Anda di halaman 1dari 287

Perangkat Pembelajaran

SMK NEGERI 5 PADANG


Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Kelas XI TKRO 1

Oleh :

FARIS AFIF

18073055/2018

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


JURUSAN TEKNIK OTOMOTIF
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2021
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PADANG
website : www.smkn5padang.com
Jl. Beringin No. 4 Lolong Padang Utara Telp. (0751) 7053201 Fax. (0751) 7053201 Padang
Sumatera Barat Kode Pos 25136

KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

Satuan Pendidikan : SMK Negeri 5 Padang


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan
Ringan
Kelas / Semester : XI /1-2

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4)
keterampilan. Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses
pembelajaran intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap social yaitu,
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerjasama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan
pengkondisian secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan
bangsa dalam pergaulan dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui
pembelajaran tidak langsung (indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan,
dan budaya sekolah, dengan memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta
kebutuhan dan kondisi peserta didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan
guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

1
LAMPIRAN

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


NOMOR : 130/D/KEP/KR/201TANGGAL : 10 Februari 2017

TENTANG
STRUKTUR KURIKULUM PENDIDIKAN MENENGAH KEJURUAN

Program Keahlian : Teknik Otomotif

KompetensiKeahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif

ALOKASI
WAKTU
MATA PELAJARAN

A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 318
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 212
3. Bahasa Indonesia 354
4. Matematika 424
5. Sejarah Indonesia 108
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 352
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 108
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 144

Jumlah A dan B 2.020

C. Muatan Peminatan Kejuruan


C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 108
2. Fisika 108
3. Kimia 108
C2. Dasar Program Keahlian

2
1. Gambar Teknik Otomotif 144
2. Teknologi Dasar Otomotif 144
3. Pekerjaan Dasar Otomotif 180
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan 594
Pemeliharaan Sasisdan Pemindah Tenaga Kendaraan
2. Ringan 560
3. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan 560
4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan 350
Jumlah C (C1, C2, danC3) 2.856
Total 4.876

KELAS
X XI XII
MATA PELAJARAN
1 2 1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2 2 2
3. Bahasa Indonesia 4 4 3 3 3 3
4. Matematika 4 4 4 4 4 4
5. Sejarah Indonesia 3 3 - - - -
6. Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya 3 3 3 3 4 4
B. Muatan Kewilayahan
1. Seni Budaya 3 3 - - - -
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2 2 2 - -
Jumlah 24 24 17 17 16 16
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1. Simulasi dan Komunikasi Digital 3 3 - - - -

3
2. Fisika 4 4 - - - -
3. Kimia 3 3 - - - -
C2. Dasar Program Keahlian
1. Gambar Teknik Otomotif 4 4 - - - -
2. Teknologi Dasar Otomotif 4 4 - - - -
3. Pekerjaan Dasar Otomotif 5 5 - - - -
C3. Kompetensi Keahlian
1. Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan - - 8 8 9 9
Pemeliharaan Sasis dan Pemindah Tenaga
2. 8 8 8 8
Kendaraan Ringan - -
3. Pemeliharaan Kelistrikan Kendaraan Ringan - - 8 8 8 8
4. Produk Kreatif dan Kewirausahaan - - 5 5 5 5
Jumlah C (C1, C2, dan C3) 22 22 29 29 30 30

Total 46 46 46 46 46 46

4
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN/MADRASAH ALIYAH KEJURUAN


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian : Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (3
Tahun)

Tujuan kurikulum mencakup empat aspek kompetensi, yaitu (1) aspek


kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan.
Aspek-aspek kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler.
Rumusan kompetensi sikap spiritual yaitu, “Menghayati dan mengamalkan
ajaran agama yang dianutnya”. Sedangkan rumusan kompetensi sikap sosial yaitu,
“Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, santun, peduli (gotong
royong, kerja sama, toleran, damai), bertanggung-jawab, responsif, dan proaktif
melalui keteladanan, pemberian nasihat, penguatan, pembiasaan, dan pengkondisian
secara berkesinambungan serta menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan
dunia”. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak langsung
(indirect teaching) yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah, dengan
memperhatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta
didik.
Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang
proses pembelajaran berlangsung, dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru
dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut.

Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan


Jam Pelajaran : 594 JP (@ 30 Menit)

KOMPETENSI DASAR KOMPETENSI DASAR


3.1 Menerapkan cara perawatan 4.1 Merawat berkala sistem
sistem utama Engine dan utama Engine dan
mekanisme katup mekanisme katup
3.2 Menerapkan cara perawatan 4.2 Merawat berkala sistem
sistem pelumasan pelumasan
3.3 Menerapkan cara perawatan 4.3 Merawat berkala sistem
sistem pendinginan pendinginan
3.4 Menerapkan cara perawatan 4.4 Merawat berkala sistem
sistem bahan bakar bensin bahan bakar bensin

5
konvensional/karburator konvensional/karburator
3.5 Menerapkan cara perawatan 4.5 Merawat berkala sistem
sistem bahan bakar bensin bahan bakar bensin injeksi
injeksi (Electronic Fuel (Electronic Fuel
Injection/EFI) Injection/EFI)
3.6 Menerapkan cara 4.6 Merawat berkala Engine
Perawatan Engine Management Management System (EMS)
System (EMS)
3.7 Menerapkan cara perawatan 4.7 Merawat berkala sistem
sistem bahan bakar diesel pompa bahan bakar diesel pompa
injeksi In-Line injeksi In-Line
3.8 Menerapkan cara perawatan 4.8 Merawat berkala sistem
sistem bahan bakar diesel pompa bahan bakar diesel pompa
injeksi Rotary injeksi Rotary
3.9 Menerapkan cara perawatan 4.9 Merawat berkala sistem
sistem bahan bakar diesel bahan bakar diesel Common
Common Rail Rail
3.10 Mengevaluasi hasil perawatan 4.10 Melakukan pemeriksaan
berkala Mesin Kendaraan hasil perawatan berkala
Ringan mesin kendaraan
3.11 Mendiagnosis kerusakan 4.11 Memperbaiki mekanisme
mekanisme kepala silinder dan kepala silinder dan
kelengkapannya kelengkapannya
3.12 Mendiagnosis kerusakan 4.12 Memperbaiki mekanisme
mekanisme blok silinder dan blok silinder dan
kelengkapannya kelengkapannya
3.13 Mendiagnosis kerusakan 4.13 Memperbaiki
sistem pelumasan sistem pelumasan
3.14 Mendiagnosis kerusakan 4.14 Memperbaiki
sistem pendinginan sistem pendinginan
3.15 Mendiagnosis kerusakan 4.15 Memperbaiki sistem bahan
sistem bahan bakar bensin bakar bensin
konvensional/karburator konvensional/karburator

3.16 Mendiagnosis kerusakan 4.16 Memperbaiki sistem bahan


sistem bahan bakar bensin bakar bensin injeksi
injeksi (Electronic Fuel (Electronic Fuel
Injection/EFI) Injection/EFI)
3.17 Mendiagnosis kerusakan 4.17 Memperbaiki Engine
Engine Management System Management System (EMS)
(EMS)

6
3.18 Mendiagnosis kerusakan 4.18 Memperbaiki 4ystem bahan
4ystem bahan bakar diesel bakar diesel pompa injeksi
pompa injeksi In-Line In-Line
3.19 Mendiagnosis kerusakan 4.19 Memperbaiki sistem bahan
sistem bahan bakar diesel bakar diesel pompa injeksi
pompa injeksi Rotary Rotary
3.20 Mendiagnosis kerusakan 4.20 Memperbaiki sistem bahan
sistem bahan bakar diesel bakar diesel Common Rail
Common Rail
3.21 Mengevaluasi hasil perbaikan 4.21 Melakukan laporan hasil
mesin kendaraan ringan perbaikan mesin kendaraan
ringan

7
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN

SMK NEGERI 5 PADANG

SILABUS
Sekolah : SMK Negeri 5 PADANG
Bidang Keahlian : TEKNOLOGI DAN REKAYASA
Program Keahlian : TEKNIK OTOMOTIF
Kompetensi Keahlian : TEKNIK KENDARAAN RINGAN
Mata Pelajaran : PEMELIHARAAN MESIN KENDARAAN RINGAN OTOMOTIF
Durasi : 594 JP (@ 30 Menit)

KI 3: Memahami, menerapkan, menganalisis, dan mengevaluasi tentang pengetahuan faktual, konseptual, operasional dasar, dan metakognitif sesuai dengan bidang dan lingkup kerja TeknikKendaraan
Ringan Otomotif. Pada tingkat teknis, spesifik, detil, dan kompleks, berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam konteks pengembangan potensi diri
sebagai bagian dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga masyarakat nasional, regional, dan internasional.

KI 4: Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan
Otomotif. Menampilkan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji
secara efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung. Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru, membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompentensi Materi Pokok Alokasi Waktu Kegiatan Pembelajaran Penilaian Sumber Belajar
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Menerapkan cara perawatan 3.1.1 Menjelaskan pengertian Dasar Perawatan berkala 8 x 3 JP x  Mengamati: Tayangan atau  Tugas:  Buku Mata Pelajaran
sistem utama Engine dan dan tujuan pemeliharaan pada mesin kendaraan 30 Menit paparan disertai gambar Menyelesaik Pemeliharaan Mesin
mekanisme katup. berkala mesin kendaraan ringan. bagian-bagian mekanisme an soal-soal Kendaraan Ringan
ringan. katup dan penyetelan katup. materi Kelas 11
pokok secara
3.1.2 Menerapkan  Menanya: Mengajukan mandiri  Modul
pemeliharaan berkala pertanyaan terkait tayangan
mesin kendaraan ringan. . atau paparan.  Tes:  Sumber Internet
Pilihan
3.1.3 Memahami fungsi  Mengeksplorasi: Ganda  Perpustakaan
mekanisme katup. Mendiskusikan tentang
bagian-bagian mekanisme  Praktik
3.1.4 Menjelaskan mekanisme katup. Unjuk kerja
katup.
 Mengasosiasi: Membuat
3.1.5 Memahami komponen- ulasan atau rumusan tentang
komponen katup. bagian-bagian mekanisme
katup.
3.1.6 Memahami cara
penyetalan katup.  Mengkomunikasikan:
Menyampaikan hasil
4.1 Merawat berkala sistem 4.1.1 Melakukan pemeliharaan Mekanisme katup. kesimpulan dari materi
utama Engine dan secara berkala pada tentang bagian-bagian
mekanisme katup. kendaraan ringan. mekanisme katup

4.1.2 Melakukan perawatan


serta penyetelan celah
katup.
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PADANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK N 5 Padang


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian: Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Materi : Perawatan Sistem Utama Engine Dan Mekanisme Katup
Kelas /Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 32 Jam Pelajaran ( 4 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2021/2022

I. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar IPK
3.1 Menerapkan cara perawatan sistem utama 3.1.1 Menjelaskan pengertian dan tujuan
Engine dan mekanisme katup pemeliharaan berkala mesin kendaraan ringan
3.1.2 Menerangan macam-macam pemeliharaan
berkala mesin kendaraan ringan
3.1.3 menerapkan pemeliharaan berkala mesin
kendaraan ringan
3.1.4 menjelaskan bagian-bagian mekanisme katup
3.1.5 Memahami fungsi mekanisme katup
3.1.6 Menerangkan macam-macam mekanisme
penyetelan katup

4.1.1 Melakukan pemeliharaan berkala kendaraan

4.1 Merawat berkala sistem utama Engine dan 4.1.2 Melakukan penyetelan celah katup
mekanisme katup

II. Tujuan Pembelajaran


Melalui Kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu: Mengidentifikasi, menjelaskan,
menganalisis kerusakan dan memperbaiki Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup.
III. Kegiatan Pembelajaran
Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Saintifik dan
model pembelajaran yang sesuai dalam setiap KD agar tujuan pembelajaran yang diharapkan
dapat dicapai.

A. Pendahuluan

1. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa


2. Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran
3. Guru meminta siswa untuk merapihkan tempat duduk dan membuang sampah
4. Guru mengabsen siswa sebelum memulai pelajaran
5. Guru menyampaikan tujuan dan target pembelajaran
6. Guru memberikan apersepsi

B. Inti
PERTEMUAN 1
1. Guru menugaskan siswa untuk mempelajari prinsip sistem utama engine dan
mekanisme katup.
2. Guru membimbing siswa untuk menjelaskan dan menyimpulkan prinsip Sistem
Utama Engine dab Mekanisme Katup.

PERTEMUAN 2
1. Guru menugaskan siswa mengamati seluruh Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup
melalui bahan tayangan di internet.
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk Fungsi komponen Sistem Utama Engine dan
Mekanisme Katup
3. Guru membimbing siswa menjelaskan fungsi komponen dan membuat kesimpulan seluruh
Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup.

PERTEMUAN 3
1. Guru menugaskan siswa mengamati kerusakan Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup
melalui bahan tayang di internet maupun cetak.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan gejala kerusakan dan membuat kesimpulan tentang
kerusakan Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup.

PERTEMUAN 4
1. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengamati cara memperbaiki kerusakan Sistem
Utama Engine dan Mekanisme Katup melalui tayangan di internet maupun cetak.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan kerusakan dan membuat kesimpulan tentang
perbaikan Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup.

C. Penutup

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.


2. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan selanjutnya
3. Guru memberikan pesan kepada siswa
4. Guru memimpin doa sebelum mengakhiri pembelajaran
5. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PADANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK N 5 Padang


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian: Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Materi : Perawatan Sistem Pelumasan
Kelas /Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 24 Jam Pelajaran ( 3 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2021/2022

I. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar IPK
3.2 Menerapkan Cara Perawatan Sistem 3.2.1 Menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi
Pelumasan sistem pelumasan
3.2.2 Menjelaskan jenis-jenis Sistem pelumasan
3.2.3 Menjelaskan fungsi komponen-komponen
sistem pelumasan
3.2.4 Menjelaskan kualifikasi oli dan penggunaannya.
3.2.5 Menjelaskan Cara perawatan sistem
pelumasan

4.1 Merawat Berkala Sistem Pelumasan 4.2.1 Melakukan penggantian minyak pelumas
sesuai SOP
4.2.2 Melakukan perawatan pada saringan oli sesuai
SOP
4.2.3 Melakukan perawatan pada pompa oli sesuai
SOP

II. Tujuan Pembelajaran


Melalui Kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu: Mengidentifikasi,
menjelaskan, menganalisis kerusakan dan memperbaiki Sistem Pelumasan.

III. Kegiatan Pembelajaran


Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Saintifik
dan model pembelajaran yang sesuai dalam setiap KD agar tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dicapai.
A. Pendahuluan

1. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa


2. Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran
3. Guru meminta siswa untuk merapihkan tempat duduk dan membuang sampah
4. Guru mengabsen siswa sebelum memulai pelajaran
5. Guru menyampaikan tujuan dan target pembelajaran
6. Guru memberikan apersepsi

B. Inti
PERTEMUAN 1
1. Guru menugaskan siswa mengamati seluruh Sistem Pelumasan melalui bahan tayangan
di internet.
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk menjelaskan fungsi Sistem Pelumasan.
3. Guru membimbing siswa menjelaskan fungsi komponen dan membuat kesimpulan
Sistem Pelumasan.

PERTEMUAN 2
1. Guru menugaskan siswa mengamati kerusakan Sistem Pelumasan melalui bahan tayang
di internet maupun cetak.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan gejala kerusakan dan membuat kesimpulan
tentang kerusakan Sistem Pelumasan.

PERTEMUAN 3
1. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengamati cara memperbaiki kerusakan Sistem
Pelumasan.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan kerusakan dan membuat kesimpulan tentang
perbaikan Sistem Pelumasan.

C. Penutup

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.


2. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya
3. Guru memberikan pesan kepada siswa
4. Guru memimpin doa sebelum mengakhiri pembelajaran
5. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PADANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK N 5 Padang


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian: Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Materi : Perawatan Sistem Pendinginan
Kelas /Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 24 Jam Pelajaran ( 3 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2021/2022

I. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar IPK
3.3 Menerapkan cara perawatan sistem 3.3.1 Menjelaskan fungsi perawatan system
pendinginan pendinginan
3.3.2 Menentukan cara perawatan sistem-
sistem pendinginan

4.3 Merawat berkala sistem 4.3.1 Melakukan perawatan sistem-sistem


pendinginan pendinginan
4.3.2 Mengontrol hasil perawatan system
pendinginan

II. Tujuan Pembelajaran


Melalui Kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu: Mengidentifikasi,
menjelaskan, menganalisis kerusakan dan memperbaiki Sistem Pendinginan.

III. Kegiatan Pembelajaran


Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Saintifik
dan model pembelajaran yang sesuai dalam setiap KD agar tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dicapai.
A. Pendahuluan

1. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa


2. Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran
3. Guru meminta siswa untuk merapihkan tempat duduk dan membuang sampah
4. Guru mengabsen siswa sebelum memulai pelajaran
5. Guru menyampaikan tujuan dan target pembelajaran
6. Guru memberikan apersepsi

B. Inti
PERTEMUAN 1
1. Guru menugaskan siswa mengamati seluruh Sistem Pendingin melalui bahan tayangan di
internet.
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk Fungsi komponen Sistem Pendingin
3. Guru membimbing siswa menjelaskan fungsi komponen dan membuat kesimpulan
seluruh Sistem Pendingin.

PERTEMUAN 2
1. Guru menugaskan siswa mengamati kerusakan Sistem Pendingin melalui bahan tayang
di internet maupun cetak.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan gejala kerusakan dan membuat kesimpulan
tentang kerusakan Sistem Pendingin.

PERTEMUAN 3
1. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengamati cara memperbaiki kerusakan Sistem
Pendingin melalui tayangan di internet maupun cetak.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan kerusakan dan membuat kesimpulan tentang
perbaikan Sistem Pendingin.

C. Penutup

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.


2. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya
3. Guru memberikan pesan kepada siswa
4. Guru memimpin doa sebelum mengakhiri pembelajaran
5. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PADANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK N 5 Padang


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian: Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Materi :Sistem Bahan Bakar Bensin Konvensional Karburator
Kelas /Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 24 Jam Pelajaran ( 3 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2021/2022

I. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar IPK
3.4 Menerapkan cara perawatan sistem 3.4.1 Menjelaskan fungsi perawatan sistem
bahan bakar bensin konvensional / bahan bakar bensin
karburator konvensional/karburator
3.4.2 Menentukan cara perawatan sistem
bahan bakar bensin
konvensional/karburator

4.4 Merawat berkala sistem bahan bakar 4.4.1 Melakukan perawatan sistem bahan
bensin konvensional / karburator bakar bensin konvensional/karburator
4.4.2 Mengontrol hasil perawatan sistem bahan
bakar bensin konvensional/karburator

II. Tujuan Pembelajaran


Melalui Kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu: Mengidentifikasi,
menjelaskan, menganalisis kerusakan dan memperbaiki sistem bahan bakar bensin
konvensional karburator.

III. Kegiatan Pembelajaran


Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Saintifik
dan model pembelajaran yang sesuai dalam setiap KD agar tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dicapai.
A. Pendahuluan

1. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa


2. Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran
3. Guru meminta siswa untuk merapihkan tempat duduk dan membuang sampah
4. Guru mengabsen siswa sebelum memulai pelajaran
5. Guru menyampaikan tujuan dan target pembelajaran
6. Guru memberikan apersepsi

B. Inti
PERTEMUAN 1
1. Guru menugaskan siswa mengamati seluruh Sistem Utama Engine dan Mekanisme Katup
melalui bahan tayangan di internet.
2. Guru menugaskan kepada siswa untuk Fungsi komponen Sistem Bahan Bakar Bensin
Konvensional/Karburator
3. Guru membimbing siswa menjelaskan fungsi komponen dan membuat kesimpulan
seluruh Sistem Bahan Bakar Bensin Konvensional/Karburator.

PERTEMUAN 2
1. Guru menugaskan siswa mengamati kerusakan Sistem Utama Engine dan Mekanisme
Katup melalui bahan tayang di internet maupun cetak.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan gejala kerusakan dan membuat kesimpulan
tentang kerusakan Sistem Bahan Bakar Bensin Konvensional/Karburator.

PERTEMUAN 3
1. Guru menugaskan kepada siswa untuk mengamati cara memperbaiki kerusakan Sistem
Bahan Bakar Bensin Konvensional/Karburator melalui tayangan di internet maupun
cetak.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan kerusakan dan membuat kesimpulan tentang
perbaikan Sistem Bahan Bakar Bensin Konvensional/Karburator.

C. Penutup

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.


2. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya
3. Guru memberikan pesan kepada siswa
4. Guru memimpin doa sebelum mengakhiri pembelajaran
5. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PADANG

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Satuan Pendidikan : SMK N 5 Padang


Bidang Keahlian : Teknologi dan Rekayasa
Program Keahlian : Teknik Otomotif
Kompetensi Keahlian: Teknik Kendaraan Ringan Otomotif (C3)
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Materi :Sistem bahan bakar bensin injeksi (Electronic Fuel
InjectionEFI)
Kelas /Semester : XI/Ganjil
Alokasi Waktu : 24 Jam Pelajaran ( 3 Pertemuan)
Tahun Pelajaran : 2021/2022

I. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi


Kompetensi Dasar IPK
3.5 Menerapkan cara perawatan sistem 3.5.1 Menjelaskan fungsi perawatan sistem
bahan bakar bensin injeksi bahan bakar bensin injeksi (Electronic
(Electronic Fuel Injection/EFI). Fuel Injection/EFI)
3.5.2 Menentukan cara perawatan sistem
bahan bakar bensin injeksi (Electronic
Fuel Injection/EFI)

4.5 Merawat berkala sistem bahan bakar 4.5.1 Melakukan perawatan berkala sistem
bensin injeksi (Electronic Fuel bahan bensin injeksi (Electronic Fuel
Injection/EFI) Injection/EFI)
4.5.2 Mengontrol hasil perawatan berkala
sistem

II. Tujuan Pembelajaran


Melalui Kegiatan pembelajaran ini peserta didik mampu: Mengidentifikasi,
menjelaskan, menganalisis kerusakan dan memperbaiki sistem bahan bakar bensin
injeksi (Electronic Fuel InjectionEFI).

