencana Usaha dan / atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan Hidup;
22. Permen LHK No : P.22 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 7 / 2018 / K.1 / 8 /2018 Tentang Norma,
Standar, Prosedur dan Kriteria Pelayanan Perizinan Terintegrasi Secara Elektronik Lingkup
Kementerian LH Dan Kehutanan;
23. Permen LHK No: P.23 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 7 / 2018 Tentang Kriteria Perubahan
Usaha/Kegiatan Dan Tata Cara Perubahan Izin Lingkungan;
24. Permen LHK No: P.24 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 7 /2018 Tentang Pengecualian Kewajiban
Menyusun AMDAL Untuk Usaha dan / atau Kegiatan yg Berlokasi Di Daerah Kab/Kota yg Telah
Memiliki Rencana Detail Tata Ruang;
25. Permen LHK No: P.25 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 7 / 2018 Tentang Pedoman Penetapan
Jenis Rencana Usaha dan / atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki UKL-UPL Dan SPPL;
26. Permen LHK No: P.26 / MENLHK / SETJEN / KUM.1 / 7 / 2018 Ttg Pedoman Penyusunan &
Penilaian Serta Pemeriksaan Dokumen LH Dalam Pelaksanaan Pelayanan Perizinan Pekerjaan
Terintegrasi Secara Elektronik;
27. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 28/PRT/M/2016 tentang
Pedoman Analisa Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum;
28. Permenlhk Nomor P.65/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 tentang Standard an Sertifikasi Kompetensi
Penyusun AMDAL;
29. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/Prt/M/2012 Tentang Tata Cara Pengawasan Jalan;
30. Permen LH No 05 Tahun 2012 ttg Jenis Kegiatan dan / atau Usaha yang wajib dilengkapi dengan
AMDAL;
31. Permen LH No 16 Tahun 2012 ttg Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup;
32. Permennaker No 08 tahun 2012 tentang penetapan SKKNI;
33. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 13/Prt/M/2011 Tentang Tata Cara Pemeliharaan dan
Penilikan Jalan;
34. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 19/PRT/M/2011, tentang Persyaratan Teknis Jalan
dan Kriteria Perencanaan Teknis Jalan;
35. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 11/Prt/M/2010 Tentang Tata Cara dan Persyaratan
Laik Fungsi Jalan;
36. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 20/Prt/M/2010 Tentang Pedoman Pemanfaatan dan
Penggunaan Bagian-Bagian Jalan;
37. Permenlhk Nomor P.65/Menlhk/Setjen/Kum.1/7/2016 tentang Standard an Sertifikasi Kompetensi
Penyusun AMDAL;
38. Surat Edaran (SE) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 11/SE/M/2019
Tentang Petunjuk Teknis Biaya Penyelengaraan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
39. Surat Edaran (SE) Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor : 02/SE/Db/2018
Tentang Spesifikasi Umum Bina Marga Tahun 2018 Untuk Pekerjaan Konstruksi Jalan dan
Jembatan;
40. Instruksi Dirjen Bina Marga No.02/IN/Db/2012 atau perubahannya (jika ada) tentang Panduan
Teknis Rekayasa Keselamatan Jalan);
41. Peraturan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Nasional (LPJKN) Nomor : 3 Tahun 2017;
42. Peraturan Lembaga (Perlem) LKPP Nomor 12 Tahun 2021 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah Melalui Penyedia Jasa;
43. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Barat Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup.
44. SK Gubernur Sulawesi Barat Nomor 188.4 / 688 / SULBAR / X / 2015 tentang Penetapan Ruas –
Ruas Jalan Menurut Statusnya Sebagai Jalan Provinsi, Jalan Strategis Provinsi dan Jalan Strategis
Nasional di Provinsi Sulawesi Barat;
45. SK Gubernur Sulawesi Barat Nomor 45 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Lingkup Provinsi Sulawesi Barat;
RUANG LINGKUP

10. LINGKUP PEKERJAAN

Jenis Konstruksi : Jembatan

Panjang : 18 Meter

Lebar : 9 Meter

Uraian Pekerjaan :

- DIVISI 1. UMUM

- DIVISI 3. PEKERJAAN TANAH DAN GEOSINTETIK

- DIVISI 7. STRUKTUR

- DIVISI 8. REHABILITASI JEMBATAN

- DIVISI 9. PEKERJAAN HARIAN DAN PEKERJAAN LAIN – LAIN

Dalam melaksanakan Pekerjaan, Penyedia Jasa (Kontraktor Pelaksana) mengacu pada standar
perencanaan, dan dalam menjalankan kewajibannya diarahkan oleh Konsultan Pengawas Teknis.

