Anda di halaman 1dari 2
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JI Percetoken Negara No. 23 Jakarta Pusat 10560 Indonesic felp. (021) 4244691, 4209221, 4263333, 4244755, 424176), 424481 Email :holobpom@pom.goid ; Website : www pom.go.id x: 4245139 BADAN POM SIARAN PERS Public Warning Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetika Mengandung Bahan Kimia Obat/Bahan Dilarang Tahun 2021 Jakarta - Baden POM masih temuken peredaran produk obat tradisional, suplemen kesehatan, dan kosmetika mengandung Behan Kimia Obat (BKO) etau banan dilarang yang berbahaya bagi kesehatan, Berdasarkan hasil sampling dan pengujian yang dilakuken selama periode Juli 2020 hingga September 2021, Badan POM menemuken sebanyek §3 (lima puluh tiga) item produk obat tradisional, 1 (satu) item ‘suplemen kesehatan mengandung BKO serta 18 (delapan belas) item produk kosmetika mengandung bahan dilerang/bahan berbahaya Dari pengawasan selama masa pandemi tersebut, Badan POM menemukan kecenderungan baru temuan BKO pada procuk obat tradisional. 8KO tersebut adalah Efedrin dan Pseudoefedrin. Obat ‘redisional yang mengandung Efedrin den Pseudoefedrin berisiko dapat menimbulkan gangguen Kesehatan, yaitu pusing, sakit Kepala, mual, guoup, tremor, Kehilangan nafsu makan, intasi lambung, reaksi alergi (ruam, gatal), kesuittan bemafas, sesak di dada, pembengkakan (mulut, bibir dan wejah), ‘atau kesulitan bueng air kecil. “Modus penambahan BKO berupa Efectin dan Pseudoefedrin ini dapat digunakan secara tidek tepat dalam peryembuhan COVID-19", jelas Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional. Suplemen Kesenatan dan Kosmetik Badan FOM, Refi Indriani mewakili Kepala Badan POM RI , Penny K Lukito ‘saat memberikan keterangan pers terkait Public Warning Obat Tradisional, Suplemen Kesehatan, dan Kosmetka pada Hari Rabu (13/10) Etecrin dan Pseudoefedrin selain berupa senyawa sintetis, juga terdapat secara alam) pada tanaman, yaitu merupakan bahan aktf dan tanaman Ephedra sinica atau Ma Huang, yang lazim citemukan pada Traditional Chinese Medicine (TCM), termasuk Lianhua Qingwen Capsules (LOC) Tanga Izin Edar. Penggunean Ephedra sinica pada obat tradisionel digunekan secara tidak tepat dalam pencegahan den penyemouhan COVID-19, Ephedra sinica merupakan selah satu bahan cilarang dalam Obat Tradisional dan Suplemen Kesehatan sesuiai Peraturan Kepala Badan POM Nomor HK 00.05.41. 1364 Tahun 2005 tentang Kriteria dan Tata Laksana Pendaftaran Obet Tracisionel, Obet Herbal Terstandar dan Fitofermaka, seta Peraturan Badan POM Nomor 117 tahun 2020 tentang Krtteria dan Tata Laksana Registrasi Suplemen Kesehatan. Berdasarkan hasil kajian yang melibatkan para ahii dan beberapa ascsiesi profesi Kesehatan, produk obat tradisional yang mengandung Ephedra sinica tersebut tidak menahan laly keparahan, tidak menurunkan angka kematian can tidak mempercepat Konvers! swab test menjadi negatif Penggunaan Efedra malah dapat membahayaken Kesehatan, yaituu mempengaruhi sistem kardiovaskuler. bahkan dapat menyebebkan kematian Di samping kedua jenis BKO tersebut, juga ditemukan BKO seperti temuan i tahun-tahun sebelurnya, antara lain Sildenafil Sitrat can turunannya, Tadalafil, Deksametason, Fenilbutason, Alopurinol, Precnison, Parasetamol, Asetosal, Netrium Dikiofenak, Furosemid, Sibutramin HCI, Siproheptadin HCl, dan Tramadol. ‘Selain temuan obat tradisional tersebut, teruan terhacap kosmetika juga menjadi perhatian Badan POM Karena berbahaya tethadap Kesehatan. “Sedangkan untuk produk Kkosmetika, temuan bahan dilarang/bahan berbahaya didominasi olen Hidrokinon dan pewarna dilarang, yaitu Mereh K3 dan Merah K10. Penggunaan Kosmetika yang mengandung Hidrokinon dapat menimbulkan ites! Kul, Kult menjadi merah dan rasa terbakar, serta ochronosis (kult bewama kehitaman). Pewama