Anda di halaman 1dari 102

SPESIFIKASI TEKNIS

A. PEKERJAAN PERSIAPAN

Bagian I. Umum

1. Lokasi Pekerjaan

Pekerjaan : Pembangunan Prasarana Pengendali Banjir Sungai Progo Hulu


dan Anak-Anak Sungainya
Lokasi : Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah
Tahun Anggaran : 2022
Satker/ PPK : SNVT PJSA Serayu Opak/ PPK Sungai dan Pantai II

2. Ruang Lingkup Kontrak


Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan Daftar Kuantitas dan Harga yang tercantum
dalam dokumen lelang.

3. Jalan Masuk ke Daerah Kerja


Jalan masuk ke dan melalui daerah kerja dapat menggunakan jalan-jalan setempat
yang berhubungan dengan jalan raya yang berdekatan dengan daerah kegiatan.
Penyedia Jasa hendaknya berpegang pada semua peraturan dan ketentuan hukum
yang berhubungan dengan penggunaan arah angkutan umum dan bertanggung jawab
terhadap kerusakan akibat penggunaan jalan tersebut dan untuk semua pekerjaan
tersebut sudah termasuk didalam pekerjaan lumpsum.
Sebelum menggunakan jalan tersebut penyedia jasa diminta untuk membuat
permohonan tertulis dan mendapat ijin oleh Pejabat Pemerintah setempat.
Pengguna Jasa tidak bertanggung jawab terhadap penggunaan jalan masuk atau
bangunan yang digunakan oleh Penyedia Jasa selama pelaksanaan pekerjaan. Apabila
terjadi kerusakan terhadap jalan yang dipergunakan selama kegiatan berlangsung jasa
berkewajiban memperbaiki untuk mengenbalikan kondisi jalan seperti semula.

1
5. Pengukuran dan Setting Out
a. Kontraktor harus melakukan pengukuran dan perletakan serta perhitungan untuk
mendapatkan lokasi yang akurat dari saluran drainase eksisting serta lokasi
pembuatan tanggul sesuai dengan yang ada di gambar yang disetujui.
b. Pekerjaan meliputi pengadaan pekerja, ahli pengukur, peralatan pengukuran dan
perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan spesifikasi “Pengukuran dan
Setting Out”.

6. Gambar-gambar
a. Gambar-gambar Pekerjaan Tetap
(a) Gambar Kontrak / Gambar Tender
Semua gambar-gambar yang diterima oleh Penyedia Jasa ada awal pekerjaan
adalah gambar kontrak dan gambar tersebut harus telah ditanda-tangani oleh
Pengguna Jasa.
(b) Gambar-gambar Pelaksanaan / Gambar Kerja (Construction Drawing)
Penyedia Jasa wajib menggunakan gambar-gambar kontrak sebagai dasar
untuk mempersiapkan gambar-gambar pelaksanaan lengkap dengan
detailnya dan harus dimintakan persetujuan Pengguna Jasa sebelum
dilaksanakan.
(c) Penyedia Jasa harus menyediakan 1(satu) set gambar-gambar lengkap di
lapangan.
Pekerjaan yang dilaksanakan sebelum ada persetujuan Pengguna Jasa adalah
menjadi resiko Penyedia Jasa. Persetujuan Pengguna Jasa terhadap gambar-
gambar tersebut tidak akan meringankan tanggung jawab Penyedia Jasa atas
kebenaran gambar tersebut.
b. Gambar-gambar yang sebenarnya terbangun / terpasang (Shop Drawing)
(a) Selama masa pelaksanaan Penyedia Jasa harus menyiapkan dan menyimpan
satu set gambar yang dilaksanakan paling akhir untuk tiap-tiap pekerjaan.
Pada gambar yang memperlihatkan perubahan yang sudah dikerjakan sesuai
dengan kontrak, sejauh gambar tersebut sudah dilaksanakan kemudian dicap
”sudah dilaksanakan”.

2
(b) Gambar-gambar yang dilaksanakan akan diperiksa tiap bulan di lapangan
oleh direksi dan tiap hari oleh pengawas pekerjaan, apabila ditemukan hal-
hal yang tidak memuaskan maka harus diperbaiki.
(c) Penyedia jasa harus menyerahkan gambar shop drawing yang telah disetujui
oleh Pengguna Jasa dalam 5 set cetakan yang dijilid ukuran A3.
c. Gambar purna laksana (Asbuilt Drawing)
(a) Penyedia jasa harus menyiapkan gambar purna laksana (asbuilt drawing)
sesuai dengan bangunan yang telah terpasang di lokasi pekerjaan.
(b) Gambar-gambar untuk pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan akan
diperiksa oleh direksi dan pengawas pekerjaan, apabila ditemukan hal-hal
yang tidak sesuai maka harus diperbaiki.
(c) Penyedia Jasa harus menyerahkan gambar pelaksanaan yang telah
disetujuioleh Pengguna Jasa dalam softcopy, 5 set cetakan yang dijilid
ukuran A3.

7. Standar
Semua bahan dan mutu pekerjaan harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan dari
Standar Nasional Indonesia (SNI).
Bila ada pasal-pasal pekerjaan yang tidak ada dalam Standar Nasional Indonesia,
maka dapat dipakai standar lain yang disetujui oleh Direksi / Pengawas pekerjaan dan
sesuai dengan spesifikasi ini.
Semua bahan dan mutu pekerjaan yang sepenuhnya diperinci di sini atau tidak
dicakup oleh Standar Nasional haruslah bahan dan mutu pekerjaan kelas utama.
Direksi / Pengawas akan menetapkan apakah semua atau sebagian bahan yang
dipesan atau diantarkan untuk penggunaan dalam pekerjaan, sesuai untuk pekerjaan
tersebut dan keputusan Direksi / Pengawas dalam hal ini pasti dan menentukan. Jika
terjadi perselisihan paham pemeriksaan bahan dalam biaya dibebankan pada Penyedia
Jasa.

3
8. Program Pelaksanaan dan Laporan
(a) Program Pelaksanaan
Penyedia Jasa harus melaksanakan program pelaksanaan / time schedule sesuai
dengan syarat-syarat kontrak.
(b) Laporan Kemajuan Pelaksanaan
Sebelum tanggal sepuluh setiap bulan atau pada suatu waktu yang ditentukan
Direksi/Pengawas pekerjaan, Penyedia Jasa harus menyerahkan 5 (lima) salinan
laporan kemajuan bulanan dalam bentuk yang bisa diterima oleh
Direksi/Pengawas pekerjaan, yang menggambarkan secara detail kemajuan
pekerjaan selama bulan terdahulu.
Laporan sekurang-kurangnya harus berisi hal-hal sebagai berikut :
(i) Prosentase kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang dicapai pada
bulan laporan maupun prosentase rencana yang diprogramkan pada bulan
berikutnya.
(ii) Prosentase dari tiap pekerjaan pokok yang diselesaikan maupun prosentase
rencana yang diprogramkan harus sesuai dengan kemajuan yang dicapai
pada bulan laporan.
(iii) Rencana kegiatan dalam waktu dua bulan berturut-turut dengan ramalan
tanggal permulaan dan penyeselaian.
(iv) Daftar tenaga buruh setempat.
(v) Daftar perlengkapan kontruksi peralatan dan bahan di lapangan yang
digunakan untuk pelaksanaan pekerjaan termasuk yang sudah datang dan
dipindahkan dari lapangan.
(vi) Jumlah volume pekerjaan yang merupakan bagian pekerjaan tetap harus
diuraikan sebagai berikut :
a) Jumlah volume dari berbagai pekerjaan galian dan timbunan.
b) Jumlah volume dari pekerjaan pasangan batu yang diselesaikan.
c) Jumlah banyaknya bangunan dan lain-lain.
(vii) Daftar besarnya pembayaran terakhir yang diterima dan dibutuhkan
pembayaran yang diperlukan pada bulan berikutnya.
(viii) Hal-hal lain yang diminta sesuai dengan kontrak, dan masalah yang timbul
atau berhubungan dengan pelaksanaan selama bulan laporan.

4
(ix) Selain laporan bulanan Penyedia Jasa diharuskan membuat laporan mingguan
dan laporan harian dalam bentuk yang bisa diterima oleh direksi, yang
menggambarkan secara detail kemajuan pekerjaan terdahulu serta prosentase
kemajuan pekerjaan berdasarkan kenyataan yang telah dicapai serta
membandingkannya dengan prosentase rencana yang ada.

9. Rencana Kerja Harian, Mingguan dan Bulanan


Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap Rencana Kerja Mingguan yang
disetujui oleh Direksi/Pengawas Pekerjaan setiap akhir minggu dan untuk minggu-
minggu berikutnya. Rencana tersebut harus sudah termasuk pekerjaan tanah,
pekerjaan konstruksi lainnya yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,
pengadaan tanah, pengangkutan bahan dan peralatan serta lain-lain yang diminta
Direksi / Pengawas pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyerahkan 2 (dua) rangkap rencana kerja harian secara tertulis
untuk semua kemajuan yang sudah disetujui oleh Direksi / Pengawas pekerjaan setiap
hari maupun untuk hari-hari berikutnya. Rencana kerja harus mencakup pekerjaan
tanah, pekerjaan beton dan kegiatan lain yang berhubungan dengan pelaksanaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan Rencana Kerja Bulanan dengan sistem bar-chart
pada akhir bulan dan untuk bulan-bulan berikutnya. Rencana Kerja ini harus
memperlihatkan tenggang waktu dari mulai sampai akhir kegiatan utama dengan
volume pekerjaannya. Rencana kerja ini harus diserahkan kepada Direksi / Pengawas
pekerjaan pada hari ketiga tiap bulan untuk perbaikan dan perubahan.

10. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan


Rapat tetap antara Direksi / Pengawas pekerjaan dan Penyedia Jasa diadakan
seminggu sekali pada tempat dan waktu yang telah disetujui oleh Direksi / Pengawas
pekerjaan. Maksud daripada rapat ini membicarakan kemajuan pekerjaan yang
sedang dilakukan, pekerjaan yang diusulkan untuk seminggu selanjutnya dan
membahas permasalahan yang timbul agar dapat segera diselesaikan. Sedangkan
rapat bulanan diadakan sebulan sekali dipimpin oleh PPK dan dihadiri oleh Penyedia
Jasa dan Direksi / Pengawas pekerjaan.

5
11. Bahan dan Perlengkapan yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
(a) Umum
Bila Penyedia Jasa dalam mengusulkan penyediaan bahan dan perlengkapan
tidak sesuai dengan standar, Penyedia Jasa harus segera memberitahukan kepada
Direksi / Pengawas pekerjaan.
(b) Perlengkapan Konstruksi
Penyedia Jasa harus segera menyediakan semua perlengkapan konstruksi yang
diperlukan dalam pelaksanaan dalam jumlah yang cukup. Apabila Direksi /
Pengawas pekerjaan memandang belum sesuai dengan Kontrak, maka Penyedia
Jasa harus segera memenuhi kekurangannya dalam penyediaan semua
perlengkapan dan peralatan, lengkap dengan spare parts yang cukup dan
memeliharanya agar pekerjaan dapat dikerjakan dengan sempurna.
(c) Bahan Pengganti
Penyedia Jasa harus mendatangkan bahan yang ditentukan, bila bahan tersebut
tidak tersedia di pasaran maka dapat digunakan bahan pengganti dengan
mendapat ijin tertulis dari Pengguna Jasa. Harga satuan dalam volume pekerjaan
tidak akan disesuaikan dengan adanya pertambahan harga antara bahan yang
ditentukan dengan bahan pengganti dan kualitas bahan pengganti sama dengan
bahan yang diganti.
(d) Pemeriksaan Bahan dan Perlengkapan
Perlengkapan dan bahan yang disediakan oleh Penyedia Jasa akan dilakukan
pemeriksaan sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak pada salah satu atau lebih
tempat yang ditentukan Direksi / Pengawas pekerjaan :
(a) Tempat produksi dan pembuatan
(b) Tempat pengapalan
(c) Lapangan
Penyedia Jasa supaya menyerahkan penjelasan yang menyangkut perlengkapan
dan bahan kepada Pengguna Jasa sesuai yang dimintanya untuk tujuan
pemeriksaan, tetapi bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa dari
tanggung jawabnya untuk menyediakan perlengkapan dan bahan sesuai dengan
spesifikasi.

6
(e) Spesifikasi, Brosur dan Data yang harus disediakan oleh Penyedia Jasa
Penyedia Jasa supaya menyerahkan kepada Pengguna Jasa tiga set spesifikasi
yang lengkap, brosur dan data bahan dan perlengkapan untuk mendapat
persetujuan, dan harus disediakan sesuai dengan Kontrak dalam waktu 30 (tiga
puluh) hari dari sejak penerimaan Surat Perintah Kerja. Persetujuan dari
spesifikasi, brosur dan data bagaimanapun juga tidak meringankan Penyedia Jasa
dari tanggung jawabnya dalam hubungannya dengan Kontrak.

12. Survey dan Pengukuran Pekerjaan


(a) Bench Marks
Tanda dasar untuk Proyek merupakan Bench Mark yang terletak berdekatan
dengan Lokasi Pekerjaan seperti terlihat pada Gambar. Ketinggian dari Bench
Mark ini adalah didasarkan pada titik tetap utama.
Bench Mark yang lain dan titik referensi yang terletak pada Gambar diberikan
kepada Penyedia Jasa sebagai referensi. Sebelum menggunakan suatu Bench
Mark dan titik referensi kecuali Bench Mark dasar untuk setting out pekerjaan.
Penyedia Jasa harus melakukan pengukuran/pemeriksaan atas ketelitiannya.
Pengguna Jasa tidak akan bertanggung jawab atas ketelitian Bench Mark yang
lain begitu juga dengan titik referensinya.
Penyedia Jasa perlu mendirikan Bench Mark tambahan sementara untuk
kemudahannya, tetapi setiap Bench Mark sementara yang didirikan, rencana
dan tempatnya harus disetujui oleh Direksi / Pengawas pekerjaan dan akan
merupakan ketelitian yang berhubungan dengan Bench Mark yang didirikan
oleh Direksi / Pengawas pekerjaan atau Pejabat lain yang ditunjuk oleh
Pengguna Jasa.
(b) Permukaan Tanah Asli untuk Tujuan Pengukuran
Muka tanah yang terlihat pada gambar dianggap betul sesuai dengan Kontrak.
Apabila terjadi keraguan dari Penyedia Jasa kebenaran dari muka tanah,
sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari sebelum mulai bekerja, Penyedia Jasa
memberitahukan kepada Direksi / Pengawas pekerjaan secara tertulis untuk
menyesuaikan dan melaksanakan pengukuran kembali ketinggian muka tanah
tersebut.

7
Dalam segala hal sebelum memulai melaksanakan pekerjaan tanah Penyedia
Jasa akan mengukur dan mengambil lokasi ketinggian lokasi pekerjaan, dengan
menggunakan Bench Mark atau tidak referensi yang disetujui Direksi /
Pengawas pekerjaan. Pengukuran volume yang dikerjakan dibuat berdasarkan
ketinggian yang disetujui.
(c) Peralatan untuk Pengukuran
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memelihara peralatan pengukuran untuk
dipakai sendiri dan Direksi / Pengawas pekerjaan. Alat dan perlengkapan itu
harus baik dan layak dipakai dan sebelumnya harus di check oleh Direksi /
Pengawas pekerjaan dan harus diganti jika hilang atau rusak. Semua alat-alat
dan perlengkapan itu tetap menjadi milik Penyedia Jasa.
Penjelasan secukupnya harus diserahkan bersama penawaran, untuk
memungkinkan Direksi / Pengawas pekerjaan menilai mutu daripada alat-alat
dan perlengkapan yang akan disediakan Penyedia Jasa. Alat-alat dan
perlengkapan itu tidak boleh ditukar dalam waktu pelaksanaan kontrak, kecuali
dengan ijin atau perintah Direksi / Pengawas pekerjaan.

13. Pekerjaan Sementara


(a) Umum
Penyedia Jasa akan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan, spesifikasi,
pelaksanaan dan berikut pemindahan semua pekerjaan sementara untuk
pelaksanaan pekerjaan sebaik-baiknya. Detail dari pekerjaan sementara dimana
Penyedia Jasa bermaksud untuk melaksanakan di lapangan, pertama-tama
diserahkan kepada Pengguna Jasa untuk mendapatkan persetujuan sesuai
dengan prosedur dalam Spesifikasi Teknis. Apabila Penyedia Jasa bermaksud
mengajukan alternatif untuk pekerjaan sementara di luar daerah lapangan
seperti terlihat pada Gambar, semua biaya yang dibutuhkan untuk
melaksanakan termasuk pembebasan tanah, sewa tanah dan sebagainya,
ditanggung oleh Penyedia Jasa dan biayanya sudah termasuk pada uraian
pekerjaan pada daftar volume pekerjaan. Keterlambatan tidak akan
meringankan Penyedia Jasa terhadap tanggung jawab untuk memenuhi
ketentuan dalam Kontrak. Dalam hal tersebut tidak diberikan perpanjangan
waktu bila terjadi keterlambatan.
8
(b). Lapangan Kerja
Lapangan kerja seperti terlihat pada gambar yang digunakan untuk pelaksanaan
pekerjaan, dijamin oleh Pengguna Jasa dan bebas biaya pembebasan
tanah.Penyedia Jasa sedapat mungkin melaksanakan pekerjaan sementara pada
lokasi seperti pada gambar atau seperti petunjuk Direksi / Pengawas pekerjaan.
Penyedia Jasa hendaknya membatasi kegiatan peralatan dan anak buahnya pada
tanah yang sudah dibebaskan, termasuk arah jalan masuk yang disetujui Direksi
/ Pengawas pekerjaan sehingga mengurangi kerusakan supaya diperbaiki.
Sebelum diterimanya pekerjaan oleh Pengguna Jasa tanah harus dikembalikan
ke keadaan semula. Penyedia Jasa bertanggung jawab langsung kepada
Pengguna Jasa untuk semua kerusakan misalnya kerusakan tanaman atau tanah
hasil galian baik milik Pengguna Jasa atau orang lain. Penyedia Jasa mengganti
kerugian terhadap semua kehilangan dan tuntutan karena kerusakan tersebut
sesuai dengan ketentuan dalam Kontrak.
(c) Kantor Direksi , Perumahan Staf, Gudang, Bengkel, Pemondokan Buruh dsb
(tergantung kondisi dan keperluan proyek)
Penyedia Jasa harus menyediakan, memelihara dan memindahkan bangunan
sementara seperti kantor direksi, perumahan staf, gudang, bengkel,
pemondokan buruh dan memindahkan bangunan sementara lainnya setelah
selesai pekerjaan.
Penyedia Jasa harus menyediakan sebuah bangunan sekurang-kurangnya 45 m2
yang terdiri dari 3 ruang kira-kira 15 m2 dilengkapi dengan peralatan
secukupnya serta satu toilet dan kamar mandi luas 4 m2.
Kantor tersebut harus dibangun dengan baik, tahan air dan dilengkapi dengan
jendela untuk memberikan penerangan yang cukup untuk setiap ruang dan
dilindungi dengan terali besi dan kerai, diberi fasilitas air minum, alat
penerangan, pembuangan dan alat komunikasi. Semua biaya untuk keperluan
tersebut ditanggung Penyedia Jasa.
Penyedia Jasa supaya menyerahkan rancangan tempat kerja dan bangunan
sementara secara umum kepada Direksi / Pengawas pekerjaan untuk
mendapatkan persetujuan pada waktu yang ditetapkan. Pelaksanaan pekerjaan
tidak boleh dimulai sebelum mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas
pekerjaan.
9
Perumahan staf dan pemondokan buruh harus dilengkapi dengan semua
pelayanan yang perlu seperti pembuangan saluran air bersih, penerangan, jalan,
gang, tempat parkir, pemagaran, kesehatan, ruang masak, pencegahan
kebakaran dan peralatan pencegahan api sesuai dengan batas yang ditentukan
dalam Kontrak.
(d) Pengalihan Sementara dari Fasilitas Umum yang ada
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menganggu saluran irigasi yang ada selama
pelaksanaan pekerjaan. Bila pengalihan sementara dari fasilitas umumyang ada
merupakan satu-satunya penyelasaian masalah, maka Penyedia Jasa supaya
menyerahkan rencana pengalihan sementara untuk mendapatkan persetujuan
Pengguna Jasa. Setelah rencana itu disetujui oleh Pengguna Jasa, pelaksanaan
pekerjaan pengalihan sementara harus sesuai dengan rencana yang telah
disetujui.

14. Keamanan dan Pemeriksaan Kesehatan


(a) Umum
Semua keamanan dan pemeriksaan kesehatan yang perlu selama pelaksanaan
pekerjaan, antara lain pengaturan kesehatan, pembersihan lapangan, bahan
peledak dan bensin, pemagaran sementara, keamanan dan pencegahan
kebakaran, dibuat dan dipelihara oleh Penyedia Jasa atas biaya Penyedia Jasa.
harus bertanggung jawab terhadap semua keamanan dan kesehatan. Tidak ada
pembayaran tambahan, dan dalam hal ini semua biaya sudah termasuk dalam
harga kontrak.
(b) Sistem Pengawasan Keamanan
Penyedia Jasa supaya mengatur sistim pengawasan keamanan dan
organisasinya dan diserahkan untuk mendapatkan persetujuan kepada Pengguna
Jasa.Sistim pengawasan keamanan dengan kapasitas peralatan dan tenaga yang
cukup untuk menghindari kecelakaan dan kerusakan terhadap manusia dan
barang milik yang bersangkutan.
Sistim pengawasan keamanan harus dilaksanakan sesuai dengan program yang
disetujui dan berpegang pada hukum/peraturan yang berlaku di Indonesia.

10
(c) Peraturan Kesehatan
Penyedia Jasa harus mengusahakan lapangan kerja dalam keadaan bersih dan
keadaan sehat serta memperlengkapi/memelihara kemudahan untuk
penggunaan tenaga yang dikerjakan pada suatu tempat yang telah disetujui oleh
Direksi / Pengawas pekerjaan dan oleh Pemerintah setempat.
Penyedia Jasa hendaknya juga membuat pengumuman dan mengambil langkah-
langkah pencegahan yang perlu untuk menjaga agar lapangan kerja tetap bersih.
(d) Bahan Peledak dan Bensin
Penyedia Jasa hendaknya membuat peraturan untuk mengangkut dan
menyimpan/ mengendalikan bahan peledak dan bensin seaman mungkin untuk
melindungi masyarakat sesuai dengan hukum dan peraturan keamanan yang
berlaku.
Penyedia Jasa harus memiliki semua Surat Keterangan yang diperlukan dan
membayar semua biaya yang diperlukan untuk pemindahan bahan peledak dan
bahan bakar dari suatu tempat ke tempat lainnya dan menyimpan dengan baik
seperti semula.
Penyedia Jasa supaya menyediakan dan memasang sistim peringatan yang
cukup dan memberikan peringatan kepada masyarakat mengenai bahaya yang
mungkin timbul sehubungan dengan bahan peledak.
Penyedia Jasa harus yakin bila hendak mengeluarkan bahan peledak bahwa
daerah yang akan diledakkan benar-benar kosong dari semua penduduk, orang
jalan kaki dan lalu lintas kendaraan. Penyedia Jasa harus memasang papan
nama pada setiap jalan masuk ke daerah tersebut sehingga mencegah lalu lintas
masuk ke daerah tersebut dengan memberikan pengumuman bahwa daerah itu
tidak aman.
Tempat gudang bahan peledak harus disetujui oleh Pengguna Jasa.Bensin di
atas tanah dan tanki gas minyak tidak diperbolehkan diletakkan pada batas
perkampungan atau lebih dekat dari pada 100 m ke bangunan yang ada di
lapangan.
Penyedia Jasa tidak diperbolehkan menggunakan bahan peledak tanpa
persetujuan Direksi / Pengawas pekerjaan, Penyedia Jasa bertanggung jawab
pada saat pelaksanaan peledakan.

11
(e) Pencegahan Kebakaran
Penyedia Jasa harus melakukan setiap pencegahan dan melindungi api yang
terjadi pada atau sekitar lapangan kerja dan harus menyediakan segala yang
diperlukan/ peralatan pencegahan kebakaran yang cukup, untuk siap digunakan
pada semua bangunan air dan bangunan gedung atau pekerjaan yang sedang
dalam pelaksanaan, termasuk perkampungan tempat tinggal, pemondokan
buruh dan bangunan gedung lainnya. Penyedia Jasa akan memelihara peralatan
dan perlengkapan pemadam kebakaran yang dibutuhkan dalam keadaan baik
sampai pekerjaan diterima oleh Pengguna Jasa.
Penyedia Jasa harus berusaha keras untuk memadamkan kebakaran yang terjadi
di lapangan kerja.
Dalam hal ini Penyedia Jasa menyediakan perlengkapan yang mutlak
diperlukan dan tenaga buruh yang dikerjakan di lapangan, termasuk peralatan
dan tenaga Sub Kontrak.

15. Foto-foto dan Video Drone


Penyedia Jasa harus menyediakan foto dan video drone untuk laporan progress
pekerjaan pada lokasi yang ditentukan oleh direksi/pengawas pekerjaan. Minimum
lima gambar harus diambil pada tiap lokasi yang sama yang memperlihatkan
keadaan sebelum mulai pekerjaan (0%), keadaan dalam tahap konstruksi
25%,50%,75% dan keadaan dalam tahap penyelesaian 100%. Enam set album harus
diserahkan kepada direksi/pengawas pada saat penyelesaian pekerjaan.

16. Mutual Check


(a) Sistem Pekerjaan
Sistem Pelaksanaan Pekerjaan ini adalah kontrak harga satuan
(b) Uraian Pekerjaan Mutual Check yang dilaksanakan Penyedia Jasa
Mutual Check (MC) 0%
- Pelaksanaan Mutual Check 0% diadakan berpedoman pada gambar kontrak
- Membuat perhitungan Bill of Quantity (BOQ) dan RAB untuk selanjutnya
diteliti/diperiksa kebenarannya dan setelah mendapat persetujuan maka
Penyedi jasa dapat melaksanakan pekerjaan tersebut.
12
- Membuat gambar-gambar hasil pengukuran kembali (Uitsetten) profil
memanjang dan melintang termasuk gambar detail dengan mengikuti standar
penggambaran Tender Drawing
- Gambar-gambar hasil uitsetten menjadi dasar untuk pelaksanaan konstruksi
lapangan.
- Semua gambar-gambar hasil mutual chek diperbanyak 4 kali.
Mutual Check (MC) 100%
- Mutual check 100% untuk mendapatkan pekerjaan yang sebenarnya
dilaksanakan (Asbuilt Drawing)
- Dari hasil MC 100% dengan asbuilt drawing sebagai dasar pembayaran
volume pekerjaan yang telah selesai dikerjakan.
- Semua asbuilt drawing dibuat rangkap 5
(c) Penilaian dan Pembayaran
Semua pengeluaran yang timbul untuk semua kebutuhan Mutual Check menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa
(d) Jangka Waktu Pelaksanaan Mutual Check
- Jangka waktu pelaksanaan Mutual Check akan diatur/ditentukan pengguna
jasa
- Jika tidak ditentukan lain pengajuan biaya tamnahan/pengurangan biaya,
paling lambat 1 bulan sebelum jangka waktu pelaksanaan berakhir sudah
harus disampaikan kepada Pengguna Jasa.
- Segala ketentuan-ketentuan yang belum diatur dalam Mutual Check ini
ditentukan kemudian oleh Pengguna Jasa.

17. Pihak kontraktor melakukan terlebih dahulu proses Study Geolistrik disekitar
lokasi Umbul Jumprit . Hal ini wajib dilakukan untuk mencegah terjadinya
aquifer yang bisa saja terjadi apabila dalam melakukan proses bore pile . Apabila
hasil study Geolistrik tersebut menyatakan bahwa loaksi rencana titik bore pile
aman baru pihak kontraktor bisa melakukan bore pile.

