Oleh :
Nur Hikmah, S. Kep
NIM: 70900121035
A. Definisi
Cytomegalovirus adalah virus herpes DNA yang menginfeksi sebagian besar orang.
Virus ini merupakan penyebab infeksi perinatal tersering dan infeksi pada janin
ditemukan 0,5-2 % dari neonatus ( William, 2018).
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) merupakan infeksi bawaan yang paling sering
terjadi pada manusia. Cytomegalovirus (CMV) sendiri merupakan virus DNA yang
termasuk genus Herpes. CMV yang spesifik menyerang manusia disebut sebagai human
CMV. ( Gde Haryo Ganesha, 2017)
Infeksi primer CMV dapat terjadi dengan frekuensi kira-kira 1-2 %. Infeksi
kongenital kekerapannya adalah 1-2 % dari kehamilan. Walaupun jarang, 10-15 % anak
yang mengalami infeksi kongenital akan mengalami cacat bawaan. ( Johnson, Marion,
dkk. 2010 )
B. Etiologi
Infeksi CMV disebabkan oleh virus Cytomegalo, dan virus ini temasuk golongan
virus keluarga Herpes. Seperti halnya keluarga herpes lainnya, virus CMV dapat tinggal
secara laten dalam tubuh dan CMV merupakan salah satu penyebab infeksi yang
berbahaya bagi janin bila infeksi yang berbahaya bagi janin bila infeksi terjadi saat ibu
sedang hamil.
Etiologi berdasarkan jenis CMV dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi
yang lahir dari wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan
terinfeksi CMV. Bentuk paling berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi
sito megalik.
b. Akut-didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala
mirip dengan mononucleosis( malaise, demam, faringitis, splenomegali,
ruam petekia, gejala pernapasan). Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama
pada anak-anak yang masih kecil, dan dapat terjadi akibat tranfusi.
c. Penyakit sistemik umum: terjadi pada individu yang menderita
imunosupresi, terutama jika mereka telah menjalani transpantasi organ.
Gejala-gejalanya termasuk pneumonitis, hepatitis, dan leucopenia, yang
kadang-kadang fatal. Infeksi sebelumnya tidak menghasilkan kekebalan dan
dapat menyebabkan reaktivasi virus.
C. Klasifikasi
CMV dapat mengenai hamper semua organ dan menyebabkan hamper semua jenis
infeksi. Organ yang terkena adalah:
1. CMV nefritis( ginjal).
2. CMV hepatitis( hati).
3. CMV myocarditis( jantung).
4. CMV pneumonitis( paru-paru).
5. CMV retinitis( mata).
6. CMV gastritis( lambung).
7. CMV colitis( usus).
8. CMV encephalitis( otak).
%!
"""
"C"
"$
%!
"""
"C"
"$
D. Patofisiologi
CMV adalah virus litik yang menyebabkan efek cytopathic in vitro dan in vivo. Ciri
patologis infeksi CMV adalah sel diperbesar dengan badan inklusi virus. Sel
menunjukkan bahwa cytomegaly juga terlihat pada infeksi yang disebabkan oleh
Betaherpesvirinae lainnya.
Ketika host terinfeksi, DNA CMV dapat dideteksi dengan polymerase chain reaction
(PCR) dalam semua garis keturunan sel yang berbeda dan system organ tubuh. Setelah
infeksi awal, menginfeksi sel-sel epitel dari kelenjar ludah, mengakibatkan infeksi
persisten dan pelepasan virus. Infeksi yang mengarah pada sistem genitourinari secara
klinis tidak berhubungan dengan virus. Meskipun replikasi virus berlangsung di ginjal,
disfungsi ginjal jarang terjadi kecuali pada penerima transplantasi ginjal, di antaranya
CMV berhubungan dengan kasus yang langka dari glomerulopati dan kemungkinan
penolakan graft.
Masa inkubasi virus tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi:
setelah lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi 3 sampai 12 minggu; dan setelah
transplantasi 4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa
bulan sampai beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam
tubuh seseorang tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi
untuk mencegah penyakit ini.
