Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN

PENELITIAN TINDAKAN KELAS

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA


MELALUI PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE JIGSAW
PADA MATERI QURBAN KELAS X MA MU'ALLIMAT NW ANJANI
TAHUN PELAJARAN 2021/2022

Oleh :

BAIQ NAZIHAH

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA


PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG)
LPTK INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SULTAN AMAI GORONTALO

Tahun 2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah


melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, dan inayah-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penulisan proposal PTK ini, Shalawat serta salam selalu
tercurahkan kepada junjungan alam Nabi besar Muhammad SAW, beserta
keluarga, sahabat, dan semua pengikutnya sampai akhir zaman.
Dengan selesainya penulisan proposal PTK ini, maka penulis
menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang
telah banyak membantu dengan ikhlas baik moril maupun materil serta
memberikan bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. H. Zulkarnain Suleman, MH.I selaku Rektor IAIN Sultan Amai
Gorontalo
2. Bapak Dr. H. Said Subhan Posangi, M.PdI, selaku Dekan Fakultas Ilmu dan
Keguruan IAIN Sultan Amai Gorontalo
3. Bapak Dr. Herson Anwar, M.Pd, selaku ketua penyelenggara LPTK PPG
Daljab 2022.
4. Ibu dosen Dr. Fatimah Djafar, M.Si, selaku dosen Penelitian Tindakan Kelas
(PTK).
5. Ibu dosen Darnisa Ahmad, M.Pd.I, selaku dosen pamong yang telah
meluangkan waktunya untuk membimbing kami.
Penulis menyadari bahwa laporan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini masih
jauh dari kesempurnaan, untuk itu saran dan kritik yang konstruktif dari berbagai
pihak sangat penulis harapkan, sekian dan terima kasih.

Penulis,

Baiq Nazihah

2
DAFTAR ISI

HALAM JUDUL ................................................................................................. 1


KATA PENGANTAR .......................................................................................... 2
DAFTAR ISI ........................................................................................................ 3
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 5
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 5
B. Identifikasi Masalah ............................................................................... 7
C. Analisis Masalah .................................................................................... 8
D. Rumusan Masalah ................................................................................... 8
E. Tujuan Masalah ...................................................................................... 8
F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9
BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN ......................... 11
A. Kajian Teoretis ........................................................................................ 11
1. Penelitian Tindakan Kelas .................................................................... 11
a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas ............................................... 11
b. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kelas ................................ 12
c. Langkah-Langkah Penelitian Tindakan Kelas .................................... 14
2. Pengertian Model kooperatif tipe jigsaw ............................................... 15
3. Pengertian hasil belajar ......................................................................... 20
4. Qurban ................................................................................................ 26
B. Hipotesis Tindakan ................................................................................... 29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 30
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................... 30
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 30
C. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................. 30
D. Deskripsi Per Siklus ................................................................................ 30
a. Siklus I ............................................................................................... 30
b. Siklus II .............................................................................................. 30
E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................................... 36

3
F. Teknik Analisa Data ................................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................ 40
A. Deskripsi Penelitian ................................................................................. 40
B. Pembahasan ............................................................................................. 53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................. 59
A. Kesimpulan ............................................................................................. 59
B. Saran ....................................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Nama-nama siswa Kelas X
2. Kisi-kisi soal
3. Soal tes
4. Lembar observasi
5. Dokunetasi PPL
6. RPP siklus 1
7. RPP siklus 2

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam Era Global seperti saat ini pendidikan merupakan sesuatu yang

sangat integral dalam kehidupan bermasyarakat di mana dapat memberi dan

menfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya intelektual dan sosial. Sekolah

sebagai institusi pendidikan dan miniatur masyarakat perlu mengembangkan

pembelajaran sesuai tuntutan Era Global. Namun pada kenyataannya ketika

kita melihat dan mencermati kondisi di lapangan dewasa ini, masih

menunjukkan banyaknya pendidik yang melaksanakan pendekatan

pembelajaran secara konvensional (ceramah) atau menggunakan sistem satu

arah. Pendidik hanya menyampaikan pelajaran dengan berceramah kemudian

siswa hanya mendengarkan dan mencatat.

Oleh karena itu dalam rangka meningkatkan hasil dan hasil belajar siswa

diperlukan upaya pengembangan dengan memilih dan menerapkan model

pembelajaran tertentu yang sekaligus dapat menghasilkan peningkatan hasil

belajar. Keluhan dan masalah yang sering sekali dihadapi sebagian pendidik

pada lembaga pendidikan adalah masih sering merasa sulit dalam memilih dan

menerapkan satu dari sekian banyak strategi pembelajaran untuk digunakan

dalam suatu situasi kelas tertentu. Masalah tersebut banyak dialami oleh

sebagian besar sekolah swasta yang cendrung kekurangan dana. Sementara

untuk mendapatkan hasil belajar siswa, pendidik dituntut untuk mampu

5
menyelenggarakan dan menciptakan proses pembelajaran yang berkaitan

dengan penerapan metode pembelajaran yang dapat menimbulkan aktifitas

belajar yang tinggi dari diri siswa terutama metode yang berpusat pada siswa

itu sendiri yang dapat mengajak dan mengumpan siswa untuk bisa tetap

bergairah dalam proses pembelajaran.

Model kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu metode Cooperative

Learning (belajar besama) yang mana bertujuan untuk mendorong siswa untuk

aktif dan saling membantu dalam menguasai materi pelajaran untuk mencapai

hasil yang maksimal. Dalam penerapan metode ini keterlibatan seorang

pendidik dalam proses belajar mengajar semakin berkurang. Di sini pendidik

berperan sebagai fasilitator yang mana berusaha mengarahkan dan memotivasi

siswa untuk belajar mandiri serta menumbuhkan rasa tanggung jawab, dan

siswa juga akan merasa tenang berdiskusi tentang suatu pembahasan dengan

kelompoknya.

Berdasarkan observasi awal bahwa tingkat hasil belajar siswa pada mata

pelajaran fiqih di MA Mu’allimat NW Anjani masih sangat rendah. Hal ini di

tandai dengan hasil ulangan harian siswa yang masih belum mencapai

maksimal. Dari jumlah siswa sebanyak 30 orang tercatat baru 12 siswa (40%)

yang telah mencapai kkm (75). 3Kondisi lain yang terlihat pada kegiatan

pembelajaran fiqih siswa kurang termotivasi dan berminat, dimana siswa

kurang aktif dalam kegiatan proses pembelajaran. Kuat dugaan hal ini

disebabkan oleh metode pembelajaran yang belum bervariasi. Guru cenderung

lebih suka mengajar dengan ceramah memberikan tugas saja serta lebih

6
sering menggunakan papan tulis dan gambar sebagai media ajar. Hal tersebut

dapat menimbulkan kebosanan kepada siswa.

Hal lain yang dapat peneliti ungkapkan adalah alokasi waktu pada mata

pelajaran fiqih lebih sedikit dibandingkan dengan hasil belajar siswa pada

mata pelajaran lainnya, dimana hanya dua jam dalam seminggu. Serta

kurangnya kerja sama antara guru mata pelajaran dengan wali murid, kerja

sama antara wali murid itu sangat perlu agar antara kedua bela pihak dapat

saling memberi informasi tentang perkembangan anak baik disekolah

maupun dirumah. Jadi guru dan wali murid bisa bekerja sama dalam

membantu perkembangan anak.

Oleh karena itu peneliti sangat antusias dan berminat untuk melakukan

penelitian dengan judul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa Melalui

Penerapan Model kooperatif tipe jigsaw pada materi qurban kelas X di MA

Mu’allimat NW Anjani Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang

muncul dalam kegiatan belajar mengajar yang dapat diidentifikasi sebagai

berikut:

1. Banyaknya guru menggunakan metode pembelajaran dengan metode

ceramah, sehingga pembelajaran bersifat monoton dan membosankan.

2. Kurang adanya peran aktif siswa dalam proses belajar mengajar

3. Kurangnya penerapan pemahaman guru tentang model pembelajaran

7
4. Rendahnya hasil belajar siswa pada mata pelajaran fiqih karena kurangnya

minat belajar

C. Analisis Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, tidak semua masalah dibahas

dalam penelitian ini. Agar penelitian ini lebih terfokus dan diperoleh kerja yang

maksimal maka penelitian ini dibatasi pada peningkatan hasil belajar siswa

kelas X MA Mu’allimat NW Anjani.

1. Waktu pembelajaran yang kurang tersedia yaitu 2x40 menit dalam

seminggu, sedangkan materi yang harus disampaikan banyak.

2. Latar belakang pendidikan siswa mayoritas dari sekolah umum

3. Faktor lingkungan keluarga

4. Minimnya alat-alat bantu ketika proses belajar mengajar.

D. Rumusan Masalah

Untuk memperjelas arah dan tujuan yang ingin dicapai di dalam

penulisan ini, rumusan masalah yang menjadi kajian peneliti adalah

Bagaimanakah upaya Peningkatan Hasil Belajar Siswa melalui penerapan

Model Kooferatif Tipe Jigsaw, pada materi qurban Kelas X MA Mu’allimat

NW Anjani Tahun Pelajaran 2021/2022.

E. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian merupakan target akhir yang ingin dicapai oleh

peneliti dan merupakan basis yang sangat menentukan dan memberikan alur

bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitian itu sendiri. Berdasarkan latar

belakang dan rumusan masalah yang telah dirumuskan peneliti di atas, maka

8
tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya peningkatan hasil

belajar siswa melalui penerapan Model kooperatif tipe jigsaw pada materi

qurban kelas X di MA Mu’allimat NW Anjani Tahun Pelajaran 2021/2022.

F. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini dapat

dirincikan sebagai berikut :

1. Manfaat Bagi Siswa

a) Meningkatkan motivasi dan pemahaman dan penguasaan siswa

khususnya pada mata pelajaran fiqih di MA Mu’allimat NW Anjani.

b) Tumbuhnya sikap percaya diri dan kerja keras terhadap diri siswa agar

dapat terlatih dalam menyampaikan pendapatnya pada proses

pembelajaran.

2. Manfaat Bagi Pendidik

a) Sebagai bahan pertimbangan dalam mengembangkan kompetensi

siswa dalam memilih dan menerapkan satu dari sekian banyak metode

pembelajaran.

b) Sebagai pedoman untuk mempermudah seorang pendidik dalam

memilih dan menerapkan satu dari sekian banyak metode

pembelajaran yang efisien dalam materi pelajaran fiqih.

3. Manfaat Bagi Sekolah

a) Diharapkan dapat memberikan konstribusi dalam usaha untuk

memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah.

9
b) Dapat memberikan informasi yang baik bagi siswa di MA Mu’allimat

NW Anjani pada khususnya dan sekolah lain pada umumnya dalam

memperhatikan siswa yang mempunyai masalah dalam belajar.

4. Manfaat Bagi Peneliti

a) Dapat menambah pengetahuan, pemahaman, dan pengalaman pribadi

peneliti dalam bidang pendidikan.

b) Dapat memberikan bahan evaluasi dalam memperbaiki metode

pembelajaran lebih baik.

10
BAB II

KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Kajian Teoretis

1. Penelitian Tindakan Kelas

a. Pengertian Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan yang

dilaksanakan guru di dalam kelas.1 Menurut John Elliot (1982) bahwa

yang dimaksud dengan PTK ialah kajian tentang situasi sosial dengan

maksud untuk meningkatkan kualitas tindakan di dalamnya. Seluruh

prosesnya mencakup telaah, diagnosis, perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan, dan pengaruh menciptakan hubungan yang diperlukan antara

evaluasi diri dari perkembangan professional. Pendapat yang hampir

senada dikemukan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (1988), yang

mengatakan bahwa PTK adalah suatu bentuk refleksi diri kolektif yang

dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan

penalaran dan keadilan praktik-praktik itu dan terhadap situasi tempat

dilakukan praktik-praktik tersebut. Menurut Carr dan Kemmis seperti yang

dikutif oleh Siswojo Hardjodipuro, dikatakan bahwa yang dimaksud

dengan istilah PTK adalah suatu bentuk refleksi diri yang dilakukan oleh

para partisipan (guru, siswa atau kepala sekolah) dalam situasi-situasi

sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki rasionalitas dan

1
Penelitian Tindakan Kelas, Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah, 2004, hal :5

11
kebenaran (a) praktik-praktik sosial atau pendidikan yang dilakukan

sendiri (b) pengertian mengenai praktik-praktik ini dan (c) situasi-situasi

(dan lembaga-lembaga) tempat praktik-praktik tersebut dilaksanakan

(Hardjodipuro, 1997).