18. Kontraktor wajib melakukan soil investigation ( soil mektan ) deep bore dan
geolistrik. Pelaksanaan soil mektan menunggu hasil Study Geolistrik terlebih
dahulu ,agar rencana titik soil mektan tersebut benar benar aman dari aquifier.

13
19. Soil mektan direkomendasikan sebanyak 2 ( dua titik ) ini dikarenakan jarak
rencana support pipa transmisi dan perkuatan tebing tersebut sepanjang 150
meter.

20. Akan tetapi jika lokasi dan kondisi lapangan tidak mendukung bisa dilakukan satu
titik deep bore soil mektan tersebut dengan kedalaman dari top soil sekitar 30 m.

21. Kontraktor wajib melakukan penggalian dan atau pengeboran yang berhubungan
dengan penyelidikan tanah pada pengeboran yang berhubungan denngan
penyelidikan tanah yang telah ditentukan di lapangan atas persetujuan
direksi/team supervise serta melakukan study geolistrik.

22. Pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan akan mencakup contoh tanah "undisturb"


atau "disturb" dari material pondasi untuk pemeriksaan (analisa), pengetesan
langsung pada pondasi dengan disaksikan oleh Direksi dan menyerahkan contoh-
contoh (samples) kepada Direksi untuk pengetesan laboratorium.

23. Kontraktor akan menyerahkan hasil penyelidikan tanah dan Geolistrik kepada
Direksi dengan segera untuk mendapatkan persetujuan Direksi.

24. Rapat bersama untuk membicarakan kemajuan pekerjaan


Rapat antara direksi / pengawas pekerjaan dan penyedia jasa diadakan seminggu
sekali pada tempat dan waktu yang telah disetujui bersama. Maksud dari rapat ini
adalah untuk membicarakan kemajuan pekerjaan yang sedang dilakukan,
pekerjaan yang dilakukan selanjutnya dan membahas permasalahan yang timbul
agar seggera dapat diselesaikan. Sedangkan rapat bulanan diadakan sebulan sekali
dipimpin oleh PPK dihadiri oleh Penyedia Jasa dan direksi/pengawas pekerjaan.

14
B. PEKERJAAN KONSTRUKSI

PASAL 1
MACAM-MACAM PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi :
I. MATA PEMBAYARAN UMUM
1. Mobilisasi dan Demobilisasi
2. Kistdam dan Ppengeringan
3. Study Geolistrik
4. Soil Investigation
5. Pembuatan dan Pemeliharaan Jalan Akses
II. MATA PEMBAYARAN PENYELENGGARAAN KEAMANAN DAN
KESELAMATAN KERJA SERTA KESELAMATAN KONSTRUKSI
A. PENYIAPAN RK3K TERDIRI ATAS
1. Pembuatan Manual, Prosedur, Instruksi Kerja, Ijin Kerja
2. Pembuatan Kartu Identitas Pekerja (KIP)
B. SOSIALISASI DAN PROMOSI K3 TERDIRI ATAS
1. Induksi K3 (safety induction), khusus untuk pekerja baru
2. Pelatihan K3
3. Simulasi K3
4. Spanduk ( Banner )
5. Poster
6. Papan Informasi K3
C. ALAT PELINDUNG DIRI TERDIRI ATAS
1. Pagar Pengaman (Safety Railing)
2. Pembatas Area (Restricted Area)
3. Topi Pelindung(Safety Helmet)
4. Pelindung Mata (Goggle, Safety Glass)
5. Tameng Muka (Face Shield)
6. Pelindung Pernafasan dan mulut (Masker Kain)
7. Sarung Tangan (Gloves)
8. Sepatu Keselamatan(Safety Shoes) untuk staff
9. Sepatu Keselamatan (Rubber Safety Shoes)
10. Rompi Keselamatan (Safety Vest)
15
D. ASURANSI DAN PERIJINAN TERDIRI ATAS
1. BPJS Ketenagakerjaan Dan Kesehatan Kerja
E. PERSONIL K3 TERDIRI ATAS
1. Petugas K3
G. FASILITAS SARANA KESEHATAN TERDIRI ATAS
1. Peralatan P3K (Kotak P3k, Tandu, Tabung Oksigen, Obat luka, Perban, dll)
2. Ruang P3K ( Tempat tidur pasien, stetoskop, timbangan berat badan,tensi
meter, dll)
H. RAMBU – RANBU TERDIRI ATAS
1. Rambu Petunjuk
2. Rambu Larangan
3. Rambu Peringatan
4. Rambu Kewajiban
5. Rambu Informasi
6. Rambu Pekerjaan Sementara
7. Tongkat Pengatur Lalu Lintas (Warning Light Street)
8. Kerucut Lalu Lintas (Traffic Cone)
9. Lampu Putar ( Rotary Lampu)
10. Lampu Penerangan (lengkap fiting dan kabel)
11. Lampu Tembak
12. Lampu Senter Tangan
I.KONSULTANSI DENGAN AHLI TERKAIT KESELAMATAN
KONSTRUKSI
1. Ahli SDA
J. FASILITAS SARANA, PRASARANA DAN ALAT KESEHATAN
(PENCEGAHAN PENANGANAN COVID-19)
1. Bak Cuci Tangan
2. Sabun Cuci Tangan, Hand Sanitiser dan Tisu
3. Ruang Klinik Kesehatan
4. Alat Penyemprot Desinfektan
5. Cairan Desinfektan
6. Vitamin, Obat – Obatan dan Nutrisi Peningkat Imunitas Pekerja
16
7. Masker Medis
K. LAIN – LAIN TERKAIT PENGENDALIAN RESIKO
1. Alat Pemadam Kebakaran Ringan (APAR)
2. Sirine
3. Bendera K3
4. Lampu Darurat (Emergency Lamp)

III. MATA PEMBAYARAN UTAMA


A. PEKERJAAN TANAH
1. Galian Tanah Biasa
2. Galian Tanah Berbatu
3. Timbunan Tanah Kembali
B. PEKERJAAN PONDASI
1. Pengeboran Pondasi Tiang Bor Ø 60 cm
2. Beton K-250
3. Bekisting dinding beton biasa dengan multiflex 12 mm (4x pemakaian)

4. Bekisting dinding beton biasa dengan multiflex 12 mm (1x pemakaian)

5. Pembesian
C. PEKERJAAN PERKUATAN TEBING
1. Beton K-250
2. Pembesian
3. Bekisting dinding beton biasa dengan multiflex 12 mm (4x pemakaian)
4. Bekisting dinding beton biasa dengan multiflex 12 mm (1x pemakaian)
5. Beton K-225
6. Pemadatan Beton
7. Pekerjaan Pasangan Batu 1Pc : 4Ps
8. Plesteran 1Pc : 3 Psr
9. Siaran 1 Pc : 2 Ps
10. Suling- suling Pipa PVC dia 2"
11. Bronjong ukuran 3 x 1 x 1 m
12. Bronjong ukuran 2 x 1 x 0,5 m
13. Pengadaan dan Pemasangan Geotekstile Non Woven

17
14. Pengadaan Tiang Pancang 15 x 15 cm (L = 3 m)
15. Pemancangan Tiang Pancang 15 x 15 cm

IV. Pekerjaan lain-lain di luar Daftar Kuantitas dan Harga


1. Foto dokumentasi
2. Shop drawing & As built drawing
3. Laporan harian, laporan mingguan dan laporan bulanan
4. Ijin mulai pekerjaan (Request beserta check list)
5. Buku Direksi dan Buku Tamu
6. Laporan Test quality laboratorium beserta hasil pengetesan uji kualitas
bahan dan beton
7. MC 0% dan MC 100%
8. Addendum

PASAL 2
PERBEDAAN

1. Jika ada perbedaan antara gambar dan Spesifikasi Teknik, maka rencana Spesifikasi
Teknik yang mengikat.
2. Apabila dalam gambar detail tertulis, serta pada bestek tidak atau belum tercantum
maka gambarlah yang mengikat.

PASAL3
PEKERJAAN PERSIAPAN
3.1. Pembersihan Lapangan
Penyedia Jasa harus menyediakan dan memobilisasi peralatan dan personil yang
diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan program kerja dan metode
pelaksanaan pekerjaan yang diajukan serta mendapat persetujuan dan pengesahan dari
Direksi Pekerjaan/Pejabat Pembuat Komitmen.
Peralatan yang disediakan/ didatangkan harus dalam kondisi baik dan sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan serta dilengkapi dengan suku cadang yang
diperlukan.

18
Peralatan yang dimobilisasi oleh Penyedia Jasa antara lain sebagai berikut:
- Mesin Las : 1 Unit
- Stamper : 1 Unit
- Jack Hammer : 3 Unit
- Tripot dan Tackle : 1 Unit
- Excavator 0.8 m3 : 2 Unit
- Mesin Bore pile machine : 2 Unit
- Genset kapasitas 10 Kv : 2 Unit
- Dump Truck Kap 3 s/4 m3 : 3 unit
- Concrete Vibrator : 5 unit
- Concrete Mixer : 5 unit
- Bar Bender : 2 unit
- Bar Cutter : 2 unit
- Pickup : 1 unit
- Theodolit : 1 unit

Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 14 hari terhitung setelah tanggal


mulainya pekerjaan. Dalam hal dimana Pihak Kontraktor tidak menyelesaikan
mobilisasi sesuai dengan batas waktu yang ditentukan atau kalau menurut pendapat
Direksi, ternyata pelaksanaan mobilisasi tidak lancar sesuai Program mobilisasi yang
telah disepakati bersama, maka dalam hal ini Direksi Teknik berhak untuk menempuh
kebijaksanaan, untuk mobilisasi diambil setinggi-tingginya 70 % dari ketentuan seperti
diatas.

3.2. Pembayaran Pembersihan Lapangan


Pembayaran dihitung berdasarkan volume dalam satuan meter kubik pada saat
dilaksanakan penggalian sesuai dengan gambar rencana serta petunjuk dan persetujuan
dari Direksi dan melamprkan bukti-bukti hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Pembayaran kegiatan Pembersihan Lapangan dilakukan berdasarkan progres
pekerjaan yang dicapai dilapangan dan pembayaran dilaksanakan dalam satuan
Lumsump (LS) sesuai yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

19
3.3. Mobilisasi dan Demobilisasi
Kontraktor harus menyediakan peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan
pekerjaan, minimal sebagai berikut :
• Satu buah dump truck ukuran sedang untuk pengangkutan material buangan
tanah
• Alat pemotong besi beton ( bar cutter) , alat penekuk besi beton ( bar bending)
• Peralatan penunjang / supporting material seperti scaffolding
• Peralatan Survey Total Stasion, wather phase
• Peralatan pengujian tekanan hidrostatis./ uji mutu beton
Sebelum dimulai pekerjaan ini, semua peralatan harus diperiksa dan disetujui
oleh Direksi/Tenaga Ahli.

PASAL 4
PENYELENGGARAAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN KERJA SERTA
KESELAMATAN KONSTRUKSI

4.1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)


Bagian ini mengatur mengenai pelaksanaan program Kesehatan dan Keselamatan Kerja
(K3) dalam pelaksanaan pekerjaan.
1. Pedoman dan Standar
o Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
o Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Kep. 1135/MEN/1987 tentang
Bendera Keselamatan Dan Kesehatan Kerja
o Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep.245/MEN/1990 tentang
Hari Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Nasional
• Keputusan Menteri Tenaga Kerja R.I. No.: Kep-196/MEN/1999 Tentang
Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja Bagi Tenaga
Kerja Harian Lepas, Borongan dan Perjanjian Kerja Waktu Tertentu Pada
Sektor Jasa Konstruks
o Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per.05/MEN/1996 tentang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

20
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik
Indonesia No: 21/PRT/M/2019, tentang Pedoman Sistem Manajemen
Keselamatan Konstruksi.
o Instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No : 02/
IN/M/2020 tentang Protokol Pencegahan Penyebaran Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19) dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
2. Prosedur Operasi Standar (SOP) Kesehatan Dan Keselamatan Kerja (K3)
o Membuat SOP Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
o SOP diajukan kepada Konsultan untuk dievaluasi.
o Menyampaikan laporan pelaksanaan SOP kepada Direktur Keselamatan,
kepada PPK, dan Konsultan.
o Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan, Kegiatan ini dilaksanakan
setiap ada tamu ataupun pekerja baru yang memasuki wilayah kerja
proyek
o Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan, Pertemuan Lingkungan
Program ini bertujuan untuk sosialisasi dan pembahasan mengenai
seluruh permasalahan penerapan K-3L dan Lingkungan selama masa
pelaksanaan proyek. Pelaksanaan Safety talk setiap 1 minggu sekali
o Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan / Inspection atau audit Kegiatan
ini dilaksanakan secara rutin, bertujuan untuk memonitor pelaksanaan K-
3L di seluruh lingkungan proyek dan menjaga konsistensi pelaksanaan K-
3L
o Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan, melakukan meeting
dilaksanakan seminggu sekali dimana dalam kegiatan ini membahas
permasalahan dan kejadian yang terjadi dan rencana tindak lanjut untuk
memperbaikinya serta membahas permasalahan yang mungkin terjadi
serta langkah-langkah pencegahannya.
o Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan, Program ini dilaksanakan
insidental bertujuan untuk melakukan audit terhadap kedisiplinan dalam
pelaksanaan standar K-3L di lingkungan proyek terhadap peraturan yang
diberlakukan dalam lingkungan perusahaan.

21
o Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan, Pelatihan terhadap seluruh
komponen proyek yaitu karyawan, subkon, mandor dan seluruh pekerja
mengenai K-3L, P3K dan respon terhadap keadaan darurat
o Keselamatan Kesehatan dan Lingkungan, kebersihan Kegiatan ini
dilaksanakan setiap hari bertujuan untuk menjaga kebersihan, kerapihan,
kenyamanan di lingkungan kerja.
o Pembuatan dan Pembelian Peralatan Pencegahan Covid-19

3. Kegiatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)


o Personil Ahli K3/Petugas K3 yang dimiliki oleh Penyedia Jasa harus
mengindentifikasi bahaya dari setiap jenis proses atau tahapan kegiatan
pekerjaan konstruksi, dan menetapkan spesifikasi proses/kegiatan yang
harus dilakukan oleh Penyedia Jasa.
o Setiap jenis proses/kegiatan sedapat mungkin dipilih yang paling kecil
bahaya dan risikonya, dan diberi penjelasan prosedur kerja yang lebih
aman dan selamat.
o Setiap jenis proses/kegiatan harus dilengkapi dengan prosedur kerja,
sistem perlindungan terhadap pekerja, perlengkapan pengamanan, dan
rambu-rambu peringatan, dan kewajiban pekerja menggunakan Alat
Pelindung Diri (APD) yang sesuai dengan potensi bahaya pada proses
tersebut.
o Setiap jenis proses/kegiatan pekerjaan yang baru, atau pada keadaan yang
berbeda, harus terlebih dahulu dilakukan analisis bahaya dan risikonya
(Job Safety Analysis) dan harus dilakukan tindakan pengendaliannya.
o Setiap proses/kegiatan yang berbahaya harus melalui prosedur izin kerja
terlebih dahulu dari penanggung jawab proses dan Ahli K3/Petugas K3.
o Setiap proses dan pekerjaan hanya boleh dilakukan oleh tenaga kerja
dan/atau operator yang telah terlatih dan telah mempunyai kompetensi
untuk melaksanakan jenis pekerjaan/tugasnya, termasuk kompetensi
melaksanakan prosedur keselamatan dan kesehatan kerja yang sesuai
pada jenis pekerjaan/tugasnya tersebut.
o Persyaratan teknis yang harus dipenuhi Penyedia Jasa dalam menyusun
dan menggunakan metode kerja dapat meliputi penggunaan alat utama
22
dan alat bantu, perkakas, material dan konstruksi sementara dengan
urutan kerja yang sistematis, guna mempermudah pekerja dan operator
bekerja dan dapat melindungi pekerja, alat dan material dari bahaya dan
risiko kegagalan konstruksi dan kecelakaan kerja.
o Setiap identifikasi bahaya, penilaian risiko dan pengendalian risiko,
sebelum diterapkan harus ditinjau dan dievaluasi keandalan dan
ketepatannya oleh Ahli K3/Petugas K3.
o Berikut merupakan Persiapan dan tindakan yang harus dipersiapkan oleh
Penyedia Jasa.
4. Kegiatan Pencegahan COVID-19 Dalam Penyelenggaraan Jasa Konstruksi
o Pembentukan Satuan Tugas (Satgas) Pencegahan COVID-19
o Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa wajib membentuk Satgas Pencegahan
COVID-19 yang menjadi bagian dari unit Keselamatan Konstruksi
o Satgas Pencegahan COVID-19 dibentuk oleh Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) Proyek yang berjumlah paling sedikit 5 (lima) orang yang terdiri
dari 1 (satu) Ketua merangkap anggota dan 4 (empat) anggota yang
mewakili Pengguna Jasa dan Penyedia Jasa.
o Satgas Pencegahan COVID-19 memiliki tugas, tanggung jawab dan
kewenangan untuk melaksanakan sosialisasi, pembelajaran, promosi
teknik, mengidentifikasi Potensi Bahaya COVID-19 di Lapangan,
Pemeriksaan kesehatan terkait potensi terinfeksi COVID-19 kepada
semua pekerja dan tamu proyek, pemberian vitamin dan nutrisi
peningkatan imun pekerja dan pelaporan kepada PPK atas temuan
pekerja yang positif dan/ atau berstatus Pasien dalam Pengawasan (PDP)
dan merekomendasikan dilakukan penghentian kegiatan sementara.
o Berikut adalah rincian fasilitas sarana, prasarana dan alat kesehatan untuk
pencegahan COVID-19.
o Perlengkapan Pelindung
• Penyedia Jasa harus menyediakan perlengkapan pelindung. Perlengkapan
pelindung (K3) adalah seperangkat alat yang digunakan untuk melindungi
diri dari bahaya kecelakaan kerja. Perlengkapan pelindung diri ini
biasanya digunakan oleh para pekerja untuk menghindari risiko
kecelakaan.
23
• Perlengkapan pelindung wajib digunakan untuk melindungi pekerja dari
bahaya yang bisa membuat cedera atau penyakit serius yang berhubungan
dengan pekerjaannya.

4.2. Pembayaran SMK3


Pembayaran dihitung berdasarkan volume dalam satuan meter kubik pada saat
dilaksanakan penggalian sesuai dengan gambar rencana serta petunjuk dan
persetujuan dari Direksi dan melamprkan bukti-bukti hasil pekerjaan yang telah
dilaksanakan.
Pembayaran kegiatan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) dilakukan berdasarkan progres pekerjaan yang dicapai dilapangan dan
pembayaran dilaksanakan dalam satuan Lumsump (LS) sesuai yang tercantum
dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

PASAL5
PEKERJAAN TANAH

5.1 Umum
5.1.1 Sifat-sifat Lapisan Tanah

Kontraktor harus menguasai, berdasarkan semua data yang tersedia yang berkaitan dengan
pekerjaan tanah dan sifat-sifat lapisan tanah serta bahan-bahan yang akan digali dan digunakan
sebagai bahan timbunan, hal-hal sebagai berikut:
- Situasi umum ditempat pekerjaan;
- Hambatan/permasalahan yang ada ditempat itu;
- Aliran air sungai;
- Permukaan tanah;
- Kemungkinan terjadinya banjir;
- Kewajiban-kewajibannya untuk pembelokan aliran dan pengamanan air;
- Kerikil dan batu;
- Muka air tanah dan air sungai, batuan lepas atau batuan masif;
- Pohon-pohon, semak-semak, kayu dan kotoran;
- Rintangan dari bermacam-macam jenis dan material alami dalam bentuk apapun.

Harga satuan di dalam Daftar Kuantitas dan Harga harus mencerminkan perkiraan Kontrakor.

24
5.1.2 Dimensi, Batas dan Ketinggian Pekerjaan-pekerjaan Tanah

Semua pekerjaan tanah harus dilaksanakan menurut dimensi, batas dan ketinggian sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau seperti ukuran dan ketinggian lain sebagaimana ditentukan oleh
Direksi. Dimensi dan batas yang berdasarkan pada atau yang berhubungan dengan permukaan
tanah, harus ditunjukkan kepada Direksi sebelum dimulai pekerjaan tanah di suatu lokasi.
Untuk keperluan spesifikasi tersebut, penentuan ketinggian permukaan tanah asli harus
mengikuti permukaan tanah atau permukaan dasar sungai sebelum memulai pekerjaan tanah,
sesuai dengan yang tercantum pada pasal 5 dalam Spesifikasi Umum.
Kontraktor harus melengkapi dan bertanggung jawab penuh untuk penetapan posisi pekerjaan-
pekerjaan dan menetapkan dalam jumlah yang memadai titik-titik tetap dan titik-titik ikat. Survai
yang akan dilaksanakan oleh Kontraktor digambarkan pada pasal 5 dalam Spesifikasi Umum.

5.1.3 Metode Penggalian


Kontraktor harus melaksanakan semua pekerjaan-pekerjaan galian dalam kondisi jenis material
apapun yang mungkin akan dihadapi dan dengan suatu metode-metode atau gabungan dari
beberapa metode yang menurut pertimbangan Kontraktor yang paling cocok berdasarkan pada
batasan-batasan yang ada.
Kontraktor harus memberi pertimbangan pada permasalahan-permasalahan yang disebutkan
pada sub pasal 1.1.1 (sifat-sifat lapisan tanah), pasal, lokasi dan jalan masuk yang menuju ke
lokasi pembuangan tanah, lokasi penimbunan dan lokasi “stock pile” dan semua faktor-faktor
lainnya yang berkaitan.
Sejauh dapat dilaksanakan jalan masuk dan jalan angkut harus dibatasi pada jalan-jalan
pelayanan ketempat kerja atau rute-rute lainnya yang telah disetujui oleh Direksi, untuk
membatasi seminimal mungkin gangguan terhadap penduduk di sekitar pekerjaan.

5.1.4 Pengangkutan Material Hasil Galian


Pengangkutan material-material hasil galian ke tempat timbunan tanggul, urugan kembali,
“stock pile” atau pembuangan kelebihan material ataupun material yang tidak memenuhi syarat
harus dilaksanakan sesuai dengan jadual pelaksanaan yang telah disetujui Direksi.
Kontraktor harus mengangkut material melalui rute yang terdekat antara tempat penggalian dan
tempat penimbunan atau tempat pembuangan material untuk membatasi seminimal mungkin
gangguan terhadap penduduk di sekitar lokasi kerja.

25
5.1.5 Pembuangan Bahan Hasil Galian
Bahan galian yang tidak memenuhi syarat atau kelebihan material hasil galian dibuang dilokasi
kaki tanggul luar kecuali ditentukan lain atas perintah dari Direksi. Kontraktor harus merapikan
dan meratakan permukaan timbunan tanah buangan yang tidak beraturan pada profil, pada
ketinggian dan permukaan yang disetujui oleh Direksi. Lokasi timbunan tanggul yang sudah jadi
tidak boleh dipakai untuk penimbunan sementara hasil galian kecuali disetujui Direksi secara
tertulis. Kontraktor juga harus memelihara aliran air yang diakibatkan oleh longsoran puncak-
puncak timbunan / gundukan tanah.

5.2 Pembersihan Lapangan


5.2.1 Lingkup

Pekerjaan yang tercakup dalam pasal ini harus termasuk penyediaan semua tenaga kerja dan
bahan-bahan serta peralatan Kontraktor untuk pelaksanaan semua pekerjaan-pekerjaan yang
diperlukan untuk pembersihan lapangan.
Pembersihan tersebut harus sudah termasuk penebangan dan pencabutan akar pepohonan,
semak-semak dan hutan belukar, kotoran-kotoran, akar-akar dan tunggul-tunggul, tanam-
tanaman, membongkar bangunan-bangunan dan penghalang lainnya sebagaimana yang
diperintahkan oleh Direksi.
Semua bahan-bahan hasil dari pembersihan lapangan yang dapat terbakar harus dibakar,
disingkirkan dari lapangan kecuali ditentukan lain atas perintah dari Direksi.
Semua material-material yang mudah terbakar hasil permbersihan lapangan harus dibuang /
disingkirkan dari lokasi pekerjaan kecuali ditentukan lain atas perintah dari Direksi.
Lobang-lobang akibat dari pembersihan lapangan harus diisi dengan bahan-bahan yang disetujui
Direksi dan dipadatkan lapis demi lapis sampai mencapai kepadatan kering yang minimal sama
dengan kepadatan tanah sekitarnya.
Kontraktor harus mendapatkan persetujuan Direksi sebelum memulai pekerjaan pembersihan
lapangan.

5.2.2 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pembersihan lapangan harus berdasarkan pada jumlah luasan dalam meter persegi (m2)
sebagaimana ditunjukkan pada gambar dan ditentukan pada pasal ini atau sebagaimana
diperintahkan Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pembersihan harus dilakukan berdasarkan harga satuan
yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus mencakup semua
26
biaya-biaya untuk penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, sarana, alat-alat
bantu dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik pelaksanaan
terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang ditentukan dalam
spesifikasi ini.

5.3 Kupasan (Sripping)


5.3.1 Lingkup
Pekerjaan kupasan harus terdiri dari pembuangan semua bahan-bahan organik seperti rumput-
rumputan, tanah permukaan dan akar-akar tanaman dari daerah dimana pekerjaan timbunan
tanggul akan dikerjakan. Pekerjaan kupasan harus dilaksanakan sampai pada kedalaman dan
batas sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Semua hasil galian tanah permukaan kecuali yang mungkin akan dipergunakan atau dicadangkan
sesuai dengan perintah Direksi, harus dibuang dengan cara sebagaimana diterangkan untuk
tanah-tanah yang tidak memenuhi syarat untuk digunakan kembali, sebagaimana tercantum
dalam Sub-pasal 1.1.5. Kedalaman kupasan 10 cm, kecuali ditetapkan lain yang ditunjukkan
dalam gambar atau ditentukan oleh Direksi.

5.3.2 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan berdasarkan jumlah luasan dalam meter
persegi (m2) sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana ditentukan oleh
Direksi.
b. Pembayaran
Pembayaran untuk kupasan akan dilakukan berdasarkan harga satuan yang dimasukkan
didalam Daftar Kuantitas dan Harga harus mencakup semua biaya-biaya untuk
penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, sarana pelaksanaan, alat-alat bantu
dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan teknik pelaksanaan terbaik
dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi
ini.

5.4. Galian Tanah Biasa pada Bantaran Sungai


5.4.1 Umum
Pekerjaan galian tanah biasa yang harus dilaksanakan di bantaran sungai berupa pendalaman dan
pelebaran dari sungai yang ada. Pekerjaan galian harus dilaksanakan oleh Kontraktor sesuai
dengan batas-batas, permukaan dan dimensi sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau atas
petunjuk Direksi.
27
5.4.2 Toleransi untuk pekerjaan perapian
Permukaan-permukaan yang digali harus dirapikan sampai pada batas-batas permukaan-
permukaan sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sampai pada batas-batas permukaan-
permukaan lain yang mungkin ditentukan oleh Direksi. Tampang lintang pekerjaan galian yang
sudah selesai dilaksanakan harus memenuhi toleransi berikut :
a). Kelebihan kedalaman galian pada saluran/palung 500 mm;
b). Kekurangan kedalaman galian pada saluran/palung 0 mm;
c). Kelebihan lebar galian pada saluran/palung 500 mm;
d). Kekurangan lebar galian pada saluran/palung 0 mm.

5.4.3 Galian yang melampaui batas yang ditentukan


Dalam hal terjadi kelebihan tanah galian, yang disebabkan oleh atau alasan apapun, kecuali
karena diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus, dengan biaya sendiri, memperbaiki galian
sampai batas dan ketinggian yang diperlukan, dengan material yang disetujui dan dengan cara
yang disetujui oleh Direksi.
Apabila kelebihan galian tidak mengganggu pada aliran sungai dan tidak mengganggu
keindahan, Direksi akan melakukan kebijaksanaan tidak menuntut untuk memperbaiki kelebihan
galian tersebut.

