Anda di halaman 1dari 15

FISIOLOGI JANTUNG Fungsi utama jantung adalah memompa darah ke seluruh tubuh dimana pada saat memompa jantung

otot-otot jantung (miokardium) yang bergerak. Selain itu otot jantung juga mempunyai kemampuan untuk menimmbulkan rangsangan listrik. Kedua atrium merupakan ruang dengan dinding otot yang tipis karena rendahnya tekanan yang ditimbulkan oleh atrium. Sebaliknya ventrikel mempunyai dinding otot yang tebal terutama ventrikel kiri yang mempunyai lapisan tiga kali lebih tebal dari ventrikel kanan. Aktifitas kontraksi jantung untuk memompa darah keseluruh tubuh selalu didahului oleh aktifitas listrik. Aktifitas listrik inidimulai pada nodus sinoatrial (nodus SA) yang terletak pada celah antara vena cava suiperior dan atrium kanan. Pada nodus SA mengawali gelombang depolarisasi secara spontan sehingga menyebabkan timbulnya potensial aksi yang disebarkan melalui sel-sel otot atrium, nodus atrioventrikuler (nodus AV), berkas His, serabut Purkinje dan akhirnya ke seluruh otot ventrikel.

Oleh karena itu jantung tidak pernah istirahat untuk berkontraksi demi memenuhi kebutuhan tubuh, maka jantung membutuhkan lebih banyak darah dibandingkan dengan organ lain. Aliran darah untuk jantung diperoleh dari arteri koroner kanan dan kiri. Kedua arteri koroner ini keluar dari aorta kira-kira inchi diatas katup aorta dan berjalan dipermukaan pericardium. Lalu bercabang menjadi arteriol dan kapiler ke dalam dinding

ventrikel. Sesudah terjadi pertukaran O2 dan CO2 di kapiler , aliran vena dari ventrikel dibawa melalui vena koroner dan langsung masuk ke atrium kanan dimana aliran darah vena dari seluruh tubuh akan bermuara. Sirkulasi darah ditubuh ada 2 yaitu sirkulasi paru dan sirkulasi sistemis. Sirkulasi paru mulai dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis, arteri besar dan kecil, kapiler lalu masuk ke paru, setelah dari paru keluar melalui vena kecil, vena pulmonalis dan akhirnya kembali ke atrium kiri. Sirkulasi ini mempunyai tekanan yang rendah kira-kira 15-20 mmHg pada arteri pulmonalis. Sirkulasi sistemis dimulai dari ventrikel kiri ke aorta lalu arteri besar, arteri kecil, arteriole lalu ke seluruh tubuh lalu ke venule, vena kecil, vena besar, vena cava inferior, vena cava superior akhirnya kembali ke atrium kanan.

Sirkulasi sistemik mempunyai fungsi khusus sebagai sumber tekanan yang tinggindan membawa oksigen ke jaringan yang membutuhkan. Pada kapiler terjadin pertukaran O2 dan CO2 dimana pada sirkulasi sistemis O2 keluar dan CO2 masuk dalam kapiler

sedangkan pada sirkulasi paru O2 masuk dan CO2 keluar dari kapiler. Volume darah pada setiap komponen sirkulasi berbeda-beda. 84% dari volume darah dalam tubuh terdapat pada sirkulasi sistemik, dimana 64% pada vena, 13% pada arteri dan 7 % pada arteriol dan kapiler. Peredaran Jantung. Jantung mendapat nutrisi dari 2 arteri boranari arteri coronaria kiri dan kanan merupakan cabang dari Aorta Ascenden yang termasuk arteri sedang atau arteri tipe muskular. Arteri bercabang-cabang dalam miokardium, membentuk jalinan kapiler yang padat. Jaringan kapiler itu mengalirkan darah kembali kedalam vena kardiaka yang kemudian bermuara kedalam sinus koronarius dan akhirnya tercurah kembali langsung kedalam atrium kanan. Beberapa vena bermuara langsung kedalam lumen jantung. Pada saat berdenyut, setiap ruang jantung mengendur dan terisi darah (disebut diastol). Selanjutnya jantung berkontraksi dan memompa darah keluar dari ruang jantung (disebut sistol). Kedua serambi mengendur dan berkontraksi secara bersamaan, dan kedua bilik juga mengendur dan berkontraksi secara bersamaan. Darah yang kehabisan oksigen dan mengandung banyak karbondioksida (darah kotor) dari seluruh tubuh mengalir melalui dua vena berbesar (vena kava) menuju ke dalam serambi kanan. Setelah atrium kanan terisi darah, dia akan mendorong darah ke dalam bilik kanan. Darah dari bilik kanan akan dipompa melalui katup pulmoner ke dalam arteri pulmonalis, menuju ke paru-paru. Darah akan mengalir melalui pembuluh yang sangat kecil (kapiler) yang mengelilingi kantong udara di paru-paru, menyerap oksigen dan melepaskan karbondioksida yang selanjutnya dihembuskan. Darah yang kaya akan oksigen (darah bersih) mengalir di dalam vena pulmonalis menuju ke serambi kiri. Peredaran darah di antara bagian kanan jantung, paru-paru dan atrium kiri disebut sirkulasi pulmoner