Ada 3 jenis CMV:
- Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi yang lahir dari
wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi CMV. Bentuk
paling berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi sito megalik.
- Akut-didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala mirip
dengan mononucleosis ( malaise, demam, faringitis, splenomegali, ruam petekia, gejala
pernapasan). Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama pada anak-anak yang masih kecil,
dan dapat terjadi akibat tranfusi.
- Penyakit sistemik umum: terjadi pada individu yang menderita imunosupresi, terutama
jika mereka telah menjalani transpantasi organ. Gejala-gejalanya termasuk pneumonitis,
hepatitis, dan leucopenia, yang kadang-kadang fatal. Infeksi sebelumnya tidak
menghasilkan kekebalan dan dapat menyebabkan reaktivasi virus.
E. Manifestasi Klinis
Pada periode bayi baru lahir, bayi yang terinfeksi sitomegalovirus biasanya bersifat
asimtomatik. Awitan infeksi yang didapat secara congenital dapat terjadi segera setelah
lahir atau sampai berusia 12 minggu. Karena CMV dapat menyerang hampir semua
organ, gejalanya sangat bervariasi tergantung dari organ yang diserang. Biasanya CMV
menyebabkan demam, penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan letih- lesu.
Gejalanya dapat ringan hingga berat. Kreatinin dapat meningkat pada pasien cangkok
ginjal dengan infeksi CMV. Infeksi pada paru-paru menimbulkan sesak dan batuk. Pada
sistem cerna seperti misalnya lambung dan usus, infeksi CMV menyebabkan mual,
muntah dan diare. Ensefalitis (otak) CMV dapat menyebakan kejang, nyeri kepal, dan
koma. Apabila penderita sedang hamil, CMV bisa menginfeksi janin dan
mengakibatkan gangguan pada organ tertentu janin
Virus CMV pada wanita hamil dapat berakibat pada janin yang dikandungnya
dengan manifestasi berbeda-beda, misalnya kulit berwarna kuning, pembesaran hati
dan limpa,
kerusakan atau hambatan pembentukan organ tubuh seperti mata, otak, gangguan
mental, dan lain-lain tergantung organ janin mana yang diserang. Umumnya janin
yang terinfeksi CMV lahir prematur dan berat badan lahir rendah.
Virus CMV biasa menghinggapi pasien cangkok organ pasca transplantasi karena
biasanya para pasien ini diberikan obat-obatan yang menekan sistem kekebalan
tubuh. Pemberian obat ini dimaksudkan supaya sistem kekebalan tubuh pasien
operasi cangkok organ tidak menyerang organ baru yang dicangkokkan. Efek
samping dari penekanan sistem kekebalan tubuh ini adalah ketidakmampuan tubuh
untuk melawan infeksi, termasuk serangan CMV.
F. Komplikasi
2. IQ rendah.
3. Gangguan penglihatan.
4. Mikrosefali.
5. Gangguan sensorineural.
G. Pencegahan
H. Penatalaksanaan
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya:
penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan). Ada bukti
bahwa globulin imun-CMV yang diberikan melalui IV bersama obat gansiklovir dapat
mengurangi beratnya infeksi pada individu dengan system imun yang buruk (mekanisme
imunologiknya kurang/terganggu). Vaksin CMV hidup sedang diuji coba pada pasien
transplantasi ginjal. Kemoterap ember sedikit harapan, tetapi toksisitas dan
imunosupresi akibat dari pengobatan ini meningkatkan kekhawatiran jika digunakan
pada bayi baru lahir. Dalam penatalaksanaannya tidak diperlukan tindakan kewaspadaan
khusus, tetapi perawat harus tetap memakai sarung tangan, melakukan teknik mencuci
tangan yang baik dan menggunakan tidakan kewaspadaan umum.
I. Pemeriksaan penunjang
1. Kultur virus dari urin, secret faring, dan leukosit perifer.
2. Pemeriksaan mikroskopik pada sediment urin, cairan tubuh, dan jaringan untuk
melihat vius dalam jumlah besar( pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya iklusi
intra sel tidaklah bermanfaat; verifikasi infeksi congenital harus dilakukan dalam 3
minggu pertama dari kehidupan).