III. Kegiatan Pembelajaran


Guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran Saintifik
dan model pembelajaran yang sesuai dalam setiap KD agar tujuan pembelajaran yang
diharapkan dapat dicapai.
A. Pendahuluan

1. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa


2. Guru memimpin doa sebelum memulai pembelajaran
3. Guru meminta siswa untuk merapihkan tempat duduk dan membuang sampah
4. Guru mengabsen siswa sebelum memulai pelajaran
5. Guru menyampaikan tujuan dan target pembelajaran
6. Guru memberikan apersepsi

B. Inti
PERTEMUAN 1
1. Guru menugaskan siswa mempelajari prinsip dasar dan pengenalan Sistem Bahan Bakar
Bensin Injeksi (EFI) melalui bahan ajar maupun tayangan internet.
2. Guru Membimbing siswa menjelaskan dan membuat kesimpulan tentang prinsip dasar
Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi (EFI).

PERTEMUAN 2
1. Guru menugaskan siswa mengamati seluruh Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi
(EFI) melalui bahan tayangan di internet.
2. Guru membimbing siswa menjelaskan fungsi komponen dan membuat kesimpulan
seluruh Sistem Bahan Bakar Bensin Injeksi (EFI).

PERTEMUAN 3
1. Guru enugaskan siswa untuk mengamati cara kerja Sistem Bahan Bakar Bensin injeksi
(EFI).
2. Guru membimbing siswa untuk menjelaskan dan membuat kesimpulan tentang Sistem
Bahan Bakar Bensin Injeksi (EFI).

C. Penutup

1. Peserta didik bersama guru menyimpulkan pembelajaran.


2. Peserta didik dan guru merencanakan tindak lanjut pembelajaran untuk pertemuan
selanjutnya
3. Guru memberikan pesan kepada siswa
4. Guru memimpin doa sebelum mengakhiri pembelajaran
5. Guru memberikan salam kepada seluruh siswa
BUNDLE PORTOFOLIO
Faris Afif / 18073055

Keterangan :

Pada dokumentasi kali ini diambil pada saat melakukan kegiatan observasi

dan pengenalan lingkungan sekolah SMK Negeri 5 Padang.

1
Keterangan :

Dokumentasi di atas adalah kegiatan yang dilakukan oleh Saya selaku guru

PPLK dengan Guru Pamong dimana kegiatan ini merupakan kegiatan

terbimbing dan membicarakan materi apa yang akan di berikan setiap

pertemuannya dan evaluasi dari setiap pertemuan-pertemuan sebelumnya.

2
Keterangan :

Dokumentasi di atas menunjukkan kegiatan mahasiswa PPLK jurusan

otomotif dimana kegiatan tersebut melakukan pengecatan di ruang tool man,

serta mengecek peralatan, dan juga melakukan perbaikan pada ban mobil

pick-up DFK milik SMKN 5 Padang.

3
Lampiran Dokumentasi Kegiatan Hari Guru Di SMKN 5 Padang :

Dokumentasi perbaikan engine :

4
Dokumentasi gotong royong di jurusan dan perbaikan panel kelistrikan :

Bersih Bersih Bengkel

Perbaikan Simulator Kelistrikan

5
Dokumentasi kegiatan adiwiata di SMKN 5 Padang :

Kegiatan Penghijauan SMKN 5

Kegiatan Penghijauan SMKN 5

6
Dokumentasi Latihan Mengajar Mandiri :

Gambar. Latihan Mengajar Mandiri

Dokumentasi Rapat Mahasiswa PPLK :

Gambar Rapat Mahasiswa PPLK SMKN 5

7
Dokumentasi Membantu Mengawas Ujian LSP Jurusan TKR dan TSM :

Gambar. Lsp Tsm

Gambar. Lsp TKR

Gambar. Perpisahan Sekolah

8
Bank Soal PMKR Kelas XI :

Soal Pilihan Ganda :


Berilah tanda silang (x) pada salah satu huruf a, b, c, d, dan e di depan jawaban yang
paling tepat !

1. Berfungsi untuk membuka dan menutup katup hisap dan katup buang yang sesuai dengan
firing order suatu silinder.. Pernyataan ini adalah fungsi dari.....
a. Mekanisme Katup Standar
b. Penyetel Katup Umum
c. Mekanisme katup
d. Penyetel Katup Dengan Eksenter Penyetel
e. Cara Menyetel Katup Yang Benar

2. Jenis mekanisme katup antara lain :


a. Fuel pump drive cam
b. Exhaust camshaft.
c. DOHC (Double Over Head Camshaft)
d. Camshaft timing pulley
e. Camshaft driven gear

3. Konstruksinya sederhana, dan lebih awet merupakan keuntungan dari....


a. OHV (Over Head Camshaft)
b. OHC (Over Head Camshaft)
c. DOHC (Double Over Head Camshaft)
d. Uap Sulingan
e. Cairan elektrolit

4. Mengapa celah katup perlu disetel.....


a. Penyetelan celah katup dilakukan untuk memperoleh jarak terbatas antara pelatuk dan
batang katup. Jarak bebas digunakan untuk pemuaian pada waktu mesin mati.
b. Penyetelan celah katup dilakukan untuk memperoleh jarak terbatas antara pelatuk dan
batang katup. Jarak bebas digunakan untuk pemuaian pada waktu mesin dingin.
Penyetelan celah katup dilakukan untuk memperoleh jarak terbatas antara pelatuk dan
batang katup. Jarak bebas digunakan untuk pemuaian pada waktu mesin panas.
c. Penyetelan celah katup dilakukan untuk memperoleh jarak bebas antara pelatuk dan
batang katup. Jarak bebas digunakan untuk pemuaian pada waktu mesin dingin.
d. Penyetelan celah katup dilakukan untuk memperoleh jarak bebas antara pelatuk
dan batang katup. Jarak bebas digunakan untuk pemuaian pada waktu mesin
panas.

5. Berfungsi untuk menutup dan membuka katup.adalah..........


a. Katup
b. Camshaft
c. Valve lifter
d. Rocker arm
e. Sub gear

6. Dibawah ini terdapat bagian-bagian camshaft kecuali............


a. Valve lifter
b. Sub gear
c. Camshaft driven gear
d. Intake camshaft.
e. Exhaust camshaft

7. Jika celah katup tidak ada apakah yang akan terjadi...


a. Katup memperoleh jarak bebas antara pelatuk dan batang katup
b. Katup tidak dapat membuka dan menutup saluran hisap dan buang
c. Katup akan menutup sendiri dengan sempurna
d. Katup tidak akan menutup dengan sempurna sehingga timbul loss energy/
kerugian tenaga
e. Katup akan mengangkat push rod

8. Fungsi tensioner ialah...


a. Untuk mengencangkan katup
b. Untuk mengencangkan timing belt/chain
c. Untuk mengencangkan groove
d. Untuk mengencangkan drive cam
e. Untuk mengencangkan timing pulley

9. Jika tanda timing tidak tepat maka akan menimbulkan .......


a. Maka proses timing akan terganggu bahkan dapat terubah
b. Maka proses timing berhenti
c. Maka proses timing akan jalan terus
d. Maka proses timing akan mati
e. Maka proses timing hidup terus

10. Kegiatan berikut ini tidak perbolehkan selama proses pengisian, kecuali.......
a. Menyalakan korek
b. Mengelas sesuatu didekat baterai
c. Merokok
d. Mengecek kondisi busi
e. Menyetel celah katup

11. Dibawah ini adalah fungsi sistem pelumasan kecuali .....


a. Untuk mengurangi gesekan antara bagian-bagian yang bergerak
b. Untuk menyerap dan menyalurkan panas
c. Untuk sebagai perapat
d. Untuk mempercepat keausan valve train, cylinder liner, piston
e. Untuk membersihkan bagian-bagian yang bergerak

12. Komponen no.6 gambar sistem pelumasan disamping adalah ......


a. Saluran oli
b. crank pin
c. Saringan oli
d. Pompa oli
e. Oli strainer
13. Komponen sistem pelumasan yang berfungsi untuk menghisap dan menekan minyak
pelumas ke bagian-bagian mesin yang memerlukan pelumasan adalah ....
a. Saluran oli
b. Pompa oli
c. Katup pengatur tekan
d. Oli strainer
e. Saringan oli

14. Komponen sistem pelumasan yang berfungsi untuk mendeteksi tekanan oli mesin yang
keluar dari pompa....
a. Saluran oli
b. Pompa oli
c. Oli Pressure Sensor
d. Oli strainer
e. Saringan oli

15. Komponen sistem pelumasan berfungsi untuk menghubungkan oli ke komponen luar
mesin seperti turbocharger atau oil cooler......
a. Switch tekanan oli
b. Pompa oli
c. Oil feed
d. Oli strainer
e. Saringan oli

16. Komponen no. 2 gambar pompa oli disamping adalah ....


a. Drive rotor
b. Section
c. Driven rotor
d. Oil pump body
e. Discharge

17. Bagian dari saringan oli yang berfungsi sebagai tempat jalan aliran oli jika saringan oli
tersumbat adalah ....
a. Drive rotor
b. Section
c. Driven rotor
d. Katup bypass
e. Discharge

18. Pada tabung oli terdapat tulisan SAE, apa yang dimaksud SAE tsb
a. Society of Automotive Engineers, sebagai identifikasi dari kekentalan oli
b. Society of Automotive Engineers, kode standar yang menentukan kualitas oli
c. Society of Automatic Engineers, kode standar yang menentukan merek oli
d. Society of Automatic Engineers, sebagai identifikasi dari kualitas oli
e. Society of Automotive Engineers, sebagai identifikasi dari mesin oli
19. Bahan adittif minyak pelumas yang berfungsi untuk menjaga permukaan logam agar
bebas dari kotoran. adalah ....
a. Detergen
b. Pour point dipresent
c. Dispersant
d. Extrame pressure (EP)
e. Viskositas indeximprovers

20. Bahan adittif minyak pelumas yang berfungsi untuk Menjaga viskositas oli pada suhu
rendah dan tinggi. adalah ....
a. Ditergen
b. Pour point dipresent
c. Dispersant
d. Extrame pressure (EP)
e. Viscosity improver
21. Berfungsi untuk mengurangi panas yang diserap oleh bagian - bagian motor sehingga
tidak mengakibatkan kerusakan pada motor dan untuk mengatur / menstabilkan
temperature kerja motor supaya tetap maka diperlukan sebuah system pada motor
bakar yaitu…..
a. Sistem Radiasi
b. Sistem Konveksi
c. Sistem ventilasi
d. Sistem pendingin
e. Sistem sirkulasi

22. Untuk mempercepat temperature kerja air pendingin pada saat motor masih dingin, serta
mengatur peredaran air pendingin menuju ke radiator pada saat motor panas diperlukan
alat …….
a. Thermostat
b. Pompa air
c. Radiator
d. Reservoir
e. Ventilator

23. Suhu saat bekerjanya thermostat adalah…..


a. 80 oC - 92 oC
b. 70 oC - 90 oC
c. 60 oC - 96 oC
d. 60 oC - 70 oC
e. 70 oC - 820C

24. Di bawah ini merupakan bagian-bagian tutup radiator, kecuali ……


a. Pressure valve
b. Bottom seal
c. Pressure valve spring
d. Securing tab
e. Jiggle valve
25. Jika kendaraan berjalan pelan (mendaki, lalu lintas macet dikota, dsb), air pendingin
menjadi panas. Untuk mencegah kelebihan panas pada saat kendaraan berjalan pelan,
radiator harus dilengkapi dengan ……
a. Thermostat
b. Pompa air
c. Radiator
d. Reservoir
e. Ventilator

26. Spesifikasi tekanan pembukaan katup tutup radiator saat dilakukan pemeriksaan adalah
……
a. 0,75 – 1,05 kg/cm2
b. 0,75 – 1,2 kg/cm2
c. 0,75 – 2,05 kg/cm2
d. 1,05 – 1,5 kg/cm2
e. 1,05 – 2,5 kg/cm2

27. Sedangkan spesifikasi tekanan saat dilakukan pemeriksaan kebocoran radiator adalah
……
a. 1,2 kg/cm2
b. 0,9 kg/cm2
c. 0,5 kg/cm2
d. 0,6 kg/cm2
e. 1,5 kg/cm2

28. Spesifikasi kekencangan tali kipas adalah …….


a. 5 – 20 mm
b. 10 – 20 mm
c. 5 – 10 mm
d. 15 – 20 mm
e. 20 – 25 mm

29. Selain kekencangan, hal yang perlu dilakukan pemeriksaan pada tali kipas adalah ….
a. Kelonggaran
b. Retak-retak atau tidak
c. Warna tali kipas
d. Merk pabrik
e. Fleksibilitas

30. Akibat yang ditimbulkan jika tali kipas terlalu kendor adalah ….
a. Pompa tidak bias bekerja maksimal karena tali kipas selip
b. Pompa tidak bias bekerja karena berputar cepat
c. Pompa tidak bisa bekerja karena tali kipas terlalu berat
d. Mesin tidak bisa mencapai temperatur kerja (terlaludingin)
e. Tali kipas cepat aus

31. Apa fungsi sistem bahan bakar :


a. Untuk mencampur udara dan air.
b. Untuk mencampur air dan bahan bakar.
c. Untuk mencampur udara dan bahan bakar.
d. Untuk mencampur bahan bakar dan minyak.

32. Dalam proses pembakaran akan terjadi bila terdapat komponen-komponen, kecuali . . . .
a. Api
b. Udara
c. Bahan bakar
d. Diafragma

33. Komponen pada sistem bahan bakar mekanik dibawah ini adalah:
a. Tangki bahan bakar, pompa bahan bakar, suspensi
b. Tangki bahan bakar, pompa bahan bakar,karburator
c. Tangki bahan bakar, propeler, karburator
d. Tangki bahan bakar, transmisi, suspense

34. Pada sistem bahan bakar terdapat tiga saluran bahan bakar yaitu saluran yang
menyalurkan :
a. Bahan bakar dari tangki ke pompa bahan bakar, bahan bakar kembali dari
karburator ke tangki, dan gas HC dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal
canister.
b. Bahan bakar dari tangki ke karburator, bahan bakar kembali dari karburator ke
tangki, dan gas HC dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister.
c. Bahan bakar dari tangki ke venturi, bahan bakar kembali dari karburator ke tangki,
dan gas HC dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister.
d. Bahan bakar dari tangki ke pelampung, bahan bakar kembali dari karburator ke
tangki, dan gas HC dari dalam tangki bahan bakar ke charcoal canister.

35. Pompa bahan bakar ada 2 jenis, yaitu :


a. Mekanik dan Buatan
b. Listrik dan Mekanik
c. Listrik dan Plastik
d. Plastik dan Alumunium

36. Yang berfungsi untuk menampung sementara uap bensin yang berasal dari ruang
pelampung pada karburator yaitu:
a. Tangki bahan bakar
b. Filter.
c. Charcoal canister
d. Karburator

37. Yang berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam bentuk cair menjadi kabut
bahan bakar dan mengalirkan ke dalam silinder sesuai dengan kebutuhan mesin yaitu :
a. Tangki bahan bakar
b. Filter
c. Pompa bahan bakar
d. Karburator

38. Agar dapat bekerja sesuai dengan kondisi kerja mesin, maka karburator dibagi
menjadi beberapa sistem, dan sistem tersebut antara lain, kecuali . . .
a. Sistem cuk
b. Sistem Pelampung
c. Sistem Kecepatan rendah
d. Sistem Pengisian

39. Bagian karburator yang terletak pada saluran stasioner dan kecepatan lambat, berfungsi
untuk mempercepat aliran bahan bakar yaitu :
a. Economicer jet
b. Dashpot
c. Barrel
d. Anti dieseling

40. Komponen tambahan pada karburator yang berfungsi untuk memutus aliran bahan bakar
pada saat kendaraan diperlambat yaitu :
a. Economicer jet
b. Dashpot
c. Anti dieselling
d. Deceleration Fuel Cut-Off System

41. Keuntungan sistem EFI dibandingkan dengan karburator adalah ....


a. pemakaian bahan bakar lebih efisien
b. pemakaian bahan bakar lebih irit
c. sistem EFI tidak perlu perawatan
d. pembakaran lebih sempurna
e. campuran bahan bakar lebih sempurna

42. Campuran bahan bakar dan udara pada sistem EFI terjadi pada ....
a. saluran isap
b. saluran by pass
c. ruang bakar
d. filter udara
e. ruang silinder

43. Katup isap pada sistem EFI berfungsi untuk ....


a. mengatur pemasukan udara
b. mengatur pemasukan bahan bakar
c. mengatur pemasukan campuran bahan bakar dan udara
d. mengatur jumlah udara
e. mengatur jumlah bahan bakar

44. Air flow meter pada sistem EFI tipe ” L-Type” berfungsi ....
a. mengatur temperatur udara yang masuk melalui intake manifold
b. mengukur jumlah udara yang mengalir melalui intake manifold
c. mengukur jumalah bahan bakar yang diinjeksikan
d. mangatur arus yang mengalir ke ECU
e. mengukur temperatur kerja mesin

45. Manifold absolute pressure sensor berfungsi ....


a. mendeteksi kerja engine temperature sensor
b. mendeteksi kerja air temperature sensor
c. mendeteksi tekanan intakake manifold
d. mendeteksi tekanan air pendingin
e. mendeteksi tekanan bahan bakar

46. Komponen yang mendeteksi jumlah udara masuk melalui intake manifold pada mesin
EFI tipe ”D” adalah ....
a. air valve
b. air chamber
c. air flow meter
d. throttle position sensor
e. manifold absolute pressuresensor

47. Air temperature sensor (THA) berfungsi untuk ....


a. mengontrol jumlah udara yang masuk dan mendeteksi throttle valve
b. mendeteksi temperature udara yang masuk dengan thermistor dan diubah kedalam
signal tegangan dan dikirim ke ECU
c. mendeteksi temperature pendingin dengan sebuah thermistor dan diubah kedalam
signal tegangan dan dikirim ke ECU
d. mendeteksi jumlah udara yang masuk melalui intake manifold
e. mengalirkan udara ke intake chamber

48. Untuk mencegah campuran yang berlebihan, lamanya waktu injeksi dikontrol oleh ....
a. cold start injector
b. injector time switch
c. air valve
d. auxiliary air valve
e. intake air temperature sensor

49. Komponen yang mengontrol jumlah udara yang masuk dan mendeteksi posisi throttle
valve serta merubah menjadi signal tegangan ke ECU adalah ....
a. solenoid resister
b. throttle position sensor (IDL/PSW)
c. air valve
d. air induction system
e. manifold pressure sensor

50. Mendeteksi temperature pendingin dengan sebuah thermistor dan dirubah kedalam signal
tegangan dan mengirim signal ke ECU adalah ....
a. circuit opening relay
b. intake air amount signal
c. water temperature sensor (THW)
d. cold start injector
e. oxygen sensor (OX)
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PADANG
Teknologi dan Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi
Alamat: Jl. Beringin No. 4 LolongPadang Utara Telp. (0751) 7053201 Sumatera Barat Kode Pos 25136

ANALISIS SKL, KI DAN KD


SEMESTER 1 DAN 2 TAHUN PELAJARAN 2021/2022
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : XI / 1 dan 2

ANALISIS DAN
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
REKOMENDASI KI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

1 2 3
3. Memahami, menerapkan, menganalisis, 4. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai
faktual, konseptual, operasional dasar, dan dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Menampilkan KI-3 Pengetahuan dan
metakognitif sesuai dengan bidang dan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur KI-4 Keterampilan
lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan sesuai dengan standar kompetensi kerja. Menunjukkan keterampilan adalah untuk program
Otomotif pada tingkat teknis, spesifik, menalar, mengolah, dan menyaji secara efektif, kreatif, produktif, kritis, pendidikan 3 tahun
detil, dan kompleks, berkenaan dengan mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan solutif dalam ranah abstrak terkait
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah, serta mampu
dan humaniora dalam konteks melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
pengembangan potensi diri sebagai bagian Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
masyarakat nasional, regional, dan konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
internasional. sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Keterangan pengisian kolom sbb:


3. Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3) berdasarkan KI-KD mata pelajaran/silabus
4. Kompetensi Inti Keterampilan (KI-4) berdasarkan KI-KD mata pelajaran/silabus
5. Analisis: KI-3 dan KI-4 matapelajaran untuk tingkat program pendidikan 3 tahun / 4 tahun (pilih salah satu) dan (sesuai ranah /tidak sesuai ranah)
Rekomendasi: sesuai / tidak sesuai tingkat program pendidikan (pilih salah satu), jika tidak sesuai cantumkan KI yang sesuai tingkat program pendidikan.

Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran
1 2 3 4 5 6 7
3.1 Menerapkan 4.1 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.1 KD-3 dari  Nilai-nilai PPK:
cara berkala - Rasa ingin
(C3)/ sesuai dengan adalah menerapkan (C3) KD-KD
perawatan sistem utama tahu
pengetahuan keterampilan setara dengan KD pengetahuan - Percayadiri
sistem utama Engine dan Prosedural Prosedural konkret, 4.1 merawat (P3) matapelajaran - Mandiri
engine dan mekanisme tingkat Gambar - Religius
mekanisme katup - Peduli
presepsi (P3) Teknik
katup lingkungan
Otomotif
sudah - Peduli sosial
- Kreatif
memenuhi
- Tanggung
Dimensi Jawab
Kognitif  Literasi:
tuntutan KI-3 - Membaca
yaitu modul
memahami, diperpustakaa
menerapkan, n
 Nilai-nilai 4C:
menganalisis,
- Berpikir Kritis
dan - Kreatif
mengevaluasi. - Kolaboratif
Sedangkan - Komunikatif
Bentuk
Pengetahuan
3.2 Menerapkan 4.2 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.1 juga sudah  Nilai-nilai PPK:
cara berkala terpenuhi - Rasa ingin
(C3)/ sesuai dengan adalah menerapkan (C3)
perawatan sistem tahu
pengetahuan keterampilan setara dengan KD yaitu
sistem pelumasan Prosedural - Percayadiri
Prosedural konkret, 4.1 merawat (P3) konseptual, - Mandiri
pelumasan prosedural,
tingkat - Religius
presepsi (P3) dan - Peduli
metakognitif. lingkungan
- Peduli sosial
Tingkat - Kreatif
taksonomi - Tanggung
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
(KKO) Jawab
tertinggi  Literasi:
sesuai - Membaca
tuntutan KI-3, modul
diperpustakaa
ada pada KD
n
3.7  Nilai-nilai 4C:
Mengevaluasi - Berpikir Kritis
Tuntutan KI-4 - Kreatif
- Kolaboratif
pada ranah
- Komunikatif
abstrak yaitu
menalar,
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.3 Menerapkan 4.3 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.3 mengolah,  Nilai-nilai PPK:
cara berkala danmenyaji, - Rasa ingin
(C3)/ sesuai dengan adalah menerapkan (C3)
perawatan sistem dan ranah tahu
pengetahuan keterampilan setara dengan KD - Percayadiri
sistem pendinginan Prosedural konkret yaitu
Prosedural konkret, 4.3 merawat (P3) - Mandiri
pendinginan mempersepsi,
tingkat - Religius
kesiapan, - Peduli
presepsi (P3)
meniru (P1) lingkungan
- Peduli sosial
- Kreatif
KD-4 dari - Tanggung
KD-KD Jawab
keterampilan  Literasi:
mata pelajaran - Membaca
modul
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
Gambar diperpustakaa
Teknik n
Otomotif  Nilai-nilai 4C:
sudah - Berpikir Kritis
- Kreatif
memenuhi
- Kolaboratif
Tingkat - Komunikatif
Taksonomi
tuntutan KI-4
3.4 Menerapkan 4.4 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.4 pada ranah  Nilai-nilai PPK:
cara berkala konkret yaitu - Rasa ingin
(C3)/ sesuai dengan adalah menerapkan (C3)
perawatan sistem bahan Memilih (P2), tahu
pengetahuan keterampilan setara dengan KD - Percayadiri
sistem bahan bakar bensin Prosedural Melakukan
Prosedural konkret, 4.4 merawat (P3) - Mandiri
bakar bensin konvensional (P2),
tingkat - Religius
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
konvensional / karburator presepsi (P3) Menggunakan - Peduli
/ karburator. (P2), lingkungan
Menunjukan - Peduli sosial
(P3), - Kreatif
- Tanggung
danMengadap Jawab
tasi (P4)  Literasi:
Tingkat - Membaca
taksonomi modul
diperpustakaa
(KKO)
n
tertinggi  Nilai-nilai 4C:
sesuai - Berpikir Kritis
tuntutan KI-4 - Kreatif
- Kolaboratif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Komunikatif

3.5 Menerapkan 4.5 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.5  Nilai-nilai PPK:
cara berkala - Rasa ingin
(C3)/ sesuai dengan adalah menerapkan (C3)
perawatan sistem bahan tahu
pengetahuan keterampilan setara dengan KD - Percayadiri
sistem bahan bakar bensin Prosedural Prosedural konkret, 4.5 merawat (P3) - Mandiri
bakar bensin injeksi tingkat - Religius
injeksi (Electronic - Peduli
presepsi (P3)
(Electronic Fuel Injection lingkungan
Fuel / EFI) - Peduli sosial
Injection/EFI) - Kreatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Tanggung
Jawab
 Literasi:
- Membaca
modul
diperpustakaa
n
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
- Komunikatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.6 Menerapkan 4.6 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.6  Nilai-nilai PPK:
cara berkala - Rasa ingin
(C3)/ sesuai dengan adalah menerapkan (C3)
Perawatan Engine tahu
Prosedural pengetahuan keterampilan setara dengan KD - Percayadiri
Engine management prosedural konkret, 4.6 merawat (P3) - Mandiri
management System tingkat - Religius
System (EMS) - Peduli
presepsi (P3)
(EMS) lingkungan
- Peduli sosial
- Kreatif
- Tanggung
Jawab
 Literasi:
- Membaca
modul
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
diperpustakaa
n
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
- Komunikatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.7 Menerapkan 4.7 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.7  Nilai-nilai PPK:
cara berkala - Rasa ingin
(C3)/ sesuai dengan adalah menerapkan (C3)
perawatan sistem bahan tahu
pengetahuan keterampilan setara dengan KD - Percayadiri
system bahan bakar diesel Prosedural Prosedural konkret, 4.7 merawat (P3) - Mandiri
bakar diesel pompa injeksi tingkat - Religius
pompa injeksi In-Line - Peduli
presepsi (P3)
In-Line lingkungan
- Peduli sosial
- Kreatif
- Tanggung
Jawab
 Literasi:
- Membaca
modul
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
diperpustakaa
n
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
- Komunikatif
3.8 Menerapkan 4.8 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.8  Nilai-nilai PPK:
cara berkala - Rasa ingin
(C3)/ sesuai dengan adalah menerapkan (C3)
perawatan system bahan tahu
pengetahuan keterampilan setara dengan KD - Percayadiri
sistem bahan bakar diesel Prosedural
prosedural konkret, 4.8 merawat (P3) - Mandiri
bakar diesel pompa injeksi tingkat - Religius
pompa injeksi Rotary - Peduli
presepsi (P3)
Rotary lingkungan
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Peduli sosial
- Kreatif
- Tanggung
Jawab
 Literasi:
- Membaca
modul
diperpustakaa
n
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
- Komunikatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.9 Menerapkan 4.9 Merawat Menerapkan Menerapkan (C3) Merawat KD 3.9  Nilai-nilai PPK:
cara berkala - Rasa ingin
menerapkan (C3)
perawatan system bahan (C3)/ sesuai dengan adalah
tahu
pengetahuan keterampilan setara dengan KD
system bahan bakar diesel Prosedural - Percayadiri
4.9 merawat (P3)
bakar diesel Common Rail Prosedural konkret, - Mandiri
Common Rail tingkat - Religius
presepsi (P3) - Peduli
lingkungan
- Peduli sosial
- Kreatif
- Tanggung
Jawab
 Literasi:
- Membaca
modul
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
diperpustakaa
n
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
- Komuniktif
3.10 Mengevaluasi 4.10 Melakukan Mengevaluasi Mengevaluasi Melakukan KD 3.10  Nilai-nilai PPK:
hasil pemeriksaan - Rasa ingin
(C5)/ (C5) sesuai adalah mengevaluasi
perawatan hasil tahu
Metakognitif dengan keterampilan (C5) setara
berkala mesin perawatan - Percayadiri
pengetahuan kongkret, dengan KD 4.10
kendaraan berkala mesin - Mandiri
metakognitif tingkat Presisi melakukan (P3)
ringan kendaraan - Religius
(P3)
ringan - Peduli
lingkungan
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Peduli sosial
- Kreatif
- Tanggung
jawab
 Literasi:
- Membaca
modul
diperpustakaa
n
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
Komunikatif
PEMERINTAH PROVINSI SUMATERA BARAT
DINAS PENDIDIKAN
SMK NEGERI 5 PADANG
Teknologi dan Rekayasa Teknologi Informasi dan Komunikasi
Alamat: Jl. Beringin No. 4 LolongPadang Utara Telp. (0751) 7053201 Sumatera Barat Kode Pos 25136

ANALISIS SKL, KI DAN KD


SEMESTER 1 DAN 2 TAHUN PELAJARAN 2020/2021
Mata Pelajaran : Pemiliharaan Mesin Kendaraan Ringan
Kelas / Semester : X1 / 1 dan 2

ANALISIS DAN
KOMPETENSI INTI 3 KOMPETENSI INTI 4
REKOMENDASI KI
(PENGETAHUAN) (KETERAMPILAN)

1 2 3
5. Memahami, menerapkan, menganalisis, 6. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi, dan KI-3 Pengetahuan dan
dan mengevaluasi tentang pengetahuan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah sesuai KI-4 Keterampilan
faktual, konseptual, operasional dasar, dan dengan bidang kerja Teknik Kendaraan Ringan Otomotif. Menampilkan adalah untuk program
metakognitif sesuai dengan bidang dan kinerja di bawah bimbingan dengan mutu dan kuantitas yang terukur pendidikan 3 tahun
lingkup kerja Teknik Kendaraan Ringan sesuai dengan standar kompetensi kerja.
Otomotif. Pada tingkat teknis, spesifik,
detil, dan kompleks, berkenaan dengan Menunjukkan keterampilan menalar, mengolah, dan menyaji secara
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, efektif, kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, komunikatif, dan
dan humaniora dalam konteks solutif dalam ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang
pengembangan potensi diri sebagai bagian dipelajarinya di sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di
dari keluarga, sekolah, dunia kerja, warga bawah pengawasan langsung.
masyarakat nasional, regional, dan Menunjukkan keterampilan mempersepsi, kesiapan, meniru,
internasional. membiasakan, gerak mahir, menjadikan gerak alami dalam ranah
konkret terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di
sekolah, serta mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah
pengawasan langsung.

Keterangan pengisian kolom sbb:


6. Kompetensi Inti Pengetahuan (KI-3) berdasarkan KI-KD mata pelajaran/silabus
7. Kompetensi Inti Keterampilan (KI-4) berdasarkan KI-KD mata pelajaran/silabus
8. Analisis: KI-3 dan KI-4 matapelajaran untuk tingkat program pendidikan 3 tahun / 4 tahun (pilih salah satu) dan (sesuai ranah /tidak sesuai ranah)
Rekomendasi: sesuai / tidak sesuai tingkat program pendidikan (pilih salah satu), jika tidak sesuai cantumkan KI yang sesuai tingkat program pendidikan.

Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran
1 2 3 4 5 6 7
3.11 Mendiagnosis 4.11 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11 KD-3 dari  Nilai-nilai PPK:
kerusakan mekanisme - Rasa ingin tahu
(C4)/ (C4) sesuai adalah mendiagnosis KD-KD
mekanisme kepala silinder - Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara pengetahuan - Mandiri
kepala silinder dan Prosedural
pengetahuan konkret, dengan KD 4.11 matapelajaran - Religius
dan kelengkapanny Prosedural tingkat memperbaiki (P3) Gambar - Peduli lingkungan
kelengkapanny a - Peduli sosial
presepsi (P3) Teknik
a - Kreatif
Otomotif
sudah - Tanggung Jawab
 Literasi:
memenuhi
- Membaca modul
Dimensi diperpustakaan
Kognitif  Nilai-nilai 4C:
tuntutan KI-3 - Berpikir Kritis
yaitu - Kreatif
memahami, - Kolaboratif
menerapkan, - Komunikatif
menganalisis,
dan
3.12 Mendiagnosis 4.12 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11  Nilai-nilai PPK:
mengevaluasi. - Rasa ingin tahu
kerusakan mekanisme (C4)/ (C4) sesuai adalah mendiagnosis Sedangkan
mekanisme blok silinder - Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara Bentuk - Mandiri
blok silinder dan Prosedural
pengetahuan konkret, dengan KD 4.11 Pengetahuan - Religius
dan kelengkapanny Prosedural tingkat memperbaiki (P3) juga sudah - Peduli lingkungan
kelengkapanny a - Peduli sosial
presepsi (P3) terpenuhi
a - Kreatif
yaitu
- Tanggung Jawab
konseptual,  Literasi:
prosedural, - Membaca modul
dan diperpustakaan
metakognitif.  Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
Tingkat
- Kreatif
taksonomi - Kolaboratif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
(KKO) - Komunikatif
tertinggi
sesuai
tuntutan KI-3,
ada pada KD
3.13 Mendiagnoni 4.13 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11  Nilai-nilai PPK:
3.7
s kerusakan system - Rasa ingin tahu
(C4)/ (C4) sesuai adalah mendiagnosis Mengevaluasi
system pelumasan - Percayadiri
Prosedural dengan keterampilan (C4) setara - Mandiri
pelumasan Tuntutan KI-4
pengetahuan konkret, dengan KD 4.11 - Religius
pada ranah
Prosedural tingkat memperbaiki (P3) - Peduli lingkungan
abstrak yaitu
presepsi (P3) - Peduli sosial
menalar, - Kreatif
mengolah, - Tanggung Jawab
 Literasi:
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
danmenyaji, - Membaca modul
dan ranah diperpustakaan
konkret yaitu  Nilai-nilai 4C:
mempersepsi, - Berpikir Kritis
- Kreatif
kesiapan,
- Kolaboratif
meniru (P1) - Komunikatif

3.14 Mendiagnosis 4.14 Memperbaiki KD-4 dari  Nilai-nilai PPK:


Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11
kerusakan system KD-KD - Rasa ingin tahu
(C4)/ (C4) sesuai adalah mendiagnosis
system pendinginan keterampilan - Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara - Mandiri
pendinginan Prosedural mata pelajaran
pengetahuan konkret, dengan KD 4.11 - Religius
Gambar
tingkat - Peduli lingkungan
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
Prosedural presepsi (P3) memperbaiki (P3) Teknik - Peduli sosial
Otomotif - Kreatif
sudah - Tanggung Jawab
memenuhi  Literasi:
- Membaca modul
Tingkat
diperpustakaan
Taksonomi  Nilai-nilai 4C:
tuntutan KI-4 - Berpikir Kritis
pada ranah - Kreatif
konkret yaitu - Kolaboratif
Memilih (P2), - Komunikatif
Melakukan
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.15 Mendiagnosis 4.15 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11 (P2),  Nilai-nilai PPK:
kerusakan sistem bahan (C4)/ Menggunakan - Rasa ingin tahu
(C4) sesuai adalah mendiagnosis
sistem bahan bakar bensin (P2), - Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara - Mandiri
bakar bensin konvensional/ Prosedural Menunjukan
pengetahuan konkret, dengan KD 4.11 - Religius
konvensional/ karburator (P3),
Prosedural tingkat memperbaiki (P3) - Peduli lingkungan
karburator danMengadap - Peduli sosial
presepsi (P3)
tasi (P4) - Kreatif
Tingkat - Tanggung Jawab
 Literasi:
taksonomi
- Membaca modul
(KKO) diperpustakaan
tertinggi  Nilai-nilai 4C:
sesuai - Berpikir Kritis
- Kreatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
tuntutan KI-4 - Kolaboratif
- Komunikatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.16 Mendiagnosis 4.16 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11  Nilai-nilai PPK:
kerusakan sistem bahan (C4)/ - Rasa ingin tahu
(C4) sesuai adalah mendiagnosis
sistem bahan bakar bensin - Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara - Mandiri
bakar bensin injeksi Prosedural
pengetahuan konkret, dengan KD 4.11 - Religius
injeksi (Electronic Prosedural tingkat memperbaiki (P3) - Peduli lingkungan
(Electronic Fuel - Peduli sosial
presepsi (P3)
Fuel Injection/EFI) - Kreatif
Injection/EFI) - Tanggung Jawab
 Literasi:
- Membaca modul
diperpustakaan
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Kolaboratif
- Komunikatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.17 Mendiagnosis 4.17 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11  Nilai-nilai PPK:
kerusakan Engine - Rasa ingin tahu
(C4)/ (C4) sesuai adalah mendiagnosis
Engine Managemen - Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara - Mandiri
Management System Prosedural
pengetahuan konkret, dengan KD 4.11 - Religius
System (EMS) Prosedural tingkat memperbaiki (P3) - Peduli lingkungan
(EMS) - Peduli sosial
presepsi (P3)
- Kreatif
- Tanggung Jawab
 Literasi:
- Membaca modul
diperpustakaan
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Kolaboratif
- Komunikatif

3.18 Mendiagnosis 4.18 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11  Nilai-nilai PPK:
kerusakan sistem bahan - Rasa ingin tahu
(C4)/ (C4) sesuai adalah mendiagnosis
system bahan bakar diesel - Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara - Mandiri
bakar diesel pompa injeksi Prosedural pengetahuan konkret, dengan KD 4.11 - Religius
pompa injeksi In-Line Prosedural tingkat memperbaiki (P3) - Peduli lingkungan
In-Line - Peduli sosial
presepsi (P3)
- Kreatif
- Tanggung Jawab
 Literasi:
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Membaca modul
diperpustakaan
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
- Komunikatif
3.19 Mendiagnosis 4.19 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11  Nilai-nilai PPK:
kerusakan sistem bahan - Rasa ingin tahu
(C4) sesuai adalah
system bahan bakar diesel (C4)/ mendiagnosis
- Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara
bakar diesel pompa injeksi Prosedural - Mandiri
pengetahuan konkret,
pompa injeksi Rotary dengan KD 4.11 - Religius
Prosedural tingkat
Rotary memperbaiki (P3) - Peduli lingkungan
presepsi (P3)
- Peduli sosial
- Kreatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Tanggung Jawab
 Literasi:
- Membaca modul
diperpustakaan
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
- Komuniktif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.20 Mendiagnosis 4.20 Memperbaiki Mendiagnosis Mendiagnosis Memperbaiki KD 3.11  Nilai-nilai PPK:
kerusakan sistem bahan - Rasa ingin tahu
(C4) sesuai adalah
sistem bahan bakar diesel (C4)/ mendiagnosis
- Percayadiri
dengan keterampilan (C4) setara
bakar diesel Common Rail Prosedural - Mandiri
pengetahuan konkret,
Common Rail dengan KD 4.11 - Religius
Prosedural tingkat
presepsi (P3) memperbaiki (P3) - Peduli lingkungan
- Peduli sosial
- Kreatif
- Tanggung jawab
 Literasi:
- Membaca modul
diperpustakaan
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
- Kolaboratif
Komunikatif
Rekomendasi
Rekomendasi Rekomendasi
Analisis KD-3 Analisis KD-4 KD-KD pada
KD-3 KD-4
Mapel
PENDIDIKAN
 Ketercapaian KARAKTER
Dimensi BANGSA
KOMPETENSI Kognitif dan Literasi,, 4 C
KOMPETENSI
DASAR Bentuk
DASAR
KETERAMPILA Tingkat Keselarasan Pengetahuan
PENGETAHUAN Kesesuaian Bentuk
N Dimensi dukunganTaksono semua KD-3
(KDdari KI-3) Dimensi Kognitif Taksonomi dan
(KDdari KI-4) Kognitif dan mi KD-dari KI-3 dalam Mata
dengan Bentuk Tingkat
Bentuk Dimensi terhadap KD dari Pelajaran
Pengetahuan Taksonomi
Pengetahuan KI-4  Ketercapaian
Taksonomi
semua KD-4
dalam Mata
Pelajaran

1 2 3 4 5 6 7
3.21 Mengevaluasi 4.21 Melakukan Mengevaluasi Mengevaluasi Melakukan KD 3.10  Nilai-nilai PPK:
hasil laporan hasil (C5)/ - Rasa ingin tahu
(C5) sesuai adalah mengevaluasi
perbaikan perbaikan - Percayadiri
Metakognitif dengan keterampilan (C5) setara
mesin mesin - Mandiri
pengetahuan kongkret, dengan KD 4.10
kendaraan kendaraan - Religius
metakognitif tingkat Presisi melakukan (P3)
ringan ringan - Peduli lingkungan
(P3)
- Peduli sosial
- Kreatif
- Tanggung jawab
 Literasi:
- Membaca modul
diperpustakaan
 Nilai-nilai 4C:
- Berpikir Kritis
- Kreatif
- Kolaboratif
Komunikatif
Garis Besar
Komposisi Kendaraan

Sebuah kendaraan terdiri dari komponen berikut:

1. Mesin
• Mesin bensin atau diesel

2. Drive train

-1-
3. Chassis
• Suspensi

• Kemudi

• Rem

-2-
4. Kelistrikan mesin

5. Kelistrikan bodi

6. Bodi

(1/1)

-3-
Klasifikasi Kendaraan
Klasifikasi Berdasarkan Tenaga Penggerak

Kendaraan dapat diklasifikasikan berdasarkan tipe-tipe


tenaga penggerak sebagai berikut:

Kendaraan mesin bensin


Kendaraan mesin diesel
Kendaraan hybrid
Kendaraan listrik
Kendaraan berbahan bakar cell hybrid

(1/6)

Kendaraan bermesin bensin


Kendaraan tipe ini berjalan dengan mesin berbahan bakar
bensin. Karena mesin bensin menghasilkan tenaga tinggi
dengan ukuran mesin yang kecil, maka mesin berbahan bakar
bensin umum digunakan pada kendaraan penumpang.

Mesin yang serupa juga digunakan pada mesin CNG,


mesin LPG dan mesin alkohol, yang menggunakan bahan
bakar dengan tipe berbeda.