Darah dalam serambi kiri akan didorong menuju bilik kiri, yang selanjutnya akan memompa darah bersih ini melewati katup aorta masuk ke dalam aorta (arteri terbesar dalam tubuh). Darah kaya oksigen ini disediakan untuk seluruh tubuh, kecuali paru-paru. Histologi Jantung Jantung adalah organ berotot yang berkontraksi secara ritmik, yang memompa darah melalui system sirkulasi. Jantung mempunyai daerah sentral yang mempunyai sifat fibrosa, rangka fibrosa yang berperan sebaai penyokong dan tenpat origio dan insertio miosit-miosit jantung. Jamtung mempuyai kutup-kutup jantung dan sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls Jantung mempunya empat ruang utama yaitu : Atrium kiri Atrium kanan Ventrikel kiri Ventrikel kanan Vena kava superior dan inferior mencurahkan darah vena yang berasal dari seluruh bagian tubuh kedalam atrium kanan Darah didorong dari ventrikel kanan melalui arteri pumonalis menuju kedua paru, diparu terjadi pertikaran gas, kemudian darah kembali keatrium kiri melalui vena pulmonalis. Darah mengalir dari atrium kiri menuju venrtikel kiri dan kemudian diedarkan keseluruh tubuh oleh oarta beserta seluruh percabangannya. Dinding Jantung Dinding jantung terdiri dari tiga lapisan : Lapisan paling dalam, disebut endokardium Lapisan tengah, disebut miokardium yang membentuk massa utama jantung. Lapisan paling luar, disebut epikardium.

Endokardium Endokardium homolog tunika intima buluh darah dan menutupi seluruh permukaan dalam jantung Permukaan dilapisi sel endotel gepeng ; dibawah endotel, subendotel terdiri dari lapisan tipis yang mengandung serat elastis dan otot polos. Lapisan subendokardial, lapisan yang menyatu dengan miokardium dibawahnya, terdiri dari jaringan ikat longgar. Lapisan ini banyak mengandung buluh darah, saraf dan cabang system hantar rangsang jantung. Miokardium Miokardium atau otot jantung adalah tunika yang paling tebaldari jantung dan terdiri atas sel otot jantung yang tersusun dalam lapisan yang mengelilingi bilik-bilik jantung dalam bentuk pilinan yang rumit. Sejumlah besar lapisan-lapisan ini berinsersasi ke dalam skeleton fibrosa jantung. Dibawah mikroskop cahaya otot jantung terlihat (serat otot jantung) sebagai satu satuan linier yang terdiri atas jumlah sel otot jantung yang terikat ujung ke ujung pada daerah ikatan khusus yang disebut diskus interkalaria. Seriap sel otot jantung mempunya panjang sekitar 100 um garis tengah 15 um, ujungnya sering terbelah dua atau lebih, masing cabang melekat pada sel-sel berdekatan atau bagian dirinya pada diskus interkalaris. Diskus interkalaris ini merupakan jungtional complek Ada 3 jungtion utama didalam diskus tersebut, Fascia adherens, sebagai tempat perlekatan untuk filamen acting dari sarkomer terminal, pada dasarnya merupakan set tengah pita Z Muculla adherens (desmosom) mempersatukan otot jantung untuk mencegah pemisahan mereka dalam kegiatan kontraksi yang terus menerus. Gap jungction mengadakan kontinuitas ionic diantara sel-sel yang berdekatan. Otot jantung secara khas memiliki triad yang terdiri dari satu tubulus dan satu sisterna retikulum sarkoplasmik. Sarkoplasma otot jantung mengandung banyak mitikonria, yang berkerumun disekitar masing-masing kutup nucleus dan juga dalam rantai panjang yang