3. Skrining toksoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpes dan lain-
laia( toxoplasmosis, other, rubella, cytomegalovirus, herpes[TORCH])-digunakan
untuk mengkaji adanya virus lain.
4. Uji serologis
a. Titer antibody IgG dan IgM( IgM yang meningkat mengindikasikan pajanan
terhadap virus; IgG neonatal yang meningkat mengindikasikan infeksi yang
didapat pada masa prenatal; IgG maternital negative dan IgG neonatal positif
mengindikasikan didapatnya infeksi pada saat pascanatal.
b. Uji factor rheumatoid positif ( positif pada 35%-45% kasus)
5. Studi radiologist: foto tengkorak atau pemindaian CT kepala dengan maksud
mengungkapkan kalsifikasi intra cranial.
Penyimpangan KD
Faktor resiko hubungan seksual tidak
aman, transfuse darah,jarum suntik
yang terkontaminasi transmisi ibu ke
anak
kongenital
CMV
Defisit Terjadi
Pengetahuan proses Batuk tidak efektif Intake tidak
inflamasi mencukupi
Bersihan Jalan
BAB II
A. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap pertama dalam proses keperawatan
dan merupakan suatu proses yang sistematis dalam mengumpulkan data dari
berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status
kesehatan pasien. Pengkajian keperawatan ditunjukkan pada respon pasien
terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan kebutuhan dasar
manusia.
1. Identitas pasien
Nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2. Riwayat kesehatan
a. Tingkat kesadaran/GCS (<15), muntah, dispnea/takipnea, sakit kepala,
wajah simetris / tidak, lemah, luka di kepala, paralise, akumulasi sekret
pada saluran napas, adanya liquor dari hidung dan telinga dan kejang.
b. Riwayat penyakit dahulu haruslah diketahui baik yang berhubungan
dengan sistem persyarafan maupun penyakit sistem sistemik lainnya.
c. Demikian pula riwayat penyakit keluarga terutama yang mempunyai
penyakit menular. Riwayat kesehatan tersebut dapat dikaji dari pasien
atau keluarga sebagai data subjektif.
3. Pengkajian persistem
a. Keadaan umum
Tingkat kesadaran : composmentis, apatis, somnolen, sopor, koma
b. Tanda-tanda vital (TTV)
c. Sistem pernapasan
Perubahan pola napas, baik irama, kedalaman maupun frekuensi,
nafas bunyi ronchi.
d. Sistem kardiovaskuler
Apabila terjadi peningkatan TIK, tekanan darah meningkat, denyut
nadi bradikardi kemuadian takikardi
e. Sistem perkemihan
Inkotenensia, distensi kandung kemih
f. Sistem gastrointestinal
Usus mengalami gangguan fungsi, mual/muntah dan mengalami
perubahan selera
g. Sistem muskuloskletal
Kelemahan otot, deformasi
h. Sistem persyarafan
Gejala: kehilangan kesadaran, amnesia, vertigo, syncope, tinnitus,
kehilangan pendengaran, perubahan penglihatan, gangguan
pengecapan
Tanda: perubahan kesadaran sampai koma, perubahan status
mental, perubahan pupil, kehilangan pengindraan, kejang,
kehilangan sensasi sebagai tubuh.
4. Pengkajian pola aktivitas sehari-hari
1) Pola makan / cairan
Gejala: mual, muntah, dan mengalami perubahan selera
Tanda: kemungkinan muntah proyektil, gangguan menelan (batuk, air
liur keluar, disfagia)
2) Aktivitas / istirahat
Gejala: merasa lemah, letih, kaku, kehilangan keseimbangan
Tanda: perubahan kesadaran, letargie, hemiparese, kuadreplegia,
ataksia, cara berjalan tak tegap, masalah keseimbangan, kehilangan
tonus otot.
3) Sirkulasi
Gejala: normal atau perubahan tekanan darah
Tanda: perubahan frekuensi jantung (bradikardia, takikardia yang
diselingi disritmia)
4) Integritas ego
Gejala : perubahan tingkah laku kepribadian ( terang atau dramatis )
Tanda : cemas mudah tersinggung , delirium, agitasi, bingung, depresi
dan impulsive
5) Eliminasi
Gejala : inkontinensia kandung kemih/usus atau mengalami gangguan
fungsi
6) Nyeri dan kenyamanan.