CNG: Compressed Natural Gas


LPG: Liquefied Petroleum Gas

Mesin
Tangki bahan bakar (bensin)

(2/6)

Kendaraan bermesin diesel


Kendaraan tipe ini berjalan dengan mesin berbahan bakar
diesel. Karena mesin diesel menghasilkan torsi yang besar
dan menawarkan keekonomisan bahan bakar, maka mesin
tersebut umum digunakan untuk truk dan SUV.

SUV: Sports Utility Vehicle

Mesin
Tangki bahan bakar (bahan bakar diesel)

(3/6)

-4-
Kendaraan hybrid
Kendaraan tipe ini dilengkapi dengan tipe tenaga penggerak
yang berbeda, seperti mesin bensin dan motor listrik. Karena
mesin bensin membangkitkan listrik, maka kendaraan tipe ini
tidak membutuhkan sumber dari luar untuk mengisi kembali
baterai. Sistem penggerak roda menggunakan tegangan
270V, sedangkan kelistrikan lainnya 12V.
Sebagai contoh, selama start-off, tenaga penggerak menggu-
nakan motor listrik yang menghasilkan tenaga tinggi meskipun
pada kecepatan rendah. Saat kendaraan menaikkan kecepa-
tannya, maka ia akan mengoperasikan mesin bensin yang
lebih efisien pada kecepatan tinggi. Dengan memanfaatkan
kedua tipe tenaga penggerak dengan cara ini, maka ia akan
menjadi efektif dalam mengurangi emisi gas buang dan
meningkatkan keekonomisan bahan bakar.

Mesin Inverter Transaxle Converter Baterai • Diagram tersebut menunjukkan sistem Toyota hybrid
(bensin dan motor listrik).
(4/6)
Kendaraan listrik (Electric Vehicle - EV)
Kendaraan ini menggunakan tenaga baterai untuk mengo-
perasikan motor listrik. Tidak seperti bahan bakar, baterai
memerlukan pengisian kembali. Ia menawarkan banyak
manfaat, termasuk emisi gas buang nol dan tingkat kebisingan
yang rendah selama pengoperasian. Sistem tenaga penggerak
menggunakan tegangan 290V, dan kelistrikan lain sebesar 12V.

• Diagram menunjukkan sistem Toyota EV.

Unit kontrol tenaga


Motor listrik
Baterai

(5/6)

Fuel cell hybrid vehicle (FCHV)


Kendaraan tipe ini menggunakan tenaga listrik yang tercipta
saat bahan bakar hidrogen bereaksi dengan oksigen di udara
untuk membentuk air. Karena ia hanya menghasilkan air, maka
dikatakan bahwa ini adalah kendaraan yang berpolusi rendah,
dan diantisipasi sebagai penggerak untuk generasi di masa
yang akan datang.

• Diagram menunjukkan Toyota fuel cell hybrid system.

Unit kontrol tenaga


Motor listrik
Kumpulan sel bahan bakar
Sistem penyimpanan hidrogen
Baterai cadangan
(6/6)

-5-
Klasifikasi Berdasarkan Metoda Penggerak

Kendaraan dapat diklasifikasikan berdasarkan posisi mesin


dan roda penggerak, dan jumlah roda-roda penggerak.

FF (Front-engine, Front-drive)
Karena kendaraan FF tidak memiliki poros propeller, maka
didapat interior yang luas, sehingga didapatlah kenyama-
nan yang sempurna.
FR (Front-engine, Rear-drive)
Karena kendaraan FR memiliki keseimbangan berat yang
baik, maka ia unggul dalam pengontrolan dan stabilitas.
MR (Midship-engine, Rear-drive)
Karena kendaraan MR memiliki keseimbangan berat yang
baik pada axle-axle depan dan belakang, maka ia unggul
dalam hal pengontrolan.
4WD (4-Wheels Drive)
Karena kendaraan 4WD bergerak dengan empat roda,
maka kendaraan dapat dioperasikan di bawah kondisi
buruk dengan cara yang stabil. Beratnya sama dengan
berat kendaraan tipe lain.

(1/1)

-6-
Electronic Fuel Injection

DASAR-DASAR EFI

 PRINSIP DASAR EFI


 JENIS-JENIS EFI
 KONSTRUKSI DASAR EFI
 DASAR KERJA SISTEM

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

PRINSIP DASAR EFI


Electronic Fuel Injection (EFI) biasa disebut juga
Electronic Petrol Injection (EPI). Sistem pengontrolan
penginjeksian bahan bakar dewasa ini berkembang
dengan pesat terutama pada mesin bensin, walaupun
harus kita ingat bahwa tidak hanya kendaraan dengan
bahan bakar bensin yang menggunakan sistem control
injeksi, tapi sistem control injeksi sebenarnya sudah
ada pada mesin diesel. Perbedaannya hanya terletak
pada sistem pengontrol penginjeksiannya; yaitu secara
mekanik atau secara electronik. Walaupun dewasa ini
sistem injeksi pada diesel juga sudah banyak yang
menggunakan pengontrol elektronik.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

JENIS – JENIS EFI

Secara Umum Electronic Fuel Injection


dibagi berdasarkan :
1. Jumlah injektornya
2. Penempatan injektornya
3. Model Penyemprotan
4. Pengontrolan Injeksinya
5. Deteksi udara masuk

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

JENIS – JENIS EFI


Berdasarkan Jumlah Injektornya
a. Single Point Injection
Single Point Injection System Bensin masuk Dari kom puter

biasa disebut juga Throttle Cylinder head


Injektor

Body Injection (TBI). Sebuah Bensin disemprotkan


di throttle body Throttle body

injektor terletak di throttle body


pada intake manifold, bensin Intake manifold

disemprotkan ditengah-tengah
intake manifold untuk
menyuplai kebutuhan semua
silinder

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

b. Multi Point Injection


Multi Point Injection System
mempunyai injektor pada Injektor
Bensin
masuk Udara murni masuk
setiap saluran masuk untuk ke intake manifold

menyuplai bensin pada


masing-masing silinder.
Bensin disemprotkan ke
masing-masing injektor pada Intake manifold
intake port sebelum intake Intake valve

valve. Oleh karena itulah


digunakan istilah Multi Point
(lebih dari satu lokasi/titik)
Fuel Injection.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

JENIS – JENIS EFI


Berdasarkan Penempatan Injectornya
a. Indirect Injection
Pada indirect injection
system bahan bakar
disemprotkan pada saluran
masuk (intake manifold).
Seperti yang digunakan
pada system penginjeksian
mesin bensin, bensin
disemprotkan tidak langsung
ke dalam ruang bakar.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

b. Direct Injection
Pada direct injection
system bahan bakar
disemprotkan langsung
ke dalam ruang bakar.
Sistem penginjeksian
langsung ini umumnya
digunakan pada sistem
penginjeksian mesin
diesel.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

DIRECT DAN INDIRECT INJECTION

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

JENIS – JENIS EFI


Berdasarkan Model Penyemprotannya
a. Penyemprotan Secara Simultan
Penyemprotan secara SIMULTAN adalah model
ritme penyemprotan secara serentak pada semua
silinder setiap 1 putaran poros engkol.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

b. Penyemprotan Secara Grouping


Penyemprotan secara GROUPING adalah model
ritme penyemprotan secara serentak pada group
silinder setiap 2 putaran poros engkol ( 720 derajat
poros engkol ).

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

c. Penyemprotan Secara Sequential


Penyemprotan secara SQUENTIAL adalah model
ritme penyemprotan secara individu pada setiap
silinder. Penyemprotan terjadi di masing masing
silinder setiap 2 putaran poros engkol ( 720 derajat
poros engkol ).

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

JENIS – JENIS EFI


Berdasarkan Pengontrolan Injeksinya
a. Injeksi mekanis / K-Jetronik

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

TANGKI BENSIN

POMPA
BENSIN SARINGAN

INJEKTOR

TTA Indo 01/02 DISTRIBUTOR


BENSIN
KE
SILINDER
MOTOR

SEKRUP
PENYETEL CO

SARINGAN
UDARA

UDARA

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

b. Injeksi mekanis elektronis / KE-Jetronik

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

c. Injeksi elektronis

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

d. Injeksi motronik/Engine management system

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

JENIS – JENIS EFI


Berdasarkan Deteksi Udara Masuk
Berdasarkan metode pendeteksian udara masuk,
Electronic Fuel Injection dapat digolongkan menjadi
2 type, yaitu :
 D-Jetronic. “D” asal kata dari bahasa Jerman
“DRUNK” yang berarti tekanan. Artinya banyaknya
udara masuk ke intake air chamber diukur
berdasarkan besarnya kevacuuman di intake
manifold.
 L-Jetronic. “L” asal kata dari bahasa Jerman
“LUFT” yang berarti udara. Artinya banyaknya
udara yang masuk ke intake air chamber diukur
berdasarkan kecepatan aliran udara yang masuk.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

a. D-Jetronic UDARA

INTAKE MANIFOLD

MANIFOLD PRESSURE SENSOR

ENGINE INJECTOR

BENSIN

ECM

 Komputer mendapatkan input jumlah udara yang masuk ke intake air chamber
dari sebuah sensor yang dipasang di intake manifold atau mendapatkan sumber
identifikasi dari kevacuuman intake manifold. Input inilah yang dijadikan dasar
penginjeksian selain input dari putaran mesin

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

Pressure
Sensor
sebagai alat
deteksi
jumlah udara
yang masuk
ke silindera

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868 Skema D-jetronik


Electronic Fuel Injection

b. L-Jetronic UDARA

AIR FLOW METER

INTAKE MANIFOLD

ENGINE INJECTOR

ECM
BENSIN

 Pada tipe ini komputer mendapat input jumlah udara masuk dari
sebuah sensor yang ditempatkan sebelum throttle body. Kecepatan
aliran udara yang masuk akan dideteksi oleh sebuah sensor yang akan
memberikan informasi kecepatan alir udara sehingga komputer akan
mengetahui jumlah udara yang masuk sebagai dasar lamanya
Cak Sol 86 penginjeksian
HP: 081 64221 868
bensin.
Electronic Fuel Injection

Air Flow Meter


untuk
mengukur
udara yang
masuk ke
dalam silinder

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868 Skema L-jetronik


Electronic Fuel Injection

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

KONSTRUKSI DASAR EFI

Secara umum Electronic Fuel Injection


di bagi dalam 3 system, yaitu :
1. Sistem kontrol udara masuk (Air
Induction System).
2. Sistem distribusi bensin (Fuel
Delivery System).
3. Sistem kontrol elektronik (Electronic
Control System).

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

KONSTRUKSI DASAR EFI


1. Air Induction System

Air Intake Air Air intake


Air Flow Meter Throttle Body Intake manifold
Cleaner Connector pipe chamber

Air valve Cylinders


Cak Sol 86 HP: 081 64221 868
Electronic Fuel Injection

 Secara umum air induction system terdiri dari filter


udara, air flow meter, throttle body, air intake
chamber dan intake manifold (intake runner). Pada
beberapa tipe tertentu juga dilengkapi dengan air
valve yang mungkin letaknya menyatu dengan
throttle body.
 Ketika throttle valve terbuka, udara akan terhisap
masuk melewati saringan udara, melewati air flow
meter (untuk tipe L EFI), melewati throttle valve,
kemudian mengalir melewati air intake chamber
menuju ke dalam silinder.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

 Udara disalurkan ke dalam silinder berdasarkan


kondisi keinginan pengemudi. Ketika throttle valve
semakin terbuka lebar, maka udara yang menuju
ke dalam silinderpun juga akan semakin banyak.
 Umumnya pada sistem EFI menggunakan dua
metode pengukuran jumlah udara masuk
sebagaimana telah dijelaskan; yaitu dengan
mengukur kecepatan aliran udara (tipe L dengan
menggunakan air flow meter) dan dengan
mengukur tekanan udara di dalam intake manifold
(tipe D dengan menggunakan air pressure sensor).

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

KONSTRUKSI DASAR EFI


2. Fuel Delivery System
Intake Manifold

Fuel Tank

Injektor
Fuel Pump
Fuel Filter

Fuel Pressure Regulator

Fuel tank Fuel pump Fuel pipe Fuel filter Pulsation dumper

Delivery Pipe
Return pipe Pressure Regulator

Injectors

High Pressure
Low Pressure

Cylinders
Cak Sol 86 HP: 081 64221 868
Electronic Fuel Injection

 Sistem aliran bahan bakar pada sistem EFI terdiri


dari fuel tank, fuel pump, fuel filter, fuel delivery pipe,
injector, pulsation dumper, fuel pressure regulator
dan fuel return pipe.
 Bensin dari tangki bensin ditekan oleh sebuah
pompa bensin elektrik yang dikontrol kerjanya oleh
ECM dan mengalir melewati fuel filter, menuju ke
fuel delivery pipe dan dialirkan ke masing-masing
injecktor. Sebuah injektor atau lebih bekerja
menyemprotkan bensin yang dikontrol oleh ECM.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

 Tekanan pada pipa pembagi akan dijaga supaya


tetap oleh adanya fuel pressure regulator. Oleh sebab
itulah banyaknya bensin yang disemprotkan
tergantung dari lamanya injektor terbuka. Semakin
banyak udara yang mengalir, semakin lama pula
injector terbuka. Sebaliknya jika semakin sedikit
udara yang masuk, semakin sedikit pula waktu
injektor terbuka.
 Getaran-getaran tekanan bahan bakar akibat
bekerjanya injektor pada beberapa tipe kendaraan
tertentu juga akan diminimalkan oleh sebuah
pulsation dumper.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

KONSTRUKSI DASAR EFI


3. Electronic Control System

Sensors ECU/ECM Actuators

Power Supply

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

 Sistem kontrol elektronik pada sistem EFI terdiri


atas sensor-sensor, sebuah Engine Control Unit
(ECU) atau Engine Control Modul (ECM), aktuator-
aktuator, penyuplai tegangan (baterai), wire
harness dan konektor-konektor untuk
menghubungkan wire harness dengan semua
komponen kontrol elektronik.
 ECU/ECM akan menghitung secara akurat berapa
banyak bahan bakar yang dibutuhkan mesin yang
akan diberikan oleh injektor dengan memonitor
sensor-sensor yang terdapat pada mesin.
 ECU/ECM akan mengontrol kerja injektor
berdasarkan lebar/lama pulsa penginjeksian atau
durasi penginjeksian untuk memberikan campuran
yang sesuai dengan kondisi kerja mesin.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

 Pada sistem kontrol elektronik ini, sebuah


ECU/ECM yang berfungsi sebagai pusat
pengontrolan system, mendapat input dari 2 sensor
utama yaitu, sensor jumlah udara masuk dan
sensor putaran mesin yang akan digunakan untuk
menentukan basic injection volume. Selain 2
sensor tersebut ada sensor – sensor lain yang
berfungsi sebagai input ECM untuk mengoreksi
jumlah bensin yang disemprotkan injector.
 Pada beberapa kendaraan yang mutakhir, selain
berfungsi untuk mengontrol penginjeksian bahan
bakar, ECU/ECM juga berfungsi untuk mengontrol
sistem pengapian, emisi bahan bakar dan sistem
keamanan kendaraan.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

ELEC TRONIC C O NTRO L SYSTEM FUEL SYSTEM AIR INDUC TIO N SYSTEM

Fuel
Air Filte r

Senso r
Fuel Pum p

Eng ine c ooling Tem p. Sensor Air Flow Mete r


Inta ke a ir tem p. Senso r
Throttle p osition sensor Fuel Filter
Sta rter sig na l

Throttle Bod y
Id le Air Contro l

Fuel Pre ssure


Eng ine Re volution
Reg ula tor Air Inta ke Cha m b er

EC M

Fuel Injec tion Volum e Inje c tors Inta ke Ma nifold


Contro l Inje c tion Inje c tion
sig na l

Air Flow Mete r


Cylind ers
Detec tion o f
inta ke a ir vo lum e

Skema Konstruksi Dasar EPI SUZUKI


Cak Sol 86 HP: 081 64221 868
Electronic Fuel Injection

ELECTRONIC CONTROL SYSTEM FUEL SYSTEM AIR INDUCTION SYSTEM

Start injection time


switch
Fuel Pump Air filter
Sensors
• Water temp. sensor Air flow meter
Fuel Filter
• Air temp. sensor
• Throttle Position Sensor
Throttle Body
• Starter Signal Cold Start Injector
• Oxygen sensor
Air Valve
Pressure Regulator
Ignition Signal
Air intake chamber
(E/G Rpm)

ECU Injectors Intake manifold

Fuel Injection volume Control

INJECTION SIGNAL INJECTION


Air Flow Meter or
Pressure Intake manifold
(Detect Intake Air Volume) Cylinders

Skema Konstruksi Dasar EFI TOYOTA


Cak Sol 86 HP: 081 64221 868
Electronic Fuel Injection

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

DASAR KERJA SISTEM


Pulsa ke Injektor

Udara

Rpm AFS

ECU/ECM

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

 Udara mengalir ke dalam air induction system


diukur oleh air flow meter.
 Injektor terpasang pada bagian belakang dan dekat
dengan katub masuk. Injektor merupakan sebuah
selenoid yang dioperasikan oleh ECU/ECM.
 ECU/ECM memberikan pulsa ke injektor dengan
menghubungkan atau memutuskan ground injektor.
 Jika injektor menyala, injektor akan terbuka dan
bahan bakar akan disemprotkan pada saluran di
bagian belakang katub masuk.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

 Ketika bahan bakar disemprotkan ke dalam intake


port, bahan bakar akan bercampur dengan udara
dari air intake chamber dan membentuk uap pada
tekanan rendah di dalam intake port.
 ECU/ECM memberikan sinyal ke injektor dan
mempertahankan campuran ideal berkisar antara
14,7:1 dan selalu berpatokan pada kondisi kerja
mesin.
 Salah satu fungsi dari ECU/ECM adalah
memberikan bahan bakar ke dalam mesin secara
akurat.
 ECU/ECM menghitung Basic Injection Volume
berdasarkan volume udara masuk dan putaran
mesin.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

 Volume penginjeksian akan berubah-ubah


tergantung kondisi mesin. ECU/ECM akan
memantau beberapa variable seperti:
temperatur air pendingin, kecepatan mesin, sudut
pembukaan throttle dan kandungan oksigen pada
gas buang untuk mengoreksi jumlah bahan bakar
yang akan disemprotkan.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

Suzuki di Indonesia memulai teknologi Electronic Petrol Injection


(EPI) dari th 1995 dengan diluncurkannya Vitara EPI. Sampai
dengan saat ini Suzuki sudah banyak memproduksi kendaraan EPI
diantaranya adalah :

• Vitara EPI th 1995 •Swift th 2005


• Baleno 1.6 th 1997 •Grand Vitara th 2006
• Baleno 1.5 th 1999 •SX-4 th 2007
• Escudo 2.0 th 2001 •Karimun Estilo th 2007
• Aerio 1.5 th 2002 •APV Arena th 2007
• XL – 7 th 2003 •Swift ST th 2007
• Baleno Next G 1.5 th 2003 •Futura Injection th 2007
• New Escudo 1.6 th 2003 •Carry 1.0 Injection th 2007
• Every 1.3 th 2004 •Neo Baleno th 2008
• Caribian th 2004 •Grand Vitara 2.4 th 2008
• APV th 2004 •New Karimun Estilo th 2010
•Splash th 2010
Sesuai dengan perkembangannya maka pada masing-masing type
kendaraan terdapat perbedaan pada system electronic controlnya.

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


Electronic Fuel Injection

Cak Sol 86 HP: 081 64221 868


PERAWATAN
Pada Bab ini akan di bahas
mengenai :
 Prosedur Memeriksa IAC Duty
 Prosedur Memeriksa Ignition Timing
 Prosedur Penyetelan Idle Mixture
 Prosedur Memeriksa DTC
 Pemeriksaan Komponen EPI
PROSEDUR MENYETEL IDLE
MIXTURE

 Sebelum melakukan penyetelan idle mixture pastikan bahwa :


– Lead wire dan hose sistim electronic fuel injection terpasang dengan baik
– Mainnya kabel gas sesuai spesifikasi
– Celah valve sesuai spesifikasi
– Timing sesuai spesifikasi
– Busi dalam keadaan baik
– Air cleaner dalam keadaan baik
– Fuel filter dalam keadaan baik
– Air Intake Sistym dalam keadaan baik
– Accessories ( wiper, heater, lampu penerangan, AC dll ) dalam keadaan baik
– ECM / PCM tidak mendeteksi / menyimpan DTC ( Diagnosa Trouble Code )
Catatan :
 Sebelum menghidupkan mesin, tempatkan tuas transmisi pada posisi
netral dan tarik tuas rem tangan.
Menyetel Idle Speed / IAC Duty ( SY 416 )

 Periksa idle speed / IAC


Duty
 Setel duty / idle Speed
sesuai spesifikasi, dengan
memutar idle speed
adjusting screw.
 Setelah selesai penyetelan
pasang adjusting screw cap
ke throttle body
 Lepaskan service wire dari
diagnosis connector 1 dan
pasang cover ke relay box
PROSEDUR MEMERIKSA IGNITION
TIMING

Menggunakan Scan Tool


 Hidupkan mesin hingga
mencapai temperature kerja,
kemudian matikan.
 Hubungkan Scan Tool ke DLC.
 Pastikan seluruh komponen
listrik dalam keadaan “OFF”
 Hidupkan mesin, periksa apakah
putaran idle sesuai spesifikasi.
 Pilih mode “MISC TEST” pada
Scan Tool dan posisikan pada
“FIX SPARK”
 Gunakan timing light, periksa
apakah ignition timing sesuai
spesifikasi.
PROSEDUR MEMERIKSA
IGNITION TIMING
Tanpa Scan Tool
 Hidupkan mesin hingga
mencapai temperature kerja,
kemudian matikan.
 Hubungkan dengan service
wire terminal “D” (Ground)
dengan terminal “E” (Test
Switch Terminal) pada
diagnosis connector.
 Hidupkan mesin
 Gunakan timing light, periksa
apakah timing sesuai
spesifikasi.
Menyetel Idle Mixture
 Periksa idle speed / IAC duty.
 Gunakan exhaut gas tester (CO
meter) periksa apakah idle
mixture CO % sesuai dengan
spesifikasi, jika tidak setel dengan
memutar mixture adjusting knob.
Catatan :
Idle mixture adjusting knob,
penyetelan
 - Arah “ A ” menambah CO
%
 - Arah “ B ” mengurangi CO
%
 Jika idle mixture telah disetel,
periksa idle speed/IAC duty
 Ulangi langkah 2 dan 3 sampai
betul – betul sesuai spesifikasi.
PROSEDUR PENYETELAN IDLE
MIXTURE SE 416
 Untuk penyetelan CO pada SE
416 tidak dengan cara memutar
CO adjusting knob, akan tetapi
dengan cara mengganti resistor
dengan nilai sesuai dengan yang
kita kehendaki. Karena ada 6
resistor yang disediakan maka
kita dapat menaikkan CO dengan
cara mengganti resistor dengan
kode R3,R2,R1. semakin besar
nilai R-nya maka semakin besar
pula CO yang dihasilkan.
Sebaliknya apabila kita akan
memperkecil nilai CO maka kita
dapat mengganti resistor dengan
kode L1,L2,L3. Semakin besar
angka pada resistor type L,
semakin kecil pula CO yang
dihasilkan.
Prosedur Memeriksa DTC
Menggunakan Suzuki Scan Tool
 OFF kan kunci kontak.