Lebih lanjut, dijelaskan oleh Hardjodipuro bahwa PTK adalah suatu

pendekatan untuk memperbaiki pendidikan melalui perubahan, dengan

mendorong para guru untuk memikirkan praktik mengajarnya sendiri, agar

kritis terhadap praktik tersebut dan agar mau untuk mengubahnya.2

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud

dengan PTK adalah suatu penelitian yang dilakukan secara sistematis

reflektif terhadap berbagai tindakan yang dilakukan guru yang sekaligus

sebagai peneliti, sejak disusunnya suatu perencanaan sampai dengan

penilaian terhadap tindakan nyata di dalam kelas yang berupa kegiatan

belajar mengajar, untuk memperbaiki kondisi pembelajaran yang

dilakukan.

b. Tujuan dan manfaat Penelitian Tindakan Kelas

1. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Tujuan utama dari PTK adalah terjadinya suatu peningkatan kualitas

pembelajaran dalam proses pembelajaran. Guru di kelas dapat

menganalisis, merefleksi, sekaligus menawarkan solusi yang tepat

2
Ibid ,hal : 5

12
tentang permasalahan yang muncul di kelas. Menurut Kunandar (200;

2008) tujuan PTK, antara lain: 3

a. Untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam

kelas yang dialami langsung dalam interaksi antara guru dengan

siswa yang sedang belajar, meningkatkan profesionalisme guru,

dan menumbuhkan budaya akademik dikalangan para guru. Mutu

pembelajaran dapat dilihat dari meningkatnya hasil belajar siswa,

baik yang bersifat akademis yang tertuang dalam nilai ulangan

harian (formatif), ulangan tengah semester (sub-sumatif) dan

ulangan akhir semester (sumatif) maupun yang bersifat

nonakademis, seperti motifasi, perhatian, aktivitas, minatt, dan lain

sebagainya.

b. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas secara terus-

menerus mengingat masyarakat berkembang secara cepat.

c. Peningkatan relevansi pendidikan, hal ini dicapai melalui

peningkatan proses pembelajaran.

d. Sebagai alat training in-service, yang memperlengkapi guru dengan

skill dan metode baru, mempertajam kekuatan analitisnya dan

mempertinggi kesadaran dirinya.

e. Sebagai alat untuk memasukkan pendekatan tambahan atau inovatif

terhadap sistem pembelajaran yang berkelanjutan yang biasanya

menghambat inovasi belajar siswa.

3
Fauzan Ahmad Sofyan, Modul Penelitian Tindakan Kelas Pendidikan Profesi Guru (PPG) dalam
Jabatan Tahun Anggaran 2019, hal : 9

13
f. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.

g. Menumbuhkembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah,

sehingga tercipta sikap proaktif dalam melakukan perbaikan mutu

pendidikan dan pembelajaran secara berkelanjutan.

h. Peningkatan efisiensi pengelolaan pendidikan, peningkatan atau

perbaikan proses pembelajaran di samping untuk meningkatkan

relevansi dan mutu hasil pendidikan juga ditunjukkan untuk

meningkatkan efisiensi pemanfaatan sumber-sumber daya yang

terintegrasi di dalamnya.

2. Manfaat Penelitian Tindakan Kelas

Tumbuhnya budaya meneliti yang merupakan dampak dari

pelaksanaan tindakan secara berkesinambungan memberi manfaat

pada munculnya inovasi pendidikan, karena para guru semakin

diberdayakan untuk mengambil berbagai prakarsa professional secara

mandiri. Sikap mandiri tersebut akan memicu lahirnya “percaya diri”

untuk mencoba hal-hal yang baru yang diduga dapat menuju

perbaikan sistem pembelajaran. Sikap ingin selalu mencoba akan

memicu peningkatan kinerja dan profesionalisme seorang guru secara

berkesinambungan.4

c. Langkah-langkah Penelitian Tindakan Kelas

Tahapan Penelitian Tindakan Kelas adalah sebagai berikut: 5

4
Ibid, hal 9
5
Ibid, hal 10

14
1. Identifikasi dan perumusan masalah penelitian tindakan kelas harus

terlihat bahwa masalah diidentifikasi secara kolaborasi

2. Susunan organisasi tim penelitian tindakan kelas adalah anggota penuh

tim penelitian termasuk didalamnya kolaborator.

3. Implementasi tindakan intervensi, peneliti bertindak sebagai aktor

utama dan kolaborator terlibat dalam pengumpulan data untuk cross

checking, dan bersama-sama melakukan refleksi sebelum dan sesudah

pembelajaran.

4. Laporan hasil penelitian, secara formal guru yang berperan sebagai

mitra tim peneliti (kolaborator) sekaligus tim dalam penyusunan

laporan.

2. Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw

a. Pengertian

Model kooperatif tipe jigsaw merupakan salah satu tipe

pembelajaran kooperatif yang mendorong siswa untuk aktif dan saling

membantu dalam menguasai materi pembelajaran guna mencapai hasil

yang maksimal”6.

Model pembelajaran ini terdapat tahap-tahap dalam

penyelenggaraannya. Tahap pertama siswa dikelompokkan dalam

kelompok-kelompok kecil berdasarkan pertimbangan tertentu dari seorang

pendidik. Jumlah siswa yang berkerja sama dalam masing-masing

kelompok harus dibatasi, agar kelompok-kelompok yang terbentuk dapat

6
Isjoni, 2007. Kooperative Learning. Penerbit : Alfabeta. Bandung. Hal 54.

15
bekerja sama secara efektif. kelompok yang terdiri dari empat orang

terbukti sangat efektif.

Model kooperatif tipe jigsaw setiap anggota kelompok ditugaskan

untuk mempelajari materi tertentu, kemudian siswa atau perwakilan dari

kelompok masing-masing bertemu dengan kelompok anggota-anggota dari

kelompok lain yang mempelajari materi yang sama di kelompok baru (tim

ahli). Selanjutnya materi tersebut di didiskusikan, mempelajari, serta

memahami setiap masalah yang dijumpai sehingga setiap perwakilan

tersebut dapat memahami dan menguasai materi tersebut.

Pada tahap ketiga, setelah masing-masing perwakilan tersebut dapat

menguasai materi yang ditugaskan maka masing-masing perwakilan

tersebut kembali ke kelompok asalnya. Selanjutnya masing-masing

anggota tersebut saling menjelaskan pada teman satu kelompoknya

sehingga teman satu kelompoknya dapat memahami materi yang

ditugaskan guru/pendidik. Selanjutnya siswa diberikan tes/kuis untuk

mengetahui apakah siswa dapat memahami suatu materi. Dengan

demikian, secara umum dalam penerapan Model kooperatif tipe jigsaw

dalam proses belajar mengajar dapat menumbuhkan tanggung jawab siswa

sehingga terlibat langsung secara aktif dalam memahami persoalan dan

menyelesaikannya secara kelompok.

b. Kelemahan dan Kelebihan Metode Jigsaw

Dalam pelaksanaanya, pembelajaran koopratif tipe jigsaw memiliki

kelebihan dan kekurangan, di antara kelebihannya adalah :

16
1) Dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk bekerjasama

dengan siswa lain

2) Siswa dapat menguasai pelajaran yang disampaikan

3) Setiap anggota siswa berhak menjadi ahli dalam kelompoknya

4) Dalam proses belajar mengajar siswa saling ketergantungan positif

5) Setiap siswa dapat saling mengisi satu sama lain

Sedangkan kekurangannya adalah sebagai berikut :

1) Membutuhkan waktu yang lama

2) Siswa yang pandai cenderung tidak mau disatukan dengan temannya

yang kurang pandai, dan yang kurang pandai akan merasa minder

apabila digabungkan dengan temannya yang pandai, walaupun lama

kelamaan perasaan itu akan hilang dengan sendirinya.

c. Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif jigsaw

Pada model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw, terdapat

kelompok asal dan kelompok ahli”. Kelompok asal, yaitu kelompok

induk siswa yang beranggotakan siswa dengan kemampuan, asal, dan

latar belakang keluarga yang beragam. Kelompok asal merupakan

gabungan dari beberapa ahli. Kelompok ahli, yaitu kelompok siswa yang

terdiri dari anggota kelompok asal yang berbeda yang ditugaskan untuk

mempelajari dan mendalami topik tertentu dan menyelesaikan tugas-

tugas yang berhubungan dengan topiknya untuk kemudian dijelaskan

kepadaanggota kelompok asal.

17
Para anggota dari kelompok asal yang berbeda, bertemu

dengan topik yang sama dalam kelompok ahli untuk berdiskusi dan

membahas materi yang ditugaskan pada masing-masing anggota

kelompok serta membantu satu sama lain untuk mempelajari topik

mereka tersebut. Setelah pembahasan selesai, para anggota kelompok

kemudian kembali pada kelompok asal dan mengajarkan pada teman

sekelompoknya apa yang telah mereka dapatkan pada saat pertemuan di

kelompok ahli. Jigsaw didesain selain untuk meningkatkan rasa tanggung

jawab siswa secara mandiri juga dituntut saling ketergantungan yang

positif (saling memberi tahu) terhadap teman sekelompoknya.

Selanjutnya di akhir pembelajaran, siswa diberi kuis secara individu yang

mencakup topik materi yang telah dibahas. Kunci tipe Jigsaw ini adalah

interdependensi setiap siswa terhadap anggota tim yang memberikan

informasi yang diperlukan dengan tujuan agar dapat mengerjakan kuis

dengan baik.

Ada delapan langkah dalam menerapkan metode pembelajaran

kooperatif tipe jigsaw, yaitu:7

1. Pengajar membagi bahan pelajaran yang akan diberikan menjadi

empat bagian.

2. Sebelum bahan pelajaran diberikan, pengajar memberikan

pengenalan mengenai topik yang akan dibahas dalam bahan

pelajaran untuk hari itu. Pengajar bisa menuliskan topik di papan

7
Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning
di Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo. Hal : 69.

18
tulis dan menanyakan apa yang siswa ketahui mengenai topik

tersebut. Kegiatan brainstorming ini dimaksudkan untuk

mengaktifkan skemata siswa agar lebih siap menghadapi bahan

pelajaran yang baru.

3. Siswa dibagi dalam kelompok berempat

4. Bagian pertama bahan diberikan kepada siswa yang pertama,

sedangkan siswa yang kedua menerima bagian yang kedua.

Demikian seterusnya.

5. Siswa disuruh membaca atau mengerjakan bagian mereka masing-

masing.

6. Siswa saling berbagi mengenai bagian yang dibaca atau dikerjakan

masing- masing. Dalam kegiatan ini, siswa bisa saling melengkapi

dan berinteraksi antara satu dengan yang lainnya.

7. Khusus untuk kegiatan membaca, kemudian pengajar membagikan

bagian cerita yang belum terbaca kepada masing-masing siswa.

Siswa membaca bagian tersebut.

8. Kegiatan ini bisa diakhiri dengan diskusi mengenai topik dalam

bahan pelajaran hari itu. Diskusi bisa dilakukan antara pasangan atau

dengan seluruh kelas.

19
3. Hasil pelajar

a. Pengertian hasil belajar

Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai pengertian-

pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Merujuk tentang

pemikiran a. Gagne, hasil belajar berupa :8

1) Informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam

bentuk bahasa, baik lisan, maupun tulisan. Kemampua merespons

secara spesifik terhadap rangsangan spesifik. Kemampuan tersebut

tidak memerlukan manipulasi simbol, pemecahan masalah maupun

penerapan aturan.

2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempersentasikan konsep

dan lambang. Keterampilan intelektual terdiri dari kemampuan

mengatorigasi kemampuan analisis-sintesis fakta-konsep dan

mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan. Keterampilan intelektual

merupakan kemampuan melakukan aktivitas kognitif bersifat khas.

3) Strategi kognitif kecakapan menyalurkan dan menyerahkan aktivitas

kognitipnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan

kaidah dalam memecakan masalah.

4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian

gerak jasmani dalam urusan koordinasi, sehingga terhujud otomatisme

gerak jasmani.

8
Agus Suprijono., Cooperative Learning: teori dan Aplikasi Paikem. (Pustaka Pelajar 2009-2014). H.5-
7

20
5) Sikap adalah kemampuan menolak objek berdasarkan penilaian

terhadap objek tersebut. Sikap serupa dengan kemampuan

menginternalisasikan dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap merupakan

kemampuan menjadi nilai-nilai sebagaistandar prilaku.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui


9
kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari

seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan

perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan

intruksional, biasanya menetapkan tujuan belajar. Siswa yang berhasil

dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

atau tujuan intruksional.

Menurut Benjamin S. Bloom tiga ranah (domain) hasil belajar, yaitu

kognitif, afektifdan psikomotorik. Menurut A.J. Romizowski hasil belajar

merupakan keluaran (outputs) dari suatu sistem pemerosesan masukan

(input). Masukan dari sistem tersebut berupa macam-macam informasi

sedangkan keluarannya adalah pembuatan atau kinerja (performance).

Dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar pencapaian bentuk

perubahan prilaku yang cenderung menetap dari ranah kognitif, afektif dan

psikomotorik dari proses belajar yang dilakukan dalam waktu tertentu.

Selanjutnya Benjamin S. Bloom berpendapat bahawa hasil belajar dapat

9
Jihad, Asep. Haris, Abdul. Evaluasi Pembelajaran;(Yogyakarta:Multi Prassindo, 2012). H. 14-15

21
dikelompokkan ke dalam dua macam yaitu pengetahuan dan

keterampilan.10

Pengetahuan terdiri dari empat katagori, yaitu :

a. Pengetahuan tentang fakta

b. Pengetahuan tentang prosedural

c. Pengetahuan tentang konsep

d. Pengetahuan tentang prinsip

Keterampilan juga terdiri dari empat katagori, yaitu :

a. Keterampilan untuk berfikir atau keterampilan kognitif

b. Keterampilan untuk bertindak atau keterampilan motorik

c. Keterampilan beraksi atau bersikap

d. Kemampuan berintraksi

Untuk memperoleh hasil belajar, dilakukan evaluasi atau penilaian

yang merupakan tindak lanjut atau cara untuk mengukur tingkat

penguasaan siswa. Kemajuan hasil belajar siswa tidak saja diukur dari

tingkat penguasaan ilmu pengetahuan tetapi juga sikap dan keterampilan.

