Anda di halaman 1dari 4

FOCUS GROUP DISCUSSION TENTANG PENCEGAHAN RISIKO BUNUH

DIRI TERHADAP PERILAKU RISIKO BUNUH DIRI


PADA REMAJA BERISIKO

Kadek Dicky Nugraha, Miftakhul Ulfa*, Ahmad Guntur Alfianto


Program Studi Pendidikan Ners, STIKES Widyagama Husada Malang. Jl. Taman
Borobudur Indah No. 3a, Mojolangu, Lowokmaru,
Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia 65142
*kadekdickyn@gmail.com

ABSTRAK
Salah satu permasalahan pada remaja adalah bunuh diri. Bunuh diri merupakan salah
satu dampak dari gangguan kejiwaan yang menjadi sorotan global saat ini. Salah satu
pencegahan risiko bunuh diri pada remaja dapat dilakukan dengan cara focus group
discussion (fgd). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisa pengaruh fgd
tentang pencegahan resiko bunuh diri terhadap perilaku risiko bunuh diri pada remaja
berisiko di salah satu SMAN Kabupaten Malang. Desain penelitian ini menggunakan
quasi eksperimental pretest-posttest with control group design dengan sampel
berjumlah 15 siswa untuk kelompok kontrol dan 15 siswa untuk kelompok intervensi.
Teknik pengambilan sampel secara total sampling. Instrument untuk menilai perilaku
risiko bunuh diri menggunakan Beck Suicidal Intent Scale. Skor untuk perilaku risiko
bunuh diri sebelum dan sesudah diberikan fgd dilakukan dengan uji statistik
Wilcoxon. Hasil analisis uji Wilcoxon didapatkan p=0,55 yang berarti p>0,05. 15
orang setelah diberikan fgd menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh fgd tentang
pencegahan risiko bunuh diri terhadap perilaku risiko bunuh diri pada remaja berisiko
di salah satu SMAN Kabupaten Malang.

Kata Kunci : focus group discussion; masalah psikososial; risiko bunuh diri; siswa

ABSTRACT
One of the problems with teenagers is suicide. Suicide is one of the impacts of
psychiatric disorders that is in the global spotlight today. One of the prevention of
suicide risk in adolescents can be done by focus group discussion (fgd). The purpose
of this study is to analyze the effect of fgd on suicide risk prevention on suicide risk
behavior in at-risk adolescents in one of Malang District's SMAN. The study's design
used an experimental quasi pretest-posttest with control group design with a sample of
15 students for the control group and 15 for the intervention group. Sampling
techniques in total sampling. Instruments to assess suicidal risk behavior using the
Beck Suicidal Intent Scale. Scores for suicidal risk behavior before and after being
administered by FGD were conducted with Wilcoxon's statistical tests. Wilcoxon test
analysis results were obtained p=0.55 which means p>0.05. 15 people after being
given fgd showed that there was no effect of FGD on suicide risk prevention on
suicide risk behavior in at-risk adolescents in one of Malang District SMAN

Keywords : focus group discussion; psychosocial problems; risk of suicide; students