 Hubungkan Suzuki scan tool ke


connector DLC.
 ON kan kunci kontak.

 Periksa DTC yang terlihat dalam


Suzuki scan tool, bila perlu catat
atau print.
 Selesai memeriksa DTC, OFF
kan kunci kontak dan lepaskan
Suzuki scan tool dari connector
DLC.
Tanpa Menggunakan Suzuki Scan Tool

 Gunakan service wire untuk


menghubungkan ground pada
connector-1 switch diagnosis.
 Perhatikan penyalaan lampu
peringatan CHECK ENGINE.
Jika lampu peringatan CHECK
ENGINE menunjukkan adanya
DTC, lihat FLOW TABEL
DIAGNOSA.
 Selesai memeriksa, OFF-kan
kunci kontak dan lepaskan
service wire dari connector
switch diagnosis
Menghapus DTC

Menggunakan Suzuki Scan


Tool
 OFF-kan Kunci Kontak.
 Hubungkan Suzuki Scan Tool
ke Connector DLC.
 ON-kan Kunci Kontak.
 Hapus DTC sesuai dengan
petunjuk dalam Suzuki Scan
Tool.
 Selesai menghapus DTC,
OFF-kan Kunci Kontak dan
lepaskan Suzuki Scan Tool
dari Connector DLC.
Tanpa Suzuki Scan Tool
 OFF-kan Kunci Kontak.
 Lepaskan kabel negative (-) Battery, dengan
melepas Kabel Negatif Battery adalah juga
menghapus DTC dalam ECM.
 Temperatur Luar di atas 0o C, maka waktu
untuk memutus power ke ECM adalah 60
detik atau lebih
 Selesai menghapus pasang kembali Kabel
Negatif Battery.
Rotary Valve Type
 Pemeriksaan harus dilakukan 2
orang, 1 orang memutar kunci
kontak dan 1 orang lainnya
memeriksa bekerjanya valve.
 Jika bekerjanya valve terlalu cepat,
kemungkinan valve terlalu rapat.
Untuk mencegahnya, ulangi
langkah 2 lebioh dari 3 kali secara
terus menerus.
 Jika rotary valve tidak bekerja
dengan baik, periksa wire harness
untuk membuka dan menutupnya
valve. Jika kondisi wire harness
bagus, ganti IAC valve dan periksa
kembali.
Stepping motor type
 Lepaskan connector kabel dari IAC valve
 Periksa resistance pada setiap coil IAC valve
Antara 1 & 2
3&2 35 – 43 Ώ
4&5
6&5
 Jika resistance tidak sesuai spesifikasi, ganti IAC
valve
 lepaskan outlet hose air cleaner dan IAC valve dari
throttle body
 pasang connector kabel ke IAC valve
 periksa apakah plunger IAC valve bergerak sekali
dan berhenti saat kunci kontak di OFF kan setelah
menstater mesin selama 2 detik.
Catatan :
 Pemeriksaan ini harus dilakukan 2 orang, satu
orang memutar kunci kontak, satu orang lagi
memeriksa gerakan plunger.
 Jika plunger iAC valve tidak bekerja, periksa kondisi
sirkuit jika kondisi sirkuit baik, ganti IAC valve dan
periksa ulang.
Fuel Pump
 lepaskan tutup tanki dan
ON kan kunci kontak,
maka akan terdengar
suara bekerjanya fuel
pump selama 3 detik
kemudian OFF.
 Tekanan bensin harus
dapat dirasakan pada
fuel return hose selama
3 detik setelah kunci
kontak ON.
KONDISI TEKANAN
BENSIN
Fuel pump bekerja 2,5 – 3,0 kg/cm2
dan mesin mati
Mesin hidup pada 2,1 – 2,6 kg/cm2
putaran idle
1 menit setelah > 1,8 kg/cm2
mesin dimatikan
Fuel Pressure Regulator

 Periksa kondisi
selang vacuum dari
intake manifold ke
regulator
 Lepaskan selang
vacuum, dengan
mesin mati dan kunci
kontak ON, periksa
adanya kebocoran
bensin.
Fuel Injector
 Gunakan sound scope untuk
memeriksa kerjanya injector
saat mesin hidup, suara
bekerjanya injector harus
bervariasi tergantung dari naik
turunnya putaran mesin. Jika
tidak ada suara atau terdengar
adanya kelainan, periksa sirkuit
injector atau injector.

 Lepaskan connector kabel dari


injector, pasang ohm meter
antara terminal injector dan
periksa resistancenya.
MAF Sensor
 Lepaskan connector kabel dari MAF
sensor
 Periksa voltage pada terminal coupler
saat kunci kontak di ON kan
 - 12 volt (input battery)
 - 5 volt (voltage referensi)
 - 0 volt (ground)
 OFF kan kunci kontak dan lepaskan
cover ECM/PCM dari bracket
 Pasang connector kabel MAF sensor ke
MAF sensor
 ON kan kunci kontak dan periksa voltage
pada output terminal MAF sensor
 Hidupkan mesin dan periksa apakan
voltage lebih kecil dari 5 volt dan akan
naik jika putaran mesin meningkat. (Data
referensi : 1,7 – 2,0 V pada kecepatan
idle). Jika hasil pemeriksaan tidak sesuai
dengan spesifikasi, kemungkinan
penyebabnya berasal dari sirkuit kabel,
hubungan connector kabel, MAF sensor
atau ECM/PCM.
IAT Sensor
 Masukkan IAT sensor ke
dalam bejana berisi air
yang dipanaskan dan ukur
resistance antara terminal
sensor sambil
memanaskan air secara
perlahan.
 Jika hasil pengukuran tidak
sesuai karakteristik seperti
dalam gambar, ganti IAT
sensor.
MAP Sensor
 Hubungkan secara seri 3
battery 1,5 volt yang baru
(total voltage adalah 4,5-5,0
volt)
 Hubungkan terminal
positivenya ke “Vin” terminal
sensor dan terminal negative
battery ke ground.
 Periksa voltage antara “Vout”
dan “ground”.
 Periksa penurunan
voltagenya jika diberikan
kevacuuman (gunakan
vacuum pump) di atas 40
cmHg.
Throttle Position Sensor
TPS dengan 3 kabel
 Lepaskan kabel negative (-)
dari battery dan connector
dari TP sensor
 Gunakan ohm meter untuk
mengukur resistance setiap
terminal
1/A
Catatan :
Perbedaan resistance
2/C
antara throttle valve dalam
posisi idle dan terbuka
penuh, harus lebih dari 1,5 3/B

kiloOhm. 1. Ground terminal


2. Reference voltage term inal
3. Output voltage
TPS dengan 4 kabel
 Lepaskan kabel
negative (-) dari
battery dan connector
dari TP sensor
 Gunakan ohm meter
untuk mengukur
resistance setiap
terminal
1. TPS
2. Idle switc h
ECT Sensor

 Rendam ujung ECT


sensor dalam air
dingin yang
dipanaskan dan
ukur resistancenya,
jika resistance tidak
sesuai petunjuk
pada gambar, ganti
ECT sensor.
CKP Sensor
 Ukur resistance
CKP sensor : 360
– 460 Ohm/20o C
 Ukur resistance
antara terminal dan
ground : 1
megaOhm atau
lebih
CMP sensor
 Lepaskan connector kabel CMP sensor
 ON kan kunci kontak dan periksa
voltage setiap terminal connector CMP
sensor :
– Terminal B+ : 10-14 V
– Terminal Vout : 4-5 V
– Terminal GDN : 0 V
– Lepaskan CMP sensor dari case
– ON kan kunci kontak
– Periksa voltage pada terminal CMP
pada connector yang terhubung ke
ECM dengan menggunakan besi
magnit dengan jarak dari CMP
sensor 1 mm
– Voltage terbangkit bervariasi 0 - 1 V
atau 4 - 5 V
Oksigen Sensor

 Gunakan Ohm meter


untuk mengukur
resistance antara terminal 1

“A” dan “B” pada


connector sensor A B

 Resistance Oksigen
Sensor adalah : 11 – 15
Ώ pada 20o C
1. Sensor coupler
(temperature sensor akan (viewed from terminal side)
mempengaruhi tahanan,
ukur pada temperature
yang tepat)
Terminal Resistance
A–B 20 – 24 Ohm pada 20o
C–B C
F–E
D–E
D – Valve body Tak terhingga
E – Valve body
Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan

Disusun Oleh:
Faris Afif

Pemeliharaan Mesin Kendaraan Ringan

Kelas XI
PENJABARAN KI DAN KD KE DALAM INDIKATOR PENCAPAIAN
KOMPETENSI (IPK),
TUJUAN PEMBELAJARAN DAN MATERI PEMBELAJARAN

Tujuan Materi
Kompetensi Dasar IPK
Pembelajaran Pembelajaran
3.1 Menerapkan cara 3.12.1 Menjelaskan  Melalui diskusi dan  Dasar
perawatan sistem pengertian dan menggali informasi, Pemeliharaan
utama Engine dan tujuan peserta didik Kendaraan
mekanisme katup pemeliharaan dapat: Menjelaskan
 Mekanisme
berkala mesin pengertian dan
Katup
kendaraan ringan tujuan
pemeliharaan
berkala mesin
kendaraan ringan
dengan tepat

3.12.2 Menerangan  Melalui diskusi dan


macam-macam menggali informasi,
pemeliharaan peserta didik
berkala mesin dapat:
kendaraan ringan Menerangkan
macam-macam
pemeliharaan
berkala mesin
kendaraan ringan
dengan Santun

3.12.3 menerapkan  Melalui diskusi dan


pemeliharaan menggali informasi,
berkala mesin peserta didik
kendaraan ringan dapat: menerapkan
pemeliharaan
berkala mesin
kendaraan ringan
dengan tepat
3.12.4 menjelaskan  Melalui diskusi dan
bagian-bagian menggali informasi,
mekanisme katup peserta didik
dapat:
Menjelaskan
bagian-bagian
mekanisme katup
3.12.5 Memahami fungsi dengan santun
mekanisme katup
 Melalui diskusi dan
menggali informasi,
peserta didik
dapat:
Memahami fungsi
3.12.6 Menerangkan mekanisme katup
dengan santun
macam-macam
mekanisme  Melalui diskusi dan
menggali informasi,
penyetelan katup
peserta didik
dapat:
Menerangkan
macam-macam
mekanisme
penyetelan katup
dengan santun
Tujuan Materi
Kompetensi Dasar IPK
Pembelajaran Pembelajaran
4.12 Merawat berkala 3.1.1 Melakukan  Dengan  Dasar-Dasar
sistem utama pemeliharaan disediakan Elektronika
Engine dan berkala kendaraan peralatan praktek, Sederhana
mekanisme 4.1.2 Melakukan peserta didik
katup penyetelan celah dapat melakukan
katup pemeliharaan
berkala
kendaraan
berdasarkan
petunjuk dengan
benar
 Dengan
disediakan
peralatan praktek,
peserta didik
dapat melakukan
peyetelan katup
berdasarkan
standar dengan
benar
DASAR PEMELIHARAAN KENDARAAN

a. Konsep Pemeliharaan atau Perawatan atau Servis Kendaraan


Di dalam masyarakat, terdapat berbagai bengkel yang dikenal sebagai
Bengkel Servis Kendaraan, Bengkel Pemeliharaan Kendaraan, Bengkel
Perawatan Kendaraan, Bengkel Perawatan dan Perbaikan Kendaraan, Bengkel
Reparasi Kendaraan, Bengkel Spooring dan Balans, Bengkel AC Mobil, Bengkel
Reparasi Bodi dan Cat Kendaraan, Bengkel Karoseri Kendaraan dan sebagainya.
Apakah yang membedakan dari berbagai bengkel tersebut ?
Kendaraan baru dalam kondisi siap dimiliki dan digunakan oleh
masyarakat, dapat dibeli di toko penjual kendaraan. Kendaraan yang siap dijual
ke masyarakat, sebelumnya telah mengalami proses pembuatan atau produksi di
pabrik pembuat kendaraan. Pembeli selain memperoleh kendaraan baru yang
siap digunakan juga mendapatkan buku pedoman bagi pemilik yang isinya
memuat cara menggunakan kendaraan dan Perhatian tentang kapan pemilik
harus membawa kendaraannya ke bengkel kendaraan untuk dirawat. Demikian
juga bengkel kendaraan untuk dapat merawat kendaraan dengan benar, telah
memperoleh Perhatian teknis atau acuan pekerjaan diantaranya melalui buku
pedoman merawat kendaraan yang telah disusun dan diterbitkan oleh pabrik
pembuat kendaraan.
Kegunaan kendaraan secara umum adalah untuk mengangkut orang atau
barang dari suatu tempat ke tempat lain. Kendaraan yang terdiri atas ribuan
komponen dalam operasi atau bekerjanya mendapatkan berbagai beban
gesekan, tekanan, benturan, pukulan, puntiran, gaya tekan-tarik-tekuk, beban
panas, beban kimia dan sebagainya. Semakin lama digunakan komponen
kendaraan pasti akan semakin aus, semakin longgar, semakin lemah, atau
semakin menyimpang kepresisiannya dari kondisi semula yang baik dan standar.
Oleh karena itu, dengan memperhatikan hal tersebut diatas, supaya kendaraan
selalu dalam kondisi standar sehingga selalu siap digunakan dengan efisien,
ekonomis, aman dan nyaman, maka kendaraan harus mendapatkan perawatan
dan perbaikan kerusakan atau mendapatkan pemeliharaan secara teratur di
bengkel kendaraan.
Jadi bengkel kendaraan dengan berbagai nama yang ada di masyarakat,
kegiatan utama yang dilakukan adalah merawat dan memperbaiki atau melakukan
pemeliharaan kendaraan. Terdapat bengkel umum yaitu bengkel yang
mengerjakan semua kerusakan pada semua komponen atau sistem pada
kendaraan dan terdapat bengkel khusus atau spesialis, yang hanya mengerjakan
pemeliharaan untuk satu atau beberapa komponen atau sistem yang ada pada
kendaraan. Khusus untuk Bengkel Karoseri Kendaraan sebenarnya secara fungsi
merupakan bagian dari pabrik yang melakukan sebagian kegiatan dalam
membuat atau memproduksi kendaraan. Terdapat pabrik kendaraan yang
memproduksi kendaraan secara utuh semuanya, sehingga kendaraan yang
diproduksi langsung dapat digunakan oleh masyarakat misalnya jenis sedan, jeep
dan kendaraan niaga kecil, dan terdapat pabrik yang memproduksi kendaraan
tidak sampai tuntas, misalnya sebagian jenis kendaraan niaga kecil dan bus,
dimana penyelesaian pekerjaan untuk membangun bodinya harus dikerjakan
secara khusus oleh bengkel karoseri kendaraan.
Pemeliharaan (Maintenance) adalah suatu kombinasi dari setiap tindakan
yang dilakukan untuk menjaga suatu barang dalam, atau untuk memperbaikinya
sampai suatu kondisi yang bisa diterima. Yang dimaksud dengan pemeliharaan
disini meliputi perawatan dan perbaikan.
Pemeliharaan terdiri dari 2 macam, yaitu :
 Perawatan terencana atau perawatan berkala dan
 Perawatan tak terencana atau perbaikan jika terjadi kerusakan sewaktu-
waktu.
Perawatan terencana atau perawatan berkala atau servis dikerjakan atas
dasar sejauhmana atau berapa lama kendaraan telah berjalan (dalam km atau
bulan), meskipun dalam kegiatan ini sebenarnya juga kadang-kadang terjadi
sedikit kegiatan perbaikan. Sedangkan perawatan tak terencana disebut dengan
perbaikan atau reparasi, yaitu jika sewaktu-waktu terjadi kerusakan diluar jadwal
perawatan berkala. Di masyarakat pemeliharaan berkala mesin kendaraan
dalam interval sekitar 10.000 km (servis besar) disebut Tune-Up mesin
kendaraan.
b. Tujuan Pemeliharaan atau Perawatan atau Servis Kendaraan
Dengan dilakukannya servis secara teratur akan didapatkan beberapa
keuntungan :
1). Kendaraan selalu dalam kondisi optimal dan selalu siap dioperasikan.
Kapanpun dan dimanapun kendaraan akan digunakan, kendaraan selalu siap
dioperasikan. Kendaraan membantu kelancaran transportasi orang maupun
barang. Dengan kondisi selalu siap, kendaraan merupakan faktor yang
menguntungkan, bukan merugikan. Apalagi kalau dikaitkan dengan kepentingan
bisnis, kendaraan sangat berpengaruh terhadap kelancaran bisnis.
2). Biaya operasional yang hemat
Semakin lengkap dan teliti servisnya, semakin panjang umur kendaraan dan
akhirnya semakin rendah biaya operasional kendaraan tersebut.

Perawatan kendaraan yang


tidak benar, akan
mengakibatkan kendaraan
mudah rusak, sehingga
kendaraan tidak selalu dalam
kondisi siap digunakan
3). Keamanan dan Keselamatan
Semakin teliti perawatan kendaraan, maka keamanan dan keselamatan operasi
kendaraan akan semakin pasti dan terjamin.
Banyak pekerjaan kontrol dan diagnosa yang harus dilakukan pada servis
kendaraan. Kelalaian pada pengontrolan akan menaikkan jumlah resiko gangguan
dan kerusakan yang tidak dapat diperkirakan. Penting untuk diketahui bahwa
kekurangan pekerjaan pengontrolan pada saat servis kendaraan dapat
mengakibatkan kecelakaan yang serius, minimal kendaraan bias mogok di tengah
perjalanan.

Kerusakan saat di perjalanan Kecelakaan kendaraan

4). Unjuk kerja dan kenyamanan yang optimal.

Hanya kendaraan yang dirawat dengan baik yang dapat menampilkan unjuk
kerja dan kenyamanan yang optimal.
c. Tempat Kerja
1). Kebersihan dan Keteraturan Tempat Kerja
Pelanggan biasanya percaya dan senang dengan bengkel yang bersih dan
teratur, karena kondisi bengkel tersebut mencerminkan pengelolaan bengkel yang
baik, yaitu bengkel yang dapat merawat kendaraan pelanggan dengan baik.
Beberapa pelanggan merasa bahwa dengan memiliki kendaraan merupakan
investasi yang mahal. Oleh karena itu bengkel yang dapat menjamin pekerjaan
perawatan dengan baik dan dapat dipercaya adalah bengkel yang dicari
pelanggan.

Tempat kerja yang teratur dan bersih memiliki beberapa kelebihan :


 Tangan, pakaian dan sepatu kita selalu bersih. Hal ini akan mendukung
kelancaran pekerjaan, kebersihan kendaraan dan kepercayaan pelanggan.

 Komponen dan alat berada pada tempat yang jelas, tidak terjadi mencari-
cari komponen dan alat.
 Bengkel menjadi tempat yang bersih, indah dan menyenangkan.
 Kendaraan pelanggan terjamin kebersihan dan keamanannya
 Pelanggan akan percaya pada bengkel dan akan selalu datang ke
 bengkel untuk merawat kendaraannya.
2). Tumpahan Cairan Pada Lantai
Tetesan-tetesan / noda oli seharusnya langsung kita bersihkan dengan kain lap.

Tumpahan oli atau bahan bakar bersihkan dulu dengan serbuk kayu, karena
serbuk akan menyerap oli atau bahan bakar. Kemudian cucilah lantai dengan
deterjen

Tumpahan cairan rem harus dibersihkan


dengan segera, supaya lantai / cat lantai tidak
menjadi rusak.

Gunakan air untuk membersihkan cairan rem


yang tumpah.
Dilarang membuang cairan rem bekas, oli maupun cairan kimiawi lainnya ke
saluran air atau ke tanah.
Orang yang bijaksana tentunya tidak akan mencemari lingkungan, yang
merupakan sumber kehidupan manusia.
d. Kebersihan Kendaraan

Bengkel-bengkel yang tidak menjaga


kebersihan kendaraan pelanggan, akan
menuai masalah besar, pelanggan tidak
akan datang lagi ke bengkel tersebut.