Hendaknya Penyedia Jasa (Kontraktor Pelaksana) memahami kontrak terlebih dahulu sehingga fungsi
dan kewajibanya dapat terlaksana dengan baik, dan menghasilkan keluaran sebagaimana yang
diharapkan oleh pemilik pekerjaan.

Penyedia Jasa (Kontraktor Pelaksana) harus membuat uraian kegiatan secara terinci yang sesuai
dengan setiap bagian pekerjaan pelaksanaan yang dihadapi dilapangan. Secara garis besar uraian
kegiatan adalah sebagai berikut :
1. Pekerjaan Persiapan :
- Menyusun program kerja, alokasi tenaga dan konsepsi pekerjaan;
- Menyusun Time Schedule dan Request Sheet yang diajukan oleh kontraktor pelaksana untuk
selanjutnya diteruskan ke konsultan pengawas dan pengguna anggaran.

2. Pekerjaan Teknis Lapangan :


- Mobilisasi tenaga, peralatan dan material yang dipergunakan;
- Melaksanakan pekerjaan secara umum, melakukan koordinasi dan inspeksi kegiatan-kegiatan
pembangunan agar pelaksanaan teknis yang dilakukan dapat secara terus menerus sampai
dengan pekerjaan diserah terimakan, Masa Pemeliharaan dan Serah Terima Akhir;
- Melaksanakan pekerjaan dengan benar ukuran kualitas dan kuantitas dari bahan atau
komponen bangunan, peralatan dan perlengkapan selama pelaksanaan pekerjaan di lapangan
atau ditempat kerja lainnya.
3. Laporan :
- Memberikan laporan dan administrasi mengenai kemajuan pekerjaan tiap hari, minggu dan
bulannya;
- Melaporkan material yang dipakai, jumlah tenaga kerja dan alat yang digunakan kepada
konsultan pengawas dan penyedia jasa;
- Membuat gambar rencana kerja dan gambar kerja tambahan yang apabila ada tambahan atau
berkurangnya pekerjaan, dan juga perhitungan serta gambar konstruksi (shop drawing dan
Asbuilt drawing);
- Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
- Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
- Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL);
- Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL).

4. Dokumen
- Menerima dan menyiapkan Berita Acara sehubungan dengan penyelesaian pekerjaan
dilapangan, serta untuk keperluan pembayaran;
- Memeriksa dan menyiapkan daftar volume dan nilai pekerjaan, serta penambahan atau
pengurangan pekerjaan guna keperluan pembayaran;
- Dokumen Tambah / Kurang (Adendum);
- Mempersiapkan formulir, laporan harian, mingguan, dan bulanan, berita acara kemajuan
pekerjaan, penyerahan pertama dan kedua, serta formulir-formulir/laporan - laporan lainnya
yang diperlukan untuk kebutuhan dan dokumen pelaksanaan.

5. Uji Laboratorium
Pemeriksaan Laboratorium pengujian kualitas material bahan yang akan digunakan dan yang
terpasang di lokasi pekerjaan berupa Job Mix Design (JMD) ,Job Mix Formula ( JMF ) dan Quality
Control dilapangan untuk pekerjaan Beton mutu sedang fc’20 MPa dan Pekerjaan Beton mutu
rendah fc’15 Mpa, Pekerjaan Beton mutu rendah fc’10 Mpa yang akan diadakan di Laboratorium
UPTD SDL & Pengujian Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Provinsi Sulawesi Barat
atau Instansi lain yang ditunjuk.

Catatan :
Apabila dalam pelaksanaan terdapat Pengambilan Sampel Material di Tempat / Quary lain, maka
harus dilakukan pemeriksaan Laboratorium pengujian kualitas material / bahan untuk dapat
mengetahui hasil pekerjaan tersebut agar sesuai dengan Spesifikasi Umum 2018 Revisi ke – 2
(Terkendali) Bina Marga maka perlu dilakukan pengujian laboratorium antara lain di :
- Balai Jalan Nasional di Makassar atau Politeknik Negeri Ujung Pandang di Makassar
- Laboratorium Dinas Pekerjaan Umum dan PR Provinsi Sulawesi Barat di Mamuju.

11. KELUARAN (OUTPUT)

Konstruksi = JEMBATAN ; dengan Panjang 18 meter dan Lebar 9 meter sesuai di Rencana
Anggaran Biaya, Spesifikasi Teknis dan Gambar Rincian Pelaksanaan (Shop Drawing) Hasil MC – 0%;

12. JANGKA WAKTU PENYELESAIAN DAN MASA PEMELIHARAAN

1. Jangka Waktu Penyelesaian


selama 150 (Seratus Lima Puluh) Hari Kalender

2. Jangka Waktu Masa Pemeliharaan


selama 365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari Kalender atau 12 (Dua Belas) Bulan.