PENDAHULUAN ukur (Horowitz et al., 2012)(ASQ) di
Usia paling rentang untuk melakukan
salah satu sekolah menengah atas
tindakan bunuh diri adalah pada usia
negeri (SMAN) di kabupaten Malang
remaja (10 -19 tahun), dimana pada
didapatkkan hasil sebanyak 48,9%
periode ini merupakan fase transisi dari
siswa mengalami acute positive screen
anak menjadi orang dewasa yang diikuti
atau risiko bunuh diri dari 163 (100%)
oleh perubahan biologis, kognitif dan
siswa di SMAN tersebut. Selain itu
sosioemosional (WHO, 2015). Dalam
dari hasil wawancara 4 orang siswa
menghadapi persoalan tersebut, masing-
yang berisiko bunuh diri mengatakan
masing individu mempunyai cara yang
cara agar terhindar dari perilaku bunuh
berbeda sehingga dapat memunculkan
diri dengan curhat ke teman yang
berbagai suasana hati dan perasaan. Bagi
dipercaya, berkumpul dengan orang
individu yang tidak dapat
lain, selalu berpikir positif,
mengespreksikan suasana hati dan
mengalihkan perhatian ke hal lain
perasaan, dapat mengakibatkan depresi.
Pendekatan sekolah sehat jiwa salah
Pravelensi gangguan mental
satunya sebagai upaya menurunkan
emosional yang di tunjukkan dengan
masalah psikososial pada remaja di
gejala-gejala depresi dan kecemasan
lingkungan sekolah. Sekolah sehat jiwa
untuk usia 15 tahun ke atas mencapai 14
tersebut dapat di bentuk melalui unit
juta orang atau 6% dari jumlah penduduk
kesehatan sehat jiwa. (Guntur et al.,
Indonesia. Pada kelompok usia 15-24
2019). Upaya yang dapat dilakukan di
tahun, prevalensi gangguan mental
sekolah sehat jiwa dengan melakukan
emosional sebesar 5,6% (Riskesdas,
konseling perawat dengan siswa yang
2013). Faktor-faktor yang menyertai
mengalami masalah psikososial yang
gejala depresi pada remaja yaitu adanya
dapat menyebabkan risiko bunuh diri.
perselisihan dengan teman sebaya
SMAN di kabupaten Malang tersebut
biasanya terjadinya (bullying), adanya
tidak memiliki program sekolah sehat
perselisihan keluarga, kesulitan
jiwa, sehingga upaya yang dapat
mengikuti pelajaran, dan rendahnya rasa
dilakukan dengan melakukan focus
percaya diri (Ashirita & Ariani, 2019).
group discussion pada siswa yang
Masalah-masalah psikososial tesebut bisa
memiliki masalah psikososial yang
berdampak buruk bagi siswa salah
menyebabkan risiko bunuh diri
satunya adalah risiko bunuh diri. Peneliti
(Varcarolis & Halter, 2010).
melakukan screening menggunakan alat
Berdasarkan masalah tersebut peneliti ini planning, concealment. Kuesioner
bertujuan untuk menganalisis efektifitas terdiri dari tiga pilihan bertingkat
FGD tentang pencegahan risiko bunuh mengacu pada intensitas seputar bunuh
diri terhadap perilaku risiko bunuh diri diri dan memiliki rentang poin 0
pada remaja berisiko di salah satu SMAN sampai 2. Hasil dari BSIC adalah 0-10
kabupaten Malang. Penelitian ini rendah, 11-20 sedang, dan 20-30 tinggi.
termasuk jenis penelitian eksperimen Metode pengumpulan data dengan
dengan menggunakan metode Quasi melakukan screening menggunakan
Eksperimental. ASQ kepada 163 siswa-siswi di salah
satu SMAN Kabupaten Malang.
METODE Pengumpulan data dilakukan dari bulan
Penelitian ini menggunakan desain
Februari 2020 hingga Juni 2020. Hasil
penelitian quasi experimental dengan
yang di dapatkan 30 (48,9%) siswa-
pendekatan pretest-posttest with control
siswi memiliki risiko bunuh diri. 30
group design. Populasi dalam penelitian
sisa-siswi tersebut terbagi menjadi 2
ini adalah siswa-siswi yang memiliki
kelompok yaitu kelompok perlakuan
masalah psikososial dengan risiko bunuh
dan kelompok kontrol. Prosedur
diri di salah satu SMAN kota Malang.
pengumpulan data dilakukan pada
Teknik sampling yang digunakan adalah
kelompok perlakuan yaitu responden
total sampling dengan jumlah sampel
mengisi kuesioner BSIC.
sebanyak 30 responden. kriteria inklusi
FGD diberikan kepada kelompok
antara lain siswasiswi yang memiliki
perlakuan dengan 1 kali tatap muka
risiko bunuh diri yang sebelumnya di
melalui aplikasi zoom. Diakhiri
screening menggunakan ASQ (Horowitz
kegiatan responden mengisi kuesioner
et al., 2012).
BSIC (pretest), kemudian responden
mengisi kuesioner BSIC (posttest).
Alat ukur yang digunakan dalam
Analisa data menggunakan analisa
penelitian ini menggunakan kusioner
univariat dan bivariat. Analisa bivariat
Beck Suicidal Intent Scale (BSIC). BSIC
dilakukan uji beda pretest dan posttest
tediri dari 15 pertanyaan yang terdiri dari
pada masing-masing kelompok dengan
5 komponen suicidal idention.
menggunakan uji wilcoxon test.
Komponen tesebut adalah intensity,
active suicidal desire/suicidal ideation,
passive suicidaldesire suicidal ideation,

Anda mungkin juga menyukai