Seharusnya setiap kendaraan keluar


bengkel dalam keadaan lebih bersih dan
berbau harum dari pada waktu masuk
bengkel.
Untuk melindungi bagian kendaraan dari
kerusakan dan kotor, maka perlu dipasang
pelindung pada fender dan kursi kendaraan
selama dilakukan pekerjaan perawatan
kendaraan.

Sebelum masuk ke dalam kendaraan, perhatikan dua hal di bawah ini

Cuci tangan terlebih dahulu Periksa apakah pakaian kerja mekanik kotor
Setelah pekerjaan selesai, tapak-tapak bekas
jari pada bodi kendaraan yang bersih atau
komponen kendaraan lainnya dapat dihapus
dengan kain lap dan air sabun.

Tetapi jika bodi kendaraan sudah kotor,


kendaraan harus dicuci keseluruhannya. Hal
itu untuk mencegah goresan-goresan pada
cat.

Jangan lupa membersihkan bagian dalam


kendaraan yang telah diraba : pegangan
pintu, roda kemudi, tuas rem tangan, tangkai
transmisi dan seterusnya.

Cairan rem bersifat merusak cat! Tetesan-


tetesan cairan rem pada karoseri harus
segera dibilas dengan air bersih.
e. Keamanan Kendaraan
Mekanik harus memiliki tanggungjawab atas pekerjaannya sendiri. Pada
perawatan kendaraan, setiap pekerjaan harus dilaksanakan dengan teliti dan
cermat. Karena seorang mekanik memiliki kemungkinan salah dalam bekerja,
maka mekanik harus memiliki kemampuan untuk selalu mengontrol pekerjaannya
sendiri.
Pengontrolan pekerjaan secara cermat perlu ditekankan, misalnya apakah oli
mesin, air radiator sudah terisi dengan baik, apakah pengikatan mur-baut sudah
dilakukan dengan baik. Apalagi jika beberapa mekanik mengerjakan satu objek
dalam satu kendaraan, harus jelas siapa yang bertanggungjawab. Keteledoran
dapat mengakibatkan kerusakan mesin, bahkan bisa menjadi tuntutan hukum oleh
pemilik kendaraan.
1).Beberapa pedoman untuk perawatan komponen pengaman kendaraan :
Secara visual, periksalah komponen dengan cermat. Gunakan lampu penerangan
jika perlu.
Setiap baut / mur yang dirakit kembali harus langsung dikencangkan. Jangan
memasang baut / mur jika tidak langsung dikencangkan.
Juga, pen pengunci harus dipasang langsung setelah mur dikeraskan.
Setelah pekerjaan selesai kita harus mengontrol lagi pengerasan baut-baut dan
kedudukan komponen-komponen yang telah dilepas.
Perhatikan khusus pada kedudukan elemen-elemen pengaman seperti pen
pengunci, klip, cincin E dan seterusnya.

Ingatlah sekali lagi urutan kerja yang


benar, dan pastikan hasilnya betul-
betul 100% tepat.

Kemudian jangan lupa untuk selalu mengontrol


hasil kerja pada komponen / bagian yang telah
dirawat.
f. Keselamatan Kerja
1). Pekerjaan Di Bawah Kendaraan
Dalam bengkel, kebanyakan kecelakaan yang serius terjadi karena kendaraan
yang terangkat tidak diamankan secara benar. Jagalah hidup saudara, karena
keselamatan kerja adalah hal utama. Sebelum mulai bekerja di bawah kendaraan,
kontrol kedudukan kendaraan diatas tripod stand / lift dengan cara menggoyang-
goyang kendaraan.

Dilarang bekerja di bawah kendaraan yang terangkat dengan dongkrak saja.


Gunakan penyangga yang baik dan aman.
2). Penggunaan Udara Tekan
Udara tekan merupakan hal yang penting di bengkel. Penggunaannya untuk
menyemprot / membersihkan komponen, memompa ban, dsb.
Dilarang bermain-main dengan udara tekan, misalnya mengarahkan udara tekan
terhadap badan orang. Iseng-iseng bermain dengan udara tekan mungkin akan
lucu, tetapi akibatnya dapat mencelakakan orang.

Dilarang bermain-main dengan udara tekan !


3). Menghidupkan Mesin/Motor/Engine Kendaraan
Untuk mencegah kecelakaan saat menghidupkan mesin/motor kendaraan, ikutilah
selalu tahap-tahap seperti dijelaskan di bawah ini :

Tarik rem tangan . …….. . . dan …… . . . transmisi posisikan netral.

Pastikan bahwa tidak ada orang yang bekerja dalam ruang mesin.

Tekanlah pedal kopling .............. kemudian ................. starter !


4). Bahan Mudah Terbakar, Air Panas, Perlengkapan Pelindung Diri.
Perhatikan cairan yang mudah terbakar,
seperti bensin dan thinner A. Hindarilah bunga
api yang dapat terjadi di daerah dekat cairan
tersebut, karena uapnya bersifat mudah
terbakar. Sumber bunga api dapat berasal dari
sistem pengapian, starter, hubungan singkat
pada listrik, pengelasan dan dari orang yang
merokok. Berilah tanda bahaya (misalnya
segitiga pengaman) di daerah dekat cairan
yang mudah terbakar, misalnya saat
membersihkan tangki bensin.

Bukalah tutup radiator pelan-pelan dan hati-hati, jika motor sangat panas. Karena air
pendingin dapat menyemprot keluar. Lindungilah tangan dengan kain lap.

Mekanik yang baik adalah mekanik yang dapat


melindungi dirinya, memakai perlengkapan
perlindungan diri yang baik, yaitu pakaian,
sepatu, kaca mata, topi dan tidak memakai jam
tangan dan cincin sewaktu bekerja. Pakailah
kaca mata pelindung pada waktu
menggerinda, memahat, mengebor dan pada
semua pekerjaan dengan elektrolit baterai (air
keras).
g. Jangka Waktu Servis Kendaraan
Perhatikan spesifikasi kendaraan dari pabrik pembuatnya. Hal ini dapat diketahui
dari Buku Manual / Perhatian atau informasi lewat komputer yang dikeluarkan
oleh pabrik pembuat kendaraan, yang berisi Perhatian cara mempersiapkan,
menggunakan dan merawat kendaraan. Secara umum, kendaraan akan diservis
berdasarkan beberapa persyaratan berikut :
1). Berdasarkan Operasional Kendaraan Yang Normal

a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)

a) Servis kecil : dilakukan setelah kendaraan menempuh perjalanan, setiap


5.000 s.d 10.000 km
b) Servis besar : dilakukan setelah kendaraan menempuh perjalanan, setiap
10.000 s.d 20.000 km atau minimal sekali pertahun.
2). Berdasarkan Operasi Yang Khusus/Kondisi Berat

Jika kendaraan dioperasikan pada kondisi yang berat,misalnya pada daerah yang
berdebu, berlumpur, jalan yang kasar, daerah pegunungan atau pantai laut, maka
jangka waktu pemeliharaan/perawatan/servis berkala menjadi lebih pendek
dibandingkan dengan pemeliharaan/perawatan/servis berkala kendaraan yang
dioperasikan dalam kondisi normal.
Sebagai contoh pada kendaraan yang dioperasikan pada daerah yang berdebu,
saringan udara perlu dibersihkan lebih sering. Juga apabila kendaraan sering
berjalan pada yang jalan jelek, komponen casis kendaraan harus dirawat dan
diperiksa lebih sering.
Demikian juga setelah

kendaraan melintasi / menyelam dalam air, casis kendaraan dan bantalan roda
harus dilumasi lagi dengan pelumas / vet yang baru, karena air dapat masuk pada
tempat-tempat yang dilumasi dengan vet.
Catatan :
Dalam melaksanakan pemeliharaan berkala mesin/motor kendaraan ringan, tidak
harus mengikuti urutan pekerjaan seperti pada tabel diatas, disesuaikan dengan
kondisi mesin saat akan dilakukan pemeliharaan, misalnya kendaraan yang baru
datang di bengkel dengan kondisi mesin yang panas, sebaiknya dilakukan pekerjaan
yang mensyaratkan mesin panas dahulu, tetapi tetap mengindahkan pesyaratan
yang lainnya. Yang pasti untuk penyetelan idle (putaran mesin dan campuran) harus
dilakukan paling akhir setelah semua pekerjaan utama pemeliharaan berkala
diselesaikan dengan baik
Tahap-tahap Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan/Servis
Sebelum melaksanakan pekerjaan, informasi pertama yang diterima seorang
mekanik adalah kepastian pekerjaan apa yang harus dilakukan. Dalam hal ini,
pekerjaan yang akan dikerjakan adalah servis kendaraan. Pelaksanaan servis akan
menjadi lancar, kalau kita mengikuti tahap-tahap pekerjaan secara logis dan teratur,
sebagai berikut :
1). Persiapan
a) Tentukan siapa mekanik yang harus mengerjakan dan siapa yang
mengontrol.
b) Catatlah data kendaraan pada form / lembaran daftar pekerjaan servis.
c) Siapkan buku manual, yaitu untuk mencari data-data penyetelan untuk
kendaraan yang akan dikerjakan dan cara-cara menservis / merawat.
d) Siapkan tempat kendaraan, tempat kerja harus bersih.
e) Siapkan peralatan servis yang lengkap dan teratur.
f) Siapkan bak-bak untuk menempatkan komponen-komponen yang akan
dilepas dari kendaraan. Hal ini untuk mempermudah pemasangan kembali
dan pengontrolan kelengkapan komponen.
g) Tempatkan kendaraan sesuai tempat yang telah disediakan.
2). Pelaksanaan Pekerjaan
a) Jika terjadi kerjasama antara beberapa orang mekanik, tugas-tugas perlu
dibagikan dengan jelas.
b) Cuci ruang mesin kendaraan, setelah memeriksa kebocoran cairan pada
mesin secara visual ( air, bensin dan oli ).
c) Ikutilah daftar pekerjaan tahap demi tahap atau sesuai dengan Standar
Operation Procedure (SOP). Pekerjaan yang telah selesai harus diketahui
atau ditandatangani oleh orang atau supervisor yang
d) bertanggungjawab atas pekerjaan.
3). Tes Jalan Dan Kontrol Akhir
a) Kontrol terlebih dahulu, apakah tidak ada alat yang tertinggal di dalam
kendaraan atau ruang mesin. Cek dengan cermat pengikatan, sambungan-
sambungan dan kebocoran pada bagian-bagian yang telah dikerjakan.
b) Kontrol kembali batas permukaan cairan pada mesin (oli dan air).
c) Kontrol unjuk kerja mesin yang telah diservis sesuai dengan SOP.
d) Selesaikan catatan-catatan pada lembaran daftar pekerjaan, misalnya uraian
pekerjaan, waktu penyelesaian pekerjaan, bahan
e) yang digunakan dan harga / biaya pekerjaan perawatan.
4). Pembersihan dan Penyerahan Kendaraan
a) Kendaraan harus keluar bengkel lebih bersih dan harum daripada waktu
masuk. Jangan lupa membersihkan bagian-bagian dalam kendaraan yang
telah diraba, misalnya pegangan pintu, stir / roda kemudi, tuas rem tangan,
tangkai transmisi, tempat duduk dsb.
b) Kendaraan yang telah dikontrol dan dipastikan baik, bersih dan harum, siap
diberikan kembali kepada pelanggan. Ingatlah pepatah Jika hal yang terakhir
itu baik, maka semua hal yang telah terjadi sebelumnya akan menjadi baik.
c) Bersihkan alat dan tempat kerja.
1. BAGIAN-BAGIAN MEKANISME KATUP

Gambar 1. Mekanisme Katup Standar

Mekanisme katup pada mesin kendaraan berfungsi untuk mengatur pemasukan


gas baru (campuran bahan bakar dan udara) secara optimal ke dalam silinder
dan mengatur pembuangan gas bekas ke saluran buang.

2. MEKANISME KATUP DENGAN POROS KAM DI BAWAH

Gambar 2. Katup di Samping (Side Valve atau SV)

a. Katup di Samping (Side Valve atau SV)


Konstruksi SV memiliki ciri katup berdiri dan berada di samping blok motor serta
poros kam terletak di bawah. Keuntungannya konstruksi mesin sederhana, mesin
pendek/tidak memakan tempat, suara tidak berisik, namun bentuk ruang bakar
kurang menguntungkan bagi proses pembakaran yang ideal dan penyetelan
celah katup sulit.
b. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)

Gambar 3. Katup di Kepala Silinder (Over Head Valve atau OHV)

Katupnya menggantung di kepala silinder, poros kam terletak di blok silinder


bagian samping bawah. Keuntungannya bentuk ruang bakar yang baik, namun
kerugiannya adalah banyak komponen/bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa besar sehingga tidak ideal untuk mesin putaran tinggi.

3. MEKANISME KATUP DENGAN POROS KAM DI ATAS


a. Satu Poros Kam di Kepala (Single Over Head Camshaft atau SOHC)

Gambar 4. Satu Poros Kam di Kepala ( SOHC)

Pada konstruksi SOHC atau OHC, poros kam berada di kepala silinder dan
langsung menggerakkan tuas katup (A) atau tuas ayun katup (B).
Keuntungannya sedikit komponen/ bagian-bagian yang bergerak, berarti
kelembaman massa kecil, sehingga baik untuk putaran tinggi.
Kerugiannya adalah konstruksi motor menjadi tinggi karena ada mekanisme tuas
ayun
b. Dua Poros Kam di Kepala (Double Over Head Camshaft atau DOHC)

Gambar 5. Dua Poros Kam Di Kepala (DOHC)


Konstruksi DOHC memiliki dua kam di kepala silinder, kam langsung
menggerakkan mangkok penumbuk katup. Keuntungannya bentuk ruang bakar
baik dan susunan katup-katup bentuk V menguntungkan bagi performance atau
unjuk kerja mesin. Kelembaman massa paling kecil, sehingga baik untuk motor
putaran tinggi. Kerugiannya konsrtuksi mesin mahal, mesin lebih berat dan
penyetelan celah katup lebih sulit.

4. CELAH KATUP DAN PENYETELANNYA


a. Fungsi celah katup
Agar supaya katup-katup dapat menutup dengan sempurna pada semua
keadaan temperature mesin.

Gambar 6. Celah Katup


b. Mengapa celah katup harus distel ?
Saat mesin hidup komponen mekanisme katup yang jumlahnya banyak bergerak
bergesekan dan mendapat gaya ke berbagai arah serta beban panas, maka
semakin lama komponen semakin aus pada sistem penekan katup dan pada
daun katup dan dudukannya serta pengikat-pengikat menjadi kendor, sehingga
celah katup menjadi berubah besar, Karena keausan-keausan tersebut tidak
merata, celah katup berubah dan perlu distel, sekitar setiap 20.000 km
kendaraan berjalan. Celah katup berpengaruh terhadap unjuk kerja mesin,
seperti berikut :
1) Celah terlalu besar
a) Penggerak katup berisik (ada suara pukulan-pukulan logam)
b) Bagian penggerak katup bisa patah (pukulan dan kejutan)
c) Waktu pembukaan katup lebih sedikit dari waktu semestinya
d) Tenaga mesin berkurang.
2) Celah terlalu kecil
a) Waktu pembukaan katup lebih lama dari waktu semestinya
b) Gerak gunting juga lebih lama, kerugian gas baru yang keluar bersama gas
buang besar. Akibatnya : putaran Idle kurang stabil (motor bergetar)
3) Tidak ada celah katup
a) Katup tidak menutup dengan sempurna
b) Ada kerugian gas baru yang keluar bersama gas buang, tenaga motor
berkurang
c) Pembakaran dapat merambat ke karburator
d) Katup-katup dapat terbakar karena pemindahan panas pada daun katup tidak
sempurna.
5. MACAM-MACAM KONSTRUKSI PENYETEL KATUP
a. Konstruksi umum

Gambar 7. Penyetel Katup Umum


Penyetelan celah katup dengan mengendorkan mur pengunci dan memutar
skrup penyetel. Untuk penyetelan celah katup, posisi penumbuk pada kam harus
pada lingkaran dasar
b. Melalui Tuas Ayun ( mis. Marcedes, Ford, Nissan )
Pengukuran celah harus antara tuas ayun dan kam, bukan antara ujung tuas
ayun dan ujung batang katup.

Gambar 8. Penyetel Katup Melalui Tuas Ayun

c. Dengan plat penyetel ( mis. Volvo, Fiat, VW )


Pada sistem ini, penyetelan dilaksanakan dengan penggantian plat penyetel
yang tersedia dalam bermacam macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup,
diperlukan satu set plat penyetel dan alat khusus untuk menekan mangkok penekan
katup

Gambar 9. Penyetel Katup Dengan Plat Penyetel


d. Tuas Katup Dengan Eksenter Penyetel (mis. BMW)

Gambar 10. Penyetel Katup Dengan Eksenter Penyetel


e. Penyetel Celah Katup Pada Motor Neptune (Colt T-120)

Gambar 11 Penyetel Celah Katup Melalui Mur


1) Fuler
2) Mur penyetel ( mur stop yang mengunci sendiri )
3) Tuas katup dari pelat yang di pres

6. PENYETELAN CELAH KATUP


a. Peralatan
Peralatan yang dipergunakan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran
yang baik dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
Peralatan servis dalam kotak alat
 Kunci sok
 Kunci momen
b. Bahan
Bahan yang diperlukan untuk mendukung terlaksananya pembelajaran yang baik
dan harus dipersiapkan sebelumnya adalah :
 Kendaraan atau stan motor/mesin hidup
 Paking tutup kepala silinder
 Kain lap
c. Langkah kerja
 Cari besar celah katup di dalam buku data / manual. Besarnya celah katup
pada mesin panas / dingin biasanya tidak sama.
 Lepas tutup kepala silinder.
 Kencangkan baut-baut kepala silinder dengan kunci momen sesuai dengan urutan
pengencangan yang benar seperti gambar. Data kekuatan pengencangan baut lihat
di Modul manual.

Gambar 12. Urutan Pengencangan Baut Kepala Silinder


 Kencangkan baut atau mur unit tuas penekan katup dengan kunci momen
sesuai dengan urutan pengencangan yang benar seperti gambar
 Pengencangan jangan terlalu keras. Data kekuatan pengencangan baut lihat
di buku manual.

Gambar 13. Urutan Pengencangan Baut /Mur Unit Tuas Penekan Katup
 Putar motor searah dengan putarannya sampai tanda TMA tepat. Tanda TMA
terletak pada puli motor (gambar) atau pada roda gaya.

Gambar 14. Penepatan Tanda TMA


 Tentukan posisi saat akhir langkah kompresi pada silinder 1. Ketika tanda TMA
tepat maka torak silinder 1 (silinder yang posisinya terjauh dari roda gaya) pada
posisi TMA, namun terdapat 2 kemungkinan langkah/proses yang terjadi, yaitu akhir
langkah kompresi atau akhir langkah buang/awal langkah isap (katup overlaping).
Akhir langkah kompresi dapat diketahui dari adanya celah pada kedua katupnya,
karena posisi kedua katup tertutup atau tidak ada penekanan pada komponen
penekan katup.Sementara untuk akhir langkah buang/awal langkah isap dapat
diketahui dari adanya penekanan pada komponen penekan katup isap dan buang
atau adanya pergerakan katup isap dan buang (overlaping) jika puli digerakkan
bolak-balik pada daerah sekitar TMA.
1). Penyetelan Katup Motor 4 dan 6 Silinder
a). Motor 4 Silinder Sebaris
Jika silinder pertama pada saat akhir langkah kompresi, maka katup
yang dapat disetel ( X ) adalah :

Gambar 15. Katup Motor 4 Silinder Yang Dapat di Setel


M Katup masuk
B Katup buang
X Katup yang dapat
distel
1...6 = Nomor urut
b). Motor 6 silinder
Jika silinder keenam pada saat akhir langkah kompresi, maka katup yang
dapat disetel ( X ) adalah :

Gambar 16 Katup Yang Dapat Disetel Motor 6 Silinder


 Kemudian penyetelan setengah dari jumlah katup yang belum distel dilakukan
dengan cara yang sama, yaitu setelah puli motor diputar satu putaran lagi /
tanda TMA tepat.
 Pasang tutup kepala silinder.
 Hidupkan motor dan kontrol dudukan/kebocoran paking tutup kepala silinder
serta sambungan-sambungan ventilasi karter.

2). Cara Menyetel Katup Yang Benar


Fuler harus dapat didorong dan ditarik dengan agak rapat/seret. Fuler yang tidak
rata / berombak dan tidak halus.

Gambar 17. Cara Menyetel Katup Yang Benar

3) Tempat Mengukur Celah Katup


Pengukuran celah katup pada penggerak katup yang menggunakan tuas ayun
harus antara tuas dengan kam, bukan antara ujung tuas dengan ujung batang
katup.

Gambar 18. Tempat Mengukur Celah Katup


4). Penyetelan Katup dengan Plat Penyetel
Pada sistem ini, penyetelan plat penyetel dilaksanakan melalui mengganti plat
penyetel dengan bermacam- macam ketebalan. Untuk menyetel celah katup,
diperlukan satu set plat penyetel, mikrometer dan alat khusus untuk menekan
mangkok penumbuk katup.
Gambar 19. Penyetelan Katup dengan Plat Penyetel
a). Cara menyetel
Untuk mencegah bercampurnya pelat penyetel dari sejumlah katup yang ada,
stel katup satu persatu, seperti berikut :
 Ukurlah besar celah katup yang ada (A) dan catat.
 Catatlah kesalahan celah (C), yaitu perbedaan ukuran celah antara besar
celah yang seharusnya (B) dan besar celah yang telah diukur. Kesalahan
celah ini ( C = B – A ) digunakan untuk menentukan pelat penyetel dengan
tebal yang tepat (D).
 Tekan mangkok penumbuk dengan alat khusus.
 Keluarkan plat penyetel dengan tang khusus atau obeng.