disisipkan diantara miofilamen, juga ditemui deposit glikoligen yang besar, dan ditemui granul lipofusin. Sel-sel miokard atrium berbeda dengan sel-sel miokard ventrikel, dimana sel atrium lebih kecil, system T yang kurang berkembang mengandung butir-butir kedap elektron pada apatarat golgi, butir ini mengkin mengandung katekolamin. Jaringan Ikat Jaringan ikat pada otot jantung tidak banyak, terdapat diantara serat-serat berupa endomisium yang penuh dengan kapiler darah. Kafiler limf juga banyak, kadang-kadang ditemui serat saraf autonom halus. Regenerasi Otot jantung lebih tahan jika terjadi trauma, tapi jika terjadi trauma atau cedera tanda-tanda regenerasi tidak ditemui bahkan jika otot jantung rusak diperbaiki dengan meninggalkan satu jaringan perut. Persaratan Jantung Persaratan jantung merupakan sistem yang menimbulkan dan menghantarkan impuls pada jantung yang terdiri atas babarapa struktur yang memungkinkan atrium dan ventrikel untuk berdenyut dan memungkinkan jantung berfungsi sebagai pompa yang efisien Sistem ini terdiri dari dua simpul : Simpul sinoatrial ( dari Keith dan Flack ) Simpul atrio ventrikuler ( dari tawara ) dan bekas his. Simpul terdiri atas massa kecil berbentuk spindle yang merupakan modifikasi sel-sel jantung terbenam dalam sel-sel penyambung. Berkas His berasal dari simpul tawara berjalan keventrikel, bercabang kekedua ventrikel Cabang kiri dibagi menjadi dua cabang utama,. Cabang-cabang menjadi banyak berahir pada miokardium. Serabur-serabut perkinja merupakan bentuk dari sel-sel yang berasal dari berkas tawara atau Hist yang mirip sel-sel dalam simpul. Didistal ditemui simpul serabut-serabut purkinje, yang mempunya satu atau dua inti sentral, selnya besar, bentuknya khas, sitoplasma penuh dengan glikogen, miofibril

yang jarang dan terutama terletak pada pinggir sitoplasma. Otot jantung mempunya kemampuan autostimulasi, tidak tergantung dari impuls saraf. Simpul sinoatrial adalah merupakan alat pacu jantung, dimana serat modusnya identik dengan otot jantung biasa tetapi lebih sempit, langsing dan fusiform. Simpul sinoatrial mempuyai irama yang lebih cepat dan impuls yang ditimbulkan dari daerah ini dengan cepat disebarkan pada bagian jantung-jantung lain. Hal inilah yang mendasari simpul sinoatrial adalah alat pacu ( pace maker ) jantung. Ini terlihat, bila sistem penghantar gagal jantung dapat terus berfungsi, walaupun dengan irama yang berbeda. Bagian para simpatis dan simpatis sistem autonom mempersarafi jantung dan menbentuk plekus yang tersebar luas pada basis jantung. Peredaran Jantung. Jantung mendapat nutrisi dari 2 arteri boranari arteri coronaria kiri dan kanan merupakan cabang dari Aorta Ascenden yang termasuk arteri sedang atau arteri tipe muskular. Arteri bercabang-cabang dalam miokardium, membentuk jalinan kapiler yang padat. Jaringan kapiler itu mengalirkan darah kembali kedalam vena kardiaka yang kemudian bermuara kedalam sinus koronarius dan akhirnya tercurah kembali langsung kedalam atrium kanan. Beberapa vena bermuara langsung kedalam lumen jantung. Histofisiology Dari Arteri Arteri besar dinamakan pembuluh pengangkut karena fingsi utamanya adalah, mengangkut darah Arteri besar mempunyai zat elastin jadi dengan kata lain penimbunan zat elastin merupakan sifat arteri besar. Lapisan ini mempuyai fungsi penting dalam mengatur aliran darah, dengan secara periodik lekebar dan ia mengobsorpsi tubrukan denyut jantung yang intermiten waktu diastole, arteri besar kembali keukuran normal, mendorong darah kedepan. Akibat proses ini adalah tekanan arteri dan aliran darah berkurang dan menjadi kurang berubah (konstan) bila jaraknya dari jantung meningkat. Selanjutnya pada arteri ukuran sedang yang dikenal sebagai arteri penyalur,