13. SPESIFIKASI TEKNIS : terlampir


14. PEKERJAAN UTAMA (MAYOR) DAN PEKERJAAN BUKAN UTAMA (MINOR)

 PEKERJAAN UTAMA (MAYOR)

Divisi 7. Struktur
7.1 (6a) Beton struktur fc’25 MPa
7.1 (6a).1Beton struktur fc’25 MPa (Tanpa Perancah)
7.1 (8) Beton, fc'15 MPa
7.1 (9) Beton Siklop, fc'15 MPa
7.1 (10) Beton, fc'10 MPa
Elastomer Baering Pad (30 x35 x 4) cm
7.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280
7.3 (3) Baja Tulangan Sirip BjTP 420A
7.7.(1) Dinding Sumuran Silinder terpasang, Diameter 3 m
7.9.(1) Pasangan Batu
7.10.(3a) Bronjong dengan Kawat yang dilapisi Galvanis
7.11 (6) Expansion Joint Tipe Baja Bersudut
7.13.(1) Sandaran (Railing)
7.14.(1) Papan Nama Jembatan
7.16.(3b) Pipa Drainase PVC Diameter 75 mm

 PEKERJAAN BUKAN UTAMA (MINOR)

Divisi 1. Umum
1.2 Mobilisasi
1.8.(1) Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas
1.19 Keselamatan dan Kesehatan Kerja
1.21 Manajemen Mutu

Divisi 3. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik


3.1.(4) Galian Struktur dengan kedalaman 0 – 2 Meter
3.2.(1a) Timbunan Biasa dari Sumber Galian
3.2.(2a) Timbunan Pilihan dari Sumber Galian

Divisi 8. Pekerjaan Tanah dan Geosintetik


8.3.(2a) Pengecatan dekoratif pada elemen struktur beton, tebal 100 mm

Divisi 9. Pekerjaan Harian dan Pekerjaan Lain – Lain


9.2.(5) Patok pengarah

15. LAPORAN PELAKSANAAN PEKERJAAN KONSTRUKSI


1. Jadwal Pelaksanaan (Time Schedule) dengan Grafik = Kurva “S”
harus diserahkan selambat – lambatnya : 7 (Tujuh) Hari Kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3
(Tiga) Laporan untuk di bahas dan ditetapkan bersama oleh KPA / PPK dan Penyedia.

2. Gambar Rincian Pelaksanaan (Shop Drawing);


Gambar Shop Drawing atau gambar pelaksanaan dibuat setelah dilaksanakannya Pemeriksaan
Bersama (MC0%), dan sudah harus disampaikan paling lambat 14 (Empat Belas) Hari Kerja
setelah pelaksanaan Pemeriksaan Bersama (MC0%).
3. Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK);
Menyusun Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK), dalam pelaksanaan pekerjaan dilapangan
tetap melaksanakan Keselamatan Konstruksi dan Kesehatan Kerja.
 Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) sekurang-kurangnya berisi :
- Pakta komitmen yang ditandatangani oleh pimpinan tertinggi perusahaan Penyedia Jasa.
- Elemen SMKK, meliputi :
(a) Kepemimpinan dan Partisipasi pekerja dalam keselamatan konstruksi;
(b) Perencanaan Keselamatan Konstruksi:
i. uraian pekerjaan;
ii. manajemen risiko dan rencana tindakan, meliputi:
i) penjelasan manajemen risiko meliputi mengidentifikasi bahaya, menilai tingkat
risiko, dan mengendalikan risiko;
ii) penjelasan rencana Tindakan meliputi sasaran khusus dan program khusus;
(c) Dukungan Keselamatan konstruksi;
(d) Operasi Keselamatan Konstruksi;
(e) Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi.

 Penyelenggaraan SMK3 Konstruksi yang terdiri dari :


(1) Alat Pelindung Diri (APD) , terdiri dari :
a. Topi Pelindung (Safety Helmet);
b. Pelindung Mata (Goggles, Spectacles);
c. Pelindung Pernapasan dan Mulut (Masker);
d. Sarung Tangan (safety Gloves);
e. Sepatu Keselamatan (Safety Shoes);
f. Rompi Keselamatan (Safety Vest);
(2) Asuransi dan Perijinan , terdiri dari :
a. Iuran Kecelakaan Kerja;
b. Iuran Jaminan Kematian;
(3) Personil K3 : Ahli K3 Konstruksi
(4) Fasilitas Sarana Kesehatan :
Peralatan P3K (Kotak P3K, Tandu, Tabung Oksigen, Obat Luka, Perban, dll);

(5) Rambu – Rambu terdiri dari :


a. Rambu Petunjuk
b. Rambu Larangan
c. Rambu Peringatan
d. Rambu Kewajiban
e. Rambu Informasi
f. Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Lights Stick)

Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) harus diserahkan selambat – lambatnya : 7 (Tujuh) Hari
Kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) Laporan untuk di bahas dan ditetapkan bersama
oleh KPA / PPK dan Penyedia.
4. Rencana Mutu Pekerjaan Konstruksi (RMPK);
Menyusun Rencana Mutu Pelaksaksanaan Kontrak (RMPK), dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan tetap memperhatikan Mutu Pelaksaksanaan Kontrak.

Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak (RMPK) sekurang-kurangnya berisi :


a. Latar Belakang;
b. Informasi kegiatan;
c. Sasaran Mutu;
d. Persyaratan Teknis dan Administrasi;
e. Struktur Organisasi;
f. Tugas, Tanggung Jawab dan Wewenang;
g. Bagan Alir Pelaksanaan Kegiatan;
h. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan;
i. Jadwal Peralatan;
j. Jadwal Material;
k. Jadwal Personil;
l. Jadwal Arus Kas;
m. Rencana dan Metoda Verifikasi, Validasi, Monitoring, Evaluasi, Inspeksi dan Pengujian serta
Kriteria Penerimaannya;
n. Daftar Kriteria Penerimaan;
o. Daftar Induk Dokumen;
p. Daftar Rekaman;
q. Lampiran – Lampiran.

Rencana Mutu Pelaksanaan Kontrak (RMPK) harus diserahkan selambat – lambatnya : 7 (Tujuh)
Hari Kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) Laporan untuk di bahas dan ditetapkan
bersama oleh KPA / PPK dan Penyedia.

5. Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL);


Menyusun Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) dalam pelaksanaan
pekerjaan dilapangan tetap memperhatikan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL)

Melakukan segala kegiatan keteknikan untuk mendukung Pekerjaan Konstruksi dalam mewujudkan
pemenuhan standar keamanan, keselamatan, kesehatan dan keberlanjutan yang menjamin
keselamatan keteknikan konstruksi, keselamatan dan kesehatan tenaga kerja, keselamatan publik
dan lingkungan.

Mengambil langkah-langkah yang memadai dalam rangka memberi perlindungan kepada setiap
orang yang berada di tempat kerja maupun masyarakat dan lingkungan sekitar yang berhubungan
dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja konstruksi dan proses produksi

Penyedia berkewajiban untuk mengambil langkahlangkah yang memadai untuk melindungi


lingkungan baik di dalam maupun di luar tempat kerja dan membatasi gangguan lingkungan
terhadap pihak ketiga dan harta bendanya sehubungan dengan pelaksanaan Kontrak ini, sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai pengelolaan
lingkungan hidup.

Rencana Kerja Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKPPL) harus diserahkan selambat –
lambatnya : 7 (Tujuh) Hari Kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) Laporan untuk di bahas
dan ditetapkan bersama oleh KPA / PPK dan Penyedia.
6. Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL);
Menyusun Rencana Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL), dalam pelaksanaan pekerjaan
dilapangan tetap melaksanakan Manajemen Lalu Lintas.

Menerima kelayakan dan ketersediaan jalur akses menuju lapangan dan Penyedia harus berupaya
menjaga setiap jalan atau jembatan dari kerusakan akibat penggunaan / lalu lintas Penyedia atau
akibat personel Penyedia, maka :
a. Penyedia harus bertanggung jawab atas pemeliharaan yang mungkin diperlukan akibat
pengunaan jalur akses;
b. Penyedia harus menyediakan rambu atau petunjuk sepanjang jalur akses, dan mendapatkan
perizinan yang mungkin disyaratkan oleh otoritas terkait untuk penggunaan jalur, rambu, dan
petunjuk;
c. biaya karena ketidak layakan atau tidak tersedianya jalur akses untuk digunakan oleh
Penyedia, harus ditanggung Penyedia;

Mengamankan kelancaran kerja dan menjamin bahwa jalan yang ada tetap terbuka untuk lalu lintas
dan dijaga agar tetap dalam kondisi aman bagi pemakai jalan maupun bagi pekerja di lapangan.
Untuk maksud tersebut, maka Kontraktor harus :
a. Membuat metode pelaksanaan yang mengutamakan kepentingan lalu lintas.
b. Menyediakan perangkat – perangkat pengamanan lalu lintas secukupnya seperti : rambu –
rambu / papan peringatan, alat komunikasi, dan lain – lain.
c. Menyediakan minimal 2 orang petugas pengatur lalu – lintas (Flagman).

Rencana Manajemen Lalu Lintas (RMLL) harus diserahkan selambat – lambatnya : 7 (Tujuh) Hari
Kerja sejak SPMK diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) Laporan untuk di bahas dan ditetapkan bersama
oleh KPA / PPK dan Penyedia.