Gambar 20. Cara Menyetel Katup dengan Plat Penyetel

 Ukurlah tebal plat yang telah dilepas (E) dengan mikrometer, kemudian
masukkan ke kotak set yang sesuai dengan ketebalannya.
 Cari plat penyetel yang tebalnya sesuai (D) untuk menghasilkan celah katup
yang benar, yaitu D = E + C.
 Kontrol ketebalan plat baru dengan mikrometer.
 Pasang plat penyetel yang baru pada mangkok.
 Kontrol celah katup kembali
TEKNOLOGI
OTOMOTIF DASAR
SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
KONVENSIONAL

Fiqih Hari Wijaya, S.Pd


TUJUAN PEMBELAJARAN
 Memahami komponen dan fungsi sistem bahan bakar bensin
konvensional/ karburator

 Memahami cara kerja sistem bahan bakar bensin


konvensional/ karburator

 Menerapkan cara perawatan sistem bahan bakar bensin


konvensional/ karburator

 Melakukan pemeriksaan sistem bahan bakar bensin


konvensional/ karburator
SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN KONVENSIONAL
KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
KONVENSIONAL

 Tangki Bahan Bakar


 Selang Bahan Bakar
 Saringan Bahan Bakar
 Pompa bahan bakar
 Karburator
FUNGSI KOMPONEN SISTEM BAHAN BAKAR BENSIN
KONVENSIONAL
Tangki Bahan Bakar
Tangki bahan bakar untuk :
Berfungsi untuk menampung
bahan bakar
Tutup tangki berfungsi untuk :
Mencegah debu dan kotoran
masuk ke dalam tangki
Mencegah / menjaga agar
bahan bakar tidak tumpah
/keluar dari tangki
Sebagai saluran / ventilasi
agar udara dapat masuk
ke dalam tangki.
Berfungsi untuk menampung
bahan bakar
SELANG BAHAN BAKAR

Selang bahan bakar :


Pada saluran bahan bakar
terdapat tiga buah saluran
bahan bakar yaitu :
• Saluran utama yang
menyalurkan bahan bakar
dari tangki ke pompa
bahan bakar.
• Saluran pengembali yang
menyalurkan bahan bakar
kembali dari karburator ke
tangki.
• Saluran uap bahan bakar
yang menyalurkan gas HC
(uap bensin) dari dalam
tangki bahan bakar
FILTER BAHAN BAKAR

Filter berfungsi untuk


• menyaring kotoran atau
air yang mungkin
terdapat di dalam
bensin. Dalam saringan
terdapat elemen yang
berfungsi untuk
menghambat kecepatan
aliran bahan bakar,
mencegah masuknya air
dan kotoran masuk ke
karburator. Partikel
kotoran yang besar
mengendap di dasar
saringan, sedang
partikel yang kecil
disaring oleh elemen.
POMPA BAHAN BAKAR

Pompa bahan bakar :


• Pompa ini berfungsi untuk
menyuplai kebutuhan dalam
sistem bahan bakar. Umumnya
pompa bahan bakar dibagi menjadi
2 pompa bahan bakar mekanik
dan elektrik .
POMPA BAHAN BAKAR MEKANIK
POMPA BAHAN BAKAR ELEKTRIK
KARBURATOR

Karburator berfungsi untuk:


• Mengabutkan bahan
bakar cair - gas
• mencampur bensin
dengan udara dengan
menggunakan
perbandingan tertentu
sesuai beban mesin.
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN ARAH ALIRAN
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN SISTEM KATUP GAS
PENGELOMPOKAN BERDASARKAN JUMLAH SALURAN
KONTRUKSI KARBURATOR
JADWAL PERAWATAN BERKALA (TERATUR) SISTEM
BAHAN BAKAR KONVENSIONAL

Bagian Yang
No Tindakan setiap dicapai jarak tempuh
Diservis
1 Saluran (slang) bahan Periksa saluran bahan bakar setelah menem puh jarak 1.500 km,
bakar (bensin) 3.000 km dan seterusnya setiap 2.000 km. Ganti setiap 4 tahun

2 Saringan Periksa dan bersihkan saringan bahan bakar


Bahan bakar setelah menempuh jarak 500 km, 2.000 km,
4.000 km dan seterusnya bersihkan setiap
4.000 km

3 Karburator Periksa, bersihkan, setel putaran


stasioner/langsam setelah menempuh jarak

500 km, 2.000 km, 4.000 km, dan seterusnya setiap 2.000 km
JADWAL PERAWATAN BERKALA (TERATUR) SISTEM
BAHAN BAKAR KONVENSIONAL

4 Cara kerja gas Periksa dan setel (bila perlu) gas tangan
tangan setelah menempuh jarak 500 km, 2.000 km,
4.000 km, 8.000 km dan seterusnya setiap
2.000 km
5 Kabel gas Beri oli pelumas setiap 6.000 km

6 Handel gas Beri gemuk setiap 12.000 km

7 Saringan Periksa dan bersihkan saringan udara setelah


udara menempuh jarak 3.000 km dan seterusnya
bersihkan setiap 2.000 km. Ganti setiap
12.000 km
PENDAHULUAN
A. Sistem Bahan Bakar Mekanik

Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur udara dan bahan


bakar dan mengirim campuran tersebut dalam bentuk kabut ke ruang bakar.
Dilihat dari cara pemasukan campuran udara dan bahan bakar tersebut ada dua
macam. Cara pertama, masuknya campuran udara dan bahan bakar dengan
cara dihisap, sedang cara kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar
dengan cara diinjeksikan. Cara pertama biasa disebut sistem bahan bakar
konvensional, sedang cara kedua disebut sistem injeksi bahan bakar. Sistem
injeksi bahan bakar dapat dibagi menjadi sistem bahan bakar mekanik dan
sistem injeksi bahan bakar secara elektronik dan biasa disebut EFI (Electronic
Fuel Injection).

B. Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik

Komponen sistem bahan bakar konvensional terdiri atas : tanki bahan


bakar, saluran bahan bakar, chacoal canister (hanya beberapa model saja),
saringan bahan bakar, pompa bahan bakar, dan karburator.

a) Tangki bahan bakar.

Pada umumnya tangki bahan bakar terbuat dari lembaran baja


yang tipis. Penempatan tangki bahan bakar biasanya diletakkan di
bagian belakang kendaraan untuk mencegah bocoran apabila terjadi
benturan. Namun ada beberapa kendaraan yang letak tangki bahan
bakarnya di tengah. Bagian dalam tangki dilapisi bahan pencegah karat.
Disamping itu tangki juga dilengkapi dengan penyekat (separator) untuk
mencegah perubahan permukaan bahan bakar pada saat kendaraan
melaju di jalan yang tidak rata. Lubang saluran masuk bahan bakar ke
saluran utama terletak 2-3 cm dari dasar tangki untuk mencegah
endapan dan air dalam bensin ikut terhisap ke dalam saluran.
Gambar 1. Tangki bahan bakar

b) Saluran bahan bakar

Pada sistem bahan bakar terdapat tiga saluran bahan bakar yaitu :
saluran utama yang menyalurkan bahan bakar dari tangki ke pompa
bahan bakar, saluran pengembali yang menyalurkan bahan bakar
kembali dari karburator ke tangki, dan saluran uap bahan bakar yang
menyalurkan gas HC (uap bensin) dari dalam tangki bahan bakar ke
charcoal canister. Untuk mencegah kerusakan saluran bahan bakar yang
disebabkan oleh benturan, biasanya saluran bahan bakar dilengkapi
dengan pelindung. Saluran bahan bakar yang menghubungkan karburator
dengan pompa bahan bakar menggunakan selang karet karena adanya
getaran mesin.

c) Saringan bahan bakar

Saringan bahan bakar ditempatkan antara tangki dengan pompa


bahan bakar yang berfungsi untuk menyaring kotoran atau air yang
mungkin terdapat di dalam bensin. Dalam saringan terdapat elemen yang
berfungsi untuk menghambat kecepatan aliran bahan bakar,
mencegah masuknya air dan kotoran masuk ke karburator. Partikel
kotoran yang besar mengendap di dasar saringan, sedang partikel yang
kecil disaring oleh elemen.
Gambar 2. Saringan bahan bakar

d) Pompa bahan bakar

Pompa bahan bakar yang biasa digunakan pada motor bensin


adalah pompa bahan bakar mekanik dan pompa bahan bakar listrik.

Gambar 3. Pompa bahan bakar mekanik

Pompa bahan bakar mekanik digerakkan oleh mesin itu sendiri,


sedang pompa bahan bakar listrik digerakkan dengan arus listrik. Ada dua
jenis pompa bahan bakar mekanik yaitu pompa bahan bakar yang
dilengkapi dengan saluran pengembali dan pompa bahan bakar tanpa
saluran pengembali. Namun demikian konstruksi dan cara kerjanya sama.
Pada mesin-mesin terdahulu umumnya saluran pengembali ada di
karburator, sedang mesin-mesin sekarang saluran pengembalinya
ada di pompa bahan bakar.
Adapun cara kerja pompa bahan bakar mekanik dapat dijelaskan sebagai
berikut :

Apabila rocker arm


ditekan oleh nok, diafragma
tertarik ke bawah sehingga
ruang di atas difragma menjadi
hampa. Katup masuk terbuka
dan bahan bakar akan mengalir
ke ruang diafragma. Pada saat
Gb. 4. Pada saat pengisapan
ini katup keluar tertutup.

Pada saat nok tidak


menyentuh rocker arm,
diafragma bergerak ke atas
sehingga bahan bakar yang ada
di ruang difragma terdorong ke
luar melalui katup keluar dan
terus ke karburator. Tekanan
penyaluran sekitar 0,2 s.d.
Gb. 5. Pada saat penyeluran 0,3kg/cm

Apabila bahan bakar pada


karburator sudah cukup maka
diafragma tidak terdorong ke
atas oleh pegas dan pull rod
pada posisi paling bawah,
karena tekanan pegas sama
dengan tekanan bahan bakar.
Pada saat ini rocker arm tidak
bekerja meskipun poros nok
Gb. 6. Pump idling berputar sehingga diafragma
diam dan pompa tidak bekerja.
Berbeda dengan pompa bahan bakar mekanik, pompa bahan bakar
listrik dapat ditempatkan di mana saja dengan tujuan untuk menghindari
panas dari mesin. Pompa bahan listrik langsung bekerja setelah kunci
kontak di ON-kan. Jenis pompa bahan bakar listrik bermacam-macam
antara lain : model diafragma, model plunger, model sentrifugal dan
sebagainya. Pada modul ini akan dibahas pompa bahan bakar model
diafragma.

Apabila kunci kontak


diputar pada posisi ON, akan
terjadi kemagnetan pada
solenoid yang menyebabkan
diafragma tertarik ke atas
sehingga bahan bakar masuk
melalui katup masuk. Pada
saat yang sama platina
membuka karena tuas platina
dihubungkan dengan rod
sehingga kemagnetan pada
solenoid hilang. Akibatnya
diafragma bergerak ke bawah
Gb. 7. Pompa bahan bakar listrik mendorong bahan bakar
keluar melalui katup buang.

e) Charcoal canister

Charcoal canister berfungsi untuk menampung sementara uap


bensin yang berasal dari ruang pelampung pada karburator dan uap
bensin yang dikeluarkan dari saluran emission pada saat tekanan di
dalam tangki naik karena bertambahnya temperatur di dalam internal
canister agar tidak terbuang keluar. Uap bensin yang ditampung oleh
charcoal canister dikirim langsung ke intake manifold, kemudian ke ruang
bakar untuk dibakar pada saat mesin hidup.
Gambar 8. Charcoal canister

Turunnya temperatur sekeliling juga menghasilkan rendahnya


tekanan di dalam tangki bensin, menyebabkan uap bensin di dalam
canister terhisap kembali ke dalam tangki untuk mencegah uap bensin
terbuang keluar. Untuk menjamin agar kapasitas canister dapat bekerja
dengan sempurna, beberapa model dilengkapi dengan dua charcoal
canister.

3. Karburator

a). Macam-macam Karburator

Karburator berfungsi untuk merubah bahan bakar dalam bentuk


cair menjadi kabut bahan bakar dan mengalirkan ke dalam silinder sesuai
dengan kebutuhan mesin. Karburator mengirim sejumlah campuran udara
dan bahan bakar melalui intake manifold menuju ruang bakar sesuai
dengan beban dan putaran mesin.

(1) Dilihat dari tipe venturi, karburator dapat dibedakan menjadi :


(a) Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi)

Gambar 9. Karburator dengan venturi tetap

Karburator dengan venturi tetap (fixed venturi) dewasa ini masih


banyak digunakan karena konstruksinya sederhana. Sifat utama
karburator tersebut menggunakan sebuah venturi tetap dengan
diameter tertentu. Besarnya vakum yang dihasilkan oleh udara yang
mengalir melalui venturi tersebut sesuai dengan kecepatan aliran.
Kecepatan aliran dipengaruhi oleh beban mesin dan pembukaan katup
gas. Keadaan tersebut akan mempengaruhi banyak sedikitnya bahan
bakar yang keluar dari venturi.

(b) Karburator variable venturi

Gambar 10. Karburator variable venturi


Karburator variable venturi menggunakan sistem dimana permukaan
venturi dikontrol sesuai dengan banyaknya udara yang dihisap. Salah satu
keistimewaan karburator tersebut adalah perubahan membukanya venturi sama
saat kecepatan rendah dan sedang, serta pada beban ringan dan sedang.
Dengan alasan tersebut volume bahan bakar berubah sesuai dengan volume
udara yang masuk dan tahanan udara yang masuk menjadi kecil. Dengan
demikian dapat memudahkan untuk mencapai output yang tinggi. Tingkat aliran
udara yang dihisap melalui karburator variable venturi seperti diperlihatkan
pada grafik di bawah ini.

Gambar 11. Tingkat aliran udara

Dibanding dengan karburator fixed venturi, maka karburator variable


venturi mempunyai tingkat aliran udara yang tetap (adanya tahanan pada
aliran udara) yang memotong daerah full pada rpm mesin, sehingga diperoleh
suatu campuran yang baik antara udara dan bahan bakar.
(c) Karburator air valve venturi

Gambar 12. Karburator air valve venturi

Pada karburator air valve venturi, membukanya air valve dikontrol


dengan besarnya udara yang dihisap. Konstruksinya berbeda dengan karburator
variable venturi, tetapi cara kerjanya sama. Karburator jenis air valve
mempunyai dasar karburator arus turun dua barrel (down draft double
barrel), tetapi konstruksi dan cara kerjanya sama dengan sistem secondary yang
dimodifiksai. Katup udara terpasang di dalam silinder secondary dan
membukanya air valve bervariasi sesuai dengan jumlah udara yang dihisap.
Kevakuman pada nosel utama dikontrol agar bekerjanya konstan. Karburator
jenis ini tidak mempunyai tahanan aliran udara pada venturi sehingga
keuntungannya mampu menghasilkan output yang besar. Disamping itu,
membuka dan menutupnya katup throttle secara mekanik maka diafragma tidak
diperlukan lagi.
(2) Dilihat dari arah masuk campuran udara dan bahan bakar :

(a) Karburator arus turun

Gambar 13. Karburator arus turun

Pada karburator arus turun, arah masuknya campuran udara dan bahan
bakar adalah ke bawah (down draft). Karburator jenis ini banyak digunakan
karena tidak ada kerugian gravitasi.

(b) Karburator arus datar

Gambar 14. Karburator arus data

Pada karburator arus datar, arah masuknya campuran udara dan bahan
bakar adalah ke samping (side draft). Karburator tersebut pada umumnya
digunakan pada mesin yang memiliki output yang tinggi.
(3) Dilihat dari jumlah barel, karburator dapat dibedakan menjadi:

(a) Karburator single barel

Gambar 15. karburator single barel

Pada karburator single barel, semua kebutuhan bahan bakar pada


berbagai putaran mesin dilayani oleh satu barel. Padahal pada putaran
mesin rendah, diameter venturi yang besar akan lebih lambat menghasilkan
tenaga dibanding diameter venturi yang kecil. Sebaliknya diameter venturi yang
kecil hanya mampu memenuhi kebutuhan bahan bakar pada putaran
mesin tertentu, tetapi pada putaran rendah lebih cepat menghasilkan tenaga.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diciptakan karburator double
barel.

(b) Karburator double barel

Pada putaran rendah, karburator double barel cepat menghasilkan tenaga


(output) karena yang bekerja hanya primary venturi yang mempunyai diameter
venturi kecil. Pada putaran tinggi, baik prymary maupun secondary venturi
bekerja bersama-sama sehingga output yang dicapai akan tinggi karena total
diameter venturinya besar. Disamping itu kecepatan aliran maksimal pada
venturi karburator double barel dibanding karburator single barel lebih kecil
sehingga kerugian gesekannyapun lebih kecil.
Gambar 16. karburator double barel

b). Prinsip Kerja Karburator

Prinsip dasar karburator sama dengan prinsip pengecatan dengan


penyemprotan.

Gambar 17. Prinsip kerja karburator

Pada saat udara ditiup melalui bagian ujung pipa penyemprot, tekanan di
dalam pipa akan turun (rendah). Akibatnya cairan yang ada di dalam
tabung akan terhisap keluar dan membentuk partikel-partikel kecil saat
terdorong oleh udara. Semakin cepat aliran udara, maka semakin rendah
tekanan udara pada ujung pipa sehingga semakin banyak cairan bahan
bakar yang keluar dari pipa.
Prinsip kerja karburator berdasarkan hukum- hukum fisika seperti :
Qontinuitas dan Bernauli. Apabila suatu fluida mengalir melalui suatu tabung,
maka banyaknya fluida atau debit aliran (Q) adalah :

Q = A.V = konstan

Q = debit aliran m3/detik

A = luas penampang tabung (m2)

V = kecepatan aliran (m/detik)

Gambar 18. Konstruksi dasar karburator

Konstruksi dasar karburator dapat dilihat pada gambar diatas. Bagian


karburator yang diameternya menyempit (bagian A) disebut venturi. Pada
bagian ini kecepatan aliran udara yang masuk semakin tinggi sehingga
kevakumannya semakin rendah. Dengan demikian pada bagian venturi bahan
bakar yang dapat terhisap semakin banyak.

c). Cara Kerja Karburator

Untuk memenuhi kebutuhan kerjanya, pada karburator terdapat


beberapa sistem yaitu :

(1) Sistem pelampung


(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan Lambat
(3) Sistem Kecepatan Tinggi Primer
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder
(5) Sistem Tenaga (Power System)
(6) Sistem Percepatan
(7) Sistem Cuk
(8) Mekanisme idel cepat
(9) Hot Idle Compensator
(10) Anti Dieseling
(11) Daspot
(12) Deceleration Fuel Cut Off System

Untuk mempermudah dalam analisa kerusakan atau gangguan yang disebabkan


karburator, maka perlu diuraikan atau dijelaskan masing-masing sistem
yang ada pada karburator.

(1) Sistem Pelampung

Sistem pelampung diperlukan untuk menjaga agar permukaan bahan


bakar pada ruang pelampung selalu konstan. Pada ruang pelampung terdapat
pelampung (float) dan jarum pelampung (needle valve).

Gambar 19. Sistem pelampung

Pelampung dapat bergerak naik turun sesuai dengan tinggi permukaan


bahan bakar, sedang jarum pelampung berfungsi untuk membuka dan
menutup saluran bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar. Apabila
permukaan bahan bakar di dalam ruang pelampung turun, maka pelampung
akan turun sehingga jarum pelampung membuka saluran masuk. Akibatnya
bahan bakar yang berasal dari pompa bahan bakar mengalir masuk ke
ruang pelampung. Selanjutnya apabila permukaan bahan bakar dalam ruang
pelampung naik, maka pelampung ikut naik sehingga jarum pelampung
menutup saluran bahan bakar. Akibatnya aliran bahan bakar terhenti.
Demikian seterusnya sehingga permukaan bahan bakar diharapkan selalu
konstan walaupun putaran mesin berubah-ubah. Dalam kenyataannya jarum
pelampung terdiri atas katup jarum, pegas dan pin. Pada katup jarum terdapat
pegas yang berfungsi untuk mencegah pembukaan katup jarum pada saat
kendaraan terguncang.

(2) Sistem Stasioner dan Kecepatan lambat

Gambar 20. Sistem stasioner dan kecepatan lamba

Pada saat mesin berputar stasioner, bahan bakar mengalir dari ruang
pelampung melalui primary main jet, kemudian ke slow jet, economizer jet,
dan akhirnya ke ruang bakar melalui idle port.
Kemudian pada saat pedal gas ditekan sedikit, maka katup gas akan
membuka lebih lebar sehingga aliran bahan bakar dari ruang pelampung
tersebut masuk ke ruang bakar selain melalui idle port juga melalui slow port.
(3) Sistem kecepatan Tinggi Primer

Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari
ruang pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama
primer). Sementara dari idel port dan slow port tidak lagi mengeluarkan
bahan bakar karena kevakuman pada idel port dan slow port lebih
rendah dari pada di daerah prymary main nozle.