yaitu untuk menyediakan darah pada berbagai organ. Disertai dengan pengurangan serabut elastin dan peningkatan jumlah sel-sel otot polos dalam arteri sedang berkosentrasi atau tidak dapat mengatur aliran darah keberbagai organ. Pemeriksaan Jantung dan Pembuluh Darah Koroner Pemeriksaan pada jantung dan pembuluh darah koroner meliputi pemeriksaan secara laboratorium, fisik, dan secara radiology.

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan perencanaan perawatan pasien. Suhu Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi. Suhu dapat menjadi salah satu tanda infeksi atau peradangan, yakni demam(di atas > 37C). Suhu yang tinggi juga dapat disebablan oleh hipertermia. Suhu tubuh yang jatuh atau hipotermia juga dinilai. Tekanan darah Tekanan darah dinilai dalam 2 nilai, sebuah tekanan tinggi sistolik yang menandakan kontraksi maksimal jantung dab tekanan rendah diastolik atau tekanan istirahat. Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya diukur dengan tensimeter air raksa. Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat dipengaruhi oleh kondisi saat itu,

misalnya seorang pelari yang baru saja melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi. Denyut Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan dengan bantuan stetoskop. Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia. Bayi yang baru dilahirkan (neonatus) dapat memiliki dentur 13-150 denyut per menit. Orang dewasa memiliki denyut sekitar 50-80 per menit. Nyeri Pengukuran nyeri bersifat subyektif namun penting sebagai tanda vital. Dalam klinik, nyeri diukur dengan menggunakan skala FACES yang dimulai dari nilai '0' (tidak dirsakan nyeri pada pasien dapat dilihat dari ekspresi wajah pasien), hingga '5' (nyeri terburuk yang pernah dirasakan pasien). Pemeriksaan fisik kardiovaskular yang paling penting adalah pemeriksaan nadi dan tekanan darah yang pada beberapa penyakit tertentu harus dilakukan pada ke empat anggota gerak, pemeriksaan jantung yang dilakukan dengan cara melihat bentuk serta pergerakan dada, meraba dinding dada, bila perlu mengetok dinding dada dan yang paling penting adalah mendengarkan suara jantung (auskultasi) dengan alat stetoskop, dan pemeriksaan organ tubuh lainnya seperti paru, hati dan ginjal

Pemeriksaan Elektrokardiografi Elektrokardiogram (EKG) adalah rekaman aktivitas listrik jantung yang diperoleh dengan melekatkan elektroda pada permukaan tubuh. Pemeriksaan ini merupakan salah satu pemeriksaan penunjang rutin yang penting dalam bidang kardiologi yang aman dan tidak menimbulkan rasa sakit. Alat ini akan menangkap impuls listrik yang dikeluarkan jantung dan kemudian merekamnya diatas kertas yang berjalan. Dari rekaman listrik jantung ini dapat diketahui irama jantung yang normal, irama yang teratur atau tidak teratur (aritmia), frekwensi denyut, adanya fokus listrik ekstra, gangguan atau hambatan hantaran listrik, pembesaran atau penebalan otot
National Cardiovascular Center Harapan Kita http://www.