Dengan demikian penilaian hasil belajar siswa mencangkup segala hal yang

dipelajari disekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan

keterampilan.

Hasil belajar adalah segala sesuatu yang menjadi milik siswa sebagai

akibat dari kegiatan belajar yang dilakukannya. Menurut hamalik hasil-hasil

belajar adalah pola perbutan, nilai-nilai, pengertian-pengertian dan siskap-

10
Ibid,

22
sikap, serta apresiasi dan abilitas. Dari dua pertanyaan tersebut dapat

disimpulkan bahwa pengertian hasil belajar adalah perubahan tingkah laku

siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai

dengan tujuan pengajaran.11

Setelah melalui proses belajar maka siswa diharapkan dapat mencapai

tujuan belajar yang disebut juga sebagai hasil karya yaitu kemampuan yang

dimiliki siswa setelah menjalani proses belajar. Sudjana berpendapat, hasil

belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya.

Tujuan hasil belajar adalah sejumlah hasil belajar yang menunjukan

bahwa telah melakukan perbuatan belajar, yang umumnya meliputi

pengetahuan, keterampilan dan siksp-sikap yang baru, yang diharapakan

dapat dicapai oleh siswa. Nawawi dalam K. Brahim yang menyatakan

bahwa hasil belajar dapat dikatakan sebagai tingkat keberhasilan siswa

dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dinyatakan dalam skor

yang diperoleh dari hasil belajal tes mengenal materi pelajaran tertentu.

Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah

kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses kegiaatan belajar.

Karna belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang

berusaha memperoleh sesuatu bentuk perubahan perilaku yang relatif

menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional,

biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam

11
Ibid, hal,14-15

23
tujuan belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran

atau tujuan intruksional.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan

tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana

yang dikemukakan oleh Sunal, bahwa evaluasi merupakan proses

penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu

program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya

evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau

bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan hasil

belajar tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi

juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa

mencangkup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran

yang diberikan kepada siswa.

b. Fungsi penilaian hasil belajar

Fungsi penilaian hasil belajar siswa yang dilakukan guru adalah :

1. Menggambarkan seberapa dalam seorang siswa telah menguasai suatu

kompeteni tertentu. Dengan penilaian maka akan diperoleh informasi

tingkat pencapaian kompetensi siswa (tuntas atau belum tuntas).

2. Mengevaluasi hasil belajar siswa dalam rangka membantu siswa

memahami dirinya, membuat keputusan tentang langkah-langkah

berikutnya, baik baik untuk pemilihan program, pengembangan

kepribadian maupun untuk perjurusan (sebagai bimbingan).

24
3. Menemukan kesulitan belajar dan kemungkinan hasil yang bisa

dikembangkan siswa serta sebagai diagnosis yang membantu guru

menemukan apakah siswa perlu mengikuti remedial atau pengayaan.


12
Dengan penilaian guru dapat mengidetifikasi kesulitan siswa untuk

selanjutnya diberi tindakan untuk mengatasinya. Dengan penilaian

guru dapat juga mengidentifikasi kelebihan atau keunggulan dari

siswa untuk selanjutnya diberi tugas atau proyek yang harus

dikerjakan oeleh siswa tersebut sebagai pengembangan minat dan

potensinya.

4. Menemukan kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran yang

sedang berlangsung guna perbaikan proses pembelajaran berikutnya.

Dengan penilaian guru bisa mengidentifikasi kelemahan dan

kekurangan dalam proses pembelajaran untuk selanjutnya dicari

tindakan perbaikannya. Salah satu tindakan yang bisa digunakan

untuk mengetahui kelemahan dan kekurangan proses pembelajaran

disamping dari hasil belajar peserta dididk, juga daapat diperoeh dari

respons atau tanggapan siswa ketika proses pembelajaran

berlangsung. Teknik untuk mengetahui respons siswa terhadap

pembelajaran bisa dengan peenyusun instrumen berupa angket atau

koesioner yang terdidi dari beberapa pertanyaan (3- 5) yang isinya

bagaimana perasaan atau sikap siswa terhadap proses pembelajaran

yang telah berlangsung.

12
Kunandar. 2013, Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik Berdasarkan
Kurikulum). (Jakarta Rajawali Pers. 2013). H. 68-69

25
5. Kontrol bagi guru dan sekolah tentang kemajuan siswa. Dengan

melakukan penilaian hasil pembelajaran, maka guru dan sekolah dapat

mengontrol tingkat kemampuan belajar siswa, yakni berapa persen yang

tingkat tinggi, berapa persen yang tingkat rendah.

4. Qurban

a. Pengertian dan hukum qurban

Menurut bahasa, kata kurban berasal dari kata qaraba yang berarti

mendekatkan diri. Kurban berarti pendekatan diri atau mendekatkan

diri. Istilah lain yang biasa di gunakan adalah nahr (sembelihan), dan

udliyyah (sembelihan atau hewan sembelih-an). Sedangkan dalam

pengertian syariat, kurban ialah menyembelih binatang ternak yang

memenuhi syarat tertentu yang dilakukan pada Hari Raya (selepas

salat hari raya idul adha) dan hari-hari tasyrik yaitu, 11, 12, dan 13

Zulhijjah semata-mata untuk beribadah untuk mendekatkan diri

kepada Allah swt. Kurban dilaksanakan atas dasar ketakwaan dan

keasabaran dalam melaksanakan perintah Allah swt. dan rasul-Nya.

Firman Allah swt. menyatakan: Daging-daging unta dan darahnya itu

sekali-kali tidak dapat mencapai (keridhaan) Allah, tetapi ketakwaan

dari kamulah yang dapat mencapainya. (QS al-Hajj/22: 37).

b. Ketentuan penyembelihan hewan qurban

1. Jenis dan Persyaratan Hewan Kurban

Hewan kurban hanya boleh dari kalangan bahiimatul al-

an`aam yaitu hewan yang diternakkan untuk diperah susunya dan

26
dikonsumsi dagingnya yaitu, onta, sapi, kerbau, domba atau

kambing. Hewan kurban yang dpilih adalah yang paling baik,

gemuk, sehat, dan tidak cacat, seperti pincang, atau matanya buta,

badannya tidak kurus kering, tidak sedang hamil atau habis

melahirkan anak, dan kuping/daun telinga tidak terpotong.

2. Waktu dan tempat penyembelihan hewan qurban

a. Waktu yang syah untuk menyembelih hewan kurban adalah

1) Pada hari raya idul adha, yaitu tanggal 10 Dzulhijjah setelah

shalat idul Adha

2) Pada hari Tasyrik, yaitu tanggal 11, 12, dan 13 bulan

Dzulhijjah.

b. Tempat menyembelih sebaiknya dekat dengan tempat

pelaksanaan salat Idul Adha.

3. Sunah Sewaktu Menyembelih Hewan Kurban

a. Disunnahkan, hewan kurban disembelih sendiri jika mudlahi

(orang yang berkur-ban) itu laki-laki dan mampu menyembelih

b. Disyariatkan bagi orang yang berkurban bila telah masuk bulan

Dzulhijjah untuk tidak mengambil/memotong rambut dan

kukunya hingga hewan qurbannya disembelih.

c. Daging kurban sebaiknya dibagikan kepada fakir miskin masih

mentahan, dengan ketentuan sebagai berikut: 1/3 untuk yang

berqurban dan keluarganya, 1/3 untuk fakir miskin, dan 1/3

untuk hadiah kepada masyarakat sekitar atau disimpan agar

27
sewaktu-waktu bisa dimanfaatkan.

d. Penyembelih hewan kurban atau pengurus kurban boleh saja

menerima daging kurban sebagai, tetapi bukan upah sebagai

upah menyembeli atau mengurus.

e. Demikian pula dilarang menjual daging kurban

4. Cara Penyembelihan Hewan Kurban

a. Hewan yang akan dikurbankan dibaringkan ke sebelah

rusuknya yang kiri dengan posisi mukanya menghadap ke arah

kiblat, diiringi dengan membaca doa “Robbanaa taqabbal

minnaa innaka antas samii’ul ‘aliim.” (Ya Tuhan kami,

terimalah kiranya kurban kami ini, sesungguhnya Engkau

Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).

b. Penyembelih meletakkan kakinya yang sebelah di atas leher

hewan, agar hewan itu tidak menggerak-gerakkan kepalanya

atau meronta.

c. Penyembelih melakukan penyembelihan, sambil membaca :

“Bismillaahi Allaahu akbar.” (Dengan nama Allah, Allah

Maha Besar). Dapat pula ditambah bacaan salawat atas Nabi

saw. Para penonton pun dapat turut memeriahkan dengan gema

takbir “Allahu akbar!”

d. Kemudian penyembelih membaca doa kabul (doa supaya

kurban diterima Allah) yaitu : “Allahumma minka wa ilayka.

Allahumma taqabbal min …” (sebut nama orang yang

28
berkurban). (Ya Allah, ini adalah dari-Mu dan akan kembali

kepada-Mu. Ya Allah, terimalah dari…. ).

B. Kerangka Fikir

Kerangka berfikir yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah sebagai


berikut:

Materi qurban Kelas X MA


Muallimat NW Anjani

Guru Siswa
Penerapan Model Kooperatif
1. Guru kurang 1. Siswa kurang
melibatkan siswa Tipe jigsaw
termotivasi dalam
secara aktif menerima pelajaran
2. Metode yang 2. Siswa pasif dalam
digunakan menerima pelajaran
menoton 3. Siswa kurang aktif
konvensional 4. kreatif siswa kurang
3. Guru kurang 5. hasil belajar siswa
memahami rendah
metode/model
pembelajaran

Hasil belajar materi qurban kelas X


MA Muallimat NW meningkat.

Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian


C. Hipotesis Tindakan

Salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah

penggunaan metode pengajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang

akan diajarkan.

Berdasarkan kerangka teoritik di atas maka hipotesis tindakan ini adalah:

“model pembelajaran kooperatif tife jigsaw ini dapat meningkatkan hasil

belajar siswa.

29
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK).13 PTK dapat

diartikan proses pengkajiaan masalah pembelajaran di dalam kelas melalui

refleksi dari dalam upaya untuk memecahkan masalah tersebut dengan cara

melakukan berbagai tindakan yang terencana dalam situasi nyata serta

menganalisis setiap pengaruh dari perlakuan tersebut. Desain PTK di sini

menggunakan model yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart.

Terdapat empat aspek pokok yang terdapat dalam penelitian tindakan

menurut Kemmis dan Mc. Taggart dalam (Madya, 2006: 59-63), yakni: (1)

penyusunan rencana, (2) tindakan, (3) observasi, dan (4) refleksi.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X MA Mu’allimat NW Anjani

dengan jumlah siswa sebanyak 30 orang.

C. Tempat dan Lokasi Penelitian

Tempat atau lokasi penelitian akan dilaksanakan di sekolah MA

Mu’allimat NW Anjani Kecamatan Suralaga

D. Deskripsi Per Siklus

Siklus 1

1. Perencanaan (Siklus I)

13
Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, ( Jakarta : Kencana, 2009), H, 26

30
Tahap perencanaan disusun berdasarkan hasil pengamatan pada tahap

pra observasi awal yang refleksif. Di sini, peneliti dan kolabolator

melakukan diskusi mengenai gambaran umum pembelajaran di kelas,

mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, dan merancang tindakan untuk

mengatasinya. Pada siklus I, peneliti dan guru kolabolator melakukan

diskusi dan berkoordinasi untuk merencanakan tindakan yang akan

dilakukan pada siklus ini terkait dengan masalah yang ditemukan. Adapun

rencana yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Peneliti bersama guru Fiqih menyamakan persepsi dan diskusi untuk

mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Fiqih

khususnya keterampilan diskusi.

b. Peneliti dan guru merencanakan pelaksanaan teknik pembelajaran

kooperatif dengan model Model kooperatif tipe jigsaw.

c. Menentukan bahan materi yang akan digunakan dalam kegiatan diskusi.

d. Menentukan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran diskusi dengan

model pembelajaran Model kooperatif tipe jigsaw.

e. Menyiapkan bahan-bahan pelajaran dan instrumen yang berupa lembar

pengamatan diskusi kelompok, lembar penilaian keterampilan diskusi,

catatan lapangan, dan alat dokumentasi kegiatan (kamera).

2. Pelaksanaan Tindakan

Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana yang sudah

dirancang sebelumnya. Tindakan yang akan dilakukan pada siklus I

adalah sebagai berikut.

31
1) Guru melakukan apersepsi agar siswa siap untuk masuk dan mengikuti

materi pelajaran.

2) Guru menjelaskan materi tentang model kooperatif tipe jigsaw yang

meliputi komponen dan prosedur pelaksanaan serta menjelaskan hal apa

saja yang akan dilakukan pada saat diskusi.

3) Siswa dibagi ke dalam kelompok yang masing-masing terdiri atas

empat orang.

4) Guru memberikan sebuah permasalahan yang digunakan siswa dalam

diskusi.

5) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat mendiskusikan sebuah

permasalahan.

6) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan

meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke dua kelompok lain.

7) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil

kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

8) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

9) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 10)

Siswa mempresentasikan hasil akhir kerja mereka.

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan merekam segala peristiwa dan kegiatan

yang terjadi selama tindakan itu berlangsung. Pada saat proses pembelajaran

berlangsung, peneliti mengamati segala yang dilakukan siswa yang

32
berkaitan dengan kegiatan diskusi, keaktifan siswa, cara siswa mengajukan

pendapat, serta keseluruhan praktik siswa dari awal hingga akhir.

Keberhasilan proses dapat dilihat dari perubahan sikap siswa terhadap

pembelajaran keterampilan diskusi setelah mendapat tindakan melalui

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Keberhasilan produk dapat

dilihat dari hasil tes berbicara siswa khususnya keterampilan diskusi.

5. Refleksi

Pada tahap refleksi ini, peneliti bersama guru berdiskusi dan

menganalisis hasil pengamatan pada siklus I, antara lain mengambil

kesimpulan tentang kemampuan siswa setelah dikenakan tindakan, menilai

keaktifan dan kemampuan siswa pada saat berdiskusi, serta mengevaluasi

kekurangan proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini digunakan untuk

merencanakan kegiatan pada siklus II dan selanjutnya mengikuti prosedur

pada siklus I, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

Siklus II

1. Perencanaan (Siklus II)

Tahap perencanaan disusun berdasarkan hasil pengamatan pada tahap

praobservasi awal yang refleksif. Di sini, peneliti dan kolabolator

melakukan diskusi mengenai gambaran umum pembelajaran di kelas,

mengidentifikasi masalah-masalah yang ada, dan merancang tindakan untuk

mengatasinya. Pada siklus II, peneliti dan guru kolabolator melakukan

diskusi dan berkoordinasi untuk merencanakan tindakan yang akan

33
dilakukan pada siklus ini terkait dengan masalah yang ditemukan. Adapun

rencana yang akan dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Peneliti bersama guru Fiqih menyamakan persepsi dan diskusi untuk

mengidentifikasi permasalahan yang muncul dalam pembelajaran Fiqih

khususnya keterampilan diskusi.

b. Peneliti dan guru merencanakan pelaksanaan teknik pembelajaran

kooperatif dengan model Model kooperatif tipe jigsaw.

c. Menentukan bahan materi yang akan digunakan dalam kegiatan diskusi.

d. Menentukan langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran diskusi dengan

model pembelajaran Model kooperatif tipe jigsaw.

e. Menyiapkan bahan-bahan pelajaran dan instrumen yang berupa lembar

pengamatan diskusi kelompok, lembar penilaian keterampilan diskusi,

catatan lapangan, dan alat dokumentasi kegiatan (kamera).

2. Pelaksanaan Tindakan Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana

yang sudah dirancang sebelumnya. Tindakan yang akan dilakukan pada

siklus I adalah sebagai berikut.

1) Guru melakukan apersepsi agar siswa siap untuk masuk dan mengikuti

materi pelajaran.

2) Guru menjelaskan materi tentang model kooperatif tipe jigsaw yang

meliputi komponen dan prosedur pelaksanaan serta menjelaskan hal apa

saja yang akan dilakukan pada saat diskusi.

3) Siswa dibagi ke dalam kelompok yang masing-masing terdiri atas

empat orang.

34
4) Guru memberikan sebuah permasalahan yang digunakan siswa dalam

diskusi.

5) Siswa bekerja sama dalam kelompok berempat mendiskusikan sebuah

permasalahan.

6) Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan

meninggalkan kelompoknya dan bertamu ke dua kelompok lain.

7) Dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil

kerja dan informasi mereka ke tamu mereka.

8) Tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan

melaporkan temuan mereka dari kelompok lain.

9) Kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. 10)

Siswa mempresentasikan hasil akhir kerja mereka.

3. Observasi

Observasi merupakan kegiatan merekam segala peristiwa dan kegiatan

yang terjadi selama tindakan itu berlangsung. Pada saat proses pembelajaran

berlangsung, peneliti mengamati segala yang dilakukan siswa yang

berkaitan dengan kegiatan diskusi, keaktifan siswa, cara siswa mengajukan

pendapat, serta keseluruhan praktik siswa dari awal hingga akhir.

Keberhasilan proses dapat dilihat dari perubahan sikap siswa terhadap

pembelajaran keterampilan diskusi setelah mendapat tindakan melalui

model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Keberhasilan produk dapat

dilihat dari hasil tes berbicara siswa khususnya keterampilan diskusi.

35
6. Refleksi

Pada tahap refleksi ini, peneliti bersama guru berdiskusi dan

menganalisis hasil pengamatan pada siklus I, antara lain mengambil

kesimpulan tentang kemampuan siswa setelah dikenakan tindakan, menilai

keaktifan dan kemampuan siswa pada saat berdiskusi, serta mengevaluasi

kekurangan proses pembelajaran. Kegiatan refleksi ini digunakan untuk

merencanakan kegiatan pada siklus II dan selanjutnya mengikuti prosedur

pada siklus I, meliputi: perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Tes

Tes hasil belajar berupa post test dan uji soal dengan jumlah soal yang

diberikan dalam bentuk objektif dengan lembaran test. Selanjutnya test hasil

aplikasi konsep tersebut di analisis untuk perbaikan yang tujuannya adalah

untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang melakukan tes.

2. Lembar observasi

Lembar observasi yang digunakan untuk mendapatkan catatan secara

sistematis mengenai aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran

fiqih dengan menggunakan metode jigsaw untuk meningkatkan hasil

belajara siswa. Observasi dilakukan peneliti untuk mengamati proses

pembelajaran mengenai segala sesuatu yang terjadi pada proses

pembelajaran tersebut.

36
3. Dokumentasi

Dokumentasi adalah ditunjukan untuk memperoleh data langsung dari

tempat penelitian, meliputi foto-foto, data yang relevan, guru-guru, siswa

serta benda benda atau alat-alat yang dapat menjadi penunjang penelitian

ini.

F. Teknik Analisis Data

Data yang diperoleh dari hasil observasi dan hasil belajar siswa

dianalisa dengan persentase mendeskripsikan data-data tentang hasil belajar

siswa. Dalam penelitian ini hasil observasi yang dilakukan pengamat sebagai

bahan renungan dan dijadikan dasar pertimbangan bagi perbaikan proses

pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa. Setelah data terkumpul

kemudian data diolah dengan rumus presentase sebagai berikut:

1. Aktifitas Guru dan siswa

Analisis data aktifitas guru dan siswa berdasarkan lembar observasi selama

proses pembelajaran berlangsung dengan melihat kesesuaian antara

perencanaan dengan tindakan pelaksanaan dikatakan berhasil jika ≥ 60 dari

semua aktifitas guru dan siswa pada pembelajaran berlangsung yang

tertuang didalam skenario pembelajaran yang terlaksana dengan mestinya.

Aktifitas guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar ditentukan pada

observasi dengan rumus :

37
Sedangkan untuk memberikan interhasil terhadap rata-rata skor akhir yang

diperole digunakan kategori sebagai berikut:

Tabel 1
Kategori penilaian hasil observasi
Jumlah Nilai Skor Kategori

4,3-5 5 Memuaskan

3,5-4,2 4 Baik

2,7-3,4 3 Cukup

1,9-2,6 2 Kurang

1,0-1,8 1 Sangat kurang

2. Aplikasi konsep

Aplikasi konsep siswa diperoleh berdasarkan hasil uji tes dan uji

metode pembelajaran serta ketuntasan belajar siswa perindikator, secara

individu dan klasikal.

Rencana perbaikan pembelajaran pada laporan ini meliputi 2 siklus.

Rencana perbaikan pembelajaran fiqih yang dimaksud adalah penggunaan

metode jigsaw dalam meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran

mempertahankan kejujuran sebagai cermin kepribadian pada mata pelajaran

fiqih. Kegiatan ini dimulai dengan memperkenalkan atau memberikan

pengetahuan terlebih dahulu melalui metode demonstrasi.

3. Hasil belajar siswa

a. Rata-rata nilai siswa

Rata-rata nilai siswa setiap siklus dapat diperoleh dengan menggunakan

38
rumus di bawah ini:

Rata-rata nilai siswa = 𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎


𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎

Ket:
𝑥̅ = rata-rata nilai siswa
𝑥𝑖 = nilai siswa ke-i
𝑓𝑖 = banyaknya siswa

b. Ketuntasan belajar klasikal siswa

Ketuntasan belajar klasikal siswa setiap siklus dapat diperoleh

dengan menggunakan rumus berikut ini:

Ket:
P = persentase ketuntasan belajar klasikal siswa

39
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Setting Penelitian

1. Deskripsi penelitian

Dalam pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas

X MA Mu’allimat Syaikh Zainuddin NW Anjani Kecamatan Suralaga

Kabupaten Lombok Timur, dimana peneliti merupakan salah satu guru fiqih di

madrasah tersebut yang telah mengajar di kelas X selama 7 tahun terakhir.

Jumlah siswa kelas X MA Mu’allimat Syaikh Zainuddin NW Anjani yang

dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas X sebanyak 30 orang, yang

semuanya perempuan. Sedangkan jumlah pendidik dan tenaga kependidikan

sebanyak 51 orang, yang terdiri dari 1 orang Kepala Sekolah, 15 orang guru

sertifikasi , 2 orang PNS dan 29 orang guru honorer, 3 orang pegawai Tata

Usaha, 2 pegawai perpustakaan. Semua guru sudah berkualifikasi pendidikan

S1 . Letak MA Mu’allimat Syaikh Zainuddin NW Anjani berada di sebelah

utara Desa Suralaga, sebelah selatan desa Pringgasela, sebelah barat Desa

Rempung dan sebelah timur desa Gapuk. Sarana pembelajaran masih kurang,

apalagi media pembelajaran dan alat peraga sudah banyak yang rusak.

Kemampuan rata-rata siswa masih sangat rendah. Hal ini terbukti berdasarkan

hasil belajar siswa yang hanya mencapai rata-rata nilai 74,67 (KKM 75).

Sedangkan target nilai ketuntasan belajar siswa minimal mencapai 85 %.

40
2. Deskripsi Siklus I

Berdasarkan hasil pra siklus di atas maka peneliti mengadakan tindakan

kelas yang tujuannya adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas X MA

Mu’allimat NW Anjani. Pada siklus I ini, peneliti menggunakan metode

jigsaw pada mata pelajaran fiqih materi qurban dan penelitian tindakan kelas

siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 9 Juni 2022 dengan

melakukan tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaan

1. Membuat desain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran Jigsaw pada materi qurban

2. Menyediakan alat peraga yang dibutuhkan untuk membantu

menyampaikan materi

3. Menyusun lembar kerja kelompok dan individu yang digunakan

setelah percobaan dilakukan

4. Menyusun soal-soal tes yang akan digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran

5. Membuat pedoman observasi beserta panduan penilaiannya

6. Pendokumentasian

b. Pelaksanaan

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dengan langkah-langkah

kegiatan antara lain:

Pendahuluan (10 menit)

41
1. Mengucap salam dan berdoa untuk memulai pelajaran.

2. Guru mengecek peserta didik dan memberi motivasi

3. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan

kondisi masing-masing

4. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait

dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan

pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Inti (60 menit)

1. Siswa memilih tema terkait materi, yakni pengertian qurban, hal-hal

yang disunatkan ketika menyembelih hewan qurban dan ketentuan-

ketentuan pembagian daging qurban

2. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok/kelompok asal

3. Guru membuat kelompok ahli/tim ahli yang akan menjelaskan kepada

kelompok asal

4. Guru menjelaskan sub materi kepada masing – masing tim ahli.

5. Guru memerintahkan masing-masing tim ahli bergabung kepada

masing-masing kelompok asal untuk menjelaskan sub materi yang

telah diberikan.

6. Guru memerintahkan masing-masing kelompok asal untuk

mempresentasikan hasil diskusi/materi di didepan.

7. Guru menyampaikan poin-poin penting dari setiap materi yang telah

dipresentasikan.

42
Penutup Pembelajaran (10 menit)

1) Melaksanakan tanya jawab, menyimpulkan materi pelajaran dan

refleksi.

2) Memberikan penguatan materi dan memberikan tugas/latihan

3) Doa dan memberi salam

c. Obseravsi

Untuk mengetahui kegiatan selama proses pembelajaran peneliti

melakukan pengamatan proses selama pembelajaran diskusi. Dari hasil

pengamatan yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa proses

pembelajaran masih tergolong kurang.

Sebagian besar siswa masih belum bekerjasama dengan baik

dimana ada satu kelompok saja yang dominasi siswa yang lebih aktif

dibanding kelompok-kelompok yang lain. Hal ini menunjukkan belum

adanya pengorganisasian kerja yang baik dalam kelompok. Selama proses

diskusi, tidak ada sikap memotivasi yang ditunjukkan oleh siswa, inisiatif

kerja kelompokpun masih kurang. Selain itu, sebagian besar siswa masih

kurang aktif melakukan diskusi. Berikut ini adalah data hasil pengamatan

proses pembelajaran diskusi.