Gambar 21. Sistem kecepatan tinggi primer

Pada saat pedal gas dibuka lebih lebar, aliran bahan bakar dari
ruang pelampung langsung menuju primary main nozle (nosel utama
primer). Sementara dari idel port dan slow port tidak lagi mengeluarkan
bahan bakar karena kevakuman pada idel port dan slow port lebih
rendah dari pada di daerah prymary main nozle.
(4) Sistem Kecepatan Tinggi Sekunder

Gambar 22. Sistem kecepatan tinggi sekunder

Pada saat pedal gas dibuka penuh, maka katup gas


sekunder (secondary throttle valve) terbuka sehingga bahan
bakar keluar selain dari nosel utama primer juga melalui nosel
utama sekunder. Dengan demikian jumlah bahan bakar yang masuk
lebih banyak lagi, karena dari kedua nosel mengeluarkan bahan
bakar.
(5) Sistem Tenaga

Gambar 23. Sistem tenaga

Prymary high system mempunyai perencanaan untuk


pemakaian bahan bakar yang ekonomis. Apabila mesin harus
mengeluarkan tenaga yang besar, maka harus ada tambahan bahan
bakar ke prymary high speed system. Tambahan bahan bakar
disuplai oleh power sistem (sistem tenaga) sehingga campuran udara
dan bahan bakar menjadi kaya (12-13 : 1).
Apabila katup gas hanya terbuka sedikit, kevakuman
pada intake manifold besar, sehingga power piston akan terhisap
pada posisi atas. Hal tersebut akan menyebabkan power spring (B)
menekan power valve sehingga power valve tertutup.
Apabila katup gas dibuka lebih lebar, maka kevakuman pada
intake manifold akan berkuran sehingga kevakuman tersebut tidak
mampu melawan tegangan pegas power valve (spring A). Akibatnya
power piston akan menekan power valve sehingga saluran power jet
terbuka. Pada keadaan seperti ini bahan bakar disuplai dari
prymary main jet dan power jet.
Gambar 24. Power valve pada sistem tenaga

(6) Sistem Percepatan

Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, katup gas akan
membuka secara tiba-tipa pula, sehingga aliran udara akan menjadi
lebih cepat. Sementara bahan bakar mengalir lebih lambat karena
berat jenis bahan bakar lebih rendah dari pada udara sehingga
campuran menjadi kurus. Padahal pada keadaan tersebut
dibutuhkan campuran yang kaya. Untuk itu pada karburator
dilengkapi dengan sistem percepatan.

Gambar 25. Sistem percepatan

Pada saat pedal gas diinjak secara tiba-tiba, plunger pompa


akan bergerak turun menekan bahan bakar yang ada di ruangan
di bawah plunger pompa. Akibatnya bahan bakar akan mendorong
outlet steel ball dan discharge weight, sehingga bahan bakar keluar
melalui pump jet menuju ruang bakar.
Setelah melakukan penekanan, plunger pump kembali ke posisi
semula karena adanya pegas yang ada di bawah plunger pompa.
Akibatnya bahan bakar yang ada di ruang pelampung terhisap
melalui inlet steel ball.

(7) Sistem Cuk

Pada saat mesin dingin, bahan bakar tidak akan menguap


dengan baik dan sebagian campuran udara dan bahan bakar yang
mengalir akan mengembun pada dinding intake manifold karena
intake manifold dalam keadaan dingin. Keadaan tersebut akan
mengakibatkan campuran udara dan bahan bakar menjadi kurus
sehingga mesin sukar hidup. Sistem cuk membuat campuran udara
dan bahan bakar menjadi kaya (1:1) yang disalurkan ke dalam
silinder apabila mesin masih dingin. Ada dua sistem cuk yang biasa
digunakan pada karburator yaitu sistem cuk manual dan sistem cuk
otomatis.

(a) Sistem Cuk Manual

Pada sistem cuk manual untuk membuka dan menutup


katup cuk digunakan linkage yang dihubungkan ke ruang kemudi.
Apabila pengemudi akan membuka atau menutup katup cuk
cukup menarik atau menekan tombol cuk yang ada pada
instrumen panel (dashboard)

Gambar 26. Sistem cuk manual


(b) Sistem Cuk Otomatis

Pada sistem cuk otomatis, katup cuk membuka dan


menutup secara otomatis tergantung dari temperatur mesin.
Pada umumnya sistem cuk otomatis yang digunakan pada
karburator ada dua macam yaitu : sistem pemanas dari exhaust
dan sistem electric.
Pada saat mesin distart katup cuk tertutup rapat
hingga temperatur di ruang mesin mencapai 25° C. Apabila
mesin dihidupkan dalam keadaan katup cuk menutup maka
akan terjadi kevakuman di bawah katup cuk. Hal tersebut akan
menyebabkan bahan bakar keluar melalui prymary low dan high
speed system dan campuran menjadi kaya.

Gambar 27. Sistem cuk otomatis saat dingin

Setelah mesin hidup, pada terminal L timbul arus dari voltage


regulator, arus tersebut akan mengalir ke choke relay sehingga
menjadi ON. Akibatnya arus dari ignition switch mengalir melalui
choke relay menuju ke masa electric heat coil. Apabila electric
heat coil membara/panas maka bimetal element akan
mengembang dan akan membuka choke valve.
Gambar 28. Sistem cuk otomatis saat panas.

PTC berfungsi untuk mencegah arus yang berlebihan yang


mengalir dari electric heat coil, apabila katup cuk telah terbuka
(temperatur di dalam rumah pegas telah mencapai 100° C)

(8) Mekanisme Idel Cepat

Mekanisme idel cepat diperlukan untuk menaikkan putaran idel


pada saat mesin masih dingin dan katup cuk dalam keadaan
menutup.

Gambar 29. Mekanisme idel ce pat


Apabila katup cuk menutup penuh dan katup throttle ditekan
sekali, kemudian dibebaskan, maka pada saat yang sama, fast idel
cam yang dihubungkan dengan cuk melalui rod berputar berlawanan
arah jarum jam. Kemudian fast idel cam menyentuh cam follower
yang dihubungkan dengan katup throttle sehingga katup
throttle akan membuka sedikit.

(9) Hot Idel Compensator (HIC)

Apabila kendaraan berjalan lambat dan temperatur di


sekelilingnya tinggi, maka temperatur di dalam komponen mesin
akan naik. Hal tersebut akan menyebabkan bahan bakar dalam ruang
pelampung banyak yang menguap dan masuk ke intake manifold.
Akibatnya campuran udara dan bahan bakar menjadi gemuk sehingga
memungkinkan putaran idel kasar. Oleh karena itu pada karburator
perlu dilengkapi dengan HIC untuk mengatasi masalah tersebut.

Gambar 30. Hot idel compensator

Pada saat temperatur mesin naik, maka bimetal


membuka thermostatic valve, sehingga udara dari air horn
mengalir ke dalam intake manifold melalui saluran udara dalam
flange sehingga campuran udara dan bahan bakar menjadi normal
kembali. Katup thermostatic mulai membuka apabila temperatur di
sekeliling elemen bimetal telah mencapai 55° C dan akan membuka
penuh pada temperatur 75° C.
(10) Anti Dieseling

Dieseling adalah berputarnya mesin setelah kunci kontak


dimatikan. Meskipun kunci kontak telah dimatikan, mesin masih bisa
hidup karena pada ruang bakar ada panas (bara api). Terjadinya
proses pembakaran bukan karena nyala api dari busi, tetapi dari
tumpukan karbon (deposit) yang membara. Adapun cara kerja anti
dieseling adalah sebagai berikut :

Gambar 31. Anti dieseling

Apabila kunci kontak di ON kan, maka arus akan mengalir dari


baterai ke solenoid sehingga selonoid akan menjadi magnit. Akibatnya
katup tertarik sehingga saluran pada economiser jet terbuka dan
bahan bakar dapat mengalir ke idle port. Setelah kunci kontak
dimatikan, arus yang ke solenoid tidak ada sehingga
kemagnitannya hilang. Akibatnya katup solenoid turun ke bawah
karena adanya pegas sehingga saluran pada economiser jet
tertutup. Dengan demikian tidak akan terjadi dieseling karena bahan
bakar tidak dapat mengalir ke idle port.

Gambar 32. Katup solenoid pada anti dieseling


(11) Dashpot

Apabila mesin sedang berputar pada putaran tinggi, kemudian


tiba-tiba kunci kontak dimatikan, maka pada ruang bakar akan
terjadi kelebihan bahan bakar. Bahan bakar masuk ke ruang bakar
dalam jumlah banyak karena kevakuman yang terjadi di bawah
katup throttle cukup tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena katup
throttle pada posisi menutup, sementara putaran mesin masih tinggi.

Gambar 33. Dashpot

Fungsi dashpot adalah untuk memperlambat penutupan katup throttle


dari putaran tinggi, sehingga tidak akan menambah emisi gas buang.
Adapun cara kerjnya adalah sebagai berikut :

 Selama pengendaraan berjalan normal, tidak ada vakum pada TP


port, sehingga pegas dalam TP port menekan diafragma ke kiri
menggerakkan TP adjusting screw ke kiri.

 Selama perlambatan, tuas pengait pada katup throttle menyentuh


adjusting screw, mencegah katup throttle menutup penuh.
Kemudian vakum dari TP port bekerja pada diafragma melalui jet
memungkinkan katup throttle berangsur-angsur menutup.
(12) Deceleration Fuel Cut-Off System

Pada saat deselerasi, throttle valve akan menutup rapat


sementara putaran mesin masih tinggi. Hal tersebut mengakibatkan
bahan bakar yang masuk ke ruang bakar lebih banyak sehingga
campuran menjadi gemuk. Untuk itu pada karburator perlu
dilengkapi dengan “Deceleration Fuel Cut-Off System“ yang berfungsi
menutup aliran bahan bakar dari slow port sehingga konsentrasi CO dan
HC dapat diturunkan.
Selama pengendaraan normal dengan putaran mesin di bawah
2000 rpm, solenoid valve pada posisi ON. Pada saat ini saluran
bahan bakar pada slow port terbuka karena solenoid mendapat masa
dari Emission Control Computer.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm atau lebih,
Emission Control Computer akan menghubungkan arus solenoid ke
masa melalui vacuum switch. Pada saat ini vacuum switch pada posisi
ON karena vacuum pada TP port lebih kecil dari 400 mmHg.

Gambar 34. Deceleration Fuel Cut-Off System

Apabila pada putaran mesin di atas 2000 rpm, kemudian pedal


gas tiba-tiba dilepas (deselerasi) maka vacuum pada TP port akan
lebih besar dari 400 mmHg, vacuum switch akan OFF dan solenoid
valve tidak mendapat masa sehingga solenoid valve menutup saluran
bahan bakar yang ke slow port.
Apabila putaran mesin mencapai 2000 rpm , maka solenoid
valve akan mendapat masa dari emission control computer kembali
sehingga saluran bahan bakar yang ke slow port dan idle port terbuka
dan bahan bakar akan mengalir kembali. Hal tersebut untuk
mencegah mesin mati dan mempertahankan agar mesin dapat hidup
pada putaran idle.
Pemeriksaan dan Pemeliharaan

Sistem Bahan Bakar Mekanik

1) Pemeriksaan Karburator
a) Pemeriksaan katup sistem cuk manual.
(1) Katup cuk harus tertutup penuh pada saat tombol cuk ditarik
penuh
(2) Katup cuk harus terbuka penuh waktu tombol cuk dikembalikan
penuh.
b) Pemeriksaan sistem pemutus cuk
(1) Hidupkan mesin
(2) Lepaskan selang vakum dari membran dan periksa bahwa linkage
cuk kembali
(3) Pasang kembali selang vakum pada membran

Gambar 35. Pemeriksaan sistem pemutus cuk

c) Pemeriksaan sistem cuk otomatis

(1) Lepasakan konektor karburator


(2) Ukurlah tahanan antara rumah koil dengan dari konektor
karburator dan masa. Spesifikasi tahanan : 17 – 19 O pada 20° C.
(3) Hidupkan mesin
(4) Beberapa saat kemudian, periksa bahwa katup cuk mulai membuka
dan rumah cuk panas.
(5) Matikan mesin.
Gambar 36. Pemeriksaan sistem cuk otomatis

d) Pemeriksaan pompa percepatan

Buka katup gas dan periksa bahwa bensin keluar dari nosel
akselerasi

Gambar 37. Pemeriksaan pompa percepatan

e) Pemeriksaan dashpot

(1) Setelah mesin dipanaskan, lepas selang vakum dari membran dan
sumbatlah ujung slang vakum
(2) Stel putaran mesin pada 3000 rpm
(3) Lepas pedal gas
(4) Periksa putaran penyetelan dashpot (2.000 ± 200 rpm)
(5) Stel dashpot dengan cara memutar sekrup penyetel dashpot.
Penyetelan dilakukan dalam keadaan kipas pendingin dimatikan.
Gambar 38. Pemeriksaan Dashpot

f) Pemeriksaan putaran idel cepat

(1) Panaskan mesin hingga mencapai temperatur kerja


(2) Pasanglah tachometer pada mesin
(3) Hentikan kerja cam breaker dengan cara melepas selang vakum
dari cam breaker dan sumbat ujung selang.
(4) Stel cam idel cepat dengan cara : menahan katup gas sedikit
terbuka, tarik fast idel cam ke atas dan kembalikan katup gas pada
posisi semula sambil menempatkan tuas throttle di atas step ketiga
dari cam.

Gambar 39. Penyetelan cam idel cepat

(5) Apabila kecepatan idel cepat tidak sesuai spesifikasi stel kecepatan
idel tinggi dengan memutar sekrup penyetel idel cepat.
(6) Periksa kembali bahwa putaran mesin kembali ke kecepatan idle
setelah pedal gas ditekan sedikit.
(7) Hubungkan kembali selang vakum.
g) Pemeriksaan pemanas positif temperatur coefficient (PTC)

(1) Lepaskan konektor pemanas PTC


(2) Ukurlah tahanan antara terminal PTC dan masa menggunakan
ohmmeter. Spesifikasi tahanan : 2 – 6 O pada 20° C.

Gambar 40. Pemeriksaan pemanas PTC

h) Pemeriksaan pelampung dan katup jarum

(1) Periksa pen pivot (1) kemungkinan tergores atau aus.


(2) Periksa pelampung (2) kemungkinan bibirnya pecah dan aus pada
lubang-lubang pen pivot
(3) Periksa pegas (3) kemungkinan patah atau memburuk
(4) Periksa katup jarum (4) dan plunger (5) kemungkinan aus.
(5) Periksa saringan (6) kemungkinan berkarat atau rusak

Gambar 41. Pemeriksaan pelampung dan katup jarum

i) Pemeriksaan power piston

Untuk memeriksa kerja power piston dapat dilakukan


dengan cara menekan power piston dan mengamati apakah power
piston dapat bergerak dengan halus dan dapat kembali ke posisi
semula setelah dilepas.
Gambar 42. Pemeriksaan power piston

j) Pemeriksaan katup power

Pemeriksaan katup power dilakukan dengan cara


memeriksa saluran yang terdapat pada katup power. Saluran
tersebut harus terbuka pada saat katup ditekan dan tertutup kembali
pada saat dilepas.

Gambar 43. Pemeriksaan katup power

k) Pemeriksaan solenoid pemutus bahan bakar


(1) Lepas solenoid dari karburator
(2) Hubungkan bodi katup solenoid dan terminal solenoid ke
terminal baterai.
(3) Pada saat katup solenoid dihubungkan atau dilepas dengan baterai
harus terdengan suara “klik“.

Gambar 44. Pemeriksaan solenoid


l) Penyetelan pelampung

(1) Pasang katup, pegas dan plunger pada dudukan


(2) Pasang pelampung dan pen pivot
(3) Biarkan pelampung menggantung dengan sendirinya
(4) Dengan SST, periksa celah antara pelampung dan air horn. Apabila
tinggi pelampung (posisi tertinggi) tidak sesuai dengan spesifikasi,
stel dengan cara membengkokkan bibir pelampung.

Gambar 45. Pemeriksaan celah antara pelampung dengan air horn

(5) Angkat pelampung dan dengan SST periksa celah antara plunger
katup jarum dan bibir pelampung. Apabila tinggi pelampung (pada
posisi terendah) tidak sesuai dengan spesifikasi, stel dengan
cara membengkokkan bibir samping pelampung.

Gambar 46. Pemeriksaan celah antara plunger katup jarum


dengan bibir pelampung

m) Penyetelan campuran idel


(1) Hidupkan mesin sampai temperatur kerja
(2) Pasang tachometer
(3) Stel putaran idel (stasioner) sesuai spesifikasi
(4) Putar baut penyetel putaran idel (idle mixture adjusting screw) ke
kanan atau ke kiri sampai diperoleh putaran maksimum.
(5) Stel kembali putaran idel.
Gambar 47. Penyetelan putaran idel
SISTEM
PELUMASAN
Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik dapat menjelaskan
pengertian, tujuan dan fungsi sistem pelumasan dengan benar

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik dapat menjelaskan


jenis-jenis sistem pelumasan dengan benar

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik dapat menjelaskan


TUJUAN fungsi komponen-komponen sistem pelumasan dengan benar

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik dapat menjelaskan


kualifikasi oli dan penggunaannya dengan benar

Setelah mempelajari materi ini, diharapkan peserta didik dapat menjelaskan


cara perawatan sistem pelumasan dengan benar
PENGERTIAN, FUNGSI PELUMASAN

JENIS SISTEM PELUMASAN

FUNGSI KOMPONEN SISTEM


INDIKATOR PELUMASAN

KUALIFIKASI OLI

CARA PERAWATAN SISTEM PELUMASAN


DISKUSI
METODE PEMBELAJARAN

LAPORAN

TES TERTULIS

PENILAIAN PRAKTEK

LAPORAN
PRAKTEK
SISTEM PELUMASAN
pelumasan adalah pemisahan dari dua permukaan benda
padat yang begerak secara bergesekan terhadap satu sama lain
dengan cara menempatkan suatu zat diantara kedua benda padat
tersebut yang :
• Mempunyai jumlah yang cukup dan secara terus menerus dan
dapat memisahkan kedua benda sesuai dengan kondisi beban dan
suhu.
• Tetap membasahi permukaan kedua benda.
• Mempunyai sifat netral secara kimia terhadap kedua benda.
• Mempunyai komposisi tetap stabil secara kimia pada kondisi
operasional
MENGURANGI SEBAGAI
GESEKAN PENDINGIN

FUNGSI
SISTEM
PELUMASAN

SEBAGAI
PERAPAT
SEBAGAI
ANTI KARAT SEBAGAI
PEREDAM
KOMPONEN-KOMPONEN SISTEM PELUMASAN
Kartel/oil pan Pompa Oli/Oil Pump
Oil Filter
Strainer

1 4
2 3

Oil Feed

5
6
Oil Preassure Sensor
Oil Jet 7
8
Positive Crankcase Ventilation (PCV)

9 Video

Oil
PELUMASAN CAMPUR PELUMASAN AUTOLUBE

PELUMASAN TEKAN
PELUMASAN PERCIK
Keterangan :
1. Campuran bensin dan oli samping
2. Kran bensin
3. Karburator
4. Ruang engkol

Cara kerja :
Pada saat kran bensin (2) dibuka, maka
PELUMASAN CAMPUR campuran bensin dan oli samping (1) akan
mengalir menuju karburator (3) di karburator
bensin, oli samping dan udara bercampur
membentuk campuran yang homogen dan
masuk kedalam ruang engkol dan selanjutnya
campuran baensin dan oli samping akan
melumasi bagian mesin yang berada di ruang
engkol dan didinding silinder.
Cara kerja:
Saat mesin hidup handle gas
ditarik, maka bensin mengalir
ke karburator, seiring dengan
tarikan handle gas, pompa oli
berputar yang menyebabkan
oli samping/campur ditangki
terhisap dan ditekan menuju
ruang engkol melalui saluran
dibelakang karburator. Bensin PELUMASAN AUTOLUBE
dan oli samping/campur
menjadi satu di belakang
karburator yang selanjutnya
masuk kedalam ruang engkol
dan melumasi bagian-bagian
yang bergerak.
Cara kerja :
Saat mesin hidup, poros engkol berputar,
bagian poros engkol yang menyerupai sendok
membawa minyak pelumas dan akhirnya
minyak pelumas memercik ke atas melumasi
dinding silinder.

PELUMASAN PERCIK
Cara kerja :
Minyak pelumas di karter dihisap dan ditekan
oleh pompa oli melalui strainer dan dipompakan
menuju bagian-bagian yang dilumasi yang
sebelumnya disaring oleh filter oli. Minyak
pelumas yang telah melumasi bagian-bagian yang
dilumasi akan kembali ke karter.

PELUMASAN TEKAN
Teknik Penilaian

1. Tes tertulis (Pengetahuan)

2. Porto Folio (Laporan Prakek)

Metode Pembelajaran

Metode diskusi, Tanya jawab, dan Ceramah


Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik
Sistem Bahan Bakar Mekanik

Sistem bahan bakar berfungsi untuk mencampur


udara dan bahan bakar dan mengirim campuran tersebut
dalam bentuk kabut ke ruang bakar. Dilihat dari cara
pemasukan campuran udara dan bahan bakar tersebut
ada dua macam. Cara pertama, masuknya campuran
udara dan bahan bakar dengan cara dihisap, sedang
cara kedua masuknya campuran udara dan bahan bakar
dengan cara diinjeksikan. Cara pertama biasa disebut
sistem bahan bakar konvensional, sedang cara kedua
disebut sistem injeksi bahan bakar. Sistem injeksi bahan
bakar dapat dibagi menjadi sistem bahan bakar mekanik
dan sistem injeksi bahan bakar secara elektronik dan biasa
disebut EFI (Electronic Fuel Injection)
Komponen Sistem Bahan Bakar Mekanik

Anda mungkin juga menyukai