5.4.4 Inspeksi dan Survei


Kontraktor akan melakukan pengukuran untuk pekerjaan yang sedang dilaksanakan dengan cara
dan disaksikan oleh Direksi atau Wakilnya.
Direksi akan melakukan pemeriksaan terhadap kemajuan pekerjaan dan pengukuran pekerjaan
yang sudah diselesaikan dengan dibantu oleh Kontraktor yang harus menyediakan perahu,
tukang perahu, pekerja-pekerja, material-material dan lain-lain yang diperlukan untuk digunakan
oleh Direksi.

5.4.5 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan dalam meter kubik (m3), sebagaimana
ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Tidak ada pengukuran yang akan dilakukan untuk kelebihan galian, termasuk
kelebihan galian yang dilakukan dengan sengaja untuk pengendapan lumpur yang

28
diijinkan selama masa kontrak, kecuali hal tersebut dibuat bedasarkan perintah dari
Direksi.

b. Pembayaran
Galian dibagi menjadi beberapa jenis berdasarkan jarak angkut , yaitu:
1. Galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang sejauh < 50 m
ke lokasi timbunan atau ke tempat pembuangan;
2. Galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang sejauh 50 s/d
500 m ke lokasi timbunan atau ke tempat pembuangan;
3. Galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang sejauh 500 s/d
1000 m ke lokasi timbunan atau ke tempat pembuangan;
4. Galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang sejauh 1000
s/d 3000 m ke lokasi timbunan atau ke tempat pembuangan;
5. Galian yang digunakan untuk timbunan atau yang harus dibuang sejauh 3000
s/d 5000 m ke lokasi timbunan atau ke tempat pembuangan;

Jarak angkut untuk material hasil galian baik yang digunakan untuk timbunan atau
yang harus dibuang, dengan cara apapun, harus didefinisikan sebagai jarak antara pusat
berat dari tempat galian dan pusat berat dari tempat pembuangan atau tempat
penimbunan melalui jalan kerja terdekat yang dapat dilalui dan disetujui sebelumnya
oleh Direksi.
Untuk jarak angkut yang melebihi dari yang disebutkan di atas, jika diperlukan, akan
dihitung berdasarkan atas analisa harga satuan dari Kontraktor yang digunakan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga dengan menyesuaikan jarak angkut yang diperlukan.

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran akan dilakukan berdasarkan jumlah luasan dalam meter
Kubik (m3) sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau sebagaimana ditentukan oleh
Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk galian tanah yang terdiri dari berbagai jenis material, dengan
kedalaman diatas atau dibawah air, harus dilakukan berdasarkan harga satuan per
meter kubik yang dimaksud di dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap
termasuk konpensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, material-material,
peralatan, alat bantu dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan
29
teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai semua persyaratan yang ditentukan
dalam spesifikasi ini.

5.5 Galian untuk Bangunan-bangunan


5.5.1 Umum
Bab ini mencakup persyaratan pekerjaan galian untuk bangunan yang harus dilaksanakan
berdasarkan kontrak dan harus dibaca hubungannya dengan Bab 5.1. Galian bangunan
mencakup semua galian yang berhubungan dengan pelaksanaan jembatan, gorong-gorong
persegi, gorong-gorong pipa, perlindungan tebing, bronjong, bangunan-bangunan pintu air,
dinding-dinding banjir, saringan sampah (“trash rack”), tangga-tangga pelayanan, dan pekerjaan-
pekerjaan lainnya yang ada pekerjaan galian untuk bangunan sebagaimana ditentukan oleh
Direksi.
Kontraktor harus melakukan semua galian bangunan untuk jenis material apapun yang mungkin
dijumpai sesuai dengan spesifikasi, gambar-gambar dan ketentuan-ketentuan Direksi. Kontraktor
harus menyiapkan dan mengoperasikan semua kebutuhan yang diperlukan untuk penggalian,
pengangkatan, pengangkutan dan peralatan lain yang diperlukan yang berkaitan dengan jenis
material yang dijumpai. Pekerjaan galian bangunan untuk berbagai macam pekerjaan harus
dilaksanakan sesuai dengan lebar, panjang, kedalaman dan profil-profil seperti ditunjukkan
dalam gambar atau ukuran-ukuran lain yang mungkin diperintahkan oleh Direksi secara tertulis.
Bila dipandang perlu, tebing-tebing dari seluruh pekerjaan galian harus ditopang dengan baik
dan disangga dengan penopang dan tebing-tebing harus ditutup dengan turap (apabila
diperlukan) untuk mencegah masuknya pasir, lumpur, dan lain-lain.
Bila suatu galian sudah diselesaikan dan dirapikan, Direksi harus diberitahu, dan akan
melakukan pemeriksaan dengan resmi. Galian tidak diperbolehkan diisi atau ditutup dengan
beton/pasangan batu/bronjong atau lainnya sebelum diperiksa dan sebelum Kontraktor diberi
wewenang untuk memulai pelaksanaan bangunan di atasnya.

5.5.2 Galian yang Melampaui Batas yang Ditentukan


Bila terjadi kelebihan galian karena suatu alasan atau sebab apapun, kecuali atas perintah
Direksi, Kontraktor harus, dengan biaya sendiri, memperbaiki kelebihan galian tersebut sampai
dengan batas dan ketinggian galian yang dibutuhkan dengan beton atau lainnya yang disetujui
oleh Direksi sampai dengan permukaan yang sama sebagaimana yang akan digunakan sebagai
bentuk galian yang benar, kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi, dimana galian tersebut
adalah untuk pekerjaan beton.

30
5.5.3 Galian Struktur Bangunan

Kecuali jika tidak ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan lain oleh Direksi, Kontraktor harus
melaksanakan galian bangunan dengan salah satu dari dua hal berikut:
1. Bila kedalaman galian adalah 0 – 2 m atau yang telah ditentukan oleh Direksi,
kemiringan lereng harus dua (2) kesatuan vertikal dengan satu (1) kesatuan
horizontal, dengan ruang bebas arah horizontal pada sisi bawah dari rencana kaki
terhadap awal dari lereng galian adalah 25 cm;
2. Bila kedalaman galian adalah 2 – 4 m, maka setiap kelipatan ketinggian 3.00 m
diberi berm selebar 1 m

Dasar dan lereng-lereng tepi dari galian yang berbatasan dengan beton yang akan ditempatkan,
penyelesaian pekerjaannya harus dengan ketelitian ukuran yang teliti sebagaimana ditunjukkan
dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi, dan bidang permukaan yang dipersiapkan harus
dipadatkan seluruhnya dengan alat pemadat yang memadai, sehingga mendapatkan pondasi yang
memenuhi. Jika di suatu tempat terdapat material pondasi asli terusik selama proses penggalian,
material tersebut harus dibongkar dan diisi dengan material yang disetujui oleh Direksi atau diisi
beton dan dipadatkan, dan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk perbaikan tersebut menjadi
tanggung jawab dari Kontraktor.

5.5.3.1 Pengukuran dan Pembayaran

a Pengukuran
Pengukuran untuk setiap jenis material galian harus dilaksanakan sampai batas-batas
ketinggian-ketinggian dan ukuran-ukuran seperti ditunjukan dalam gambar atau
ditentukan oleh Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk galian tanah untuk berbagai jenis material, kedalaman, di atas atau
di bawah air, harus dilakukan berdasar harga satuan tiap meter kubik (m3) yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap mencakup semua
kompensasi untuk penyediaan semua tenaga, material, peralatan, sarana, alat-alat bantu
dan lain-lain untuk menyelesaikan pekerjaan dan dengan teknik pelaksanaan terbaik
dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi
ini.

31
5.6 Pemadatan Tanah Timbunan
5.6.1 Umum
Pemadatan Tanah Timbunan harus menggunakan material yang memenuhi syarat yang bias
didapatkan dari galian alur sungai, pemotongan alur sungai, atau galian dari tempat lainnya dan
digunakan untuk maksud sebagai berikut :
a. Timbunan tanggul dan daerah-daerah rendah yang berdekatan dengan sungai dan
anak-anak sungai;
b. Pembangunan tanggul tanah atau tanggul-tanggul lain seperti ditentukan dalam
(item a);
c. Urugan kembali;
d. Penimbunan umum untuk lokasi lainnya sebagaimana ditunjukkan dalam gambar
atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.

Semua urugan dan timbunan harus dilaksanakan sesuai dengan batas-batas dan ketinggian-
ketinggian seperti ditunjukkan dalam gambar atau ditetapkan oleh Direksi. Material untuk tanah
timbunan tidak boleh tercampur dengan tonggak-tonggak, semak-semak, rumput liar, akar, tanah
berumput, gumpalan tanah dalam ukuran melebihi 7.5 mm atau material lainnya yang mudah
membusuk. Tumpukan material di lereng tanggul tidak diperbolehkan

5.6.2 Penghamparan, Pemadatan dengan Alat Berat dan Kadar Air Timbunan
Sebelum memulai pekerjaan pemadatan timbunan, kontraktor akan melaksanakan, dengan
pengawasan langsung dan sampai diterima oleh Direksi, satu seri uji lapangan untuk
menentukan kondisi kepadatan optimum, dan jumlah minimum lintasan untuk setiap tipe alat
pemadat yang akan digunakan untuk mencapai kepadatan sebagaimana yang ditentukan untuk
setiap jenis material timbunan.
Pemadatan timbunan material tidak boleh dilakukan bila menurut pendapat Direksi hasil
pemadatan yang layak tidak dapat dicapai karena hujan besar atau kondisi lain yang tidak
diinginkan.
Timbunan harus dihampar dan dipadatkan dengan alat berat lapis demi lapis ke arah horizontal
pada kadar air dan tebal lapisan padat yang seragam sebagaimana dihasilkan pada saat
percobaan pemadatan dan dengan tebal setiap lapisan tidak boleh lebih dari 300 mm. Kegiatan
penimbunan harus dilaksanakan sedemikian sehingga material timbunan tercampur dengan baik
sehingga kepadatan kering, kekedapan air dan stabilitas timbunan yang maksimum dapat
dicapai. Bila permukaan suatu lapis timbunan terlalu kering atau terlalu licin untuk dapat
mengikat secara baik dengan lapis material yang di atasnya, maka harus dibasahi dan atau

32
dikasarkan dengan cara yang telah disetujui Direksi untuk memperoleh ikatan permukaan yang
sempurna, sebelum lapisan berikutnya ditempatkan.
Kadar air tanah timbunan harus diperiksa dengan seksama, baik dengan pengeringan secara
natural maupun pembasahan dengan penyemprotan air , untuk mencapai kadar air optimum.
Bahan timbunan harus dipadatkan sehingga mencapai kepadatan tidak kurang dari sembilan
puluh persen (90%) terhadap standar kepadatan kering maksimum yang ditentukan.
Tanggul yang di atasnya akan dibangun lapisan perkerasan jalan, permukaan tanggul bagian atas
setebal 300 mm yang akan berada di bawah lapisan perkerasan jalan harus dipadatkan sehingga
mencapai kepadatan tidak kurang dari sembilan puluh lima persen (95%) terhadap standar
kepadatan kering maksimum sesuai dengan AASHTO T 99 untuk seluruh lebar perkerasan
ditambah 200 mm sebagai bahu jalan pada setiap sisi.
Apabila dapat dikerjakan dan sebagaiman ditentukan oleh Direksi, pembasahan material harus
dilakukan di lokasi penimbunan sementara (“stock pile”), namun jika diperlukan pembasahan
tambahan dengan menggunakan penyemprot halus juga dapat dilakukan pada saat pemadatan.
Apabila kadar air di atas batas kadar air maksimum yang diijinkan, pelaksanaan harus dihentikan
sampai dengan kondisi material mencapai kadar air yang memenuhi syarat.
Semua peralatan untuk pemadatan harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi sebelum
pelaksanaan timbunan dimulai.
Setiap hari pada akhir pekerjaan, atau apabila pekerjaan dihentikan berhubung sesuatu hal, maka
bidang permukaan tanah timbunan harus digilas agar pemukaan menjadi halus dan dibuat miring
ke arah tepi untuk memperlancar aliran air.

5.6.3 Penyiapan Permukaan dibawah Timbunan


Bahan timbunan tidak boleh ditempatkan sebelum permukaan pondasi tersebut dibersihkan,
tanah permukaan dikupas dan dipersiapkan dengan layak dan telah disetujui oleh Direksi.
Sumur-sumur dan parit – parit uji dan lubang–lubang yang ada akibat pembongkaran material
pondasi yang tidak kokoh atau untuk pemeriksaan kondisi lapisan bawah harus ditimbun dengan
material pilihan.
Material pondasi tidak terusik yang tidak mempunyai kepadatan seperti yang ditetapkan untuk
material timbunan yang akan ditempatkan di atasnya, harus dibasahi dan dipadatkan sehingga
memenuhi kepadatan kering yang ditetapkan atau harus dibuang, ditimbun kembali dan
dipadatkan atau harus diperbaiki dengan cara yang ditentukan oleh Direksi.

33
5.6.3 Timbunan yang Berbatasan dengan Bangunan
Timbunan yang berdekatan dengan bangunan-bangunan harus ditempatkan dan dipadatkan
sedemikian sehingga tidak merusak bangunan-bangunan. Pemadatan harus dilaksanakan dengan
alat pemadat dengan tangan secara lapis demi lapis dengan tebal lapisan setelah dipadatkan tidak
lebih dari 150 mm.
Kecuali apabila ditentukan lain, timbunan yang berdekatan dengan beton tidak boleh
dilaksanakan sebelum empat belas (14) hari setelah pengecoran beton.

5.6.4. Percobaan Kepadatan Timbunan (Trial Embankment)


Sebelum semua pekerjaan timbunan dimulai, Kontraktor harus memperagakan kepada Direksi,
dengan melakukan percobaan timbunan, kemampuan penghamparan, pemadatan dari peralatan
yang akan digunakan, sekurang-kurangnya untuk 3 macam tebal lapisan timbunan yang
berdekatan yang mana akan dilakukan pengujian pemadatan standar dan pemadatan lapangan.
Jika jenis material yang berbeda dijumpai selama pelaksanaan, percobaan timbunan untuk
material baru tersebut harus dilakukan sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Kontraktor diijinkan mengadakan percobaan timbunan pada jalur dan pada lapisan bawah dari
setiap lokasi akhir timbunan dengan ketentuan bahwa semua persyaratan dalam spesifikasi
dipenuhi. Jika percobaan timbunan tersebut tidak memenuhi persyaratan minimum dalam
spesifikasi, lapisan tersebut harus dibuang dan dibangun kembali sampai spesifikasi minimum
yang diperlukan tercapai.
Kecuali ditentukan lain oleh Direksi, panjang minimum untuk percobaan timbunan adalah 50 m
dan lebarnya adalah seluruh lebar timbunan. Percobaan timbunan dapat dilaksanakan pada lokasi
timbunan hanya setelah diijinkan oleh Direksi.

5.6.5. Uji Tanah


Uji material yang akan digunakan sebagai bahan timbun harus dilakukan oleh Kontraktor untuk
menetapkan sifat-sifat tanah, keserasian hubungan antara kepadatan kering dan kadar air
optimum dan lain-lain. Laporan resmi dari semua pengujian akan dipersiapkan Kontraktor untuk
mendapatkan persetujuan dari Direksi. Pengujian akan dilaksanakan oleh Kontraktor dengan
menggunakan laboratorium sendiri atau laboratorium lainnya atas persetujuan Direksi sebelum
dimulai pekerjaan tanah dan setiap saat jika terjadi perbedaan sifat-sifat tanah. Pengujian akan
mencakup tetapi tidak dibatasi hal-hal sebagai berikut :
a. Kepadatan kering dan Pemadatan (AASHTO T 99);
b. Penyebaran ukuran butiran (gradasi butiran);
c. Berat jenis;
d. Kadar air;
34
e. Batas plastis;
f. Uji Geser langsung (Direct Shear Test).

Hasil uji tersebut harus diserahkan kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan. Uji kadar air
lapangan dari timbunan yang dipadatkan harus dikerjakan pada tiap-tiap lapisan dengan
frekwensi sebagaimana diperintahkan oleh Direksi dengan minimum satu pengujian untuk setiap
400 m3.
Kontraktor akan menyiapkan rencana uji tanah dalam kaitannya dengan rencana pelaksanaan
pekerjaan tanah dan diserahkan kepada Direksi untuk memperoleh persetujuan.

5.6.6. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m3) sebagaimana
volume yang ditunjukkan pada gambar atau ditetapkan oleh Direksi. Pengukuran tidak
akan dilakukan diluar batas timbunan yang ditetapkan.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk timbunan harus dilakukan berdasarkan harga satuan seperti
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap termasuk seluruh
kompensasi untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan timbunan, peralatan, alat
bantu dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dan dengan teknik
pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang dijelaskan
dalam spesifikasi.

5.7 Urugan Kembali


5.7.1 Lingkup
Urugan kembali mencakup material-material yang memenuhi syarat dalam spesifikasi untuk
timbunan yang tercakup dalam Sub-pasal 5.6.1., yang harus ditempatkan dan dipadatkan
berdekatan dengan jembatan atau bangunan-bangunan lainnya seperti ditunjukan dalam gambar
atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Urugan kembali harus ditempatkan dan dipadatkan secara lapis demi lapis memanjang dan
menerus dengan tebal lapisan yang sudah dipadatkan tidak boleh lebih dari 150 mm. Kecuali
ditentukan lain, urugan kembali harus dipadatkan sampai dengan 95 % kepadatan kering
maksimum seperti ditetapkan dalam uji kepadatan laboratorium yang tercakup dalam Sub-pasal
5.6.6.

35
Sebelum melaksanakan urugan kembali yang berdekatan dengan bangunan-bangunan, lokasi
yang akan diurug harus dibersihkan dari sisa-sisa bekisting dan pekerjaan sementara lainnya.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan alat pemadat yang sesuai yang dioperasikan dengan
tangan, sehingga tercapai kepadatan yang ditentukan tanpa merusak bangunan-bangunan.
Material timbunan harus dibasahi atau diijinkan untuk dikeringkan agar dapat dicapai kadar air
optimum untuk pemadatan .
Kecuali ditentukan lain atau diijinkan oleh Direksi, urugan kembali tidak akan ditempatkan dan
dipadatkan berdekatan dengan beton sebelum sekurng-kurangnya empat belas (14) hari setelah
pengecoran beton. Pemadatan untuk urugan kembali yang dilaksanakan diatas beton yang
tertanam tidak boleh dilaksanakan dengan alat pemadat getar kecuali dengan persetujuan
sebelumnya dari Direksi.

5.7.2 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m3) dari volume
yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi. Tidak ada
pengukuran yang akan dilaksanakan melebihi batas timbunan yang diijinkan.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk urugan kembali harus dilakukan berdasarkan harga satuan seperti
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap termasuk seluruh
kompensasi untuk penyediaan seluruh tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, alat bantu
dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan dan dengan teknik pelaksanaan terbaik
dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang ditentukan dalam spesifikasi
ini.

5.8 Urugan Kembali Pasir-Batu (Sirtu)


5.8.1 Lingkup
Urugan kembali sirtu akan ditempatkan pada lokasi-lokasi yang berbatasan dengan bangunan-
bangunan atau pada kaki-kaki pada tempat-tempat tertentu seperti ditunjukkan dalam gambar
atau seperti ditentukan oleh Direksi. Urugan sirtu mencakup pengadaan material dari luar lokasi
atau material lain yang disetujui sebagaimana ditentukan dalam Sub-pasal 1.6.1.
Urugan kembali sirtu harus ditempatkan dan dipadatkan dalam lapisan-lapisan memanjang dan
menerus dengan tebal sesudah dipadatkan tidak lebih dari 200 mm. Kecuali ditetapkan lain

36
timbunan sirtu, harus dipadatkan sampai dengan 95 % kepadatan kering maksimum
sebagaimana ditetapkan dalam uji kepadatan laboratorium yang tercakup dalam Sub-pasal 1.6.6.
Sebelum melaksanakan urugan kembali yang berdekatan dengan bangunan-bangunan,
tempatnya harus dibersihkan dari semua sisa bekisting dan pekerjaan sementara lainnya.
Pemadatan harus dilaksanakan dengan peralatan yang menggunakan tangan yang sesuai, untuk
mencapai kepadatan yang ditentukan tanpa merusak bangunan-bangunan. Material urugan harus
dibasahi atau diijinkan untuk dikeringkan supaya dapat dicapai kadar air optimum untuk
pemadatan.
Kecuali ditentukan lain atau diijinkan oleh Direksi, urugan kembali yang berdekatan dengan
beton tidak boleh dilaksanakan sebelum sekurang-kurangnya empat belas (14) hari setelah
pengecoran beton. Pemadatan material untuk urugan kembali yang ditempatkan di atas beton
yang tertanam tidak boleh dilaksanakan dengan alat pemadatan getar, kecuali dengan
persetujuan sebelumnya dari Direksi.

5.8.2 Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus dilakukan dalam meter kubik (m3) sebagaimana
volume yang ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana ditentukan oleh Direksi.
Tidak ada pengukuran yang dilaksanakan melebihi batas yang ditetapkan.

b. Pembayaran
Pembayaran urugan kembali sirtu harus dilaksanakan berdasarkan harga satuan seperti
yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap termasuk
seluruh kompensasi untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan,
alat-alat dan lain sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan dan dengan
teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua persyaratan yang
ditentukan dalam spesifikasi.

37
PASAL 6
PEKERJAAN BETON
6.1. Umum
Pasal ini berlaku untuk semua pekerjaan beton termasuk materialnya untuk bangunan-bangunan
yang strukturnya terdiri dari beton masa (mass concrete) maupun beton bertulang yang harus
dilaksanakan Kontraktor sesuai sesuai dengan kewajibannya.
Semua pekerjaan harus dilaksanakan sesuai dengan uraian dibawah ini, dan atau yang
ditunjukkan dalam gambar maupun yang diperintahkan oleh Direksi. Kegiatan pekerjaan beton
harus dilaksanakan dengan kehadiran Direksi atau Wakilnya.
Selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum peralatan untuk pekerjaan beton yang akan
digunakan oleh Kontraktor untuk pengolahan, penakaran, pencampuran, pengangkutan,
pengecoran beton dan membuat adukan pasangan (mortar), Kontraktor harus menyerahkan
bagan alir, gambar dan uraian tertulis untuk menghasilkan pengelolaan yang benar dan effisien
dari peralatan yang akan digunakan dan menghasilkan metode pelaksanaan pengecoran beton
yang memenuhi spesifikasi yang ditentukan dalam kontrak.
Jika Kontraktor ingin membeli beton jadi (ready mix) atau mortar dari pabrik, Kontraktor harus
memberi tahu Direksi secara tertulis, selambat-lambatnya tiga puluh (30) hari sebelum
dimulainya pekerjaan beton sesuai dengan jadwal pelaksanaan yang telah disetujui.
Pemberitahuan tersebut mencakup ; uraian lengkap tentang pabrik beton, nama supplier, tempat
dan kemampuan dari Batching Plant, alat-alat pendukung, pengalaman beserta keandalannya
untuk menghasilkan beton berkualitas baik, tepat waktu dan lain-lain untuk mendapatkan
persetujuan Direksi. Tanpa persetujuan Direksi, Kontraktor tidak boleh menggunakan peralatan
untuk pengolahan dan/atau membeli serta mendatangkan beton jadi dari pabrik atau supplier.
Semua persiapan pengamanan yang memadai harus dipenyhi oleh Kontraktor sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dalam Sub-pasal 7.2 dan 7.3 dari Spefikasi Umum, sehingga air buangan
dari pengolahan maupun perawatan beton yang mengandung endapan-endapan bahan-bahan
tidak boleh langsung di buang ke sungai dan di dilimpahkan ke tempat disekitar pekerjaan.

6.2. Semen dan Bahan-bahan Pembantu


6.2.1. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton maupun mortar adalah jenis-jenis yang memenuhi
ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat yang ditentukan dalam NI-8 dan SNI 2049-90-A atau
ASTM nomor C150, dan/atau atas persetujuan Direksi.
Sebelum pemesanan semen, Kontraktor harus memberi tahukan terlebih dahulu secara rinci
kepada Direksi tentang semen yang akan digunakan. Semen harus dikirim ke lokasi pekerjaan

38
dengan disertai sertifikat mutu dan lulus pengujian dari pabriknya. Setibanya dilapangan,
sertifikat tersebut harus diserahkan ke Direksi.
Kontraktor harus menyediakan sarana penyimpanan semen dengan baik. Tanki besi dan bak
penyimpanan semen pada batching plant harus kedap air dan konstruksinya harus sedemikiaan
rupa sehingga tidak memungkinkan adanya simpanan mati. Jika Direksi memperkirakan bahwa
ada simpanan mati pada bak atau silo, maka bak atau silo itu harus dikosongkan dan dibersihkan.
Semen yang dikemas dalam kantong harus dikirim sesuai dengan persetujuan dari Direksi dan
harus disimpan dalam gudang yang kedap air serta dilengkapi dengan sarana untuk menyerap
kelembaban, dan harus mendapat persetujuan Direksi. Penempatan semen harus diatur agar ada
jalan longgar untuk pemeriksaan, serta ditandai dengan nomor-nomor identitas masing-masing
pengirim semen, sedemikian rupa sehingga untuk semen yang pertama masuk harus dapat
dikeluarkan yang pertama pula.

Semen harus disimpan di gudang yang mempunyai lantai dengan ketinggian + tiga puluh (30)
cm diatas permukaan tanah. Diantara masing-masing tumpukkan semen harus diberi jarak yang
cukup. Satu tumpukkan tidak boleh lebih dari tiga belas (13) sak, sesuai dengan pengarahan
Direksi, bila penyimpanannya diperkirakan lebih lama dari enam puluh (60) hari
Semen tidak boleh disimpan di lapangan lebih lama dari sembilan puluh (90) hari untuk
pemakaian pekerjaan tetap kecuali hasil pengujian menunjukkan masih memenuhi syarat.
Jika semen rusak dalam pengiriman, penanganan atau penyimpanan maka harus disingkirkan
dari tempat kerja.
Kontraktor harus menjamin agar selalu tersedia cukup semen di lokasi pekerjaan dan harus
melaporkan secara periodik (setiap tanggal 10 tiap bulan) kepada Direksi, tetapi tidak dibatasi,
hal-hal berikut:
- Persediaan semen di lapangan pada akhir bulan sebelumnya;
- Penerimaan semen dalam bulan sebelumnya;
- Semen yang telah digunakan pad periode bulan sebelumnya;
- Data lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi.

6.2.2. Bahan-bahan Pembantu.

Kontraktor diijinkan secara tertulis oleh Direksi untuk menggunakan bahan pembantu yang
diperlukan guna memperbaiki kelancaran pelaksanan, penyelesaian akhir dan mutu dari
pekerjaan beton dan adukan mortar dengan persetujuan Direksi.
Bahan pembantu jenis air-entraining admixture atau lainnya dapat dipakai untuk semua beton
kecuali ditentukan lain oleh Direksi. Bahan pembantu harus sesuai dengan ASTM nomor C. 260
39
atau yang setara dan disetujui oleh Direksi, dengan pengecualian untuk air-entraining
admixture, Kontraktor harus memberi tahu Direksi atas usul penggunaan bahan pembantu ini
baik sebagai set-retarding, water reducing ataupun mempercepat pengentalan beton termasuk
sumber dari mana bahan diperoleh, sekurang-kurangnya sembilan puluh (90) hari sebelum
waktu yang direncanakan untuk penggunaan bahan pembantu tersebut. Kontraktor harus
menyampaikan kepada Direksi data teknis dan contoh-contoh bahan pembantu yang akan
dipergunakan.
Semua pengujian bahan pembantu harus diakukan oleh Kontraktor dengan biaya sendiri dan
hasilnya harus diserahkan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Banyaknya bahan pembantu yang dipakai pada masing-masing adukan beton dan pada bagian
dari pekerjaan beton yang akan menggunakan bahan pembantu akan ditentukan oleh Direksi.
Batas-batas maksimum slump maupun berkurangnya slump selama pengangkutan, waktu yang
diijinkan untuk beton tetap berada dialat pengaduk (mixer) dan waktu pengadukan dapat dirubah
oleh Direksi bila persetujuan penggunaan bahan pembantu diberikan.
Semua biaya penggunaan bahan pembantu harus sudah termasuk dalam harga satuan kontrak per
meter kubik dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk pekerjaan beton dimana bahan pembantu
akan digunakan dan tidak ada pembayaran terpisah untuk item yang sama harus
dipertimbangkan oleh Pemilik.