Tanda dan ge1aja : Tampak meringis, bersikap protektif,gelisa,frekuensi
nadi meningkat dan sulit tidur
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut b.d Agen pencedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia,
neoplasma)
2. Bersihan Jalan nafas tidak efektif b.d
3. Defisit nutrisi b.d ketidak mampuan mencerna makanan
4. Defisit Pengetahuan b.d kurang terpapar informasi
5. Resiko Infeksi ditandai dengan data objektif
C. Intervensi Keperawatan
b. Terapeutik
- lakukan prinsip enam
benar (pasien obat dosis
waktu rute
dokumentasi)
- kocok inhaler selama 2-
3 detik sebelum di
gunakan
- lepaskan penutup
inhaler dan pegang
terbalik
- persisikan inhaler di
dalam mulut mengarah
ke tenggorokan dengan
bibir ditutup rapat
c. Edukasi
- anjurkan bernafas
lambat dan dalam
selama penggunaan
nebulizer
- anjurkan menahan
napas selama 10 detik
- anjurkan eskpirasi
lambat melalui hidung
atau dengan bibir
mengkerut
- ajarkan pasien dan
keluarga tentang cara
pemberian obat
- ajarkan jenis obat,
alasan pemberian,
tindakan yang di
harapkan, dan efek
samping obat
- jelaskan faktor yang
dapat meningkatkan
dan menurunkan
efektivitas obat
3. Defisit Nutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
(D.0019) keperawatan 3x24 jam
Penyebab: a. Observasi
diharapkan:
a. Ketidakmampuan menelan makanan 1. Identifikasi status
Luaran Utama:
b. Ketidakmampuan mencerna makanan
Status nutrisi nutrisi
c. Ketidakmampuan mengabsorbsi nutrisi
d. Peningkatan kebutuhan metabolisme Luaran tambahan: 2. Identifikasi alergi
e. Faktor ekonomi (mis. Finansial tidak 1. Berat badan dan intoleransi
mencukupi 2. Eliminasi fekal makanan
f. Faktor psikologis (mis. Stress, 3. Fungsi gastrointestinal 3. Identifikasi
keengganan untuk makan 4. Nafsu makan kebutuhan kalori dan
jenis nutrien
5. Perilaku meningkatkan
berat badan b. Teraupetik
6. Status menelan
1. Lakukan oral hygiene
7. Tingkat depresi
sebelum makan
Tingkat nyeri
2. Atur diet tinggi
kalori tinggi protein
saat klien merasa
lapar
c. Edukasi
1. Anjurkan klien untuk
istirahat sebelum
makan
2. Ajarkan diet yang
diprogramkan
( pentingnya
konsumsi
karbohidrat, protein,
lemak, vitamin,
mineral serta cairan
yang adekuat)
d. Kolaborasi
Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukan jumlah
kalori dan nutrient
yang dibutuhkan
b. Terapeutik
- sediakan materi dan
media pendidikan
kesehatan
- jadwalkan pendidikan
kesehatan sesuai
kesempatan
- berikan kesempatan
untuk bertanya
c. Edukasi
- jelaskan faktor risiko
yang dapat
mempengaruhi
kesehatan
- ajarkan perilaku hidup
bersih dan sehat
- ajarkan strategi yang
dapat digunakan untuk
meningkatkan perilaku
hidup bersih dan sehat
5. Resiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Edukasi pencegahan
(D.0142) keperawatan 3x12 jam infeksi
Faktor resiko diharapkan:
a. Penyakit Kronis (mis.diabetes mellitus) Luaran Utama: Tindakan
b. Efek prosedur invasive Tingkat Infeksi
a. Observasi
c. Malnutrisi Luaran Tambahan: - Periksa kesaiapan dan
d. Peningkatan paparan organisme 1. Integritas Kulit dan kemampuan menerima
pathogen lingkungan jaringan informasi
e. Ketidakadekuatan pertahanan tubuh 2. Kontrol Resiko
perimer : 3. Status Imun
1) Gangguan peristaltic Status Nutrisi b. Teraupetik
2) Kerusakan integritas kulit - Siapkan materi,
media tentang factor-
3) Perubahan pH
faktor penyebab, cara
4) Penurunan kerja siliaris
ideniikasi dan
5) Ketuban pecah lama
pencegahan infeksi di
6) Ketuban pecah sebelum waktunya rumah sakitr maupun
7) Merokok dirumah
8) Statis cairan tubuh - Jadwalkan waktu
f. Ketidakadekuatan pertahan tubuh yang tepat untuk
sekunder : memberikan
1) penurunan hemoglobin pendidikan
2) imunnunosupresi kesehatansesuai
3) leukopenia kesepakatan dengan
4) Supresi respon inflamasi pasien dan keluarga
5) Vaksinasi tidak adekuat - Berikan kesempatan
untuk bertanya
c. Edukasi
- Jelaskan tanda dan
gejala infeksi local
dan sistemik
- Anjurkan mengikuti
tindakan pencegahan
sesuai kondisi
- Anjurkan membatasi
pengunjung
- Ajarkan merawat
kulit pada area adema
- Ajarkan catra
memeriksa kondisi
luka atau luka operasi
1. Anjurkankecukupan
nutrisi,cairan dan
istirahat
2. Anjurkan kecukupan
mobilisasi dan
olahraga sesuai
kebutuhan
3. Ajarkan cara cuci
tangan
BAB 111
KAJIAN INTEGRITAS KEISLAMAN
Mengenai virus pula, virus merupakan ejen kecil berjangkit yang hanya
boleh berkembang dan merebak dalam sel organisma hidup seperti manusia,
haiwan, tumbuhan, bakteria dan juga arkea. Virus ini juga dapat disebut sebagai
parasit intrasel obligat yang membiak dengan cara menawan sel-sel lain kerana
mereka tidak mampu untuk membiak secara sendiri. Menurut Mohd Faizal
(2015), 10 virus merupakan agen jangkitan paling kecil. Virus hanya boleh dilihat
dengan menggunakan mikroskop elektron. Virus hanya beraplikasi dalam sel
hidup dan berupaya menjangkiti tumbuhan, haiwan,bakteria dan manusia.
Berkenaan dengan jangkitan virus pula, dapat diketahui bahawa terdapat virus-
virus yang menjangkiti manusia dengan beberapa cara seperti saluran pernafasan
oleh virus influenza dan measles. Mulut atau saluran usus oleh virus herpes
simplex. Luka pada kulit oleh virus HIV dan hepatitis C. Gigitan serangga
terjangkit oleh virus dengue. Gigitan haiwan terjangkit oleh virus rabies yang
berpunca dari anjing dan tersebar melalui hubungan seks (heroesviruses) dan dari
pada seorang ibu kepada anak yang dikandungnya (cytomegalovirus).