7. Surat Perjanjian Perubahan Pekerjaan / Adendum Kontrak dan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Tambah Kurang (apabila diperlukan);

8. Requet Sheet;

9. Laporan Harian yang memuat semua kegiatan yang dilakukan dalam per hari , yang berisi :
- Tenaga kerja
- Bahan - bahan yang digunakan
- Peralatan
- Cuaca
- Pekerjaan - pekerjaan yang diselenggarakan, dan
- Waktu pelaksanaan pekerjaan

10. Laporan Mingguan sebagai Resume Laporan Harian;

11. Laporan Bulanan sebagai Resume Laporan Mingguan , sekurang – kurangnya berisi :
a. Time Schedule;
b. Request Sheet;
c. Laporan Harian;
d. Rincian Progres Mingguan;
e. Dokumentasi;
f. Rekapitulasi Progres Bulanan;
g. Kurva “S” Rencana dan Realisasi;
h. Pelaksanaan Rapat Monitoring dan Evaluasi (MONEV) , dilengkapi dengan Dokumentasi
Rapat dan Notulensi / Berita Acara Hasil Rapat;
i. Laporan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja Konstruksi
(SMK3);
Laporan Kemajuan Pekerjaan Bulanan harus diserahkan selambat-lambatnya : 5 (lima) Hari Kerja
setelah akhir bulan dalam kontrak berjalan, diterbitkan sebanyak 3 (Tiga) Laporan.

Untuk Laporan MC100% atau Laporan Bulan Terakhir sudah harus disampaikan paling lambat 7
(Tujuh) hari kerja sebelum penandatangan Berita Acara Serah Terima Pertama / Profesional Hand
Over (PHO).

12. Laporan Uji Laboratorium;


Laporan Uji Laboratorium harus diserahkan selambat-lambatnya : 14 (Empat Belas) hari kerja
sebelum memulai pekerjaan dilapangan untuk item pekerjaan yang mensyaratkan Uji Laboratorium
sebelum pelaksanaan.

13. Foto Dokumentasi Kegiatan;

14. Gambar Hasil Pelaksanaan (As – Built Drawing) Hasil MC-100%;


Gambar As Build Drawing atau Gambar Purna Laksana, dibuat setelah pelaksanaan pekerjaan
konstruksi dinyatakan selesai 100%, dan sudah harus disampaikan paling lambat 7 (Tujuh) hari
kerja sebelum penandatangan Berita Acara Serah Terima Pertama / Profesional Hand Over (PHO).

15. Laporan Berita Acara Kemajuan Pekerjaan untuk Pembayaran;

16. Laporan Lainnya yang dipersyaratkan.

“SEMUA LAPORAN BERUPA HARD COPY DAN SOFT COPY (PDF)”

16. TANGGUNG JAWAB PENYEDIA KONSTRUKSI

Berdasarkan ketentuan pasal 17 ayat (2) Peraturan Presiden RI No. 16 Tahun 2018 telah disebutkan
bahwa Penyedia Bertanggung Jawab atas :

a. Pelaksanaan Kontrak;
b. Kualitas barang / jasa;
c. Ketepatan perhitungan jumlah atau volume;
d. Ketepatan waktu penyerahan; dan
e. Ketepatan tempat penyerahan.

JENIS KONTRAK DAN METODE PEMILIHAN

17. JENIS KONTRAK DAN CARA PEMBAYARAN


Jenis Kontrak : Harga Satuan
Cara Pembayaran : Termin

18. JENIS PENGADAAN DAN METODE PEMILIHAN


Jenis Pengadaan : Pekerjaan Konstruksi
Metode Pemilihan : Tender Pascakualifikasi 1 File
Metode Evaluasi : Harga Terendah Sistem Gugur
PERSYARATAN PENYEDIA

19. PERSYARATAN SECARA TEKNIS


 Metode Pelaksanaan untuk Pekerjaan Utama (Mayor)

Divisi 7. Struktur
7.1 (6a) Beton struktur fc’25 MPa
7.1 (6a).1Beton struktur fc’25 MPa (Tanpa Perancah)
7.1 (8) Beton, fc'15 MPa
7.1 (9) Beton Siklop, fc'15 MPa
7.1 (10) Beton, fc'10 MPa
Elastomer Baering Pad (30 x35 x 4) cm
7.3 (1) Baja Tulangan Polos-BjTP 280
7.3 (3) Baja Tulangan Sirip BjTP 420A
7.7.(1) Dinding Sumuran Silinder terpasang, Diameter 3 m
7.9.(1) Pasangan Batu
7.10.(3a) Bronjong dengan Kawat yang dilapisi Galvanis
7.11 (6) Expansion Joint Tipe Baja Bersudut
7.13.(1) Sandaran (Railing)
7.14.(1) Papan Nama Jembatan
7.16.(3b) Pipa Drainase PVC Diameter 75 mm

di Uraikan / di Jelaskan pada saat Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak / Pre Construction
Meeting (PCM)