Tabel 01
Hasil Observasi
Skor
No. Kegiatan siswa Siklus I
1 2 3
1 Respon peserta didik terhadap apersepsi 
pendidik
2 Kesungguhan peserta didik dalam 
mendengarkan nasehat dan motivasi dari

43
pendidik

3 Ketepatan jawaban peserta didik terhadap 


pertanyaan motivasi dari pendidik
4 Peserta didik mendengarkan dan mencatat 
arahan, bimbingan dan penjelasan pendidik

5 Tiap peserta didik bergabung dengan kelompok 


yang telah ditentukan oleh pendidik
6 Setiap pendidik dalam satu kelompok 
mendapatkan pokok pembahasan yang berbeda
kemudian satu dari masing-masing kelompok
yang memiliki pokok pembahasan yang sama
untuk berdiskusi
7 Kedisiplinan peserta didik dalam berintraksi 
dengan anggota kelompoknya dan anggota
kelompok lainnya
8 Keaktifan peserta didik dalam memecahkan 
permasalahan yang ada dalam kelompok
masing-masing
9 Kepatuhan, kekompakan dan ketenangn peserta 
didik dalam setiap kegiatan
10 Kemampuan peserta didik dalam 
menyampaikan hasil diskusi yang diperoleh
dari dari tim ahli kepada ke kelompok asalnya
11 Kemampuan peserta didik dalam menjawab 
soal individu yang telah diberikan oleh
pendidik
12 Repon pesera didik pada pesan tindak lanjut 
pendidik
Jumlah 16
Keterangan: 1= kurang baik, 2= baik, 3= sangat baik

d. Hasil belajar siklus 1

Setelah melaksanakan penelitian pada hari kamis tanggal 9 Juni 2022 di

kelas X MA Mu’allimat NW Anjani, dengan menerapkan metode jigsaw

sebagai metode dalam proses pembelajaran materi qurban. Maka telah

diperoleh hasil belajar siswa pada siklus I dalam penelitian ini sebagai

berikut :

44
Tabel 02
Hasil belajar siswa pada siklus 1

KKM 75
No Nama Siswa Ket
Siklus 1
1 Alya Zuhratul Hasanah 70 Belum Tuntas
2 Amniatin Naki’ah 70 Belum Tuntas
3 Aulia Mustika Maesarah 80 Tuntas
4 Azriyatul Husni 70 Belum Tuntas
5 Baiq Mila Khaerunnisa 70 Belum Tuntas
6 Biniwati 80 Tuntas
7 Bq. Rahma Pratiwi 70 Belum Tuntas
8 Baiq Izzatul Munawarah 70 Belum Tuntas
9 Desita Qudratul Aulia 70 Belum Tuntas
10 Dina Janwarti 80 Tuntas
11 Egi Puspita Sari 70 Belum Tuntas
12 Ema Sopiatun Aida 80 Tuntas
13 Erma Hidayatul Aini 70 Belum Tuntas
14 Eva Mariani 70 Belum Tuntas
15 Fatimah Az-Zahra 80 Tuntas
16 Fitria Istiana 70 Belum Tuntas
17 Halwani Khusnul Baror 70 Belum Tuntas
18 Herlina Andayani 80 Tuntas
19 Hestiawati 70 Belum Tuntas
20 Hurniwati 80 Tuntas
21 Idayatul Fitri 80 Tuntas
22 Izzatun Muftia Rahmaya 70 Belum Tuntas
23 Karisma Harianti 80 Tuntas
24 Khairullina Zikro 70 Belum Tuntas
25 Laila Robiatun 80 Tuntas
26 Laili Zahratil Wahidah 80 Tuntas
27 Laras Arimi 80 Tuntas
28 Latifatul Hadia 70 Belum Tuntas
29 Mariana 80 Tuntas
30 Marhamah 80 Tuntas
Jumlah 2240
Rata-Rata 74,67

45
Belum 16 orang
(53,33 %)
Ketuntasan klasikal
(jumlah peserta didik 85 %)
Tuntas 14
(46,66 %)

Hasil yang diproleh pada evaluasi pada siklus I adalah seperti yang

disajikan pada tabel 1 di atas, dimana dapat dilihat bahwa terdapat 14

peserta didik yang tuntas dari jumlah keseluruhan peserta didik yang

mengikuti test pada siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 74,67. Dalam

penelitian ini, peneliti telah menentukan dan menetapkan bahwa

ketuntasan belajar peserta didik akan dikatakan tercapai atau tuntas jika

jumlah peserta didik yang mendapat nilai lulus mencapai minimal 85%

dari keseluruhan peserta didik yang mengikuti test.

Dengan demikian melihat persentasi ketuntasan belajar peserta didik

yang kurang dari 85%, maka pada siklus I tidak dapat dikategorikan tuntas

sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu pada

siklus II.

e. Hasil Refleksi Siklus 1

Dari sekian langkah pembelajaran yang telah dilakukan terdapat

beberapa proses yang dirasakan belum efektif yakni :

1. Pembagian kelompok pada kegiatan inti yang dilakukan dengan

menyerahkan kepada siswa untuk menentukan kelompoknya cara

tersebut cukup banyak memakan waktu sampai 15-20 menit. Cara

tersebut juga berimplikasi pada proses pembelajaran diskusi dalam

kelompok ada yang kelompok yang aktif dan ada kelompok yang pasif.

46
Hal itu dikarenakan anak-anak cenderung aktif pada kelompok pada

satu saja atau cenderung mengelompok diri yang pintar, sehingga

terjadi ketimpangan dalam diskusi ada kelompok yang berjalan sesuai

dengan harapan dan ada yang tidak.

2. Teknik pembagian kelompok pada siklus 1 selanjunya dirubah caranya

pada siklus 2 yakni guru menentukan anggota masing-masing

kelompok agar terjadi penghematan waktu dalam terbentuknya

kelompok. Dan juga dalam rangka untuk membuat masing-masing

kelompok nantinya lebih aktif di internal kelompok.

3. Penetapan anggota kelompok dilakukan dengan cara mengelompokkan

anak-anak yang aktif dan anak-anak yang relatif pasif pada pengamatan

siklus 2.

3. Deskripsi Siklus II

Siklus II dilaksanakan pada hari kamis tanggal 23 Juni 2022 dengan

alokasi 2x40 menit dengan melakukan tahapan sebagai berikut :

a. Perencanaa

1) Mempersiapakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dengan

penerapan model pembelajaran Jigsaw pada materi qurban

2) Menyediakan media pembelajaran yang dibutuhkan untuk

membantu menyampaikan materi

3) Menyediakan buku paket dan lembar kerja kelompok dan individu

yang digunakan diskusi

47
4) Menyediakan soal-soal tes yang akan digunakan untuk mengukur

kemampuan siswa dalam menguasai materi pembelajaran

5) Pendokumentasian

b. Pelaksanaan

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas tahap siklus II ini

Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP) yang telah disusun, dengan langkah-langkah

kegiatan antara lain:

Pendahuluan (10 menit)

1. Mengucap salam dan berdoa untuk memulai pelajaran.

2. Guru mengecek peserta didik dan memberi motivasi

3. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan

kondisi masing-masing

4. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang

terkait dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi,

tujuan pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran Inti (60 menit)

1. Siswa memilih tema terkait materi, yakni pengertian qurban, hal-

hal yang disunatkan ketika menyembelih hewan qurban dan

ketentuan-ketentuan pembagian daging qurban

2. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok/kelompok asal

3. Guru membuat kelompok ahli/tim ahli yang akan menjelaskan

kepada kelompok asal

48
4. Guru menjelaskan sub materi kepada masing – masing tim ahli.

5. Guru memerintahkan masing-masing tim ahli bergabung kepada

masing-masing kelompok asal untuk menjelaskan sub materi yang

telah diberikan.

6. Guru memerintahkan masing-masing kelompok asal untuk

mempresentasikan hasil diskusi/materi di didepan.

7. Guru menyampaikan poin-poin penting dari setiap materi yang

telah dipresentasikan.

Penutup Pembelajaran (10 menit)

1. Melaksanakan tanya jawab, menyimpulkan materi pelajaran dan

refleksi.

2. Memberikan penguatan materi dan memberikan tugas/latihan

3. Doa dan memberi salam

c. Observasi

Sebagaimana yang telah disajikan pada hasil observasi di bawah,

bahwa sebagian besar telah dapat mengikuti pembelajaran secara aktif.

Hal ini ditunjang oleh meningkatnya minat belajar peserta didik.

Dengan demikian bisa dikatakan bahwa dengan menggunakan metode

jigsaw hasil belajar dan keaktifan belajar siswa telah dapat ditingkatkan

secara maksimal.

Tabel 4
Observasi hasil kegiatan peserta didik

Skor
Kegiatan siswa Siklus I Siklus II
No 1 2 3 1 2 3

49
Respon peserta didik
1 terhadap apersepsi  
pendidik
Kesungguhan peserta
didik dalam  
2 mendengarkan nasehat
dan motivasi dari
pendidik
Ketepatan jawaban
3 peserta didik terhadap  
pertanyaan motivasi dari
pendidik
Peserta didik
mendengarkan dan
4 mencatat arahan,  
bimbingan dan
penjelasan pendidik
Tiap peserta didik
5 bergabung dengan 
kelompok yang telah 
ditentukan oleh pendidik
Setiap pendidik dalam
satu kelompok
mendapatkan pokok
pembahasan yang
6 berbeda kemudian satu  
dari masing-masing
kelompok yang memiliki
pokok pembahasan yang
sama untuk berdiskusi
Kedisiplinan peserta
didik dalam berintraksi
7 dengan anggota
kelompoknya dan  
anggota kelompok
lainnya
Keaktifan peserta didik
dalam memecahkan
8 permasalahan yang ada  
dalam kelompok masing-
masing
Kepatuhan, kekompakan
9 dan ketenangn peserta  
didik dalam setiap
kegiatan
10 Kemampuan peserta  

50
didik dalam
menyampaikan hasil
diskusi yang diperoleh
dari dari tim ahli kepada
ke kelompok asalnya
Kemampuan peserta
didik dalam menjawab 
11 soal individu yang telah 
diberikan oleh pendidik
Repon pesera didik pada
12 pesan tindak lanjut  
pendidik
Jumlah 16 31
Keterangan: 1= kurang baik, 2= baik, 3= sangat baik

d. Hasil belajar siklus II

Setelah melaksanakan penelitian di kelas X pada MA Mu’allimat

NW Anjani, dengan menerapkan metode jigsaw sebagai metode dalam

proses pembelajaran pada mata pelajaran fiqih materi qurban yang tidak

terbatas. Maka telah diperoleh data hasil penelitian seperti yang terdapat

pada tabel sebagai berikut :

Tabel 3
Data hasil belajar peserta didik pada siklus II

KKM 75
No Nama Siswa Ket
Siklus 2
1 Alya Zuhratul Hasanah 80 Tuntas
2 Amniatin Naki’ah 80 Tuntas
3 Aulia Mustika Maesarah 80 Tuntas
4 Azriyatul Husni 80 Tuntas
5 Baiq Mila Khaerunnisa 90 Tuntas
6 Biniwati 100 Tuntas
7 Bq. Rahma Pratiwi 80 Tuntas
8 Baiq Izzatul Munawarah 80 Tuntas
9 Desita Qudratul Aulia 70 Belum Tuntas
10 Dina Janwarti 100 Tuntas
11 Egi Puspita Sari 80 Tuntas

51
12 Ema Sopiatun Aida 100 Tuntas
13 Erma Hidayatul Aini 70 Belum Tuntas
14 Eva Mariani 80 Tuntas
15 Fatimah Az-Zahra 100 Tuntas
16 Fitria Istiana 90 Tuntas
17 Halwani Khusnul Baror 70 Belum Tuntas
18 Herlina Andayani 80 Tuntas
19 Hestiawati 80 Tuntas
20 Hurniwati 100 Tuntas
21 Idayatul Fitri 100 Tuntas
22 Izzatun Muftia Rahmaya 80 Tuntas
23 Karisma Harianti 100 Tuntas
24 Khairullina Zikro 90 Tuntas
25 Laila Robiatun 80 Tuntas
26 Laili Zahratil Wahidah 100 Tuntas
27 Laras Arimi 100 Tuntas
28 Latifatul Hadia 80 Tuntas
29 Mariana 100 Tuntas
30 Marhamah 100 Tuntas
Jumlah 2620
Rata-Rata 87,333
Belum tuntas 3 orang
Ketuntasan klasikal ( 10 %)
(jumlah peserta didik 85 %) Tuntas 27
( 90 %)

Dalam penelitian ini, peneliti telah menentukan dan menetapkan

bahwa ketuntasan belajar peserta didik akan dikatakan tercapai atau tuntas

jika jumlah peserta didik yang mendapat nilai lulus mencapai minimal

85% dari keseluruhan peserta didik yang mengikuti test.

Dengan demikian melihat prosentase ketuntasan belajar peserta

didik yang kurang dari 85%, maka pada siklus I tidak dapat dikategorikan

tuntas sehingga perlu dilakukan perbaikan pada siklus berikutnya yaitu

pada siklus II.