Selain itu, dapat juga dilihat bahawa dalam al-Quran ini turut
membicarakan mengenai penyakit yang sama ada ia di datangkan dalam lafaz
yang khusus atau umum. Antara surah yang menceritakan tentang penyakit ini
adalah seperti surah al-Anbiya 21: 83, al-Rum 30: 41, al-A’rāf 7: 56 dan hadis
yang diriwayatkan oleh Imam al-Bukhari. 3 Oleh kerana pada zaman kini, dunia
dilanda dengan satu virus baru iaitu Covid-19 di mana bagi sesiapa yang terkena
virus ini, dapat menyebabkan kerosakan kepada bahagian dalam organ dan juga
kematian. Menurut Husnul Hakim (2018), berkenaan dengan penyakit merebak
yang lain juga, Islam sangat memberi perhatian terutamanya bagi manusia sejagat
untuk mencari jalan penyelesaian yang terbaik bagi membendung penyakit
berjangkit ini ada pun ayat al-quran yang membahas tentang penyakit adalah (QS
Surat Yunus: 57)
ُّ RلR اRىRِ فRاR َمRِّ لR ٌءR ۤاRَ فR ِشRوRَ R ْمRِّ ُكR بR َّرRنRْ R ِّمRٌ ةRظ
RنRَ R ْيRِ نR ْؤ ِمR ُمR ْلRِّ لRٌ ةR َمRحRْ RرRَ R َّوR ىR ًدRُ هRوRَ R ِرRۙ RوRْ R ُدRص َ R ِعRوRْ R َّمR ْمR ُكR ْتR َءR ۤاR َجR ْدRَ قRس
Rُ RاRَّنRلR اRاRَ هR ُّيRَ اRٓيRٰ
Kemudian, jika dilihat dalam al-Quran itu sendiri terdapat berbagai surah
dan ayat di mana ia menceritakan tentang virus dan penyakit ini. Walaupun ia di
datangkan dalam konteks ayat yang berbeda, namun jika diteliti dari sudut
tafsirannya, ia berkisarkan tentang penyakit atau azab yang diberikan kepada
sesuatu golongan. Ini dapat dilihat seperti mana azab yang ditimpakan kepada
kaum-kaum terdahulu. Oleh itu, berdasarkan kepada penerangan-penerangan ini,
antara surah yang menarik minat penulis untuk mengkajinya adalah berkenaan
virus dan penyakit yang terdapat dalam al-Quran dan hadis. Namun, seperti yang
diketahui, dalam bidang tafsiran, para ulama telah membahagikan metode-metode
tafsiran ini kepada beberapa jenis.
َب اِ ْذ ن َٰادى َرب ٗ َّٓه اَنِّ ْي َم َّسنِ َي الضُّ رُّ َواَ ْنتَ اَرْ َح ُم ال ٰ ّر ِح ِم ْين
َ ْۚ َواَيُّو
Wa Ayyuuba iz naadaa Rabbahuuu annii massaniyad durru wa Anta arhamur
raahimiin
Ayat ini menerangkan mengenai kisah hidup Nabi Ayub a.s ketika mana
baginda diuji dengan kesusahan iaitu dengan ditimpakan penyakit kusta atau
penyakit kulit. Namun, apa yang ingin ditekankan dalam ayat ini adalah
bagaimana baginda dengan sabarnya menghadapi ujian itu dengan penuh
ketabahan. Baginda tidak meminta apa-apa rayuan dan permintaan kepada Allah
SWT kerana menjaga adab dan hubungannya dengan Allah SWT. Baginda
menyerahkan seluruh isinya kepada-Nya dan yakin bahawa Allah SWT
mengetahui keadaan keperitan dan penderitaan. Oleh kerana baginda berdoa
dengan bersungguh-sungguh dan diiringi dengan adab yang tinggi, maka Allah
SWT memperkenankan doanya dan dicucurkan rahmat-Nya serta sakit itu di
angkat.
نRَ ض ٍّر و َّٰات َۡي ٰنهُ اَ ۡهلَهٗ و ِم ۡثلَهُمۡ َّم َعهُمۡ َر ۡح َمةً ِّم ۡن ِع ۡن ِدنَا َو ِذ ۡك ٰرى لِ ۡل ٰعبِ ِد ۡي
ُ است ََج ۡبنَا لَهٗ فَ َك َش ۡفنَا َما بِ ٖه ِم ۡن
ۡ َف
Fastajabnaa lahuu fakashaf naa maa bihii min durrinw wa aatainaahu ahlahuu wa
mislahum ma'ahum rahmatam min 'indinaa wa zikraa lil'aabidiin
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia
Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia
Edisi 1
http://wwwDokumen/File%20LP%20Infeksi%20Cytomegalovirus/9483-18852-3-PB
%20(1).pdf
http://wwwDokumen/File%20LP%20Infeksi%20Cytomegalovirus/01613108%20Sigit
%20Daryatmoko.pdf
http://www. Spiritia.or.id
Mohd Ramzdhan Bin Mohd Masdar. 2020. Apakah gejala penyakit kolera (Cholera) dan
cara mencegahnya? Doctor On Call
.https://www.doctoroncall.com.my/soalan/penyakitkolera-cholera-simptom-punca
[September 25, 2021].