 Memiliki kemampuan menyediakan Peralatan Utama untuk pelaksanaan pekerjaan, yaitu :

Peralatan yang Dikompetisikan :


(Wajib dipenuhi pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak)
NO. JENIS PERALATAN KAPASITAS KEPEMILIKAN JUMLAH
1 Dump Truck 10 Ton Milik / Sewa / Sewa Beli 2 Unit
2 Excavator 80 – 140 HP Milik / Sewa / Sewa Beli 1 Unit
3 Motor Grader >100 HP Milik / Sewa / Sewa Beli 1 Unit
4 Tandem Roller 6 – 8 Ton Milik / Sewa / Sewa Beli 1 Unit
5 Water Tanker Truck 3000 – 4500 Liter Milik / Sewa / Sewa Beli 1 Unit
6 Truk Mixer (Agitator) 3 – 4 M3 Milik / Sewa / Sewa Beli 1 Unit

Peralatan yang Tidak Dikompetisikan :


(Wajib dipenuhi pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak)
NO. JENIS PERALATAN KAPASITAS KEPEMILIKAN JUMLAH
1 Concrete Mixer 0,3 – 0,6 M3 Milik / Sewa / Sewa Beli 2 Unit
2 Dump Truck 3,5 Ton Milik / Sewa / Sewa Beli 2 Unit
3 Generator Set (Genset) 5 KVA Milik / Sewa / Sewa Beli 1 Unit
4 Concrete Vibrator 9300 VPM Milik / Sewa / Sewa Beli 1 Unit
Persyaratan Peralatan , yaitu :
1) Daftar isian peralatan utama beserta:
(a) Bukti kepemilikan peralatan yang berupa milik sendiri yaitu STNK, BPKB, Invoice, Kuitansi,
Bukti Pembelian, Surat Perjanjian Jual Beli, atau Bukti Kepemilikan Lainnya;

(b) Bukti kepemilikan peralatan yang berupa sewa beli yaitu Surat Perjanjian Sewa Beli, Invois
Uang Muka, Kuitansi Uang Muka, Angsuran, atau Bukti Sewa Beli Lainnya;

(c) Bukti peralatan yang berupa sewa yaitu Surat Perjanjian Sewa beserta Bukti Kepemilikan
/ Penguasaan Peralatan dari Pemberi Sewa berupa:
(1) Bukti Kepemilikan Peralatan dari Pemberi Sewa yaitu STNK, BPKB, invois, kuitansi,
Bukti Pembelian, Surat Perjanjian Jual Beli,

atau

(2) Bukti Penguasaan Peralatan Pemberi Sewa dapat berupa :


i. surat pengalihan hak dari pemilik peralatan ke pemberi sewa;
ii. surat kuasa dari pemilik peralatan ke pemberi sewa;
iii. surat penyaaan penguasaan alat ke pemberi sewa; atau
iv. bukti pendukung lainnyayang mencantumkan adanya pemberian kuasa
peralatan dari pemilik peralatan ke pemberi sewa.

2) Pencantuman merek, tipe, dan lokasi peralatan dalam daftar isian peralatan tidak
menggugurkan.

3) Jenis, kapasitas, dan jumlah yang disediakan untuk pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan
yang disyaratkan.

Bukti peralatan milik sendiri / sewa beli / sewa yang disampaikan oleh peserta sebagaimana
dimaksud pada butir (a), butir (b), dan butir (c), TIDAK DILAKUKAN KLARIFIKASI SECARA FISIK.

 Memiliki kemampuan menyediakan Personel Manajerial untuk pelaksanaan pekerjaan, yaitu :

Personel Manajerial yang Dikompetisikan :


(Wajib dipenuhi pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak)
No. Jabatan Dalam Pekerjaan Pengalaman Memiliki Jumlah
Yang Akan Dilaksanakan Kerja Sertifikat Kompetensi Kerja
1 Pelaksana Lapangan min. 2 Tahun SKT = Pelaksana Lapangan 1 Orang
Pekerjaan Jembatan (TS 029)