6.3. Agregat
6.3.1. Umum

Material untuk membuat agregat halus dan kasar dapat berupa pasir/krikil alam sebagai hasil
desintegrasi alami dari batuan-batuan atau berupa pasir/batu pecah buatan yang dihasilkan dari
pemecahan batu yang disetujui oleh Direksi, kecuali juka Kontraktor ingin membeli beton jadi
dari pabrik.

Dalam hal Kontraktor ingin membeli agregrat dari sumber lain seperti dari pabrik atau supplier,
Kontraktor harus menyerahkan hasil uji, data dan informasi lainnya tenteng sifat-sifat fisik dan
kimiawi serta mutu agregrat yang akan dibeli dan dipakai sekurang-kurangnya tiga puluh (30)
hari sebelum agregrat itu digunakan kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pembuatan atau pembelian agregrat beton harus sudah
dimasukkan dalam harga satuan dalam kontrak per meter kubik yang disebutkan pada masing-
masing item untuk beton dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

40
6.3.2. Agregrat Halus
Agregrat halus adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir maksimum lima (5) mm dan
bahannya bersifat keras.
Agregrat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras. Butir-butir agregat halus harus
bersifat kekal (tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca seperti panas matahari
dan hujan).
Agregat halus harus tidak boleh mengandung lumpur (butiran-butiran yang dapat melalui ayakan
0,063 mm) lebih dari 5%. Apabila kadar lumpur melampaui 5%, maka agregat halus harus
dicuci.
Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu banyak yang harus
dibuktikan dengan percobaan Abrams-Harder (dengan larutan NaOH). Agregat halus yang tidak
memenuhi percobaan warna ini dapat juga dipakai asal kekuatan tekan adukan agregat tersebut
pada umur 7 dan 28 hari tidak kuran dari 95% dari kekuatan adukan agregat yang sama tetapi
dicuci dalam larutan 3% NaOH yang kemudian dicuci hingga bersih dengan air, pada umur yang
sama.
Agregrat halus di uji terhadap “sodium sulphate soundness” sesuai dengan SNI 1750-90-A
untuk lima (5) putaran dan harus menunjukkan kehilangan maksimum tidak boleh lebih dari
sepuluh (10%) persen.
Agregrat halus yang dapat menyebabkan perubahan warna pada permukaan beton tidak boleh
digunakan untuk beton yang ekpose.
Gradasi agregrat yang digunakan sesuai PBI 1971 N.1.2 harus memenuhi persyaratn sebagai
berikut:
- sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat;
- sisa di atas ayakan 1mm, harus minimum 10% berat;
- sisa di atas ayakan 0.25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat.

Ayakan yang dipakai dengan Standar persentase berdasar bobot


ukuran lubang rata-rata yang lolos dari setiap ayakan (%)
¾” 100
No. 4 90 – 100
No. 10 80 – 100
No. 16 50 – 90
No. 30 25 – 65
No. 50 10 – 35
No. 100 2-10

Modulus kehalusan butir dari agregrat halus harus berkisar antara 2.5 sampai 3.3.

41
Prosentasi dari bahan yang merugikan agregrat halus tidak boleh lebih dari nilai-nilai berikut:

Jenis Persentasi berat (%)


- Gumpalan lempung 1.0
- Material yang lolos dari ayakan ukuran 0,063 mm 5
- Material yang tertahan dari ayakan ukuran 0.297 mm 0.5
dan mengapung didalam cairan yang mempunyai berat
jenis 1.95

Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu beton, kecuali dengan
petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui dan atas persetujuan dari
Direksi.

6.3.3. Agregrat Kasar


Agregrat kasar adalah agregrat yang mempunyai ukuran butir minimum lima (5) mm dan
bahannya bersifat keras.
Agregrat kasar untuk pekerjaan beton dapat berupa krikil sebagai hasil desintegrasi alam dari
batuan-batuan atau berupa batu pecah yang diperoleh dari pemecahan batu, dengan sifat-sifat
karakteristik yang hampir sama, dengan ukuran butir antara 5 mm – 40 mm.
Agregrat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak berpori. Agregat kasar yang
mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai, apabila jumlah butir-butir pipih tersebut tidak
melampaui 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal
(tidak pecah atau hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% (ditentukan terhadap berat kering).
Apabila kadar lumpur melampaui 1%, maka agregat kasar harus dicuci.
Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti zat-zat reaktif
alkali.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji Rudeloff dengan
beban penguji 20 t , harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut;
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 – 19 mm lebih dari 24% berat,
- tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19 – 30 mm lebih dari 22% berat,
atau dengan mesin Pengaus Loas Angelos, tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.
Aggregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan apabila diayak
dengan susunan ayakan ISO, dengan ukuran lubang berturut-turut ; 31,5 – 16 – 8 – 4 – 2 – 1 –
0,500 – 0,250 mm, harus memenuhi syarat-syarat berikut;
- sisa di atas ayakan 31,5 mm, harus 0% berat;
- sisa di atas ayakan 4 mm, harus berkisar antara 90% dan 98%;

42
- sisa antara sisa-sisa kumulatif di atas dua ayakan yang berurutan, adalah maksimum
60% dan minimum 10% berat.
Penanganan dan penyimpanan agregat kasar harus sedemikian rupa sehingga dicegah segregasi
atau masuknya benda-benda asing kedalam bahan agregat. Direksi berhak untuk meminta agar
agregat kasar harus disimpan di dalam “platform” terpisah yang memadai.

6.4. Air
Air untuk pembuatan dan perawatan beton, adukan mortar serta air untuk mencuci agregat harus
disediakan oleh Kontraktor dan harus mendapat persetujuan dari Direksi.
Air yang digunakan pembuatan dan perawatan beton serta pembuatan adukan mortar harus
bebas dari minyak, asam, garam-garam, alkali, bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang
merusak beton dan/atau baja tulangan Bila diminta oleh Direksi contoh air harus diambil dari
tempat yang diusulkan dan dibandingkan dengan air suling. Air tersebut dapat dipakai, apabila
kekuatan tekan mortar semen + pasir dengan memakai air itu pada umur 7 dan 28 hari paling
sedikit adalah 90% dari kekuatan tekan mortar dengan memakai air suling pada umur yang
sama.
Semua biaya yang dikeluarkan untuk pengujian dan pemakaian air yang akan digunakan untuk
adukan beton dan mortar serta pencucian agregat harus sudah termasuk dalam harga satuan
masing-masing item dalam harga satuan kontrak permeter kubik untuk beton maupun mortar
seperti yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

6.5. Adukan Beton


6.5.1. Komposisi
Beton harus terbuat dari semen Portland biasa, air, agregat halus, agregat kasar dan obat semen /
bahan campuran tambahan, jika diperlukan, yang telah disetujui oleh Direksi dan diaduk dengan
sempurna dan diatur sesuai dengan kekentalan yang benar.

6.5.2. Kelas-kelas Beton


Tipe/jenis beton yang digunakan dibagi menjadi enam (6) kelas yang diantaranya juga termasuk
beton kurus (untuk lantai kerja). Masing-masing kelas beton yang digunakan harus sesuai
dengan spesifikasi, seperti ditunjukan dalam gambar ataupun sesuai dengan yang diperintahkan
oleh Direksi.
Berbagai kelas beton yang digunakan diklasifikasikan berdasar atas pengujian kekuatan desak
silinder (15x30) pada umur 28 hari, perbandingan antara air - semen maksimum maupun ukuran
maksimum dari agregat kasar seperti yang tersaji dibawah ini:

43
6.5.3. Rekomendasi Kelas Beton

Kelas Beton Ukuran maksimum Kuat tekan karakteristik Maksimum


Agregat kasar silinder Rasio air
(mm) Usia 28 hari semen
(kg/cm2) (%)
A (K 350) 25 350 45
B (K 300) 25 270 50
C (K 225) 25 210 50
D (K 225) 40 210 50
E (K 175) 25 180 55
F (K 175) 40 180 55
G (K 125) 25 125 65

Banyaknya air yang digunakan dalam beton dapat diubah oleh Direksi selama dalam batas-batas
yang telah ditentukan, yang sesuai dengan perbandingan air semen yang diperlukan guna
menjamin beton mudah untuk dikerjakan, mempunyai kekentalan yang benar, termasuk pula
pertimbangan akibat penggunaan bahan campuran tambahan/obat semen, jika digunakan, beserta
kemungkinan variasi dari besarnya kadar air maupun gradasi agregat yang akan dicampur.
Slump adukan beton harus diambil serendah mungkin, dengan masih memungkinkan pemadatan
yang menggunakan dengan alat-alat yang disetujui untuk pekerjaan itu, tetapi dalam setiap kelas
beton besarnya slump tidak boleh melebihi batasan seperti tersebut dibawah ini :
Slump Slump
Kelas Penggunaan beton pada
Minimum Maksimum
Beton Bangunan-bangunan sungai
(mm) (mm)
A Tiang pancang beton bertulang 100 140
Lantai & balok jembatan, bangunan Sluiceway dan lantai beton untuk
B 120 160
Hoist, Bangunan Syphon serta beton-beton pelindung
C Pilar dan Abutment jembatan maupun Abutment bendung 80 120
D Bagian pondasi bangunan pengaman (Revetment) 80 120
Beton massa untuk tubuh bendung, pelat beton
E 80 120
Pada bangunan permanen sungai
F Beton untuk lantai kerja 80 120

6.5.4. Campuran beton pendahuluan


Kontraktor harus mengajukan beberapa macam usulan campuran beton yang diharapkan sesuai
dengan ketentuan mutu beton dalam spesifikasi. Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan
pencampuran beton dengan adukan sesuai dengan takaran bahan-bahan yang diuji lebih dahulu
di laboratorium yang telah disetujui oleh Direksi dengan menggunakan jumlah contoh yang
memadai serta bisa mewakili campuran agregat dan semen yang akan digunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kontraktor harus mempekerjakan tenaga ahli yang mampu dan

44
berkualitas yang sesuai untuk merencanakan campuran beton, mengawasi dan mengarahkan
semua kegiatan pekerjaan beton mulai tahap persiapan sampai dengan tahap pengecoran beton.
Pada waktu pelaksanaan bila tipe semen atau jenis agregat berubah ataupun komposisi gradasi
dari agregat berubah, sedang hasil uji kekuatan tekan tidak bisa memenuhi standar, maka adukan
baru harus dibuat sesuai dengan cara / prosedur seperti di atas.

6.5.5. Adukan Percobaan untuk Beton


Sekurang-kurangnya (30) tiga puluh hari sebelum pelaksanaan pekerjaan beton untuk bangunan
dimulai, Kontraktor harus memulai mencoba adukan yang akan digunakan untuk masing-masing
kelas beton dengan pengawasan Direksi atau Wakilnya. Adukan percobaan untuk beton dengan
menggunakan semua jenis agregat, takaran dan alat pengaduk beton yang sesuai dengan alat
yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan. Adukan percobaan itu harus sepenuhnya
berdasarkan hasil sifat-sifat campuran beton pendahuluan.

6.5.6. Penakaran (Batching)


Kontraktor harus menyediakan peralatan penakar dan pengaduk, yang mampu mengaduk
agregat, semen, bahan pembantu dan air menjadi adukan yang homogen dan mengeluarkannya
tanpa adanya segregasi. Alat-penakar/pengaduk ini juga harus dapat mengantisipasi
kemungkinan adanya kadar air agregat yang berubah secara cepat maupun kemungkinan
perubahan berat bahan yang sedang ditakar.
Banyaknya masing-masing bahan untuk pembuatan beton harus dilakukan dengan perbandingan
berat untuk masing-masing bahan, kecuali untuk air dan bahan pembantu yang dapat diukur
dengan perbandingan volume ataupun perbandingan berat.
Bila tidak ditentukan lain oleh Direksi maka bahan-bahan harus ditimbang dengan ketelitian
yang sudah mempertimbangkan kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kecil dari operator
pelaksana maupun kesalahan dari skala timbangannya sendiri:
Semen boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2%)
Agregat halus boleh lebih sampai dengan dua persen (+ 2 %)
Agregat kasar boleh lebih sampai dengan tiga persen (+ 3%)
Air boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)
Bahan tambah (“admixture”) boleh lebih sampai dengan satu persen (+ 1%)

Timbangan semen harus menggunakan timbangan yang mempunyai pembagian skala terkecil
tidak lebih dari dua (2) kg dan untuk timbangan agregat tidak boleh lebih dari sepuluh (10) kg.
Pada waktu peneraan atau perbaikan maka koreksi berat yang ditunjukkan pada setiap angka
skala tidak boleh lebih besar nol koma dua persen (0.2%) dari skala maksimum timbangan. Pada

45
setiap waktu saat pengoperasian, berat yang ditunjukkan pada satu titik pada timbangan tidak
boleh lebih besar nol koma empat persen (0.4%) dari tanda maksimum timbangan.
Kontraktor harus menyediakan alat untuk pengujian beban standar dan alat untuk memeriksa
ketelitian timbangan.
Catatan tertulis yang tercetak atau gafik berikut ini harus selalu diletakkan dekat dengan alat
untuk masing-masing penakaran :
(a) berat dari material agregat dan semen;
(b) jumlah dari air yang dipakai;
(c) jumlah dan jenis dari bahan-campuran tambahan yang diguakan.

6.5.7. Pengadukan Beton

− (1)Mengaduk beton dengan mesin-aduk (mixer)


Mesin-aduk bisa berupa drum berputar atau sudu berputar dengan drum-
pengaduk atau sudu-pemutar harus dioperasikan merata pada kecepatan
mengaduk sebagaimana yang dianjurkan oleh pabriknya. Sudu pengumpan dan
pengaduk dari mesin-aduk harus diperbaiki atau diganti bila ada bagian yang aus
lebih dari dua puluh (20) mm. Mesin-aduk dan truk-aduk yang telah ditempeli
kerak beton yang telah mengeras tidak boleh digunakan.
Jika dipakai semen curah dan volume takaran setengah (0.5) meter kubik atau
lebih maka timbangan dan berat corong semen harus dipisah dan dibedakan
antara corong agregat dan corong lainnya. Mekanik pengeluran dari corong
timbangan untuk semen curah harus dikunci pada saat pembukaan khususnya
bila banyaknya semen dalam corong-corong berkurang lebih dari satu persen
(1%) atau bertambah berat lebih dari tiga persen (3%) dibandingkan dengan
banyaknya berat semen yang sudah ditetapkan.
Bila agregat mengandung air melebihi jumlah yang dibutuhkan untuk
menghasilkan saturated dry condition, contoh-contoh material harus diambil lagi
dari masing-masing agregat dan kadar-air diukur lagi untuk masing-masing jenis
agregat, kemudian kadar air dan takaran agregat harus
diperhitungkan/dipertimbangkan kembali.
Material campuran beton harus dimasukkan dengan baik ke dalam mesin-aduk,
dengan urutan air harus masuk lebih dulu baru kemudian semen dan agregat.
Semua air harus sudah masuk didrum dalam waktu sepertiga dari waktu
pengadukan seperti yang disyaratkan.

46
Semen harus ditakar dan dimasukkan ke dalam mesin-aduk dengan cara
sedemikian rupa sehingga berat semen tidak berkurang, karena tertiup angin atau
menggumpal di permukaan corong atau di tempat lain yang bisa mengubah
jumlah semen seperti yang disyaratkan dalam adukan beton.
Semua beton harus diaduk sekurang-kurangnya 1,5 menit (90 detik) setelah
semua bahan termasuk air berada dalam mesin-aduk. Selama waktu pengadukan
mesin-aduk harus terus berputar sesuai dengan putaran rencana.
Mesin-aduk harus berputar secara otomatis sesuai dengan alat pengatur-waktu
yang dapat diatur dan dikunci oleh Direksi. Alat pengatur-waktu dan mekanik
pengeluaran harus saling terkait, sehingga selama pengoperasian secara normal,
adukan tidak akan dikeluarkan secara otomatis sampai waktu yang ditetapkan
terpenuhi.
Penakaran yang pertama dari bahan beton yang dimasukkan ke dalam mesin
aduk harus mengandung sedikit kelebihan semen, pasir dan air atau penakaran
mortar dengan perbandingan yang sama untuk beton dengan tujuan melapisi
bagian dalam drum tanpa mengurangi kandungan mortar dalam adukan.
Bila berhenti mengaduk selama satu jam atau lebih, maka mesin-aduk harus
dicuci bersih.

(3) Mengaduk beton dengan tangan tidak diperbolehkan.

− (4) Beton jadi (Ready-mix).


Beton jadi yang dibeli dari supplier boleh digunakan setelah mendapatkan
persetujuan tertulis dari Direksi. Persetujuan ini tidak mengikat dengan tanpa
alasan, karena Kontraktor harus menunjukkan bahwa bahan beton yang dibeli
memenuhi semua persyaratan yang ditetapkan dalam spesifikasi ini. Persyaratan
yang ditetapkan seperti pengambilan contoh, adukan pendahuluan, pengujian
dan mutu beton untuk berbagai kelas beton harus tetap diikuti.

6.6. Peralatan untuk Pengangkutan dan Pengecoran Beton


6.6.1. Umum
Metode dan jenis peralatan yang digunakan untuk pengangkutan dan pengecoran beton harus
sedemikian sehingga beton mempunyai komposisi dan konsistensi yang diperlukan, dan tidak
akan menyebabkan segregasi yang berarti dari agregat kasar, atau menyebabkan kehilangan
slump melebihi dua puluh lima (25) mm, atau kehilangan kandungan udara sebelum
konsolidasi melebihi satu (1%) persen pada adukan beton.
47
Dalam hal beton diangkut dan atau dicor dengan salah satu dari tipe peralatan yang disebutkan
di bawah ini maka alat-alat yang digunakan harus dipasang dan ditangani sesuai dengan uraian
berikut :

6.6.2. Truk Pengaduk Beton


Kecepatan mengaduk dari drum harus diantara dua (2) sampai empat (4) putaran per menit. Isi
campuran beton di dalam drum harus tidak melebihi kapasitas yang ditetapkan oleh pabrik atau
tidak melebihi tujuh puluh (70%) persen dari isi penuh dari drum. Atas persetujuan Direksi truk-
pengaduk bisa digunakan atau dipakai saat pangangkutan beton. Interval antara dimasukkannya
air ke dalam drum dan pengeluaran adukan beton dari pengaduk harus tidak melebihi satu (1)
jam. Selama dalam interval ini, campuran harus diaduk secara terus menerus dengan kecepatan
seperti tersebut di atas.

6.6.3. Truk Biasa (Non-Agitasi)


Bak truk non-agitasi harus halus dan kedap air. Untuk melindungi terhadap hujan harus diberi
tutup. Truk non-agitasi harus mengeluarkan campuran beton ke lokasi pekerjaan sebagai adukan
yang merata dan tercampur secara sempurna.
Adukan yang merata akan dapat dianggap memenuhi syarat, bila contoh dari bagian satu dan
bagian lainnya dari bahan-campuran mempunyai slump yang perbedaannya tidak lebih dari dua
puluh lima (25) mm. Pengecoran beton harus selesai dalam satu (1) jam sesudah memasukkan
air kedalam semen dan agregat.
Dalam keadaan tertentu untuk mempercepat pengerasan beton, atau bila suhu udara tiga puluh
(300C) derajat atau lebih, batas waktu pengeluaran beton harus kurang dari satu (1) jam.

6.6.4. Corong Luncuran


Pengecoran beton dengan corong-luncuran (chute) tidak diijinkan kecuali mendapat persetujuan
terlebih dahulu dari Direksi. Bila disetujui, corong harus mempunyai penampang yang bersudut
bulat dan harus mempunyai kemiringan yang tetap, sehingga beton dapat meluncur tanpa
segregasi. Bagian bawah harus diberi alat-penuntun atau drop-chute atau alat-penuntun dengan
corong yang tidak melebihi satu setengah (1.5) meter tingginya untuk mencegah segregasi saat
jatuhnya campuran beton. Corong luncuran harus dilindungi dari sinar matahari langsung.

6.6.5. Pompa Beton dan Peralatan Pengecoran


Sebelum pemompaan dimulai, kira-kira satu (1) m3 mortar dengan perbandingan air, bahan
pembantu, semen dan agregat-halus sesuai dengan yang direncanakan untuk adukan-beton biasa

48
harus dicoba untuk dilewatkan melalui pipa inlet pompa. Pipa-pipa tersebut harus diusahakan
dipasang selurus mungkin.

6.6.6. Ban Berjalan (Belt Conveyor)


Adukan beton tidak boleh diangakut dengan alat ban-berjalan (belt conveyor), kecuali mendapat
persetujuan dari Direksi. Jika diijinkan, alat ban-berjalan harus digunakan dengan syarat-syarat
bahwa alat harus dilindungi dari hujan, angin dan sinar matahari, dan suatu corong-khusus
dengan chute tegak harus dipasang di ujung masing-masing alat ban berjalan untuk membatasi
jatuhnya adukan beton yang akan dicor dengan tinggi-jatuh maksimal satu setengah (1.5) m.
Rincian lengkap tentang katalog dari pabrik, cetak biru dan sebagainya utnuk masing-masing
tipe dari alat-alat di atas harus diserahkan kepada Direksi. Semua alat-alat itu harus dioperasikan
dan dipelihara sesuai dengan buku-petunjuk dari pabrik.
Alat tipe lain dari yang disebut di atas harus mendapat persetujuan dari Direksi sekurang-
kurangnya tiga puluh (30) hari sebelum digunakan.

6.7. Pengecoran Beton


6.7.1. Umum
Beton tidak boleh dicor/ditempatkan sebelum pemasangan bekisting, bagian-bagian yang perlu
dipasang di dalam beton dan persiapan permukaan beton selesai dilakukan oleh Kontraktor dan
diperisksa oleh Direksi.
Kecuali bila disetujui oleh Direksi, beton tidak boleh dicor pada waktu hujan atau tergenang air
dan dalam segala hal tidak boleh dicor dalam air yang mengalir.
Selama proses ini sarana komunikasi antara lokasi pengadukan dan lokasi pengecoran, bila
dianggap perlu harus disediakan, dioperasikan dan dirawat oleh Kontraktor seperti yang
ditentukan oleh Direksi. Tidak ada pembayaran tersendiri atau tambahan pembayaran kepada
Kontraktor sebagai biaya tambahan untuk tersedianya sarana komunikasi.

6.7.2. Persiapan Pengecoran


Sebelum kegiatan pengecoran dimulai semua permukaan yang akan ditempati adukan beton
harus dibersihakan dan tidak boleh ada minyak, lumpur, bahan organis, potongan-kayu, segala
macam lapisan cat, kotoran atau bahan-bahan lain yang bisa membusuk. Pembersihan ini bisa
dilakukan dengan menggunakan kompresor udara atau air atau alat-alat lain yang sesuai dan
mendapat persetujuan dari Direksi.
Semua permukaan bekisting dan bahan-bahan yang akan tinggal/tertanam di dalam cor-coran
harus dibersihkan. Permukaan pondasi cadas yang akan diberi adukan beton harus dibasahi dan
jika ada genangan air harus dikeringkan terlebih dahulu.
49
Permukaan tanah, pasir atau krikil yang akan ditempati adukan beton untuk pondasi harus
dibersihkan dari genangan air , aliran air, potongan kayu atau bahan kotoran lainnya. Permukaan
tanah atau pasir dan krikil harus dalam keadaan lembab sebelum adukan beton untuk pondasi
dicor/ditempatkan.
Permukaan construction joint (sambungan pelaksanaan untuk batas pengecoran) yang akan
ditempati adukan beton baru sebelumnya harus dibersihkan dan dibasahi serta harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Kegiatan pembersihan harus meliputi pembersihan
untuk semua kotoran, sisa-sisa adukan yang lepas, maupun cat-cat dan benda-benda lainnya.
Permukaan semua sambungan pelaksanaan harus dibersihkan dari kelebihan adukan sebelumnya
maupun benda-benda asing lainnya dengan jalan menyikat, memahat atau dengan cara lain yang
disetujui oleh Direksi. Sambungan pelaksanaan harus diisi karet (joint filler) atau material yang
sesuai dengan petunjuk Direksi.

6.7.3. Suhu Adukan Beton Selama Pengecoran


Suhu adukan beton selama waktu pengecoran tidak boleh lebih dari tiga puluh dua (320C) derajat
Celcius. Penumpukan agregat harus terlindung dan terhindar dari cuaca panas atau material
agregat dapat juga disemprot dengan air. Air untuk adukan harus cukup dingin atau campuran
beton diisolasi, jika diperlukan, untuk menjaga suhu adukan-beton di bawah batas-batas yang
telah ditetapkan.

6.7.4. Pengecoran Beton di dalam Air


Beton tidak boleh di cor di bawah air kecuali hal tersebut tidak dapat dihindari dan dalam hal ini
harus mendapat persetujuan dari Direksi dan harus dilakukan dengan pengawasan yang ketat dan
teliti.
Banyaknya semen untuk setiap kelas beton yang dicor di dalam air harus ditambah, sehingga
faktor air-semen dalam adukan tidak lebih dari 0,47. Slump harus dijaga tidak boleh melebih
sepuluh (10) cm untuk menghindari segregasi. Beton harus dituangkan hari-hati dalam gumpalan
yang kompak pada posisi yang tepat dengan bantuan penuntun ataupun alat bucket yang bisa
dibuka dari bawah atau alat lain yang disetujui oleh Direksi. Usulan secara rinci untuk
pengecoran dalam air harus dibuat oleh Kontraktor untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi.

6.7.5. Pengecoran
Kontraktor harus memberitahu Direksi, waktu dan tempat dimana akan dilakukan pekerjaan
pengecoran beton. Pengecoran beton hanya boleh dilakukan pada waktu Direksi atau wakilnya
hadir di tempat pekerjaan.

50
Adukkan-beton yang terlambat dicor dan sudah mulai mengeras atau kecuali dapat diperbaiki
dengan menambah air atau menurunkan slump sebesar dua puluh lima (25) mm atau lebih sesuai
dengan persetujuan Direksi, harus dibuang ke tempat yang ditunjuk oleh Direksi dan biaya yang
dikeluarkan untuk pembuatan adukan dan pembuangannya ditanggung oleh Kontraktor.
Sejauh masih bisa dilaksanakan beton harus dicurahkan langsung ke tempat pengecoran dan
tidak perlu dilewatkan jalan lain untuk menghindari segregasi. Metode dan alat-alat yang
dipakai untuk mencurahkan beton ke dalam bekisting harus sedemikian rupa sehingga tidak
akan menghasilkan agregat kasar terpisah dari adukan lainnya. Kontraktor harus menggunakan
cara yang cocok untuk menjaga agar besi dan bekisting tidak bergeser dari tempatnya. Tinggi
jatuh adukan beton harus tidak melebihi satu setengah (1,5) meter.
Semua adukan harus dicurahkan lapis demi lapis secara horisontal dengan tebal lapisan tidak
melebihi empat puluh (40) cm. Direksi berhak untuk meminta tebal lapisan kurang dari empat
puluh (40) cm bilamana diperlukan. Bila ditetapkan pada tebal 40 cm sesuai dengan spesifikasi,
tinggi satu bagian yang dicor harus ditetapkan seperti ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan pengarahan dari Direksi.