serambi atau bilik jantung dan tanda-tanda kekurangan oksigen serta kerusakan atau kematian otot dinding bilik jantung. Kelainan anatomi atau adanya beban tekanan atau volume yang berlebihan di dalam ruang jantung akan menyebabkan kelainan aktivitas listrik, sehingga beberapa jenis PJB mempunyai gambaran EKG yang spesifik. Pemeriksaan Foto Rontgen Dada Pemeriksaan foto Rontgen (Ro) dada dilakukan dengan menggunakan sinar X yang mempunyai daya tembus yang besar. Jaringan tubuh manusia mempunyai daya serap yang berbeda-beda terhadap sinar X ini sehingga terlihat pencitraan bagian-bagian atau organ-organ tubuh dengan baik, misalnya jantung, paru-paru dan tulang dada. Pemeriksaan ini tidak dapat memperlihatkan isi struktur dari jantung. Tidak berbahaya karena jumlah radiasi yang dikeluarkan oleh sinar X sangat kecil. Seperti pemeriksaan EKG, foto Ro dada juga merupakan pemeriksaan penunjang yang penting dan masih merupakan prosedur rutin dalam menegakkan diagnosis PJB. Dari pemeriksaan dapat diketahui kondisi paru-paru, ukuran dan bentuk jantung. Adanya pembesaran atau pembengkakan serambi dan bilik jantung, pembuluh darah utama yang keluar dari jantung ataupun pembuluh darah di paru-paru akibat PJB dapat terdeteksi. Pemeriksaan Laboratorium Darah Pada beberapa PJB tertentu kadang-kadang diperlukan pemeriksaan laboratorium darah seperti hemoglobin (Hb), hematokrit (Ht), analisa gas darah dan sebagainya untuk menilai berat ringannya penyakit. Pemeriksaan Ekokardiografi dan Doppler Pemeriksaan ekokardiografi dan Doppler adalah pemeriksaan non-invasif yang dapat memberikan informasi tentang anatomi dan morfologi jantung serta fungsi bilik jantung. Dalam bidang kardiologi pediatrik, sampai saat ini pemeriksaan ekokardiografi tetap merupakan pemeriksaan yang paling penting untuk menegakkan diagnosa. Dengan pemeriksaan yang baik dan teliti, diagnosis dapat ditegakkan secara akurat pada 95% kasus PJB. Pemeriksaan ini tidak sakit, tidak berbahaya dan cukup aman dilakukan terutama pada neonatus dan bayi dengan keadaan umum yang buruk. Pada bayi atau anak yang tidak dapat diam, takut atau tidak kooperatif, mungkin perlu diberikan obat penenang agar pemeriksaan dapat dilakukan dengan baik. Pemeriksaan dilakukan dengan meletakkan alat transduser di dinding dada yang akan mengirimkan gelombang suara

frekwensi tinggi (ultra sound) dan menerima kembali suara tersebut yang dipantulkan oleh segmen-segmen jantung dengan kepadatan yang berbeda. Dengan mengubah posisi dan arah transduser sesuai dengan lokasi segmen potongan jantung akan tampak spektrum eko dari objek yang diamati seperti ruang-ruang, katup, sekat dan dinding jantung serta pembuluh darah utama secara lebih jelas dan spesifik. Dengan alat Doppler dapat diukur aliran darah didalam jantung dan pembuluh darah. Perubahan arah, kecepatan dan turbulensi aliran darah akibat beratnya kelainan anatomi jantung akan terdeteksi. Kombinasi pemeriksaan ekokardiografi 2-dimensi dengan Doppler berwarna akan memperlihatkan anatomi dan profil aliran didalam jantung yang akan meningkatkan akurasi diagnosis. Diagnosis PJB dapat ditegakkan secara lengkap dengan melakukan pemeriksaan ekokardiografi secara sistimatis analisis segmental anatomi jantung mulai dari penentuan letak (situs), pembuluh darah balik yang masuk ke jantung, hubungan antara serambi dan bilik jantung, hubungan antara bilik jantung dengan pembuluh darah utama yang keluar dari jantung, dan struktur anatomi setiap ruang-ruang, dinding, sekat serta katup-katup jantung. Dengan pemeriksaan Doppler dapat diketahui ada tidaknya dan arah aliran pirau melalui lubang sekat, menilai beratnya penyempitan katup jantung atau alur keluar bilik jantung atau pembuluh darah, kebocoran katup serta menukur tekanan dalam ruang-ruang jantung dan curah jantung. Pemeriksaan Kateterisasi Jantung Dan Angiografi Pemeriksaan kateterisasi jantung dan angiografi adalah pemeriksaan invasif yang dilakukan untuk melengkapi data yang tidak dapat diperoleh dari pemeriksaan non-invasif sebelumnya. Dengan berkembangnya teknologi, dalam banyak hal peran pemeriksaan invasif yang mengandung risiko tidak kecil ini ternyata telah tergeser oleh pemeriksaan ekokardiografi. Pemeriksaan invasif ini dilakukan dengan memasukkan kateter kedalam ruang-ruang jantung dan pembuluh darah utama melalui pembuluh nadi dan pembuluh balik besar di lipat paha. Dengan bantuan fluoroskopi Rontgen, kateter tersebut akan dimanipulasi kedalam setiap ruang-ruang jantung dan pembuluh darah. Selanjutnya dilakukan pencatatan tekanan dan pengambilan contoh darah dari setiap ruang dan pembuluh darah utama untuk menilai efek dari kelainan
National Cardiovascular Center Harapan Kita http://www.pjnhk.go.id Powered by Joomla! Generated: 27 May, 2008, 03:35