2 Ahli K3 Konstruksi 3 Tahun SKA = Ahli Muda K3 Konstruksi 1 Orang


(603) = 3 Tahun

atau atau

0 Tahun SKA = Ahli Madya K3 Konstruksi


(603) = 0 Tahun
Personel Manajerial yang Tidak Dikompetisikan :
(Wajib dipenuhi pada saat Rapat Persiapan Penandatanganan Kontrak)
No. Jabatan Dalam Pekerjaan Pengalaman Memiliki Jumlah
Yang Akan Dilaksanakan Kerja Sertifikat Kompetensi Kerja
1 Juru Ukur 1 Tahun SKT = Juru Ukur Pekerjaan 1 Orang
Jalan / Jembatan (TS 048)
2 Mekanik 1 Tahun SKT = Mekanik Alat – Alat Berat 1 Orang
(TM 027)
3 Juru Gambar (Drafter) 1 Tahun SKT = Juru Gambar Pekerjaan 1 Orang
Jalan dan Jembatan (TS 059)
4 Pelaksana Program Mutu 1 Tahun SKT = Teknisi Pekerjaan 1 Orang
Jalan dan Jembatan (TS 024)
5 Operator Komputer 1 Tahun Sertifikat Komputer 1 Orang
atau
Ijazah Jurusan Komputer

Persyaratan Personel Manajerial, yaitu :


1) Daftar Isian Personel Manajerial beserta Daftar Riwayat Pengalaman Kerja atau Referensi
Kerja dari Pejabat Penandatangan Kontrak;
2) Personel Manajerial yang ditawarkan dengan ketentuan:
a. Dalam hal peserta menawarkan Personel Manajerial atau Ahli K3 Konstruksi / Ahli
Keselamatan Konstruksi dengan pengalaman lebih dari yang disyaratkan, maka tidak
digugurkan.
b. Dalam hal disyaratkan jabatan Ahli K3 Konstruksi untuk pekerjaan yang memiliki tingkat
risiko Sedang, peserta dapat menawarkan personel dengan jabatan Ahli K3 Konstruksi /
Ahli Keselamatan Konstruksi.
c. Kompetensi personel manajerial meliputi lama pengalaman bekerja.
d. Pengalaman kerja dihitung berdasarkan Daftar Riwayat Pengalaman Kerja atau
Referensi Kerja dari Pejabat Penandatangan Kontrak.
e. Pengalaman yang disampaikan tanpa melampirkan Daftar Riwayat Pengalaman Kerja
atau Referensi Kerja dari Pejabat Penandatangan Kontrak maka tidak dapat dihitung
sebagai pengalaman.
f. Pengalaman kerja dihitung per tahun tanpa memperhatikan lamanya pelaksanaan
konstruksi (dihitung berdasarkan Tahun Anggaran).
g. Pengalaman kerja yang dinilai adalah pengalaman kerja setelah personel lulus
pendidikan minimal sesuai persyaratan untuk memperoleh SKA / SKT.
h. Penilaian Pengalaman Pelaksana Lapangan dilakukan terhadap pengalaman dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi;
i. Penilaian pengalaman Ahli K3 Konstruksi dilakukan terhadap pengalaman keahlian K3
dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi;
j. Perhitungan pengalaman personel manajerial ditentukan berdasarkan:
- Daftar Riwayat Pengalaman Kerja;
atau
- Referensi Kerja dari Pejabat Penandatangan Kontrak.

 Bagian Pekerjaan yang di Sub – Kontrak : Tidak Ada


 Rencana Keselamatan Konstruksi (RKK) :
A. Kepemimpinan dan Partisipasi Pekerja dalam Keselamatan Konstruksi
A.1. Kepedulian pimpinan terhadap Isu eksternal dan internal;
A.2. Pakta Komitmen Keselamatan Konstruksi

B. Perencanaan Keselamatan Konstruksi


B.1. Identifikasi bahaya, Penilaian resiko, Pengendalian dan Peluang.

DESKRIPSI RISIKO PENILAIAN TINGKAT RISIKO

JENIS PERSYARATAN PENGENDALIAN


No URAIAN NILAI TINGKA
BAHAYA PEMENUHAN PERATURAN AWAL KEMUNGKINAN KEPARAHAN
PEKERJAA RISIKO T
(Tipe (F) (A) RISIKO
N (F X A)
Kecelakaan) (TR)
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Galian Terkena alat luka Permen PUPR Pembuatan Manual, 2 3 6 Sedang
Struktur galian ringan/ No. 21 Tahun Prosedur, instruksi
dengan (Manuver berat/ 2019 Kerja, Ijin Kerja dan
kedalaman peralatan) Meninggal Formulir, Pelatihan K3 ,
0 – 2 Meter dan Material Dunia Pengarahan K3 (safety
Galian briefing): Pertemuan
(Batu) Keselamatan (safety
Talk dan/atau Tool Box
Meeting), Simulasi K3
oleh Petugas K3

Tertabrak Permennaker Pengadaan Alat 2 3 6 Sedang


kendaraan no. 5 Tahun Pelindung Diri terdiri
yang 2018 atas : Topi Pelindung,
melintas Pelindung Pernapasan
dan Mulut (Masker),
Sarung Tangan, Sepatu
Keselamatan, Rompi
dan Alat Pelindung Kerja