Merah K3 dan Merah K10 merupakan bahan yang berisixo menyebabkan kanker (bersifat karsinogenik)’,lanjut Reri indriani Badan POM juga menindakianjuti temuan berdasarkan leporan beberapa otoritas pengawas obat dan makenan negara lain. Berdasarkan laporan tersebut, diketahui sebanyak 202 (dua ratus dua) obat ‘radisional dan suplemen Kesehatan mengandung BKO can sebenyak 97 (sembilan ouluh tuluh) kosmetika mengandung bahan dilareng/bahan berbahaya. Semua procuk yang dilaporkan melalui mekanisme laporan dari otoritas pengawas obat dan makanan negara lain tersebut merupakan produk yang tidak terdaftar ci Badan POM. BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN JI Percetoken Negara No. 23 Jakarta Pusat 10560 Indonesic felp. (021) 4244691, 4209221, 4263333, 4244755, 424176), 424481 Email :holobpom@pom.goid ; Website : www pom.go.id x: 4245139 BADAN POM Total temuan obst tradisional dan suplemen Kesehatan ilegal dan/atau mengendung BKO yang ditemukan peda 3.382 fasilias produksi dan distribusi obat tradisional dan suplemen kesehatan, memiliki Iilai Keekonomian sebesar 21,5 miliar rupiah, sedangkan nilai keekonomian temuan kosmetika ilegal danetau_mengendung bahen dilarangiberbahaya adalah sebesar 42 millar rupieh, berdasarkan pemeriksaan paca 4.862 fasilitas produksi dan distribusi kosmetika. Terhadap berbagal temuan tersebut, Badan POM melalui Balai Besar/Balai/Loka POM di seluruh indonesia telah melakukan penertiban ke fasiliitas produksi den distribusi, termasuk retail. Sebagai tindak lanjut pengawasen, pemilik nomor izin ‘der telan diperintahkan untuk menarik produk-produk tersebut dari peredaren dan memusnahkannya Badan POM juge mencabut izin edar obat tracisional, suplemen Kesehatan, dan kosmetika tersebut. “Kepada produsen yang memproduks! dan importir yang memasukkan produk mengandung bahan berbahaya dan/atau ilegal ke wilayah Indonesia, ciperintahkan untuk melakukan penarikan produk dati eredaran untuk dimusnahkan. Apabila ditemukan incikesi pidana, maka akan cilakukan proses pro- Justitia oleh Pegawai Penyidik Neger! Sipil (PPNS) Badan POM,” tegas Rerl Indriani Terkait penengenan melalui proses pro-justtia, selama periode yang sama, Badan POM telah mengungkap 69 (enam puluh sembilan) perkara pidana di bidang cbat ‘tredisional dan suplemen Kesehatan serta 89 (delapan puluh semoilan) perkara di bidang kosmetika. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir, putusan tertinggi pengadilan terkait perkara pidana di bidang obat tradisional dan suplemen kesehatan berupa penjara 2 tahun can denda 250 juta rupiah subsider kurungan 3 bulan. ‘Sementara untuk perkara ci bidang kosmetika, berupa penjara2 tahun dan denda 25 juta rupiah subsider 2 bulan kurungen. Badan POM kembali menegaskan ager pelaku usaha menjalankan usahanya sesuai dengan ketentuen peraturen perundangan-undangan. Masyarakat juga diimbau agar lebin waspada, serta tidak Tenggunakan produk-produk sebagaimena yang tercantum dalam lampiran public warning ini ataupun yang sudah pemah diumumkan dalam pubjic warning sebelumnya. Selalu ingat Cek KLIK (Kemesan, Label, izin Eder, Kedaluwarsa) sebelum membeli atau menggunakan obat tradisional, suplemen Kesehatan, dan kosmetika, pastikan kemasan dalam kondisi baik, baca informas: produk yang tertera pada labelnya, pastikan produk memilki lzin eder Badan POM, dan belum melebini masa kedaluwarsa. Apabila_masyarakat_memerlukan informasi lebih lanjut atau menyampaikan pengaduan, dapat ‘menghubungi laporgo.id, Contact Center HALOBPOM 1-500-533 (pulsa lokal), SMS. 0812-1-9999-533, WhatsApp 0811-9181-533, e-mail halobpom@pom.go.id, Instagram @BPOM RI, Facebook Fanpage @bpom.official, Twitter @BPONM_R], atau Unit Layanan Pengaduan Konsumen (ULPK) Balai Besar/Balai/Loka POM di seluruh Indonesia,

Anda mungkin juga menyukai