6.8. Pemadatan dan Proses Pengerasan Adukan Beton

Masing-masing lapisan adukan harus dipadatkan segera setelah adukan di cor dan dibiarkan
berkonsolidasi dengan menggunakan peralatan yang sesuai, sehingga beton dapat dipadatkan
sampai batas yang memungkinkan. Pengecoran lapisan adukan berikutnya tidak boleh dilakukan
sebelum lapisan yang adukan sebelumnya dikerjakan secara lengkap.
Umumnya, beton harus dipadatkan dengan alat penggetar mekanik atau pneumatik tipe
penggetar dalam yang bekerja dengan kecepatan sekurang-kurangnya tujuh ribu (7.000) putaran
per menit (RPM). Sewaktu dibenamkan ke dalam adukan, kepala penggetar harus dibenamkan
dalam beton secara vertikal dan sekurang-kurangnya lima (5) cm kedalam lapisan dibawahnya.
Jika sulit menggunakan penggetar dalam, beton boleh digetarkan dengan tipe penggetar
eksternal seperti yang akan diuraikan berikut atau dipadatkan dengan menusuk-nusuknya dengan
tongkat seperti pengarahan Direksi.
Pemadatan beton pada bagian struktur yang terbuka harus menggunakan alat-penggetar tipe
pembenaman, jika dipakai alat-penggetar bekisting heavy duty harus mendapatkan persetujuan
sebelumnya dari Direksi sebelum dilaksanakan. Penggetar bekisting harus ditempelkan secara
kuat ke bekisting selama pemadatan, dan harus dapat dilepaskan dengan cepat dan ditampelkan
kembali keposisi lain pada bagian bekisting dan harus bekerja dengan kecepatan sekurang-
kurangnya delapan ribu (8.000) putaran per menit (RPM) sewaktu dipakai untuk menggetarkan
beton.
51
Alat-penggetar harus digunakan secara sistematis dengan pengaturan interval tertentu, daerah
yang terpengaruh tidak boleh bertumpang tindih sehingga beton dapat dipadatkan secara merata
dengan sebaik-baiknya.
Pemadatan pada masing-masing lapisan bagian beton yang baru dicor dan berhubungan dengan
beton yang telah mengeras, maka penggetar harus digunakan lebih lama dan ditusukkan lebih
dalam berdekatan/sepanjang bagian yang berhubungan. Kepala penggetar tidak boleh
menyentuh bagian yang telah mengeras dan dinding bekisting.

6.9. Perawatan Beton dan Perlindungan


6.9.1. Umum
Semua beton yang sudah dicor harus dirawat sesuai dengan spesifikasi dan seperti yang
diperintahkan oleh Direksi. Kontraktor harus menyerahkan cara/metode perawatan beton untuk
mendapatkan persetujuan Direksi, sebelum dimulainya pengecoran. Perawatan harus segera
dilakukan supaya beton tidak kehilangan kelembabannya. Beton harus dilindungi dari hujan
deras selama dua belas (12) jam pertama, air mengalir selama empat belas (14) jam pertama dari
sinar matahari langsung untuk tiga (3) hari pertama.
Semua beton harus dilindungi secara memadai terhadap kemungkinan gangguan akibat adanya
lalu lintas, kebakaran atau panas yang berlebihan termasuk panas yang dihasilkan dari
pengelasan besi. Cara-cara perawatan berikut ini dapat dilaksanakan.

6.9.2. Cara Perawatan Kelembaban


Beton harus dijaga tetap lembab terus menerus dengan menjaga kadar airnya sekurang-
kurangnya selama tujuh (7) hari pertama.
Seluruh permukaan beton harus dijaga tetap lembab dengan cara membasahi dengan air
memakai alat nozzle, kain, kapas, keset, karpet basah, tanah atau lapisan pasir yang juga bisa
dipakai untuk menahan kelembaban. Pada waktu perawatan selesai, permukaan beton harus
dibersihkan dari bahan-bahan yang digunakan selama perawatan.

6.9.3. Cara Perawatan dengan Larutan Kimia


Perawatan permukaan beton yang terbuka/ekpose dapat dilakukan dengan cairan curing
compund sesuai dengan ASTM C309, PBI 1971 N.1.-2 atau yang setara, setelah mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Larutan kimia tersebut harus digunakan dengan cara disemprotkan dengan tekanan sedemikian
rupa sehingga menutup seluruh permukaan beton dengan lapisan yang merata, dan harus
mempunyai sifat sedemikian rupa sehingga lapisan ini akan mengeras dalam waktu tiga puluh
(30) menit sesudah pemakaian. Banyaknya larutan-kimia yang digunakan harus sanggup
52
menutup rapat seluruh permukaan beton. Mesin semprot harus dilengkapi dengan meteran
penunjuk tekanan pada waktu pengoperasian dan alat untuk mengendalikan tekanan.
Curing compound harus digunakan untuk beton yang permukaannya langsung dilakukan
finishing segera setelah kelembaban dari permukaannya hilang, tetapi penggunaannya harus
dilakukan sebelum mulai terjadinya penyusutan akibat kering atau retak yang besar mulai
tampak. Jika terjadi keterlambatan pada pemakaian curing compound mungkin akan terjadi
pengeringan yang menimbulkan retakan pada permukaan, penyemprotan air dengan semburan
halus memakai nozzle harus dimulai segera dan harus dilakukan terus menerus sampai
pemakaian bahan kimia dapat dimulai. Bila lapisan bahan kimia rusak karena sebab-sebab
tertentu sebelum masa berakhirnya tujuh (7) hari pertama, maka bagian yang rusak segera
diperbaiki dengan tambahan bahan kimia.
Curing compound tidak boleh mengeras selama disimpan, dan tidak boleh dilarutkan atau
dirubah dengan cara apapun selain sesuai standar dari pabrik. Pada saat digunakan, bahan kimia
harus berupa adukan yang merata. Jika bahan-kimia tidak digunakan selama seratus dua puluh
(120) hari sesudah tanggal pembuatannya Direksi bisa meminta pengujian tambahan sebelum
bahan tersebut digunakan untuk menentukan apakah bahan tersebut masih memenuhi
persyaratan.

6.9.4. Cara Perawatan dengan Membiarkan Bekisting Tetap pada Tempatnya

Beton yang memakai bekisting bisa dirawat dengan membiarkan bekisting tetap berada
ditempatnya. Bekisting harus tetap berada ditempatnya sampai sekurang-kurangnya tujuh (7)
hari pertama, kecuali untuk bagian struktur yang mempunyai ketebalan lebih tebal dari lima
puluh (50) cm, bekisting harus dibiarkan ditempatnya sekurang-kurangnya lima (5) hari.
Bekisting kayu harus tetap basah dengan penyiraman air selama masa perawatan.

6.10. Penyelesaian Akhir (Finishing) permukaan beton


6.10.1. Umum
Tingkatan dan syarat-syarat penyelesaian akhir/finishing dari permukaan beton harus
dilaksanakan sebagaimana yang ditetapkan pada pasal ini atau seperti ditampakkan dalam
gambar. Finishing pada permukaan beton harus dilakukan oleh tukang ahli dan berpengalaman.
Kecuali sudah ditetapkan bahwa pada bagian-bagian tertentu tidak diperlukan adanya kegiatan
inspeksi, maka finishing atas permukaan beton harus dilakukan hanya bila dihadiri oleh Direksi.
Bila diperlukan Direksi akan meminta pengujian pada permukaan beton untuk menentukan
apakah kekasaran permukaan masih dalam batas yang ditetapkan. Kekasaran permukaan beton
bisa digolongkan sebagai kasar atau halus. Bekas yang ditinggalkan oleh bekisting yang kurang
53
rapat atau tidak lurus atau geblekan bekisting yang jelek bisa dianggap sebagai kekasaran kasar
dan akan diuji dengan pengukuran langsung. Semua kekasaran yang lain akan dianggap
kekasaran yang halus dan akan diuji dengan menggunakan pelat yang mempunyai sisi lurus,
sedang untuk permukaan yang melengkung akan diuji dengan pelat yang mempunyai sisi
melengkung yang setara dengan arah lengkungan bagian yang akan diuji.

6.10.2. Permukaan yang Tampak


Permukaan beton yang memakai bekisting yang akan menerima bahan-timbun atau beton yang
akan dicorkan disitu. Koreksi kekasaran pada permukaan yang diukur seperti uraian sebelumnya
harus hanya diperlukan untuk cekungan yang melebihi tiga puluh (30) mm.
Permukaan yang memakai bekisting yang akan terbuka (“exposed”) secara tetap dan bila
diperlukan dengan penampilan yang menarik. Kekasaran permukaan yang diukur seperti uraian
sebelumnya tidak boleh melebihi sepuluh (10) mm untuk yang kasar dan dua puluh (20) mm
untuk yang “halus”. “Plywood” harus digunakan untuk penyelesaian tersebut.

6.10.3. Penyelesaian Akhir pada Lantai Beton Monolit


Penyelesaian akhir untuk lantai beton monolit yang tampak pada gambar, maka pengecoran
adukan beton harus berjalan secara terus-menerus setebal dan seluas pelat tanpa mengalami
perubahan adukan. Air-adukan harus sedikit mungkin, untuk menghasilkan pengecoran yang
sempurna jumlah air akan ditetapkan oleh Direksi. Sesudah pengecoran beton selesai, lantai dan
permukaan lain harus disetrika dengan setrika kayu pada permukaan yang benar dan pada
elevasi seperti tampak dalam gambar. Bila ditunjukkan dalam gambar atau dalam spesifikasi ini,
permukaan lantai harus diselesaikan dengan steel trowel. Penyetrikaan harus sedikit mungkin
selaras dengan upaya mempertahankan permukaan yang licin dan padat dan tidak boleh
diteruskan sampai saat adukan mulai mengeras untuk menghindari kelebihan bahan halus terikat
dalam penggosokan ini. Penambahan air, semen kering, atau spesi kering di atas permukaan
beton untuk membantu finishing tidak diijinkan.

6.10.4. Penyelesaian Akhir pada Permukaan Beton Untuk Pelat Jembatan


Sesudah beton di cor pada tempatnya, beton harus dipadatkan dan permukaannya harus
diratakan dengan papan dan diseterika dengan kasut kayu atau kasut kulit kayu. Alat pembentuk
bagian tepi harus digunakan pada semua sisi tepi dan semua expansion joints.
Permukaan tidak boleh menonjol atau melompong lebih dari tiga (3) mm dibawah penggaris
lurus sepanjang tiga (3) m. Permukaan harus mempunyai tekstur kerikil agar tidak menyebabkan
pengguna / pemakai terpeleset bila basah.

54
6.11. Pengendalian Mutu
6.11.1. Umum
Pengujian-pengujian yang harus dilakukan untuk kontrol mutu, dengan standar uji dan
frekuensinya harus sesuai dengan Sub-pasal 2.3. Tambahan pengujian berikut harus juga
dilakukan oleh Kontraktor.

6.11.2. Uji Kekuatan Tekan


Selama pembuatan dan pengecoran beton, sekurang-kurangnya harus diambil dua (2) contoh
setiap hari dan atau sekurang-kurangnya satu (1) contoh setiap lima puluh (50) meter kubik.
Masing-masing contoh harus terdiri dari enam (6) silinder untuk diuji. Tiap contoh harus terdiri
dari enam (6) silinder dengan ukuran berdiameter sepuluh (15) cm dan panjang dua puluh (30)
cm dengan standar perawatan dan diuji pada umur tujuh (7) hari untuk tiga (3) silinder pertama
dan diuji pada umur dua puluh delapan (28) hari untuk sisa tiga (3) silinder yang lainnya sesuai
dengan persyaratan ASTM C.39/C.42 atau ASHTO T.23.
Kekuatan tekan-beton memenuhi jika rata-rata tiga (3) hasil uji kekuatan tekan yang berurutan
adalah sama atau melebihi kekuatan yang telah ditetapkan dan tidak ada hasil uji yang nilainya
dibawah kekuatan yang disyaratkan.
Hasil pengujian dievalusi secara statistik, evaluasi harus dilakukan untuk sepuluh (10) hasil rata-
rata berkeseimbangan menurut basis seperti berikut :
a). Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari 100 % kekuatan yang
disyaratkan (specified strength) dalam Sub-pasal 2.5.2 disini harus tidak boleh
dari dua puluh lima (25%) persen;
b). Probabilitas dari uji kekuatan tekan yang kurang dari delapan puluh (80%) persen
dari kekuatan yang disyaratkan (specified strength) dalam Sub-pasal 2.5.2 disini
harus tidak lebih dari lima (5%) persen.

Bila dianggap perlu oleh Direksi, kekuatan tekan dari beton yang sudah dicor harus dicek
dengan metode schmidt hammer. Frekuensi dari pengujian harus sesuai dengan petunjuk dari
Direksi.

6.11.3. Uji Slump

Uji slump harus dilakukan sebelum pengecoran dan pada waktu pengambilan contoh pengujian
atau jika diperintahkan oleh Direksi. Pengujian harus sesuai dengan ASTM C.143, AASHTO
T119 atau SNI 1972-90-F.

55
6.11.4. Pengujian Bahan Beton

Kontraktor harus melakukan pengujian untuk bahan beton yang akan digunakan dengan
spesifikasi serta frekuensi yang ditentukan dan diarahkan oleh Direksi sebagai berikut :

Aggregates JIS Standard AASHTO Standard SNI Standards


- Sieving analysis for coarse, fine aggregate and E 11+C136 T-27 1968-90-F
for stone fineness
- Organic impurities in fine aggregate C 40 T-21 1755-90-A
- Specific gravity and water absorption test in C 128 T-84 1970-90-F
fine aggregate
- Specific gravity and water absorption test in C 127 T-85 1969-90-F
coarse aggregate
- Los Angeles abrasion test C 131 T-96 03-2417-1991
- Soundness of aggregates by use of Sodium C 88 T-104 1758-90-A
Sulphate

Cement JIS Standard AASHTO Standard SNI Standards


Fineness test on cement C 150 T-128 15-2530-1991
Strength test on mortar specimens C 150 T-106 M-111-1990-03

6.11.5. Catatan Pengecoran Beton dan Pengujian

Catatan yang teliti dan mutakhir yang menunjukkan tanggal, waktu, cuaca dan suhu lapangan
(bila berbagai lokasi pekerjaan yang berbeda-beda), harus dilakukan oleh Kontraktor dan
laporan quality control harus diserahkan setiap bulan kepada Direksi untuk evaluasi dan catatan
proyek. Kontraktor juga harus mencatat senua hasil pengujian beton dan harus diberi tanda /
kode dari hasil uji lokasi/tempat contoh itu diambil.

6.12. Toleransi untuk Konstruksi Beton

Kontraktor harus bertanggung jawab untuk menyetel dan mempertahankan bekisting dalam
batas-batas toleransi, sehingga menjamin pekerjaan yang sudah jadi masih berada dalam batas
toleransi yang ditetapkan berikut ini. Pekerjaan beton yang melampaui batas toleransi yang telah
ditetapkan dalam tabel berikut harus diperbaiki atau dibongkar dan diganti, atas biaya dari
Kontraktor.

56
Toleransi untuk Bangunan Beton

1. Bangunan beton monolit


(1) Menyimpang dasi sumbu yang telah ditetapkan……………………………5 cm
(2) Menyimpang dari bentuk profil yang telah ditetapkan……………………..5 cm
(3) Variasi ketebalan
Boleh lebih tipis ……………………...…….2.5 % atau kurang dari 1 cm
Boleh lebih tebal ………………………..…...5 % atau kurang dari 1 cm
(4) Variasi ukuran dimensi………………………..…………………………0.5 cm

2. Pangkal jembatan, pilar jembatan


(1) Menimpang dari sumbu yang telah ditetapkan …………………………….5 cm
(2) Menyimpang dari ketinggian yang telah ditetapkan ……………………….5 cm
(3) Variasi yang diijinkan untuk ketidak rataan dari permukaan bangunan kolom,
pilar dan tembok-tembok
Untuk permukaan yang terbuka setiap 3 meter ……………………..1 cm
Untuk permukaan yang tertimbun setiap 3 meter ………………..…5 cm

3. Bangunan-bangunan umum
(1) Variasi yang diijinkan untuk ketidak dataran dari pelat, balok, batang melintang
terhadap ketentuan dalam gambar
Untuk permukaan yang terbuka setiap panjang 3 meter …………..…1 cm
Untuk permukaan yang tidak terlihat setiap panjang 3 meter ………..5 cm
(2) Bergesernya dimensi penampang dari kolom-kolom, pilar-pilar, pelat-pelat,
tembok-tembok, balok-balok serta bagian bangunan seperti yang tercantum pada
bagian (1) diatas, boleh
Menyempit ……………………………………………………………1 cm
Melebar ………………………………………………………………2cm

(3) Variasi ketebalan dari pelat-pelat jembatan


Berkurang sampai dengan ……………………………………..……1 cm
Lebih tebal sampai dengan ………………………………………….2 cm
(4) Pondasi telapak
(a) Variasi dan dimensi mendatar
Boleh berkurang sampai dengan ………………….………1 cm

57
Boleh lebih besar sampai dengan …………………………5 cm
(b) Kesalahan penempatan atau penyimpangan eksentrisitas sekitar 2% dari
lebar telapak, tidak boleh lebih besar dari …………………….5 cm
(c) Pengurangan ketebalan ………………………………………………5 %
(5) Variasi dalam ukuran ataupun penempatan lokasi pelat dan
tembok-tembok ……………………………………………………………..5 cm
(6) Penyimpangan atau ketidak dataran dari bagian ambang atau dinding disamping
bangunan pintu serta sambungan kedap-air yang sejenis…………………..0.1 %

4. Penempatan dari besi penguat


(1) Variasi dari ketebalan selimut penutup……………………………………..10 %
(2) variasi jarak antar tulang ……………………………………………………2 cm

5. Peletakan dari beton pracetak


(1) Pergeseran jarak dari sumbu yang ditetapkan maksimum sebesar 1% dari
panjang beton pracetak atau tidak boleh lebih dari …………………………5 cm
(2) Pergeseran tinggi dari ketinggian yang sudah ditetapkan maksimum sebesar 1%
dari panjang beton pracetak atau tidak boleh lebih besar dari………………5 cm
(3) Variasi dari ketidak dataran unit beton pracetak saat diletakkan secara vertikal
untuk tiap jarak 3 m maksimum……………………………………………1 cm

6.13. Pekerjaan Bekisting


6.13.1. Umum
Pekerjaan bekisting harus termasuk penyediaan, pemasangan dan pembongkaran bekisting untuk
pekerjaan beton dengan kekuatan yang cukup, lengkap dengan semua pengikat-pengikat yang
diperlukan, penyokong dan sebagainya sesuai dengan syarat-syarat yang ditetapkan dibawah ini.
Bingkai bekisting harus mempunyai kehalusan dan kekasaran yang diperlukan untuk memenuhi
syarat-syarat toleransi dengan penyelesaian akhir sebagaimana yang ditetapkan di bawah ini dan
bingkai bekisting harus dikerjakan sedemikian sehingga jika ada sambungan horisontal tidak
menerus sampai seluruh permukaan bekisting. Bekisting harus benar-benar lurus dan sesuai
dengan elevasi, kedap mortar dan cukup kaku untuk menahan kemungkinan pelenturan yang
terjadi akibat tekanan bahan adukan-beton. Permukaan lengkung harus dibentuk dengan tali
busur yang dibuat sesuai dengan lengkungan yang tampak dalam gambar atau ditulis dalam
spesifikasi yang telah disetujui oleh Direksi. Permukaan semua bekisting yang berhubungan
langsung dengan beton harus bersih, kaku dan cukup kedap air untuk mencegah kehilangan
mortar. Kontraktor bertanggungjawaban terhadap kelengkapan pembuatan bekisting, tetapi tipe,
58
bentuk, ukuran, kualitas dan kekuatan semua bahan untuk pembuatan bekisting harus mendapat
persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Semua bekisting harus dikerjakan sedemikian rupa,
sehingga pada waktu membuka bekisting, tidak terjadi kerusakan pada betonnya.
Semua sambungan yang expose, tepi dan sudut-sudut luar dipingul sekurang-kurangnya dua (2)
cm dengan sudut empat puluh lima (45) derajat, kecuali bila disyaratkan lain dan diperintahkan
oleh Direksi. Sudut dalam harus dipotong seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan permintaan Direksi.

6.13.2. Persyaratan Bahan


Semua bahan untuk pembuatan bekisting harus mendapat persetujuan Direksi. Kayu harus padat,
lurus, tidak lapuk, tidak ada mata kayu yang lepas. Sebelum dibuat bingkai untuk bekisting,
kayu harus diserut lurus merata baik lebar maupun tebalnya. Bekisting yang digunakan untuk
beton yang dilewati air mengalir yang nantinya akan sepenuhnya terexpose, harus diberi lapisan
pada bagian bidang yang bersentuhan dengan beton dengan plywood atau kayu lain dan harus
tidak rusak dan atau cacat, sehingga tidak meninggalkan bekas yang tidak baik pada permukaan
betonnya.
Bila digunakan plywood, tidak boleh terpuntir, tidak keriting dan dikerjakan dengan lem khusus
yang kedap air. Bahan-bahan yang dipakai sejauh mungkin harus mudah didapatjan di lapangan,
sedang untuk lembaran plywood harus memiliki lebar dan panjang yang merata.
Lapisan papan kayu harus dipilih baik jenis maupun mutunya atau bila diperlukan harus dilapisi
dengan bahan pelindung supaya tidak terjadi kemungkinan terpuntir akibat tambahan bahan
kimia atau kemungkinan perubahan warna pada permukaan betonnya. Lapisan bekisting harus
dipilih sedemikian rupa sehingga tahan terhadap puntiran, karena pembebanan dan penggeseran
sewaktu pengecoran, dan harus sesuai dengan Sub-pasal 2.9.2.

6.13.3. Penempatan dan Persiapan


Bekisting harus ditempatkan sedemikian sehingga tanda sambungannya pada permukaan beton
menjadi bagian dari satu aligment yang lurus baik kearah horizontal maupun vertikal, dengan
sambungan antara permukaan masing-masing bekisting harus halus. Semua bagian tepi dan
pojok dari beton yang terbuka secara permanen harus dipingul seperti ditunjukkan dalam
gambar.
Sebelum ditempatkan adukan beton semua bekisting harus kaku, kencang dan harus benar-benar
bersih dari semua potongan kayu-kayu, bubuk gergaji, debu, bongkahan mortar kering, maupun
benda-benda asing lainnya, dan bila ada kelebihan air harus disingkirkan. Permukaan bekisting
harus dilapisi dengan minyak atau lapisan lain yang disetujui oleh Direksi yang tidak akan
meninggalkan warna pada beton. Bekisting yang sudah ditinggalkan cukup lama dan sudah
59
mulai kering harus dilabur kembali permukaannya dengan oli seperti yang diarahkan oleh
Direksi. Bekisting untuk permukaan yang menerus dipasang untuk lapisan berikutnya harus
dijaga kekakuan dan kekedapannya untuk seluruh permukaan untuk mencegah kemungkinan
terjadinya kebocoran mortar dari adukan beton serta untuk menjaga kelurusan bagian
permukaannya.
Bekisting yang dipakai lebih dari satu kali harus dirawat dalam keadaan yang mudah diperbaiki
dan dibersihkan sebelum digunakan lagi. Apabila memungkinkan bekisting untuk bidang luar
dari tembok harus dibersihkan dengan splash boards.

6.13.4. Pembukaan Bekisting


Kontraktor tidak boleh membuka bekisting sampai beton telah mengeras dan mempunyai cukup
kekuatan untuk menahan beban sendiri maupun beban kerja yang akan disangganya dengan
aman. Pembukaan bekisting harus mendapat persetujuan dari Direksi dengan suatu cara agar
agar tidak merusak beton dan umumnya bekisting harus dibiarkan tidak kurang dari empat puluh
delapan (48) jam sesudah beton dicor atau atas perintah Direksi.

6.13.5. Perancah (Penyangga)


Perancah / penyangga harus dilaksanakan dalam kedudukan yang baik untuk menyangga
bekisting sebelum menempatkan adukan beton dan harus dipertahankan tidak terjadi goyangan
akibat beban berat beton basah selama penyiraman atau beban-beban yang lain.
Biaya yang dikeluarkann untuk pekerjaan pada pasal ini harus dimasukkan dalam harga-satuan
per meter persegi (m2) untuk pekerjaan bekisting dan dalam harga satuan per meter kubik (m)
untuk pekerjaan perancah seperti yang ditentukan dalam Daftar Kuantitas dan Harga.

6.14. Besi Beton dan Perlengkapan Lainnya


6.14.1. Persyaratan untuk Bahan Besi Beton
Kontraktor harus menyediakan alat pemotong, pembengkok dan memasang semua besi beton
seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi. Kecuali bila ditunjukkan
lain dalam gambar, besi beton yang akan dipakai adalah besi polos dari pabrik yang mendapat
persetujuan dari Direksi dan memenuhi standar SD 295, SNI 2052-89-A atau setara yang
disetujui. Semua besi beton harus tidak keropos/berkarat dan mengelupas, tidak berminyak,
tidak bergemuk atau lapisan-lapisan lainnya yang bisa merusak atau mengurangi kekuatan
ikatannya dengan beton. Besi beton harus diambil contohnya oleh Direksi di pabrik atau tempat
penjualnya atau kedua-duanya. Kontraktor harus memberi tahu Direksi jauh-jauh hari untuk
memungkinkan pengambilan contoh oleh Direksi guna pengujian besinya. Direksi bisa memilih
dua atau lebih contoh dari masing-masing ukuran secara random yang mewakili lima (5) ton
60
atau bagian dari padanya dari masing-masing ukurannya dan memerintahkan Kontraktor untuk
mengambil contoh yang dipilih untuk diuji pada laboraturium yang desetujui Direksi atas biaya
dari Kontraktor. Besi beton baru boleh dipasang di lokasi jika sesudah hasil pengujian
laboratorium diterima dan disetujui oleh Direksi. Dalam segala hal , izin dari Direksi tidak
membebaskan Kontrakor terhadap tanggung jawabnya untuk menyediakan dan memasang besi
beton yang sesuai di dalam beton.
Pembayaran harus didasarkan pada jumlah berat (kg).

6.14.2. Uji Material


Mutu/grade yang digunakan untuk pekerjaan pembesian adalah U 24 atau BJTP24 dan BJTD24.
Pengujian material dilakukan untuk setiap jenis ukuran dimensi besi tulangan, setiap bentuk besi
tulangan (Deform atau Plain) dan pada setiap produk (pabrikasi) dari besi tulangan tersebut yang
akan digunakan.
Masing-masing material yang akan diuji dibuat 3 contoh benda uji.
Metode pengujian yang akan dilakukan berdasarkan ASTM A 615 – 7 dan AASHTO M 31 – 77.
Pengujian material tersebut meliputi :
− Uji diameter, luas penampang dan bentuk
− Uji berat per m
− Uji deformasi
− Uji tarik (Tensile Test)
Pengujian tersebut harus disaksikan Direksi dan hasil pengujian tersebut diserahkan kepada
Direksi.

