DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS MENGWI II
Jl. Raya TumbakBayuh-Pererenan,Br. Gunungpande- Tumbakbayuh
Tlp. (0361) 8442063 , (0361) 9075411
Email: mengwidua@gmail.com,Website : http//dikes.badung.go.id/puskesmasmengwidua
No Revisi: 00
Mengetahui
Kepala UPT. Puskesmas Mengwi II
1. Pendahuluan
Pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD seperti juga penyakit menular
lainnya didasarkan pada usaha pemutusan rantai penularannya. Pada penyakti DBD
yang merupakan komponen epidemiologi adalah terdiri dari virus dengue, nyamuk
Aedes aegypti dan manusia. Belum adanya vaksin untuk pencegahan penyakit DBD
dan belum ada obat-obatan khusus untuk penyembuhannya maka pengendalian DBD
tergantung pada pemberantasan nyamuk Aedes aegypti. Penderita penyakit DBD
diusahakan sembuh guna menurunkan angka kematian, sedangkan yang sehat
terutama pada kelompok yang paling tinggi resiko terkena, diusahakan agar jangan
mendapatkan infeksi virus dengan cara memberantas vektornya (Dinkes, 2008).
2. Latar Belakang
Sampai saat ini pemberantasan vektor masih merupakan pilihan yang terbaik
untuk mengurangi jumlah penderita DBD. Strategi pemberantasan vektor ini pada
prinsipnya sama dengan strategi umum yang telah dianjurkan oleh WHO dengan
mengadakan penyesuaian tentang ekologi vektor penyakit di Indonesia. Strategi
tersebut terdiri atas perlindungan, pemberantasan vektor dalam wabah dan
pemberantasan vektor untuk pencegahan wabah, dan pencegahan penyebaran
penyakit DBD.
3. Tujuan
a. Tujuan Umum
Tujuan diadakannya program PSN ini adalah untuk memutus mata rantai
penularan DBD melalui gerakan 3M Plus, yaitu singkatan dari Menguras, Menutup,
Mengubur, serta menghindari pertumbuhan vektor-vektor baru.
b. Tujuan Khusus
Cara yang digunakan dalam PSN dikenal dengan sebutan “3M Plus”.
1. Pertama, yaitumengurasbakmandi/WCdan TPA lainnya secara teratur
sekurang-kurangnya seminggu sekali (perkembangan telur-larva-pupa-
nyamuk kurang lebih Sembilan hari), menggosok dinding bagian dalam dari
bak mandi, dan semua tempat penyimpanan air untuk menyingkirkan telur
nyamuk.
2. Kedua, menutup rapat TPA sehingga nyamuk tidak dapat masuk. Namun,
TPA tertutup lebih sering mengandung larva dibandingkan TPA yang
terbuka karena penutupnya jarang terpasang dengan baik dan sering dibuka
untuk mengambil air di dalamnya. Tempayan dengan penutup yang longgar
seperti itu lebih disukai nyamuk untuk tempat bertelur karena ruangan
didalamnya lebih gelap dari pada tempat air yang tidak tertutup sama sekali.
3. Ketiga, mengubur barang-barang yang sudah tidak terpakai agar tidak
dijadikan tempat bersarang nyamuk. Barang-barang yang sudah tidak dipakai
dan berpotens iuntuk menampung air dapat menjadi tempat yang cocok untuk
nyamuk bersarang.
6. Sasaran
Pemantauan jentik secara berkala serta pelaksanaan ABATISASI seluruh
tempat/ tempat yang teridentifikasi di wilayah UPT Puskesmas Mengwi II
(7 Desa).