yang ada terhadap fungsi jantung dan sirkulasi paru. Pemeriksaan angiografi kemudian dilakukan dengan menyuntikkan bahan kontras radio-opak kedalam ruang jantung atau pembuluh darah sehingga pada fluoroskopi Rontgen akan terlihat jelas ruang-ruang dan pembuluh darah tersebut berikut kelainan yang ada. Ini akan direkam dalam film atau video agar kemudian dapat dilihat ulang untuk dipelajari dengan teliti. Umumnya penderita dirawat di rumah sakit sehari sebelum pemeriksaan kateterisasi jantung dan harus puasa sekitar 6 jam sebelum pemeriksaan dilakukan. Selama pemeriksaan penderita diberi obat penenang dan penghilang nyeri atau

dalam anestesi umum sehingga penderita relax dan tidur selama pemeriksaan berlangsung. Mengingat risikonya yang tidak sedikit, pemeriksaan ini harus direncanakan dengan baik dan dilakukan sangat selektif, terutama pada neonatus dan bayi atau anak dengan kondisi yang buruk. Kadang-kadang pemeriksaan ini mutl

http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=283

PEMERIKSAAN LABORATORIUM (darah) Semua batas normal pemeriksaan penunjang di bawah ini dapat berbeda antar-berbagai laboratorium, sesuai standar masing-masing. Ini dikarenakan perbedaan mesin dan teknik pemeriksaan. Tetapi di bawah ini adalah batas normal yang umum digunakan. Pemeriksaan ini meliputi: a. Pemeriksaan darah tepi lengkap, seperti: - Hemoglobin (pembawa oksigen dalam darah) Batas normal: wanita12-14 g/dl dan pria 13-1 g/dl dalam darah. Bila di bawah normal, disebut anemia. - Hematokrit (menunjukkan banyaknya sel darah merah dalam plasma). Batas normal: wanita 37-43 vol% dan pria 40-48 vol%, - Eritrosit (jumlah sel darah merah) Batas normal: wanita 4-5 jt/ul dan pria 4,5-5,5 jt/ul - Leukosit (jumlah sel darah putih) Batas normal: 5000-10.000 ul. - Hitung jenis leukosit (jumlah beberapa jenis sel darah putih) - Laju endap darah, untuk menunjukkan infeksi terutama bila diperiksa secara berkala. Batas normal: wanita 0-20 mm dan pria 0-15 mm - Trombosit, untuk menunjukkan jumlah sel trombosit untuk pembekuan darah, yang biasanya menurun pada penyakit demam berdarah. Batas normal: 150.000-400.000/ul b. Gula darah Meliputi gula darah sewaktu, atau gula darah puasa dan gula darah 2 jam setelah makan. Kedua pemeriksaan terakhir digunakan untuk pemeriksaan yang lebih mendetail untuk kencing manis (diabetes melitus).