52
Sedangkan dari data hasil evaluasi siklus II disajikan, maka dapat

dilihat bahwa terdapat 27 peserta didik yang tuntas dari jumlah peserta

didik yang mengikuti test pada siklus II dengan perolehan nilai rata-rata

87,333. Karena perosentase ketuntasan belajar sudah mencapai 90 %

sementara standar ketuntasan minimal adalah 85%, maka dapat dikatakan

bahwa dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw pada materi fiqih

ada peningkatan hasil belajar siswa kelas X telah tercapai atau Tuntas.

e. Refleksi siklus II

Dari sekian langkah pembelajaran yuang telah dilakukan terdapat

beberapa proses yang dirasakan, maka proses yang dilakukan pada siklus 2

lebih efektif yakni :

1. Pembagian kelompok pada kegiatan inti yang dilakukan guru untuk

menentukan kelompoknya agar lebih mengefektifkan waktu. Cara

tersebut juga berimplikasi pada proses pembelajaran diskusi dalam

kelompok agar tidak terjadi kelompok yang aktif dan ada kelompok

yang pasif saja. Akan tetapi guru mencampuri antara siswa yang aktif

dan siswa yang pasif. Hal itu tujuannya anak-anak tidak cenderung aktif

pada kelompok pada satu saja atau cenderung mengelompok diri yang

pintar, sehingga tidak terjadi ketimpangan dalam diskusi ada kelompok

yang berjalan sesuai dengan harapan.

2. Teknik pembagian kelompok pada siklus 2 selanjunya dirubah caranya

siklus 2 yakni guru menentukan anggota masing-masing kelompok agar

terjadi penghematan waktu dalam terbentuknya kelompok. Dan juga

53
dalam rangka untuk membuat masing-masing kelompok nantinya lebih

aktif di internal kelompok.

3. Penetapan anggota kelompok dilakukan dengan cara mengelompokkan

anak-anak yang aktif dan anak-anak yang relatif pasif pada pengamatan

siklus 2.

B. Pembahasan

Setelah melakukan analisis data yang diperoleh di atas, peneliti

memaparkan hasil penelitian secara rinci tentang Peningkatan hasil belajar

peserta didik selama proses pembelajaran baik dari hasil siklus I dan hasil

siklus II dengan menerapkan metode jigsaw pada kelas X di MA Mu'allimat

NW Anjani. Hasil tes belajar peserta didik dapat dilihat pada tabel 03 dibawah

ini:

Tabel 03
Hasil belajar Kelas X siklus I dan siklus II MA Mu'allimat NW Anjani

No Nama Nilai Ketuntasan 75


Siklus I Siklus II
1 Alya Zuhratul Hasanah 70 80
2 Amniatin Naki’ah 70 80
3 Aulia Mustika Maesarah 80 80
4 Azriyatul Husni 70 80
5 Baiq Mila Khaerunnisa 70 90
6 Biniwati 80 100
7 Bq. Rahma Pratiwi 70 80
8 Baiq Izzatul Munawarah 70 80
9 Desita Qudratul Aulia 70 70
10 Dina Janwarti 80 100
11 Egi Puspita Sari 70 80
12 Ema Sopiatun Aida 80 100
13 Erma Hidayatul Aini 70 70
14 Eva Mariani 70 80
15 Fatimah Az-Zahra 80 100
16 Fitria Istiana 70 90

54
17 Halwani Khusnul Baror 70 70
18 Herlina Andayani 80 80
19 Hestiawati 70 80
20 Hurniwati 80 100
21 Idayatul Fitri 80 100
22 Izzatun Muftia Rahmaya 70 85
23 Karisma Harianti 80 100
24 Khairullina Zikro 70 90
25 Laila Robiatun 80 80
26 Laili Zahratil Wahidah 80 100
27 Laras Arimi 80 100
28 Latifatul Hadia 70 80
29 Mariana 80 100
30 Marhamah 80 100
Jumlah 2240 2620
Nilai rata-rata 74,67 87,333
16 orang 27 orang
Ketuntasan klasikal
(53,33%) (90 %)
(jumlah peserta didik 85 %)
Belum tuntas Tuntas

Setelah melakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata yang dicapai

adalah 74,67 dan jumlah peserta didik yang bisa dikategorikan tuntas atau

lulus pada siklus I ini hanya 14 orang. Sementara telah diketahui bahwa

ketuntasan belajar pesserta akan dikatakan tuntas ketikan jumlah peserta

didik yang lulus atau tuntas harus mencapai 85% dari jumlah peserta didik

yang mengikuti test pada siklus I. Jadi dapat disimpulkan bahwa pada siklus

I ini juga ketuntasan belajar peserta didik juga belum bisa dikaegorikan

maksimal, tercapai atau tuntas.

Adapun yang menyebabkan belum tercapainya ketuntasan belajar

peserta didik pada siklus I ini antara lain adalah;

a. Kurang efektifnya waktu yang dibutuhkan dalam proses pembentukan

kelompok dimana siswa menentukan nama kelompoknya masing-masing,

55
sehingga waktu yang dibutuhkan sangat banyak. Peserta didik tidak

memanfaatkan waktu. Jumlah waktu yang digunakan 15 menit

b. Peserta didik dalam memilih nama kelompok cenderung memilih teman-

temannya yang aktif atau pintar, sehingga terbentuk kelompok siswa

aktif dan pasif, sehingga diskusi kelompok tidak kondusif.

c. Dalam pembentukan tim ahli masing masing-masing kelompok

ditentukan oleh guru secara acak tanpa melihat kriteria tim ahli yang

akan mewakili masing-masing kelompok untuk membuat kelompok baru,

sehingga kesannya sama pada pembentukan kelompok asal.

d. Lemahnya ingatan peserta didik terhadap apa yang ia dapat dari

kelompok tim ahli untuk ia sampaikan kepada kelompok asalnya

disebabkan pembentukan kelompoknya secara acak.

e. Pada tahap ahir dari proses pembelajaran guru meminta siswa menjawab

soal yang telah disediakan secara mandiri, tetapi tidak efektif karena

waktu dihabiskan pada saat pembentukan kelompok yang dilakukan

siswa. Jumlah waktu yang dibutuhkan 20 menit.

Jadi berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka telah terbukti

bahwa dengan penerapan metode jigsaw sebagai metode dalam proses

pembelajaran pada mata pelajaran fiqih materi qurban yang tidak terbatas

dapat menumbuh kembangkan minat dan mental yang bernilai tinggi

disamping proses kegiatan fisik lainnya juga terjadi peningkatan prestasi

belajar peserta didik. Terjadinya peningkatan prestasi belajar peserta didik

56
dari siklus I dan siklus II yaitu pada siklus I dari 46.66% ketuntasan peserta

didik dan pada siklus II dari 46,66% menjadi 90%.

Adapun yang menyebabkan tercapainya ketuntasan belajar peserta

didik pada siklus II ini antara lain adalah;

a. Efektifnya waktu yang dibutuhkan dalam proses pembentukan kelompok

dimana guru merubah sistim pembentukan kelompok dengan cara guru

yang menentukan sendiri kelompoknya dengan nama-nama kelompok

yang telah ditetntukan guru. Jumlah waktu yang digunakan 5 menit.

b. Guru dalam memilih nama kelompok masing-masing dengan seimbang,

sehingga terbentuk kelompok siswa aktif dan pasif.

c. Dalam pembentukan tim ahli masing-masing kelompok ditentukan oleh

guru sendiri, dengan melihat kriteria ketua tim ahli masing-masing

kelompok agar diskusi kelompok berjalan efektif.

d. Pada tahap ahir dari proses pembelajaran guru meminta siswa menjawab

soal yang telah disediakan secara mandiri. Jumlah waktu yang

dibutuhkan 15 menit.

Walaupun penelitian ini dikatakan berhasil yaitu dengan adanya

peningkatan prestasi siswa, namun kendala-kendala selama berlangsungnya

penelitian ini antara lain: 1) Siswa belum terbiasa belajar kelompok, 2) Sifat

ketergantungan siswa pada guru masih tinggi, 3) Sulit mengarahkan siswa

untuk kreatif dalam memecahkan suatu masalah, 4) Sulit mengarahkan

siswa untuk mengemukakan pendapatnya serta bertanya tentang materi yang

belum dipahami.

57
Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil siswa dalam

pembelajaran selanjutnya peneliti memberikan hasil sebagai rekomendasi,

yaitu sebagai berikut:

1) Guru memperhatikan aktivitas dan taraf kemampuan siswa untuk dapat

memberikan tindakan yang tepat sehingga hasil belajar siswa yang

diperoleh optimal.

2) Guru membuat RPP dan memasukkan langkah-langkah pembelajaran

sesuai dengan metode jigsaw sehingga pembagian waktunya jelas.

3) Guru harus melatih siswanya agar mau mengemukakan pendapatnya

dalam mengajukan pertanyaan maupun menjawab pertanyaan yang

diajukan oleh temannya maupun oleh guru.

4) Guru memotivasi siswa untuk membuat kesimpulan.

5) Guru melatih siswa untuk menemukan sendiri pemecahan masalah yang

dihadapi sebelum ditanyakan pada orang lain

Dari kedua siklus tindakan yang dilakukan dalam penelitian ini,

menunjukkan bahwa model pembelajaran tife jigsaw jika diterapkan secara

optimal, maka prestasi siswa dapat ditingkatkan sampai mencapai

ketuntasan dalam belajar.

58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan analisis data pada Bab IV dan pembahasan, peningkatan-

peningkatan yang terjadi setelah proses pembelajaran 2 siklus bahwa

berdasarkan Pada siklus I dengan perolehan nilai rata-rata 74,67dan

prosentase ketuntasan belajar peserta didik secara keseluruhan mencapai

46,66%. maka pada siklus I tidak dapat dikategorikan tuntas karena kurang

dari standar ketuntasan minimal adalah 85%. data hasil evaluasi siklus II

disajikan, maka dapat dilihat bahwa terdapat 90% peserta didik yang tuntas

dari jumlah peserta didik yang mengikuti test pada siklus II dengan perolehan

nilai rata-rata 87,333. Karena persentase ketuntasan belajar sudah mencapai

90% sementara standar ketuntasan minimal adalah 85%, maka dapat

disimpulkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran jigsaw pada

materi fiqih ada peningkatan hasil belajar siswa kelas X telah tercapai atau

Tuntas.

B. Saran-saran

1. Pendidik dalam mengajar materi sebaiknya menggunakan pembelajaran

dengan metode Jigsaw agar peserta didik terbiasa dalam menyelesaikan

masalah supaya dapat meningkatkan prestasi peserta didik.

2. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dan mendalam untuk mengkaji

penggunaan strategi atau metode pembelajaran dengan metode Jigsaw

dalam peningkatan prestasi belajar peserta didik.

59
DAFTAR PUSTAKA

Basuki, W. Depdiknas, Penelitian Tindakan Kelas.2004.

Djamarah.SB.2006. Strategi Belajar Mengajar. Penerbit : Rineka Cipta. Jakarta.


Ekawarna, 2009. Penelitian Tindakan Kelas, Cetakan 1. Jakarta: Penerbit Gaung
Persada.

Isjoni (2007). Cooperative Learning, Bandung : Alfabeta.

Muhibbin Syah 2005. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. Bandung :


PT. Remajarosda Karya.

Lie, Anita. 2002. Cooperative Learning: Mempraktikkan Cooperative Learning di


Ruang-ruang Kelas. Jakarta: PT. Grasindo.

Slameto (2003). Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :


Rineka Cipta.

Suharsimi. A, 2006. Prosedur Peneliti Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta.


Rhineka Cipta.h 131

_______dkk, 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta : PT. Bumi Persada.

60
Lampiran 1

Data peserta didik Kelas X MA Mu’allimat NW Anjani


No Nama Jenis
Ket
Kelamin
1 Alya Zuhratul Hasanah P
2 Amniatin Naki’ah P
3 Aulia Mustika Maesarah P
4 Azriyatul Husni P
5 Baiq Mila Khaerunnisa P
6 Biniwati P
7 Bq. Rahma Pratiwi P
8 Baiq Izzatul Munawarah P
9 Desita Qudratul Aulia P
10 Dina Janwarti P
11 Egi Puspita Sari P
12 Ema Sopiatun Aida P
13 Erma Hidayatul Aini P
14 Eva Mariani P
15 Fatimah Az-Zahra P
16 Fitria Istiana P
17 Halwani Khusnul Baror P
18 Herlina Andayani P
19 Hestiawati P
20 Hurniwati P
21 Idayatul Fitri P
22 Izzatun Muftia Rahmaya P
23 Karisma Harianti P
24 Khairullina Zikro P
25 Laila Robiatun P
26 Laili Zahratil Wahidah P
27 Laras Arimi P
28 Latifatul Hadia P
29 Mariana P
30 Marhamah P

61
Lampiran 2

KISI-KISI SOAL FIQIH


Satuan Pendidikan : MA MU’ALLIMAT NW ANJANI
Mata Pelajaran : Fiqih
Kelas/semester : X/1
Nama Penyusun : Baiq Nazihah,S.PdI
Indikator Level
No.
Kompetensi Pencapaian Materi Indikator Soal Kognitif
Soal
Dasar Kompetensi Pokok
3.5 3.5.1 Qurban - Mengevaluasi C5 1
Menganalisi Menjelaskan jenis-jenis hewan
s tata cara tata cara yang boleh
pelaksanaan pelaksanaan dijadikan qurban
kurban serta kurban - Mengevaluasi tata C5 2
hikmahnya 3.5.3 cara
Menjelaskan penyembelihan
hikmah hewan
qurban - Menjelaskan C4 3,7
hukum orang yang
bernazar dalam
berqurban
- Menjelaskan C4 4,5,6
ketentuan yang sah
dijadikan qurban
- Menyebutkan C2 8
orang yang berhak
menerima daging
qurban
- Menganalisis C4 9
tujuan ibadah
qurban dalam al-
Hajj ayat 34
- Menceritakan C4 10
sejarah quraban
dalam perjalanan
nabi Ibrahim
Anjani, ...........2022
Guru Bidang Studi

BAIQ NAZIHAH, S.Pd.I

62
Lampiran 3
INSTRUMEN PENILAIAN PTK

1. TES

Pilihlah salah satu jawaban yang tepat!