Sebagai acuan digunakan Standar Industri Indonesia (SII 0136 – 80) mengenai jenis dan kelas
baja tulangan, seperti tabel berikut :

Jenis Simbol Batas Ulur Kuat Tarik Regangan Sudut Diameter


Minimum Minimum Minimum Lengkung Lengkung
N/mm2 N/mm2 %
2 2
(Kg/cm ) (Kg/cm )
Plain BJTP 24 235 382
24 180 3D
(2400) (3900)
Deform BJTD 24 235 382
22 180 3D
(2400) (3900)

61
Dimensi dan berat tulangan baja Standar Industri Indonesia (SII 0136 – 80)

Tulangan Diameter Luas Berat


Plain Deform Nominal Nominal Nominal
(mm) (cm2) (Kg/m)
P6 D6 6.00 0.283 0.222
P8 D8 8.00 0.503 0.395
P9 D9 9.00 0.636 0.499
P10 D10 10.00 0.785 0.617
P12 D12 12.00 1.131 0.888
P13 D13 13.00 1.327 1.040
P14 D14 14.00 1.540 1.210
P16 D16 16.00 2.011 1.580
P18 D18 18.00 2.545 2.000
P19 D19 19.00 2.835 2.230
P20 D20 20.00 3.142 2.470
P22 D22 22.00 3.801 2.980
P25 D25 25.00 4.909 3.850
P28 D28 28.00 6.157 4.830
D29 29.00 6.605 5.190
P32 D32 32.00 8.043 6.310
D36 36.00 10.179 7.990
D40 40.00 12.565 9.870
D50 50.00 19.635 15.400

6.14.3. Pembuatan dan Perakitan


Kontraktor harus menyerahkan gambar-gambar pemotongan dan pembengkokkan besi kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuannya. Semua pembengkokkan dan pemotongan besi beton
harus mengikuti standar pelaksanaan yang telah disetujui dan berdasarkan atas gambar yang
telah disetujui seperti yang ditetapkan di atas. Membengkok besi dengan cara dipanaskan tidak
diperbolehkan kecuali mendapat persetujuan terlebih dahulu dari Direksi. Ijin bisa diberikan atas
permohonan khusus yang diajukan oleh Kontraktor dalam penggunaan metode kerja yang
menjamin bahwa besi beton yang akan dipakai tidak akan mengalami kerusakkan. Ijin tersebut
tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawabnya atas kekurangan yang mungkin timbul
dan terjadi nantinya.
Besi beton harus diikat kuat-kuat pada posisinya secara teliti, sehingga tidak bergerak bila
dilakukan pengecoran beton ataupun bergeser akibat penggetaran. Besi horisontal harus ditahan
dengan blok beton precast atau kursi besi yang ditempatkan sedemikian rupa, sehingga besi ini
dapat dijaga tetap berada di tempatnya dan berada pada elevasi yang benar.

62
Persilangan besi dan overlap batang besi harus diikat kuat-kuat dengan kawat besi beton
berdiameter tidak kurang dari 0,9 mm. Tebal selimut beton minimum yang diukur dari tulangan,
harus antara lima (5) sampai sepuluh (10) cm seperti yang ditunjukan dalam gambar atau seperti
yang diperintahkan oleh Direksi. Ketebalan minimum penutup beton maupun jarak antara besi
seperti yang ditunjukkan dalam gambar bila menurut pendapat Direksi kurang tepat, dapat
diubah selama pelaksanaan.
Besi beton harus dipasang overlap dengan panjang overlap tidak kurang dari dua puluh lima
(25) kali diameter dari ukuran terbesar besi atau seperti yang diarahkan oleh Direksi. Tempat
overlap dari batang besi itu harus mendapat persetujuan dari Direksi.

6.14.4. Batang Jangkar/Angkur (Dowel Bars)


Kontraktor harus menyediakan bahan untuk batang jangkar/angkur, memotong dan
menempatkan semua batang jangkar/angkur seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau pada
tempat yang diperlukan atas perintah dari Direksi..
Pemotongan dan penempatan angkur harus sesuai dengan Sub-pasal 2.13.2. atau seperti petunjuk
Direksi.
Angkur harus disediakan untuk struktur jembatan seperti yang terdapat dalam gambar atau yang
diarahkan oleh Direksi.

6.15. Pengisi Sambungan (Joint Filler tebal 1cm)


Sebelum pemasangan expansion joint filler Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan yang
akan digunakan, disertai dengan sertifikat pengujian, spesifikasi dari pabrik dan cara-cara
pemasangan pada expansion joint filler yang diperlukan/diinginkan untuk mendapatkan
persetujuan dari Direksi.
Kontaktor harus memotong joint filler untuk menutup bidang sambungan yang diperlukan pada
beton.
Bila dipasang pada bidang vertikal joint filler harus diletakkan di sisi bidang yang sudah selesai
terlebih dahulu dengan bahan joint filler yang telah disetujui dimana permukaan masing-masing
bagian dari joint filler sekurang-kurangnya empat puluh (40) mm dari bagian tepi. Sambungan
dari joint filler harus dibuat dari perekat yang bisa ditempelkan secara dingin sehingga mortar
dari beton tidak akan merembes melalui bidang beton yang lain. Jumlah sambungan harus
diusahakan sesedikit mungkin dan jika memungkinkan menggunakan sambungan buatan pabrik.
Kekedapan dari sambungan dan struktur dimana joint filler digunakan menjadi tanggung-jawab
Kontaktor.

63
6.16. Penahan Air (Water Stop)
Kontraktor harus menyediakan dan memasang penahan air seperti ditunjukkan dalam gambar
atau perintah dari Direksi dan/atau seperti yang ditetapkan pada pasal ini. Penahan air yang akan
dipakai harus mempunyai karakteristik fisik sesuai syarat-syarat dalam standar ASTM, Flexible
Polyvinyl Chloride (PVC) Water Stop, atau bahan yang setara yang disetujui oleh Direksi.
Persyaratan untuk penahan air

Karakteristik fisik Metode pengujian

Specific gravity tidak kurang dari 1.20 g/cm3 ASTM D. 792


Tensile strength tidak kurang dari 100 kg/cm2 ASTM D. 412
Elongation tidak kurang dari 330 % ASTM D. 412
Stiffness in flexure, 6 mm span tidak kurang dari 28
ASTM D. 747
kg/cm2

Penahan air harus dibuat dari bahan plastik dengan resin dasar yang harus berupa polyvinyl
cloride. Semua penahan air harus dicetak atau dicor dengan setiap bagian penampangnya harus
padat serta rata dan tidak ada keropos atau ketidak sempurnaan lainnya. Penahan air harus terdiri
dari tipe 3-bulb baik untuk sambungan konstraksi maupun sambungan pelaksanaan. Penahan air
harus simetris, dengan bentuk dan ukuran untuk kedua tipe di atas harus sesusai dengan
persyaratan berikut :

Dimensi (mm) Tipe A (tipe 3-bulb) Tipe B (tipe 3-bulb)


Lebar 300 200
Tebal 9 5
Toleransi : lebar + 3 % tebal + 10%

Penyambungan penahan air harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi pabrik dan sesuai
instruksi Direksi. Penyambungan khusus untuk menyatukan keping-kepingan penahan air
digunakan disemua pertemuan penahan air.
Penahan air harus dipasang dengan lebar yang sama dengan bahan yang ditanam dalam beton
pada masing-masing sisi sambungan. Kontraktor harus menempatkan penahan air secara berhati-
hati dan pemadatan beton disekitar penahan air harus dijamin bahwa penahan air tidak akan
rusak, dan terjadi lekatan yang sempurna antara beton dengan bidang penahan air yang tertanam.
Kontraktor harus mengganti atau memperbaiki dengan biaya sendiri setiap penahan air yang
sobek, berlubang atau rusak. Kontraktor harus melengkapi semua penyokong dan pengikat yang
diperlukan untuk penempatan penahan air seperti ditunjukkan dalam gambar atau atas perintah
dari Direksi.
Kekedapan air dari sambungan dan struktur dimana penahan air dipasang harus menjadi
tanggung jawab Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan semua bahan dan tenaga yang
64
mampu untuk melaksanakan semua pekerjaan yang diperlukan sehingga hasilnya memuaskan,
sesuai dengan spesifikasi dan perintah dari Direksi..

6.17. Pengukuran dan Pembayaran


6.17.1. Beton
a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaani beton harus dilakukan berdasarkan volume
beton yang sebenar-benarnya dicor dalam meter kubik (m3) sesuai garis batas struktur
seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.
Pengukuran beton terhadap bagian sisi dari setiap penggalian tanpa menggunakan
bekisting perantara harus dilakukan hanya di dalam garis yang wajib dibayar atau garis
yang ditunjukkan dalam struktur. Tidak ada potongan yang dibulatkan atau pinggir
yang dipingul atau ruangan yang ditempati oleh logam, saluran listrik atau ruangan
kosong atau barang penting lainnya yang luas penampangnya kurang dari 0.05 m2.

b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter kubik (m3) beton yang telah dicor
sesuai hasil pengukuran dengan cara sebagaimana diuraikan di atas untuk masing-
masing harga satuan kontrak per meter kubik seperti yang tercantum di Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh Direksi termasuk semua kompensasi
untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan, alat-alat dan
sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Direksi dan
syarat-syarat dalam spesifikasi.

6.17.2. Pekerjaan Bekisting

a.Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan bekisting harus dilakukan berdasarkan luas
permukaan cetakan beton dalam meter persegi (m2), ditentukan oleh dimensi dari
struktur-struktur beton sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau atas petunjuk
Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah meter persegi (m2) yang dihasilkan dari
pengukuran seperti syarat-syarat diatas, untuk masing-masing harga satuan per meter
persegi yang dinyatakan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui
65
termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
perlengkapan, alta-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan
perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

6.17.3. Besi Beton

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran besi beton harus dilakukan berdasarkan berat besi yang
sebenar-benarnya terpasang dalam metrik kilogram (kg) yang dihitung dari panjang
dan jumlah batang seperti tampak dalam gambar atau atas petunjuk Direksi diubah
keberat untuk ukuran batang yang terdaftar dengan mengalikan satuan berat per linier
meter. Besi overlap yang ditunjukkan dalam gambar atau diminta oleh Direksi harus
dibayar sesuai dengan harga satuan dalam kontrak. Bila ada tambahan besi dalam
overlap melebihi yang diperlukan untuk kemudahan kerja Kontraktor maka tidak akan
ada pembayaran tambahan.

b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah metrik kilogram (kg) yang dihasilkan dari
pengukuran seperti syarat-syarat di atas untuk masing-masing harga satuan kontrak per
metrik kilogram yang dinyatakan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan telah
mendapat pengesahan dari Direksi, termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan
semua tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan, alat-alat dan sebagainya untuk
menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam
spesifikasi.

6.18. Perlengkapan lain-lainnya


6.18.1. Penahan Air (Waterstop)

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran penahan air harus dilakukan berdasarkan penahan air
yang sebenar-benarnya terpasang dalam linier meter (m) yang dihitung dengan ukuran
dan panjang seperti tampak dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi. Dalam
menghitung volume tidak termasuk panjang overlap pada sambungan.

66
b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan untuk jumlah linier meter (m) hasil pengukuran seperti
syarat-syarat diatas sesuai harga satuan kontak per meter yang dinyatakan dalam
Daftar Kuantitas dan Harga, dan telah mendapat pengesahaan dari Direksi, termasuk
kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan, perlengkapan,
alat-alat dan sebagainya, untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan perintah dari
Direksi dan syarat-syarat dalam spesifikasi.

6.18.1. Batang Angkur (Dowel Bar)

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran batang angkur harus dilakukan berdasarkan kenyataan
jumlah batang (bh) seperti ditunjukan dalam gambar atau atas petunjuk Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran harus dilakukan berdasarkan batang sesuai hasil pengukuran dan syarat-
syarat di atas untuk masing-masing harga satuan, harga per batang seperti yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dan harus disetujui oleh Direksi
termasuk kompensasi penuh untuk penyediaan semua tenaga kerja, bahan-bahan,
peralatan, alat-alat dan sebagainya untuk menyelesaikan pekerjaan, sesuai dengan
perintah dari Direksi dan syarat-syarat dalam

67
PASAL7
PEKERJAAN PONDASI TIANG BORE

7.1. UMUM
7.1.1. KETENTUAN UMUM
1. Kontraktor harus menyiapkan semua gambar kerja, bahan dan tenaga kerja yang
di perlukan.
2. Pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikutin semua ketemtuan dalam buku
spesifikasi teknik ini
3. Kecuali dalam gambar atau spesifikasi teknik ditentukan lain, sebagai dasar
peraturan ialah PBI 1983 NI-2/ SNI 03-2847-2002. (Tatacara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung).
4. Kontraktor harusmemelihara, memperbaiki, menyelesaikan dan mengerjakan
semua pekerjaan dan pekerjaan tambahan, sehingga menghasilkan pekerjaan
yang sesuai dengan gambar rencana.
5. Kontraktor harus melampirkan metode pelaksanaan yang akan digunakan dalam
proyek ini dengan memperhatikankondisi lapisan tanah yang ada. Dalam metode
pelaksanaan ini antara lain harus dijelaskan bagaimana cara mengatasi kondisi
tanah pada proyek ini dan peralatan apa yang dibutuhkan untul itu.
6. Tiang-tiang pondasi bor harus dibuat sesuai dengan rencana yang dibuat oleh
Konsultan Peencanaan seperti terlihat dalam gambar rencana. Kedalaman tanah
keras pada proyek ini diperkirakan terdapat pada kedalaman 12 m – 15 m
dibawah muka tanah yang ada pada saat sekarang seperti terlihat dari Laporan
Hasil Penyelidikan Tanah.

7.1.2. Dalam melaksanakan pekerjaan tiang bor ini Kontraktor diwajibkan untuk
mengambil dan menyimpan contoh tanah dari :
- Dasar dari lubang bor.
- ½ meter diatas dasar lubang bor.
- 1 meter diatas dasar lubang bor.
- 1 ½ meter diatas dasar lubang bor.
- Setiap perubahan lapisan tanah yang dijumpai pada saat
pengeboran.
68
7.2. GAMBAR KERJA
1. Kontraktor harus membuat dan mengajukan gambar kerja kepada
Pengawas untuk mendapatkan persetujua sebelum pekerjaan
dilaksanakan.
2. Kontraktor harus memperbaiki gambar – gambar kerja sesuai dengan
semua perubahan yang dilakukan di lapangan (As-built) dan
menyerahkan kepada pengawas pada akhir waktu pelaksanaan.

7.3. STANDAR
Spesifikasi Dokumen kontrak harus sesuai dengan keinginan Pemberi
Tugas/Pengawas. Semua pekerjaan beton bertulang harus dilaksanakan
sesuai dengan spesifikasi “ PEKERJAAN BETON BERTULANG ” dan SNI
03-2847-2002, kecuali bila ada perubahan – perubahan khusus yang akan
disebutkan kemudian.

7.4. BAHAN
7.4.1. TIANG BORE
o Tiang bore dengan dimater 60, Beton untuk tiang pancang, harus mempunyai
tegangan tekan karakteristik K.350 sesuai SNI 03-2847-2002.
o Tulangan utama digunakan BJTD-40 dan tulangan Beugel digunakan U-24.

7.5. TATACARA PELAKSANAAN PEKERJAAN


7.5.1. PENGUKURAN
1. Data mengenai ketinggian dan skema penempatan tiang tercantumn
dalam gambar. Penetuan lokasi dan pekerjaan uitzet tiang dilaksanakan
oleh Kontraktor, Kontraktir harus memelihara semua ketinggian yang
ditentukan, termasuk ketinggian dari ujung atas tiang sebelum tiang
dipotong.
2. Semua patok harus diperiksa secara teratur untuk menjamin agar kegiatan
pemacangan taing tidak sampai mengakibatkan patok itu bergerak. Pada
Gambar kerja, tiap tiang harus diberi nomor.

69
3. Patok-patok referensi, Bouwplank dan pengukuran. Semua ukuran
ketinggian yang dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan dinyatakan
terhadap Datum ± 0.00 LWS (Low Water Spring).
4. Pemborong harus membuat patok referensi, Menara ketinggiannya
terhadap Datum dengan mendapatkan persetujuan terlebih dahulu dari
Pengawas/Konsultan. Penetuan patok-patok bouwplank dan lain-lain ,
harus dilakukan dengan perlatan Theodolith/Waterpass yang sebelumnya
harus diperiksakan/disetujui.
5. Ukuran-ukuran dinyatakan dengan metrik, kecuali bila dinyatakan lain.
6. Hasil pengukuran di lapangan harus dapat dikaitkan dengan patok-patok
tetap (Bench Mark) yang telah ada menurut petunjuk
Pengawas/Konsultan di lapangan, dan bila diperlukan Pemborong harus
memasang patok-patok pembantu untuk menentukan ketinggian dan
koordinat local , yang harus dipelihara keutuhan letak dan ketinggiannya
selam pekerjaan berlangsung. Sebelum pekerjaan dimulai patok-patok
pembantu/bouwplank harus diperiksa/disetujui oleh Pengawas/Konsultan.
7. Kontraktor harus mengecek titik-titik as tiang pancang sesuai dengan
letak titik-titik as kolom yang akan dilaksanakan.

7.5.2. PELAKSANAAN PEMBUATAN TIANG BORE


1. Setelah lokasi tiang bor yang akan dibuat ditentukan dan disetujui oleh
Pengawas maka pekerjaan pembuatan tiang bor dapat dimulai. Sebelum
pekerjaan ini dimulai Kontraktor sudah harus menyiapkan drilling record
yang bentuk dan isinya sudah disetujui oleh Pengawas. Isi drilling record
anatara lain tertulis dalam item pekerjaan.
2. Tahap pertama adalah pekerjaan pengeboran. Pekerjaan pengeboran
harus dilakukan dengan menggunakan rotary drilling machine dengan
dilengkapi buckets dan augers yang sudah memperoleh persetujuan dari
pengawas.
3. Minumum harus disediakan 1 setr alat bor cadangan , serta peralatan
casing sementara (apabila diperlukan).Alat-alat ini harus dapat
dipergunakan untuk melakukan pengeboran menembus air, lapisan keras,

70
batu besar, serpihan-serpihan cadas, tanah liat yang keras, kerikil dan
pasir.
4. Bila kekuatan dinding lubang bor diperkirakan tidak cukup menahan
longsor, perlu dipergunakan steel casing sementara dengan ukuran
Panjang yang seuai dengan kebutuhan. Sambungan dari casing harus
kedap air.
5. Kondisi lapisan tanah untuk proyek ini dapat dilihat pada Hasil
Penyelidikan Tanah. Dari kondisi tanah yang ada kontraktor harus sudah
mempertimbangkan dalam mengajukan penawaran bahwa kemungkinan
besar perlu atau tidak digunakannya steel casing sementara sedalam
lubang bor.
6. Drilling record harus berisi anatar lain kedalaman dari pengeboran, waktu
pelaksanaan , klasifikasi tanah dari kedalam yang berbeda dan gangguan-
gangguan/kesulitan-kesulitan yang mungkin terjadi pada saat pengeboran
harus dibuat selengkap mungkin. Kontraktor diminta untuk melampirkan
drilling records yang biasa digunakan dalam penawaran.
7. Pengeboran harus dilakukan sampai mancapai lapisan tanah keras yang
disyaratkan, dimana ciri-cirinya ditentukan berdasarkan Hasil
Penyelidikan Tanah dan kedalamannya bervariasi sekitar 14-18 meter di
bawah muka tanah asli.Pada waktu pengeboran dilakukan harus
dilakukan pencatatan mengenai elevasi dan jenis lapisan lapisan tanah
yang dijumpai. Selanjutnya harus diambil contoh tanah dari setiap elevasi
tersbut dan disimpan sedemikian rupa sehingga sifat asli dari tanah
tersebut tidak berubah. Contoh tanah tersebut harus dapat ditunjukkan
kepada Konsultan Perencana/Pengawas setiap saat jika diperlukan oleh
Konsultan Perencana/Pengawas.
8. Untuk mencapai hasil pekerjaan yang maksimal Kontraktor diwajibkan
untuk menempatkan seorang Ahli Tanah yang sudah berpengalaman
dengan pekerjaan tiang bor. Pengeboran baru dihentikan setelah
mendapat persetujuan dari Pengawas. Walaupun telah disetujui oleh
Pengawas, tetapi tanggung jawab atas mutu pekerjaan yang dihasilkan
sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kontraktor.

71
9. Setelah pengeboran selesai harus dicatat kedalaman yang
dicapai.Tahapan kedua adalah pekerjaan pembersihan dasar lubang bor
dari longsorn dan lumour yang terjadi pada dasar lubang bor. Pekerjaan
ini mutlak harus dilakukan oleh Kontraktor karena longsoran dan lumpur
tersebut dapat mempengaruhi daya dukung seta perilaku dari tiang bor.
Pekerjaan pembersihan ini baru dapat dihentikan setelah mendapat
persetujuan dari Pengawas. Lama pembersihan dan kedalaman dari
lubang bor setelah pembersihan dilakukan ini harus dicatat.
10. Tahap selanjutnya adalah penyetelan/pemasangan tulangan dari tiang bor.
Tulanagn dari tiang bor harus sudah siap dimasukan ke dalam lubang bor
setelah pekerjaan pembersihan selesai dilakukan. Apabila ternyata
tulangan tersebut belum siap makan pekerajaan pembersihan lubang bor
harus dilakukan Kembali samapai tulangan tersebut siap untuk
dimasukan. Apabila ternyata diperlukan penyambungan tulangan maka di
tempat pekerjaan harus disediakanmesin las yang dapat digunakan setiap
saat untuk untuk me-las tulangan. Pada sisi luar tulangan harus diberi
beton tahu setebal 7 cm pada beberapa tempat untuk mendapatkan
selimut beton yang baik pada semua bagian tiang bor.
11. Setelah tulangan tiang bor terpasang dilakukan Kembali pengukuran
kedalaman lubang bor yang dilakukan oleh Kontraktor dan diketahui oleh
Pengawas. Apabila ternyata terjadi pengurangan kedalaman lubang bor
dibandingkan dengan kedalaman pada saat pembersihan selesai
dilakukan, maka tulangan terpasang tersebut harus dikeluarkan Kembali
dan harus dilakukan pekerjaan pembersihan Kembali.

7.6. PROSEDUR PEMBEBANAN

1. Resultanta Beban-beban percobaan harus segaris dengan sumbu


memanjang tiang bor.
2. Pembebanan untuk Loading Tesy ini dilakukan hingga 200% dari
Anticipated Design Load.
3. Pembebanan dilakukan mengikutin prosedur “Slow Maintained Load
Test’dengan cyclic Loading berdasarkan ASTM D 1143-81 (1994)
72
AXIAL PROVING TEST
CYCLIC LOADING max test load >= 200% x ADL

SIKLUS BEBAN (% X ADL) LAMA


PEMBEBANAN
0
25 A
I 50 1 JAM
25 20 MENIT
0 1 JAM
50 20 MENIT
75 A
II 100 1 JAM
75 20 MENIT
50 20 MENIT
0 1 JAM
50 20 MENIT
100 20 MENIT
125 A
III 150 1 JAM
125 20 MENIT
100 20 MENIT
50 20 MENIT
0 1 JAM
50 20 MENIT
100 20 MENIT
150 20 MENIT
175 A
IV 200 B
150 1 JAM
100 1 JAM
50 1 JAM

Tersebut menggangu kelancaran pekerjaan. Tempat pembuangan metrial galian akan


ditentukan oleh Pengawas atas petunjuk Pemberi Tugas atau Pemerintah Daerah
setempat. Dalam penawaran Kontraktor sudah harus memperhitungkan hal ini.
73
7.7. PENOLAKAN TIANG
▪ Tiang yang tidak dilaksanakan dengan benar serta tidak memenuhi spesifikasi ini
akan ditolak oleh Pengawas. Kontraktor wajib membuat tiang pengganti tanpa
biaya tambahan, meskipun bila diperlukan tiang dengan ukuran yang berbeda
sebagai akibat dari kesalahan tersebut di atas.

7.8. PEMBUATAN TIANG BORE DAN PEMADATAN


1. Kontraktor harus membuat pendataan yang teratur dari setiap pembuatan
tiang bor serta harus menyediakan 4 (empat) kopi dari hasil pendataan
tersebut yang sudah ditanda tangani untuk diserahkan kepada Pengawas
setiap hari.
2. Pendataan dari setiap tiang bor harus mencakup Panjang dan ukuran dari
Beton bertulang yang dicor, permukaan air tanah, Panjang dari casing
bila dipergunakan, jenis lapisan dari tanah yang ditembus, kedalaman
pada saat penghentian pengeboran, hasil dari test terhadap tanah yang
dilakukan, tanda tangan dari pengawas serta informasi-informasi lain
yang diisyaratkan oleh Pengawas.

7.9. TEST
• Harga-harga satuan yang ditawarkan oleh Kontraktor harus sudah
mencakup biaya yang diperlukan untuk melakukan test mutu beton dan
mutu dari besi tulangan seperti yang disyaratkan. Jenis dan banyaknya
material yang akan di test dapat dilihat pada spesifikasi “Pekerjaan Beton
Bertulang”.

7.9.1. AXIAL LOADING TEST PADA TIANG BORE


o Axial Loading test pada tiang bor dimaksudkan untuk menentukan
respons tiang bor terhadap suatu pembebanan tekan statis. Beban tersebut
bekerja secara aksial pada tiang bor yang bersangkutan.
▪ Persyaratan mengenai hal ini harus sesuai dengan ASTM D 1143-81.

74
Jumlah axial loading test ini ditetapkan sbb :
Axial Proving Test : 1 (used pile) setiap 75 tiang bor
Untuk axial loading test ini disyaratkan mempergunakan set-up
system Kentledge .
Syarat-syarat pelaksanaan loading test mencakup hal-hal sbb:
a. Prosedur Pembebanan.
b. Peralatan untuk pengadaan beban.
c. Prosedur pengukuran penurunan tiang
d. Peralatan untuk mengukur penurunan.
e. Laporan hasil testing

• Pipa, bila terdengar suara benturan dengan plat penutup, maka itu berarti
bahwa plat penutup tersebut masih berada ditempatnya dan tidak bocor.
• Posisi dari pipa Tremie harus diatur sedemikian rupa sehingga dasar dari
pipa tersebut paling tidak 1.5 m di bawah permukaan beton pada setiap
tahap pengecoran. Pengecoran beton harus terus menerus tanpa berhenti.
• Volume actual dari beton yang dipergunakan harus dicatat dan dicek
dengan perhitungan volume di atas kertas untuk menyakini bahwa tidak
terjadi “Necking” atau “caving” di dalam lubang bor.

7.10. TOLERANSI POSISI TIANG


7.10.1. Deviasi maksimum terhadap posisi tiang pondasi harus memenuhi syarat-
syarat sebagai berikut:
• Deviasi maksimum diukur di setiap arah horizontal terhadap garis grid
patokan, maksimum : 7,5 cm.
• Deviasi level dari permukaan atas tiang, maksimum : 2.0 cm.
• Toleransi sumbu vertical = 1: 80
7.10.2. Khusus untuk tiang bor tunggal toleransi ini harus diperhatikan benar, karena
penyimpangan sedikit saja dari toleransi ini berakibat fatal dan Kontraktor
harus mengganti tiang bor yang gagal tersebut dengan tiang bor baru yang
letaknya akan ditentukan oleh Konsultan Perencana.
7.10.3.Semua biaya tambahan yang timbul karena perubahan pada jumlah tiang,
disain dari kepala tiang, balok fondasi baik dari segi material, waktu maupun
75
viaya perencanaan ulang yang diakibatkan oleh kesalahan/kegagalan dari
Kontraktor dalam melaksanakan pembuatan tiang bor, seluruhnya menjadi
beban Kontraktor.

7.11. URUT-URUTAN PEMBUATAN TIANG BORE


• Bila terdapat 5 buah tiang bor dalam satu berkas fondasi maka tiang yang
terletak di tengah harus dilaksanakan terlebih dahulu. Pembuatan tiang baru
yang terletak di sebelah tiang yang baru selesai dicor harus
mempunyaitenggang waktu minimum 7 hari dan harus memperoleh
persetujuan dari Pengawas.

7.12. PEMBUATAN AS BUILT DRAWING


7.12.1.Segera setelah pekerjaan selesai Kontraktor harus membuat “As Built
Drwaing” dari letak tiang bor dan dibandingkan dengan letak tiang bor
rencana.
7.12.2.Apabila dalam pelaksanaan terjadi penyimpangan pelaksanaan di luar
toleransi yang diberikan Konsultan perencana maka Kontraktor wajib
mengganti tiang bor yang dianggap gagal tersebut.