Sisa Sesuai Pengadaan Asuransi 2 3 6 Sedang


material/ standart SOP BPJS Ketenagakerjaan
Buangan dan Kesehatan Kerja,
hasil galian Peralatan P3K (Kotak
P3K, Tandu, Tabung
Oksigen, Obat Luka,
Perban, dll)
Terkena Pemasangan Turap 2 3 6 Sedang
Longsoran Pengaman
Polusi udara Pemasangan Rambu - 2 3 6 Sedang
Rambu terdiri atas :
Rambu Petunjuk,
Rambu larangan,
Rambu Peringatan,
Rambu Kewajiban,
Rambu Informasi,
Penggunaan Tongkat
Pengatur Lalu Lintas
oleh Petugas Pengatur
Lalu Lintas (Flagman)

B.2. Rencana Tindakan (Sasaran Khusus dan Program Khusus)


C. Dukungan Keselamatan Konstruksi
1. Sumber Daya
2. Kompetensi
3. Kepedulian
4. Komunikasi
5. Informasi Terdokumentasi

D. Operasi Keselamatan Konstruksi


1. Perencanaan dan Pengendalian Operasi
2. Kesiapan dan Tanggapan Terhadap Kondisi Darurat

E. Evaluasi Kinerja Keselamatan Konstruksi


1. Pemantauan dan Evaluasi
2. Tinjauan Manajemen
3. Peningkatan Kinerja Keselamatan Konstruksi

(Rencana Keselamatan Konstruksi atau yang disingkat dengan RKK adalah dokumen lengkap
perencana penerapan Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi (SMKK) dan merupakan satu
kesatuan dengan dokumen kontrak suatu pekerjaan konstruksi, yang dibuat dan disetujui oleh
Pengguna Jasa, untuk selanjutnya dijadikan sebagai sarana interaksi antara Penyedia Jasa
dengan Pengguna Jasa dalam penerapan SMKK).

20. PERSYARATAN SECARA KUALIFIKASI


a. Peserta yang berbadan usaha harus memiliki perizinan usaha di Bidang Jasa Konstruksi yaitu :
Nomor Induk Berusaha (NIB) = KBLI 42102 (Konstruksi Bangunan Sipil Jembatan,
Jalan Layang , Fly Over, dan Underpass)
b. Persyaratan kepemilikan Sertifikat Badan Usaha (SBU), dengan Kualifikasi yaitu :
- Bidang Usaha = Kecil,
- Klasifikasi Bidang Usaha = Bagunan Sipil,
- Subklasifikasi = *) SI – 004 Jasa Pelaksana Konstruksi Jembatan
Jalan Layang, Terowongan dan Subways
Subklasifikasi = atau
Subklasifikasi = *) BS – 002 Konstruksi Bangunan Sipil Jembatan,
Jalan Layang , Fly Over, dan Underpass
c. Mempunyai status valid keterangan Wajib Pajak berdasarkan hasil Konfirmasi Status Wajib Pajak;
d. Memiliki akta pendirian perusahaan dan akta perubahan perusahaan (apabila ada perubahan);
e. Tidak masuk dalam Daftar Hitam, keikutsertaannya tidak menimbulkan pertentangan kepentingan
pihak yang terkait, tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak
sedang dihentikan dan/atau yang bertindak untuk dan atas nama Badan Usaha tidak sedang
dalam menjalani sanksi pidana, dan pengurus/pegawai tidak berstatus Aparatur Sipil Negara,
kecuali yang bersangkutan mengambil cuti diluar tanggungan Negara;
f. Memiliki pengalaman paling kurang 1 (satu) Pekerjaan Konstruksi dalam kurun waktu 4 (empat)
tahun terakhir, baik di lingkungan pemerintah atau swasta termasuk pengalaman subkontrak.
g. Untuk kualifikasi Usaha Kecil yang baru berdiri kurang dari 3 (tiga) tahun:
1. Dalam hal Penyedia belum memiliki pengalaman, ketentuan huruf h dikecualikan untuk
pengadaan dengan nilai paket sampai dengan paling banyak Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar
lima ratus juta rupiah);
2. Harus mempunyai 1 (satu) pengalaman pada bidang yang sama, untuk pengadaan dengan
nilai paket pekerjaan paling sedikit di atas Rp 2.500.000.000,00 (dua miliar lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 15.000.000.000,00 (lima belas miliar rupiah).
j. Memenuhi Sisa Kemampuan Paket (SKP) dengan perhitungan :
SKP = 5 – P
P = jumlah paket yang sedang dikerjakan.

Anda mungkin juga menyukai