1. Perhatikan daftar hewan berikut ini


1. Sapi
2. Kijang
3. Domba
4. Kuda
5. Kambing
Manakah di antara hewan di atas yang boleh di jadikan qurban…
a. 1,2,4
b. 1,3,5
c. 2,3,5
d. 3,4,5
2. Perhatikan pernyataan tentang pelaksanaan penyembelihan hewan berikut ini.
1. Ditujukan untuk mendekatkan diri kepada Allah
2. Jenisnya kambing,sapi,kerbau
3. Di bagikan dalam keadaan sudah di masak
4. Dilaksanakan pada tanggal 10-13 zulhijjah
5. Untuk anak laki-laki 2 ekor dan untuk anak perempuan 1 ekor
6. Di sembelih pada hari ke tujuh atau kelipatannya
Pernyataan tersebut yang merupakan bagian dari ketentuan qurban
adalah…
a. 1,2,6
b. 2,3,4
c. 1,2,4
d. 4,5,6
3. Orang yang berqurban karena nazar maka…
a. Ia tidak boleh ikut memakan daging qurbannya
b. Bagiannya hanya sepertiga dan selebihnya untuk fakir miskin
c. Ia tetap boleh ikut memakan daging hewan qurbannya
d. Ia bebas memakan daging qurbannya atau tidak

4. Sapi atau kerbau yang sah untuk dijadikan hewan kurban jika sudah
berumur ....
a. dua bulan
b. satu tahun
c. dua tahun
d. lima tahun

63
5. Waktu yang tepat untuk menyembelih kurban adalah tanggal ….
a. 9, 10, 11, 12, dan 13 Zulhijah
b. 10 11,12, dan 13 Zulhijah
c. 11, 12, dan 13 Zulhijah
d. 10 Zulhijah
6. Sapi, unta, atau kerbau dapat dijadikan hewan kurban secara
berkelompok yang terdiri atas … orang.
a. satu
b. lima
c. tujuh
d. sepuluh
7.Salah satu sunah menyembelih kurban adalah ....
a. menghadap ke atas
b. membaca basmallah
c. membaca tahiyat
d. disembelih di bagian mana saja asal mati
8. Salah satu golongan yang berhak menerima daging kurban adalah ....
a. fakir miskin
b. takmir masjid
c. orang kaya
d. selain orang Islam agar ikut menikmati daging kurban
9. Tujuan ibadah qurban sebagaimana yang dimaksud dalam Al-Qur'an
surat al-Hajj ayat 34 adalah....
a. menguji kesabaran manusia
b. mengingatkan dan bersyukur atas rezeki yang diberikan Allah
Swt
c. menghapus dosa yang telah lalu
d. mendapatkan surga besok di akhirat
e. hewan yang disembelih untuk kendaraan besuk di akhirat
10. Dalam kisah perjalanan Nabi Ibrahim banyak hal yang patut dicontoh
terutama dalam sejarah kurban adalah....
a. keberanian untuk menyembelih anak
b. ketaatan dan kepatuhan kepada Tuhannya
c. ketaatan dan kepatuhan pada permintaan anaknya
d. mengorbankan anak adalah pahala besar
e. semua jawaban salah

64
Lampiran 4

LEMBAR OBSERVASI/PENGAMATAN

Lembar observasi peserta didik

Skor
Kegiatan siswa
No Siklus I Siklus II
1 2 3 1 2 3
1 Respon peserta didik terhadap apersepsi pendidik
2 Kesungguhan peserta didik dalam mendengarkan
nasehat dan motivasi dari pendidik
3 Ketepatan jawaban peserta didik terhadap pertanyaan
motivasi dari pendidik
4 Peserta didik mendengarkan dan mencatat arahan,
bimbingan dan penjelasan pendidik
5 Tiap peserta didik bergabung dengan kelompok yang
telah ditentukan oleh pendidik
6 Setiap pendidik dalam satu kelompok mendapatkan
pokok pembahasan yang berbeda kemudian satu dari
masing-masing kelompok yang memiliki pokok
pembahasan yang sama untuk berdiskusi
7 Kedisiplinan peserta didik dalam berintraksi dengan
anggota kelompoknya dan anggota kelompok lainnya
8 Keaktifan peserta didik dalam memecahkan
permasalahan yang ada dalam kelompok masing-
masing
9 Kepatuhan, kekompakan dan ketenangan peserta
didik dalam setiap kegiatan
10 Kemampuan peserta didik dalam menyampaikan hasil
diskusi yang diperoleh dari dari tim ahli kepada ke
kelompok asalnya
11 Kemampuan peserta didik dalam menjawab soal
individu yang telah diberikan oleh pendidik
12 Repon pesera didik pada pesan tindak lanjut pendidik
Jumlah
Keterangan: 1= kurang baik, 2= baik, 3= sangat baik

65
Lampiran 5
DOKUMENTASI
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) -2

66
Lampiran 6

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) Siklus 1
Informasi Umum

Nama penyusun : Baiq Nazihah, S.PdI


Institusi : MA Mu’allimat NW Anjani
Tahun penyusunan : 2022
Jenjang sekolah : MA
Kelas :X
Alokasi Waktu : 2x45 Menit (2 jp)

Kompetensi Awal

Siswa telah memiliki kemampuan awal dalam memahami pengertian qurban.

Profil Pelajar Pancasila :

Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah beriman,bertakwa kepada


Tuhan YangMaha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri,
gotong royong.
Sarana dan Prasarana :

Fasilitas pembelajaran yang diperlukan diantaranya LCD Projector, multimedia


pembelajaran interaktif, komputer/laptop, jaringan internet. Sarana dan
prasarana ini bisa disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing.

Target siswa

Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/tipikal

Jumlah siswa : 30 orang

Kesediaan Alternatif penjelasan, metode atau aktivitas untuk


materi siswa dan menejlaskan ulang materi yang sulit
dipahami
Moda Tatap muka
Pembelajaran

67
Materi ajar dan bahan :

1. Materi atau sumber pembelajaran yang utama: Buku materi Fikih untuk
MA kelas X, alat peraga pendukung, dan buku pendamping. Adapun
sumber pembelajaran dari internet diantaranya :
 http://repository.uinsu.ac.id/943/1/buku%20Pembelajaran%20FIQ
H%20Edisi%20Revisi.pdf
 https://core.ac.uk/download/pdf/323044877.pdf
 https://core.ac.uk/download/pdf/323044877.pdf
 http://repository.radenintan.ac.id/10167/1/Buku%20%26%20cove
rnya%20Buku%20Ushul%20Fiqh%20Moh%20Bahrudin.pdf
 https://books.google.co.id/books?id=MeFiDwAAQBAJ&printsec
=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false
2. Alat dan bahan yang diperlukan : papan tulis, spidol, alat tulis
Perkiraan biaya Rp. 2.000 (bisa berubah sesuai kondisi)
Tujuan Pembelajaran

Fase :E
Elemen : Fiqih
Tujuan pembelajaran :
Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan peserta didik:
1. Mampu menjelaskan pengertian qurban dan hukum
qurban
2. Mampu menjelaskan latar belakang terjadinya
ibadah qurban
3. Mampu menetapkan waktu dan tempat
menyembelih qurban
4. Mampu menentukan hewan qurban
Kata kunci : Qurban
Pertanyaan inti : 1. Jelaskan secara singkat disyariatkannya qurban?
2. Apa pendapatmu tentang panitia qurban yang banyak
membawa daging kerumahnya? Bagaimana seharusnya?
3. Jelaskan ketentuan-ketentuan pembagian daging qurban?
4. Ibu Aminah berjanji apabila telah sembuh dari sakit yang
dideritanya akan menyembelih hewan qurban. Setelah
sembuh. Menyembelih hewan qurban bagi ibu Aminah,
maka apa pendapatmu tentang hukum penyembelihan
hewan qurban bagi ibu Aminah?
5. Jelaskan cara pembagian daging qurban yang
dibenarkan?

68
Kegiatan pembelajaran utama :

Pengaturan siswa:
 Berkelompok (>4 orang)
Metode:
Kooperatif tipe jigsaw

Asasemen :

1. Asesmen dilakukan melalui asesmen individu dan kelompok


2. Jenis asesmen:
 Penilaian sikap (observasi)
 Penilaian pengetahuan
 Penilaian keterampilan

Persiapan pembelajaran : 10 menit

1. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan
tersedia.
2. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
3. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif

Urutan kegiatan pembelajaran:

Pendahuluan(10 menit)
1. Siswaberdoa secara bersama-sama
2. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing-masing dan menyampaikan apersepsi.
3. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan
pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup dan
teknik penilaian.
Kegiatan PembelajaranInti (60 menit)
4. Siswa memilih tema terkait materi, yakni pengertian qurban, hal-hal yang
disunatkan ketika menyembelih hewan qurban dan ketentuan-ketentuan
pembagian daging qurban
5. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok/kelompok asal
6. Guru membuat kelompok ahli/tim ahli yang akan menjelaskan kepada
kelompok asal
7. Guru menjelaskan sub materi kepada masing – masing tim ahli.

69
8. Guru memerintahkan masing-masing tim ahli bergabung kepada masing-
masing kelompok asal untuk menjelaskan sub materi yang telah
diberikan.
9. Guru memerintahkan masing-masing kelompok asal untuk
mempresentasikan hasil diskusi/materi di didepan.
10. Guru menyampaikan poin-poin penting dari setiap materi yang telah
dipresentasikan.
Penutup Pembelajaran (10 menit)
11. Guru meminta salah satu siswa untuk mereview kegiatan pembelajaran
hari ini, sebagai bentuk refleksi akhir. Setelah selesai, siswa tersebut
kemudian memimpin doa selesai kegiatan.
12. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama.

Deferensiasi :

 Untuk siswa yang berminat belajar dan mengeksplorasi topik ini lebih
jauh, disarankan untuk membaca materi pengertian qurban, hal-hal yang
disunantkan ketika menyembelih hewan qurban dan ketentuan-ketentuan
pembagian daging qurban.
 Guru dapat menggunakan alternatif metode dan media pembelajaran
sesuai dengan kondisi masing-masing agar pelaksanaan pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan (joyfull learning) sehingga tujuan
pembelajaran bisa tercapai.
 Untuk siswa yang kesulitan belajar topik ini, disarankan untuk belajar
kembali pengertian qurban, hal-hal yang disunantkan ketika menyembelih
hewan qurban dan ketentuan-ketentuan pembagian daging qurban serta
manfaat dari penerapan sikap tersebut pada pembelajaran di dalam dan
atau di luar kelas sesuai kesepataan antara guru dengan siswa. Siswa juga
disarankan untuk belajar kepada teman sebaya.

Refleksi guru :

Pertanyaan kunci yang membantu guru untuk merefleksikan kegiatan pengajaran


di kelas, misalnya:
1. Apakah semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran?
2. Kesulitan apa yang di alami?
3. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
4. Apakah kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berpikir
kritispada diri siswa?
5. Apakah kegiatan pembelajaran ini bisa membangun kesadaran siswa tentang
pentingnya akhlak terhadap sesama untuk saling menghargai dan
menghormati?

70
1.1
Asesmen/Penilaian :

1. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)


Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:
Jawaban
Pertany
ya tidak
aan
1. Apakah sudah memahami pengertian qurban?

2. Apakah kalian ingin menguasai materi pelajaran


dengan baik?
3. Apakah kalian sudah siap melaksanakan
pembelajaran dengan metode jigsaw?

2. Asesmen Formatif (Selama Proses Pembelajaran)


Asesmen formatif dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran
berlangsung, khususnya saat siswa melakukan kegiatan diskusi, presentasi dan
refleksi tertulis.
a. Asesmen saat jigsaw (ketika siswa melakukan kegiatan belajar dengan
metode jigsaw)
Lembar kerja pengamatan kegiatan pembelajaran denga metode jigsaw
No Nama Aspek yang diamati Skor
Siswa Ide/gagasan Aktif Kritis 1 2 3 4
1 Faula

2 Rizqi

3 dst…

Nilai = skor x 25
3. Asesmen profil pelajar pancasila
a. Penilaian spiritual
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah kalian mengetahui toleransi beragama
2. Apakah kalian memiliki akhlak kepada sesama
manusia
3. Apakah kalian memiliki akhlak kepada alam

71
4. Apakah kalian sudah menanamkan akhlak bernegara
b. Penilaian kebinekaan global
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah kalian mengetahui tentang kebinekaan
2. Apakah kalian menghargai budaya bangsa Indonesia
3. Apakah kalian berkomunikasi dan interaksi antar
budaya lokal

Refleksi untuk siswa :

Nama Siswa : ..................


Kelas : ..................
Pertanyaan refleksi Jawaban Refleksi
1. Bagian manakah yang menurutmu
paling sulit dari pelajaran ini?
2. Apa yang akan kamu lakukan untuk
memperbaiki hasil belajarmu?
3. Kepada siapa kamu akan meminta
bantuan untuk memahami pelajaran ini?
4. Jika kamu diminta untuk memberikan
bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan
kamu berikan pada usaha yang telah
kamu lakukan?