7.13. PEMBUANGAN MATERIAL SISA GALIAN


7.13.1. Material galian yang terjadi akibat pembuatan lubang bor harus dikeluarkan dari
lapangan pekerjaan apabila menurut Pengawas material.Diperkenankan
melanjutkan ketahap pekerjaan selanjutnyasebelum tahapan ini disetujui oleh
pengawas.
7.13.2. Tahapan selanjutnya dalah pekerjaan pengecoran beton kedalam lubang bor.
Setelah pekerjaan pemasangan tulangan selesai dilakukan, maka adukan beton
yang akan digunakan sudah harus siap ditempat pekerjaan, sehingga pengecoran
langsung dilakukan setelah pekerjaan pemasangan tulangan disetujui oleh
pengawas. Pengecoran ini harus dilakukan sampai selesai, tidak diperkenankan
menunda pekerjaan pengecoran ini.
7.13.2. Apabila pengecoran ini tidak diselesaikan karenasesuatu alasan maka tiang bor
ini dianggap tidak memenuhi syarat lagi dan kontraktor harus mengganti tiang
tersebut dengan tiang bor baru yang letaknya berdekatan dengan tiang bor yang
76
gagal tersebut. Semua resiko akibat hal ini adalah tanggungan kontraktor. Untuk
mencegah hal tersebut maka kontraktor sudah harus dapat memperkirakan
jumlah/volume adukan beton yang akan digunakan pada lobang bor yang sudah
disiapkan. Harus diadakan pencatatan volume yang diperkirakan akan digunakan
dengan volume adukan yang terpakai sesungguhnya. Waktu dan lama
pengecoran harus di catat.
7.13.3. Ada hal yang penting untuk diperhatikan dalam pelaksanaan pekerjaan tiang bor
ini, yaitu apabila tahapan pertama sudah di mulai maka pekerjaan ini harus
diselesaikan sampai tahap yang terakhir dan tidak boleh ada penundaan waktu di
antara tahap-tahap pekerjaan.

7.14. BAJA TULANGAN


7.14.1.Syarat-syarta umum untuk bajak tulangan, lihat bab “PEKERJAAN BETON
BERTULANG” pada sfesikasi ini dan untuk panjang baja tulang lihat
gambar rencana Konsultan Perencanaan dengan memperhatikan stek-stek
yang di syaratkan.
7.14.2.Tulangan yang dipergunakan untuk pekerjaan ini adalah dari mutu BJTD 40
untuk tulangan lebih besar dan sama dengan D 10 dan BJTP 24 untuk
tulangan spiral kecuali ditentukan lain dalam gambar.
1.14.3.Pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum hasil pekerjaan pengeboran
dan tahapanya disetujui oleh Pengawas.

7.15 PEKERJAAN BETON


1. Syarat-syarat mum dapat dilihat pada bab ‘ “PEKERJAAN BETON
BERTULANG’ pada spesifikasi ini.
2. Komposisi, pengadukan, pengangkutan dan pengecoran beton harus sesuai
dengai spesifikasi Pekerjaan Beton Bertulang.
3. Mutu beton yang disyaratkan adalah K 350 (f’ c = 29.05 MPa), dengan
slump antara 13 dan 15 cm.
4. Pengecoran beton tidak boleh dilakukan sebelum hasil pekerjaan
pengeboran dan tahapanya disetujui oleh pengawas.
5. Pipa Tremie yang dipergunakan harus mempunyai diameter minimum 20
cm serta receiving hopper harus mempunyai kapasitas setidak-tidaknya
77
sama dengan kapasitas pipa yang disuplay dengan beton. Bagian bawah dari
pipa tremie harus ditutup dengan plat yang di ‘tape’. Sebelum pengecoran
dimulai, lemparkan sebuah krikil kecil kedalam lubang

7.16. Prosedur pembacaan penurunan


- Untuk time schedule A, 1 jam,20 menit,pembacaan dilakukan sbb,:
Waktu (menit): 0 - 1- 2 – 5 – 10 – 15 – 20

- Untuk B : sama seperti di atas sampai selesai.

- Untuk C : sama seperti diatas, tetapi setelah 1 jam pertama dengan interval 10
menit
Setelah jam kedua,interval 15 menit untuk jam ke 3,20 menit untuk jam ke 4,30
menit untuk jam ke 5 dan selanjutnya interval 1 jam.

- Jika terjadi failure, pembacaan dilakukan segera sebelum pengurangan beban


pertama dilakukan.

7.17. PERALATAN UNTUK PEMBEBANAN


7.17.1. Umum
Peralatan untuk pengadaan dan penerapan beban tekan yang diketahui besarnya terhadap
tiang bor,harus dibuat sedemikian rupa hingga beban dapat bekerja aksial menurut
sumbu tiang guna menghindari pembebanan eksentris.

Suatu test plate baja dengan tebal minimum 2,5 cm sesuai beban yang bersangkutan,
harus dipasang di atas pile cap guna mendapatkan dukungan penuh.Ukuran test plate
tidak boleh lebih kecil dari pada ukuran kepala tiang bor dan juga tidak boleh lebih kecil
dari pada dasar jack ram hidrolis.

Test plate tersebut di atas harus dipasang di atas pile cap dengan grout berkekuatan
tinggi yang cepat mengeras. Test plate harus dipasang secara sentris terhadap tiang bor
dategak lurus pada sumbu menanjang tiang.

78
Ram Jack hidrolis harus diletakkan sentris pada test plate dengan suatu bearing plate
baja diantara bidang atas jack ram dan bidang dasar test beam.Bearing plate harus
mempunyai ukuran cukup untuk menampung ram jack serta mendukung bidang dasar
test beam sebaik-baiknya.

7.17.2. Alat Testing


Dengan dipergunakannya jack hidrolis untuk beban percobaan,maka jacking systemnya
yang terdiri dari ram hidrolis,coupling,pompa hidrolis dan pressure gage harus
dikalibrasi terlebih dahulu, sehingga pembebanan dapat dikontrol dalam batas 5% dari
pada beban total.

Semua alat ukur seperti dial gages dan pressure gages harus dikalibrasi oleh
badan/instansi pemerintah yang berwenang.
Sertifikat kalibrasi hanya berlaku untuk satu proyek dan untuk waktu satu
bulan.kapasitas dial gages yang digunakan minimum 50mm dengan ketelitian 0,01 mm.
Pompa jack hidrolis harus mempunyai pengatur otomatis untuk menjaga tetapnya besar
beban pada waktu terjadi penurunan tiang.

7.17.3. Penempatan beban percobaan pada tiang dengan menggunkanan jack


hidrolis dan platform yang diberi beban
a. Test beam baja yang kokoh harus ditempatkan diatas base plate, ujung-ujung
test beam tersebut didukung oleh cribbing sementara dengan clearance yang
cukup diantara base plate dan bidang dasar test beam. Clearance tersebut
diperlukan untuk menampung penempatan test jack, bearing plate dan
instrumentasi lainya.
b. Suatu platform harus ditempatkan diatas test beam, dan Cross bean harus
didukung oleh cribbing. Jarak bebas antara dukungan platform dengan tiang
bor percobaan sekurang-kurangnya ialah 1.50 meter. Platform ssekurang-
kurangnya harus dapat menampung beban sebesar 10% di atas maximum
Anticipated Design Load yang direncanakan.
c. Beban yang ditempatkan di atas platform dapat berupa blok-blok beton, batang-
batang baja, batu-batu, tanah, tangka berisi air dan sebagainya.
79
7.18. PERALATAN UNTUK MENGUKUR PENURUNAN
7.18.1 UMUM
Semua reference beam dan kabel harus ditunjang secara mandiri dengan dukungan yang
kokoh didalam tanah. Jarak bebas antara kaki Reference Beam dengan tiang percobaan
harus lebih besar atau sama dengan 2,5 meter. Salah satu kaki dari tiap reference beam
harus fixed (dilas), dan yang lainya harus bebas memuai dan menyusut. Reference beam
harus cukup kaku untuk mencegah lendutan yang berlebihan dan harus ada hubungan
melintang untuk menambah kekakuan.
7.18.2. Dial Gage
a. Untuk mengukur penurunan aksial tiang percobaan, dipergunakan alat pengukur
berupa dial gage
b. Dua buah reference beam, masing-masing pada setiap sisi tiang percobaan, harus
ditempatkan sedemikian rupa hingga searah dengan test beam.
c. Hendaknya ditempatkan atau di pasang 4 buah dial gages yang di tempatkan pada
tiang percobaan secara diametral. Masih dibutuhkan 2 buah dial gagesuntuk
mengukur gerakan horizontal, yang ditempatkan tegak lurus satu sama lain.

7.19. LAPORAN TEKNIS


Laporan mengenai hasil loading test harus mencakup hal-hal sebagai berikut :
1. Umum.
2. Alat instalasi tiang.
3. Tiang percobaan.
4. Instalasi tiang.
5. Pelaksanaan dan data testing.
6. Data Pelaksanaan Pengeboran dari tiang termasuk data tiangnya.
7. Data daripada hasil penyelidikan tanah yang terdekat dengan tiang percobaan.
8. Lokasi tiang percobaan secara keseluruhan.
9. Sertifikat dan data pengetesan alat-alat ukur.
10. Besarnya perkiraan beban ultimate.
Laporan teknis percobaan beban tiang hanya dapat diterima apabila di tandatangani oleh
seorang Soil Engineer atau anggota HATTI.

80
PASAL 8
PEKERJAAN TIANG PANCANG
8.1. Umum
Pekerjaan tiang pancang terdiri dari pengadaan dan pemancangan tiang-tiang pancang beton
bertulang pra-cetak untuk pondasi dari gorong-gorong dan jembatan-jembatan, tiang pancang
baja untuk pekerjaan-pekerjaan perkuatan tebing pada gorong-gorong dan pancang kayu untuk
pondasi pelindung tebing. Pekerjaan tersebut harus dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi ini
dan mungkin memenuhi batasan, kualitas dan dimensi yang ditunjukkan pada gambar atau di
lokasi dan kedalaman yang ditetapkan oleh Direksi. Tipe dari tiang pancang beton, baja dan
kayu yang akan dipergunakan ditunjukkan dalam gambar atau dalam spesifikasi ini. Total
kedalaman penetrasi dan panjang dari tiang pancang yang ditunjukkan pada gambar merupakan
perkiraan untuk memberikan nilai dukung atau fungsi-fungsi yang dibutuhkan Kedalaman
penetrasi dan panjang sebenarnya dari tiang pancang akan ditetapkan kemudian oleh Direksi
melalui investigasi geoteknik atau uji pemancangan oleh Kontraktor.
Panjang tiang pancang dan kedalaman penetrasi yang ditetapkan oleh Direksi berdasarkan hasil
uji pemancangan dan / atau investigasi geoteknik akan menggantikan semua ketentuan terdahulu
yang berlaku untuk tiang pancang.
Setelah parameter-parameter tersebut diatas diselesaikan, Kontraktor harus menyerahkan kepada
Direksi untuk mendapatkan persetujuan, rencana-rencana terperinci untuk pembuatan tiang
pancang, peralatan pancang, metode pemancangan termasuk perlengkapan pipa, jadwal waktu
pelaksanaan dan program kendali mutu sedikitnya tiga puluh (30) hari sebelum memulai
pelaksanaan tiang pancang.

8.2. Pengangkutan dan Pemasangan Tiang Pancang


Kontraktor harus mengambil tindakan-tindakan pengamanan guna mencegah kerusakan pada
tiang pancang dan komponen-komponennya, mulai saat pembuatan, pengangkutan,
penyimpanan, pemasangan sampai dengan pemancangan. Tiang pancang yang rusak harus
diganti baru oleh Kontraktor dengan biaya Kontraktor sendiri.
Kontraktor harus memperkerjakan tenaga-tenaga ahli yang cakap dan berpengalaman dalam
pekerjaan tersebut yang akan menetapkan batasan mutu dan pemasangan yang diperlukan.
Kontraktor harus bertanggung jawab atas kebenaran lokasi dari tiang-tiang pancang. Tiang-tiang
pancang harus ditempatkan dan dipancangkan oleh Kontraktor dan Kontraktor harus memelihara
semua patok-patok lokasi dan harus menetapkan semua elevasi pada bagian atas tiang pancang
sebelum dipotong panjangnya. Semua patok-patok lokasi dan patok survey harus diperiksa

81
dengan teratur untuk memastikan bahwa pelaksanaan pemancangan tidak mengakibatkan
pergeseran dari patok-patok tersebut.

8.3. Pemancangan
8.3.1. Peralatan Pemancangan
Sebelum mendatangkan peralatan pemancangan ke lokasi, Kontraktor harus menyerahkan
terlebih dahulu kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan, jenis peralatan dan metode
pemancangan yang diusulkan oleh Kontraktor yang akan dipergunakan.
Tiang-tiang pancang harus dipancang dengan pemukul yang digerakkan dengan uap, udara,
getaran, gravitasi atau mesin diesel. Bila pemukul dengan diesel atau tipe lain yang memerlukan
kalibrasi dipergunakan, maka peralatan tersebut harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan
peralatan kalibrasi yang benar dan disetujui Direksi.
Pemukul gravitasi yang dipergunakan untuk pemancangan tiang pancang baja harus berbobot
tidak boleh kurang dari berat kombinasi dari kepala-pemancang dan tiang-pancang. Bila
pemukul gravitasi diperbolehkan untuk memancang tiang pancang beton, maka harus memilik
berat tidak kurang dari lima puluh persen (50%) dari berat tiang pancang dan tinggi jatuh
pemukul tidak boleh lebih dari 2.40 m. Pemukul tiang pancang kecuali pemukul gravitasi,
pemukul uap, udara atau diesel yang disetujui yang menghasilkan cukup tenaga untuk
menggerakkan tiang-tiang pancang pada kecepatan penetrasi tidak kurang dari 3.2 mm setiap
pukulan, dapat digunakan pemukul yang lain yang harus mendapatkan persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi sebelum digunakan.
Tiang pancang kayu, pada semua tahap selama pemancangan dan sampai penggabungannya
didalam bangunan di atasnya, harus secukupnya ditunjang dan ditahan dengan alat-alat
penghantar, kuda-kuda dan penyangga sementara atau peralatan pengarah lainnya untuk
memelihara posisi dan kelurusannya dan untuk mencegah kegagalan yang disebabkan oleh
bengkok atau melengkung. Pengaturan harus sedemikian rupa sehingga kerusakan pada tiang-
pancang, kepala tiang pancang tidak akan terjadi.
Tiang pancang beton dan baja harus ditahan pada batas dan posisi dengan penghantar pada
waktu dipancangkan. Penghantar alat pemancang harus dibangun dengan cara sedemikian rupa
agar memberikan kebebasan bergerak pada pemukul dan harus ditahan pada posisinya oleh
pekerja atau dengan penguat kerangka baja untuk menjamin perkuatan mendatar yang kokoh
pada tiang pancang selama pemancangan. Kecuali bila tiang-tiang pancang dipancangkan
melalui kedalaman air, maka penghantar harus cukup panjang sehingga penggunaan alat
penyangga menerus tidak diperlukan dan harus direncanakan sedemikian rupa sehingga
memudahkan penempatan yang benar dari tiang pancang yang ditumbuk.

82
8.3.2. Pemancangan Tiang
Pada umumnya, tiang-pancang dengan panjang maksimum harus dipergunakan. Dalam keadaan
tertentu penyambungan (“splice”) tiang-pancang akan diperbolehkan. Metode penyambungan
(“splice”) harus seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau seperti petunjuk Direksi.
Tiang pancang beton dan pancang kayu harus dipancang seperti ditunjukkan pada gambar atau
seperti yang diperintahkan oleh Direksi. Pemancangan harus dilakukan dalam variasi yang
diperbolehkan sebesar dua puluh (20) mm dari panjang tiang-pancang vertikal atau dari
tumbukan yang ditunjukkan pada gambar. Variasi maksimum yang akan diperbolehkan pada
kepala tiang-pancang harus tujuh puluh lima (75) mm dalam semua arah dari lokasi yang
ditunjukkan pada gambar atau atas petunjuk Direksi. Kemiringan akibat penyimpangan tidak
boleh melebihi dua persen (2%) dari batas yang ditunjukkan pada gambar.
Kepala dari semua tiang pancang beton dan kayu bila keadaan pemancangan sedemikian rupa
sehingga cenderung akan mengakibatkan rusak yang tidak semestinya harus diberi pelindung
tambahan dengan suatu penutup dan bantalan yang sesuai diatas kepala tiang-pancang dan
disetujui oleh Direksi.
Untuk semua tipe tiang-pancang, kepala-tiang, sendi atau peralatan lain yang sesuai dengan
rekomendasi dari pabrik harus disediakan sehingga tiang-tiang pancang dapat dipancang tanpa
mengakibatkan kerusakan pada tiang.

8.3.3. Tiang Pancang yang Cacat


Metode/cara pemancangan tiang pancang tidak boleh berlebihan dan tidak sewajarnya, sehingga
mengakibatkan hancur dan rusaknya kayu, beton atau perubahan bentuk dari baja. Usaha-usaha
yang dilaksanakan pada tiang-pancang untuk memaksanya dalam posisi yang benar bila atas
pertimbangan Direksi terlalu berlebihan tidak akan diperbolehkan. Tiang-pancang yang rusak
karena cacat pada saat atau karena kesalahan pemancangan atau dipancang tidak pada lokasi
yang benar atau dipancang dibawah elevasi yang ditetapkan dalam gambar atau yang
diperintahkan oleh Direksi, harus diperbaiki atas biaya kontraktor sendiri dengan salah satu dari
metode berikut yang disetujui oleh Direksi untuk tiang-pancang yang diragukan :
1. Tiang-pancang harus ditarik kembali dan diganti dengan yang baru dan bila perlu
dengan yang lebih panjang.
2. Tiang pancang kedua harus dipancangkan dekat dengan tiang pancang yang rusak
atau rendah.
3. Tiang pancang harus disambung (“splice”) atau dirakit (“built-up”), bila tidak
ditentukan disini atau suatu bagian dari kaki pondasi yang ditambahkan untuk
menanamkan tiang pancang dengan benar. Semua tiang pancang yang terdorong

83
keatas disebabkan pemasangan tiang pancang didekatnya atau oleh sebab lainnya
harus dipancang kebawah lagi.

Tiang-pancang akan dianggap rusak bila terdapat retak yang tampak atau retak memanjang
sekitar seluruh permukaan tiang pancang atau suatu cacat yang menurut pendapat Direksi
mempengaruhi kekuatan atau umur tiang-pancang.

8.4. Tiang Pancang Beton Pratekan Pracetak


8.4.1. Pengangkutan dan Penyimpanan
Beton kelas “A” (beton K-350) yang ditentukan didalam Sub-pasal 2.5.2. dari bagian 2
“PEKERJAAN BETON” dari Spesifikasi Teknik ini harus dipergunakan untuk Tiang pancang
minipile 15 x 15 cm panjang 3 m.
Metode penyimpanan dan pengangkutan harus sedemikian rupa agar tidak menyebabkan tiang
pancang akan pecah oleh benturan atau tegangan-lengkung yang berlebihan selama disimpan
atau dibawa. Kecuali bila ditentukan, tiang-tiang dibawa dengan peralatan tarik atau penyorong
yang terpasang pada tiang pancang. Bila tiang pancang beton diangkut atau dipindahkan, harus
ditumpu pada tempat-tempat sedemikian rupa sehingga tidak akan mengakibatkan kerusakan.
Tiang pancang persegi harus mempunyai sudut-sudut yang ditumpulkan.

8.4.2. Pencatatan Pukulan Pemukul Tiang-Pancang


Jumlah pukulan pemukul (“hammer”) pada tiang-pancang beton dan kedalaman penetrasi setiap
pukulan harus dicatat untuk memastikan daya-dukung lapisan tanah. Bila tidak ditentukan oleh
Direksi. Kontraktor harus menyediakan alat pancang yang sesuai untuk mencatat tiang pancang
beton pada setiap pukulan “hammer”. Untuk menghitung jumlah pukulan penghitung digital atau
suatu alat lain, yang disetujui untuk mencatat harus disediakan. Tempat-tempat yang elastis dan
platis sebagai hasil dari setiap pukulan dapat dicatat dengan mempergunakan penggaris yang
lurus dan kuat diatas selembar kertas yang ditaruh diatas tiang pancang dan menggoreskan
sebuah pencil sepanjang penggaris pada saat pukulan untuk mencatat pada kertas tempat-tempat,
yang elastis dan plastis sebagai hasil pukulan. Berdasarkan pemancangan yang dibuat,
Kontraktor harus menghitung daya-dukung lapisan tanah, yang dijumpai dan membuat laporan
kepada Direksi. Direksi akan memberi petunjuk kepada Kontraktor untuk mengakhiri atau
meneruskan pemancangan sampai daya-dukung yang dikehendaki tercapai.

8.4.3. Uji Tiang Pancang (Percobaan Pembebanan)


Bila dikehendaki dalam spesifikasi atau diperintahkan oleh Direksi, Kontraktor harus
memancang tiang-pemancang sepanjang yang ditentukan pada lokasi yang diperintahkan oleh
84
Direksi untuk memastikan jumlah dan panjang dari tiang-tiang pancang. Tiang pancang tersebut
harus lebih panjang dari pada panjang perkiraan yang didesain untuk menampung adanya variasi
didalam kondisi tanah. Jumlah dari tiang pancang uji harus diputuskan oleh Direksi, tetapi tidak
boleh kurang dari satu dan tidak lebih dari tiga untuk setiap pondasi. Beban uji pada tiang
pancang akan ditentukan oleh Direksi. Kontraktor tidak boleh mengadakan tiang-tiang pancang
tersebut sebelum Direksi menyetujui jumlah dan panjang dari tiang-tiang pancang yang
diusulkan berdasar hasil uji tiang pancang oleh Kontraktor.

8.4.4. Pengujian Beban Statis pada Uji Tiang Pancang


Uji beban harus dibuat dengan metode seperti petunjuk Direksi. Kontraktor harus menyerahkan
kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan prosedur terperinci dari uji beban yang ingin
dipergunakannya.
Aparatus uji beban harus dibangun sedemikian untuk memungkinkan bermacam-macam
penambahan beban yang ditempatkan secara bertahap tanpa menimbulkan getaran pada tiang
pancang uji. Aparatus yang cocok dan disetujui untuk menentukan dengan teliti beban pada
tiang pancang dan penurunan dari tiang-pancang pada setiap perubahan beban, harus diserahkan
oleh Kontraktor. Aparatus harus memiliki kapasitas tiga kali dari beban desain (“desing load”)
untuk tiang pancang dan harus ditempatkan cukup jauh dari tiang uji untuk menghindari semua
kemungkinan gangguan. Semua penurunan tiang pancang harus diukur dengan peralatan yang
memadai, dan harus diperiksa sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Peningkatan dari penyimpangan akan dibaca segera setelah setiap penambahan beban dan pada
interval waktu lima belas (15) menit sesudahnya. Beban aman yang diperbolehkan
dipertimbangkan sebesar lima puluh persen (50%) dari bebas tersebut, yang setelah empat puluh
delapan (48) jam penerapan terus menerus telah mengakibatkan penurunan permanen tidak lebih
dari pada enam setengah (6.5) mm, yang diukur pada bagian atas tiang pancang.
Penambahan pertama dari beban yang diterapkan pada tiang-pancang-uji haruslah beban desain
tiang-pancang tersebut. Beban pada tiang-pancang harus ditingkatkan sampai dua kali beban
desain dengan menerapkan beban tambahan didalam tiga (3) tahap penambahan beban yang
sama. Jangka waktu minimal dua (2) jam harus menjadi antara waktu dari setiap penambahan
yang sama. Jangka waktu minimal dua (2) jam harus menjadi antara dari setiap penambahan
kecuali bila tidak ada beban tambahan yang harus ditambahkan sampai suatu penurunan kurang
dari nol koma satu dua (0.12) mm yang diperiksa selama selang waktu lima belas (15) menit
dibawah beban yang diterapkan sebelumnya.
Penambahan beban harus diturunkan lima puluh persen (50%) dengan petunjuk Direksi, agar
kurva kegagalan yang terkontrol lebih teliti dapat digambarkan. Beban uji penuh namun
demikian harus tetap pada tiang pancang pengujian selama tidak kurang dari empat puluh
85
delapan (48) jam. Beban uji penuh harus disingkirkan sesudahnya dan penurunan permanen
dicatat.
Setelah selesai uji-beban tiang pancang uji boleh dimanfaatkan sebagai bagian dari bangunan
bila menurut Direksi memuaskan untuk dipergunakan. Tiang pancang uji yang tidak dibebani
akan dimanfaatkan sesamanya. Bila suatu tiang pancang setelah dipergunakan sebagai tiang-
pancang-uji tidak memuaskan untuk dipergunakan didalam bangunan, maka harus disingkirkan
bila diperintahkan oleh Direksi atau harus dipotong dibawah permukaan tanah atau kaki pondasi
bila mungkin. Laporan harus disiapkan Kontraktor untuk setiap uji-beban dan laporan ini harus
disertai dokumen-dokumen sebagai berikut :
1. Rencana pondasi;
2. Peta lapisan-tanah;
3. Grafik pengujian dengan absis beban dalam ton dan untuk ordinat penurunan
dalam pecahan mm;
4. Penampilan table, sehingga fungsi waktu (tanggal dan jam) pembacaan alat ukur
dalam atmosfer, beban-beban dalam ton, penurunan dan penurun rata-rata.

8.4.5. Perpanjangan atau Perakitan (Build-up)


Perpanjangan, penyambungan (spilice) atau perakitan pada tiang-tiang pancang beton, bila
diperbolehkan atau diperintahkan oleh Direksi harus dibuat seperti tampak pada gambar atau
sesuai dengan Sub-pasal ini. Setelah pemancangan tiang-pancang awal/pemula selesai dan
tambahan kedalaman tiang-pancang yang terjadi selama pekerjaan pemasangan, bila terdapat
kerusakan, maka harus diperbaiki dengan las atau dengan alat lain yang disetujui oleh Direksi.
Permukaan tutup-baja pada kedua ujungnya seperti tampak pada gambar. Permukaan-permukaan
yang sudah bersih dari kedua tutup baja tersebut, yaitu satu pada kepala tiang pancang pemula
dan yang lain pada ujung bawah tiang pancang perpanjangan kemudian harus diluruskan dengan
teliti, berpasangan dan dilas kembali pada keempat sisinya seperti tampak pada gambar dan atas
petunjuk Direksi. Selama pengelasaan tiang-pancang perpanjangan harus ditahan dengan teliti
pada posisinya dengan mengikatnya pada derek atau dengan alat lain yang disetujui.

8.4.6. Perbaikan Kepala Tiang-Pancang


Kepala tiang-pancang beton untuk bagian-bawah fondasi harus tertanam di dalam beton rakitan
dari bangunan, dimana bagian fondasi gorong-gorong harus ditumpu secara sederhana diatas
kepala tiang-pancang beton seperti tampak pada gambar.
Untuk kepala tiang-pancang yang harus tertanam didalam lantai pelat beton, tiang-panjang harus
dipancangkan sedemikian rupa, sehingga sedikitnya seribu (1000) mm dari panjang tiang-
pancang yang tersisa menonjol diatas permukaan beton seperti tampak pada gambar. Setelah
86
pemancangan selesai, semua beton tiang-pancang seratus (100) mm diatas permukaan-beton
harus dipotong, dengan membiarkan tulangan baja tampak terbuka. Tulangan-tulangan baja yang
terbuka harus dibengkokkan dan dibentuk kembali dan dirangkai dengan penulangan dasar
saluran-bawah seperti tampak pada gambar.
Pemotongan beton pada tiang-pancang, harus dilakukan dengan hati-hati agar tidak merusak
beton tiang-pancang dibawah garis potong. Sebelum mengecor beton pada fondasi gorong-
gorong kepala-tiang-pancang yang dikasarkan harus dibasahi secukupnya dengan air dan
dilumuri dengan selapis semen mortar yang rapi untuk menjamin ikatan yang kuat dengan beton
tiang-pancang dan beton fondasi.
Tian pancang yang tidak ditanam didalam beton, harus dipancang sampai kedalaman yang sama
dengan permukaan beton. Dasar dari bagian fondasi gorong-gorong harus dicetak keliling diatas
kepala tiang-pancang dengan cara sedemikian rupa sehingga tidak ada ikatan yang terjadi antara
beton fondasi gorong-gorong dengan kepala tiang pancang.

