Dokter Ina adalah pemilik sekaligus dokter dan manager yang bekerja di sebuah klinik pratama di kotanya. Dokter Ina merekrut beberapa orang
dokter dan karyawan untuk bekerja di kliniknya. Sebagai seorang dokter dia berusaha menjalankan prinsip five stars doctor agar pelayanan
kesehatan yang diberikan bagi pasiennya bermutu dan sesuai standar. Sebagai pemilik sekaligus manajer klinik, dr. Ina berusaha memberikan
contoh service excellent kepada dokter dan karyawan dalam bekerja agar pasien puas dan banyak berkunjung ke kliniknya. Dengan demikian,
kliniknya akan semakin berkembang dan memperoleh keuntungan.
Klinik dokter Ina mempunyai program unggulan untuk membantu meringankan beban pemerintah dalam menurunkan AKI dan AKB yang diberi
nama Program Sayang Ibu dan Anak. Program ini memberikan upaya yang komprehensif bagi kesehatan ibu hamil, bersalin dan nifas. Selain itu
kliniknya juga memberikan pelayanan imunisasi bagi bayi dan balita. Bayi yang baru lahir diberikan imunisasi Hepatitis (Hb0) intramuskular. Dokter
Ina memastikan bahwa vaksin yang ada di klinik ini diambil dan disimpan pada suhu yang dingin dan tidak expired.
Sore harinya, terdapat seorang ibu membawa anaknya yang berusia 15 bulan berobat ke kliniknya. Setelah diperiksa, rupanya anak tersebut
terkena campak. Dari anamnesis anak tersebut belum pernah diimunisasi. Dokter memberikan penjelasan kepada ibu anak tersebut mengenai
pentingnya imunisasi dasar dan lanjutan, PD3I, dan apa akibatnya jika tidak diimunisasi. Dokter menganjurkan anak ibu tersebut untuk diimunisasi
campak jika sudah sembuh. Dan jika sudah masuk sekolah dasar juga mengikuti BIAS. Walaupun program unggulannya adalah kesehatan ibu dan
anak, klinik ini juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi pasien lansia dan prolanis.
Parahnya lagi, bagi anak dengan sistem imun yang rendah (misalnya
anak yang mendapatkan pengobatan kanker, penderita HIV) rentan
terhadap penyakit campak, dan mempertinggi ancaman terhadap
kesehatan mereka.