Bukan DM Belum pasti DM DM Kadar gula darah sewaktu <110>200 mg/dl Kadar gula darah puasa <110>126 mg/dl c. Faal Hati, meliputi - Bilirubin total, direct dan indirect. Pemeriksaan bilirubin direct dan indirect ini digunakan untuk menentukan lokasi gangguan aliran darah, apa kah berada di lokasi sebelum, dalam, atau sesudah organ hati)Batas normal bilirubin total: 0,3-1 mg/l. Bila lebih tinggi dari normal, kemungkinan terjadi penyumbatan atau gangguan aliran bilirubin. - SGOT (batas normal: 0-37 U/l) dan SGPT (batas normal:0-45 U/l), serta alkali phospatase. SGOT dan SGPT adalah enzim yang terdapat di hati dan akan keluar ke darah saat sel-sel hati rusak/pecah. Jadi peningkatan SGOT dan SGPT yang lebih dari normal, menandakan adanya kerusakan sel-sel hati. - Pemeriksaan faal hati biasanya digunakan untuk mendiagnosa adanya kelainan atau deteksi lebih lanjut fungsi/sel hati. d. Faal Ginjal Pemeriksaan meliputi: - uji ureum (batas normal 20-40 mg/dl), - kreatinin (batas normal 0.5-1.5 mg/dl) Kedua pemeriksaan zat diatas ini dapat mendeteksi kemungkinan kerusakan ginjal pada seorang pasien - asam urat (batas normal 3-6 mg/dl) e. Profil Lemak, meliputi: - Uji kolesterol total (batas normal 150-250 mg/dl). - HDL (high density lippoprotein) dengan batas normal pada wanita 45-65 mg/dl dan pria 35-55 mg/dl - LDL (low density lippoprotein) dengan batas normal 1-130 mg/dl - Trigliserida, dengan batasan normal 40-155 mg/dl.

Dalam pemeriksaan ini, bila angka uji berada di atas batas normal, berarti tidak normal. Kecuali HDL (lemak baik), yang semakin tinggi nilainya semakin baik pula f. Golongan darah dan rhesus-nya. 7. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (URIN LENGKAP) Meliputi: - Warna urin (warna urin dapat menunjukkan adanya perdarahan, infeksi, kelainan darah, kelainan saluran kemih ataupun konsumsi obat obatan/pangan jenis tertentu), - pH (nilai keasaman urin), dengan batas normal 4.6-8.0 - BJ (berat jenis), dengan batas normal 1.001-1.035, - Glukosa, keton, bilirubin, nitrit (normalnya semua negatif dalam urin) - Urobilinogen, normalnya 3,2-16 Umol/l - Eritrosit (normalnya <1 style="color: rgb(255, 0, 0);">8. PEMERIKSAAN LABORATORIUM (FESES LENGKAP) Meliputi: - pemeriksaan makroskopik (dapat dilihat dengan mata telanjang: konsistensi, warna, darah, lendir). Adanya darah dan lendir menandakan infeksi yang harus segera diobati, yaitu infeksi karena amuba atau bakteri shigella. - pemeriksaan mikroskopik (hanya dapat dilihat melalui mikroskop: leukosit, eritrosit, epitel, amilum, telur cacing dan amuba). Adanya amuba menandakan adanya infeksi saluran cerna terhadap amuba tersebut, dan adanya telur cacing menandakan harus diobatinya pasien dari infeksi parasit tersebut. Jenis-jenis pemeriksaan di atas adalah gambaran singkat mengenai pemeriksaan MCU. Kesimpulan mengenai kondisi kesehatan pasien secara holistik harus dilihat dari anamnesis (wawancara) dan pemeriksaan fisik oleh dokter, serta pemeriksaan penunjang yang saling menunjang dan tidak dapat dipisahkan satu per satu. Yang perlu diingat, batas normal pemeriksaan laboratorium dapat berbeda, tergantung dari standar laboratorium Anda. Biasanya, dokter akan melihat apakah masih dalam batas normal, apakah kurang atau lebih dari batas normal, dan berapa banyak kekurangan atau

kelebihannya tersebut. Bila kadar pemeriksaan Anda tidak berada dalam batasan normal, dokter MCU akan memberikan pengarahan seputar kelainan tersebut dan akan menunjuk dokter spesialis untuk pemeriksaan lebih lanjut.

http://melileasemarang.blogspot.com/2008/02/manfaat-melilea.html

Anda mungkin juga menyukai