Materi pengayaan dan remedial:

Siswa yang memperoleh capaian tinggi akan diberikan pengayaan berupa


kegiatan tambahan terkait dengan kajian topik.
Sedangkan siswa yang menemukan kesulitan akan memperoleh pendampingan
dari guru berupa bimbingan personal atau kelompok dengan langkah-langkah
kegiatan yang lebih sederhana. Siswa diminta mempelajari kembali materi
qurban.

72
A. Pengertian qurban
Qurban adalah menyembelih hewan dengan niat beribadah
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan syarat-syarat dan
waktu tertentu.
B. Hukum Qurban adalah sunnah muakadah. Waktu dan Tempat
Menyembelih Qurban yaitu sejak selesai shalat Idul Adha (10
Dzulhijjah) sampai terbenam matahari tanggal 13 Dhulhijjah.
C. Ketentuan Hewan Qurban
Yang dijadikan qurban adalah hewan ternak.
1. Domba sekurang-kurangnya berumur satu tahun atau telah tanggal
giginya.
2. Unta sekurang-kurangnya berumur lima tahun
3. Sapi atau kerbau sekurang-kurangnya berumur dua tahun.
Daging qurban sebaiknya dibagikan kepada fakir miskin masih mentahan,
dengan ketentuan sebagai berikut:

1. 1/3 untuk yang berqurban dan keluarganya

2. 1/3 untuk fakir miskin

3. 1/3 untuk hadiah kepada masyarakat sekita atau disimpan agar


sewaktu- waktu bisa dimanfaatkan.
Anjani,...... April 2022
Mengetahui, Guru Mapel Fiqih
Kepala Madrasah

M. ZUHRI, S.S.,M.Pd BAIQ NAZIHAH, S.PdI


NIP- NIP.

73
Lampiran 7

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP) Siklus 2
Informasi Umum

Nama penyusun : Baiq Nazihah, S.PdI


Institusi : MA Mu’allimat NW Anjani
Tahun penyusunan : 2022
Jenjang sekolah : MA
Kelas :X
Alokasi Waktu : 2x45 Menit (2 jp)

Kompetensi Awal

Siswa telah memiliki kemampuan awal dalam memahami pengertian qurban.

Profil Pelajar Pancasila :

Profil Pelajar Pancasila yang ingin dicapai adalah beriman,bertakwa kepada


Tuhan YangMaha Esa dan berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri,
gotong royong.
Sarana dan Prasarana :

Fasilitas pembelajaran yang diperlukan diantaranya LCD Projector, multimedia


pembelajaran interaktif, komputer/laptop, jaringan internet. Sarana dan
prasarana ini bisa disesuaikan dengan kondisi di sekolah masing-masing.

Target siswa

Kategori siswa dalam proses pembelajaran ini adalah siswa regular/tipikal

Jumlah siswa : 30 orang

Kesediaan Alternatif penjelasan, metode atau aktivitas untuk


materi siswa dan menejlaskan ulang materi yang sulit
dipahami
Moda Tatap muka
Pembelajaran

74
Materi ajar dan bahan :

3. Materi atau sumber pembelajaran yang utama: Buku materi Fikih untuk
MA kelas X, alat peraga pendukung, dan buku pendamping. Adapun
sumber pembelajaran dari internet diantaranya :
 http://repository.uinsu.ac.id/943/1/buku%20Pembelajaran%20FIQ
H%20Edisi%20Revisi.pdf
 https://core.ac.uk/download/pdf/323044877.pdf
 https://core.ac.uk/download/pdf/323044877.pdf
 http://repository.radenintan.ac.id/10167/1/Buku%20%26%20cove
rnya%20Buku%20Ushul%20Fiqh%20Moh%20Bahrudin.pdf
 https://books.google.co.id/books?id=MeFiDwAAQBAJ&printsec
=copyright&hl=id#v=onepage&q&f=false
4. Alat dan bahan yang diperlukan : papan tulis, spidol, alat tulis
Perkiraan biaya Rp. 2.000 (bisa berubah sesuai kondisi)
Tujuan Pembelajaran

Fase :E
Elemen : Fiqih
Tujuan pembelajaran :
Setelah mengamati, menanya, mengeksplorasi,
mengasosiasi dan mengkomunikasikan peserta didik:
5. Mampu menjelaskan pengertian qurban dan hukum
qurban
6. Mampu menjelaskan latar belakang terjadinya
ibadah qurban
7. Mampu menetapkan waktu dan tempat
menyembelih qurban
8. Mampu menentukan hewan qurban
Kata kunci : Qurban
Pertanyaan inti : 6. Jelaskan secara singkat disyariatkannya qurban?
7. Apa pendapatmu tentang panitia qurban yang banyak
membawa daging kerumahnya? Bagaimana seharusnya?
8. Jelaskan ketentuan-ketentuan pembagian daging qurban?
9. Ibu Aminah berjanji apabila telah sembuh dari sakit yang
dideritanya akan menyembelih hewan qurban. Setelah
sembuh. Menyembelih hewan qurban bagi ibu Aminah,
maka apa pendapatmu tentang hukum penyembelihan
hewan qurban bagi ibu Aminah?
10. Jelaskan cara pembagian daging qurban yang
dibenarkan?

75
Kegiatan pembelajaran utama :

Pengaturan siswa:
 Berkelompok (>4 orang)
Metode:
Kooperatif tipe jigsaw

Asasemen :

1. Asesmen dilakukan melalui asesmen individu dan kelompok


2. Jenis asesmen:
 Penilaian sikap (observasi)
 Penilaian pengetahuan
 Penilaian keterampilan

Persiapan pembelajaran : 10 menit

1. Guru memeriksa dan memastikan semua sarana dan prasarana yang diperlukan
tersedia.
2. Memastikan bahwa ruang kelas sudah bersih, aman dan nyaman
3. Menyiapkan bahan tayang dan multimedia pembelajaran interaktif

Urutan kegiatan pembelajaran:

Pendahuluan (10 menit)


4. Siswaberdoa secara bersama-sama
5. Guru menyapa setiap siswa dengan kontak mata dan menanyakan kondisi
masing-masing dan menyampaikan apersepsi.
6. Guru memberikan motivasi dan mengajukan pertanyaan yang terkait
dengan materi pelajaran, menyampaikan cakupan materi, tujuan
pembelajaran, dan kegiatan yang akan dilakukan, serta lingkup dan
teknik penilaian.
Kegiatan PembelajaranInti (60 menit)
7. Siswa memilih tema terkait materi, yakni pengertian qurban, hal-hal
yang disunatkan ketika menyembelih hewan qurban dan ketentuan-
ketentuan pembagian daging qurban
8. Guru membagi siswa menjadi empat kelompok/kelompok asal
9. Guru membuat kelompok ahli/tim ahli yang akan menjelaskan kepada
kelompok asal
10. Guru menjelaskan sub materi kepada masing – masing tim ahli.

76
11. Guru memerintahkan masing-masing tim ahli bergabung kepada masing-
masing kelompok asal untuk menjelaskan sub materi yang telah
diberikan.
12. Guru memerintahkan masing-masing kelompok asal untuk
mempresentasikan hasil diskusi/materi di didepan.
13. Guru menyampaikan poin-poin penting dari setiap materi yang telah
dipresentasikan.
Penutup Pembelajaran (10 menit)
14. Guru meminta salah satu siswa untuk mereview kegiatan pembelajaran
hari ini, sebagai bentuk refleksi akhir. Setelah selesai, siswa tersebut
kemudian memimpin doa selesai kegiatan.
15. Guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama-sama.

Deferensiasi :

 Untuk siswa yang berminat belajar dan mengeksplorasi topik ini lebih
jauh, disarankan untuk membaca materi pengertian qurban, hal-hal yang
disunantkan ketika menyembelih hewan qurban dan ketentuan-ketentuan
pembagian daging qurban.
 Guru dapat menggunakan alternatif metode dan media pembelajaran
sesuai dengan kondisi masing-masing agar pelaksanaan pembelajaran
menjadi lebih menyenangkan (joyfull learning) sehingga tujuan
pembelajaran bisa tercapai.
 Untuk siswa yang kesulitan belajar topik ini, disarankan untuk belajar
kembali pengertian qurban, hal-hal yang disunantkan ketika menyembelih
hewan qurban dan ketentuan-ketentuan pembagian daging qurban serta
manfaat dari penerapan sikap tersebut pada pembelajaran di dalam dan
atau di luar kelas sesuai kesepataan antara guru dengan siswa. Siswa juga
disarankan untuk belajar kepada teman sebaya.

Refleksi guru :

Pertanyaan kunci yang membantu guru untuk merefleksikan kegiatan pengajaran


di kelas, misalnya:
6. Apakah semua siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran?
7. Kesulitan apa yang di alami?
8. Apa langkah yang perlu dilakukan untuk memperbaiki proses belajar?
9. Apakah kegiatan pembelajaran dapat menumbuhkan kemampuan berpikir
kritispada diri siswa?
10. Apakah kegiatan pembelajaran ini bisa membangun kesadaran siswa tentang
pentingnya akhlak terhadap sesama untuk saling menghargai dan
menghormati?

77
1.2
Asesmen/Penilaian :

4. Asesmen Diagnostik (Sebelum Pembelajaran)


Untuk mengetahui kesiapan siswa dalam memasuki pembelajaran, dengan
pertanyaan:
Jawaban
Pertany
ya tidak
aan
4. Apakah sudah memahami pengertian qurban?

5. Apakah kalian ingin menguasai materi pelajaran


dengan baik?
6. Apakah kalian sudah siap melaksanakan
pembelajaran dengan metode jigsaw?

5. Asesmen Formatif (Selama Proses Pembelajaran)


Asesmen formatif dilakukan oleh guru selama proses pembelajaran
berlangsung, khususnya saat siswa melakukan kegiatan diskusi, presentasi dan
refleksi tertulis.
a. Asesmen saat jigsaw (ketika siswa melakukan kegiatan belajar dengan
metode jigsaw)
Lembar kerja pengamatan kegiatan pembelajaran denga metode jigsaw
No Nama Aspek yang diamati Skor
Siswa Ide/gagasan Aktif Kritis 1 2 3 4
1 Faula

2 Rizqi

3 dst…

Nilai = skor x 25
6. Asesmen profil pelajar pancasila
a. Penilaian spiritual
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah kalian mengetahui toleransi beragama
2. Apakah kalian memiliki akhlak kepada sesama
manusia
3. Apakah kalian memiliki akhlak kepada alam

78
4. Apakah kalian sudah menanamkan akhlak bernegara
b. Penilaian kebinekaan global
No Pernyataan Ya Tidak
1. Apakah kalian mengetahui tentang kebinekaan
2. Apakah kalian menghargai budaya bangsa Indonesia
3. Apakah kalian berkomunikasi dan interaksi antar
budaya lokal

Refleksi untuk siswa :

Nama Siswa : ..................


Kelas : ..................
Pertanyaan refleksi Jawaban Refleksi
5. Bagian manakah yang menurutmu
paling sulit dari pelajaran ini?
6. Apa yang akan kamu lakukan untuk
memperbaiki hasil belajarmu?
7. Kepada siapa kamu akan meminta
bantuan untuk memahami pelajaran ini?
8. Jika kamu diminta untuk memberikan
bintang 1 sampai 5, berapa bintang akan
kamu berikan pada usaha yang telah
kamu lakukan?

Materi pengayaan dan remedial:

Siswa yang memperoleh capaian tinggi akan diberikan pengayaan berupa


kegiatan tambahan terkait dengan kajian topik.
Sedangkan siswa yang menemukan kesulitan akan memperoleh pendampingan
dari guru berupa bimbingan personal atau kelompok dengan langkah-langkah
kegiatan yang lebih sederhana. Siswa diminta mempelajari kembali materi
qurban.

79
D. Pengertian qurban
Qurban adalah menyembelih hewan dengan niat beribadah
untuk mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan syarat-syarat dan
waktu tertentu.
E. Hukum Qurban adalah sunnah muakadah. Waktu dan Tempat
Menyembelih Qurban yaitu sejak selesai shalat Idul Adha (10
Dzulhijjah) sampai terbenam matahari tanggal 13 Dhulhijjah.
F. Ketentuan Hewan Qurban
Yang dijadikan qurban adalah hewan ternak.
4. Domba sekurang-kurangnya berumur satu tahun atau telah tanggal
giginya.
5. Unta sekurang-kurangnya berumur lima tahun
6. Sapi atau kerbau sekurang-kurangnya berumur dua tahun.
Daging qurban sebaiknya dibagikan kepada fakir miskin masih mentahan,
dengan ketentuan sebagai berikut:

1. 1/3 untuk yang berqurban dan keluarganya

2. 1/3 untuk fakir miskin

3. 1/3 untuk hadiah kepada masyarakat sekita atau disimpan agar


sewaktu- waktu bisa dimanfaatkan.
Anjani,...... April 2022
Mengetahui, Guru Mapel Fiqih
Kepala Madrasah

M. ZUHRI, S.S.,M.Pd BAIQ NAZIHAH, S.PdI


NIP- NIP.

80

Anda mungkin juga menyukai