8.4.7. Pengukuran dan Pembayaran


8.4.7.1. Tiang Pancang Permanen
8.4.7.2. Pengadaan

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus didasarkan pada jumlah batang atau buah (bh)
material yang didatangkan oleh kontraktor dilengkapi dengan berita acara yang
ditandangani bersama oleh pengawas dan direksi pekerjaan.

b. Pembayaran
Pembayaran akan didasarkan pada harga satuan yang dimasukan kedalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, prasarana-konstruksi, alat bantu dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap dan memenuhi syarat dan
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan
dalam Spesifikasi ini.

8.4.7.3. Pemancangan

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran harus didasarkan pada meter panjang (m) yang
sebenarnya dipancangkan diukur sepanjang sumbu tiang pancang dari kaki tiang
87
pancang sampai kepala tiang pancang sebelum dipotong untuk disambungkan kedalam
kaki pondasi.

b. Pembayaran
Pembayaran akan didasarkan pada harga satuan yang dimasukan kedalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, prasarana-konstruksi, alat bantu dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap dan memenuhi syarat dan
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan
dalam Spesifikasi ini.
Tidak akan ada pembayaran untuk memperpanjang tiang-tiang pancang pondasi yang
dilaksanakan oleh Kontraktor dengan memoles tiang-tiang pancang pondasi yang lebih
pendek dari pada yang ditentukan dalam gambar atau untuk memperpanjang tiang-
tiang pancang pondasi yang dilaksanakan oleh Kontraktor untuk kepentiangan
Kontraktor sendiri.

8.4.8. Pengujian Beban Statis

a. Pengukuran
Pengukuran harus didasarkan pada jumlah uji beban statis yang dilaksanakan.

b. Pembayaran
Pembayaran harus didasarkan pada harga satuan yang dimasukan kedalam Daftar
Kuantitas dan Harga, dan harus dianggap sudah termasuk semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, peralatan, sarana konstruksi, alat bantu dan
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap dan memenuhi syarat dan
dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan
tersebut dalam Spesifikasi ini.

88
PASAL9
PEKERJAAN PASANGAN BATU

9.1. Pasangan-Batu
9.1.1. Lingkup
Pasal ini mencakup ketentuan umum maupun khusus untuk pekerjaan pasangan-batu. Ketentuan-
ketentuan dalam pasal ini berlaku baik untuk pekerjaan pasangan batu yang digunakan dalam
pekerjaan sesuai dengan gambar ataupun yang ditentukan dalam pasal-pasal ini atau Spesifikasi
Teknik lainnya atau bilamana atas persetujuan Direksi harus dipergunakan pada pelaksanaan.

9.1.2. Batu Pasangan


Batu yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan harus batu yang berasal dari sungai atau batu
pecah dari hasil pemecah batu yang berbentuk mendekati persegi dengan kualitas yang telah
disetujui dan bebas dari lapisan dan cacat lainnya. Batu-batu yang dipergunakan harus memiliki
berat jenis tidak kurang dari 2,5 ton/m3, keras, bersih, awet, tidak lapuk dan tidak mengandung
bahan organik. Semua batu untuk pekerjaan pasangan batu yang ditimbun sementara di lapangan
harus dijaga sedemikian rupa, sehingga dalam kondisi agak basah pada saat akan dipergunakan.
Batu harus disusun sedemikian rupa untuk menghilangkan rongga-rongga besar antara batu-batu
yang berdekatan. Ukuran batu untuk pekerjaan pasangan batu 150 – 200 mm. Khusus untuk
dinding tipis , ukuran batu tidak boleh lebih dari 2/3 (dua per tiga) dari tebal dinding.
Batu-bulat tidak diperbolehkan sama sekali untuk pasangan batu. Semua batu minimal harus
mempunyai 2 bidang permukaan yang pecah dan tidak boleh menggunakan jenis batu putih.

9.2. Mortar untuk Pekerjaan Pasangan Batu


9.2.1. Material
a. Portland Semen (PC)
Portland Cement harus diadakan oleh Kontraktor dan ketentuan-ketentuan yang diatur
dalam Pasal 2.2. diberlakukan.
b. Pasir
Pasir harus diadakan oleh Kontraktor dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Pasal
2.3. diberlakukan.

89
Gradasi pasir yang akan digunakan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Ayakan persegi empat US standart Sieve Prosentase lolos thd.vol. berat
4 100
8 95-100
16 70-90
30 40 –75
50 20-40
100 5-20
200 0-10
Pasir halus harus dipergunakan untuk mortar pada pekerjaan plesteran

c. Air
Air harus diadakan oleh Kontraktor dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Pasal
2.4 diberlakukan.
Semua material, kecuali air harus dicampur dalam kotak yang kuat dan rapat air atau
dalam alat pengaduk yang disetujui oleh Direksi sampai campuran tersebut kira-kira
berwarna sama dan untuk selanjutnya air ditambahkan dan pencampuran dilanjutkan.

9.2.2.Perbandingan Campuran Mortar


Mortar untuk pekerjaan pasangan batu harus terdiri dari satu (1) bagian Portland Cement (P.C)
dan empat (4) bagian pasir.
Metode untuk mengukur material untuk mortar harus sedemikian rupa, sehingga bagian-bagian
yang ditentukan dari material mortar dapat dikontrol dan dapat dijaga dengan teliti selama
berlangsungnya pekerjaan.
Banyaknya air yang dipergunakan setiap mortar harus sesuai dengan kebutuhan.

9.2.3. Pencampuran
Mortar harus dicampur minimal selama dua menit di dalam mixer mekanis tipe drum atau alat
pengaduk (mixer) yang setara, dan dengan persetujuan dari Direksi.
Alat pengaduk harus diputar dengan kecepatan sesuai dengan rekomendasi dari pabrik dan
jumlah total material yang dicampur dalam setiap pencampuran tidak boleh melebihi kapasitas
alat pengaduk yang ditetapkan oleh pabrik.
Jumlah air yang terukur harus secara berangsur-angsur dimasukkan ke dalam alat pengaduk,
sebagian sebelum memasukkan material kering dan sebagian lagi segera setelah selesai
memasukkan material yang sama.

90
Seluruh isi drum harus dikeluarkan sebelum pencampuran berikutnya dimulai dan setiap waktu
bagian dalam drum harus dijaga dari penumpukan material.
Drum harus secara seksama dibersihkan sebelum mengganti campuran atau pada saat pekerjaan
pencampuran telah berhenti.
Pengadukan dengan cara manual tidak diperbolehkan.

9.2.4. Pengangkutan
Perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan untuk pengangkutan dan penempatan adukan
mortar harus sedemikian sehingga kehilangan unsur-unsur bahan tidak terjadi.
Mortar harus diaduk atau dikerjakan dengan interval waktu tertentu untuk mencegah pemisahan.
Mortar yang tidak ditempatkan dalam waktu tiga puluh (30) menit setelah penambahan air yang
pertama kali pada adukan mortar harus dibuang. Kecuali untuk keperluan memelihara suhu
pada bahan mortar, pemanasan kembali mortar tidak diperbolehkan.

9.2.5. Pasangan Batu Percobaan


Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan pasangan batu, Kontraktor harus membuat pasangan
batu percobaan untuk pekerjaan dinding, lantai, perkuatan tebing dan lain-lain, dengan
disaksikan oleh Direksi atau Wakilnya di lokasi pekerjaan seluas + 1 (satu) m2 lengkap dengan
pekerjaan siarannya. Pelaksanaan pasangan batu selanjutnya harus dilaksanakan minimal sama
atau lebih baik dari pasangan batu percobaan di atas yang kualitas dan kerapiannya sudah
disetujui oleh Direksi.

9.2.6. Pemasangan
Permukaan tanah fondasi harus diberi mortar secara merata setebal minimum 5 cm sebelum
pasangan batu ditempatkan.
Batu harus dibersihkan dan dibasahi dengan seksama sebelum dipasang. Pemasangan harus
dengan tangan untuk memastikan setiap batu terbungkus dengan mortar pada semua
permukaannya kecuali permukaan terluar yang harus terbuka dan terpasang dengan baik, kira-
kira 5 sampai 10 mm dengan mortar.
Batu harus dipasang pada tempatnya sedemikian rupa, sehingga mortar dapat mengisi penuh
semua sambungan/rongga.
Batu harus dipukul dan diletakkan ke dasar dengan palu baja dan batu yang pecah harus diambil,
dibersihkan dan dipergunakan kembali dengan mortar baru.
Sambungan-sambungan batu harus secara mudah dapat diisi mortar dan harus diperkuat dengan
menggeser dan menguncikan potongan batu kedalam sambungan.

91
Permukaan pasangan batu bagian dalam yang akan berhubungan dengan tanah harus diberi
braben (mortar) untuk meratakan permukaannya.

Pemasangan batu pada bagian tampak (expose) harus sedemikian sehingga bentuk dan ukuran
seragam mendekati bentuk bulat. Jarak antar batu tidak boleh lebih dari 2 cm dan tidak boleh
saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.

9.2.6. Pekerjaan Penyelesaian

Batu harus direbahkan sehingga dimensi terpanjang sejajar dengan kemiringan permukaan
tebing. Permukaan pasangan-batu harus sedemikian rupa sehingga permukaan batu-batu yang
tampak berpenampilan baik dan beraturan.

9.2.7. Perawatan
Permukaan terbuka dari pasangan batu yang telah selesai harus dijaga tetap lembab dan dalam
keadaan basah selama sedikitnya lima hari setelah pekerjaan selesai.

9.2.8. Sambungan-sambungan
Sambungan-sambungan tegak kecuali yang tampak pada gambar harus diatur pada setiap jarak
10 m atau lebih dan/atau atas perintah dari Direksi.

9.2.9. Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan pasangan batu harus didasarkan pada volume
per meter kubik (m3) yang dihitung berdasarkan gambar pelaksanaan dan atau / atas
perintah Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk pekerjaan pasangan batu harus berdasarkan harga satuan setiap
meter kubik (m3), yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap
sudah termasuk semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material,
perlengkapan prasarana, alat-kerja dsb. untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap,
memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan semua ketentuan dalam Spesifikasi.

92
9.3. Plesteran
9.3.1. Persiapan Permukaan
Permukaan yang akan diplester harus dibersihkan, bebas dari material lepas, minyak, cat,
kotoran dan bahan-bahan lain yang dapat menghalangi lekatan yang baik antara plesteran dan
pasangan batu. Permukaan yang diplester dengan semen mortar dengan perbandingan campuran
satu (1) bagian semen (P.C) dan tiga (3) bagian pasir, tebal 2 cm, harus dijaga agar terus
menerus lembab selama sedikitnya dua (2) jam dan kemudian dibiarkan sampai lapisan basah
pada permukaan hilang. yang rusak, menggembung harus dibongkar dan diperbaiki atas biaya
Kontraktor dengan cara sedemikian sehingga pada saat pekerjaan selesai, plesteran tersebut
harus halus dan berpenampilan baik.

9.3.2. Penerapan Plesteran


Plesteran dilaksanakan dalam dua lapisan terdiri dari lapis garuk dan lapis akhir harus diterapkan
pada pekerjaan plesteran semen.
Lapisan garuk harus penuh dan tebal dan harus ditempatkan dengan cukup tenaga untuk
membentuk kunci yang yang baik. Lapisan garuk harus disapukan bersilang untuk mendapatkan
pemasangan awal dan harus dijaga tetap basah dengan semprotan halus selama dua hari, dan
kemudian dibiarkan mengering.
Lapis akhir (kedua) harus diterapkan di atas lapisan garuk setelah dipelihara selama dua hari.
Segera sebelum pelaksanaan lapis akhir, lapis garuk harus dibasahi lagi dengan semprotan halus.
Lapis akhir harus pertama-tama diapungkan pada permukaan dengan benar dan rata, kemudian
diolah sedemikian rupa, sehingga akan memaksa partikel pasir turun kedalam plesteran sampai
permukaan halus mengkilap dan bebas dari bidang kasar, bekas pemeriksaan atau noda lainnya.
Lapis akhir harus dijaga tetap basah dengan semprotan halus selama sedikitnya dua hari, dan
harus dijaga dari pengeringan yang terlalu cepat.
Semen mortar sebagaimana ditentukan dalam sub-pasal 10.1.3 harus dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan plesteran. Ketebalan plesteran harus seminimal mungkin, dan dalam
segala hal cukup menghilangkan kekasaran permukaan.

9.3.3. Pekerjaan Penyelesaian


Plesteran lapis akhir harus benar dan dikerjakan sampai permukaan rata tanpa gelombang atau
noda-noda dalam bentuk apapun.
Tidak boleh terdapat permukaan kasar yang tidak beraturan dan permukaan yang
menggelombang tidak boleh lebih dari 1 mm, diukur dengan mempergunakan sisi pengganti atau
plat sepanjang 1 mm untuk pengujian.

93
9.3.4. Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran plesteran akan didasarkan pada luas bidang (m2) yang
diperoleh dari gambar dan / atau perintah Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk plesteran didasarkan pada harga satuan per meter-persegi (m2) yang
terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk semua
kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan peralatan,
prasarana, alat-kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap,
memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan semua ketentuan dalam spesifikasi.

9.4. Pekerjaan Siaran (Pointing)

Sebelum memulai pekerjaan siaran, semua sambungan permukaan pasangan batu harus digaruk
sebelum mortar ditempatkan.
Permukaan siaran adalah tipe tenggelam. Semen mortar dengan perbandingan campuran satu (1)
bagian semen (P.C) dan dua (2) bagian pasir, harus dipergunakan untuk pekerjaan siaran.
Tebal siaran harus seminimal mungkin, dan dalam segala hal harus cukup untuk menghilangkan
ketidak beraturan.

9.4.1. Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran siaran akan didasarkan pada luas bidang (m2) yang
diperoleh dari gambar dan / atau atas perintah Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk siaran didasarkan pada harga satuan per meter-persegi (m2) yang
dimaksudkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk
semua kompensasi untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan peralatan,
prasarana, alat-kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap,
memenuhi syarat dan dengan teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan semua ketentuan dalam Spesifikasi.
94
9.5. Lobang-lobang Drainasi
9.5.1. Umum
Semua pipa yang digunakan untuk lubang-lubang drainasi harus dari jenis dan kwalitas terbaik.
Semua perlengkapan yang dibuat harus berdasarkan rekomendasi dari pabrik yang memiliki
reputasi baik. Semua material yang ditunjukkan dalam gambar, harus disediakan oleh Kontraktor
dengan jenis dan kualitas terbaik dan mendapatkan persetujuan dari Direksi.

9.5.2. Material
Pipa Polyvinyl-Chloride ( P V C ) dan sambungan fitting harus memenuhi persyaratan dalam
ASTM Designation D 2729. Material tersebut harus bebas goresan, retak, gelembung dan/atau
cacat lainnya.
Pipa-pipa harus dengan ketebalan sebagai berikut :
a. Pipa diameter 5 cm – tebal pipa 2,00 mm;
b. Pipa diameter 8 cm – tebal pipa 3,00 mm;
c. Pipa diameter 10 cm – tebal pipa 3,50 mm.

Lubang -lubang drainasi harus dibuat sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sesuai
dengan perintah dari Direksi.
Pipa PVC atau lubang drainasi dengan diameter 50 mm, harus dipasang di dalam dinding
penahan maupun abutment sebanyak satu buah (bh) setiap dua (2) m2 luas dinding yang akan
ditunjukkan oleh Direksi.
Pipa PVC dengan panjang secukupnya ditanam dalam bangunan dengan ujung pada sisi
tanahnya ditutup ijuk dan didalamnya diisi dengan kerikil berukuran maksimal 10 mm.

9.5.3. Pengukuran dan Pembayaran

a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran lubang-lubang drainase harus didasarkan pada panjang
yang diperoleh dari gambar dan atau atas perintah Direksi.

b. Pembayaran
Pembayaran untuk lubang-lubang drainasi harus berdasarkan pada harga satuan setiap
buah (bh) yang terdapat dalam Daftar Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah
termasuk penutup ijuk /geotextile dan isian kerikil dan semua kompensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan peralatan, prasarana, alat-kerja dan
95
sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap, memenuhi syarat dan dengan
teknik pelaksanaan terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan semua ketentuan dalam
Spesifikasi.

P A S A L 10
PEKERJAAN PASANGAN BRONJONG

10.1. Bronjong 3.0 x 1.0 x 1.0 m dan 2.0 x 1.0 x 0,5 m

10.1.1 Material
Bronjong adalah kotak-kawat-anyaman yang diisi dengan batu-batu. Ukuran
dari batu-batu harus antara dua puluh lima (25) cm sampai tiga puluh lima
(35) cm dan kwalitas batu harus sesuai dengan ketentuan didalam Sub-Pasal
3.1.2. semua dimensi kawat bronjong maupun ukuran lobang anyaman
mengacu pada ketentuan SNI 03-0090-1999.
Matras Bronjong harus memenuhi spesifikasi berikut:
a. Ukuran matras bronjong adalah 3.0 m x 1.0 m x 1.0 m ; dan 2.0 m x 1.0 m
x 0,5 m
b. Semua kawat harus dari kawat baja lentur yang di hot-dip galvanis yang
memiliki kekuatan tarik 41 kg f/ mm2 dan lapis seng dengan berat minimal
260 kg / m2;
c. Anyaman harus anyaman persegi enam dan simpul harus dibentuk dengan
memulas setiap pasang kawat tiga setengah putaran;
d. Ukuran anyaman harus memenuhi ukuran nominal anyaman yang disetujui
oleh Direksi dan tidak boleh lebih besar dari sepertiga (1/3) ukuran batu
terkecil yang diisikan kedalam beronjong;
e. Diameter kawat bronjong adalah 3,00 mm

10.1.2. Pemasangan
Kontraktor harus melaksanakan pekerjaan matras-matras bronjong untuk
perlindungan pada tanggul-tanggul dan dasar sungai-sungai pada tempat-
tempat bangunan seperti; dinding penguat, saluran-saluran dan lain-lainnya
sebagaimana ditunjukkan pada gambar atau atas perintah dari Direksi.
Jika tidak secara jelas ditunjukkan pada gambar-gambar, kontraktor harus
menyerahkan usulan tentang; type dan ukuran dari bronjong, jadwal
96
pengiriman dan pelaksanaan. Kontraktor tidak diperbolehkan memulai
pelaksanaan pekerjaan matras bronjong sebelum diijinkan oleh Direksi.
Semua pinggiran matras bronjong, termasuk panil-panil ujung dan diafragma,
bila ada, harus diangkat secara mekanis sedemikian rupa untuk mencegah
terbukanya anyaman dan untuk menghasilkan kekuatan penuh dari anyaman.
Kawat yang dipergunakan untuk mengangkat harus berdiameter sama dengan
atau lebih besar dari 3,4 mm.
Kawat pengikat dan penyambung dalam jumlah cukup harus disediakan
bersama-sama matras bronjong. Kuantitas kawat tersebut diperkirakan
delapan (8) persen berdasar berat kawat untuk matras bronjong. Diameter dari
kawat pengikat harus sama atau lebih besar dari 2,2 mm.
Panjang dari bronjong harus memenuhi toleransi sekitar dua setengah persen
(2,5 %), dan tinggi dan lebarnya dengan toleransi sekitar lima persen (5 %).
Pengisian bronjong dengan batu agar ditata rapi dan terisi penuh dan padat.
Semua permukaan bronjong yang berhubungan dengan tanah harus dilapisi
geotextile.

10.1.3 Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran pekerjaan matras bronjong adalah dengan
menghitung jumlah unit bronjong dikalikan volume bronjong setiap unit
bronjong yang dimaksud.
b. Pembayaran
Pelaksanaan pembayaran harus didasarkan pada jumlah meter kubik (m3)
dari matras bronjong dengan harga-satuan yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk konpensasi untuk
penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan prasarana, alat-alat kerja
dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap memenuhi
syarat dan dengan teknik terbaik dan sepenuhnya sesuai dengan ketentuan
didalam spesifikasi ini.

97
10.2. Geotextile Non Woven
10.2.1. Material
Geotextile harus terdiri dari bahan polypropylene kualitas polymer harus
bersertifikat dari pabrik, tahan terhadap asam dan alkali, rembesan dan
substansi didalam rate PH 2 – 14. Geotextile harus khusus memiliki daya
tahan terhadap pengaruh kontak langsung terhadap air laut dan material –
material yang mengandung semen, setelah 3 bulan dihamparkan pada daerah
tropical. Sebagai pemisah, geotextile ini mencegah kontaminasi butiran
kasar urugan untuk badan jalan dengan tanah dasar lunak, dengan mencegah
bercampurnya bahan lapisan badan jalan, kekuatan dan kekakuan yang
diperlukan dalam fungsinya sebagai penyebar beban permukaan dapat tetap
terjaga. Sebagai separator geotextile mencegah hilangnya agregat sekaligus
mengurangi jumlah material pengisi (urugan) yang pada akhirnya akan
menghemat biaya pelaksanaan danjuga pemeliharaan. Aplikasi untuk
konstruksi jalan reklamasi, jalan kereta api, timbunan, area parkir, dll.
Kontraktor harus menyediakan dan memasang lapisan geotextile seperti
ditunjukkan pada gambar atau yang diperintahkan oleh Direksi. Geotextile
termasuk jahitan harus sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar atau
yang diperintahkan oleh Direksi.

98
Material geotextile harus memenuhi spesifikasi berikut :

Sifat Metode
Pisik
- Berat massa 250 (gr / m3) ASTM D 3776-85
Mekanis
- Kekuatan tarik lajur/strip arah tekuk/ 2000/200 (N/5 Cm) ASTM D 1682-64
lengkung
- Pemanjangan pada beban-maksimal 24/24 (%) ASTM D 1682-64
arah tekuk/lengkung
- Kekuatan tarik cengkeram arah 1700/1500 (N/10 Cm) ASTM D 4632-86
tekuk/lengkung.
- Pemanjangan pada beban-maksimal 22/22 (%) ASTM D 4632-86
arah tekuk/lengkung
- Kekuatan robek segi empat-arah 410/410 (N) ASTM D 4533-85
tekuk/lengkung
Hidrolik
- Analisa ukuran pori D. 10 150 micron Draft Ducth
- Analisa ukuran pori D. 50 200 micron Standard NEN
- Analisa ukuran pori D. 90 300 micron 5186
- Permeability 20-45 l/m2/sec
Kimia
- Pengaruh keasaman dan-alkali pada Tidak ada
tanah
- Pengaruh cahaya UV Ada ketahanan

10.2.2. Pengukuran dan Pembayaran


a. Pengukuran
Pengukuran untuk pembayaran geotextile akan didasarkan pada luas
bidang (m2) yang diperoleh dari gambar dan / atau atas perintah Direksi.
b. Pembayaran
Pelaksanaan pembayaran harus didasarkan pada jumlah meter persegi
(m2) dari geotextile dengan harga-satuan yang dimasukkan dalam Daftar
Kuantitas dan Harga dan harus dianggap sudah termasuk konpensasi
untuk penyediaan tenaga kerja, material, perlengkapan prasarana, alat-alat
kerja dan sebagainya untuk menghasilkan pekerjaan yang lengkap

99
memenuhi syarat dan dengan teknik terbaik dan sepenuhnya sesuai
dengan ketentuan didalam spesifikasi ini.

P A S A L 11
PENGERINGAN DAN KISTDAM
Kontraktor harus menjaga agar lokasi pekerjaan selalu terbebas dari air yang
menggenang sehingga kualitas pekerjaan terjamin sesuai dengan mutu yang
dikehendaki. Kontraktor diharuskan membuat tanggul/kisdam sepanjang tebing dengan
ukuran dan bahan dari Kontraktor yang disetujui oleh Direksi. Tanggul/kisdam harus
dibuat cukup kuat, tidak mudah rusak akibat kikisan air.

PASAL 12
HARGA SATUAN PEKERJAAN
Harga satuan pekerjaan yang diperoleh dari daftar analisa harga satuan pekerjaan harus
sudah mencakup segala biaya yang harus ditanggung oleh kontraktor, yang dalam hal ini
termasuk biaya umum, overhead dan keuntungan Kontraktor.Untuk penghitungan harga
satuan ini supaya menggunakan analisa PERMEN PUPR NO. 1 TAHUN 2022 atau
analisa praktis sesuai pengalaman rekanan dilapangan bila macam pekerjaan belum
tertampung di PERMEN PUPR NO. 1 TAHUN 2022.

PASAL 13
PELAYANAN KEPADA TENAGA KERJA
Kontraktor wajib memberikan pelayanan yang layak terhadap seluruh tenaga
kerjanya dengan mengansurasikannya kepada BPJS Ketanaga Kerjaan sesuai
prosedur yang berlaku, memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja bagi
tenaga-tenaga kerjanya di lapangan.

P A S A L 14
KEBUTUHAN TENAGA KERJA
Kontraktor wajib menyediakan tenaga kerja yang profesional yang trampil untuk jenis-
jenis pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus namun untuk pekerjaan-pekerjaan
100
yang tidak memerlukan keahlian khusus supaya menggunakan tenaga kerja setempat
semaksimal mungkin.

P A S A L 15
PRODUKSI DALAM NEGERI
Sejalan dengan kebijaksanaan pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi
terlebih dalam menghadapi krisis moneter yang terjadi, kontraktor sangat dianjurkan
untuk menggunakan produksi dalam negeri (barang, perlatan dan jasa)
Kontraktor diminta menyampaikan :
Jenis barang, produksi dalam negeri yang akan dipergunakan dan perkiraan total
prosentase kandungan lokal.

PASAL 16
TENAGA KERJA
Semaksimal mungkin dianjurkan menggunakan metode pelaksanaan padat tenaga kerja
(labour base) untuk menyerap tenaga kerja jasa konstruksi dengan tetap berpegang
kepada prinsip efisiensi, produktivitas dan spesifikasi tehnis yang ditentukan dalam
dokumen kontrak.
PASAL 17
PEKERJAAN SUBKONTRAKTOR
Dalam rangka pemberdayaan dan pemberian kesempatan berusaha yang lebih luas
kepada Pengusaha Kecil, Koperasi dan Pengusaha Menengah (selanjutnya disebut
Subkontraktor), sangat dianjurkan kepada rekanan asing dan rekanan nasional untuk
bermitra kerja dengan Pengusaha kecil, Koperasi, dan Pengusaha Menengah dengan
tetap memperhatikan persyaratan dan spesifikasi tehnis yang ditetapkan dalam dokumen
lelang .
Setiap akan melaksanakan pekerjaan, kontraktor harus minta ijin dan persetujuan dari
Direksi Pekerjaan.
Dalam penawaran yang diajukan oleh kontraktor asing maupun kontraktor nasional, agar
sudah mencantumkan rencana pelaksanaan penyerahan sebagaian pekerjaan yang bukan
pekerjaan utama kepada subkontraktor sebagai berikut :
- Bagian-bagian pekerjaan yang disubkantrakkan
- Perkiraan Nilai yang disubkontrakkan
101
- Jadual waktu pelaksanaan pekerjaan yang disubkontrakkan
Penyelesaian pembayaran kepada subkontraktor, merupakan syarat mutlak pembayaran
kepada kontraktor.

PENUTUP
Hal-hal yang belum diatur dalam syarat-syarat tehnis ini dapat didiskusikan dengan
direksi pekerjaan untuk penyelesaian.

102

Anda mungkin juga menyukai